PERAN KELEMBAGAAN PENGRAJIN KECIL DALAM MENINGKATKAN DISTRIBUSI NILAI TAMBAH INDUSTRI MEBEL. Oleh : MARGONO KETUA APKJ. Team penyusun : Legiman Arya

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN DAN ARAH PENGEMBANGAN INDUSTRI MEBEL DI JEPARA

Symposium Value Chains of Furniture, other Forest Products and Ecosystem Services IPB Convention Center, 14 February 2013

APIK BULELENG. Buleleng. Bangli. Gianyar

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. analisis data tentang pemberdayaan industri kecil gitar di desa Mancasan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

A RA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN INDUSTRI MEBEL

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN BARANG PADA GUNA LAHAN PERDAGANGAN KAYU GELONDONGAN DI KOTA JEPARA TUGAS AKHIR

Studi Dampak dari Proyek Rantai Nilai Mebel di Jepara. Ramadhani Achdiawan, Herry Purnomo and Bayu Shantiko

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN

BAB VI PENUTUP. produktif, adaptasi produk, kapasitas produksi, dokumen ekspor, dan biaya

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

.VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN. Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

LAMPIRAN I.2 : KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN U K M. JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN INOVASI PENGEMBANAGAN AGROINDUSTRI ROTAN DI KALIMANTAN TENGAH

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL GULA KELAPA DAN AREN

RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGEMBANGAN INDUSTRI KEHUTANAN BERBASIS HUTAN TANAMAN penyempurnaan P.14/2011,P.50/2010, P.38 ttg SVLK) dan update peta P3HP.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

PENETAPAN KINERJA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KOTA DEPOK

PERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENGGERAK INDOSTRI PARIWISATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali adalah pembangunan dibidang perekonomian nasional. Di era

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah.

BAB I PENDAHULUAN. terletak antara lintang selatan dan. serta Kabupaten Demak di Selatan. Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK IKM PERHIASAN JAWA TENGAH

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

KONSEP EKO EFISIENSI DALAM PEMANFAATAN KELUARAN BUKAN PRODUK DI KLASTER INDUSTRI MEBEL KAYU BULAKAN SUKOHARJO TUGAS AKHIR

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMETAAN DIGITAL LOKASI SENTRA INDUSTRI DI KABUPATEN JEPARA PADA PLATFORM ANDROID

info Mebel PLUS+ info Proyek Rantai Nilai Mebel

Pengembangan Usaha kecil dan

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

STRATEGI PENGEMBANGAN PENGUSAHA KECIL MELALUI CAPACITY BUILDING DI DAERAH TUJUAN WISATA

infomebel PLUS+ info Survei penghidupan masyarakat Jepara

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

Jurnal Sospol, Vol 2 No.1 (Juli-Desember 2016), Hlm 56-70

KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK

DINAMIKA PERKEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MEBEL KAYU DESA BULAKAN, SUKOHARJO TUGAS AKHIR. Oleh : SURYO PRATOMO L2D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KABUPATEN BONE BOLANGO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/PER/M.KUKM/XI/2005 T E N T A N G

10,3% Perbankan Komersial dan UKM. Tinjauan Bisnis. Rp 164,7 triliun

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA Tahun Anggaran 2013

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

PENATAAN SENTRA KERAJINAN UKIR DI DUKUH BUGEL DESA MULYOHARJO KABUPATEN JEPARA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB V KEMITRAAN ANTAR STAKEHOLDERS DAN ARAHAN PENINGKATANNYA DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KERAJINAN

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dikembangkan untuk mengetahui interaksi antar stakeholder dalam

BAB V HASIL PENELITIAN Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

Lima Tahun Kedua ( ) Lokasi. Setiap Sentra Cluster UMKM. Setiap Sentra UMKM. Per Kecamatan yang

Transkripsi:

PERAN KELEMBAGAAN PENGRAJIN KECIL DALAM MENINGKATKAN DISTRIBUSI NILAI TAMBAH INDUSTRI MEBEL Oleh : MARGONO KETUA APKJ Team penyusun : Legiman Arya

Pendahuluan APKJ sebagai lembaga yang terlahir dari keinginan berbagai kelompok pengrajin kayu yang di akomodir oleh CIFOR bekerjasama dengan pemerintah Jepara dalam proyek penelitian Furniture Value Chain dalam meningkatkan nilai tambah dan efisiensi bahan baku serta proses produksi mebel ukir Jepara.

Profil APKJ APKJ lembaga sosial yang independen serta memiliki sistim kemitraan terbuka. APKJ sebagai lembaga yang menyerap dan menyuwarakan aspirasi pengrajin kecil jepara. APKJ sebagai asosiasi yang mewakili seluruh pengrajin kayu dari berbagai kelompok produk kerajinan yang tersebar diseluruh wilayah Jepara. APKJ lembaga yang membangun sinergi dalam berbagai program antar pihak untuk mendorong terciptanya kemandirian usaha kecil. Menjaga serta melestarikan budaya ukir dan mebel jepara untuk ditumbuh kembangkan dalam nilai kreatif dan inovatif serta kompetitif yang memiliki dampak ekonomi.

