BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk memudahkan dalam penelitian maka diperlukan pemahaman - pemahaman tentang teori dalam penyusunan penulisan skripsi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Teori umum merupakan teori-teori dasar yang berhubungan dengan penelitian dan dapat membantu dalam proses penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan pasti selalu ada dalam sebuah pasar terutama dalam dunia bisnis itu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori umum Pemasaran Konsep Strategi Pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA DAN PERANCANGAN STRATEGI E-MARKETING PADA PT. RAJAWALI MEGAH SEJAHTERA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian tentang Strategy

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang dapat menunjang berjalannya sistem agar berjalan secara optimal. Dimana

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum Pemasaran

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian tentang Strategy

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2.1.2 SEO (Search Engine Optimization)

PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya)

BAB 2 LANDASAN TEORI

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP

BAB 2 LANDASAN TEORI

E-MARKETING SYSTEM AGENT PROPERTY MENGGUNAKAN PENDEKATAN SOSTAC FRAMEWORK (STUDI KASUS: CV. ILA PROPERTY PEKANBARU)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

BAB III LANDASAN TEORI. Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 PEMBANGUNAN WEBSITE E-MARKETING. Pada bab sebelumnya hal yang banyak dibahas adalah mengenai analisa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

LANDASAN TEORI Definisi Pemasaran (Marketing)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Internet

Pemasar dapat menawarkan lebih banyak produk dan jasa dari sebelumnya. Pemasar dapat mengumpulkan informasi mengenai konsumennya dengan lebih cepat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk lebih mempermudah dalam penelitian, maka banyak teori yang harus

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI STRATEGI E-MARKETING BERBASIS METODE SOSTAC PADA PT.BESTEX

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk memudahkan dalam penelitian maka di perlukan pemahaman pemahaman tentang teori dalam penyusunan penulisan skripsi.

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam suatu penelitian teori umum dibutuhkan untuk memudahkan dalam penyusunan dan membantu dalam proses penulisan skripsi.

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan di beberapa media teknologi yang didapat dari internet, kios

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

07ILMU DIGITAL MARKETING COMMUNICATION E-MARKETING PLAN. Cherry Kartika, SIP, M.IKom. KOMUNIKASI. Modul ke: Fakultas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang UD. Kurnia merupakan salah satu badan usaha wirausaha yang menjual berbagai alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjelaskan beberapa prinsip umum sistem antara lain: menghadapi keadaan-keadaan yang berbeda.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia industri di Indonesia saat ini semakin berkembang, hal ini

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Persaingan semakin

PERANCANGAN STRATEGI E-MARKETING PADA PT JK HUTAMA PROPERTI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

STRATEGI MARKETING DALAM E BISNIS

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI E-MARKETING BERBASIS SOSTAC PADA CV. MEGAH HARAPAN PERKASA

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI STRATEGY E-MARKETING PADA PT. ZATAYU SUKSES MANDIRI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PENGEMBANGAN E-MARKETING PADA PT. EXPLORATION THINK TANK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

Internet Marketing. Generate Traffic

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas Singkat PT Marketbizmedia Kegiatan Marketbizmedia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan mengenai E-marketing. Pemasaran merupakan proses perencanaan dan eksekusi dari kegiatan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu

U N I V E R S I T A S G U N A D A R M A

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Internet Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p. 528) sebuah web publik yang luas dari jaringan komputer yang menghubungkan segala macam pengguna di seluruh dunia satu sama lain ke "repositori informasi" yang luar biasa besar. Menurut Shelly dan Velmaart (2011, p.11) Internet adalah kumpulan di seluruh dunia jaringan yang menghubungkan jutaan perusahaan, instansi pemerintah, lembaga pendidikan dan individu. Sedangkan menurut Strauss dan Frost (2012, p27) Internet adalah jaringan global yang saling berhubungan yang meliputi jutaan perusahaan, pemerintah, organisasi, dan jaringan pribadi. Salah satu cara untuk memahami proses ini adalah dengan melihat internet seperti memiliki tiga peranan teknis. 1. Penyedia konten yang menciptakan informasi, entertainmet, dan sebagainya yang berada pada komputer dengan mengakses jaringan. 2. Pengguna (juga dikenal sebagai komputer client) yang mengakses konten dan mengirim e-mail dan data lainnya melalui jaringan. 3. Sebuah infrastruktur teknologi yang bergerak, membuat dan melihat atau mendengarkan konten (software dan hardware). Menurut Strauss dan Frost (2012, p27) Ada tiga tipe dalam mengakses dengan internet, yaitu : 1. Publik Internet Jaringan global yang dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja. 2. Intranet Jaringan yang berjalan secara internal dalam sebuah perusahaan tetapi menggunakan standar internet seperti HTML dan browser. Dengan 5

6 demikian, intranet seperti internet berskala kecil tetapi dengan proteksi password untuk penggunaan pada internal perusahaan. 3. Extranet Dua atau lebih jaringan eksklusif yang bergabung untuk tujuan pertukaran informasi. Jika dua perusahaan, atau perusahaan dan pemasok atau pelanggan, menghubungkan intranet mereka, mereka akan memiliki extranet. Akses biasanya hanya secara parsial. 2.1.2 Pemasaran Menurut Kurtz (2008, p7), pemasaran adalah fungsi organisasi dan sebuah proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengirimkan nilai untuk konsumen dan mengatur hubungan dengan konsumen sebagai cara menguntungkan perusahaan dan juga pihak berkepentingan. Menurut Kotler & Amstrong (2008, p5), pemasaran adalah sebuah proses perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun hubungan kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai keuntungan dari konsumen. 2.1.2.1 Peluang Pemasaran Dengan Internet Menurut Strauss dan Frost (2012, p45) BussinessLink, situs Pemerintah di U.K., membantu para pemasar dengan meringkas peluang e-business dan e-marketing yang mengalir dari sifat unik internet. 1. Lower costs Meraih pelanggan yang tepat dengan biaya lebih lebih rendah dibandingkan dengan metode pemasaran tradisional. 2. Trackable, measurable results Memperoleh data rinci mengenai tanggapan pelanggan untuk kampanye pemasaran. 3. Global reach Mengakses pasar baru di seluruh dunia. 4. Personalization Menghubungkan database ke situs web yang memungkinkan untuk penawaran bertarget individu.

7 5. One-to-one marketing Instan akses ke pelanggan individu pada komputer dan ponsel. 6. More interesting campaigns Menggunakan multimedia kreatif untuk melibatkan pelanggan. 7. Better conversion rates (increased purchases) Pelanggan secara online hanya dalam beberapa klik atas pembelian, sedangkan saat offline mereka harus melakukan panggilan telepon atau kunjungi toko. 8. Twenty-four-hour-marketing Memungkinkan 24/7 akses ke produk-produk perusahaan dan layanan bahkan ketika kantor ditutup. 2.1.2.2 Pengertian Search Engine Optimization (SEO) Menurut Chaffey (2009, p507) Search Engines Optimization (SEO) adalah sebuah pendekatan terstruktur yang digunakan untuk meningkatkan posisi suatu perusahaan atau produk dalam mesin pencari atau daftar pencarian asli untuk fase unik yang dipilih. 2.1.2.3 Eight Golden Rules of Interface Design Menurut Shneiderman dan Plaisant (2005, p74) untuk merancang desain antarmuka yang tepat, maka harus sesuai dengan delapan aturan emas yang terdiri dari : 1. Konsistensi Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. 2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.

