BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
ORGANIZATIONAL BEHAVIOR. Motivasi Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Riset Per iila il k O u rgan isas

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

KONSEP DASAR MOTIVASI. Oleh : Desy Herma Fauza, SE., MM

Motivasi dan Kepemimpinan

Definisi. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA. Disusun oleh: Ida Yustina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL KEDUA MOTIVASI KERJA. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si

Motivasi. Hendra Wijayanto

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran.

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

merasa dirinya penting (sense of importance) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement) 4) Esteem or status needs

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Individu - Organisasi dan Motivasi

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HAKEKAT MOTIVASI KERJA WIDYAISWARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dalam hidupnya. Keinginan dan kebutuhan inilah yang memotivasi seseorang

NEEDS DRIVES INCENTIVES

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Pengertian Sumber Daya manusia

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

Motivasi penting dikarenakan :

Pokok-pokok bahasan: Definisi Motivasi Motivasi dan Kinerja Perkembangan Teori Motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Motivasi untuk Berprestasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

Modul ke: MOTIVASI SUKSES. 12Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Aldizar, LSQ, MA. Program Studi Akuntansi

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Motivasi. proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab mempunyai pengaruh

MOTIVASI. Pengertian Motivasi Definisi Motivasi Dimensi Motivasi Teori Motivasi. 1

Bab 2 Landasan Teori

TEORI MOTIVASI PENDAHULUAN TEORI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW. The Motivational Process: An Initial Model. Need deficiencies

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

Konsep - Konsep Motivasi Dasar

MOTIVASI KERJA. Imam Gunawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

KELOMPOK 3. Mia Resmiati Novi Febriyanti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN PUSTAKA. sesuatu dalam pencapaiaan tujuan yang telah ditetapkan (Manulan, 1981)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan.

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA TUKANG PADA BEBERAPA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS. sasaran / kriteria / yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja pegawai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Porter dan Lawler (dalam Kreitner & Kinicki, 2004) menyatakan. atau ekstrinsik (gaji dan pengakuan dari publik).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan di KOP

PERILAKU KEORGANISASIAN IT

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Hana_kyu MOTIF DAN MOTIVASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pimpinan mampu mempengaruhi motivasi kerja SDM-nya agar mereka mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang mampu mengembangkan hasil belajar semaksimal mungkin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sutrisno (2013:109) mengemukakan motivasi adalah faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh

Peranan & Fungsi Motivasi Kerja

Landasan hubungan interaksi antara karyawan dan majikan yang. Kepuasan dan motivasi bergantung pada kontrak psikologis antara organisasi dan karyawan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MOTIVASI. MOTIVASI keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai tujuan

Menurut Flippo yang dikutip oleh Hasibuan (2001:11), menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Kerja a. Pengertian Motivasi Motivasi dalam bahasa latin Movere yang mempunyai arti sebagai dorongan atau daya penggerak. Motivasi menurut (Riggio, 2013) motivation is the force that energizes, directs, and sustains behavior motivasi adalah kekuatan yang memberikan energi, mengarahkan, dan memelihara perilaku. Motivasi merupakan proses psikologis dari interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan pada diri tenaga kerja (Waluyo, 2013). Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang menyebabkan timbulnya dorongan terhadap kegiatan dan mengarah pada tujuan (Kreitner dan Kinicki, 2014). Motivasi adalah suatu keinginan dalam diri tenaga kerja yang menyebabkan orang tersebut melakukan suatu tindakan atau bertindak (Noor, 2013). Definisi lain oleh (Malayu, 2005) motivasi yaitu pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja tenaga kerja, agar mereka mau bekerja sama, kerja efektif dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan. Motivasi merupakan keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu dengan 6

