LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU DAN LAPORAN AUDIT TIDAK BAKU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU DAN LAPORAN AUDIT TIDAK BAKU"

Transkripsi

1 Makalah Auditing LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU DAN LAPORAN AUDIT TIDAK BAKU Disusun oleh: KELOMPOK 9 NUR REZEKI ASRIFA SALAM A SRI ASRIYANI SUMADI A PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2 2012 LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU DAN LAPORAN AUDIT TIDAK BAKU LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU 1. Pengaitan Nama Auditor dengan Laporan Keuangan Seorang akuntan dikaitkan dengan laporan keuangan jika ia mengizinkan namanya dalam suatu laporan, dokumen, atau komunikasi tertulis yang berisi laporan tersebut. Bila seorang akuntan menyerahkan kepada kliennya atau pihak lain suatu laporan keuangan yang disusunnya atau dibantu penyusunannya, ia juga dianggap berkaitan dengan laporan keuangan tersebut, meskipun ia tidak mencantumkan namanya dalam laporan tersebut. Meskipun akuntan dapat berpartisipasi dalam penyusutan laporan keuangan, laporan keuangan merupakan representasi manajemen, dan kewajaran penyajiannya sesuaidengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia merupakan tanggung jawab manajemen. Akuntan dapat dikaitkan dengan laporan keuangan auditan atau yang tidak diaudit.laporan keuangan disebut telah diaudit bila akuntan telah menerapkan prosedur auditing yang cukup untuk memungkinkannya menyatakan pendapat atau laporan tersebut. Laporan keuangan (informasi keuangan) interim entitas publik yang tidak diaudit disebut sebagai di-review bila akuntan menerapkan prosedur yang memungkinkannya untuk menyatakan pendapat atas laporan (informasi) tersebut. Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut: Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Tujuan standar pelaporan keempat adalah untuk mencegah salah tafsir tentang tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat Atas Laporan Keuangan Yang Tidak Diaudit Jika seorang akuntan dikaitkan dengan laporan keuangan suatu entitas publik, namun belum mengaudit atau me-review laporan tersebut, bentuk laporan yang diterbitkan oleh akuntan tersebut adalah sebagai berikut: Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 1

3 [Pihak yang dituju oleh akuntan] Neraca PT KXT tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X2, laporan laba-rugi, laporan perubahan equitas, dan laporan arus kas terlampir untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut tidak kami audit dan, oleh karena itu, kami tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan tersebut. [Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik] [Tanggal] Pernyataan tidak memberikan pendapat merupakan cara yang digunakan oleh akuntan untuk mematuhi standar pelaporan keempat yang alam hal ini nama akuntan dikaitkan dengan laporan keuangan yang tidak diaudit. Pernyataan tidak memberikan pendapat dapat dilampirkan pada laporan keuangan yang tidak diaudit atau dimasukkan ke dalam laporan keuangan tersebut. Sebagai tambahan, setiap halaman laporan keuangan tersebut harus secara jelas diberi tanda tidak diaudit. Bila akuntan menerbitkan bentuk pernyataan tidak memberikan pendapat semacam ini, ia tidak bertanggung jawab untuk melaksanakan prosedur apa pun selain hanya membaca laporan keuangan tersebut untuk menemukan salah saji material yang nyata. Jika akuntan menyadari bahwa dimasukkan dalam komunikasi tertulis suatu entitas publik yang disusun oleh klien yang berisi laporan keuangan yang tidak diaudit atau di-review, ia harus meminta (a) bahwa namanya tidak dimasukkan dalam komunikasi tersebut, (b) bahwa laporan keuangan diberi tanda sebagai tidak diaudit dan terdapat catatan bahwa ia tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Jika klien tidak mematuhi permintaan tersebut, akuntan harus menasihati kliennya bahwa ia tidak mengizinkan penggunaan namanya dan harus mempertimbangkan tindakan lain yang mungkin sesuai. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat Atas laporan Keuangan yang Tidak Diaudit yang disusun Berdasarkan Basis Akuntansi Komprehensif. Jika akuntan dikaitkan dengan laporan keuangan entitas publik yang tidak diaudit yang disusun berdasarkan basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, ia harus mengikuti panduan kecuali bahwa ia harus memodifikasi identifikasinya terhadap laporan keuangan dalam pernyataan tidak memberikan pendapat tersebut. Sebagai contoh, pernyataan tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan basis kas dapat berbunyi sebagai berikut: [Pihak yang dituju oleh auditor] Laporan aktiva dan kewajiban yang timbul dari transaksi kas perusahaan KXT tanggal 31 Desember 20X1 serta laporan pendapatan yang diterima serta biaya yang dibayar untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut tidak kami audit, oleh karena itu kami tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan tersebut. [Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik] [Tanggal] Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 2

4 Catatan atas laporan keuangan harus menjelaskan perbedaan basis penyajian tersebut dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, namun dampak keuangan perbedaan tersebut tidak perlu dinyatakan. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat Bila Auditor Tidak Independen Standar umum kedua mengharuskan: Dalam semua hal yang behubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Auditor independen harus tidak memihak kepada kliennya; jika tidak, ia akan dapat memisahkan diri agar temuan-temuannya dapat diandalkan. Mengenai independensi akuntan, hal ini merupakan sesuatu yang harus diputuskan oleh akuntan yang bersangkutan dan merupakan pertimbangan profesional. Jika akuntan tidak independen, prosedur apa pun yang dilaksanakan tidak akan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, dan ia akan terhalang dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Oleh karena itu, ia harus menyatakan tidak memberikan pendapat terhadap laporan keuangan dan harus menyatakan secara khusus bahwa ia tidak independen. Jika suatu laporan keuangan merupakan laporan keuangan entitas nonpublik, dan akuntan tidak independen, ia harus mengacu ke Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review. Dalam semua keadaan yang lain, tehadap dari luasnya prosedur yang diterapkan, akuntan harus melaksanakan panduan kecuali bahwa pernyataan tidak memberikan pendapat harus dimodifikasi untuk menyatakan secara spesifik bahwa ia tidak independen. Alasan ketidakindependensian dan prosedur apa pun yang dilaksanakan tidak perlu dijelaskan; termasuk masalah-masalah yang mungkin membingungkan pembaca tentang pentingnya sesuatu yang merusak independensinya. Contoh laporan semacam itu disajikan berikut ini: [Pihak yang dituju oleh auditor] Kami tidak independen dalam hubungannya dengan PT KXT, dan neraca tanggal 31 Desember 20X1, dan laporan laba rugi, laporan perubahan equitas, dan laporan arus kas terlampir yang berakhir pada tanggal tersebut tidak kami audit, oleh karena itu, kami tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan tersebut. [Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik] [Tanggal] Keadaan Yang Memerlukan Modifikasi Atas Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat Jika akuntan menyimpulkan bahwa atas dasar fakta yang diketahuinya, laporan keuangan yang terhadapnya ia tidak menyatakan pendapat, disusun tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk pengungkapannya, ia harus menyarankan kepada klien untuk melakukan revisi semestinya. Jika klien tidak melaksanakan saran yang Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 3