8 3. Memberikan umpan balik yang informatif Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya. 4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya. 5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. 6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna dan pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat melakukan pembalikan aksi, sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan. 7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control) Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna dibanding

9 pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator dari pada responden. 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan guna menguasai sistem tersebut. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 E-marketing Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p. 528) E-Marketing adalah upaya perusahaan untuk memasarkan produk dan jasa dan membangun hubungan dengan pelanggan melalui media internet. Menurut Strauss dan Frost (2012, p28) E-Marketing adalah penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan pemasaran, dan proses untuk menciptakan, berkomunikasi, memberikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya. Lebih sederhananya e-marketing adalah hasil dari teknologi informasi diterapkan untuk pemasaran tradisional dalam dua cara. 2.2.1.1 Pengertian Business to Business (B2B) Menurut Miletsky dan Smith (2009, p.43) B2B adalah proses bisnis marketing dalam menjual produk dan jasa kepada perusahaan lain. Karena penjualan B2B lebih berbasis kerja sama dan siklus penjualan dapat cukup lama, situs untuk perusahaan B2B biasanya tidak memiliki e-commerce pada website. 2.2.1.2 Pengertian Business to Consumer (B2C) Miletsky dan Smith (2009: p.43) B2C adalah proses bisnis marketing dalam menjual produk dan jasa kepada pelanggan.,

10 dalam B2C pihak penjual merupakan suatu organisasi dan pihak pembelinya merupakan individu. Situs untuk perusahaan B2C biasanya memiliki e-commerce pada website. 2.2.2 E-Marketing Strategy Menurut Straus, Frost (2012, p51), e-marketing strategy adalah desain dari strategi pemasaran yang mengkapitalisasi organization electronic atau kemampuan teknologi informasi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Pada dasarnya, e-marketing strategy adalah dimana strategi teknologi dan strategi pemasaran bersatu. 2.2.3 Kerangka SOSTAC Dalam membangun e-marketing diperlukan suatu kerangka sehingga e-marketing yang diterapkan akan berjalan dengan efektif. Salah satu kerangka perencanaan yang dapat digunakan adalah SOSTAC. SOSTAC adalah kerangka yang dikembangkan oleh Paul Smith (1999) dan ini merangkum berbagai tahap yang harus terlibat dalam strategi pemasaran dari pengembangan strategi untuk implementasi. Gambar 2.1 Kerangka SOSTAC e-marketing, Chaffey (2009, p419)

11 2.2.3.1 Situation Analysis Menurut Chaffey (2009, p420) situation analysis adalah lingkungan analisis dan review proses internal dan sumber daya untuk menginformasikan strategi. Lingkungan pemasaran yang terus berubah, memberikan banyak kesempatan untuk mengembangkan produk baru, pasar baru, dan media baru untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan saluran baru untuk mencapai mitra bisnis. Tujuan dari situation analysis adalah untuk memahami lingkungan saat ini dan masa depan perusahaan yang beroperasi agar tujuan strategis yang realistis dapat mengingat apa yang terjadi di pasar. Gambar 2.2 E-marketing situation analysis, Chaffey (2009, p.421)

12 2.2.3.1.1 Demand Analysis (Analisis Permintaan) Menurut Chaffey (2011:391), faktor utama yang mendorong e-marketing adalah tingkat permintaan pelanggan untuk layanan e-commerce saat ini dan proyeksi masa depan di segmen pasar yang berbeda. Ini akan mempengaruhi permintaan produk online dan, dalam gilirannya, harus mengatur sumber daya yang ditujukan untuk saluran online yang berbeda. Demand analysis memeriksa penggunaan pelanggan saat ini dan proyeksi dari masing-masing saluran digital dan layanan yang berbeda dalam target pasar yang berbeda. Hal ini dapat ditentukan dengan meminta setiap pasar: Berapa persentase pelanggan bisnis yang memiliki akses ke internet? Berapa persentase anggota yang membeli unit dalam bisnis ini yang memiliki akses ke internet? Berapa persentase pelanggan yang siap untuk membeli secara online produk tertentu Anda? Berapa persentase pelanggan dengan akses ke internet tidak mempersiapkan untuk membeli secara online, namun dipengaruhi oleh informasi berbasis web untuk membeli produk secara offline? Apa saja popularitas berbagai perangkat keterlibatan pelanggan online seperti fitur Web 2.0 seperti blog, komunitas online dan RSS feed? Apa saja hambatan untuk adopsi antara pelanggan dengan channel yang berbeda dan bagaimana kita bisa mendorong adopsi? Jadi, dengan demikian situasi analisis sebagai bagian dari perencanaan e-marketing harus menentukan tingkat akses ke Internet pada pasar dan kecenderungan yang