7 kata lain, motivasi ialah kesediaan mengerahkan usaha setinggitingginya untuk mencapai tujuan organisasi (Sutrisno, 2009). Selain itu, terdapat pendapat lain tentang motivasi dimana motivasi adalah proses dimana suatu kebutuhan mendorong tenaga kerja untuk melakukan serangkaian kegiatan mengarah pada tercapainya tujuan tertentu (Munandar, 2001). Berdasarkan definisi -definisi tersebut, maka dapat disintesiskan bahwa motivasi adalah dorogan dalam dan luar diri untuk melakukan aktivitas pekerjaan dalam mencapai tujuannya. b. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi kerja adalah keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakkan orang melakukan tugas kerja sehingga dapat mencapai tujuan organisasinya (Noor, 2013). Pendapat lain mengenai motivasi kerja motivation is a cognitive process and that workers rationally weigh the advantages and disadvantages of expending work energy dapat diketahui bahwa motivasi kerja proses kognitif pada tenaga kerja secara rasional menimbang keuntungan dan kerugian dari pengeluaran energi pada saat bekerja (Riggio, 2013). Definisi motivasi kerja menurut Newstrom (2011) Work motivation is the result of a set of internal and eksternal forces that cause an employee to choose an appropriate course of action and engage in certain behavior. Motivasi kerja adalah hasil dari serangkaian dorongan baik internal dan eksternal yang menyebabkan seorang

8 tenaga kerja bertindak secara tepat dan terlibat dalam perilaku tertentu. Motivasi kerja tenaga kerja dapat lebih bercorak proaktif atau reaktif. Pada motivasi yang proaktif, orang akan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaan sehingga berusaha untuk mencari, menemukan, dan menciptakan peluang dimana ia dapat menggunakan kemampuannya untuk performance yang tinggi. Sebaliknya, motivasi kerja tenaga kerja yang lebih reaktif, cenderung menunggu upaya atau tawaran dari lingkungannya. Tenaga kerja baru akan bekerja jika didorong, dipaksa (dari luar dirinya) untuk bekerja (Waluyo, 2013). Terkait dengan motivasi organisasi kerja, perlu kita pahami, lima fungsi utama manajemen yaitu: planning, organizing, staffing, leading, dan controlling. Memotivasi organisasi kerja merupakan kegiatan kepemimpinan yang termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan ketua organisasi kerja untuk memotivasi anggotanya akan sangat menentukan efektivitas ketua. Motivasi organisasi kerja memegang peranan yang tidak bisa diremehkan. Banyak cara yang bisa dilakukan, baik secara formal maupun informal. Baik secara organisatoris maupun pendekatan secara personal. c. Teori Motivasi 1) Teori Abraham H. Maslow (Need Theory) Teori yang disampaikan oleh Maslow yaitu teori tata tingkat kebutuhan merupakan teori motivasi yang paling luas

9 dikenal. Dasar dari teori Maslow bahwa manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai keinginan, keinginan ini terus menerus dan baru berakhir pada akhir hayatnya. Suatu kebutuhan telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi tenaga kerja (Malayu, 2005). Maslow mengemukakan motivasi merupakan fungsi dari lima kebutuhan dasar tenaga kerja yang disusun berdasarkan hierarki bertingkat (Kreitner, Kinicki, 2014). Maslow's need hierarchy model essentially says that people have a variety of need they wish to satisfy, multiple needs operate simultaneously, all need levels are often partially satisfied and that gratified needs are not as strongly motivating as unmet needs. (Newstrom, 2011). Teori ini mencoba mencari tahu kebutuhan apa yang dapat memuaskan dan mendorong semangat kerja tenaga kerja. Setiap manusia memiliki kebutuhan dalam kehidupannya, yang terdiri dari kebutuhan fisik, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan manusia mempunyai tingkatan dari rendah sampai pada kebutuhan prioritas tinggi (Noor, 2013). a) Kebutuhan Fisiologi (Physiological Needs) Kebutuhan untuk bertahan hidup pada tenaga kerja seperti makan, minum, udara, perumahan dan lain-lain (Waluyo, 2013). Kebutuhan fisiologikal merupakan

