BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Tindakan 1. Deskripsi Kondisi Awal a. Situasi Kelas Hasil observasi kelas menyatakan bahwa ada kelebihan dari tindakan `perbaikan ini antara lain : siswa mulai termotivasi untuk belajar, siswa secara aktif dan penuh kesungguhan mengerjakan tugas yang diberikan guru, bila diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi atau hasil pelaksanaan latihan siswa berlomba-lomba mengacungkan jari terlebih dahulu, siswa mulai berani tampil di depan kelas, siswa mulai berani mengajukan usul, pertanyaan dan saran. b. Prosentase Hasil Belajar Siswa Dalam penelitian ini diterapkan ketuntasan belajar secara individual dan secara klasikal, dengan kriteria minimal 60. Sementara itu, secara klasikal dinyatakan tuntas apabila siswa yang nilainya sudah tuntas mencapai 75 % dari jumlah keseluruhan siswa. Masalah diidenifikasi bersama-sama dengan rekan sejawat guru berdasarkan studi kasus yang ditulis guru. Studi kasus ini secara narativ dan detail akan menjelaskan perencanaan dan pelaksanaaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru, serta refleksi oleh guru. Dari studi kasus, diidentifikasi bahwa guru merasa kesulitan dalam mengajarkan operasi hitung pecahan kepada siswa, dan pencapaian hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan diskusi dengan rekan sejawat guru dan juga dari beberapa pustaka, tindakan yang dipilih guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar tersebut dengan memberikan latihan yang lebih banyak kepada siswa. Selanjutnya guru membuat perencanaan tindakan, terdiri dari penyusunan RPP untuk kegiatan belajar mengajar, mempersiapkan bahan pelajaran dari berbagai sumber, mengembangkan latihan dan butir soal untuk evaluasi hasil belajar, menyiapkan lembar observasi, meminta dua orang rekan guru untuk melakukan observasi 27
kegiatan belajar, serta membuat denah kelas untuk memudahkan pelaksanaan observasi. Perolehan hasil belajar Pra Siklus disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1 Nilai Pra Siklus No. Nama Siswa Nilai Pra siklus 1. A 50 2. B 40 3. C 50 4. D 50 5. E 70 6. F 50 7. G 60 8. H 60 9. I 50 10. J 50 11. K 50 12. L 90 13. M 60 14. N 90 15. O 60 16. P 50 17. Q 80 18. R 90 19. S 60 20. T 60 21. V 100 22. W 50 23. X 90 24. Y 90 Jumlah nilai 1550 28
Nilai rata-rata 64,58 Nilai di bawah kkm ( < 60 ) 10 anak Nilai di atas kkm ( > 60 ) 14 anak Prosentase nilai di bawah kkm ( < 60 ) 41,67 % Prosentase nilai di atas kkm ( > 60 ) 58,33 % Tabel nilai prasiklus dapat disajikan dalam grafik berikut ini: nilai pra siklus 15 10 5 0 nilai<60 nilai>60 Grafik 1 : nilai prasiklus 2. Deskripsi Siklus I Dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, penulis kurang memberikan pembelajaran yang bervariasi. Perolehan hasil belajar Siklus 1 disajikan dalam tabel berikut: Tabel 2 Hasil belajar Siklus 1 No. Nama Siswa Nilai siklus 1 1. A 60 2. B 40 29
3. C 60 4. D 60 5. E 70 6. F 50 7. G 60 8. H 60 9. I 50 10. J 50 11. K 50 12. L 90 13. M 60 14. N 90 15. O 60 16. P 50 17. Q 80 18. R 90 19. S 60 20. T 60 21. V 100 22. W 50 23. X 100 24. Y 100 Jumlah nilai 1600 Nilai rata-rata 66,67 Nilai di bawah kkm ( < 60 ) 7 anak Nilai di atas kkm ( > 60 ) 17 anak Prosentase nilai di bawah kkm ( < 60 ) 29,16% Prosentase nilai di atas kkm ( > 60 ) 70,84% 30
Tabel nilai siklus 1 dapat disajikan dalam grafik berikut ini: nilai siklus 1 20 10 0 nilai<60 nilai >60 Grafik : 2 nilai siklus 1 3. Deskripsi Siklus II Dari hasil refleksi siklus I berdasarkan mufakat antara penulis, pengamat dan supervisor, fokus yang akan diperbaiki adalah penggunaan metode pembelajaran. Perbaikan ditekankan pada 10 anak yang memperoleh nilai kurang dari 60 untuk mata pelajaran Matematika dengan materi pokok operasi hitung campuran. Perolehan hasil belajar Siklus 2 disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3 Hasil belajar Siklus 2 No. Nama Siswa Nilai siklus 2 1. A 70 2. B 60 3. C 70 4. D 60 5. E 70 6. F 60 31
7. G 60 8. H 60 9. I 70 10. J 50 11. K 50 12. L 100 13. M 60 14. N 90 15. O 70 16. P 50 17. Q 80 18. R 100 19. S 70 20. T 60 21. V 100 22. W 70 23. X 100 24. Y 100 Jumlah nilai 1730 Nilai rata-rata 72,08 Nilai di bawah kkm ( < 60 ) 3 anak Nilai di atas kkm ( > 60 ) 21 anak Prosentase nilai di bawah kkm ( < 60 ) 12,50 % Prosentase nilai di atas kkm ( > 60 ) 87,50 % Tabel nilai siklus 2 dapat disajikan dalam grafik berikut ini: 32