5 diberikan oleh akuntan, ia harus menjelaskan penyimpangan tersebut dalam pernyataan tidak memberikan pendapatnya. Penjelasan ini harus merujuk secara spesifik mengenai sifat penyimpangan dan, jika dapat dilaksanakan, menyatakan dampaknya atas laporan keuangan atau memasukkan informasi yang diperlukan untuk pengungkapan memadai. Bila dampak penyimpangan tesebut atas laporan keuangan tidak dapat ditentukan secara beralasan, pernyataan tidak memberikan pendapat harus menyatakan hal itu. Bila penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mencakup pengungkapan yang tidak memadai, tidak mungkin bagi akuntan untuk memasukkan pengungkapan yang tidak dicantumkan tersebut dalam laporan auditnya. Sebagai contoh, jika manajemen menghilangkan semua pengungkapan penting, akuntan harus secara jelas menunjukkan hal tersebut di dalam laporan auditnya, namun akuntan tidak diharapkan untuk memasukkan pengungkapan tersebut dalam laporan auditnya. Jika klien tidak setuju dengan revisi atas laporan keuangannya atau tidak mau menerima pernyataan tidak memberikan pendapat dari akuntan dengan penjelasan mengenai penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia tersebut, akuntan harus menolak pengaitan namanya dengan laporan keuangan dan, jika perlu, menarik diri dari perikatan. Pelaporan Atas Laporan Keuangan Auditan Atau Yang Tidak Diaudit Dalam Bentuk Komparatif Bila laporan keuangan yang tidak diaudit disajikan dalam bentuk komparatif dengan laporan keuangan auditan dalam dokumen yang diserahkan kepada Bapepam, laporan keuangan yang tidak diaudit tersebut harus secara jelas diberi tanda tidak diaudit, namun tidak perlu diacu dalam laporan auditor. Bila laporan keuangan yang tidak diaudit disajikan dalam bentuk komparatif dengan laporan keuangan auditan dalam dokumen lain, laporan keuangan yang tidak diaudit harus diberi tanda tidak diaudit untuk menunjukkan statusnya dan (a) laporan atas periode sekarang diterbitkan kembali atau (b) laporan atas periode sekarang harus berisi penjelasan semestinya tentang tanggung jawab yang dipikul atas laporan keuangan periode yang lalu dalam suatu paragraf terpisah. Bila penerbitan kembali maupun pengacuan ke paragraf terpisah dapat diterima, dalam dua keadaan tersebut, akuntan harus mempertimbangkan bentuk dan cara penyajian sekarang laporan keuangan tahun yang lalu tersebut dalam hubungannya dengan informasi yang diketahuinya dalam perikatan sekarang. Bila laporan keuangan periode yang lalu telah diaudit dan laporan atas periode sekarang berisi paragraf terpisah, laporan tersebut harus menunjukkan: (a) bahwa laporan keuangan tahun yang lalu telah diaudit sebelumnya, (b) tanggal laporan audit sebelumnya, (c) tipe pendapat yang dinyatakan sebelumnya, (d) jika pendapat yang dinyatakan selain pendapat wajar tanpa pengecualian, alasan yang menguatkannya, (e) bahwa tidak ada prosedur audit Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 4

6 yang dilaksanakan setelah tanggal laporan audit sebelumnya. Suatu contoh paragraf terpisah disajikan berikut ini: Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X1 telah kami audit (atau diaudit oleh auditor independen lain) dan kami (a) menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan tesebut dalam laporan kami (laporannya) bertanggal 1 Maret 20X2, namun kami (ia) tidak melaksanakan prosedur audit apa pun setelah tanggal laporan audit kami (auditnya) tersebut. Bila laporan keuangan periode yang lalu tidak diaudit dan laporan atas periode sekarang berisi paragraph terpisah, laporan auditor harus memasukkan (a) suatu pernyataan tentang jasa yang dilaksanaka dalam periode yang lalu, (b) tanggal laporan tesebut, (d) suatu pernyataan bahwa jasa tersebut berlingkup lebih sempit dari pada audit dan tidak memberikan dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Jika laporan keuangan merupakan laporan entitas publik, paragraf terpisah harus berisi pernyataan tidak memberikan pendapat atau penjelasan suatu review. Jika laporan keuangan tersebut merupakan laporan entitas nonpublik, dan laporan keuangan dikompilasi atau di review, paragraf terpisah harus berisi penjelasan semestinya tentang kompilasi dan review tersebut. Sebagai contoh, suatu paragraf terpisah yang menjelaskan suatu review disajikan dengan kata-kata sebagai berikut: Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X1 telah kami review (atau di-review oleh auditor independen lain) dan laporan kami (laporannya) atas laporan keuangan tersebut, bertanggal 1 Maret 20X2, berisi pernyataan bahwa kami (a) tidak mengetahui adanya modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Namun, suatu review sangat terbatas lingkupnya dibandingkan dengan audit dan tidak memberikan dasar bagi kami (baginya) untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Suatu paragraf terpisah yang menjelaskan suatu kompilasi disajikan dengan kata-kata sebagai berikut: Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X1 telah kami kompilasi (atau dikompilasi oleh auditor independen lain) dan laporan kami (laporannya) atas laporan keuangan tersebut, bertanggal 1 Maret 20X2, berisi pernyataan bahwa kami (ia) tidak mengaudit atau me-review laporan keuangan tersebut dan, oleh karena itu, kami (ia) tidak memberikan pendapat atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan tersebut. Keyakinan Negatif Bila akuntan, dengan alasan apa pun, menyatakan tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan, pernyataannya tersebut tidak boleh bertentangan dengan dicantumkannya suatu pernyataan keyakinan mengenai tidak diketahuinya adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali yang secara spesifik diakui sebagaimana mestinya menurut standar yang ditetapkan Akuntan Indonesia. Sebagai contoh, keyakinan negatif, diperbolehkan dalam surat untuk penjamin emisi yang di dalamnya auditor independen melaporkan atas dasar prosedur terbatas yang Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 5