10 kebutuhan dasar yang apabila tidak terpenuhi, eksistensi tenaga kerja akan berhenti (Munandar, 2001). b) Kebutuhan rasa aman (Safety) Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan perlindungan dari gangguan baik yang berasal dari manusia maupun mahkluk lainnya (Noor, 2013). Kebutuhan akan keamanan dari kecelakaan dan keselamatan dalam bekerja (Sutrisno, 2009). Kemanan dari kekerasan fisik dan psikis (Kreitner, dan Kinici, 2014). c) Kebutuhan Sosial (Affiliation) Manusia adalah makhluk sosial sehingga tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri melainkan ingin utntuk hidup berkelompok (Malayu, 2005). Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk berinteraksi dengan anggota masyarakat yang lain (Noor, 2013). Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan persahabatan, cinta kasih, rasa memiliki dalam pekerjaan (Munandar, 2001). d) Kebutuhan penghargaan diri (Esteem or Status or Needs) Esteem or Status or Needs merupakan sebuah kebutuhan akan penghargaan diri serta penghargaan yang diberikan dari tenaga kerja lain di lingkungan kerja (Malayu, 2005). Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain termasuk percaya diri dan kekuatan (Kreitner, dan Kinicki, 2014).

11 Kebutuhan harga diri terdiri dari dua jenis mencakup faktor internal dan eksternal dimana setiap tenaga kerja berkeinginan untuk diakui akan prestasi kerjanya (Munandar, 2001). e) Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization) Kebutuhan aktualisasi diri adalah suatu kebutuhan untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya (Munandar, 2001). Kebutuhan untuk merealisasikan potensi pada diri sendiri untuk pengembangan dan kelanjutan untuk menjadi kreatif (Noor, 2013). Untuk memnuhi kebutuhan ini tenaga kerja bertindak atas kesadaran diri sendiri dan merupakan keinginan dari diri tenaga kerja tersebut (Sutrisno, 2009). 2) Teori Frederick Herzberg (Motivation-Hygene Theory) Teori Herzberg ini mencari sebab kepuasan dan ketidakpuasan dari tenaga kerja terhadap pekerjaan yang terbagi ke dalam faktor hygiene (faktor ekstrinsik/maintenance factor/faktor pemeliharaan) atau faktor yang menimbulkan ketidakpuasan dan faktor motivator (faktor intrinsik/ motivation factor) merupakan faktor yang menimbulkan kepuasaan kerja (Noor, 2013). Faktor pemeliharaan berhubungan dengan hakikat manusia untuk memperoleh ketentraman badaniah (Malayu, 2005). Faktor pemeliharaan terdiri dari gaji atau upah (wages or

12 salaries), kondisi kerja (working condition), kebijakan dan administrasi perusahaan, hubungan antar personal, pengawasan atau supervisi. Faktor pemeliharaan dapat menyebabkan ketidakpuasan dan ketidakhadiran dari tenaga kerja bahkan sampai menyebabkan seorang tenaga kerja keluar dari pekerjaannya maka penting pimpinan memperhatikan dari adanya faktor ini (Sutrisno, 2009). Faktor motivator merupakan faktor yang mendorong tenaga kerja utnuk mencapai kepuasan kerja didalamnya terdiri atas prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, capaian, dan pengakuan (Noor, 2013). Faktor motivator merupakan faktor yang menimbulkan motivasi kerja bercorak proaktif, sedangkan faktor hygiene menghasilkan motivasi kerja yang reaktif (Munandar, 2001). Dala m penerapan di lingkungan kerja penting adanya kesimbangan antara faktor hygiene dan faktor motivator agar tidak menimbulkan pekerjaan menjadi tidak efesien dan efektif (Noor, 2013). 3) Teori Alderfer (Exixtence, Relatedness, And Growth) Teori Exixtence, Relatedness, And Growth (ERG) adalah modifikasi dari teori kebutuhan Maslow (Munandar, 2001). Teori Alderfer membagi kebutuhan manusia menjadi 3 kebutuhan yaitu: a) Kebutuhan akan keberadaan (Exixtence Needs) Kebutuhan akan pemenuhan kebutuhan fisiologis (Physicological Needs) dan kebutuhan terhadap rasa aman

