BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Motivasi Kerja 1.1 Definisi Motivasi Kerja Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers & Porter, 1975 dalam Wijono, 2010). Motivasi juga sering diartikan sebagai dorongan. Dorongan tersebut merupakan gerakan untuk melakukan sesuatu dari jiwa dan jasmaniah. Sehingga juga disebut suatu drifing force yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku dan memiliki target dalam setiap hal yang dikerjakannya (As ad, 1995). Hal ini menjelaskan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menjadikan atau melatarbelakangi seseorang melakukan suatu hal dalam mencapai tujan tertentu. Wexley dan Yulk (1977 dalam As ad, 1995) mendefinisikan motivasi sebagai sesuatu yang menimbulkan motif atau hal yang merupakan motif. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi kerja adalah suatu hal yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja dan juga sering disebut sebagai pendorong semangat kerja (Robbins & Judge, 2008). 1.2 Teori Motivasi Kerja Banyak teori motivasi yang telah berkembang seiring dengan bertambahnya minat dan perkembangan ilmu tentang motivasi. Ada beberapa teori motivasi kerja yang secara umum selalu dihubungkan dengan tindakan kerja yakni, teori

2 hierarki kebutuhan Maslow, teori motivasi Mc Clelland, dan teori kebutuhan ERG (Existence, Relatedness, Growth) (Wijono, 2010) Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda dan hal ini tergantung pada kepentingan individu itu sendiri. Teori ini dikembangkan oleh Abraham Maslow pada tahun 1970 yang disebut sebagai need hierarchy theory dengan menyusun kebutuhan manusia dalam lima tingkatan yang akan dicapai menurut tingkat kepentingannya (Wijono, 2010). Menurut Maslow, lima kelompok kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman atau keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan harga diri atau penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi diri (Wexley & Yulk, 2003) Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs) Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan tingkat pertama yang harus dipenuhi sebelum mencapai kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer karena dibutuhkan oleh semua orang untuk meneruskan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dalam masyarakat biasanya dihubungkan dengan uang. Uang yang dihasilkan digunakan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan fisiologis seseorang (Moekijat, 1984). Kebutuhan ini terdiri atas makan, minum, pernapasan, sandang, tempat berlindung, tidur, sex dan kesejahteraan individu (Munandar, 2001). Seorang karyawan akan terlebih dahulu menginginkan pekerjaan yang memberikan gaji yang memadai untuk mencukupi atau memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Setelah kebutuhan ini dipenuhi

3 barulah akan muncul keinginan untuk memenuhi kebutuhan berikutnya yaitu keamanan Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs) Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan tingkat kedua yang akan dipenuhi setelah kebutuhan fisiologis dipenuhi. Pada dasarnya kebutuhan ini merupakan kebutuhan akan pemeliharaan atau penjagaan diri. Yang termasuk dalam kebutuhan ini adalah kestabilan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa takut dan ancaman, kebutuhan dalam mengikuti peraturan secara struktural, peraturan dan tata tertib, undang-undang dan batasan-batasan tertentu. Kalau dikaitkan dengan pekerjaan maka kebutuhan akan keamanan jiwa dan keselamatan sewaktu bekerja, juga termasuk perasaan aman akan benda yang ditinggal saat bekerja. Kebutuhan ini juga menyangkut keprihatinan akan jaminan masa depan karyawan. Contoh, setiap karyawan tidak hanya menginginkan gaji yang memuaskan melainkan menginginkan pekerjaan yang dapat memberi keselamatan dan keamanan serta bebas dari ancaman maupun kehilangan saat bekerja (Wijono, 2010) Kebutuhan Sosial (Social and Belongingness Needs) Manusia adalah makhluk sosial, oleh karena itu manusia juga memiliki kebutuhan sosial. Yaitu kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain. Individu akan memerlukan teman dan perhatian dari seseorang. Beberapa kebutuhan sosial tersebut yaitu: kebutuhan akan penerimaan orang lain dimana dia bekerja dan hidup, kebutuhan untuk

