BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rombel Jumlah siswa Persentase 1 Kelas IVa 33 50% 2 Kelas IVb 33 50% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya. sedangkan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. lingkaran, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini: siswa, setiap siswa mendapatkan 1 kartu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Make a Match

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Validitas & Reliabilitas (Sert)

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Sekolah tersebut terletak di Jalan Kartini no.26, Salatiga dan termasuk kedalam Gugus Kartini. Letak sekolah yang berada dalam kawasan sekolah seperti SMP N 1 Salatiga dan SMP N 2 Salatiga sangat mendukung dalam suasana pembelajaran yang nyaman tanpa adanya gangguan dari luar karena setiap sekolah memerlukan suasana yang nyaman. Sekolah ini juga tidak terganggu dengan suara kendaraan karena letak sekolah ini tidak begitu dekat dengan jalan raya. Pekerjaan orangtua siswa mayoritas adalah pegawai dan wiraswasta, sebagian besar siswa SD Negeri Salatiga 06 tinggal bersama orangtuanya dan terdapat beberapa orang siswa tinggal bersama kakek nenek, karena orangtua mereka bekerja keluar kota. Latar belakang siswa yang berbeda-beda, menyebabkan guru untuk dapat mengampu dan mengajar para siswa dengan sebaik-baiknya. Pada umumnya siswa kelas IV di SD Negeri Salatiga 06 ini terbiasa dengan model pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran terpusat pada guru, sehingga siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa cenderung diam dan tenang saat pembelajaran sehari-hari. Interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran masih kurang, karena pembelajaran kelompok masih belum terlaksana dengan baik. Pada dasarnya, pembelajaran dengan cara tutor sebaya dapat membantu siswa dalam memahami pembelajaran. Penggunaan variasi model pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dapat membantu siswa untuk mengurangi rasa bosan dalam mengikuti belajar di sekolah. 4.2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06 dengan jumlah 54 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas IVA dengan jumlah 26 siswa dan kelas IVB dengan jumlah 28 siswa. Kelas tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol yang sudah diuji kesamaan varian menunjukkan keadaan kedua kelompok yang homogen. Artinya 42

43 data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama. Oleh sebab itu, pada kelas eksperimen akan diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan pada kelas kontrol akan diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah 3x pertemuan baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir. Berikut adalah jadwal pelaksanaan penelitian pada tabel 4.1: Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian Tanggal Pertemuan 27 Februari 2012 Pertemuan I 28 Februari 2012 Pertemuan II 29 Februari 2012 Pertemuan III 4.3. Hasil Analisis Data Menurut Sugiyono (2010: 207) analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh respoden atau sumber lain terkumpul. Oleh karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu uji normalitas, homogenitas, dilanjutkan dengan uji beda rata-rata hasil belajar siswa (kelas kontrol dan kelas eksperimen). Berikut adalah penjelasan penghitungan secara rinci. 4.3.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam pre-test dan posttest setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division). Untuk mengetahui validitas alat evaluasi, instrumen terlebih dahulu diujicobakan pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 1 Salatiga. Setelah di uji tingkat validitasnya, hasil instrumen tersebut di ujikan pada ke dua kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui tingkat homogenitasnya. Menurut Sudjana, (2008: 12) validitas

44 berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Dari hasil tes uji coba instrumen di SD Negeri Sidorejo Lor 1 Salatiga, maka dapat diperoleh hasil analisis menggunakan SPSS for windows version 16 dengan teknik yang digunakan Corrected Item Total Correlation untuk menguji kesahihan item instrumen yang didasarkan dalam pengambilan keputusan soal valid menggunakan tabel r Product Moment sebesar 0,388 dari jumlah 28 siswa. Dari jumlah 35 soal terdapat 27 soal yang valid, dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini: Bentuk Instrumen Pilihan ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, Tabel 4.2 Hasil Validitas Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid 11,12,13,14,15,16,17,18,19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 17, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35. 10, 15, 16, 18, 19, 23, 27, 30 Menguji reliabilitas variabel menggunakan input data yang sama dengan data validitas. Uji reliabilitas yang banyak digunakan pada penelitian adalah dengan menggunakan metode Cronbach Alpha. Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.948 27 Berdasarkan tabel 4.3 tentang hasil uji reliabilitas dengan jumlah soal pilihan ganda yang terdiri dari 27 soal ini, terdapat Cronbach s Alpha (r) sebesar 0,948, maka instrument dinyatakan reliable.