Visi APKJ Pemberdayaan Potensi Pengrajin kecil untuk mandiri yang berdaya saing di pasar global. Terwujudnya kemitraan antar pengrajin kecil untuk kesejahtraan bersama. Membangun citra Jepara sebagai industri mebel dan seni ukir yang unik dan berkualitas

Misi APKJ Pemberdayaan pengrajin kecil agar memiliki posisi tawar. Menciptakan keadilan harga pasar yang sehat. Mempermudah akses permodalan. Memperpendek mata rantai distribusi bahan baku. Pusat komunikasi dan informasi pengrajin. Membangun jaringan dan komunikasi pasar yang luas.

Permasalahan Umum yang dihadapi Pelaku Industri Kecil Masih rendahnya SDM pelaku industri kecil yang bisa mempengaruhi produktifitas yang berdampak terhadap rendahnya kuwalitas serta nilai tawar yang tidak sehat. Bahan baku kayu serta bahan -bahan pendukung yang terus melonjak harganya membuat pelaku industri kecil utamanya di jepara menjadi terpuruk bahkan semakin merosot jumlahnya, karena banyak yang koleb. Kebijakan pemerintah yang tidak berpihak sepenuhnya terhadap pelaku usaha kecil / UMKM mendorong kedalam persoalan-persoalan yang rumit dan tidak tepat sasaran sehingga mempengaruhi berkurangnya pertumbuhan pelaku usaha kecil. Akses permodalan dengan bunga ringan masih sulit dijangkau oleh pelaku industri kecil/umkm sehingga banyak pelaku usaha yang terjebak di permainan rentenir hingga menimbulkan kebangkrutan serta hilangnya lapangan pekerjaan. Tidak memiliki akses pasar secara luas dan langsung karena terbatasnya SDM dan permodalan menjadikan pelaku usaha kecil khususnya pengrajin di jepara pasarnya dikuwasai para tengkulak dan broker yang selalu menekan harga dan mempersulit pembayaran serta mengakibatkan berkurangnya pendapatan. Lemahnya sinergitas pihak-pihak terkait yang bisa memberikan pendampingan kepada para pelaku usaha kecil secara kongkrit dan riil dari hulu sampai hilir.

Upaya APKJ dalam Meningkatkan SDM Melibatkan para anggota dalam pelatihan-pelatihan yang difasilitasi pihak pemerintah melalui dinas-dinas terkait dalam hal desain, IT, manajemen, komunikasi, marketing, kewirausahaan dll. Membangun kerjasama dengan lembaga nasional dan internasional yang terkait dengan tehknologi kehutanan seperti CIFOR, ACIAR, IPB, LITBANG, FORDA, UGM, PIKA dalam bidang pengeringan, pengawetan, Konstruksi dan finshing, dll. Mendorong implementasi berbagai pelatihan dalam kehidupan tata laksana industri menuju kehidupan usaha yang lebih berkualitas Meningkatkan produk-produk berkualitas yang memiliki standar ekspor dengan mengacu pada green produk untuk memperoleh kepercayaan pasar

Upaya APKJ dalam Memenuhi Tuntutan Permodalan Terbentuknya koperasi / KSU APKJ sebagai lembaga yang mampu mengakses lembaga permodalan baik dari pemerintah maupun non pemerintah untuk dapat disalurkan kepada para anggota dalam menunjang produktifitas usahanya.` Menjalin hubungan baik dengan pemerintah lewat Disperindag sebagai mediator dalam mendekatkan akses modal dari pihak perbankan atau pihak terkait. Membangun kerjasama dengan beberapa lembaga terkait yang memiliki program pinjaman lunak dengan suku bunga yang ringan sebagai kemitraan yang saling menguntungkan. Menjembatani terserapnya pinjaman dengan suku bunga ringan seperti KUR dan sejenisnya untuk menunjang para pengrajin kecil yang kurang sehat.

Upaya APKJ dalam Memenuhi Kebutuhan Bahan Baku Produksi Membangun komunikasi dengan para petani hutan untuk memperoleh informasi kayu secara langsung dan bisa dilanjutkan dengan adanya kerjasama yang saling menguntukan antara kelompok tani dan para pelaku industri. Melakukan penanaman dan memperkenalkan tanaman kayu cepat tumbuh, utamanya pohon jati hasil penemuan penelitian kehutanan untuk memenuhi kebutuhan kayu industri dalam jangka pendek dan menengah. Proaktif dalam menyuarakan perlunya pelaku usaha di bidang perkayuan agar bisa memiliki produk-produk ramah lingkungan dan melengkapi dokumen kayu legal sebagai bentuk dukungan adanya program SVLK.

Upaya APKJ Meningkatkan Jaringan Pasar Mengikutsertakan produk-produk anggota APKJ dalam event-event pameran berskala nasional dan internasional. Pemanfaatan website sebagai media online dalam melakukan promosi secara lebih luas, serta penyediaan katalogue dan media-media pendukung yang lain. Menginformasikan jenis-jenis produk mebel dan ukir Jepara melalui Peta Wisata Belanja Mebel Jepara utamanya di sentral patung dan Sentra Relief yang menjadi Icon ukir Jepara Menyentralkan produk-produk berkualitas milik anggota APKJ yang dikemas dalam KUB (Kelompok Usaha Bersama) berbentuk workshop dan showroom sebagai bentuk pelayanan langsung terhadap para customer yang menampilkan produk berkualitas serta memiliki legalitas dokumen.

TERIMAKASIH