4 dihormati karena setiap manusia merasa dirinya penting, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk bisa berpartisipasi (sense of participation) (As ad, 1995). Sebagai contoh, seorang pekerja ingin dapat berinteraksi dengan orang lain dan menginginkan dirinya untuk dikasihi dan diterima oleh orang lain agar tidak merasa kesepian sehingga dapat berprestasi dalam bekerja Kebutuhan Akan Harga Diri (Esteem Needs) Kebutuhan harga diri dapat dibagi menjadi dua kategori. Pertama (internal), adalah kebutuhan terhadap kekuasaan, berprestasi, pemenuhan diri, kekuasaan, dan kemampuan untuk memberi keyakinan, dan kehidupan serta kebebasan. Kedua (eksternal), adalah kebutuhan terhadap nama baik (reputation) atau prestise, status, keberhasilan, pengakuan, perhatian dan penghargaan (Munandar, 2001). Pemuasan kebutuhan akan harga diri akan membawa kepada keyakinan diri, kekuatan, kemampuan, dan pemenuhan diri. Contohnya, setiap karyawan akan mempunyai harapan untuk dapat mencapai kebebasan diri dam memperoleh penghargaan dan kemampuan untuk mencapai prestasi kerja Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualzation) Kebutuhan aktualisasi diri atau perwujudan diri, merupakan kebutuhan tingkat kelima yang paling tinggi bagi karyawan yang ingin untuk dipenuhi. Pada peringkat ini masing-masing individu akan berbeda cara pemenuhannya. Kebutuhan ini akan ada setelah keempat kebutuhan

5 sebelumnya telah tercapai. Tujuan dari kebutuhan ini adalah untuk membuat seluruh potensi yang ada dalam diri seseorang sebagai sesuatu wujud nyata dalam bentuk usaha aktualisasi Teori Motivasi McClelland Teori ini dikembangkan oleh David McClelland pada tahun 1974 yang mengemukakan timbulnya tingkah laku karena dipengaruhi oleh kebutuhankebutuhan yang ada dalam diri manusia. Ada 3 kebutuhan dalam teori ini, yaitu kebutuhan kekuasaan, kebutuhan afiliasi dan kebutuhan berprestasi (Ivancevich, Konopaske & Matteson, 2007) Kebutuhan Kekuasaan Merupakan kebutuhan untuk menguasai dan mempengaruhi orang lain untuk kepentingan pribadinya. Kebutuhan ini menyebabkan orang yang bersangkutan kurang perduli akan perasaan orang lain (Robbins & Judge, 2008) Kebutuhan Afiliasi Merupakan akan kehangatan dan dukungan dalam hubungan dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku untuk mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain (Robbins & Judge, 2008) Kebutuhan Berprestasi Merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan ini,

6 berhubungan erat dengan pekerjaan, dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu (Robbins & Judge, 2008) Teori Kebutuhan ERG Teori ini menyesuaikan dan melakukan modifikasi dari lima tingkat teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi tiga kebutuhan saja yakni: 1) Kebutuhan keberadaan (existence), 2) Kebutuhan hubungan relasi (relatedness), dan 3) Kebutuhan pertumbuhan (growth) (Ivancevich, Konopaske & Matteson, 2007) Kebutuhan Keberadaan (existence) Kebutuhan keberadaan meliputi berbagai macam kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan materi dan fisik. Kebutuhan ini meliputi gaji, keuntungan, dan keselamatan secara fisik. Tujuan kebutuhan ini untuk memenuhi kebutuhan materi bagi diri individu sendiri. Jika tidak terpenuhi maka akan cenderung untuk bersaing dengan individu lain. Contohnya, karyawan yang ingin mendapatkan bonus tinggi, akan berusaha untuk mencapai keinginan tersebut walaupun terjadi persaingan dengan rekannya (Wijono, 2010) Kebutuhan Hubungan Relasi (relatedness) Kebutuhan relasi merupakan kebutuhan untuk mengadakan hubungan dan sosialisasi dengan orang lain. Dalam membina hubungan individu mengharapkan memperoleh pemahaman dan pengertian dari orang lain. Dalam organisasi, individu akan berusaha untuk membina

7 hubungan dengan orang-orang dilingkungan kerjanya seperti teman kerja (kolega), atasan dan bawahan (Munandar, 2001) Kebutuhan Pertumbuhan (growth) Kebutuhan ini mengacu pada hal yang mendorong individu untuk kreatif dan produktif. Kepuasan akan pemenuhan kebutuhan hidup ini akan timbul jika individu dapat menyelesaikan masalah dan memuaskan keinginannya untuk dapat mengembangkan potensi diri dan tumbuh secara optimal dalam kehidupannya. Misalnya ditempat kerja untuk memperoleh kesempatan dalam mengembangkan karir atau untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahliannya. Teori ERG merupakan ringkasan dari teori Maslow karena teori ERG merangkum teori kebutuhan Maslow sebagai berikut: Kebutuhan eksistensi meliputi kebutuhan fisiologis dan keamanan dalam teori Maslow, kebutuhan relasi sama dengan kebutuhan sosial dan kasih sayang dalam teori kebutuhan Maslow, dan teori pertumbuhan mencakup kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri dalam teori kebutuhan Maslow (Robbins & Judge, 2008). Sedangkan teori motivasi McClelland (1974) bila dihubungkan dengan teori kebutuhan Maslow maka teori McClelland akan lebih mengarah kepada pemuasan kebutuhan yang bersifat sosial saja. Karena itu, teori McClelland disebut juga teori motivasi sosial. Dalam penelitian ini, teori yang akan digunakan adalah teori Hierarki Kebutuhan Maslow karena akan menjawab satu per satu kebutuhan manusia berdasarkan tingkatannya yang akan memotivasi seseorang.