45 4.3.2. Uji Normalitas 4.3.2.1. Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Metode pengambilan keputusan pada uji normalitas menurut Duwi Priyatno (2010: 58) yaitu jika signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka data yang diuji adalah berdistribusi nomal. Jika signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data yang di uji tidak beristribusi normal. Uji normalitas data pre-test menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Test. Data yang dianalisis adalah nilai dari pre-test pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06 sebelum dilakukan perlakuan baik pada kelas eksperimen atau kelas kontrol. Berikut pada tabel 4.4 adalah hasil analisanya: Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test EKSPERIMEN KONTROL N 28 26 Normal Parameters a Mean 66.93 67.54 Std. Deviation 6.804 8.011 Most Extreme Differences Absolute.210.198 Positive.115.145 Negative -.210 -.198 Kolmogorov-Smirnov Z 1.113 1.008 Asymp. Sig. (2-tailed).168.262 a. Test distribution is normal Berdasarkan hasil analisis uji normalitas pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen di atas menunjukkan bahwa data kelas eksperimen nilai signifikansinya sebesar 0,168 > 0,05 dan data kelas kontrol signifikansinya sebesar 0,262 > 0,05. Karena kedua kelas tersebut mempunyai signifikansi lebih dari 0,05 jadi data kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. 4.3.2.2. Uji Normalitas Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uji normalitas data akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai post-test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas data post-test juga menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Test. Pada data akhir kelas eksperimen yang diberi

46 perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil uji normalitas post-test dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Uji Normalitas Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test EKSPERIMEN KONTROL N 28 26 Normal Parameters a Mean 82.46 75.42 Std. Deviation 5.453 6.133 Most Extreme Differences Absolute.147.232 Positive.104.232 Negative -.147 -.150 Kolmogorov-Smirnov Z.778 1.182 Asymp. Sig. (2-tailed).580.122 a. Test distribution is Normal Berdasarkan hasil analisis uji normalitas post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen di atas menunjukkan bahwa data kelas eksperimen nilai signifikansinya sebesar 0,580 > 0,05 dan data kelas kontrol signifikansinya sebesar 0,122 > 0,05. Karena kedua kelompok tersebut mempunyai signifikansi lebih dari 0,05 jadi data berdistribusi normal. Sehingga setelah diberi perlakuan dapat diketahui bahwa baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen berdistribusi normal. 4.3.3. Uji Homogenitas 4.3.3.1. Uji Homogenitas Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Metode pengambilan keputusan pada uji homogenitas menurut Priyatno (2010: 115) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data yang diuji adalah homogen. Jika signifikansi < 0,05 maka data yang di uji adalah tidak homogen. Uji homogenitas data awal kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai pre-test sebelum dilaksanakan perlakuan pada kelas kontrol dan eksperimen untuk mengetahui tingkat varian data yang sama atau tidak. Analisis ini menggunakan

47 program SPSS for Windows Version 16 yaitu One Way Anova dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Uji Homogenitas Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.210 1 52.276 Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi adalah 0,276 > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut cukup homogen. 4.3.3.2.Uji Homogenitas Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uji homogenitas data akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai post-test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji homogenitas data awal kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan untuk mengetahui tingkat varian data yang sama atau tidak. Analisis ini menggunakan program SPSS for Windows Version 16 yaitu One Way Anova pada nilai post-test setelah dilaksanakan Pada data akhir kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Berikut pada tabel 4.7 adalah hasil uji homogenistas post-test: Tabel 4.7 Uji Homogenitas Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig..126 1 52.724 Dari data hasil tes homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilakukan uji homogenitas. Setelah pengujian homogenitas, dapat dilihat pada tabel Test of Homogeneity of Variance nilai probabilitas (signifikansi) adalah 0,724 > 0,05 maka H a diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian

48 (varian kelas kontrol dan kelas eksperimen) tidak jauh berbeda, maka kelas kontrol dan kelas eksperimen tersebut homogen. 4.4. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 4.4.1. Analisis Deskriptif Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil pengukuran deskriptif variabel disajikan dalam tabel 4.8. dibawah ini yang merangkum data pre-test siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maximum, mean dan standar deviasi. Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum EKSPERIMEN 28 66.93 6.804 40 76 KONTROL 26 67.54 8.011 40 76 Tabel 4.8 tentang statistik deskriptif pre-test nampak bahwa data pre-test siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada kelas eksperimen dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat kelas IV SD Negeri Salatiga 06 dengan jumlah 28 siswa mempunyai skor nilai terendah 40 sampai skor nilai tertinggi 76 dengan rata-rata skor (mean) sebesar 66,93 dan simpangan baku (Std.Deviation) sebesar 6,804. Sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Jumlah siswa pada kelas kontrol sebanyak 26 siswa mempunyai skor nilai terendah 40 sampai skor nilai tertinggi 76 dengan rata-rata skor (mean) sebesar 67,54 dan simpangan baku (Std.Deviation) sebesar 8,011. Perolehan nilai rata-rata pre-test sebelum diberikan perlakuan pada kelas kontrol lebih tinggi dibanding dengan rata-rata post-test kelas eksperimen.

49 Grafik 4.1 Frekuensi Nilai Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan grafik 4.1 nampak bahwa kurve lengkung keatas menggambarkan sebaran data pre-test siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol adalah normal. 4.4.2. Analisis Deskriptif Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Setelah dilakukan analisis deskriptif pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol, pada bagian ini akan ditunjukkan analisis deskriptif post-test kelas eksperimen yang telah diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pada dasarnya sama dengan analisis deskriptif pre-test dengan analisis deskriptif post-test, namun dalam hal analisis deskriptif post-test ini

50 digunakan untuk mengetahui persebaran data hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan pada masing-masing kelas. Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol N Mean Std. Deviation Minimum Maximum EKSPERIMEN 28 82.46 5.453 70 90 KONTROL 26 75.42 6.133 63 90 Tabel 4.9 nampak bahwa data post-test siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada kelas eksperimen dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat kelas IV SD Negeri Salatiga 06 dengan jumlah 28 siswa mempunyai skor nilai terendah 70 sampai skor nilai tertinggi 90 dengan rata-rata skor (mean) sebesar 82,46 dan simpangan baku (Std.Deviation) sebesar 5,453. Sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Jumlah siswa pada kelas kontrol sebanyak 26 siswa mempunyai skor nilai terendah 63 sampai skor nilai tertinggi 90 dengan rata-rata skor (mean) sebesar 75,42 dan simpangan baku (Std.Deviation) sebesar 6,133. Perolehan nilai rata-rata pre-test sebelum diberikan perlakuan pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan rata-rata post-test kelas kontrol. Grafik 4.2 Frekuensi Nilai Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

51 Berdasarkan grafik 4.2 nampak bahwa kurve lengkung keatas menggambarkan sebaran data hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol adalah normal. 4.4.3. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa Setelah diberikan soal post-test pada kedua kelompok dan didapatkan hasil rata-rata nilai pada kelas eksperimen sebesar 82,46 dan rata-rata sebesar 75,42 pada kelas kontrol. Dari hasil rata-rata post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol telihat terdapat perbedaan yang signifikan. Pada tingkat ketuntasan terlihat bahwa di kelas eksperimen seluruh siswa sudah tuntas dari KKM 70 sedangkan pada kelas kontrol terdapat 1 siswa yang tidak tuntas nilai KKM. Untuk standar deviasi nilai post-test pada kelas eksperimen sebesar 5,453 dan pada kelas kontrol sebesar 6,133. Hal ini berarti menunjukkan terdapat efektivitas pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) yang digunakan dalam menyampaikan pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan negatif pada siswa kelas IVB di SD Negeri Salatiga 06. Perbandingan hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat dalam lampiran 8. 4.5. Analisis Hasil Penelitian 4.5.1. Dokumentasi Dari penelitian secara dokumentasi didapatkan data yang berupa daftar nama siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06 yang berjumlah 54 siswa dan nilai matematika siswa semester I kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Di samping itu,