13 akan dipengaruhi oleh internet untuk membeli baik secara offline atau online. 2.2.3.1.2 SWOT Analysis Menurut Strauss dan Frost (2012, p74) analisis SWOT mengalir dari analisis situasi yang menguji kekuatan internal perusahaan dan kelemahan yang berhubungan dengan lingkungan, kompetisi, peluang, ancaman eksternal. Peluang dapat membantu untuk menentukan target pasar atau mengidentifikasi peluang produk baru, sedangkan ancaman adalah wilayah pemasaran. Menurut Chaffey (2009, P.274), SWOT Analysis adalah alat sederhana namun kuat yang dapat membantu perusahaan dalam menganalisis sumber daya internal mereka dalam hal kekuatan dan kelemahan dan mencocokannya dengan lingkungan eksternal dalam hal peluang dan ancaman. Metode ini mengidentifikasikan mengenai kekuatan yang dimiliki perusahaan, kelemahan yang dimiliki perusahaan, peluang yang ada dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan. Gambar 2.3 Analisis SWOT, Kotler dan Amstrong (2012, p54)

14 2.2.3.1.3 Competitor Analysis Menurut Chaffey (2011:396), Competitor analysis adalah untuk review layanan yang ditawarkan oleh pesaing yang sudah ada dan pesaing yang baru dan diterapkan oleh pelanggan mereka. Menurut Chaffey (2011:396), Competitor analysis atau pemantauan para pesaing pengguna e-commerce untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan adalah sangat penting dalam e-marketplace, karena sifat dinamis dari media internet. Hal ini memungkinkan layanan baru akan diluncurkan dan promosi berubah jauh lebih cepat daripada melalui komunikasi cetak. Benchmarking dari layanan online dan strategi para pesaing merupakan bagian penting dari perencanaan kegiatan dan juga harus terjadi secara terus-menerus dalam rangka untuk merespon pendekatan pemasaran baru seperti harga atau promosi. Benchmarking para pesaing memiliki perspektif yang berbeda yang melayani tujuan yang berbeda: 1. Review pada kemampuan internal: seperti sumber daya, struktur dan proses vs pelanggan eksternal yang dihadapi fitur pada situs. 2. Dari proposisi inti melalui branding untuk online value proposition (OVP). Proposisi inti akan didasarkan pada kisaran harga produk yang ditawarkan, dan promosi. OVP menggambarkan jenis layanan web yang ditawarkan yang menambah nilai brand. 3. Berbagai aspek dari siklus hidup pelanggan: akuisisi pelanggan, konversi ke retensi. Kemampuan pesaing harus mengacu untuk semua kegiatan pemasaran digital masing-masing pesaing. Ini harus dinilai dari