8 2. Kepuasan Kerja 2.1 Definisi Kepuasan Kerja Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individuil. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai sistem nilai yang dianutnya. Hal ini dikarenakan adanya perbadaan masing-masing individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasannya, demikian juga sebaliknya. Kepuasan kerja adalah perasaan mendukung yang dialami seorang pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya (Mu at dan Julina, 2009). Vroom (1964) dalam As ad (1995) mendefinisikannya sebagai refleksi yang bersifat positif dari sikap terhadap pekerjaan. Kemudian Wijono (2010) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah hasil perkiraan atau pemikiran individu terhadap pekerjaannya atau suatu pengalaman positif dan menyenangkan yang dirasakan individu atas pekerjaannya. Hal itu juga didukung oleh Locke (1976) dalam Wijono (2010) yang berpendapat bahwa kepuasan kerja merupakan tingkat emosi positif dan menyenangkan individu. As ad (1995) juga mengungkapan arti yang sependapat bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah respon positif dari seorang pekerja yang selanjutnya akan terwujud melalui sikap atas pekerjaannya. 2.2 Teori Kepuasan Kerja Ada beberapa teori yang dikenal tentang kepuasan kerja. Salah satunya adalah teori yang dikemukakan oleh Spector (1997) tentang kepuasan kerja yang disebut

9 Job Satisfaction Survey (JSS). Menurut Spector (1997) kepuasan kerja adalah bagaimana perasaan seseorang terhadap pekerjaan mereka dan tentang bermacammacam aspek yang berbeda dari pekerjaan itu, sehingga akan sangat terkait dengan bagaimana seseorang itu menyukai (puas) atau tidak menyukai (tidak puas) akan pekerjaannya. Dalam teorinya, Spector (1997) mengungkapkan ada sembilan aspek yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, yaitu: gaji (pay), promosi (promotion), supervisi (supervision), keuntungan tambahan (fringe benefits), penghargaan (contingent rewards), prosedur kondisi saat kerja (operating conditions), rekan kerja (coworkers), situasi pekerjaan (nature of work), dan komunikasi (communications). Selain itu, Wexley dan Yukl (1997) dalam As ad (1995) juga mengungkapkan terdapat 3 teori kepuasan kerja yaitu: teori pertentangan (dicrepancy theory), teori keadilan (equity theory), teori dua faktor (two factor theory). a. Teori pertentangan atau perbedaan (dicrepancy theory) Porter (1961) dalam As ad (1995) adalah orang pertama yang mempelopori teori ini. Porter mengukur kepuasan kerja sesorang dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya dirasakan dengan kenyataan yang terjadi. Kemudian Locke (1969) menerangkan bahwa kepuasan kerja bergantung pada pertentangan atau ketidaksesuaian antara should be (ekpektasi, kebutuhan, atau nilai) dengan apa yang menurutnya telah dicapai melalui pekerjaan. Dengan demikian orang akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara keinginannya dengan kenyataan.

10 b. Teori keadilan (equity theory) Prinsip dari teori ini puas atau tidak puasnya seseorang bergantung pada keadilan (equity) yang dirasakan dalam suatu situasi. Teori ini memiliki elemen input-out comes, comparison person, equity-inequity. Input adalah segala sesuatu yang berharga yang diberikan karyawan pada pekerjaannya, misalnya: pendidikan, pengalaman, ketrampilan, usaha, jam kerja dan sebagainya. Outcomes adalah segala sesuatu yang dirasakan karyawan sebagai hasil dari pekerjaannya, seperti: gaji, kenyamanan, jabatan, kesempatan untuk berprestasi atau aktualisasi diri. Sedangkan comparison person orang lain yang kepadanya karyawan membandingkan input-outcomes yang dimilikinya. Oleh karena itu, berdasarkan teori ini setiap karyawan atau pekerja akan membandingkan ratio input-outcomes dirinya dengan ratio input-outcomes orang lain. Bila perbandingan dianggap cukup adil, maka ia akan merasa puas. Bila itu tidak seimbang tetapi menguntungkan (over compensation in-equity), dapat menimbulkan kepuasan tetapi bisa juga tidak (misalnya pada orang yang moralis). Tetapi bila perbandingan itu tidak seimbang dan merugikan (under compensation in-equity) akan timbul ketidakpuasan. c. Teori dua faktor (two factor theory) Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg (Suarli dan Bahtiar, 2009). Herzberg membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya dalam dua kelompok yaitu: kelompok satisfiers atau motivator