52 dokumentasi yang berupa foto pada saat melakukan penelitian sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar sudah melakukan penelitian. 4.5.2. Observasi Observasi yang dilakukan terdiri dari 2 macam observasi yaitu 1) observasi yang dilakukan oleh guru kelas IV yang memantau jalannya pembelajaran untuk mengetahui kesesuaian pembelajaran dengan model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol dan 2) Observasi siswa yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran baik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil observasi yang didapat menyatakan bahwa kedua model pembelajaran yang diterapkan peneliti dalam kegiatan mengajar pada siswa kelas IVA dan siswa kelas IVB SD Negeri Salatiga 06 sudah dilaksanakan dengan baik. Sedangkan observasi pada siswa menunjukkan bahwa keaktifan siswa kelas eksperimen yaitu kelas IVB SD Negeri Salatiga 06 lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yaitu kelas IV A SD Negeri Salatiga 06. Hasil observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) yang meliputi langkah-langkah pembelajaran terdiri dari pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam analisis pembelajaran ini dilaksanakan selama 3x pertemuan pembelajaran matematika pada kelas IVB sebagai kelas eksperimen di SD Negeri Salatiga 06. Untuk mempermudah dalam menganalisis hasil pembelajaran maka dilakukan observasi yang dilakukan oleh guru kelas IV untuk mengamati peneliti dalam menerapkan langkah langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement) dalam pembelajaran matematika. Di samping penelitian pada kelas eksperimen, peneliti juga melaksanakan pembelajaran di kelas kontrol. Hasil observasi pembelajaran selama 3x pertemuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dijelaskan seperti dibawah ini:

53 a. Hasil Observasi Pembelajaran Pertemuan 1 Pertemuan pertama ini dilakukan pada tanggal 27 Februari 2012 baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil observasi pembelajaran pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa peneliti sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan baik, karena berdasarkan hasil observasi pembelajaran terdapat skor 3 dan 4 yang diberikan oleh guru sebanyak 20 dari 27 aspek penelitian yang ada. Nilai 2 diberikan karena peneliti belum maksimal dalam penyampaian pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol dapat terlaksana dengan baik, karena berdasarkan hasil observasi pembelajaran banyak skor 3 dan 4 yang diberikan oleh guru sebanyak 13 dari 16 aspek penelitian yang ada. Nilai 2 diberikan karena peneliti belum maksimal melakukan beberapa aspek dalam pembelajaran. Dalam lembar observasi siswa pertemuan pertama pada kelas eksperimen didapatkan perolehan skor 3 dan 4 yang diberikan penulis sebanyak 22 dari 26 aspek dalam lembar observasi siswa. Nilai 2 yang diberikan penulis sebanyak 4 aspek penilaian, peneliti berpendapat bahwa masih kurang lancarnya kegiatan pembelajaran pertama pada kelas eksperimen adalah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: siswa masih merasa asing dengan model pembelajaran yang baru dilakukan sehingga masih merasa kebingungan. Banyak siswa kurang merasa nyaman dalam belajar dengan anggota kelompok yang dipilih secara acak, karena siswa masih merasa canggung dengan teman kelompoknya.. Suasana kompetisi dalam kegiatan pembelajaran belum terlaksana dengan maksimal, terdapat beberapa siswa yang sibuk dengan sendirinya. Sedangkan lembar observasi siswa pada kelas kontrol, nilai yang diberika oleh peneliti yaitu nilai 3 dan 4 sebanyak 12 dari 15 aspek penilaian kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga banyak siswa merasa nyaman dalam belajar dan dapat mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir dengan baik. Nilai 2 diberikan sebanyak 3 aspek dikarenakan sebagian siswa dari kelas