7 dilaksanakan terhadap laporan keuangan yang tidak diaudit atau data keuangan lain yang terdapat dalam pernyataan pendaftaran yang diserahkan kepada Bapepam. 2. Bentuk Baku Laporan Auditor atas Laporan Keuangan Laporan audit bentuk baku (standar unqualified audit report) adalah laporan yang diterbitkan oleh seorang auditor ketika seluruh kondisi audit terpenuhi, tidak diketemukan kesalahan saji yang signifikan yang tergeletak tak diperbaiki, serta laporan ini berisi pendapat auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP/PSAK. Unsur-Unsur Laporan Audit Bentuk Baku: a) Judul laporan. Standar auditing mewajibkan setiap laporan diberi judul laporan, dan dalam judul tersebut tercantum pula kata independen. Sebagai contoh, judul yang tepat adalah laporan auditor independen, laporan dari auditor independen, atau pendapat akuntan independen. Kewajiban untuk mencantumkan kata independen dimaksudkan untuk memberitahu para pengguna laporan bahwa audit tersebut dalam segala aspeknya dilaksanakan secara objektif/tidak memihak. b) Alamat laporan audit. Laporan ini umumnya ditujukan kepada perusahaan, para pemegang saham atau dewan direksi perusahaan. Dalam tahun-tahun terakhir ini, telah menjadi suatu kebiasaan untuk mengalamatkan laporan ini kepada para pemegang saham untuk menunjukkan bahwa auditor itu independen terhadap perusahaan dan dewan direksi perusahaan yang diaudit. c) Paragraf pendahuluan. Paragraf pertama laporan menunjukkan tiga hal: Pertama, membuat suatu pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan publik telah melaksanakan audit. Paragraf scope (lihat unsur ke-4) akan menjelaskan maksud dari kata audit. Kedua, paragraf ini menyatakan laporan keuangan yang telah diaudit, termasuk pencantuman tanggal neraca serta periode akuntansi dari laporan laba rugi dan laporan arus kas. Ketiga, paragraf pendahuluan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pelaksanaan audit. Tujuan dari pernyataan-pernyataan ini adalah untuk mengkomunikasikan bahwa manajemen bertanggung jawab atas pemilihan prinsip akuntansi yang tepat, atas keputusan mereka memilih ukuran yang digunakan serta pengungkapan mereka tentang penggunaan prinsip-prinsip tersebut serta untuk mengklarifikasikan peran manajemen dan auditor. d) Paragraf Ruang Lingkup. Paragraf ruang lingkup ini berisi pernyataan faktual tentang apa yang dilakukan auditor selama proses audit. Sesuai dengan SAS 93 mewajibkan bahwa negara asal prinsip akuntansi itu digunakan dalam mempersiapkan laporan keuangan dan standar audit yang diikuti oleh auditor yang identifikasikan dalam laporan audit. Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 6

8 e) Paragraf pendapat. Paragraf terakhir dalam laporan audit bentuk baku menyajikan kesimpulan auditor berdasarkan hasil dari proses audit yang telah dilakukan. Bagian ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan laporan audit, sehingga seringkali seluruh laporan audit dinyatakan secara sederhana sebagai pendapat auditor. f) Nama KAP. Nama tersebut akan mengidentifikasikan kantor akuntan publik atau praktisi mana yang telah melaksanakan proses audit. Umumnya yang dituliskan adalah nama kantor akuntan publik karena seluruh bagian dari kantor akuntan publik tersebut bertanggung jawab, baik secara hukum maupun secara profesi, dalam memastikan agar kualitas pekerjaan audit memenuhi standar profesi. g) Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untuk dicantumkan dalam laporan audit adalah tanggal pada saat auditor menyelesaikan prosedur audit terpenting di lokasi pemeriksaan. Kondisi-Kondisi bagi Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian Laporan audit bentuk baku (laporan audit wajar tanpa pengecualian) diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi: 1) Seluruh laporan keuangan-neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas-telah lengkap. 2) Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPAP telah dipatuhi dalam penugasan audit tersebut. 3) Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah melaksanakan pengugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi. 4) Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal tersebut berarti bahwa pengungkapan informatif yang cukup telah tercantum dalam catatan atas laporan keuangan serta bagian-bagian lainnya dari laporan keuangan tersebut. 5) Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit. 3. Bahasa Penjelasan yang Ditambahkan Dalam Laporan Auditor Bentuk Baku Suatu proses audit telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan serta laporan keuangan telah disajikan dengan wajar, tetapi auditor merasa perlu memberikan informasi tambahan. Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 7

9 Laporan wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi kalimat adalah suatu laporan wajar tanpa pengecualian untuk suatu penyajian laporan keuangan yang wajar, tetapi auditor menyakini bahwa merupakan hal yang penting, atau wajib, untuk memberikan tambahan informasi. Berikut ini adalah penyebab-penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelasan atau modifikasi kalimat pada laporan audit bentuk baku: Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan (going concern) Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan yang melibatkan auditor lainnya. Tidak Adanya Konsistensi dalam Penerapan GAAP/PSAK Standar pelaporan kedua mewajibkan auditor untuk menaruh perhatian pada kondisi- kondisi yang membuat prinsip akuntansi tidak diberlakukan secara konsisten antara prinsip akuntansi yang digunakan pada tahun sebelumnya. GAAP/PSAK menghendaki agar perubahan dalam prinsip atau metode akuntansi yang digunakan serta sifat dan pengaruh perubahan tersebut diungkapkan secukupnya. Materialitas perubahan prinsip akuntansi dievaluasi berdasarkan efek perubahan prinsip akuntansi tersebut pada tahun berjalan. Konsistensi versus Komparabilitas. Auditor harus dapat menentukan perbedaan antara perubahan yang dapat mempengaruhi konsistensi pelaporan serta perubahan yang dapat mempengaruhi komparabilitas tetapi tidak mempengaruhi konsistensi pelaporan. Berikut ini adalah contoh-contoh perubahan yang dapat mempengaruhi konsistensi pelaporan dan memerlukan suatu paragraf penjelasan saat perubahan tersebut bersifat material: 1. Perubahan prinsip akuntansi, seperti perubahan metode penilaian persediaan dari FIFO menjadi LIFO. 2. Perubahan dalam entitas pelaporan, seperti penambahan suatu perusahaan baru dalam laporan keuangan gabungan. 3. Perbaikan kesalahan yang melibatkan prinsip-prinsip akuntansi, yaitu dengan melakukan perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak diterima secara umum pada prinsip akuntansi yang diterima secara umum, termasuk di dalamnya perbaikan atas akibat dari kesalahan penggunaan prinsip akuntansi tersebut. Termasuk dalam perubahan yang mempengaruhi komparabilitas tetapi tidak mempengaruhi konsistensi pelaporan sehingga tidak perlu dicantumkan dalam laporan audit adalah sebagai berikut: 1. Perubahan estimasi, seperti penurunan umur ekonomis suatu aktiva untuk tujuan perhitungan depresiasi. 2. Perbaikan kesalahan yang tidak melibatkan prinsip akuntansi, misalnya kesalahan perhitungan matematis dalam laporan keuangan terdahulu. 3. Variasi format dan penyajian informasi keuangan. Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 8