11 dan kelompok faktor pemelihara atau hygiene factors. Perbedaan antara dua faktor ini disebut sebagai teori motivasi-higiene atau teori dua faktor. Satisfier (motivator) adalah faktor yang berhubungan pada pekerjaan itu sendiri. Motivator merupakan faktor yang efektif untuk memotivasi peningkatan kinerja dan secara positif berpengaruh pada kepuasan kerja. Faktor-faktor tersebut adalah: prestasi, pengakuan, pekerjaan atau tugas, tanggungjawab, kemajuan, kemungkinan bertumbuh (Hersey, Blanchard dan Johnson, 1996; Herzberg, Mausner dan Snyderman, 1959 dalam Huber, 2000). Dengan adanya faktor ini akan menimbulkan kepuasan, tapi dengan tidak adanya faktor ini pun tidak selalu menyebabkan ketidakpuasan. Faktor pemelihara (hygiene factors) adalah faktor yang berhubungan dengan lingkungan dan kondisi kerja. Jika faktor ini terpenuhi, maka tidak akan menyebabkan kepuasan pada karyawan, melainkan akan mencegah kehilangan produktifitas karena ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor tersebut adalah: keamanan, status, gaji, kondisi kerja yang positif, hubungan interpersonal, pengawasan dan kebijakan (Hersey, Blanchard dan Johnson, 1996; Herzberg, Mausner dan Snyderman, 1959 dalam Huber, 2000). Apabila faktor-faktor ini terpenuhi maka akan mengurangi atau mengatasi ketidakpuasan pegawai. Teori Herzberg ini menunjukkan bahwa meskipun organisasi harus membangun faktor higiene atau pemelihara, suasana yang memotivasi pun harus secara aktif melibatkan pegawai. Para pekerja harus diberi tanggung jawab, tantangan dan pengakuan yang lebih agar melakukan pekerjaan dengan

12 baik. Sistem penghargaan harus memenuhi kebutuhan motivasi dan faktor pemelihara dan penekanan yang diberi sebaiknya disesuaikan pada situasi dan keterlibatan pegawai (Marquis dan Huston, 2010). Dalam penelitian ini teori yang akan digunakan adalah teori dua faktor yang dikemukakan oleh Herzberg. Teori dua faktor yang diungkapkan oleh Herzberg ini secara jelas dapat menggambarkan kepuasan kerja seseorang dan sekaligus juga akan memperlihatkan aspek-aspek pekerjaan yang merupakan sumber kepuasan atau ketidakpuasan (As ad, 1995). 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan kerja Menurut beberapa orang gaji merupakan faktor utama dalam mempengaruhi kepuasan seseorang dalam berkerja, dan tidak jarang pihak manajemen berusaha untuk menigkatkan produktivitas karyawan dengan menaikkan gaji. Padahal gaji hanya memberi kepuasan sementara, karena kepuasan akan gaji yang diperoleh dipengaruhi oleh kebutuhan dan nilai masing-masing (Hullin, 1966 dalam As ad, 1955). Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan pekerja, namun tetap saja faktorfaktor itu tergantung pribadi masing-masing pekerja. Menurut Blum (1965) dalam As ad (1955) faktor yang memberi kepuasan kerja yaitu: a. Faktor individuil, meliputi umur, kesehatan, watak dan harapan. b. Faktor sosial, meliputi hubungan keluarga, pandangan masyarakat, kesempatan berkreasi, kegiatan perserikatan, kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan.

