MATERIALITAS DAN RISIKO 1

dokumen-dokumen yang mirip
AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko. REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT AKUNTANSI PEMERIKSAAN 1. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Chapter 7 MATERIALITY AND RISK

Risiko bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya

audit dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Penetapan Materialitas Penetapan Risiko. tedi last 09/16

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

Pengauditan 1 Bab VI

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1)

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan. tedi last 09/16

BAB II LANDASAN TEORI

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan di dunia usaha semakin tinggi dan ketat, disamping itu

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

TUJUAN & TANGGUNG JAWAB AUDIT

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun

MATERIALITY & RISK CONCEPT

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT

Konsep Materialitas Dalam Audit Atas Laporan keuangan

FANY OCTAFIA OFFERING L

KELENGKAPAN BUKTI AUDIT

Ch.7 Materialitas & Risiko Audit SUCAHYO HERININGSIH, SE., MSI., AK., CA.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

THE BUILDING BLOCKS OF AUDITING

Ch.6 Perencanaan Audit SUCAHYO HERININGSIH, SE., MSI., AK., CA.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

Sampling (kamus) : Kelompok orang/barang yg dipilih untuk mewakili kelompok yang lebih besar Barang contoh yg ditawarkan untuk dicoba.

Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan

STANDAR PERIKATAN AUDIT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. transaksi aliran kekayaan antar individu diukur dengan uang. Maka tidak dapat

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan. sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku serta

Pertanyaan dan Jawaban BAB 6 1. Apakah manfaat yang didapat diperoleh dari perencanaan audit? Jawab : Maanfaat perencanaan audit adalah Membantu

Bab I Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan di dunia usaha semakin ketat, disamping itu perekonomian Indonesia yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

MODUL-3 INTERNAL AUDITING

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Modul ke: AUDIT II PENYELESAIAN AUDIT. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

MENGIDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGENDALIAN DALAM PROSES BISNIS

BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP

BAB II LANDASAN TEORI

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas

Audit Siklus Pendapatan

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai

Chapter 8 PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIK

TINJAUAN PROSES AUDIT

BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Materiality and Audit Risk. Konteks Audit Kepabeanan dan Cukai

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan, maka diperlukan suatu. dengan prisip akuntansi yang berlaku umum.

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang

AUDIT I Developing the overhall audit plan and audit program EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Agar aktivitas bisnis perusahaan dapat efisien, maka bagian

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang

LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU DAN LAPORAN AUDIT TIDAK BAKU

TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

KONSEP MATERIALITAS PENTING DALAM AUDIT

Audit 2 - Sururi Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu perusahaan jasa yang aktivitas utamanya

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

REPRESENTASI MANAJEMEN

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG DAN EKUITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

Transkripsi:

NUR CHAYATI PENGAUDITAN I / F0311088 RANGKUMAN MATA KULIAH BAB 9 MATERIALITAS, RISIKO AUDIT, DAN STRATEGI AUDIT AWAL MATERIALITAS Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang harus dikeluarkan. FASB 2 mendefinisikan materialitas sebagai besarnya penghapusan atau salah informasi keuangan yang, demgan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalakan informasi tersebut mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah tersebut. Karena auditor bertanggung jawab apakah laporan keuangan salah secara material, maka auditor harus berdasarkan temuan salah yang material dan menyampaikannya kepada klien sehingga bisa dilaukan tindakan koreks. Auditor mengikuti lima langkah yang saling terkait erat dalam menerapkan materialitas. Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas Langkah 1 Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas Langkah 2 Merencanakan luas pengujian Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen Langkah 3 Mengestimasi total salah dalam segmen Langkah 4 Memperkirakan salah gabungan Mengevaluasi hasil-hasil Langkah 5 Membandingkan salah gabungan dengan pertimbangan pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas MATERIALITAS DAN RISIKO 1

MENETAPKAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN TENTANG MATERIALITAS Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertimbangan pendahuluan auditor tentang materialitas untuk seperangkat laporan keuangan tertentu : 1. Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut 2. Dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas 3. Faktor-faktor kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas MENGALOKASIKAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN TENTANG MATERIALITAS KE SEGMEN-SEGMEN (SALAH SAJI YANG DAPAT DITOLERANSI) Alokasi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen perlu dilakukan karena auditor mengumpulkan bukti per segemen dan bukan untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor menghadapi tiga kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas pada akun-akun neraca : 1. Auditor memperkirakan akun-akun tertentu mengandung lebih banyak salah dibanding akun-akun lainnya 2. Baik lebih ataupun salah harus dipertimbangkan 3. Biaya audit relatif mempengaruhi pengalokasian ini Pada akhir audit, auditor harus menggabungkan semua salah aktual dan yang diestimasi. Selanjutnya auditor harus membandingkannyadengan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas. MENGESTIMASI SALAH SAJI DAN MEMBANDINGKAN DENGAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN Ketika meleksanakan prosedur audit untuk setiap segmen audit, auditor membuat kertas kerja untuk mencatat semua salah salah yang ditemukan.salah yang ditemukan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Salah yang diketahui (Salah dalam akun yang jumlahnya dapat ditentukan oleh auditor) 2. Salah yang mungkin ( Salah yang mungkin terbagi menjadi dua jenis,yaitu salah yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan auditor tentang estimasi saldo akun serta proyeksi salah berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari populasi) MATERIALITAS DAN RISIKO 2

RISIKO Terdapat hubungan yang erat antara materialitas dan resiko. Auditor menerima beberapa tingkat risiko atau ketidak pastian dalam melaksanakan fungsi audit. Auditor yang efektif akan mengakui bahwa memang ada risiko dan akan menangani risiko tersebut dengan tepat Model risiko audit PDR = PDR : risiko diteksi yang direncanakan AAR : risiko audit yang dapat diterima IR : risiko inheren CR : risiko pengendalian Ilustrasi perbedaan bukti antar siklus A Penilaian auditor atas ekspektasi salah yang material sebelum pengendalian internal (risiko inheren) B Penilaian auditor atas keefektifan pengendalian internal untuk mencegah/ mendeteksi salah yang material ( risiko pengendalian ) C auditor untuk membiarkan salah yang penjualan dan penagihan beberapa salah sedang pembelian dan pembanyaran banyak salah (tinggi) tinggi penggajian dan personalia sedikit salah tinggi persediaan dan pergudangan banyak salah (tinggi) (tinggi) perolehan dan pembayaran kembali modal sedikit salah sedang MATERIALITAS DAN RISIKO 3

material tetap ada setelah menyelesaikan audit (resiko audit yang dapat diterima) D Perencanaan luas bukti yang akan dikumpulan auditor (risiko deteksi yang direncanakan) Level sedang Level sedang Level (tinggi) Level tinggi Level sedang JENIS-JENIS RISIKO Terdapat empat jenis risiko, yaitu : 1. Planned Detection Risk (PDR : Risiko Deteksi Terencana) Ukuran risiko bahwa bukti audit atas segmen tertentu akan gagal mendeteksi keberadaan salah yang melebihi suatu nilai salah yang masih dapat ditoleransi. Point utama : PDR hanya akan berubah jika auditor melakukan perubahan pada salah satu dari ketiga faktor lainnya tersebut. Risiko ini menentukan nilai bukti substantif yang direncanakan oleh auditor untuk dikumpulkan, yang merupakan kebalikan dari ukuran PDR itu sendiri. 2. Inheren Risk (IR : Risiko Inheren) Suatu ukuran yang dipergunakan auditor dalam menilai adanya kemungkinan bahwa terdapat sejumlah salah yang material (kekeliruan/kecurangan) dalam suatu segmen sebelum ia mempertimbangkan keefektifan dari pengendalian intern yang ada atau kerentanan laporan keuangan terhadap timbulnya salah yang material. Hubungan antara IR PDR Bukti audit yang direncanakan : IR saling berlawanan dengan PDR tapi memiliki hubungan yang searah dengan bukti audit. 3. Control Risk (CR : Risiko Pengendalian) Ukuran yang dipergunakan auditor untuk menilai kemungkinan terdapat sejumlah salah material yang melebihi nilai salah yang masih dapat ditoleransi atas segmen tertentu akan tidak terdeteksi oleh pengendalian intern yang dimilki klien. CR memperlihatkan : Penilaian tentang keefektifan pengendalian intern yang dimiliki klien untuk mencegah atau mendeteksi salah. Kehendak auditor membuat penilaian tersebut senantiasa berada di bawah nilai maksimum (100%) sebagai bagian dari rencana audit yang dibuatnya. 4. Acceptable Audit Risk (AAR : Risiko Akseptibilitas Audit) MATERIALITAS DAN RISIKO 4