10 4. Perubahan yang terjadi akibat transaksi atau peristiwa yang sangat berbeda, seperti suatu proyek penelitian dan pengembangan yang baru atau penjualan sebuah anak perusahaan. Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan (going concern). SAS 59 (AU 341) membahas masalah ini di bawah judul Pertimbangan Hidupnya. Contoh keberadaan satu atau lebih dari faktor-faktor berikut ini dapat menimbulkan ketidakpastian atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya: 1. Terjadinya kerugian operasional atau kekurangan modal kerja yang signifikan. 2. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jatuh temponya. 3. Kehilangan pelanggan-pelanggan utama, terjadi bencana yang tak dijamin oleh asuransi seperti gempa bumi atau banjir, atau suatu masalah ketenagakerjaan yang tidak umum. 4. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal lainnya yang serupa yang dapat mengancam kemampuan operasional perusahaan. SAS 59 mengizinkan tetapi tidak mewajibkan suatu penolakan pemberian pendapat ketika terdapat suatu ketidakpastian akan kelangsungan hidup perusahaan. Suatu contoh tentang penolakan pemberian pendapat terjadi ketika suatu lembaga pengatur, seperti Badan Perlindungan Lingkungan, telah memutuskan untuk membebankan sejumlah denda yang sangat besar kepada sebuah perusahaan, dan jika hal tersebut mengakibatkan suatu hasil akhir yang kurang menyenangkan, maka perusahaan mungkin terpaksa dilikuidasi. Auditor Menyetujui Terjadinya Penyimpangan dari Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum Aturan 203 dari Kode Etik Profesional AICPA menyatakan dari prinsip akuntasi yang telah disusun sebuah lembaga untuk digunakan oleh AICPA sebagai panduan prinsip akuntansi, barangkali tidak memerlukan suatu pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. Bagaimanapun, agar memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor harus merasa puas serta harus menyatakan dan menjelaskan. Prinsip akuntansi yang dapat menimbulkan suatu hasil yang menyesatkan pada situasi tersebut. Penekanan Masalah Dalam beberapa situasi, akuntan publik barangkali ingin memberikan penekanan pada beberapa masalah tertentu yang terkait dengan laporan keuangan,walaupun ia bermaksud untuk memberikan suatu pendapat wajar tanpa syarat. Biasanya, beberapa informasi tambahan yang menjelaskan masalah tersebut harus dinyatakan pada suatu paragraf terpisah dalam laporan audit. Berikut adalah contoh-contoh kasus yang menyebabkan seorang auditor berpikir bahwa ia harus menjelaskan permasalahan yang terjadi : terdapat Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 9

11 transaksi dengan pihak terkait yang bernilai sangat besar, peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal neraca, penjelasan masalah akutansi yang mempengaruhi komparabilitas laporan keuangan tahun berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya, serta ketidakpastian material yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan yang Melibatkan Auditor Lainnya Ketika auditor menyandarkan dirinya pada sebuah kantor akuntan publik lain untuk melaksanakan sebagian proses audit, yang biasa terjadi bila klien memiliki sejumlah cabang atau subdivisi yang tersebar letaknya, maka kantor akuntan publik utama memiliki tiga alternatif pilihan, yaitu: 1. Tidak Memberikan Referensi dalam Laporan Audit. Ketika tak ada referensi yang dibuat untuk auditor lainnya, maka suatu pendapat wajar tanpa syarat yang diberikan kecuali terdapat kondisi lain yang mengharuskan dikeluarkannya pendapat lain di luar pendapat wajar tanpa syarat. Pendekatan ini dilakukan pada saat auditor lain mengaudit laporan keuangan dengan proporsi yang tidak material, auditor lain sangat dikenal atau disupervisi secara ketat oleh auditor utama, atau auditor utama telah melakukan review yang mendalam pada pekerjaan yang dilakukan oleh auditor lain. 2. Memberikan Referensi dalam Laporan (Modifikasi Kalimat). Jenis laporan ini disebut pula sebagai suatu laporan atau pendapat bersama. Suatu laporan bersama wajar tanpa syarat merupakan laporan yang tepat untuk diterbitkan bila merupakan hal yang tidak praktis untuk mereview kembali pekerjaan auditor lain atau ketika proporsi laporan keuangan yang diaudit oleh auditor lain material terhadap keseluruhan laporan keuangan. 3. Mengeluarkan Pendapat Wajar dengan Pengecualian. Auditor utama dapat menyimpulkan bahwa perlu diterbitkan suatu pendapat wajar dengan pengecualian. Suatu pendapat wajar tanpa syarat atau tidak memberikan pendapat (disclaimer), tergantung pada materialitasnya, diperlukan jika auditor utama tidak menginginkan untuk mengambil tanggung jawab apapun atas pekerjaan auditor lainnya. LAPORAN AUDIT TIDAK BAKU Laporan audit tidak baku merupakan laporan yang menyimpang dari laporan audit bentuk baku. Penyimpangan dari laporan audit bentuk baku merupakan hal yang penting bagi para auditor dan pembaca laporan audit untuk memahami kapan kondisi-kondisi yang tidak tepat untuk menerbitkan suatu laporan audit bentuk baku serta jenis laporan audit yang harus diterbitkan dalam setiap kondisi tersebut. Dalam studi laporan audit yang menyimpang dari laporan audit bentuk baku, terdapat tiga topik yang saling terkait satu sama lain : kondisi-kondisi yang menyebabkan dari laporan Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 10

12 audit bentuk baku, jenis laporan/pendapat audit lainnya selain laporan audit bentuk baku, serta materialitas. Kondisi-kondisi yang Menyebabkan Penyimpangan Dari Laporan Audit Bentuk Baku. Ketiga kondisi yang menyebabkan penyimpangan dari laporan audit bentuk baku, yaitu: 1) Ruang Lingkup Audit Dibatasi ketika auditor tidak dapat mengumpulkan bukti audit yang memadai untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan GAAP/PSAK, maka terdapat suatu pembatasan atas lingkup audit. Terdapat dua penyebab utama atas pembatasan lingkup audit ini : pembatasan oleh klien dan pembatasan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi di luar kendali klien atau auditor. 2) Penyajian Laporan Keuangan tidak sesuai dengan Prinsip-prinsip Akutansi yang belaku Umum (Penyimpangan dari GAAP/PSAK) Sebagai contoh, jika seorang klien bersikeras untuk menggunakan harga penggantian (replacement cost) bagi aktiva tetapnya atau menilai persediaannya berdasarkan harga jual daripada harga historis, maka perlu diberikan pendapat di luar pendapat wajar tanpa syarat. 3) Auditor tidak Independen independensi umumnya ditentukan berdasarkan Aturan 101 dari Aturan Kode Etik Profesional. Jenis Laporan/Pendapat Audit Lainnya Selain Laporan Audit Bentuk Baku. Ketika salah satu dari ketiga kondisi di atas menunjukan gejala bahwa suatu penyimpangan dari laporan bentuk baku hadir dan bernilai material, maka suatu laporan selain laporan bentuk baku/laporan wajar tanpa pengecualian harus diterbitkan. Tiga jenis laporan audit yang dapat diterbitkan di bawah ketiga kondisi ini adalah laporan wajar dengan pengecualian (qualified), tidak wajar (adverse), serta menolak memberikan pendapat (disclaimer). Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion). Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) merupakan suatu laporan yang diterbitkan ketika auditor menyakini bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan dengan wajar tetapi terdapat suatu pembatasan lingkup audit atau terindikasi bahwa terdapat suatu kegagalan dalam mematuhi GAAP/PSAK. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion). Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion) merupakan suatu laporan yang diterbitkan ketika auditor meyakini bahwa secara material keseluruhan laporan keuangan telah salah saji sehingga laporan keuangan tersebut tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan perusahaan, hasil usaha dan arus kas sesuai dengan GAAP/PSAK. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion). Pernyataan menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion) merupakan suatu laporan audit yang diterbitkan ketika auditor tidak dapat memuaskan dirinya bahwa Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 11