15 sudut pandang dari segmen pelanggan yang berbeda atau personal, mungkin melalui sesi kegunaan. 4. Kualitatif ke kuantitatif: dari penilaian kualitatif oleh pelanggan melalui survei dan kelompok fokus melalui analisis kuantitatif oleh auditor independen dari data di akuisisi pelanggan (misalnya jumlah pengunjung situ, biaya akuisisi, jumlah pelanggan, volume penjualan dan pendapatan dan pangsa pasar), konversi (tingkat konversi rata-rata) dan retensi seperti konversi berulang dan jumlah pelanggan aktif. 5. Di dalam sektor dan di luar sektor: benchmarking terhadap situs serupa dalam sektor dan peninjau sektor yang cenderung lebih maju, misalnya penerbit online, jejaringan sosial dan situs brand. 6. Tindakan keuangan ke non-keuangan. Meninjau melalui sumber-sumber intelijen kompetitif seperti laporan perusahaan atau pengiriman informasi pajak tambahan mungkin tersedia pada omset dan laba yang dihasilkan oleh saluran digital. 7. Dari pengalaman pengguna untuk evaluasi ahli. Penelitian benchmarking harus mengambil dua perspektif alternatif, dari ulasan pelanggan yang sebenarnya untuk kegunaan evaluasi ahli independen. 2.2.3.1.4 Intermediary Analysis (Analisis Perantara) Menurut Chaffey (2011:398), Pentingnya perantara pada website seperti portal dalam jalur website organisasi atau mempengaruhi pengunjung saat mereka mengkonsumsi konten. Situasi analisis juga melibatkan mengidentifikasi perantara yang relevan untuk beberapa pangsa pasar tertentu.

16 2.2.3.1.5 SLEPT factors Menurut Chaffey (2011:180), Untuk melihat faktor lingkungan makro pada suatu perusahaan maka digunakan kerangka kerja SLEPT. SLEPT terdiri dari faktor Social, Legal, Economic, Political, dan Technological. SLEPT berguna untuk menekankan pentingnya hukum dalam mempengaruhi praktek pemasaran melalui Internet. Faktor-faktor SLEPT yaitu: Social factors - pengaruh persepsi konsumen dalam menentukan penggunaan internet untuk kegiatan yang berbeda. Legal and ethical factors - menentukan metode dengan produk yang mana yang dapat dipromosikan dan dijual secara online. Pemerintah, atas nama masyarakat, berusaha untuk melindungi hak-hak individu untuk privasi. Economic factors - variasi dalam kinerja ekonomi di berbagai negara dan wilayah mempengaruhi pola belanja dan perdagangan internasional. Political - organisasi pemerintah nasional dan transisi memiliki peran penting dalam menentukan masa depan adopsi dan kontrol internet dan aturan dengan yang diatur. Technological factors - perubahan teknologi menawarkan kesempatan baru dengan cara produk dapat dipasarkan. 2.2.3.2 Objectives Menurut Chaffey (2009, p281) Objectives merupakan pernyataan dan komunikasi misi organisasi, visi dan tujuan. Tahap ini merupakan tahap untuk menentukan tujuan agar perusahaan akan fokus terhadap apa yang ingin dicapai. Untuk mempermudah

17 dalam menentukan tujuan maka akan digunakan panduan SMART (Specific, Measurable, Actionable, Relevant dan Time-Related). Menurut Chaffey (2009, p288) SMART digunakan untuk menilai kesesuaian tujuan yang ditetapkan untuk mendorong strategi yang berbeda atau perbaikan berbagai macam proses bisnis. Specific: tujuan yang dibuat secara rinci untuk mengukur masalah dunia nyata dan peluang. Measurable: tujuan yang dapat diukur secara kuantitatif atau kualitatif agar dapat dikontrol. Actionable: tujuan yang dibuat harus sanggup untuk dicapai, hal ini diukur dengan membandingkan kemampuan perusahaan dengan tujuan yang ditetapkan. Relevant: tujuan yang ditetapkan harus bisa diterapkan untuk masalah spesifik yang dihadapi. Time-Related: tujuan yang ditetapkan harus berhubungan dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Menurut Chaffey dan Smith (2008, p23) 5S Objectives adalah ringkasan dari 5 tujuan e-marketing yang luas sebagai 5S (sell, serve, speak, save, sizzle) 5S Objectives: 1. Sell merupakan salah satu manfaat dari penerapan e-marketing yang membantu dalam meningkatkan penjualan, karena promosi yang dilakukan secara online dapat menjangkau masyarakat yang luas. 2. Serve merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing untuk menambah value bagi pelanggan, dengan meningkatkan kualitas layanan serta berikan feedback untuk pelanggan.