13 (Safety Needs) yang dikemukakan oleh Maslow (Munandar, 2001). b) Kebutuhan akan Afiliasi (Relatedness Needs) Kebutuhan yang menekankan pada hubungan tenaga kerja dengan lingkungan sosial di lingkungan sekitar dalam teori Maslow kebutuhan ini erat kaitannya dengan kebutuhan sosial (Noor, 2013). c) Kebutuhan akan Kemajuan (Growth Needs) Merupakan suatu kebutuhan pada diri tenaga kerja untuk maju dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya (Waluyo, 2013). Perbedaan teori Alderfer dengan teori Maslow : (1) Dalam teori ERG kebutuhan satu dengan lainnya saling berkaitan. Jadi kebutuhan tidak selalu bertingkat seperti yang diungkapkan oleh Maslow (Kreitner, dan Kinicki, 2014). (2) Teori ERG mengatakan bahwa apabila kebutuhan yang lebih tinggi sulit untuk dipenuhi maka keinginan untuk pemuasan kebutuhan yang lebih rendah menjadi meningkat (Malayu, 2005).

14 4) Teori David McClelland (Mc Clelland s Achievement Motivation Theory) This theory states that three needs are central to work motivation : the needs for achievement, power, and affiliation. Teori ini membagi 3 kebutuhan dasar dalam motivasi kerja yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kekuasaan, dan berafiliasi (Riggio, 2013). a) Kebutuhan akan prestasi (n-ach) Dorongan kuat untuk berhasil dalam bekerja dimana tenaga kerja melakukan pekerjaannya dengan lebih baik serta efisien jika dibandingkan dengan sebelumnya (Munandar, 2001). Dorongan untuk mengungguli, berprestasi di atas standar untuk sukses (Noor, 2013). Kebutuhan ini ber kaitan dengan usaha yang dilakukan untuk mencapai prestasi (Sutrisno, 2009). b) Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow) Kebutuhan untuk mempunyai kekuasaan dimana tenaga kerja ingin untuk menguasai, mempengaruhi serta mengendalikan orang lain (Munandar, 2001; Sutrisno, 2009). Kebutuhan ini merangsang dan memotivasi tenaga kerja dengan mengerahkan seluruh kemampuan demi mencapai kedudukan dalam organisasi (Noor, 2013).

15 c) Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-afill) The desire to be liked and accepted by others, keinginan untuk di sukai dan diterima oleh orang lain (Riggio, 2013). Kebutuhan ini didasarkan bahwa sesorang hidup ingin diterima oleh orang lain, dihormati oleh orang lain, serta turut serta/berpartisipasi (Kreitner, dan Kinicki 2014). 5) Teori VH Vroom Teori yang dikemukakan oleh VH Vroom disebut dengan teori harapan (Expectancy Theory), dalam teori ini kekuatan dalam memotivasi tenaga kerja tergantung dari hubungan antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan (Munandar, 2001). Motivasi adalah fungsi dari banyaknya keinginan dan besar kemungkinan dari keinginan tersebut untuk dapat tercapai (Sutrisno, 2009). 6) Teori X dan Y dari Douglas Mc. Gregor Teori ini menurut Malayu (2005) membedakan manusia secara tegas dan jelas kedalam dua kategori yaitu sebagai penganut teori X (Teori Tradisional) dan penganut teori Y (Teori Demokratik). Teori X diasumsikan bahwa tenaga kerja memiliki sifat malas dan tidak suka bekerja, lebih senang diberikan petunjuk praktis, tidak peduli dengan tujuan organisasi, dan tidak berambisi untuk berprestasi optimal (Malayu, 2005; Noor, 2013).