13 laporan keuangan telah disajikan dengan wajar atau auditor merasa tidak independen. Materialitas. Kesalahan saji yang material merupakan suatu kesalahan dalam laporan keuangan, suatu pengetahuan yang dapat memberikan pengaruh pada keputusan yang dibuat oleh para pengguna laporan. Tingkat Materialitas. Dalam penerapan definisi ini, terdapat tiga tingkat materialitas yang digunakan untuk menentukan jenis pendapat yang akan diterbitkan. Nilainya tidak material. Ketika suatu kesalahan penyajian terjadi dalam laporan keuangan tetapi salah saji tersebut tidak mungkin mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh si pengguna laporan, maka hal tersebut dikategorikan sebagai tidak material. Dalam kondisi tersebut sangat pantas untuk menerbitkan pendapat wajar tanpa syarat. Nilainya Material tetapi tidak Mempengaruhi Keseluruhan Penyajian Laporan Keuangan. Tingkat materialitas yang kedua hadir pada saat terdapat suatu kesalahan penyajian dalam laporan keuangan yang dapat mempengaruhi keputusan seorang pengguna laporan, tetapi secara keseluruhan laporan keuangan tetap disajikan secara wajar dan tetap dapat digunakan. Ketika auditor berkesimpulan bahwa suatu kesalahan penyajian bersifat material tetapi tidak mempengaruhi keseluruhan penyajian laporan keuangan, maka pendapat auditor yang tepat adalah pendapat wajar dengan pengecualian (menggunakan kecuali untuk ). Nilainya Sangat Material Sehingga Kewajaran Seluruh Laporan Keuangan Dipertanyakan. Tingkat materialitas tertinggi hadir saat terdapat probabilitas yang sangat tinggi bahwa pengguna laporan akan membuat keputusan yang tidak benar jika pengguna laporan menyandarkan dirinya pada keseluruhan laporan keuangan dalam pembuatan keputusan mereka. Keputusan Materialitas Tingkat materialitas berpengaruh langsung terhadap jenis opini yang diterbitkan. Evaluasi materialitas tergantung pula pada apakah dalam suatu situasi tertentu terdapat suatu ketidaksesuaian dengan GAAP/PSAK atau terdapat suatu pembatasan lingkup audit. Keputusan Materialitas-Kondisi Non-GAAP. Ketika seorang klien gagal dalam mengikuti prinsip-prinsip GAAP, maka laporan audit yang diterbitkan apakah berupa pendapat wajar tanpa syarat, hanya pendapat wajar dengan pengecualian, atau pendapat tidak wajar, tergantung pada materialitas dari penyimpangan yang terjadi. Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 12

14 Perbandingan Nilai Dollar pada Suatu Patokan Tertentu. Pada saat seorang klien gagal mematuhi prinsip-prinsip GAAP maka yang menjadi perhatian utama dalam pengukuran materialitasnya umumnya adalah nilai uang dari total kesalahan pada akun-akun yang terkait, dibandingkan pada suatu patokan tertentu. Terukur. Nilai uang dari sejumlah kesalahan penyajian tidak dapat diukur secara akurat. Pertanyaan materialitas yang harus dievaluasi oleh auditor dalam situasi-situasi seperti ini adalah pengaruh dari kegagalannya dalam mengungkapkan hal-hal tersebut pada para pengguna laporan. Karakteristik Item itu Sendiri. Keputusan seorang pengguna laporan mungkin pula dipengaruhi oleh jenis kesalahan penyajian dalam laporan keuangan. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi keputusan para pengguna laporan serta mempengaruhi pula pendapat auditor dalam suatu pendekatan yang berbeda dengan mayoritas kesalahan penyajian. a) Transaksi-transaksi tersebut bersifat ilegal atau curang. b) Suatu item secara material dapat mepengaruhi penyajian dalam beberapa periode mendatang walaupun kesalahan penyajian tersebut tidak bersifat material bagi penyajian laporan pada periode berjalan. c) Suatu item mempunyai suatu pengaruh fisik. d) Suatu item mungkin bersifat penting dalam kaitannya dengan probabilitas konsekuensi yang timbul dari kewajiban pada perjanjian yang telah disepakati bersama. Keputusan Materialitas-Kondisi pembatasan Lingkup Audit. Ketika terdapat suatu pembatasan lingkup audit, laporan audit dapat berupa wajar tanpa syarat, wajar dengan pengecualian atas ruang lingkup dan pendapat audit, atau penolakan pemberian pendapat, tergantung dari materialitas pembatasan lingkup audit tersebut. Umumnya melakukan evaluasi materialitas atas kesalahan saji yang potensial yang diakibatkan oleh pembatasan lingkup audit lebih sulit dilakukan daripada melakukan evaluasi materialitas yang disebabkan oleh ketidakpatuhan pada prinsip-prinsip GAAP. Lingkup Audit Auditor telah Dibatasi Dua kategori utama dari pembatasan lingkup audit adalah: pembatasan lingkup audit yang disebabkan oleh klien serta pembatasan lingkup audit yang disebabkan oleh kondisi-kondisi di luar kendali klien maupun auditor. Kedua jenis pembatasan lingkup audit tersebut memiliki pengaruh yang sama pada laporan auditor, tetapi interprestasi materialitasnya kemungkinan besar berbeda. Ketika pembatasan lingkup audit terjadi akibat kondisi-kondisi yang berada di luar kendali klien maupun auditor, maka laporan audit wajar dengan pengecualian pada lingkup dan pendapat audit lebih tepat untuk diterbitkan. Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 13

