BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. Jawa Tengah. Pada saat ini, PT. Djarum termasuk dalam salah satu dari tiga besar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TEORI PENUNJANG

ABSTRAK. Kata kunci : TEAMs, Pengadaan Asset, SAP EAM, Material Management, Line Item, Sistem Terintegrasi. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP. 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

EVALUASI IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING DENGAN PENDEKATAN

BAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout

BAB 4 HASIL EVALUASI DAN REKOMENDASI. pengukuran masing-masing perspektif IT Balanced Scorecard melalui hasil

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Nama : Felicia Maria Cynthia Damayanti NIM : Universitas : Binus University. Nama : Meita Triyasha Sari

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage).

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */**

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

BAB 3 ANALISIS PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN. bergerak di bidang automotif. PT. Mercindo Autorama didirikan pada 22 April

2 digudang juga harus tetap terpantau terus menerus. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang dapat memanajemen atau merencanakan keluar masuknya baran

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik.

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PT. GHI. Tolong tebalkan pilihan yang menurut Anda paling benar! PENGUKURAN IT BALANCED SCORECARD PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA

DAH2F3. Perencanaan Sumber Daya Perusahaan. Minggu ke-2: Proses Bisnis dan Area Fungsional

SOAL QUIZ SAP PRA UTS BAGIAN A

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT)

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu paradigma baru bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Berbeda dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan

Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai modal untuk memenangkan persaingan global. dapat memberikan informasi yang akurat, informatif, dan up to date yang dapat

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

EVALUASI IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING DENGAN PENDEKATAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN PT. AERO SYSTEMS INDONESIA

Enterprise Resource Planning (ERP)

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

BAB 3 ANALISIS SISTEM

KUESIONER PENELITIAN

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Modul ke: CHAPTER 2. Sistem Informasi dalam Perusahaan. Fakultas PASCA SARJANA. Dr. Istianingsih. Program Studi Magister Akuntansi

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

Enterprise Resource Planning (ERP)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. Perusahaan ini bergerak di bidang pendistribusian produk Healthcaare berupa

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

MANAJEMEN PERSEDIAAN

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

BAB 3 DESKRIPSI UMUM

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN. Hendro Tawang. Perusahaan ini pertama kali berdiri dengan nama PT. DAMAI

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Prosedur Menjalankan Program

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSEP SISTEM INFORMASI

ALTIUS ERP. Oleh : I Ketut Widhi Adnyana

Lime POS Software. YOLK-IT Surabaya ABOUT THIS PRODUCT FITUR MASTER BARANG

Almond Accounting Software

Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen 01

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

24. Form IW32 [Service Advisor] OPL : Buat PR, kegunaannya untuk membuat. rincian OPL (Order Pekerjaan Luar) yang akan menghasilkan PR (Purchase

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. bergerak di bidang sistem integrator, yang menyediakan solusi-solusi bagi

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang mendesain dan memproduksi circuit breaker untuk perlindungan peralatan

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

2. Masukan detail barang secara lengkap lalu tekan tombol add ujung kiri bawah.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

Perencanaan Sumber Daya

5 IMPLEMENTATION STRATEGIES

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan keahliannya serta tuntutan akan penggunaaan teknologi di segala bidang akan

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Transkripsi:

64 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Profil dan Sejarah Perusahaan PT Djarum merupakan sebuah perusahaan rokok yang memiliki pusat di Kudus, Jawa Tengah. Pada saat ini, PT Djarum termasuk dalam salah satu dari tiga besar perusahaan rokok terbesar di Indonesia. PT Djarum memproduksi tiga jenis rokok yaitu rokok Cerutu yang terbuat dari daun tembakau dan dibungkus dengan daun tembakau pula, rokok putih yang terbuat dari daun tembakau dan dibungkus dengan kertas sigaret dan rokok kretek yang terbuat dari tembakau ditambah daun cengkeh dan dibungkus dengan kertas sigaret. Ketiga jenis rokok ini dipasarkan di pasar dalam negeri dan luar negeri. Sekarang ini, PT Djarum merupakan salah satu jenis perusahaan perseroan yang ada di Indonesia. Akan tetapi, pada mulanya PT Djarum merupakan sebuah perusahaan perseorangan karena didirikan oleh Oei Wie Gwan. Pada awalnya Oei Wie Gwan memulai usahanya di bidang produksi mercon pada tahun 1929 yang bernama Leo. Pada saat itu

65 industri mercon tersebut sudah cukup terkenal dan menguasai pasar Jawa. Akan tetapi terjadi ledakan di pabrik mercon tersebut pada tahun 1939 dan tahun 1942 yang menyebabkan Oei Wie Gwan mencari jalan rezeki lain. Akhirnya Oei Wie Gwan memutuskan untuk memulai produksi rokok. PT Djarum dibuka pada tanggal 21 April 1951,dan sampai sekarang diperingati sebagai hari ulang tahun PT Djarum, dengan nama awal Djarum Gramophone yang akhirnya berubah menjadi Djarum. Pada saat itu, industri rokok masih menggunakan cara manual dan hanya memiliki 10 karyawan saja. Dalam perkembangannya, PT Djarum memiliki pasang surut. juga pada saat Oei Wie Gwan akhirnya digantikan oleh kedua anaknya, yaitu Budi Hartono dan Bambang Hartono. Pada era 1980 dianggap sebagai tahun kesuksesan bagi PT Djarum, dekade itu PT Djarum berkembang pesat menjadi perusahaan rokok yang besar di Indonesia. Bahkan saat ini PT Djarum telah merambah pasar luar negeri. Perkembangan pesat PT Djarum dibuktikan dengan penggunaan mesin dalam proses pembuatan rokok dan penggunaan sistem informasi dan teknologi informatika yang baik. Dibuktikan dengan implementasi SAP R/3 untuk modul Material Management, Financial and Accounting, Sales and Distribution, Human Resource selama lebih dari dua tahun.

66 Juga penggunaan sistem yang telah terkomputerisasi dalam proses bisnisnya. 3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Misi utama PT Djarum adalah To satisfy the global smoker s needs yaitu bahwa PT Djarum memberikan yang terbaik untuk kepuasan konsumen rokok. PT Djarum menempatkan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama yang harus dicapai. Sedangkan visi PT Djarum adalah Menjadi terbesar dalam nilai penjualan dan profitabilitas di industri rokok Indonesia yang artinya kepemimpinan dalam pasar dengan cara menghasilkan produk yang berkulaitas secara konsisten dan invovatif dalam memuaskan konsumen, penciptaan citra positif yang kuat untuk perusahaan dan produk yang dihasilkan dan manajemen profesional yang berdedikasi serta SDM yang kompeten. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, PT Djarum memiliki nilainilai dalam proses pengembangan usahanya. Nilai-nilai tersebut adalah: 1. Fokus pada pelanggan 2. Profesionalisme 3. Organisasi yang terus belajar

67 Serta penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) di tahun 2000. Di tahun yang sama juga dimulai perjalanan meraih standar manajemen mutu ISO 9001 agar Quality (kualitas) lebih terjamin sehingga kepuasan konsumen juga lebih terjamin. 3.1.3 Visi dan Misi Divisi TI Visi divisi TI Djarum: untuk mengintegrasikan solusi bisnis serta membawa solusi bisnis yang ada ini menjadi rekan bisnis yang strategis. Misi divisi TI berfungi sebagai penyedia untuk kesempurnaan operasi yang berjalan didalamnya serta melakukan pendekatan dengan pelanggan melalui solusi teknologi bisnis yang tepat sasaran. Strategi divisi TI Djarum: 1. Menggunakan software yang kompatibel dengan kebutuhan PT Djarum sehingga berjalan efektif dan efisien 2. Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta manajemen baik terhadap pemeliharaan dan kontrol TI 3. Memastikan infrastruktur TI pada PT Djarum dapat berjalan dengan baik. 4. Memastikan semua sistem yang berjalan sesuai standar yang ada