nilai siklus 2 40 20 0 nilai <60 nilai >60 Grafik 3 nilai siklus 2 Berdasarkan data-data yang penulis dapat selama pembelajaran awal sampai dengan siklus II dari hasil analisis terjadi peningkatan hasil belajar. Penulis dengan kesepakatan teman sejawat dan supervisor memilih perbaikan pembelajaran dengan pemberian contoh-contoh yang bervariasi dan penggunaan media manipulatif dengan kertas manila, pelajaran dapat mengubah tingkah laku siswa dalam memahami pelajaran. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan beberapa temuan mengenai hubungan antara pemberian contoh-contoh dan penggunaan media manipulatif dengan kertas manila. B. Hasil Analisis Data Pengambilan data dilakukan dengan observasi untuk memperoleh gambaran tentang proses pelaksanaan perbaikan dan proses formatif untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar yang dicapai siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakantindakan (siklus I dan siklus II) menunjukkan adanya peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut: Untuk lebih lengkapnya hasil nilai subyek penelitian disajikan dalam tabel berikut: 33
Tabel 4 Hasil belajar Pra Siklus, siklus 1 dan Siklus 2 No. Nama Siswa Nilai pra siklus Nilai siklus 1 Nilai siklus 2 1. A 50 60 70 2. B 40 40 60 3. C 50 60 70 4. D 50 60 60 5. E 70 70 70 6. F 50 50 60 7. G 60 60 60 8. H 60 60 60 9. I 50 50 70 10. J 50 50 50 11. K 50 50 50 12. L 90 90 100 13. M 60 60 60 14. N 90 90 90 15. O 60 60 70 16. P 50 50 50 17. Q 80 80 80 18. R 90 90 100 19. S 60 60 70 20. T 60 60 60 21. V 100 100 100 22. W 50 50 70 23. X 90 100 100 24. Y 90 100 100 Jumlah nilai 1550 1600 1730 34
Nilai rata-rata 64,58 66,67 72,08 Nilai di bawah kkm ( < 60 ) 10 anak 7 anak 3 anak Nilai di atas kkm ( > 60 ) 14 anak 17 anak 21 anak Prosentase nilai di bawah kkm (< 60 ) 41,67 % 29,16% 12,50% Prosentase nilai di atas kkm ( > 60 ) 58,33% 70,84% 87,5 % Tabel perbandingan nilai prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 di atas dapat disajikan dalam grafik berikut ini: 25 20 15 siklus 2 10 siklus 1 5 0 nilai<60 prasiklus siklus 1 siklus 2 prasiklus nilai>60 Grafik 4 Perbandingan Nilai Prasiklus, Siklus 1 Dan Siklus 2 C. Pembahasan Per siklus a. Pada proses awal pembelajaran Matematika siswa kurang memahami tentang konsep materi. Karena kurang diberikan alat peraga yang bervariasi dan penggunaan metode yang kurang tepat,sehingga siswa kurang memahami tentang materi sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan rendahnya hasil yang diperoleh dalam belajarnya. Untuk memantapkan pemahaman mereka, maka dipakailah media manipulatif. b. Siswa mengalami kesulitan memahami operasi hitung pecahan campuran. 35
c. Untuk membantu siswa dapat lebih memahami terhadap masalah ini kembali gunakan media pembelajaeran. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran sampai dengan siklus II, dari 24 siswa kelas IV SD Negeri Cepagan 02 tahun pelajaran 2011/2012 Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang diperoleh rata-rata nilai sebagai berikut dari kondisi awal sampai dua kali perbaikan : Tahap awal : 64,58 Siklus I : 66,67 Siklus II : 72,08 Ternyata dengan memberikan contoh-contoh yang bervariasi dan menggunakan media pembelajaran manipulatif yang tepat dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Dari hasil prosentase secara klasikal juga mengalami peningkatan, yaitu : Tahap awal = Nilai lebih dari 60 ada 14 anak = 58,33% Nilai kurang dari 60 ada 10 anak = 41,67% Pada kondisi ini darri 24 siswa diperoleh data bahwa terdapat 10 atau 41% anak yang memperoleh nilai kurang dari KKM dan 14 (59%) anak yang nilainya lebih dari KKM, sehingga diperlukan perbaikan pembelajaran. Siklus I = Nilai lebih dari 60 ada 17 anak = 70,84% Nilai kurang dari 60 ada 7 anak = 29,16% Pada kondisi ini dari 24 siswa diperoleh data bahwa terdapat 7 atau 29% anak yang memperoleh nilai kurang dari KKM dan 17 atau71% anak yang nilainya lebih dari KKM, sehingga diperlukan perbaikan pembelajaran. Siklus II = Nilai lebih dari 60 ada 21 anak = 87,50% Nilai kurang dari 60 ada 3 anak = 12,50% Pada kondisi ini darri 24 siswa diperoleh data bahwa terdapat 3 anak yang memperoleh nilai kurang dari KKM dan 21 anak yang nilainya lebih dari KKM, sehingga tidak diperlukan perbaikan pembelajaran. Dari pra siklus ke siklus I dan siklus II semua anak mengalami peningkatan nilai hasil tes. Setelah dilaksanakan 2 siklus pembelajaran, diperoleh hasil sebagai berikut: (1) dengan penggunaan media dalam pembelajaran matematika dapat membantu siswa lebih menguasai materi operasi bilangan pecahan, (2) alat permainan diambil dari benda-benda yang ada di sekitar anak sehingga dapat membantu siswa dalam 36
mengenal nama-nama benda tersebut dengan baik, (3) model permainan dibuat secara bervariasi sehingga mampu menarik minat siswa, tidak menimbulkan kejenuhan dan siswa semakin tertantang dalam mengikut pembelajaran matematika, (4) penjelasan aturan permainan disertai dengan peragaan terlebih dahulu oleh guru dan dalam penjelasannya menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana, (5) memberi bimbingan bagi siswa yang mempunyai kemampuan berfikir kurang dan memberi pujian terhadap siswa yang berani untuk menjawab atau melaksanakan tugas dengan baik. 37