15 Penyajian Laporan Keuangan tidak Sesuai dengan GAAP Ketika auditor mengetahui bahwa laporan keuangan dapat menyesatkan pengguna laporan karena laporan keuangan tersebut penyusunannya tidak sesuai dengan GAAP/PSAK, maka ia harus menerbitkan suatu pendapat wajar dengan pengecualian atau suatu pendapat tidak wajar, tergantung dari tingkat materialitas dari item yang dipertanyakan tersebut. Ketika seorang klien gagal menampilkan informasi yang wajib disampaikan agar ia dapat menyajikan laporan keuangan secara wajar, baik menampilkan informasi tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan yang terkait, maka merupakan tanggung jawab auditor untuk menyajikan informasi tersebut dalam laporan auditnya serta menerbitkan pula suatu pendapat wajar dengan pengecualian atau suatu pendapat tidak wajar. Laporan Aturan 203. Menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan GAAP/PSAK dapat menjadi suatu tugas yang sulit. Dari Kode Etik Profesional, mengizinkan adanya penyimpangan dari buletin penelitian akuntansi, pendapat Dewan Prinsip-Prinsip Akuntansi, serta dari pernyataan FASB ketika sang auditor menyakini bahwa ketaatan pada ketiga hal diatas dapat menyebabkan kesesatan pada laporan keuangan. Aturan 203-Prinsip-Prinsip Akuntansi Seorang anggota tidak diperbolehkan untuk (1) mengeluarkan suatu pendapat atau pernyataan afirmatif bahwa laporan keuangan atau data keuangan lainnya pada suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau (2) menyatakan bahwa ia tidak menyadari bahwa diperlukan suatu modifikasi yang material pada laporan keuangan atau data keuangan lainnya agar laporan keuangan dan data keuangan lainnya tersebut disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ketiadaan Laporan Arus Kas. Ketidakbersediaan klien untuk memasukkan laporan arus kas dapat dilihat dengan lebih spesifik dalam SAS 58 (AU 508). Ketika laporan arus kas ini ditiadakan, harus dibuat paragraf ketiga yang menyatakan tentang penghapusan laporan tersebut serta penerbitan suatu pendapat wajar dengan pengecualian kecuali untuk. Auditor Tidak Independen Jika auditor tidak dapat memenuhi persyaratan independensi sebagaimana yang dinyatakan dalam Kode Etik Profesional, maka penolakan pemberian pendapat harus dilakukan walaupun seluruh prosedur audit yang dilaksanakan dianggap telah sesuai dengan kondisi yang ada. Ketidak independensi akan menyingkirkan semua pembatasan lingkup audit jenis lainnya, selanjutnya, tidak ada alasan untuk tidak memberikan pernyataan menolak memberikan pendapat. Di dalam laporan audit yang memberikan pernyataan menolak memberikan pendapat, tidak boleh menuliskan satupun kalimat tentang pelaksanaan atas prosedur audit apapun. Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 14

16 Proses Pembuatan Keputusan Auditor Untuk Penerbitan Laporan Audit. Para auditor menggunakan suatu proses yang tersusun baik dalam memutuskan laporan audit apa yang tepat untuk diterbitkan pada serangkaian kondisi tertentu. Menentukan Apakah Terdapat Kondisi yang Memerlukan Penyimpangan dari Laporan Audit Bentuk Baku. Para auditor mengidentifikasikan kondisi-kondisi ini saat mereka sedang melaksanakan proses audit serta memasukan berbagai informasi yang ada ke dalam kertas kerja mereka sebagai bahan diskusi untuk menentukan laporan audit apa yang tepat untuk diterbitkan. Memutuskan Tingkat Materialitas Tiap-tiap Kondisi. Dalam kondisi terdapat penyimpangan dari GAAP atau pembatasan lingkup audit, auditor harus memutuskan apakah hal tersebut tidak material, material, atau sangat material. Memutuskan Jenis Laporan Audit yang Tepat bagi Kondisi Tertentu, pada Tingkat Materialitas Tertentu. Setelah memutuskan kedua hal yang pertama, maka merupakan hal yang mudah untuk memutuskan jenis pendapat yang akan diberikan dengan bantuan suatu alat pembantu pembuat keputusan. Menuliskan Laporan Audit Mayoritas kantor akuntan publik memiliki suatu file computer yang telah berisi kalimat yang tepat untuk masing-masing kondisi yang berbeda-beda yang dapat membantu auditor menuliskan laporan auditnya. Selain itu, satu atau lebih rekanan dalam mayoritas kantor akuntan publik memiliki keahlian khusus dalam menuliskan laporan audit. Terdapat Lebih dari Satu Kondisi yang Membutuhkan Penyimpangan atau Modifikasi Para sering kali menemui situasi-situasi yang melibatkan lebih dari satu kondisi yang membutuhkan suatu penyimpangan dari laporan audit wajar tanpa syarat atau modifikasi dari laporan audit bentuk baku. Situasi-situasi berikut ini merupakan contoh-contoh ketika diperlukan lebih dari datu modifikasi kalimat untuk dicantumkan dalam laporan: Auditor tidak independen serta ia mengetahui bahwa perusahaan tidak menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Terdapat suatu pembatasan lingkup audit serta terdapat pula keragu-raguan akan kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup. Terdapat suatu keragu-raguan akan kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup dan informasi mengenai penyebab ketidakpastian ini tidak diungkapkan secara memadai pada catatan atas laporan keuangannya. Terdapat suatu penyimpangan terhadap GAAP dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan, serta telah diterakannya suatu prinsip akuntansi dimana penerapannya tidak konsisten dengan penerapan prinsip akuntansi pada tahun sebelumnya. Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 15

17 Jumlah Paragraf dalam Laporan Banyak pembaca laporan menginterprestasikan bahwa jumlah paragraf dalam laporan audit merupakan suatu tanda yang penting tentang apakah penyajian laporan keuangan tersebut benar. Suatu laporan audit yang terdiri dari tiga paragraf umumnya mengindikasikan bahwa tidak terdapat suatu pengecualian apa pun dalam audit. Lebih dari tiga paragraph mengindikasikan tentang jenis laporan audit wajar dengan pengecualian atau menyertakan suatu penjelasan. Ketika suatu laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan diterbitkan, maka paragraf penjelasan umumnya diletakan setelah paragraf pendapat. Paragraf penjelasan tidak ditambahkan dalam suatu laporan audit wajar tanpa pengecualian yang melibatkan auditor independen lain, tetapi kalimat dalam ketiga paragraf mengalami modifikasi. Nur Rezeki Asrifa Salam (A ) & Sri Asriyani Sumadi (A ) 16

BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP

BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan merupakan hal yang esensial dalam penugasan audit dan assurance karena laporan berfungsi mengkomunikasikan temuan-temuan auditor. Para pengguna laporan keuangan menyandarkan