68 3.1.4 Profil IT Sistem aplikasi yang digunakan oleh PT Djarum adalah SAP R/3 Enterprise 4.7 yang masih menggunakan platform SAP Web Application Server (SAP Web AS). SAP mulai diimplementasikan pada tahun 2008. Hingga saat ini telah mencapai 4 tahun pemakaian. Modul-modul yang telah diterapkan dalam PT Djarum adalah modul MM (Material Management), FI/CO (Financial Modules), HR (Human Resources), SD (Sales and Distribution), QM (Quality Management), PM (Plant Maintenance) dan PP (Production Planning). Aplikasi SAP R/3 ini telah diimplementasikan pada kantor pusat, gudang dan kantor cabang. Akan tetapi pola yang dipakai adalah pola semi sentralisasi yang berarti bahwa inspeksi tetap berada pada tanggung jawab kantor pusat. Untuk modul Material Management, pusatnya terdapat di kantor pusat PT Djarum di Kudus. Implementasi modul MM ini sudah meliputi gudang-gudang. Pada modul MM tetap ada modul QM yang betujuan untuk melakukan inspeksi dalam tujuan pengendalian internal. Fitur-fitur dalam modul MM belum digunakan semuanya. Pada saat melakukan proses bisnisnya, PT Djarum melakukan pemilihan terhadap best practice dari SAP seluruhnya. Kustomisasi yang dilakukan hanya pada laporan saja.

69 3.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan Berikut ini adalah struktur organisasi yang ada di PT Djarum beserta dengan tugas dan wewenang setiap divisi yang ada.

Chief Executive Officer Strategic Affairs Chief Operating Officer Public SCM QM S Corporate Communication Business Development Purchasing Production R & D Finance Marketing HRD Business Technology Warehousing Purchaser Administration Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Djarum Sumber : HRD PT Djarum tahun 2010 70

71 Dalam tiap divisi yang ada pada PT Djarum, terdiri dari beberapa level, antara lain sebagai berikut : 1. Level 1: Direktur 2. Level 2: Manajer 3. Level 3: Supervisor 4. Level 4: Staff Berikut adalah tugas dan wewenang dalam struktur organisasi yang ada pada PT Djarum : 1. Chief Executive Officer Chief Executive Officer merupakan seseorang yang bertugas untuk memimpin perusahaan dan bertanggung jawab atas kestabilan perusahaan. 2. Strategic Affairs Bagian ini memiliki tugas dan wewenang sebagai perencanaan strategis didalam menghadapi berbagai macam tantangan baik eksternal maupun internal yang dapat menentukan maju mundurnya perusahaan PT Djarum didalam menghadapi berbagai hambatan. 3. Chief Operating Officer Chief Operating Officer merupakan seseorang yang bertanggung jawab atas operasional harian dalam sebuah perusahaan

72 4. Public Affairs Bagian perusahaan yang bertugas untuk mengurusi hubungan perusahaan dengan pemerintah, menangani apakah perusahaan sudah sesuai dengan kebijakan pemerintah. 5. SCM Bagian ini memiliki tugas dan wewenang untuk merencanakan produksi serta persediaan serta melakukan distribusi ke cabang-cabang PT Djarum 6. QMS Bagian ini memiliki tugas dan wewenang untuk memeriksa qualitas barang yang diterima dari supplier apakah sesuai dengan spesifikasi untuk kemudian dimasukan sebagai kategori: unrestricted stock ataupun blocked stock. 7. Corporate Communication Bagian ini memiliki tugas dan wewenang didalam mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas berkaitan dengan komunikasi baik yang berhubungan dengan media atau publik. 8. Business Development Bagian ini memiliki tugas dan wewenang didalam merencanakan perkembangan PT Djarum didalam menghadapi berbagai tantangan yang berasal dari dalam maupun dari luar PT Djarum. 9. Business Technology

73 Bagian ini memiliki tugas dan wewenang didalam menyiapkan arsitektur, customizing, serta hal yang berkaitan dengan perencanaan kesiapan didalam menghadapi perkembangan teknogi yang semakin pesat serta kebutuhan- kebutuhan customizing didalam menghasilkan aplikasi yang efektif, efisien dan user friendly. 10. Production Bagian ini memiliki tugas dan wewenang didalam merencanakan produksi baik produk setengah jadi maupun produk jadi yang berkualitas tinggi sehingga dapat memenuhi permintaan baik dari pihak eksternal (konsumen/end user) maupun dari permintaan internal (cabang-cabang) 11. Finance Bagian ini memiliki tugas dan wewenang terhadap penerimaan dan pengeluaran kas, sehingga dengan adanya divisi ini keuangan di PT Djarum dapat terkelola secara optimal serta pencatatan dapat tersimpan dengan baik. 12. Marketing Bagian ini memiliki tugas dan wewenang untuk mengidentifikasi kebutuhan pangsa pasar sehingga PT Djarum dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan PT Djarum.

74 13. Purchasing Bagian ini memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembelian semua material dan barang yang dibutuhkan untuk proses produksi dan material lain yang dibutuhkan oleh perusahaan. Di dalam bagian purchasing dibagi lagi menjadi : a. Warehousing Bagian ini memiliki tugas dan wewenang terhadap penerimaan barang yang telah dikirimkan oleh pihak supplier didalam proses penyimpanannya serta menentukan apakah barang tersebut dikategorikan sebagai barang Unrestricted Used ataupun Block Stocked. b. Purchaser Bagian ini memiliki tugas dan wewenang didalam memenuhi kebutuhan bahan baku yang berkualitas tinggi yang digunakan untuk keperluan produksi didalam menghasilkan rokok dengan standart yang tinggi. Dimana divisi ini juga mengatur, merencanakan serta, menetukan pembelian yang memang sesuai dengan kebutuhan / keperluan PT Djarum. c. Administration Bagian yang membuat laporan data pembelian dan menganalisis data pembelian.

75 3.1.6 Standard Operasional Perusahaan JUDUL: STANDARD OPERATING PROCEDURE PADA SIKLUS PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT.DJARUM I. DEFINISI Siklus pembelian adalah suatu perputaran rantai dalam perusahaan yang dimulai dari timbulnya permintaan baik dari sistem MRP maupun secara manual dari user dan berakhir kepada proses pembayaran atas barang barang yang telah dibeli tersebut. II. TUJUAN Adapun dari siklus pembelian disini mempunyai tujuan yaitu untuk memenuhi kebutuhan user yang ada yang bersangkutan dengan kebutuhan konsumen yang ada. Sehingga didalam satu siklus pembelian diharapkan terjadi suatu rantai yang saling berkesinambungan sehingga data dan informasi yang diperoleh adalah akurat dan dapat dipercaya. III. PELAKSANA Pelaksana disini adalah orang yang lebih bertanggung jawab kepada keseluruhan siklus pembelian, yaitu Manajer Pembelian PT.Djarum. Bagian yang terkait dalam proses bisnis