13 c. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja dan kesempatan untuk maju. Pendapat lain dari Gilmer (1966) dalam As ad (1955) faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah: a. Kesempatan untuk maju b. Keamanan kerja c. Gaji d. Perusahaan dan manajemen e. Pengawasan (supervisi) f. Faktor intrinsik dari pekerjaan, termasuk sukar atau mudah tugas atau pekerjaan yang dimiliki. g. Kondisi kerja h. Aspek sosial dalam pekerjaan i. Komunikasi j. Fasilitas Penelitian yang dilakukan Caugemi dan Claypool (1978) dalam As ad (1955), menemukan bahwa hal-hal yang menyebabkan rasa puas adalah (1) prestasi, (2) penghargaan, (3) kenaikan jabatan dan (4) pujian. Dari banyak pendapat tentang faktor tersebut, As ad (1955 )merangkum faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu: a. Faktor psikologik, faktor yang berhubungan dengan kejiwaan meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan.

14 b. Faktor sosial, yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antar sesama pekerja, dengan atasan maupun dengan yang berbeda jenis pekerjaannya. c. Faktor fisik, berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja keadaan ruangan dan sebagainya. d. Faktor finansial, berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem besarnya gaji, jaminan sosial, macammacam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

Peranan & Fungsi Motivasi Kerja

Peranan & Fungsi Motivasi Kerja MOTIVASI KERJA LATAR BELAKANG Setiap individu di perusahaan bekerja dengan motif berbeda-beda Pemicu semangat kerja & turnover Jika berefek (-) akan menimbulkan masalah di dalam organisasi Peranan & Fungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Bab ini berisi uraian berbagai teori tentang kepuasan kerja yang menjadi dasar dalam penelitian ini. Pertama-tama akan dibahas tentang kepuasan kerja, kemudian diikuti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Inisiatif manajerial Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi kepada tenaga kerja perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Definisi Motivasi Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan usaha yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan dalam memenuhi beberapa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas yang menjadi tanggung jawab guru tersebut secara tepat waktu, disamping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 PRODUKTIVITAS KERJA 1.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari pada hasil kerja atau kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian motivasi Motivasi didefinisikan sebagai dorongan. Dorongan merupakan suatu gerak jiwa dan perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving

Lebih terperinci

MODUL KEDUA MOTIVASI KERJA. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si

MODUL KEDUA MOTIVASI KERJA. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si MODUL KEDUA MOTIVASI KERJA Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI 2011 1 MODUL KEDUA MOTIVASI KERJA 1. Tujuan Instruksional Umum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI PERILAKU ORGANISASI TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI Manager yang berhasil adalah yang mampu menggerakkan bawahannya dengan menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahannya PEMBAGIAN TEORI MOTIVASI TEORI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Suwatno dan Priansa (2014: 16) menyatakan bahwa manajemen merupakan Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumbersumber

Lebih terperinci

MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN

MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN PENGERTIAN Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya bergerak Istilah lain yang dipergunakan secara bergantian dengan istilah motivasi antara lain: desire

Lebih terperinci

Riset Per iila il k O u rgan isas

Riset Per iila il k O u rgan isas Riset Perilaku Organisasi i Perilaku organisasi merupakan telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak dalam organisasi 3 unsur perilaku organisasi: Orang Struktur Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Motivasi Kerja. dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup. Motivasi adalah memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Motivasi Kerja. dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup. Motivasi adalah memberikan BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Kerja 1. Pengertian Motivasi Kerja Pamela & Oloko (2015) Motivasi adalah kunci dari organisasi yang sukses untuk menjaga kelangsungan pekerjaan dalam organisasi dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Profil Uang Uang adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan seharihari. Menurut Rubenstein (dalam Elias dan Farag, 2010) di Amerika Serikat, keberhasilan seseorang

Lebih terperinci

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Motivasi Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan roda aktivitasnya, suatu perusahaan maupun organisasi tidak lepas dari kebutuhan akan sumber daya. Sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS Minggu ke tujuh MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Motivasi. proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Motivasi. proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Motivasi 2.1.1.1 Pengertian dan Tujuan Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang berarti dorongan atau menggerakkan. Menurut

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Menurut Febya (2008) Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu

Lebih terperinci

NEEDS DRIVES INCENTIVES

NEEDS DRIVES INCENTIVES Motivasi kerja merupakan proses yang menyebabkan seseorang berperilaku dengan cara tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan yang sangat individu untuk bertahan hidup, keamanan, kehormatan, pencapaian,

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Konsep - Konsep Motivasi Dasar PERILAKU ORGANISASI 2 Definisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Pengertian Sumber Daya manusia

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Pengertian Sumber Daya manusia BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) 2.1.1 Pengertian Sumber Daya manusia Sumber Daya manusia merupakan satu satunya sumber daya yang memiliki