Lebih terperinci

SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN. Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN. 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut:

SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN. Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN. 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut: SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut: Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat

Lebih terperinci

AUDIT I AUDIT REPORTS. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

AUDIT I AUDIT REPORTS. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI AUDIT I Modul ke: AUDIT REPORTS Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI UNSUR UNSUR LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU Judul Laporan. Satndar auditing mewajibkan setiap

Lebih terperinci

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 2, Edisi Juni 2012 (ISSN : 2252_7826) JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR)

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 2, Edisi Juni 2012 (ISSN : 2252_7826) JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR) JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR) Sri Wiranti Setiyanti Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang Abstraksi Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan laporan audit. Opini

Lebih terperinci

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN Sumber: PSA No. 29 Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan berkaitan

Lebih terperinci

Presentation Outline

Presentation Outline Chapter 3 Laporan Audit (Audit Report) 1 Presentation Outline I. Laporan Auditor Bentuk Baku II. Kondisi yang Memerlukan Paragraf Penjelas (Explanatory Paragraph) atau Modifikasi Kalimat (Modified Report

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tipe Opini Auditor Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama

Lebih terperinci

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3 AUDIT LAPORAN KEUANGAN Pertemuan 3 HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN AUDITING Akuntansi Auditing MANFAAT EKONOMI SUATU AUDIT Akses ke pasar modal Biaya Modal yang Rendah Penangguhan infesiensi dan kecurangan

Lebih terperinci

SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR. Sumber: PSA No.

SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR. Sumber: PSA No. SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR Sumber: PSA No. 36 Lihat SA Seksi 9553 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01

Lebih terperinci

LAPORAN AUDI TOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDI TAN

LAPORAN AUDI TOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDI TAN SA Seksi 508 LAPORAN AUDI TOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDI TAN Sumber: PSA No. 29 Lihat SA Seksi 9508 untuk interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi perekonomian Indonesia pada umumnya menyebabkan peningkatan pesat tuntutan masyarakat atas mutu dan jenis jasa profesi akuntan publik sehingga

Lebih terperinci

SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN

SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam pelaporan atas dokumen yang dibuat oleh

Lebih terperinci

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA SA Seksi 341 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Sumber: PSA No. 30 Lihat SA Seksi 9341 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN

BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN SA Seksi 543 BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN Sumber: PSA No. 38 Lihat SA Seksi 9543 untuk Interpretasi Seksi ini. PENDAHULUAN 01 Seksi ini berisi panduan bagi auditor independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi perekonomian Indonesia pada umumnya menyebabkan peningkatan pesat tuntutan masyarakat atas mutu dan jenis jasa profesi akuntan publik sehingga

Lebih terperinci

AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR

AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR Perbedaan kepentingan (conflict of interest) Konsekuensi (consequence) Kompleksitas (complexity) Keterbatasan akses (remoteness) Menurut Sofyan

Lebih terperinci

Topik 3 : Laporan Akuntan

Topik 3 : Laporan Akuntan Topik 3 : Laporan Akuntan Tujuan : Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu : 1. Menyebutkan jenis-jenis pendapat akuntan 2. Menyebutkan jenis-jenis laporan akuntan 3. Menjelaskan pertimbangan auditor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DISUSUN SESUAI DENGAN SUATU BASAIS AKUNTANSI KOMPREHENSIF SELAIN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN DISUSUN SESUAI DENGAN SUATU BASAIS AKUNTANSI KOMPREHENSIF SELAIN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA SA Seksi 623 LAPORAN KHUSUS Sumber: PSA No. 41 PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan dalam hubungannya dengan: a. Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis akuntansi

Lebih terperinci

Tabel 4.6.f Uji Validitas Setuju dengan Penyimpangan dari standar akuntansi yang berlaku yang Mendorong Akuntan Publik Memberikan Pendapat Selain

Tabel 4.6.f Uji Validitas Setuju dengan Penyimpangan dari standar akuntansi yang berlaku yang Mendorong Akuntan Publik Memberikan Pendapat Selain DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Hubungan Antara Asersi Manajemen dengan Tujuan Umum Audit... 21 Tabel 3.1 Instrumen untuk Mengukur Variabel Penelitian... 60 Tabel 4.1 Data Penyebaran Kuesioner... 69 Tabel 4.2 Komposisi

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1 Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PROFESI AKUNTAN PUBLIK Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan

Lebih terperinci

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI Laporan praktisi tentang prosedur yang disepakati yang berkaitan dengan asersi manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu atau tentang efektivitas

Lebih terperinci

SURAT PERIKATAN AUDIT

SURAT PERIKATAN AUDIT SA Seksi 320 SURAT PERIKATAN AUDIT Sumber: PSA No. 55 Lihat Seksi 9320 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan tentang: a. Persetujuan dengan klien

Lebih terperinci

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA 40 4. Standar pelaporan Ke-4: Tujuan standar pelaporan adalah untuk mencegah salah tafsir tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan: 01. Seorang akuntan

Lebih terperinci

KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA SA Seksi 420 KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA Sumber: PSA No. 09 PENDAHULUAN 01 Standar pelaporan kedua (disebut di sini sebagai standar konsistensi) berbunyi: Laporan

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

KOMPILASI DAN RE VIEW ATAS LAPO RAN KEUAN GAN

KOMPILASI DAN RE VIEW ATAS LAPO RAN KEUAN GAN Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan SAR Seksi 100 KOMPILASI DAN RE VIEW ATAS LAPO RAN KEUAN GAN Sumber: PSAR No. 01 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mendefinisikan kompilasi laporan keuangan dan review

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualiied Opinion)

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualiied Opinion) Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima jenis pendapat akuntan yaitu: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualiied Opinion) Dikatakan pendapat wajar tanpa pengecualian

Lebih terperinci

SA Seksi 435 PELAPORAN AUDITOR ATAS INFORMASI SEGMEN. Sumber: PSA No. 40 PENDAHULUAN

SA Seksi 435 PELAPORAN AUDITOR ATAS INFORMASI SEGMEN. Sumber: PSA No. 40 PENDAHULUAN SA Seksi 435 PELAPORAN AUDITOR ATAS INFORMASI SEGMEN Sumber: PSA No. 40 PENDAHULUAN 01 Perusahaan yang beroperasi di berbagai industri, atau di berbagai negara, atau yang memiliki pelanggan besar diwajibkan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis SA 0 Representasi Tertulis SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 REPRESENTASI TERTULIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i)

Lebih terperinci

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sa Seksi 337 PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sumber : PSA No. 74 01 seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan oleh auditor

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SPR 00 Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 00 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA 0 Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN AUDIT 0 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI SA Seksi 315 KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI Sumber: PSA No. 16 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti

Lebih terperinci

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Audit atas Estimasi Akuntansi SA Seksi 342 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Sumber: PSA No. 37 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit kompeten