76 khususnya dalam pembelian adalah bagian gudang, akuntansi dan keuangan dan SCM Tabel 3.1 Pelaksana Proses No Personil Tanggung Jawab 1 Manajer Mengotorisasi Request For Quotation, Quotation Pembelian IV. P dan Purchase Order 2 Staf Pembelian Membuat Request For Quotation, Quotation dan R Purchase Order 3 Bagian Gudang Menerima barang dari pemasok 4 Akuntansi & Melakukan pengecekan terhadap invoice Keuangan P Melakukan pembayaran terhadap pembelian yang telah dilakukan 5 SCM R O Membuat Purchase Requisition berdasarkan MRP atau manual IV. PROSEDUR Adapun prosedur yang akan digunakan adalah dengan menggunakan tabel agar lebih mudah untuk dibaca. Diantaranya adalah sebagai berikut: Melakukan Pembelian Bahan Baku Dengan Menggunakan Metode Manual dan Melakukan Pemilihan Vendor

77 Tabel 3.2 Pembelian Material No Workflow Output Data/ Referensi Transaction code Data yang dibutuhkan 1 Membuat Purchase Requisition (PR) secara manual 2 Melakukan persetujuan Purchase Requisition Form PR Mengubah status menjadi approve Kebutuhan yang urgent ME51N Material Number Quantity Delivery Date Plant Document Type Form PR ME55 Release code Release group Plant Purchasing group 3. Membuat Request For Quotation 4. Membuat Quotation Form RFQ Form PR ME41 RFQ Type RFQ Date PR Number Purchase Organizati on Klik Adopt Search Vendor Address Klik Collective Number *Agar dapat Form Quotation dicompare Form RFQ RFQ Number Net Price Klik Save

78 5 Melakukan Price Comparison 6. Membuat Purchase Order 7. Melakukan persetujuan PO 8 Membuat Good Receipt 9. Membuat Invoice View Price Comparison Form Quotation ME49 Collective RFQ Klik Execute *system akan memberika n purpose Vendor Klik rejection vendor yang tidak dipilih. Form PO Form PR ME21N Purchase Organizati on Purchasing number Klik adopt Mengubah status menjadi approve Material Document Good Receipt Accounting Document Form Invoice Form PO ME28 Release Code Release Group Purchasing Group Klik PO yang akan di appove Form PO MIGO PO Document Number Storage Location Delivery Note Item Text Good Receipt Klik item ok Form Invoice MIRO Invoice Date Posting

79 10 Membuat Report Report PO PR Invoice Master data ME2N ME5A MIR6 MB51 date PO Number Baseline date Amount Nomor transaksi Melakukan Pembelian Bahan Baku Dengan Menggunakan Metode MRP dan Tanpa Melakukan Pemilihan Vendor Tabel 3.3 Pembelian bahan baku dengan metode MRP No Workflow Output Data/ Referensi Transaction code Data yang dibutuhkan 1 Membuat Purchase Requisition (PR) secara MRP 2. Membuat Purchase Order from PR yang ada 3 Melakukan persetujuan PO Form PR Form Planned Order ME51N Plant MRP Controller Fixed Indicator Form Operning Date Klik convert online Form PO Form PR ME21N Document Type Purchasin g Organizat ion Vendor Mengubah status menjadi Form PO ME28 Release Code Release

80 4 Membuat Good Receipt 5 Membuat Invoice 6 Membuat Report approve Material Documen Good Receipt Accounti ng Documen t Form Invoice Group Purchasin g Group Klik PO yang akan di approve Form PO MIGO PO Document Number Storage Location Delivery Note Item Text Good Receipt Klik item Form Invoice Report PO PR Invoic e Maste r data MIRO ME2N ME5A MIR6 MB51 ok Invoice Date Posting date PO Number Baseline date Amount Nomor transaksi

81 Melakukan Pemindahan Bahan Baku Secara Internal di dalam PT.Djarum Tabel 3.4 Pemindahan Bahan Baku Secara Internal di dalam PT.Djarum No Workflow Output Data/ Referensi Transaction code Data yang dibutuhkan 1 Membuat Purchase Order 2. Melakukan persetujuan PO 3. Membuat Good Receipt 4 Membuat Report Form PO/STO Mengubah status menjadi approve Material Document Good Receipt Accounting Document Report Form Planned Order ME21N Document Type Purchasing Organizati on Vendor Form PO ME28 Release Code Release Group Purchasing Group Klik PO yang akan di approve Form PO MIGO PO Document Number Storage Location Delivery Note Item Text Good Receipt Klik item ok PO PR Invoice Master data ME2N ME5A MIR6 MB51 Nomer transaksi

82 Narasi Prosedur Secara Lengkap : Narasi prosedur pembelian ke vendor luar (baik secara manual/mrp dan melakukan pemilihan vendor/tidak) secara lengkap: 1. Siklus pembelian dimulai dari adanya permintaan kebutuhan yang dipicu dari MRP yaitu berdasarkan SOP(standard order planned) dan juga bisa juga dari permintaan manual yang urgent. Dalam hal ini PT Djarum mengelompokkan dalam 2 jenis yaitu produksi yang akan dilakukan secara internal (tidak termasuk dalam lingkup material management) dan pembelian eksternal yang berasal dari berbagai pemasok Kemudian memproses dari permintaan kebutuhan yang ada maka dibuatlah Purchase Requisition yang dibuat oleh staf pembelian dari PT Djarum. 2. Dari Purchase Requistion yang ada akan dikondisikan menjadi dua hal yaitu ketika sudah ada perjanjian dan kontrak dengan vendor yang ada maka dari pembuatan PR dapat langsung dilanjutkan ke PO langsung. Namun jika ada permintaan material baru yang belum pernah ada kesepekatan sebelumnya, maka dari staf pembelian akan membuat Request For Quotation (RFQ) yang dikirimkan ke berbagai vendor. Setelah itu akan mendapat respon dari berbagai vendor dimana setiap vendor yang ada memberikan balasan berupa Quotation yang berisi tentang penawaran harga dari masing masing vendor. Kemudian quotation yang diberikan oleh pemasok diinput ke

83 dalam sistem. Setelah itu dilakukan seleksi pemasok oleh manager pembelian yang dinilai berdasarkan kriteria kriteria tertentu (price and quality). Dan setelah menemukan 1 vendor yang cocok dengan kriteria yang ada, maka bagian pembelian akan meneruskan ke kesepakatan yang ada. Dan akan menghasilkan purchase order yang akan di proses selanjutnya. Untuk quotation yang tidak sesuai dengan kriteria, maka akan diberikan rejection letter oleh PT Djarum. 3. Pembuatan purchase order dilakukan oleh staf dari bagian pembelian dimana pembuatan PO ini diambil berdasarkan PR yang ada dan juga bisa jugadari RFQ dan Quotation yang ada. Purchase Order yang ada juga merefer ke sourcelist,inforecord,vendor master record dan juga material master record. PO disini akan dikirimkan ke vendor yang sudah dipilih tadi. Kemudian PO yang ada akan diproses lebih lanjut lagi. 4. Setelah PO disampaikan kepada vendor, maka setelah vendor memproses pesanan yang ada dan setelah semua pesanan tercukupi maka vendor akan mengirimkan barang ke PT Djarum. dalam proses ini disebut dengan Good Receipt. Good receipt disini dilakukan oleh orang gudang sebagai yang berwenang untuk menerima barang. Dalam proses GR ini maka akan dihasilkan material document dan accounting document. Setelah bagian gudang menerima barang maka divisi quality management akan memasukkan semua barang yang ada

