BAB 3 STUDI KASUS PERENCANAAN KEUANGAN PT ALAM FOOD INDONESIA PT. Alam Food Indonusa adalah salah satu unit usaha yang berada di bawah Alam Group yang memproduksi mie instant (instant noodle) dengan merek dagang Alam Mie. Perusahaan berlokasi di Kawasan Industri Cibitung di atas lahan seluas 4 ha. Saat ini telah terpasang dua line mesin produksi dengan total kapasitas 600.000.000 bungkus mie instant per tahun. Lahan yang tersedia masih cukup luas untuk pengembangan pabrik di masa datang. Perusahaan telah beroperasi sejak tahun 1994 dan telah memproduksi lima macam rasa mie instant, yaitu rasa ayam bawang (AAB), soto mie (ASM), mie spesial (AMS), ayam bawang spesial (ABS), dan mie goreng (AMG). Pemasaran Pada tahun 2000 telah terjual sebanyak 540 juta bungkus mie instant dengan nilai Rp. 225, 8 milyar. Wilayah pemasarannya meliputi Pulau Jawa dan Sumater. Pendistribusiannya dilaksanakan oleh PT. Atriex Indonesia-unit usaha lainnya di bawah Alam Group yang bergerak dalam bidang pendistribusian barang-barang konsumsi (makanan dan minuman dan lain-lain). Untuk pasar Indonesia, Alam Mie telah menguasai pangsa pasar sekitar 10%, sementara pangsa pasar terbesar dikuasai oleh Indomie dari Indofood, yaitu sekitar 80%. Ekspor Alam Mie sudah mulai dilakukan terutama ke Mesir. PT Alam Food menunjuk satu agen distributor di Kairo untuk memasarkan Alam Mie di kawasan Timur Tengah, tetapi volumenya relatif masih kecil. Yaitu sekitar 5% dari total volume penjualan. Manajemen PT. Alam Food terus berusaha untuk meningkatkan ekspor Alam Mie, namun demikian harus pula tetap menjaga dan membina pasar dalam negeri yang masih sangat besar. Oleh karena itu, tambahan kapasitas produksi dirasakan sangat mendesak untuk dilaksanakan. LePMA-LPBP 34
Volume dan nilai penjualan Alam Mie tahun 2000 adalah seperti pada Tabel 3.1. Pada bulan Desember 2000, PT. Alam Food menaikkan harga jual dari sekitar Rp. 410 per bungkus menjadi Rp. 500 per bungkus. Tabel 3.1 PT. ALAM FOOD INDONESIA PENJUALAN ALAM MIE TAHUN 2000 Jenis Mie Volume (Jt. Bks) Nilai (Rp. Milyar) AAB ASM AMS ABS AMG 194,4 108,0 81,0 81,0 76,6 81,1 45,0 33,8 33,8 31,9 Total 541,0 225,6 Catatan : Kurs = Rp. 8500/US$ Bahan Baku Bahan baku mie adalah terigu, tapioka, minyak goreng dan bumbu lainnya. Terigu impor dari Australia, sedangka tapioka dan bumbu-bumbu lainnya dapat diperoleh di pasar lokal. Consumption figures untuk setiap bungkus mie adalah seperti pada Tabel 3.2 dan harga bahan baku pada Tabel 3.3 Tabel 3.2 CONSUMPTION FIGURES ALAM MIE No. Bahan Baku Satuan AAB ASM AMS ABS AMG 1. 2. 3. 4. Terigu Tapioka Minyak goreng Bumbu-bumbu Gr Gr Gr Gr 46,5 10,3 12,0 46,4 12,0 46,5 10,3 12,0 46,6 10,2 12,0 47,0 10,5 12,0 LePMA-LPBP 35
Tabel 3.3 HARGA BAHAN BAKU ALAM MIE TAHUN 2000 No. Jenis Bahan Baku Satuan (unit) Harga (US$/unit) Harga (Rp/unit) 1. 2. 3. 4. Terigu Tapioka Minyak goreng Bumbu-bumbu 0.30 0.27 0.43 0.83 2700 2400 3825 8000 Bahan Pembungkus Bahan pembungkus (packaging) adalah sejenis plastik yang disebut opp/ccp yang sudah didesain sesuai dengan kebutuhan dan diberi label/merk dan informasi lainnya, seperti ingredien, nama produsen, nomor registrasi di Departemen Kesehatan, merek dagang dan sertifikasi halal. Bahan pembungkus diperoleh dari PT. Packaging Indonesia, Tangerang. Mie instant yang sudah dibungkus bersama bumbu-bumbunya di-packing ke dalam