Lebih terperinci

TEORI MOTIVASI PENDAHULUAN TEORI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW. The Motivational Process: An Initial Model. Need deficiencies

TEORI MOTIVASI PENDAHULUAN TEORI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW. The Motivational Process: An Initial Model. Need deficiencies PENDAHULUAN TEORI MOTIVASI The Motivational Process: An Initial Model VI Need deficiencies reassessed by the employee I still want the promotion. I ve got to try another approach. V Rewards of punishments

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sedarmayanti (2010) mengatakan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu suatu kebijakan dan praktik menentukan aspek "manusia"

Lebih terperinci

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI BAB XIII TEKNIK MOTIVASI Tim LPTP FIA - UB 13.1 Pendahuluan Tantangan : 1. Volume kerja yang meningkat 2. Interaksi manusia yang lebih kompleks 3. Tuntutan pengembangan kemampuan sumber daya insani 4.

Lebih terperinci

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI Manager yang berhasil adalah yang mampu menggerakkan bawahannya dengan menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahannya PEMBAGIAN TEORI MOTIVASI TEORI ISI (Content Theory)

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Konsep - Konsep Motivasi Dasar SN 322023 PERILAKU ORGANISASI

Lebih terperinci

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran.

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran. Motivasi Oleh : Rino A Nugroho rinoan@gmail.com Definisi Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran. Forces acting on an employee

Lebih terperinci

MOTIVASI KERJA. Imam Gunawan

MOTIVASI KERJA. Imam Gunawan MOTIVASI KERJA Imam Gunawan PENDAHULUAN The Motivational Process: An Initial Model VI Need deficiencies reassessed by the employee I still want the promotion. I ve got to try another approach. V Rewards

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR. Motivasi Sumber Daya Manusia

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR. Motivasi Sumber Daya Manusia ORGANIZATIONAL BEHAVIOR Motivasi Sumber Daya Manusia Faktor Penentu Kinerja (Griffin) Motivasi (Motivation) Kemampuan (Ability) Lingkungan Pekerjaan (Work Environment) Pengertian Motivasi Motivation is

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan dalam bekerja adalah satu masalah yang menarik dan sangat penting bagi individu, industri dan masyarakat. Kepuasan kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja didefinisikan dengan sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah proses seseorang untuk mendorong mereka melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan motivasi kerja adalah keinginan yang timbul

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk BAB 2 Tinjauan Pustaka 2. Tinjauan Pustaka 2. 1 Kepuasan Kerja Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Apabila kebutuhan tersebut terpenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penilaian Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen proyek kontruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksananakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Proyek konstruksi juga

Lebih terperinci

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Konsep Dasar Motivasi (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Motif Alasan yang disadari oleh indv untuk bertingkah laku pada suatu tujuan Motivasi Suatu proses dimana kebutuhan2 mendorong

Lebih terperinci

Modul ke: MOTIVASI SUKSES. 12Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Aldizar, LSQ, MA. Program Studi Akuntansi

Modul ke: MOTIVASI SUKSES. 12Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Aldizar, LSQ, MA. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12Fakultas Addys EKONOMI DAN BISNIS MOTIVASI SUKSES Aldizar, LSQ, MA Program Studi Akuntansi Pengertian Motivasi Motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan orang melakukan sesuatu atau dorongan

Lebih terperinci

Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA. Disusun oleh: Ida Yustina

Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA. Disusun oleh: Ida Yustina Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA Disusun oleh: Ida Yustina Kesuksesan suatu organisasi sangat tergantung dari aktivitas dan kreativitas sumber daya manusianya Oleh karenanya, seorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori motivasi Vroom (1964) Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Pengertian Seperti halnya karyawan mempunyai keinginan-keinginan tertentu yang diharapkan akan dipenuhi oleh perusahaan, perusahaan juga mengharapkan karyawannya

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Motivasi dan Kepemimpinan

Motivasi dan Kepemimpinan Motivasi dan Kepemimpinan Manajemen Industri Ponco WP PTI FT UNY 2014 (Diambil dari beberapa sumber) Pentingnya motivasi Salah satu faktor penting yang mempengaruhi Kinerja karyawan adalah motivasi. Motivasi

Lebih terperinci

KELOMPOK 3. Mia Resmiati Novi Febriyanti

KELOMPOK 3. Mia Resmiati Novi Febriyanti KELOMPOK 3 Mia Resmiati 2108022 Novi Febriyanti 2108025 Integrasi Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kasatuan yang utuh atau bulat. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang produktivitas dan motivasi pada industri konstruksi, definisi motivasi, teori motivasi kerja, teori hirarki