54 kontrol masih kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Ketika guru memberikan pertanyaan maka banyak dari mereka yang kurang memperhatikan pertanyaan-pertanyaan dari guru, sehingga guru harus mengulangi pertanyaan tersebut. b. Hasil Observasi Pembelajaran Pertemuan 2 Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2012. Hasil observasi pembelajaran tidak jauh berbeda dengan hasil observasi pembelajaran pertemuan pertama, karena banyak nilai 3 dan 4 yang diberikan dalam lembar observasi pembelajaran. Pada kelas eksperimen sebanyak 23 dari 26 aspek dalam pembelajaran dan pada kelas kontrol sebanyak 15 dari 16 aspek pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti sudah melaksanakan aspek-aspek pembelajaran yang ada dalam lembar observasi pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan kedua ini sudah terlaksana dengan baik dan sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya berdasarkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division). Berdasarkan lembar observasi siswa pada kelas eksperimen yang dilakukan oleh peneliti terdapat nilai 3 dan 4 sebanyak 23 aspek dari 25 aspek dalam lembar observasi siswa pertemuan kedua. Hali ini disebabkan, karena siswa merasa nyaman dalam pembelajaran yang dilakukan, maka siswa akan merasa termotivasi. Suasana kompetisi dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) sudah mulai terasa, masing-masing kelompok mempunyai cara kerja tersendiri untuk menyelesaikan lembar diskusi dari guru. Masing-masing kelompok berusaha untuk menjadi kelompok tertinggi dalam pembelajaran pertemuan kedua. Hasil evaluasi individu yang diberikan oleh guru, juga dapat terselesaikan dengan baik, sehingga dapat menambah nilai dalam penilaian kelompok untuk menjadi kelompok tertinggi. Adanya nilai 2 dikarenakan masih terdapat beberapa siswa belum menggunakan kesempatan dengan baik pada aspek kesempatan siswa untuk bertanya tentang hal yang belum jelas.

55 Sedangkan lembar observasi pada siswa kelas kontrol terdapat nilai 3 dan 4 sebanyak 12 dari 15 aspek dalam lembar observasi siswa yang ada. Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol memang sudah dapat dilaksanakan oleh siswa dengan baik, namun siswa pada kelas kontrol merasa jenuh karena hanya mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi dan banyak juga dari mereka yang merasa mengantuk atau lebih senang bermain sendiri. Sebelum pembelajaran selesai, perhatian siswa sudah tidak terpusat hingga penjelasan guru tidak diperhatikan dengan baik. c. Hasil Obsevasi Pembelajaran Pertemuan 3 Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2012. Hasil observasi pembelajaran tidak jauh berbeda dengan hasil observasi pembelajaran pertemuan kedua, karena banyak nilai 3 dan 4 yang diberikan dalam lembar observasi pembelajaran. Pada kelas eksperimen sebanyak 23 dari 26 aspek dalam pembelajaran dan pada kelas kontrol sebanyak 15 dari 16 aspek pembelajaran. Nilai 2 diberikan oleh pengamat dalam kegiatan pembelajaran diantaranya karena guru belum memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dalam penelitian, peneliti memang sudah melaksanakan aspek-aspek pembelajaran yang ada dalam lembar observasi pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan kedua ini sudah terlaksana dengan baik berdasarkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah disusun peneliti sebelum melaksanakan penelitian. Berdasarkan lembar observasi siswa pada kelas eksperimen yang dilakukan oleh peneliti terdapat nilai 3 dan 4 sebanyak 22 aspek dari 23 aspek dalam lembar observasi siswa pertemuan ketiga. Hali ini disebabkan, karena siswa merasa nyaman dalam pembelajaran yang dilakukan, maka siswa akan merasa termotivasi. Suasana kompetisi dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) sudah terasa, masing-masing kelompok berlomba untuk menyelesaikan lembar diskusi dari guru dengan baik. Masing-masing kelompok berusaha menjadi kelompok tertinggi dalam pembelajaran pertemuan ketiga. Hasil evaluasi individu yang diberikan oleh guru, juga dapat terselesaikan dengan baik, sehingga dapat menambah nilai dalam

56 penilaian kelompok untuk menjadi kelompok tertinggi. Kondisi kelas tetap tenang dalam kegiatan pembelajaran. Saling bekerjasama antar anggota kelompok sudah terlihat dengan jelas, karena banyak diantara siswa yang membantu temannya untuk mempermudah dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) sudah terlaksana sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Sedangkan lembar observasi pada siswa kelas kontrol terdapat nilai 3 dan 4 sebanyak 12 dari 14 aspek dalam lembar observasi siswa yang ada. Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol memang sudah dapat dilaksanakan oleh siswa dengan baik, namun siswa pada kelas kontrol merasa jenuh karena hanya mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi dan banyak juga dari mereka yang merasa mengantuk atau lebih senang bermain sendiri. Sebelum pembelajaran selesai, perhatian siswa sudah tidak terpusat hingga penjelasan guru tidak diperhatikan dengan baik. Perbedaan hasil pada lembar observasi pembelajaran dan observasi siswa dalam kegiatan pembelajaran pada kedua kelas tersebut dikarenakan kenyamanan siswa dalam mengikuti pembelajaran juga harus diperhatikan, karena rasa nyaman dalam belajar juga akan berdampak pada hasil evaluasi setiap individu, sehingga hasil pembelajaran yang didapat oleh siswa pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang masih menggunakan pembelajaran konvensional. Model pembelajaran yang bervariasi yang dilaksanakan oleh guru akan dapat membantu siswa untuk belajar lebih giat, karena siswa akan jauh dari rasa bosan dan jenuh. Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik jika terdapat kerjasama antara guru dan siswa yang terjalin dengan baik. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) bergantung pada efektivitas kelompok-kelompok siswa tersebut. Dalam pembelajaran ini, diharapkan guru mampu membentuk kelompok-kelompok kooperatif dengan berhati-hati agar semua anggotanya dapat bekerja bersamasama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri dan pembelajaran teman-