kardus berukuran panjang 33 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 23 cm yang dapat memuat 40 bungkus mie instant. Kardus diperoleh dari PT. Kardus Indah, Bekasi. Kebutuhan bahan pembungkus dan kardus untuk setiap bungkus mie instant serta harganya tahun 2000 adalah seperti Tabel 4. Tabel 3.4 KEBUTUHAN PEMBUNGKUS DAN HARGANYA No. Jenis Bahan Pembungkus Satuan (unit) 1. Pembungkus Roll/bks 2. Kardus Unit/40 bks Pemakaian per unit mie 0,00012 1,00 Harga (Rp/unit) 384.000 300 Bahan Bakar (Solar) Sumber pembangkit tenaga utama adalah listrik PLN, sedangkan genset hanya untuk kebutuhan tertentu saja, sebagai tenaga cadangan bila listrik PLN mengalami gangguan. Konsumsi bahan bakar (solar) adalah 20 liter per jam. Harga solar adalah Rp. 440 liter LePMA-LPBP 36
Upah/Gaji PT. Alam Food Indonesia mempunyai 471 orang karyawan (termasuk komisaris dan direksi). Total biaya upah dan gaji tahun 2000 adalah Rp. 4,1 milyar. Rincian biaya upah /gaji adalah seperti pada Tabel 3.5 Tabel 3.5 PT. ALAM FOOD INDONESIA UPAH/GAJI, TAHUN 2000 No. Jabatan Jumlah (orang) Gaji/Tahun (Rp. Juta) 1. Komisaris 3 126 2. Direktur Utama 1 280 3. Direktur Produksi 1 210 4. Direktur Keuangan 1 210 5. Manajer Produksi 1 140 6. Manajer Keuangan 1 105 7. Manajer Pemasaran 1 105 8. Manajer R & D 1 105 9. Manajer Personalia 1 105 10. Kepala Gudang 1 35 11. Supervisor 1 70 12. Quality Control 3 315 13. Staf Laboratorium 4 560 14. Teknisi 5 700 15. Staf Administrasi Kantor Pusat 10 140 16. Staf Administrasi pabrik 10 560 17. Operator 390 2730 18. Kasir 1 21 19. Sopir 5 42 20. Pesuruh 3 21 21. Satpam 24 201,6 Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik di luar biaya penyusutan, asuransi dan bahan bakar untuk tahun 2000 sebesar Rp. 2,9 milyar meliputi biaya-biaya sebagai berikut (Tabel 3.6) Tabel 3.6 PT. ALAM FOOD INDONESIA BIAYA OVERHEAD PABRIK LAIN-LAIN, TAHUN 2000 LePMA-LPBP 37
No. Jenis Biaya Biaya (Rp) 1. Tunjangan makan, seragam dan kesehatan 490.122.360 2. Jasa pemeriksaan teknis 13.599.996 3. Perbaikan dan pemeliharaan 299.250.000 4. Utility (listrik, air, dll) 1.502.058.084 5. Transportasi 32.482.464 6. Telepon, fax 111.975.000 7. Biaya produksi lainnya 141.294.900 8. Biaya bongkar muat 180.000.000 9. Biaya gudang 94.500.000 Total 2.865.282.792 Biaya pemasaran dan Operasional Kantor Pusat PT. Alam Food mempunyai kantor pusat di Wisma Alamputera Lt. 16, Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Kegiatan pemasaran dan pengendalian perusahaan diatur dari kantor pusat tersebut. Biaya pemasaran terutama adalah untuk pemasangan iklan di berbagai media, terutama di televisi swasta. Biaya pemasaran tahun 2000 sekitar 5% dari total penjualan. Biaya-biaya pemasaran dan biaya operasional kantor pusat adalah seperti pada Tabel 3.7 Persediaan barang Persediaan barang terdiri dari bahan baku, bahan pembungkus, bahan bakar, barang dalam proses dan barang jadi. Pada tanggal 31 Desember 2000 persediaan tersebut adalah seperti pada Tabel 3.8 Tabel 3.7 PT. ALAM FOOD INDONESIA BIAYA PEMASARAN DAN OPERASIONAL KANTOR PUSAT, TAHUN 2000 No. Jenis Biaya Biaya (Rp.) 1. Biaya pemasaran 11.694.425.652 2. Biaya listrik 150.205.810 3. Biaya telepon dan fax 180.000.000 4. Transportasi, tol dan parkir 24.000.000 5. Biaya administrasi (ATK, dll) 60.000.000 LePMA-LPBP 38