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) Alfarez Fajar Sandhria Kusdi Rahardjo Hamidah Nayati Utami Fakultas

Lebih terperinci

Definisi. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197)

Definisi. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197) Materi Motivasi Definisi Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197) Dorongan yang timbul pada diri seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Guru 2.1.1. Tugas Guru Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dibahas tentang teori dari kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang akan mendasari penelitian ini. Pemabahasan ini akan menjadi panduan dalam memahami secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kepemimpinan Menurut Veithzal Rivai (2006:2) mendefinisikan kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan mengarahkan orang lain dengan cara kepatuhan, kepercayaan,

Lebih terperinci

HAKEKAT MOTIVASI KERJA WIDYAISWARA

HAKEKAT MOTIVASI KERJA WIDYAISWARA HAKEKAT MOTIVASI KERJA WIDYAISWARA Oleh : Rahmat Domu, S.Pd. M.Si Widyaiswara Muda BDK Manado Motivasi merupakan pendorong untuk keberhasilan seseorang. Ternyata dari hasil penelitian diketahui bahwa penyebabnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi Kata motivasi (motivation) berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan (to move). Motif adalah daya penggerak yang mencakup dorongan, alasan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat diartikan sebagai manusia yang bekerja

Lebih terperinci

Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan.

Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan. Definisi Motivasi Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan. Elemen Kunci : 1. Intensitas : Seberapa keras usaha seseorang 2. Arah : Tujuan

Lebih terperinci

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motivasi Menurut Samsudin (2009:81), motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok pekerja agar mereka mau melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja 2.1.1 Defenisi Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan sikap positif terhadap pekerjaan pada diri seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang

Lebih terperinci

Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi Faktor Individu dalam Organisasi dan Pertemuan ke sembilan dan kesepuluh Kontribusi dan Kompensasi Kontribusi apa yang dapat diberikan oleh individu bagi organisasi atau perusahaan Kompensasi apa yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiawan (2007) melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Antara

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiawan (2007) melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Antara BAB II URAIAN TEORITIS A. Peneliti Terdahulu Setiawan (2007) melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Antara Karakteristik Individu Dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Di RS Banyumanik. Data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktifitas di dalam suatu perusahaan selalu diarahkan untuk mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana dimaklumi bahwa perkembangan teknologi dan globalisasi sangat mempengaruhi dalam setiap kegiatan dunia usaha saat ini. Hal ini menyebabkan perkembangan

Lebih terperinci

Motivasi Kerja. Sesi-11 Psikologi Industri Kamis, 10 Des 2015 Universitas Esa Unggul - Jakarta.

Motivasi Kerja. Sesi-11 Psikologi Industri Kamis, 10 Des 2015 Universitas Esa Unggul - Jakarta. Motivasi Kerja ade.heryana24@gmail.com Sesi-11 Psikologi Industri Kamis, 10 Des 2015 Universitas Esa Unggul - Jakarta Setiap Orang Punya Jatah Gagal HABISKAN JATAH GAGALMU Ketika kamu MASIH MUDA Dahlan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang didirikan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan pada setiap organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan rumah sakit (RS) di Indonesia sudah bersifat padat modal, padat karya dan padat teknologi, yang diandalkan untuk memberikan pengayoman medik untuk pusat pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi atau perusahaan membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek dengan sumber daya tertentu untuk

Lebih terperinci

KONSEP DASAR MOTIVASI. Oleh : Desy Herma Fauza, SE., MM

KONSEP DASAR MOTIVASI. Oleh : Desy Herma Fauza, SE., MM KONSEP DASAR MOTIVASI Oleh : Desy Herma Fauza, SE., MM 1 Faktor Penentu Kinerja (Griffin) Motivasi (Motivation) Kemampuan (Ability) Lingkungan Pekerjaan (Work Environment) Pengertian Motivasi Motivation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Motivasi 2. 1. 1.Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin Movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti

Lebih terperinci

Konsep - Konsep Motivasi Dasar

Konsep - Konsep Motivasi Dasar Konsep - Konsep Motivasi Dasar 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S E L E V E N T H E D I T I O N W W W. P R E N H A L L. C O M / R O B B

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai

BAB II KAJIAN TEORI. karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai BAB II KAJIAN TEORI A. Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempat kerjanya. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap orang yang bekerja mengharapkan untuk memperoleh kepuasan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap orang yang bekerja mengharapkan untuk memperoleh kepuasan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Definisi Kepuasan Kerja Setiap orang yang bekerja mengharapkan untuk memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang

Lebih terperinci

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan Harrison Papande Siregar Tugas Resumé Mata Kuliah Perilaku Organisasi MOTIVASI Di dalam manajemen, kepemimpinan, atau perilaku organisasi, barangkali tidak ada isu paling terkenal selain motivasi. Hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan usaha ekstra

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak 12 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan sumber daya yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan sebagai landasan dalam menyusun penelitian saat ini. Penelitian terdahulu dalam penelitian ini dijelaskan pada tabel 2.1 sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen 2.1.1.1 Definisi Manajemen Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan pengarahan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum 2.1.1. Kinerja karyawan Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Wirawan (2009) menyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Hierarki Kebutuhan Terdapat berbagai macam teori motivasi, salah satu teori motivasi yang umum dan banyak digunakan adalah Teori Hierarki Kebutuhan. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran karyawan yang sangat penting bagi setiap organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. peran karyawan yang sangat penting bagi setiap organisasi atau perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten merupakan aset yang tidak ternilai harganya bagi setiap organisasi ataupun perusahaan. Mengingat peran karyawan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI & HIPOTESIS. Stoner mendefinisikan kepemimpinan manajerial sebagai suatu proses

BAB II LANDASAN TEORI & HIPOTESIS. Stoner mendefinisikan kepemimpinan manajerial sebagai suatu proses 11 BAB II LANDASAN TEORI & HIPOTESIS A. Definisi Kepemimpinan Stoner mendefinisikan kepemimpinan manajerial sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan kegiatan dari sekelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Menurut Rachmawati (2007:146) kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa dari pelaksanaan

Lebih terperinci

Motivasi. Hendra Wijayanto

Motivasi. Hendra Wijayanto Motivasi Hendra Wijayanto Definisi Motivation is All those inner striving conditions variously described as wishes, desires, needs, drives and the like Kesiapan khusus seseorang untuk melakukan atau melanjutkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, rumah sakit adalah 7 :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, rumah sakit adalah 7 : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian rumah sakit Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, rumah sakit adalah 7 : 1. Tempat merawat orang sakit 2. Tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

Pokok-pokok bahasan: Definisi Motivasi Motivasi dan Kinerja Perkembangan Teori Motivasi

Pokok-pokok bahasan: Definisi Motivasi Motivasi dan Kinerja Perkembangan Teori Motivasi BAB 9 MOTIVASI Pokok-pokok bahasan: Definisi Motivasi Motivasi dan Kinerja Perkembangan Teori Motivasi 1. Teori Isi (Content theory) 2. Teori Proses (Process theory) 3. Teori Penguatan (Reinforcement theory)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda, seperti yang didefinisikan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda, seperti yang didefinisikan oleh BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan kerja Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda, seperti yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Definisi Kecerdasan Emosional Menurut Salovey dan Mayer (dalam Goleman, 2001), kecerdasan emosional merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi 16 II. LANDASAN TEORI A. Definisi Iklim Organisasi Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Kepuasan Kerja Guru Robbins & Judge (2012) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB IV MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS

BAB IV MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS BAB IV MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS 1 MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau bekerja

Lebih terperinci

Menurut Flippo yang dikutip oleh Hasibuan (2001:11), menyatakan bahwa :

Menurut Flippo yang dikutip oleh Hasibuan (2001:11), menyatakan bahwa : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber daya manusia Manusia adalah merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, yang meliputi semua

Lebih terperinci

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pemeliharaan Hubungan Pegawai

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pemeliharaan Hubungan Pegawai Pemeliharaan Hubungan Pegawai Pemeliharaan Hubungan Pegawai Pengertian Usaha untuk membina dan mengembangkan kondisi fisik, mental, sikap dan perilaku karyawan agar karyawan menjadi loyal dan mampu bekerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN A. Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Menurut Rivai (2005:475) kepuasan kerja

Lebih terperinci

Individu - Organisasi dan Motivasi

Individu - Organisasi dan Motivasi Individu - Organisasi dan Motivasi Kontribusi dan Kompensasi Kontribusi apa yang dapat diberikan oleh individu bagi organisasi atau perusahaan Kompensasi apa yang dapat diberikan oleh organisasi atau perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR Oleh ASTRID WIANGGA DEWI H24103086 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja bukanlah berarti seberapa keras atau seberapa baik seseorang bekerja, melainkan seberapa jauh seseorang menyukai

Lebih terperinci