84 kedalam kotak Quality Inspection. Setelah dilakukan pengecekan maka barang hanya dikategorikan dalam 2 kondisi yaitu unrestricted stock(apabila barang yang masuk telah sesuai dengan spesifikasi yang ada ) dan blocked stock(yaitu apabila barang yang masuk tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta) 5. Adapula kondisi dimana bisa melakukan good receipt dengan beberapa kasus khusus yaitu tanpa adanya PO, dengan initial entry of stock value, tanpa production order dan juga untuk sampel. 6. Untuk perlakuan barang yang berada di blocked stock maka ada 2 kondisi, yaitu reversal (suatu kondisi dimana transaksi yang dilakukan salah penempatannya; contohnya material tembakau yang harusnya diletakkan pada storage location 1100 pada kenyataannya dikirim ke storage location 1200. Sehingga harus ada pengembalian barang dimana kondisi reversal ini tidak wajib disertai dengan alasan (optional)dan juga tanpa GR/Issue slip), return (suatu kondisi dimana barang yang dikirimkan oleh vendor tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada,dalam hal ini alasan yang diberikan harus wajib ada, kemudian barang yang dikembalikan bersamaan dengan return delivery slip) 7. Setelah melakukan good receipt,dalam kurun waktu yang telah disepakati, supplier akan mengirimkan invoice verification ke PT.Djarum, kemudian PT Djarum akan melakukan three way

85 matching yaitu mencocokan antara invoice yang diberikan oleh vendor, Purchase Order yang ada dalam PT Djarum dan juga material document dari good receipt yang telah dilakukan. Setelah semuanya cocok maka akan diproses pembayaran oleh bagian akuntansi dan keuangan. Namun jika invoice tidak dikirimkan dari pemasok maka PT Djarum tidak akan melakukan pembayaran. 8. Setelah proses pembayaran selesai, maka divisi pembelian akan membuat laporan rutin secara bulanan. Dalam pembuatan laporan ini dibutuhkan data yang berasal dari document entry (PR,PO,GR,Invoice) yang selanjutnya akan dibentuk sebagai dokumen database dan juga membutuhkan data dari master data (Material master record, Vendor master record, Purchasing info record dan juga Source list). Setelah diolah maka akan dihasilkan sebuah laporan pembelian. Narasi prosedur pembelian ke sesama pihak internal PT Djarum secara lengkap: 1. Siklus pembelian internal atau lebih jelasnya disebutkan sebagai pemindahan material antar plant ataupun antar storage location di internal PT Djarum dimulai dari adanya permintaan kebutuhan yang dipicu dari MRP yaitu berdasarkan SOP(standard order planned) dan juga bisa juga dari permintaan manual yang urgent dimana material

86 yang diinginkan tersebut terdapat di plant ataupun storage location yang lain tetapi masih berada dalam lingkungan PT Djarum. 2. Setelah munculnya permintaan barang ke plant ataupun storage location lain, jadi nama PO yang dilakukan ke plant yang berbeda dinamakan STO (Stock Transport Order) jadi hanya digunakan di dalam internal perusahaan saja. Dalam hal ini contohnya dari plant produksi membutuhkan suatu barang dari plant warehouse, sehingga akan menghasilkan STO yang akan dikirim kepada bagian warehouse yang bersangkutan. STO tidak menyangkut kepada pembayaran dan juga invoice. 3. Setelah PO dibuat, maka akan diotorisasi terlebih dahulu oleh manajer pembelian yang ada, dan setelah itu barulah dilakukan transfer posting ke plant/storage location yang dituju. Transfer posting disini bertujuan untuk memindahkan barang ke plant atau storage location yang lain. Data masukan yang penting dalam membuat transfer posting ini adalah nomer PO yang telah dibuat, pencocokan movement type yang sesuai dan juga plant/storage location baik yang berasal dari maupun ke yang ingin dituju. 4. Kemudian dilakukan penerimaan barang (good receipt) oleh plant / storage location yang dituju. Data masukan yang perlu diperhatikan dalam penerimaan barang ini adalah tipe nya harus diubah dahulu

87 yang sesuai, nomor PO internal harus dicantumkan dan tempat nya harus jelas (plant/storage location yang mana). 5. Setelah selesai menerima barang, dalam kurun waktu tertentu, bagian pembelian akan membuat laporan rutin secara bulanan. Dalam pembuatan laporan ini dibutuhkan data yang berasal dari document entry (PR,PO,GR,Invoice) yang selanjutnya akan dibentuk sebagai dokumen database dan juga membutuhkan data dari master data (Material master record, Vendor master record, Purchasing info record dan juga Source list). Setelah diolah maka akan dihasilkan sebuah laporan pembelian. Kemudian dari narasi yang diatas, digambarkan melalui sebuah rich picture. Rich picture tersebut merupakan gambaran dari proses bisnis normal yang terjadi pada PT Djarum. Diperlihatkan pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Rich Picture Proses Procurement 88

89 3.2 Perspektif IT Balance Scorecard dalam Evaluasi Metode yang dipilih untuk mengevaluasi PT Djarum adalah dengan menggunakan IT Balance Scorecard. Metode ini dipilih karena telah memakai sistem SAP yang stabil dalam proses bisnis berjalannya. Untuk itu IT balance scorecard diperlukan untuk mengukur kinerja SAP R/3 khususnya modul material management dalam divisi Purchasing PT Djarum. Dalam pelaksanaan evaluasinya, ditentukan empat macam perspektif sebagai tolak ukur yang digunakan dalam evaluasi. Berikut adalah perspektif yang digunakan: 1. Orientasi Pengguna Perspektif orintasi pengguna mengukur evaluasi pengguna dari teknologi informasi. Yang menjadi fokus dari perpektif ini adalah bagaimana pandangan pengguna akhir (end-user) terhadap divisi TI dan pengguna internal perusahaan (karyawan) dan menjamin kepuasan dari pengguna sistem dengan cara hubungan baru yang bernilai dengan pengguna akhir melalui penggunaan teknologi sistem informasi dalam hubungan ini berfokus pada peningkatan secara sginifikan kualitas layanan ke pengguna akhir dan pemasok dalam aktivitas layanan perusahaan. 2. Penyempurnaan Operasional Dalam perspektif penyempurnaan operasional yang dilakukan adalah mengevaluasi teknologi informasi dan sistem yang digunakan untuk

90 mengembangkan aplikasi SAP R/3. Yang menjadi fokus dari perspektif ini adalah pengembangan sistem informasi dan pengembangan operasi komputer yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu organisasi didalam memperoleh keunggulan kompetitif, mengurangi kelemahan kompetitif atau untuk memenuhi tujuan strategi perusahaan lainnya. Dalam perspektif ini, efisiensi sangatlah dibutuhkan. Karena untuk mendapatkan hasil yang sempurna dengan biaya yang seminimal mungkin dan pengembangan yang semudah mungkin. 3. Orientasi Masa Depan Dalam perspektif orientasi masa depan, yang menjadi bahan pengukuran adalah sumber daya manusia dan teknologi yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan. Hasil dari pengukurann itu menjadi basis dari perusahaan untuk mengembangkan sistem aplikasi dan menghadapi perubahan di masa mendatang. Fokus utama dari perspektif ini adalah pengusaan terhadap sistem aplikasi (SAP R/3) baik dari segi teknologi maupun individu yang menggunakannya didalam peningkatan operasi atau untuk menyebarkan inovasi serta membangun halangan untuk masuk para pesaing dengan mengecilkan hati mereka serta menunda perusahaan lainnya untuk memasuki pasar. 4. Kontribusi Perusahaan Perspektif kontribusi perusahaan mengevaluasi nilai bisnis dari sistem aplikasi yang digunakan. Dalam perspektif ini ada dua yaitu evaluasi jangka

91 panjang dan evaluasi jangka pendek. Dalam perspektif ini terdapat pengontrolan biaya, perhitungan keuntungan finansial dan meningkatkan keuntungan yang didapat perusahaan. Sehingga perusahaan melakukan investasi dalam teknologi informasi untuk meningkatkan operasi atau untuk menyebarkan inovasi serta membantu membangun halangan untuk masuk para pesaing atau pihak luar untuk masuk ke industri terkait.