18 3. Speak merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing untuk lebih dekat dengan pelanggan. Dalam mencapai tujuan ini perusahaan diharapkan untuk dapat membuat e-marketing yang bisa menjadi sarana komunikasi yang efektif. 4. Save merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing untuk mengurangi biaya promosi, dengan menciptakan e- marketing yang bisa mengurangi biaya promosi yang sering dikeluarkan perusahaan. 5. Sizzle merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing untuk meningkatkan brand awareness dan recognition melalui jalur online. 2.2.3.3 Strategy Menurut Chaffey (2009, p437) Definisi strategi didorong oleh tujuan dan visi sebagaimana dimaksud pada bagian sebelumnya. Karena strategi disusun berdasarkan visi dan tujuan, sehingga perlu untuk sering kembali dan merevisinya Menurut Chaffey (2009, p437) target strategi pasar adalah evaluasi dan pemilihan segmen yang tepat serta pengembangan penawaran yang sesuai. Target strategi pasar melibatkan empat tahap, yaitu: Segmentation Identifikasi kelompok yang berbeda dalam suatu target pasar untuk mengembangkan penawaran produk yang berbeda dan komunikasi untuk kelompok. Segmentasi pasar adalah kunci dari pengembangan strategi pemasaran yang kuat melibatkan lebih dari sekedar mengelompokkan pelanggan ke segmen mengidentifikasi segmen, targeting, posisi dan mengembangkan keunggulan atas pesaing diferensial merupakan dasar strategi pemasaran.

19 Target Marketing Pendekatan target digunakan untuk akuisisi online dan kampanye retensi secara alami akan bergantung pada segmentasi yang ditetapkan. Kekuatan teknologi digital ini membuat ini lebih mudah dan lebih efektif biaya untuk menyampaikan pesan yang ditargetkan pada halaman web atau e-mail dibandingkan dengan media tradisional. Gambar 2.4 Jangkauan target dan segmentasi kampanye digital, Chaffey (2009, p438) Positioning Menurut Chaffey (2009, p441) Positioning adalah mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap produk dalam pasar. Positioning berhubungan dengan bagaimana konsumen mempersepsikan produk dalam hal dari unsur-unsur nilai. Perusahaan kemudian harus menentukan bagaimana untuk menonjolkan manfaat sebagai keunggulan diferensial atas produk saingan.

20 Menurut Chaffey (2009, p441) Online Value Proposition (OVP) adalah sebuah pernyataan dari manfaat layanan e- commerce yang ideal tidak harus tersedia dalam penawaran pesaing. Planning Menurut Chaffey (2009, p443) Planning berhubungan dengan OVP (Online Value Propositions), keputusan perencanaan e- marketing diambil berdasarkan OVP dan pelayanan online kepada pelanggan yang diberikan oleh perusahaan. Gambar 2.5 Langkah-langkah dalam pengembangan strategi target pemasaran, Chaffey (2009, p437) 2.2.3.4 Tactics Menurut Chaffey (2009, p449), taktik pemasaran untuk menerapkan strategi dan tujuan secara tradisional di sekitar bauran pemasaran. Untuk mencapai perencanaan e-marketing yang efektif maka dapat digunakan tahapan pemasaran 7Ps.

21 Gambar 2.6 Elemen dari Marketing Mix, Chaffey (2009, p449) Menurut Chaffey (2009, p449), taktik pemasaran untuk menerapkan strategi dan tujuan secara tradisional di sekitar bauran pemasaran. Untuk mencapai perencanaan e-marketing yang efektif maka dapat digunakan tahapan pemasaran 7Ps, yaitu sebagai berikut: Inilah 7Ps yang telah disebutkan diatas: 1. Product Unsur marketing mix yang melibatkan melakukan riset kebutuhan pelanggan dan mengembangkan produk yang sesuai. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan customer service, menyediakan informasi produk yang lengkap, testimonial dari user dan lain lain. 2. Promotion Unsur marketing mix yang melibatkan komunikasi dengan pelanggan dan stakeholder lainnya untuk menginformasikan kepada pelanggan tentang produk dan organisasi.