16 Untuk memotivasi harus dilakukan dengan cara ketat, dipaksa dan diarahkan (Malayu, 2005). Teori Y merupakan kebalikan dari teori X dimana dalam teori ini tenaga kerja diasumsikan memiliki sifat rajin, senang bekerja, berusaha mencapai sasaran organisasi, berambisi untuk maju. Menurut teori ini memotivasi tenaga kerja dilakukan dengan peningkatan partisipasi dari tenaga kerja (Riggio, 2013). 7) Teori Motivasi Proses Teori motivasi proses pada dasarnya menjawab bagimana tenaga kerja bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer (Kreitner dan Kinicki, 2014). Teori motivasi proses terdiri dari 4 teori yaitu teori pengukuhan (Reinforcement Theory), teori penetapan tujuan (Goal Setting Theory), teori keadilan (Equity Theory) dan teori harapan (Expectacy). a) Teori Pengukuhan Aturan pokok dalam teori ini yaitu berhubungan dengan pemerolehan jawaban yang benar dan penghilangan jawaban salah (Munandar, 2001; Waluyo, 2013). Pengukuhan dapat terjadi positif atau negatif. b) Teori Penetapan Tujuan Goal setting works as motivational process because it creates a discrepancy between current and expected performance (Newstrom, 2011) yang diartikan

17 sebagai penetapan tujuan sebagai motivasi proses oleh karena terciptanya perbedaan antara kinerja saat ini dengan apa yang diharapkan. c) Teori Keadilan Atasan harus bertidak secara adil pada seluruh tenaga kerja dengan menilai secara objektif bukan atas dasar rasa suka atau tidak suka. Apabila prinsip ini diterapkan maka semangat kerja tenaga kerja dapat meningkat (Riggio, 2013). d) Teori Harapan Kekuatan memotivasi tenaga kerja tergantung dari hubungan antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan (Waluyo, 2013). d. Jenis-jenis Motivasi Malayu (2005) mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut: 1) Motivasi Positif (Insentif Positif) Motivasi Positif adalah motivasi dengan memberikan hadiah kepada tenaga kerja yang memiliki prestasi lebih dari prestasi pada umumnya. 2) Motivasi Negatif (Insentif Negatif) Motivasi Negatif adalah motivasi dengan memberikan hukuman bagi tenaga kerja. Motivasi negatif ini memberikan

18 semangat kerja pada tenaga kerja dalam waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik. e. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Herzberg (1959) faktor yang mempengaruhi motivasi kerja terdiri dari 2 faktor yaitu faktor pemuas (motivation factor) disebut dengan satisfier atau faktor intrinsik dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang disebut Dissatisfier atau faktor ekstrinsik (Munandar, 2001; Malayu, 2005). 1) Faktor Pemuas atau Satisfier teridiri dari : a) Tanggung jawab (Responsibility) b) Kemajuan (Advancement) c) Pekerjaan itu sendiri (The Work it self) d) Capaian (Achievement) e) Pengakuan (Recognition) 2) Faktor pemelihara atau Dissatisfier teridiri dari : a) Administrasi dan kebijakan perusahaan (Company Policy and Administration) b) Penyeliaan (Supervision) c) Gaji (Salary) d) Hubungan antar pribadi (Interpersonal Relationship) e) Kondisi Kerja (Work Condition)