92 3.3 Penyelarasan Visi Misi Perusahaan dan Strategi Perusahaan Tabel 3.5 Penyelarasan Visi Perusahaan dan Visi Divisi TI Visi Perusahaan Visi Divisi TI Menjadi terbesar dalam nilai penjualan dan profitabilitas di industri rokok Indonesia Untuk mengintegrasikan solusi bisnis serta membawa solusi bisnis yang ada ini menjadi rekan bisnis yang strategis Sumber : PT Djarum Tabel 3.6 Penyelarasan Misi Perusahaan dan Misi Divisi TI Misi Perusahaan PT Djarum memberikan yang terbaik untuk kepuasan konsumen rokok. PT Djarum menempatkan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama yang harus dicapai Misi Divisi TI Penyedia untuk kesempurnaan operasi yang berjalan didalamnya serta melakukan pendekatan dengan pelanggan melalui solusi teknologi bisnis yang tepat sasaran Sumber : PT Djarum

93 Tabel 3.7 Penyelarasan Strategi Perusahaan dan Strategi Divisi TI Strategi Perusahaan Strategi Divisi TI Fokus pada pelanggan Profesionalisme Organisasi yang terus belajar Menggunakan software yang kompatibel dengan kebutuhan PT Djarum sehingga mendukung tujuan strategis perusahaan. Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta manajemen baik terhadap pemeliharaan dan kontrol TI Meraih standar manajemen mutu ISO 9001 agar Quality (kualitas) lebih terjamin sehingga kepuasan konsumen juga lebih terjamin Memastikan infrastruktur TI pada PT Djarum dapat berjalan dengan baik. Memastikan semua sistem yang berjalan sesuai standar yang ada Sumber : PT Djarum

94 Tabel 3.8 Penyelarasan Strategi Perusahaan dan Strategi Divisi TI Menggunakan software yang kompatibel dengan kebutuhan PT Djarum sehingga berjalan efektif dan efisien Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta manajemen baik terhadap pemeliharaan dan kontrol TI Memastikan infrastruktur TI pada PT Djarum dapat berjalan dengan baik. User Perspective Operational Excellence Future Orientation Memastikan semua sistem yang berjalan sesuai standar yang ada Business Contribution Tabel 3.9 Penyelarasan Strategi Divisi TI dengan Perspektif IT BSC IT Balance Scorecard Strategi Tujuan Strategis 1. User Perspective Menggunakan software yang kompatibel dengan kebutuhan PT Djarum sehingga berjalan efektif dan efisien Meningkatkan implementasi sistem SAP R/3 2. Operational Excellence Memastikan semua sistem yang berjalan sesuai standar yang ada Memastikan infrastruktur TI pada PT Djarum dapat berjalan dengan baik. Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta manajemen baik terhadap pemeliharaan dan kontrol TI Menggunakan software yang kompatibel dengan kebutuhan PT Djarum sehingga berjalan efektif dan efisien Meningkatkan kepuasan user Meningkatkan kerjasama antar user dengan sistem MM Meningkatkan efisiensi operasi dalam SAP modul MM Meningkatkan pengembangan lunak efisiensi piranti

95 3. Future Orientation Memastikan infrastruktur TI pada PT Djarum dapat berjalan dengan baik. Memastikan semua sistem yang berjalan sesuai standar yang ada Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta manajemen baik terhadap pemeliharaan dan kontrol TI Memastikan semua sistem yang berjalan sesuai standar yang ada Meningkatkan penanganan terhadap masalah-masalah operasional Meningkatkan penanganan terhadap masalah-masalah operasional Pelatihan staff TI terhadap aplikasi SAP Keahlian staff TI 4.Business Contribution Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta manajemen baik terhadap pemeliharaan dan kontrol TI Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta manajemen baik terhadap pemeliharaan dan kontrol TI Memastikan infrastruktur TI pada PT Djarum dapat berjalan dengan baik. Meningkatkan pengembangan terhadap infrastruktur TI dan aplikasi Mengoptimalkan nilai bisnis aplikasi perusahaan Mengontrol penggunaan sistem biaya

3.4 Hubungan Sebab Akibat 96

97 3.5 Tujuan dan Sasaran Strategis Tabel 3.10 Tujuan Strategis dalam Evaluasi A. Perspektif Orientasi Pengguna Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran Strategis 1.Meningkatkan efektivitas implementasi sistem SAP R/3 2. Meningkatkan kepuasan user a. Persentase submodul MM yang digunakan pada bagian purchasing b. Persentase kelengkapan fitur pada modul MM a. Skala kesesuaian antara aplikasi yang digunakan dengan kebutuhan user b. Skala kepuasan akan aplikasi Material Management yang telah diterapkan c. Skala keoptimalan fitur-fitur yang disediakan oleh SAP R/3 yang mendukung modul MM d. Skala user-friendly dari SAP R/3 MM 95%-100% 85%-100% 4 3 3 3

98 3. Meningkatkan kerjasama antar user dengan sistem MM a. Persentase pengguna yang dilibatkan dalam penentuan kebutuhan dalam pengembangan aplikasi 70%-85% B. Perspektif Penyempurnaan Operasional Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran Strategis 1. Meningkatkan efisiensi pengembangan piranti lunak 2. Meningkatkan efisiensi operasi dalam SAP modul MM 3. Mengembangkan sistem SAP R/3 4. Meningkatkan penanganan terhadap masalah-masalah operasional a. Persentase pekerjaan yang termasuk dalam siklus MM yang selesai pada waktunya a. Persentase peningkatan kecepatan waktu setelah penggunaan sistem SAP R/3 MM b. Tingkat keakuratan data yang berhubungan dengan modul MM a. Tingkat intensitas pemeliharaan sistem SAP R/3 MM a. Persentase tingkat keamanan dalam siklus MM b. Persentase terjadinya human error dalam siklus MM 100% 80% 90% 3 100% 5%

99 c. Kecepatan respon sistem d. Waktu rata-rata pada saat Realtime Bisa diterima jaringan down C. Perspektif Orientasi Masa Depan Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran Strategis 1. Pelatihan staf TI terhadap aplikasi SAP 2. Keahlian staff TI 3. Meningkatkan pengembangan terhadap infrastruktur TI dan aplikasi a. Tingkat intensitas pelatihan staff TI yang dikhususkan pada SAP modul MM selama satu tahun b. Tingkat kualitas pelatihan c. Anggaran untuk pelatihan staff TI a. Keterlibatan staff TI yang mensupport penggunaan sistem SAP R/3 pada modul MM a. Tingkat kualitas aplikasi yang digunakan b. Tingkat kesesuaian aplikasi lain yang mensupport modul MM dalam SAP R/3 3 3 4 80% 4 3 D. Perspektif Kontribusi Perusahaan