Lebih terperinci

A. CONTOH LAPORAN AUDIT

A. CONTOH LAPORAN AUDIT A. CONTOH LAPORAN AUDIT 1 2 3 4 5 6 7 7 B. ANALISIS LAPORAN AUDIT PT KIMIA FARMA 1. Alamat Laporan Audit. Laporan ini umumnya ditunjukkan kepada Perusahaan, para Pemegang Saham atau Dewan Direksi Perusahaan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB AUDITOR. by Ely Suhayati SE MSi AK Ari Bramasto SE MSi Ak

TANGGUNG JAWAB AUDITOR. by Ely Suhayati SE MSi AK Ari Bramasto SE MSi Ak TANGGUNG JAWAB AUDITOR by Ely Suhayati SE MSi AK Ari Bramasto SE MSi Ak Tanggung Jawab Auditor vs Tanggung Jawab Manajemen Auditor mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit. Pekerjaan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT SA Seksi 325 KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT Sumber: PSA No. 35 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan melaporkan

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat dalam suatu entitas usaha.

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat dalam suatu entitas usaha. BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI-TEORI 1. Pengertian dan Karakteristik Auditee Menurut Shidarta dan Christanti dalam Nurliana Safitri (2008) karakteristik perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan

Lebih terperinci

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN SA Seksi 317 UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Sumber: PSA No. 31 PENDAHULUAN 01 Seksi mengatur sifat dan lingkup pertimbangan yang harus dilakukan oleh auditor independen dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA 00 Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 PERTIMBANGAN KHUSUS AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) dalam Januarti (2009) menggambarkan adanya hubungan kontrak antara agen (manajemen) dengan pemilik (principal).

Lebih terperinci

SURAT UNTUK PENJAMIN EMISI DAN PIHAK TERTENTU LAIN YANG MEMINTA

SURAT UNTUK PENJAMIN EMISI DAN PIHAK TERTENTU LAIN YANG MEMINTA SA Seksi 634 SURAT UNTUK PENJAMIN EMISI DAN PIHAK TERTENTU LAIN YANG MEMINTA Sumber: PSA No. 54 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi akuntan dalam melaksanakan dan melaporkan hasil perikatan

Lebih terperinci

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA

Lebih terperinci

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N Atestasi Kepatuhan SAT Seksi 500 ATESTASI KEPATUHAN S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan bagi perikatan

Lebih terperinci

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI Semarang, 15 Desember 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait,

Lebih terperinci

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No. SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan penting di setiap negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 (dengan diberlakukan Surat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Laporan audit adalah hasil akhir dari pemeriksaan seorang auditor laporan keuangan kliennya. Di dalam laporan tersebut biasanya terdiri dari

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR PEMERIKSAAN (PSP) NOMOR : 0.0 TANGGAL : NOPEMBER 00 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KOMITE STANDAR PEMERIKSAAN

Lebih terperinci

BULETIN TEKNIS NOMOR 01 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

BULETIN TEKNIS NOMOR 01 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH Keputusan BPK RI Nomor : /K/I-XIII./ / Tanggal: September Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BULETIN TEKNIS NOMOR 0 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH 0 0 0 WTP WDP TW

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kristiana (2012) meneliti pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam menghadapi era globalisasi yang menuju pada era perdagangan bebas, perusahaan kecil dituntut untuk terus berkembang. Namun dalam mengembangkan usahanya tersebut,

Lebih terperinci

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah dilakukan oleh Warnida (2012), Yaitu faktot faktor yang mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah dilakukan oleh Warnida (2012), Yaitu faktot faktor yang mempengaruhi 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian yang akan dilakukan kali ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Warnida (2012), Yaitu faktot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan global pada saat ini mengharuskan perusahaan berfikir tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Behavioral Decision Theory Behavioral Decision Theory yang mengatakan bahwa seseorang mempunyai keterbatasan pengetahuan dan bertindak hanya berdasarkan persepsinya atas suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus melaporkan hasil laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus beroperasi secara berkesinambungan untuk suatu masa yang tidak tertentu

BAB I PENDAHULUAN. terus beroperasi secara berkesinambungan untuk suatu masa yang tidak tertentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam ilmu akuntansi, perusahaan merupakan suatu entitas ekonomi yang berdiri sendiri yang berbeda dari pemiliknya. Entitas ekonomi ini dianggap akan terus

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Mulyadi (2002) auditing adalah: Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara

Lebih terperinci

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI EXPOSURE DRAFT STANDAR PENGENDALIAN MUTU STANDAR PERIKATAN JASA 0 PERIKATAN KOMPILASI PENGENDALIAN MUTU BAGI KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Exposure Draft

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Publik (PSAK, 2012 : Paragraf 7) Laporan Keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan Govindarajan (2008:175)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja sama antara negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2002:11) auditing adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2002:11) auditing adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Audit Menurut Mulyadi (2002:11) auditing adalah : Suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK Tujuan Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum perusahaan di negara tersebut. Perkembangan perusahaan go public di

BAB I PENDAHULUAN. hukum perusahaan di negara tersebut. Perkembangan perusahaan go public di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya suatu perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opinion Shopping Demi menghindari penerimaan opini going concern, biasanya perusahaan melakukan auditor switching (pergantian auditor). Teoh (1992) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Audit atas laporan keuangan merupakan salah satu jasa assurance yang bersifat profesional dan independen untuk meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : PSAK par.7) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk melindungi kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan menyediakan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha diberbagai negara di dunia. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini mencapai 5,2%

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

TANGGUNGJAWAB AUDITOR UNTUK MEMPERTIMBANGKAN KEMAMPUAN SATUAN USAHA DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

TANGGUNGJAWAB AUDITOR UNTUK MEMPERTIMBANGKAN KEMAMPUAN SATUAN USAHA DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA ISSN 1411-0393 TANGGUNGJAWAB AUDITOR UNTUK MEMPERTIMBANGKAN KEMAMPUAN SATUAN USAHA DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Bambang Suryono *) ABSTRAK Standar Auditing Seksi 341 (dalam S tandar Profesional

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Tahap ini sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus. Keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Selain itu, juga

Lebih terperinci

DAR PROFESIO. NTA PDlll

DAR PROFESIO. NTA PDlll DAR PROFESIO l NTA PDlll Dafiar lsi Rinci Standar Profesional Akuntan Publ DAFTAR lsi RINCI STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK Halaman Daftar lsi Ringkas Standar Profesional Akuntan Publik... iii Daftar

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI SA Seksi 315 KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI Sumber: PSA No. 16 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan. dan dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan. dan dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Teori agensi, menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sesuai ketentuan yang berlaku, sedangkan Kantor Akuntan Publik adalah badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan kompetitif serta semakin kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap

Lebih terperinci