Ukuran atas tingkat kesediaan auditor untuk menerima kenyataan bahwa laporan keuangan mungkin masih mengandung salah yang material setelah audit selesai dilaksanakan serta suatu laporan wajar tanpa syarat telah diterbitkan. Ketika auditor memutuskan untuk menetapkan suatu tingkat AAR yang lebih, berarti bahwa auditor ingin memperoleh tingkat keyakinan yang lebih tinggi bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah yang material. MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA Auditor memutuskan risiko penugasan dan kemudian menggunakannnya untuk memodifikasi risiko audit yang dapat diterima. Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan adalah ukuran klien, distribusi kepemilikan, sifat dan jumlah kewajiban. Faktor-faktor Ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan Kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan Integrasi manajemen Metode yang digunakan praktisi untuk menilai risiko audit yang dapat diterima 1. Menelaah laporan keuangan, termasuk catatan kaki 2. Membaca notulen rapat dewan direksi untuk menentuukan rencana masa depan 3. Menelaah formulir 10K untuk perusahaan terbuka 4. Mambahas rencana pembiayaan dengan manajemen 1. Menganalisis laporan keuangan untuk mengenali dengan menggunakan rasio serta prosedur analitis lainnya 2. Menelaah laporan arus kas historis dan yang diproyeksikan untuk mempelajari sifat arus kas masuk dan arus kas keluar Mengikuti prosedur yang dibahas pada bab 8 tentang penerimaan dan kelanjutan klien MENILAI RISIKO INHEREN Pencantuman risiko inheren pada model risiko audit adalah salah satu konsep terpenting dalam auditing. Auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor-faktor utama ketika menilai risiko inheren, antara lain : 1. Sifat bisnis klien 2. Hasil audit sebelumnya 3. Penugasan awal versus penugasanberulang MATERIALITAS DAN RISIKO 5

4. Pihak-pihak yang terkait 5. Transaksi nonrutin 6. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat 7. Unsur-unsur populasi 8. Faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang tepat 9. Faktor yang berkaitan dengan misapropriasi aktiva HUBUNGAN RISIKO DENGAN BUKTI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO Sebagai tambahan untuk memodifikasi bukti audit, ada cara lain di mana auditor bias mengubah audit untuk merespon risiko, yaitu apabila bila perjanjian tersebut mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman dan perjanjian akan ditelaah kembali lebih teliti daripada biasanya. Risiko audit untuk segmen-segmen Risiko akseptibilitas audit umumnya ditetapkan oleh auditor selama fase perencanaan dan ditetapkan pada tingkat yang sama bagi setiap siklus dan akun utama.beberapa auditor menggunakan tingkat risiko akseptibiltas yang sama atas keseluruhan penugasan audit bagi tiap segmen auditnya. Mengaitkan nilai salah yang masih dapat ditoleransi dan risiko-risiko kepada tujuan audit yang terkait dengan saldo. Para auditor dapat mengasosiasikan sebagian besar resiko pada berbagi tujuan audit yang berbeda dengan efektif, menentukan hubungan antara suatau resiko dengan satu atau dua tujuan audit cukup mudah dilakukan. Batasan Batasan Pengukuran Satu batasan utama dalam penerapan modelresiko audit ini adalah kesulitan pengukuran berbagai komponen model. Sebagian besar auditor menggunakan istilah pengukuran yang lebar dan subyektif, seperti, sedang dan tinggi. Merupakan hal yang cukup sulit untuk suatu auditor dalam mengukur jumlah bukti audit yang diperlukan bagi suatu tingkat rencana deteksi terencana tertentu. dalam menerapkan model risiko audit, auditor sanagt memperhatikan masalah overauditing dan underauditing. Tapi yang paling banyak diperhatikan adalah underauditing, karana hal ini dapat membuat auditor bermasalah dengan hukum. Kertas kerja atas perencanaan pengumpulan bukti audit dari uji rincian saldo. Para praktisi audit mengembangkan beragam jenis kertas kerja untuk membantu mereka MATERIALITAS DAN RISIKO 6