100 Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran Strategis 1. Mengoptimalkan nilai bisnis aplikasi perusahaan 2. Mengontrol biaya penggunaan sistem a. Periode pengembalian investasi TI b. Masa pakai sistem SAP R/3 modul MM dalam perusahaan c. Perencanaan sistem baru untuk meningkatkan nilai bisnis perusahaan. a. Perbandingan antara anggaran dan biaya yang dikeluarkan untuk implementasi 4 3 Ya 90%-100% Keterangan : Gambar 3.3 Standar Umum Perusahaan Sumber : PT Djarum Skala 1 = 0%-40% (Jelek) Skala 2 = 40%-70% (Cukup)

101 Skala 3 = 70%-85% (Baik) Skala 4 = 85%-100% (Sangat baik) Keterangan Penilaian Score untuk CMM Criteria Score Realization > Target 5 Realization = Target 4 Jika Target <= 10 % dari Realization 3 Jika Target <= 20 % dari Realization 2 Jika Target < 30% dari Realization 1 Kriteria Penilaian Level untuk CMM Level Range Initial 1 - < 2 Repeatable 2 - < 3 Defined 3 - < 4 Managed 4 - < 5 Optimized 5

102 Dalam pengukuran setiap tujuan strategis, ada beberapa tujuan strategis yang menggunakan skala tersendiri yang akan dituliskan lebih lanjut pada perhitungan hasil pengukuran pada setiap tujuan strategisnya. Untuk pengolahan kuesioner menggunakan skala likert. Dengan pemberian skor untuk setiap jawaban responden. Untuk jawaban pilihan A, diberi skor 4, untuk jawaban pilihan B, diberi skor 3, untuk jawaban pilihan C, diberi skor 2, untuk jawaban pilihan D, diberikan skor 1. Untuk kuesioner menggunakan responden berjumlah 10 orang yang diambil dari beberapa sub divisi dalam divisi Purchasing yaitu bagian Purchasing, Warehouse dan SCM. Responden tersebut adalah pengguna SAP R/3 dan staff TI yang ada pada PT Djarum. Sepuluh orang responden tersebut mewakili 20% dari keseluruhan user SAP pada PT Djarum. A. Perspektif Orientasi Pengguna Tujuan strategis : 1. Meningkatkan implementasi sistem SAP R/3 Tujuan strategis untuk meningkatkan implementasi SAP R/3 adalah mengevaluasi apakah adanya kekurangan didalam proses bisnis dengan pada saat implementasi yang telah dilakukan sehingga dapat diketahui apakah perlu dilakukan perbaikan-perbaikan ataupun peningkatan-peningkatan sehingga dapat menunjang berjalannya proses bisnis dalam PT Djarum didalam mendukung keunggulan strategis perusahaan.

103 Dalam tujuan strategis ini yang menjadi bahan pengukuran adalah : a. Persentase submodul MM yang digunakan pada bagian purchasing Dalam ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui berapakah persentase modul Material Management yang diimplementasikan pada bagian purchasing perusahaan yang kemudian digunakan pada proses berjalannya. Dengan ini dapat diketahui apakah modul yang telah diimplementasikan sudah dipakai semua atau belum. Sasaran strategis : 95%-100% b. Tingkat kelengkapan fitur pada modul MM Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui persentase fitur dalam modul material management pada proses berjalan dibandingkan dengan keseluruhan fitur yang diimplementasikan dalam SAP R/3 yang digunakan PT Djarum. Sehingga dapat membatu mendapatkan keunggulan kompetitif perusahaan melalui keunggulan diferensiasi pasar pesaing dan melakukan diferensiasi produk dan jasa. Sasaran strategis : 85%-100% 2. Meningkatkan kepuasan user Tujuan strategis ini adalah untuk mengukur bagaimana kepuasan user (pengguna) pada saat menggunakan SAP R/3. Sehingga diperoleh data yang tepat, apakah perlu diadakan peningkatan pelayanan atau perubahan fitur dan user interface untuk memudahkan pengguna dalam menggunakan SAP R/3.

104 Dalam tujuan strategis ini, yang menjadi obyek pengukuran adalah : a. Skala kesesuaian antara aplikasi yang digunakan dengan kebutuhan user Ukuran strategis ini mengukur apakah aplikasi SAP R/3 yang saat ini diterapkan sudah memenuhi kebutuhan user, yang mendukung kebutuhan user dalam menjalankan proses bisnis perusahaan. Sasaran strategis : 4 b. Skala kepuasan akan aplikasi Material Management yang telah diterapkan Menyajikan sesuatu yang menggambarkan kepuasan dari keseluruhan pengguna akan aplikasi MM SAP R/3 dalam PT Djarum. Sasaran strategis : 3 c. Skala keoptimalan fitur-fitur yang disediakan oleh SAP R/3 yang mendukung modul MM Menyajikan suatu persentase apakah fungsi yang disediakan oleh SAP R/3 telah sepenuhnya mendukung berjalannya modul MM dengan lancar atau tidak. Dengan adanya ukuran ini maka dapat diperoleh suatu hasil apakah adanya masalah karena kurangnya fungsi yang disediakan oleh SAP R/3 atau tidaknya, dalam hubungannya dengan berjalannya modul MM dalam perusahaan. Sasaran strategis : 3 d. Tingkat user-friendly dari SAP R/3 MM Menyajikan sebuah data dari pengguna apakah modul MM dalam SAP R/3 tersebut mudah untuk digunakan dan mudah untuk dipahami dalam penggunaannya.

105 Sasaran strategis : 3 3. Meningkatkan kerjasama antar user dengan sistem MM Tujuan strategis ini dimaksudkan untuk meningkatkan kerjasama antara pengguna dengan sistem MM dan divisi TI yang ada dalam perusahaan sehingga dapat mempermudah penanganan masalah dan pengembangan aplikasi. Ukuran strategis yang terdapat di dalamnya adalah : a. Persentase pengguna yang dilibatkan dalam penentuan kebutuhan dalam pengembangan aplikasi Menyajikan banyaknya pengguna yang diikutsertakan dalam penentuan kebutuhan pada saat pengembangan sistem aplikasi dibandingkan dengan seluruh pengguna aplikasi dalam perusahaan. Sasaran strategis : 70%-85% B. Perspektif Penyempurnaan Operasional 1. Meningkatkan efisiensi pengembangan piranti lunak Tujuan strategis ini digunakan untuk melakukan peningkatan dalam pengembangan piranti lunak yang dipakai pada PT Djarum. Dalam tujuan strategis ini, didalamnya terdapat ukuran strategis sebagai berikut: a. Persentase pekerjaan yang termasuk dalam siklus MM yang selesai pada waktunya Ukuran strategis ini digunakan untuk mengukur bagaimana kinerja SAP R/3 modul MM dalam pengaruhnya membantu kegiatan operasional perusahaan,

106 apakah laporan bagi pihak managemen dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dengan maksimal 1 tahun ada 12 laporan yang selesai tepat pada waktunya. Sasaran strategis : 100% 2. Meningkatkan efisiensi operasi dalam SAP modul MM Tujuan strategis ini digunakan untuk melakukan peningkatan dalam pemanfaatan aplikasi SAP R/3 modul MM dalam menangani operasi bisnis perusahaan. Dalam tujuan strategis ini, didalamnya terdapat ukuran strategis sebagai berikut : a. Tingkat peningkatan kecepatan waktu setelah penggunaan sistem SAP R/3 MM Ukuran strategis ini digunakan untuk mengukur apakah terdapat peningkatan kecepatan waktu yaitu naik 80 % dari 30 hari, saat pembuatan laporan pembelian dimana 30 hari tersebut merupakan standar sebelum menggunakan SAP. Sasaran strategis : 80% b. Tingkat keakuratan data yang berhubungan dengan modul MM Ukuran strategis ini digunakan untuk mengukur apakah data yang dihasilkan oleh aplikasi SAP R/3 sudah akurat ataukah masih diperlukan pemeriksaan kembali. Pengukuran diambil berdasarkan re-close dari laporan pembelian dengan perbandingan tahun terakhir sebelum menggunakan SAP dan tahun