57 teman satu kelompoknya. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab mempelajari apa yang disajikan dan membantu teman-teman satu anggota untuk mempelajarinya juga. 4.5.3. Metode Tes Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai oleh siswa, jadi hasil yang ada merupakan kunci keberhasilan dari penelitian ini. Nilai pre-test yang digunakan untuk mengetahui keadaan awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum dilakukan treatment. Nilai hasil belajar siswa kelas IVB sebagai kelompok eksperimen pada mata pelajaran matematika sebelum dilakukan treatment sebesar 66,9 dan nilai hasil belajar setelah dilakukan treatmen mempunyai rata-rata 82,46. Nilai rata-rata setelah pelaksanaan treatment telah mencapai batasan minimal ketuntasan belajar di SD Negeri Salatiga 06 untuk pelajaran matematika yaitu 70. Terdapat selisih nilai sebelum pelaksanaan treatmen dan setelah pelaksanaan treatmen dengan rata-rata selisihnya 15,56. Kelompok ini memiliki nilai tertinggi (maximum) 90 dan dan terendah (minimum) 70 dan standard deviasi 5,453. Nilai hasil belajar siswa kelas IVA sebagai kelompok kontrol pada mata pelajaran matematika sebelum dilakukan treatmen dengan rata-rata 67,5. Dan nilai hasil belajar siswa setelah dilakukan treatmen mempunyai rata-rata 75,42, maka nilai rata-rata sesudah dilakukan treatmen sudah melebihi batasan nilai 70. Dan selisih nilai setelah dan sebelum pelaksanaan pembelajaran sebesar 7,9. Pada kelompok kontrol nilai terendah (minimum) 64 dan nilai tertinggi (maximum) 93. Sedangkan standar deviasinya sebesar 6,133. 4.6. Hasil Analisis Data Penelitian Pengujian dengan menggunakan t-test bertujuan untuk mengetahui perbedaan total rata-rata hasil belajar matematika antara kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division). Analisis data t-test dengan menggunakan SPSS for windows version 16. Independent Sample T-test atau uji sampel bebas digunakan untuk menguji perbedaan dari rata-rata dari kelompok kontrol dan kelompok

58 eksperimen. Tabel 4.10 yang menunjukkan hasil dari uji T-Test beda rata-rata hasil belajar matematika antara kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division). Tabel 4.10 Uji T-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. T Df Sig. (2- tailed) t-test for Equality of Means Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper.126.724 4.465 52.000 7.041 1.577 3.877 10.206 4.445 50.153.000 7.041 1.584 3.860 10.222 Berdasarkan tabel 4.10 dari penghitungan uji beda rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yaitu kelas IVB yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Diovision) SD Negeri Salatiga 06 dan kelompok kontrol yaitu kelas IVA SD Negeri Salatiga 06 dengan pembelajaran secara konvensional maka dapat di lihat bahwa hasil F hitung Levene's Test sebesar 0,126 dengan signifikansinya sebesar 0,724 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dapat dikatakan homogen. Dari tabel 4.10 terlihat bahwa nilai t adalah 4,465 dengan probabilitas signifikasi 0,000 < 0,05, berarti H a diterima, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika kelas kontrol dan kelas eksperimen. Perbedaan rata-ratanya adalah 7,041. Rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol adalah 75,42 dan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 82,46. Dengan demikian hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelas kontrol. Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar matematika dari penggunaan model pembelajaran