dalam menghubungkan berbagai pertimbanagn yang dapat mempengaruhi bukti audit. Sehingga mereka dapat menentukan bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan Hubungan antara risiko, materialitas, dan bukti audit. Konsep-konsep materialtitas dan risiko dalam auditing saling terkait erat dan tak terpisahkan. Risiko merupakan pengukuran atas ketidakpastian, sementara materialitas merupakan suatu pengukuran atas ukuran atau besaran. Secara bersama kedua hal tersebut mengukur tingkat ketidakpastian suatu nilai pada suatu besaran tertentu. Faktor-faktor yang mempengruhi risiko Risiko Bukti audit Ketergantungan pemakai eksternal Kemungkinan kegagalan keuangan Integritas manajemen Risiko audit yang dapat diterima Sifat bisnis Hasil audit sebelumnya Penugasan awal vs penugasan berulang L L T Pihak-pihak yang terkait Transaksi nonrutin Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan Risiko inheren T Risiko deteksi terncana T T Bukti audit yang direncanakan L tepat Unsur-unsur populasi Faktor yang berkaitan dengan salah yang timbul akibat pelaporan keuangan yang curang Kerentanan aktiva terhadap misapropriasi Efektifitas pengendalian internal Rencana pengandalan Risiko pengendalian L = hubungan langsung ; T = hubungan terbalik MATERIALITAS DAN RISIKO 7

MENGEVALUASI HASIL Setelah auditor melakukan perencanaan penugasan dan mengumpulkan bukti audit, hasilhasil audit dapat dinyatakan pula dalam sejumlah istilah dari versi evaluasi atas model risiko audit. Dalam SAS 47, model risiko audit untuk mengevaluasi hasil-hasil audit ini dinyatakan sebagai berikut: Dimana: AcAR = risiko audit yang tercapai IR = risiko inheren CR = risiko pengendalian AcDR = risiko deteksi yang dicapai Terdapat tiga cara untuk mengurangi tingkat risiko audit yang tercapai hingga mencapai satu tingkat risiko yang dapat diterima : 1. Mengurangi tingkat risiko inheren 2. Mengurangi tingkat risiko pengendalian 3. Mengurangi tingkat risiko deteksi yang tercapai dengan meningkatkan uji-uji audit yang subtantif. MEREVISI RISIKO-RISIKO DAN BUKTI AUDIT Auditor harus melakukan pertimbangan yang sangat hati-hati saat membuat keputusan, dengan berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, bahwa penilaian awal atas risiko pengendalian atau risiko inheren telah ditetapkan terlalu atau risiko aseptabilitas audit yang ditetapkan terlalu tinggi. Dalam situasi semacam ini auditor mengikuti suatu pendekatan dua langkah. Pertama auditor harus merevisi penilaia awal tentang tingkat risiko yang tepat. Kedua, auditor harus mempertimbangkan pengaruh revisi tersebuit terhadap kebutuhan akan bukti audit, tanpa mempergunakan model risiko audit. MATERIALITAS DAN RISIKO 8