19 2. Produktivitas dan Produktivitas Kerja a. Pengertian Produktivitas Produktivitas merupakan hubungan antara barang dan jasa yang dihasilkan beserta sumber masukan (input) dinyatakan sebagai rasio besarnya keluaran (output) terhadap masukan (input) (Timpe, 1992). Produktivitas merupakan adalah perbandingan keluaran dan masukan serta cara pemanfaatan dengan baik terhadap sumber dalam kegiatan produksi barang atau jasa (Malayu, 2005). Produktivi tas adalah hubungan kualitas yang dihasilkan dengan jumlah kerja untuk mencapai hasil. Secara umum Produktivitas merupakan rasio antara kepuasan atas kebutuhan dengan pengorbanan yang dilakukan (Betanursanti, dan Marman, 2013). Produktivitas adalah menghasilkan sesuatu lebih banyak dan berkualitas dengan usaha sama (Anoraga, 2014). Secara teknis produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran (output) terhadap masukan (input). Idealnya penilaian produktivitas dilakukan terhadap keluaran total dan masukan total, tetapi tidak selalu mudah dilaksanakan sehingga dipakai penilaian parsial misalnya keluaran dalam bentuk hasil pelaksanaan kerja per unit waktu terhadap masukan yang diperuntukkan bagi intervensi kesehatan (Suma mur, 2009). b. Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas kerja adalah rasio hasil kerja dengan kebutuhan waktu untuk menghasilkan barang produk dari tenaga kerja (Sutrisno,

20 2009). Produktivitas tenaga kerja merupakan efisiensi proses produksi dari sumber daya yang digunakan (Anoraga, 2014). c. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas 1) Pekerjaan yang menarik Pekerjaan yang menarik dapat membuat tenaga kerja senang dengan pekerjaannya. Perasaan senang terhadap pekerjaan inilah yang dapat meningkatkan mutu dari hasil produksi (Anoraga, 2014). 2) Sikap mental, motivasi, disiplin dan etos kerja Seorang tenaga kerja dengan sikap mental, motivasi yang tinggi serta disiplin dan etos kerja yang tinggi akan selalu memacu dirinya untuk bekerja lebih produktif (Boediono, 2003). 3) Kesehatan dan gizi kerja Terjaganya kesehatan dan status gizi dari tenaga kerja akan berdampak pada daya tahan tubuh tenaga kerja yang baik sehingga tidak mudah untuk terserang penyakit. Ketahanan tubuh yang baik membantu tenaga kerja untuk tetap dapat bekerja dengan baik dan tercapai produktivitas kerja (Boediono, 2003). 4) Keterampilan. Keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja membuat tenaga kerja lebih terampil sehingga lebih cekatan dalam menyelesaikan pekerjaan dan mampu mencapai target sehingga produktivitas kerja dapat tercapai (Boediono, 2003).

21 5) Pendidikan Dengan adanya pendidikan membuat tenaga kerja tahu dan mengerti cara-cara bekerja yang lebih efisien dan efektif (Boediono, 2003). 6) Lingkungan kerja yang baik Bila lingkungan kerja telah baik maka akan menciptakan kenyamanan bagi pekerja sehingga pekerja dapat bekerja tanpa ada gangguan dari lingkungan kerja sehingga tenaga kerja dapat produktif (Anoraga, 2014). 7) Usia Usia mempengaruhi produktivitas pada usia 25-55 merupakan usia dengan tingkat produktivitas kerja relatif lebih besar. Pada usia diatas 55 tahun sudah mengalami penurunan kemampuan untuk bekerja dan tingkat produktivitas kerja mulai mengalami penurunan (Andrianto, 2014). 8) Masa Kerja Semakin lama bekerja dibidang yang ditekuni maka keterampilan dan keahlian yang dimiliki akan meningkat. Peningkatan keterampilan dan keahlian disebabkan oleh karena pengalaman kerja yang cukup. Dengan pengalaman kerja yang dimiliki maka produktivitas akan mudah untuk dicapai (Andrianto, 2014). Menurut Handoko (2007) masa kerja terbagi ke dalam 2 kategori yaitu :