22 Gambar 2.7 Unsur utama dalam promotional mix 3. Price Unsur Harga dalam marketing mix mengacu pada kebijakan harga organisasi yang digunakan untuk mendefinisikan model penentuan harga dan untuk menetapkan harga untuk produk dan jasa. Contohnya adalah dengan memberikan harga diskon kepada pelanggan yang membeli produk dengan jumlah yang banyak. 4. Place Unsur marketing mix yang melibatkan distribusi produk kepada pelanggan sesuai dengan permintaan dan meminimalkan biaya persediaan, transportasi dan penyimpanan. 5. People Unsur marketing mix yang melibatkan pengiriman layanan kepada pelanggan selama interaksi dengan pelanggan. 6. Process Unsur marketing mix yang melibatkan metode dan prosedur perusahaan gunakan untuk mencapai semua fungsi pemasaran.

23 7. Physical Evidence Unsur marketing mix yang melibatkan ekspresi nyata dari produk dan bagaimana itu dibeli dan digunakan 2.2.3.5 Action Menurut Chaffey (2009, p469) action merupakan komponen perencanaan tindakan e-marketing mengacu pada kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk melaksanakan suatu rencana. Hal hal yang perlu diselesaikan saat menentukan tindakan atau action yaitu tingkat investasi apa di saluran internet yang cukup uintuk memberikan layanan, apa yang akan menjadi payback, pelatihan staff, tanggung jawab yang diperlukan untuk keefektifan internet marketing, perubahan struktur organisasi yang diperlukan dalam internet memberikan layanan berbasis internet, dan kegiatan seperti apakah yang dapat dilakukan untuk mengelola website. Berikut hal hal yang perlu ditentukan dalam menentukan action yakni tasks, resources, partner dan outsourcing, anggaran termasuk biaya untuk pengembangan, promosi dan pemeliharaan, skala waktu, dan staff. 2.2.3.6 Control Menurut Chaffey (2009, p470) control merupakan unsur rencana e-marketing dapat dicapai melalui kombinasi teknik tradisional seperti riset pemasaran untuk mendapatkan customer view, opini dan teknik baru seperti analisis web-server log files yang menggunakan teknologi untuk memantau apakah tujuan telah tercapai. Selain itu, control dapat dicapai melalui kepuasan pelanggan dan monitoring saluran kinerja melalui situs web dan saluran tradisional.

24 2.2.4 Pengertian Wireframes Chaffey (2009, p636) menurut Wodtke (2002), wireframes adalah sebuah gambar dasar dari setiap halaman, digambar untuk mengindikasikan elemen elemen setiap halaman, relasi setiap elemen, dan seberapa penting hubungan relatif setiap elemen. Gambar 2.8 Contoh wireframe (Chaffey, 2009, p638) 2.2.5 Pengertian Blueprint Chaffey (2009, p636) menurut Rosenfeld dan Morville (2002), blueprint adalah menunjukkan sebuah hubungan antara halaman satu dengan yang lainnya dan isi komponen yang lainnya, dan dapat digunakan untuk menggambarkan organisasi, navigasi, dan sistem label.

25 Gambar 2.9 Contoh Blueprint (Chaffey, 2009, p637) 2.2.6 Pengertian Gantt Chart Menurut Taylor (2004, p304), gantt chart adalah sebuah grafik batang dengan masing-masing batang menandakan sebuah aktivitas proyek yang ditunjukkan dalam satuan waktu. Tujuan dari grafik ini adalah untuk menampilkan status dari tiap sumber daya pada semua waktu.

26 2.2.7 Pengertian Rich Picture Menurut Matiassen, Madsen, Nielsen, dan Stage (2000, P. 334) Rich Picture adalah gambaran dari orang, benda, proses, struktur, dan masalah dalam masalah sistem dan aplikasi domain.