107 pertama setelah menggunakan SAP dimana jumlah re-close dalam satu tahun sebelum menggunakan SAP adalah 20 x. Sasaran strategis : 90% 3. Mengembangkan sistem SAP R/3 Tujuan strategis ini digunakan untuk melakukan peningkatan dalam sistem aplikasi SAP yang digunakan, serta untuk membantu menentukan langkah pengembangan yang dapat digunakan untuk mendukung berjalannya proses bisnis perusahaan secara baik. Dalam mencapai tujuan strategis ini, dibutuhkan ukuran strategis sebagai berikut : a. Tingkat intensitas pemeliharaan sistem SAP R/3 MM Tujuan strategis ini bertujuan untuk menganalisa saat yang tepat untuk melakukan pemeliharaan terhadap sistem SAP R/3 modul MM dalam perusahaan, sehingga mengurangi timbulnya masalah-masalah dalam sistem yang terjadi. Sasaran strategis : 3 4. Meningkatkan penanganan terhadap masalah-masalah operasional Tujuan strategis ini bertujuan untuk mengurangi masalah-masalah dalam kegiatan operasional serta meningkatkan kemampuan pelayanan terhadap masalah yang terjadi. Sehingga dapat diperoleh sistem aplikasi yang mampu untuk merespon secara cepat dan tepat akan setiap masalah yang terjadi. Yang menjadi ukuran strategisnya adalah :

108 a. Persentase tingkat keamanan dalam aplikasi MM Menyajikan informasi mengenai tingkat keamanan sistem. Sehingga dapat diketahui apakah dalam sistem aplikasi SAP R/3 telah memenuhi target dan persyaratan akan pengendalian internal dalam perusahaan. Sasaran strategis : 100% b. Persentase terjadinya human error dalam siklus MM Menyajikan data mengenai tingkat terjadinya kesalahan yang terjadi yang disebabkan oleh pengguna, apakah tingkat terjadinya kesalahan tersebut berkurang setelah penggunaan sistem aplikasi MM SAP R/3 dalam menjalankan proses bisnis. Sasaran strategis : 5% c. Kecepatan respon sistem Ukuran strategis ini untuk menganalisa seberapa cepat sistem aplikasi MM dapat memberikan respon terhadap tugas yang diberikan dan seberapa cepat sistem dapat memproses input data yang dimasukkan sehingga dapat digunakan oleh user lain untuk diproses kembali. Sasaran strategis : Real time d. Waktu rata-rata pada saat jaringan down Menyajikan informasi mengenai apakah user dapat menerima waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan sistem ketika terjadi jarigan down ataupun buffer dimana perlu dilakukan perbaikan sistem. Sasaran strategis : Bisa Diterima

109 C. Perspektif Orientasi Masa Depan 1. Pelatihan staff TI terhadap aplikasi SAP Tujuan strategis ini berfokus pada peningkatan kualitas dan intensitas terhadap pelatihan staff TI yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengguna dalam penguasaan aplikasi SAP R/3 dalam perusahaan. Dalam tujuan strategis ini, terdapat ukuran strategis sebagai berikut : a. Tingkat intensitas pelatihan staff TI yang dikhususkan pada SAP modul MM selama satu tahun Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui apakah pelatihan bagi staff TI yang dikhususkan pada SAP modul MM selama satu tahun sudah sesuai dengan kebutuhan. Sasaran strategis: 3 b. Tingkat kualitas pelatihan Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui tingkat kualitas pelatihan yang diberikan kepada staff TI dalam rangka mendukung proses pembelian didalam SAP R/3 Modul Material Management Sasaran strategis : 3 c. Anggaran untuk pelatihan staff TI Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana persentase antara anggaran untuk pelatihan staff TI dengan keseluruhan anggaran bagi divisi TI dalam perusahaan. Sasaran strategis : 4

110 2. Keahlian staff TI Tujuan strategis ini digunakan untuk mempersiapkan agar perusahaan tidak terjadi kekurangan SDM yang mampu mengoperasikan dan menguasai sistem aplikasi SAP R/3 dalam perusahaan. Dalam tujuan strategis ini terdapat ukuran strategis yaitu : a. Keterlibatan staff TI yang mensupport penggunaan sistem SAP R/3 pada modul MM. Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase keterlibatan staff TI yang mampu untuk mendukung sistem aplikasi SAP R/3 dalam perusahaan. Sasaran strategis : 80% 3. Meningkatkan pengembangan terhadap infrastruktur TI dan aplikasi Tujuan strategis ini bertujuan untuk meningkatkan pengembangan terhadap seluruh infrastruktur yang mendukung sistem aplikasi TI perusahaan baik berupa hardware, software dan jaringan serta untuk pengembangan sistem aplikasi yang lebih baik lagi untuk perusahaan di masa depan. Di dalamnya terdapat ukuran strategis sebagai berikut : a. Tingkat kualitas aplikasi yang digunakan Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui tingkat kualitas aplikasi yang digunakan, serta mengetahui kekurangan terdapat dalam sistem, sehingga dapat diketahui area mana saja yang harus dilakukan pengembangan. Sasaran strategis : 4

111 b. Tingkat kesesuaian aplikasi lain yang mensupport modul MM dalam SAP R/3 Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesesuaian aplikasi yang lain sehingga dapat diketahui apakah aplikasi lain tersebut dapat mensupport modul MM dalam SAP R/3 didalam proses sistem berjalan. Sasaran strategis : 3 D. Perspektif Kontribusi Perusahaan 1. Mengoptimalkan biaya dan anggaran perusahaan untuk aplikasi dan nilai bisnis Tujuan strategis ini bertujuan untuk mengetahui apakah biaya yang dikeluarkan dengan anggaran perusahaan untuk sistem aplikasi sudah berjalan optimal atau belum. Sehingga Sehingga dapat diketahui anggaran yang diberikan perusahaan telah mencukupi untuk pengembangan sistem aplikasi. Sehingga perusahaan didalam melakukan investasi TI lebih tepat sasaran yang dapat membangun halangan untuk masuk para pesaing atau pihak luar. a. Masa pakai sistem SAP R/3 modul MM dalam perusahaan Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa lama sistem SAP R/3 khususnya modul MM dalam PT Djarum akan habis pemakaiannya sehingga perlu dilakukan pergantian sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan dari user. Sasaran strategis : 3 b. Periode pengembalian investasi TI Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui kapan periode waktu pengembalian dari investasi TI dalam perusahaan.