22 1) Masa kerja kategori baru 3 tahun 2) Masa kerja kategori lama > 3 tahun d. Cara Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivas kerja menurut Boediono (2003) dinyatakan sebagai rasio output dan input. Pengukuran produktivitas dapat diformulasikan sebagai : P = dimana : P = Produktivitas O = Keluaran (output) I = Masukan (input) Pengukuran produktivitas paling sedikit ada 2 jenis tingkat perbandingan yang berbeda menurut Sinungan (2009 ), yakni produktivitas total dan produktivitas parsial. Total produktivitas = Produktivitas perusahaan dapat dinyatakan sebagai berikut : Pt = Pt = Produktivitas total (total productivity) L = Faktor masukan tenaga kerja (labour input factor) C = Faktor masukan modal (capital input factor) R = Masukan bahan mentah dan baang-barang yang dibeli ( raw material and purchased parts input) Q = Faktor masukan barang-barang dan jasa-jasa yang beraneka macam (other miscellaneous goods and service input factor) Ot = Hasil total (total output) Menurut Boediono (2003), setiap sumber daya mempunyai produktivitas sendiri (produktivitas parsial). Produktivitas parsial =

23 Produktivitas parsial dari masing-masing sumber daya dihitung sebagai berikut : a. Produktivitas tenaga kerja = b. Produktivitas modal = c. Produktivitas bahan = d. Produktivitas teknologi = 3. Hubungan Faktor Motivasi Kerja Dengan Produktivitas Kerja Motivasi merupakan faktor pendorong tenaga kerja untuk melakukan suatu aktivitas atau bekerja. Faktor motivasi berasal dari dalam/intrinsik (satisfier factor) dan luar/ekstrinsik (dissatisfier factor) dari tenaga kerja. Semakin termotivasi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan maka peroduktivitas kerja tenaga kerja tersebut tinggi. Sebaliknya jika tenaga kerja tidak termotivasi dalam suatu pekerjaan maka produktivitas kerja dari tenaga kerja rendah. (Sutrisno, 2009 ; Umaternate, 2015). Motivasi merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas. Peningkatan produktivitas ini diperoleh dari cara menyentuh sisi psikologis tenaga kerja dengan memberikan motivasi akan memacu semangat dalam bekerja. Semangat kerja ini mendorong tenaga kerja untuk bekerja secara lebih efisien dan efektif. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dapat terwujud dengan adanya motivasi melalui bentuk perilaku produktif (Sutrisno, 2010). Semangat kerja dapat timbul baik dari dalam maupun dari luar diri tenaga kerja. Semangat kerja ini memacu tenaga kerja untuk selalu

24 memperbaiki cara dalam bekerja. Perbaikan cara dalam bekerja ini ditunjukkan dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam bekerja. Perilaku efektif menghasilkan kinerja yang sesuai dengan rencana. Perilaku efektif dapat terwujud apabila tenaga kerja memiliki semanagat untuk mencapai tujuan, disiplin dan mempunyai daya juang yang baik. Perilaku efisien merupakan tindakan-tindakan untuk mengupayakan penghematan penggunaan sumber daya dan mengusahakan untuk hasil keluaran (output) lebih banyak daripada penggunaan sumber daya. Perilaku efisien ini muncul ketika tenaga kerja mampu menjaga kedisiplinan dalam bekerja. Perilaku efektif dan efisien ini terbentuk dari adanya motivasi yang mendorong tenaga kerja memiliki semangat untuk melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dalam mencapai produktivitas kerja. (Boediono, 2003; Sinungan, 2009)

25 B. Kerangka Pemikiran Faktor Satisfier 1. Tanggung jawab 2. Kemajuan 3. Pekerjaan itu sendiri 4. Capaian 5. Pengakuan MOTIVASI KERJA PERILAKU PRODUKTIF Faktor Dissatisfier 1. Administrasi dan kebijakan perusahaan 2. Penyeliaan 3. Gaji 4. Hubungan antar pribadi 5. Kondisi Kerja PRODUKTIVITAS KERJA KETERAMPILAN PENDIDIKAN USIA MASA KERJA PEKERJAAN YANG MENARIK LINGKUNGAN KERJA KESEHATAN DAN GIZI KERJA Gambar 1. Kerangka Pemikiran C. Hipotesis Ada Hubungan Faktor Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja Tenaga Kerja Bagian Sewing di CV S Sukoharjo.