6. Biaya lain-lain 25.000.000 Total 12.133.631.462 Tujuan Manajemen Dalam rangka mengantisipasi penerapan Undang-undang Antimonopoli dimana perusahaan-perusahaan yang memonopoli produksi suatu barang harus dihapuskan, diperkirakan bahwa pangsa pasar PT. Indofood di Indonesia akan turun sekitar 15%. Pangsa pasar yang besar tersebut akan diperebutkan oleh produsen-produsen mie instant yang lainnya. Disamping itu, manajemen juga merencanakan untuk memperluas wilayah pemasarannya ke Kalimantan, Sulawesi dan daerah-daerah lain di Indonesia yang diperkirakan mempunyai potensi permintaan mie instant yang cukup besar. Sebelum melangkah lebih jauh, kita akan membuat simulasi bisnis PT. Alam Food Indonesia untuk tiga tahun kedepan untuk memberikan gambaran yang jelas bagi manajemen tentang posisi keuangan dalam membuat keputusan. Tabel 3.8 PT. ALAM FOOD INDONESIA PERSEDIAAN BARANG 31 DESEMBER 2000 No. Jenis persediaan Volume Nilai (Rp) Satuan Unit Bahan baku 1. 2. 3. 4. 1. 2. Terigu Tapioka Minyak goreng 1.077.190 116.838 110.485 2.391.361.800 280.411.200 422.605.125 Bumbu-bumbu 4.764 17.150.400 Total 3.111.528.525 Bahan pembungkus Etiket Roll 5.185 2.111.684.000 Kardus Unit 450.250 432.240.000 Total 2.543.924.000 Bahan bakar LePMA-LPBP 39
1. Solar Liter 21.697 9.546.680 1. 2. 3. 4. 5. Bahan baku AAB ASM AMS ABS Bungkus Bungkus Bungkus Bungkus 2.221.330 1.045.550 261.400 130.670 2.188.883.130 AMG Bungkus 392.000 Total 4.050.950 2.188.883.130 Barang dalam proses 1.101.886.745 Total 10.997.567.805 LePMA-LPBP 40
Tabel 3.9 PT. ALAM FOOD INDONESIA LABA-RUGI TAHUN 2000 Penjualan 225.816.946.174 Harga Pokok Penjualan 205.512.802.817 Laba Kotor 20.512.802.817 Biaya Operasional 14.015.231.462 Laba Operasi 6.288.911.595 Biaya bunga 2.676.590.000 Keuntungan (kerugian) kurs (500.350.000) Pendapatan (biaya) lain-lain 554.503.550 Laba (Rugi) sebelum pajak 3.666.475.445 Pajak perusahaan 1.076.007.366. Laba Bersih 2.589.850.519 Tabel 3.10 PT. ALAM FOOD INDONESIA HARGA POKOK PENJUALAN Tahun 2000 Bahan Baku Persediaan Awal 5.434.565.350 Pembelian 163.563.947.425 Persediaan akhir 3.111.528.525 Pemakaian 165.886.984.250 Upah langsung 2.730.000.000 Biaya Overhead Pabrik Upah tak langsung 2.345.000.000 Bahan Pembungkus 25.563.487.650 Bahan bakar 4.560.965 Biaya penyusutan 3.556.379.106 Biaya amortisasi 1.055.845.463 Biaya asuransi 145.230.152 Biaya overhead lainnya 2.865.282.792 Total biaya overhead 35.535.786.127 Total biaya pabrikasi 204.152.770.377 Persediaan awal barang dalam proses 1.662.536.850 Persediaan akhir dalam proses 1.101.886.745 Total Biaya Produksi 204.713.420.482 LePMA-LPBP 41
Persediaan awal barang jadi 2.988.265.465 Persediaan akhir barang jadi 2.188.883.130 Harga Pokok Penjualan 205.512.802.817 Biaya Produksi/Unit 2.988.265.465 DAFTAR PUSTAKA 1. Anto Dajan, Pengantar Metode Statistik jilid II, LP3ES, Jakarta, 1984 2. Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada, Yogyakarta, 1993 3. Efraim Ferdinan Giri, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Gunadarma, Jakarta, 1993 4. M. Munandar, Budgeting Perencanaan Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja, BPFE, Yogyakarta, 2000 5. Zalmi Zubir, Simulasi Perencanaan Operasi dan Keuangan Terpadu pada perusahaan manufaktur dengan menggunakan Software Excel, Depok, 2000 (modul pelatihan workshop manajemen terapan) LePMA-LPBP 42
LAMPIRAN TABEL PERENCANAAN KEUANGAN LePMA-LPBP 43