112 Sasaran strategis : 4 c. Perencanaan sistem baru untuk meningkatkan nilai bisnis perusahaan. Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui strategi dari pihak manajemen yang terbaik yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam proses perencanaan dan pengembangan sistem aplikasi baru ke depannya. Sasaran strategis : Ya 2. Mengontrol biaya penggunaan sistem Tujuan strategis ini digunakan untuk melakukan pengontrolan terhadap berbagai biaya yang dikeluarkan oleh PT Djarum a. Perbandingan antara anggaran dan biaya yang dikeluarkan untuk implementasi Tujuan strategis ini bertujuan untuk mengetahui apakah biaya yang dikeluarkan didalam implementasi telah sesuai dengan kebijakan anggaran yang telah ditetapkan pihak manajemen. Sehingga dapat diketahui apakah anggaran telah dialokasikan dengan tepat didalam proses pembiayaan implementasi sistem. Sasaran strategis : 90%- 100 %

113 3. 6 Metode Pengumpulan Data Tabel 3.11 Metode pengumpulan data perspektif orientasi pengguna A. Perspektif Orientasi Pengguna Tujuan Strategis Ukuran Strategis Metode Nara Sumber Pengumpulan Data 1.Meningkatkan a. Persentase Wawancara Manajer efektivitas submodul MM yang Business implementasi sistem digunakan pada bagian Development SAP R/3 purchasing b. Persentase Wawancara Manajer kelengkapan fitur pada Business modul MM Development 2. Meningkatkan a. Skala kesesuaian Kuesioner Staff Purchasing kepuasan user antara aplikasi yang digunakan dengan kebutuhan user b. Skala kepuasan Kuesioner Staff Purchasing akan aplikasi Material Management yang telah diterapkan c. Skala keoptimalan Kuesioner Staff Purchasing

114 fitur-fitur yang disediakan oleh SAP R/3 yang mendukung modul MM d. Skala user-friendly Kuesioner Staff Purchasing dari SAP R/3 MM 3. Meningkatkan a. Persentase Wawancara Manajer kerjasama antar user pengguna yang Business dengan sistem MM dilibatkan dalam Development penentuan kebutuhan dalam pengembangan aplikasi Tabel 3.12 Metode pengumpulan data perspektif penyempurnaan operasional B. Perspektif Penyempurnaan Operasional Tujuan Strategis Ukuran Strategis Metode Nara Sumber Pengumpulan Data 1. Meningkatkan a. Persentase Data Data Penyajian efisiensi pekerjaan yang Laporan pengembangan termasuk dalam siklus piranti lunak MM yang selesai pada

115 waktunya 2. Meningkatkan a. Persentase Data Data Penyajian efisiensi operasi peningkatan kecepatan Laporan dalam SAP modul waktu setelah MM penggunaan sistem SAP R/3 MM b. Tingkat keakuratan Data Data Penyajian data yang Laporan berhubungan dengan modul MM 3. Mengembangkan a. Tingkat intensitas Wawancara Manajer sistem SAP R/3 pemeliharaan sistem Business SAP R/3 MM Development 4. Meningkatkan a. Persentase tingkat Wawancara Manajer penanganan keamanan dalam Business terhadap masalah- siklus MM Technology masalah b. Persentase Wawancara Manajer operasional terjadinya human Purchasing error dalam siklus MM c. Kecepatan respon Wawancara Manager sistem Business

116 d. Waktu rata-rata pada saat jaringan down Wawancara Technology Manajer Business Technology Tabel 3.13 Metode pengumpulan data perspektif orientasi masa depan C. Perspektif Orientasi Masa Depan Tujuan Strategis Ukuran Strategis Metode Nara Sumber Pengambilan Data 1. Pelatihan staf TI a. Tingkat intensitas Wawancara Manajer terhadap aplikasi pelatihan staff TI yang Business SAP dikhususkan pada SAP Technology modul MM selama satu tahun b. Tingkat kualitas Kuesioner Staff Business pelatihan Technology c. Anggaran untuk Data Data Keuangan pelatihan staff TI 2. Keahlian staff TI a. Keterlibatan staff TI Wawancara Manajer yang mensupport Business penggunaan sistem Technology

117 SAP R/3 pada modul MM 3. Meningkatkan a. Tingkat kualitas Kuesioner Staff Purchasing pengembangan aplikasi yang terhadap digunakan infrastruktur TI dan b. Tingkat kesesuaian Wawancara Manajer aplikasi aplikasi lain yang Business mensupport modul Development MM dalam SAP R/3 Tabel 3.14 Metode pengumpulan data perspektif kontribusi perusahaan D. Perspektif Kontribusi Perusahaan Tujuan Strategis Ukuran Strategis Metode Nara Sumber Pengumpulan Data 3. Mengoptimalkan a. Periode Wawancara Manajer nilai bisnis pengembalian Keuangan aplikasi investasi TI perusahaan b. Masa pakai sistem Wawancara Manajer SAP R/3 modul MM Keuangan

118 dalam perusahaan c. Perencanaan sistem Wawancara Manager baru untuk Business meningkatkan nilai Development bisnis perusahaan. 4. Mengontrol a. Perbandingan Wawancara Manajer biaya antara anggaran dan Keuangan penggunaan biaya yang sistem dikeluarkan untuk implementasi Untuk sampel kuesioner berjumlah 10 orang yang diambil dari beberapa sub divisi dalam divisi Purchasing yaitu bagian Purchasing, Warehouse, SCM dan Procurement. Responden tersebut adalah pengguna SAP R/3 yang ada pada PT Djarum. Sepuluh orang responden tersebut mewakili 20% dari keseluruhan user SAP pada PT Djarum. Sedangkan wawancara dilakukan kepada manajer divisi Business Development dan staff Business development yang menangani bagian material management. Daftar Pertanyaan : A. Perspektif Orientasi Pengguna 1. Tujuan strategis : Meningkatkan efektivitas implementasi sistem SAP R/3

119 a. Persentase submodul MM yang digunakan pada bagian purchasing Berapa persenkah dari bagian purchasing yang telah menggunakan modul material management pada SAP R/3 bila dibandingkan dengan yang telah diimplementasikan? b. Tingkat kelengkapan fitur pada modul MM Berapa persen tingkat kelengkapan fitur pada modul MM yang digunakan pada proses berjalan dibanding pada saat implementasi modul MM? 2. Tujuan Strategis : Meningkatkan kepuasan user (pengguna) a. Skala kesesuaian antara aplikasi yang digunakan dengan kebutuhan pengguna Apakah SAP R/3 mendukung ketersediaan aplikasi didalam pemenuhan kebutuhan pengguna? b. Skala kepuasan akan aplikasi Material Management yang telah diterapkan Seberapa puas anda menggunakan SAP R/3 didalam sistem pembelian? c. Skala keoptimalan fitur-fitur yang disediakan oleh SAP R/3 yang mendukung modul MM Apakah fungsi fungsi yang disediakan modul MM dalam SAP R/3 sudah optimal? d. Tingkat user-friendly dari SAP R/3 MM

120 Apakah user interface dan fitur-fitur dari SAP R/3 mudah dimengerti? 3. Tujuan strategis : Meningkatkan kerjasama antar user dengan sistem MM a. Persentase pengguna yang dilibatkan dalam penentuan kebutuhan dalam pengembangan aplikasi Berapa persentase pengguna yang dilibatkan didalam pengembangan aplikasi? B. Perspektif Penyempurnaan Operasional 1. Tujuan strategis : Meningkatkan efisiensi pengembangan piranti lunak a. Persentase pekerjaan yang termasuk dalam siklus MM yang selesai pada waktunya Apakah dengan menggunakan sistem SAP R/3 pekerjaan yang ada dapat selesai tepat pada waktunya? 2. Tujuan strategis : Meningkatkan efisiensi operasi dalam SAP modul MM a. Tingkat peningkatan kecepatan waktu setelah penggunaan sistem SAP R/3 MM Berapa tingkat persentase peningkatan kecepatan waktu setelah penggunaan sistem SAP R/3 dalam proses pembelian? b. Tingkat keakuratan data yang berhubungan dengan modul MM Berapa tingkat keakuratan data yang dihasilkan setelah menerapkan SAP R/3 dalam proses pembelian? 3. Mengembangkan sistem SAP R/3