59 kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada kelas eksperimen dengan penggunaan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. 4.7. Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya menyatakan bahwa: a. Hipotesis Nol Ho : X 1 =X 2 yaitu rata rata hasil belajar matematika kelas eksperimen (siswa kelas IVB SD Negeri Salatiga 06) sama dengan rata rata hasil belajar matematika kelas kontrol (siswa kelas IVA SD Negeri Salatiga 06). Artinya model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) tidak efektif digunakan dalam peningkatan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. b. Hipotesis Alternatif Ha : X 1 > X 2 yaitu rata rata hasil belajar matematika kelas eksperimen (siswa kelas IVB SD Negeri Salatiga 06) lebih tinggi dibandingkan rata rata hasil belajar matematika kelas kontrol (siswa kelas IVA SD Negeri Salatiga 06). Artinya model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student team Achievement Division) efektif digunakan dalam peningkatan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Berdasarkan tabel 4.10 tentang output uji hipotesis dari perhitungan uji beda rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yaitu kelas IVB SD Negeri Salatiga 06 menggunakan model pembelajarran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan kelompok kontrol yaitu kelas IVA SD Negeri Salatiga 06 dengan menggunakan pembelajaran konvensional, maka dapat dilihat pada tabel Independent Samples T-Test bahwa nilai signifikansi pada kolom Levene s Tes For Equality Of Variances diperoleh nilai 0,724. Jika H 0 : sig < 0,05 artinya sampel tidak homogen dan H a : sig > 0,05 artinya sampel homogen, maka dari hasil output disimpulkan bahwa H a diterima karena sig > 0,05 yaitu 0,724 > 0,05 artinya kedua sampel adalah homogen. Pada kolom T-Test For Equality Of Means diperoleh nilai 0,000. Jika H 0 : sig > 0,05 artinya tidak ada perbedaan hasil belajar

60 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (tidak ada efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dalam pembelajaran matematika terhadap hasil belajar) dan H a : sig < 0,05 artinya terdapat perbedaan hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (terdapat efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dalam pembelajaran matematika terhadap hasil belajar). Dari hasil output uji t dapat disimpulkan bahwa H a diterima karena sig < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 artinya bahwa hasil belajar kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dalam pembelajaran berbeda dengan hasil belajar siswa kelompok kontrol dengan menggunakan metode konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada pembelajaran dapat efektif digunakan dalam pembelajaran matematika terhadap hasil belajar kelas IV SD. 4.8. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis nilai matematika semester 1 siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06 tahun ajaran 2011/2012 yang telah dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut adalah homogen. Dalam artian bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Pembelajaran ini dilakukan dalam 3x pertemuan untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Acvhievement Division). Pada bagian ini peneliti akan menjabarkan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian tentang perbedaan hasil belajar matematika kelas IV SD Negeri Salatiga 06 antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) yang menunjukkan adanya perbedaan pada hasil pembelajaran. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai t adalah 4,465 dengan nilai signifikansi 0,000, dari nilai signifikansi menunjukkan lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05. Dengan rata-rata hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada kelas eksperimen adalah 82,46 lebih tinggi dari

61 penggunaan model konvensional pada kelas kontrol dengan rata-rata hasil belajarnya adalah 75,42. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) yang telah dilaksanakan dapat memotivasi siswa untuk semangat dan saling bekerjasama dalam kelompok untuk memperdalam materi yang diberikan guru. Melalui diskusi akan terjalin komunikasi dan terjadi interaksi dengan siswa lain dengan saling berbagi ide serta memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Pembentukan kelompok ditentukan melalui nilainilai yang diperoleh siswa. Dengan belajar secara berkelompok siswa yang lebih pandai dapat memberikan bantuan kepada siswa yang kurang pandai. Hal ini dapat menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa yang akan berdampak positif pada hasil belajar siswa. Siswa juga termotivasi agar kelompoknya dapat menjadi pemenang selama dalam pembelajaran untuk memperoleh skor tertinggi. Tidak hanya nilai diskusi kelompok tetapi juga akan ditambahkan nilai individu setiap anggota kelompok. Suasana kelas menjadi seperti kelas kompetisi untuk menjadi yang terbaik, kompetisi yang baik untuk memperoleh hasil yang baik. Dalam kegiatan penelitian, peneliti telah menentukan kriteria penelitian tentang efektivitas penggunaan pembelajaran kooperatif tioe STAD(Student Team Achievement Division) dan kriteria hasil belajar yang dicapai. Berdasarkan hasil penelitian, maka kriteria pembelajaran dan kriteria hasil belajar disimpulkan bahwa kefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) sangat baik dalam meningkatkan hasil belajar matematika, sehingga kriteria hasil belajar dapat terpenuhi dengan baik karena siswa pada kelas eksperimen mendapatkan rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kelas eksperimen. Selain itu, selisih rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebesar 7,04, sehingga pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dapat efektif digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan menerapkan model pembelajaran yang baru, agar siswa tidak

62 merasa jenuh sehingga termotivasi dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelas ekperimen yaitu kelas IVB SD Negeri Salatiga 06 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) terlihat beberapa aktivitas siswa yang menunjukkan bahwa model pembelajaran tersebut dalam pembelajaran dapat memberikan pengaruh positif terhadap perilaku siswa. Aktivitas yang dimaksud antara lain adalah. a. Seluruh siswa kelas IVB SD Negeri Salatiga 06 aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa terlibat langsung dalam pembelajaran karena siswa merasa nyaman dengan model pembelajaran yang baru dalam memahami konsep atau prinsip yang disampaikan oleh guru. b. Konsep yang disampaikan guru lebih konkret dengan bantuan alat peraga dan juga langkah-langkah dalam model pemebelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Division), siswa tidak hanya belajar sendiri tetapi juga dapat bertukar pikiran dengan teman-temannya sehingga siswa lebih mudah memahami konsep yang disampaikan guru. c. Hampir seluruh siswa kelas IVB SD Negeri Salatiga 06 mampu mengerjakan, menjawab soal latihan yang diberikan guru tanpa ditunjuk atau disuruh. d. Seluruh siswa mampu mengerjakan soal tes dengan percaya diri, terlihat bahwa siswa tidak melihat jawaban teman sebangkunya, hal ini bertolak belakang dengan tes yang dilakukan sebelum dilakukan treatmen bahwa siswa kurang percaya diri yaitu sering melihat jawaban teman sebangkunya. Pada kelompok kontrol yaitu pada kelas IVA SD Negeri Salatiga 06 yang kegiatan pembelajarannya menggunakan metode konvensional, karena peranan guru lebih aktif dikarenakan guru yang lebih banyak memainkan aktivitas dibandingkan dengan siswa. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran kurang karena model pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang terpusat pada guru. Guru memberikan penjelasan tentang materi, mengelola dan mempersiapkan bahan ajar, kemudian menyampaikan kepada siswa. Siswa berperan pasif tanpa banyak melakukan kegiatan, mereka hanya duduk diam

63 mendengarkan penjelasan guru. Beberapa dari mereka juga lebih sibuk dengan sendirinya tanpa memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi. Karena pembelajaran yang terpusat oleh guru, seringkali guru kurang memperhatikan kondisi siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru, didapatkan bahwa proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dapat berlangsung dengan baik, dilihat dari aspek persiapan, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dinyatakan baik dan sesuai dengan prosedur pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division). Secara umum adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan keterampilan siswa dalam bekerja sama, berkomunikasi, menerima orang lain untuk menyelesaikan tugas secara bersama serta motivasi dalam menyelesaikan tugas sehingga memotivasi siswa untuk belajar dan akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Dapat dilihat dalam lampiran 9 menyatakan rata-rata post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah memenuhi KKM sebesar 70 yaitu rata-rata hasil belajar pada siswa kelas eksperimen yaitu sebesar 82,46 lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu sebesar 75,42. Akan tetapi dapat dilihat bahwa pada kelompok kelas kontrol ada 1 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Jadi model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) mempunyai efektivitas belajar yang sangat baik untuk diterapkan oleh guru dalam pembelajaran. Dengan belajar secara kooperatif seperti dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division), para siswa akan saling menghormati dan menghargai satu sama lain dan pada saat yang sama mereka akan belajar untk mengutarakan pendapat-pendapat mereka secara efektif. Dalam hal ini pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan keberhasilan dalam belajar dan dapat meningkatkan rasa percaya diri.