1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah satu modalitas pemeriksaan di bidang radiologi. Pemeriksaan CT scan meskipun hanya menyumbang sekitar 6% dari seluruh modalitas pemeriksaan radiologi, namun memberikan sekitar 41% dari seluruh dosis radiasi yang diterima oleh total populasi. Pemeriksaan CT scan mempunyai aplikasi yang universal untuk pemeriksaan seluruh organ tubuh dan memiliki prosedur pencitraan diagnostik yang menggunakan kombinasi dari sinar-x dan teknologi komputer untuk menghasilkan gambar irisan baik horisontal maupun vertikal dari tubuh (Buls et al., 2006). A. Latar belakang masalah Generasi terbaru dari CT scan yaitu MSCT scan 64 slice (Multi Slice Computed Tomography Scanning 64 slice) yang mampu menghasilkan gambar secara rinci dari bagian tubuh manusia seperti kepala, dada, perut, pembuluh darah dan sebagainya. MSCT 64 slice merupakan generasi CT scan lebih canggih dengan peningkatan kecepatan yang sangat signifikan dari generasi terdahulu, sehingga penegakan diagnosis dapat lebih akurat (Fujii et al., 2009). Dosis efektif yang dihasilkan pada pemeriksaan CT scan kepala sekitar 2 msv, CT scan thorax sekitar 8 msv, dan CT scan abdomen sekitar 10-20 msv (Rehani et al.,2007)
2 Thyroid merupakan salah satu organ yang bersifat radiosensitif. Radiasi yang melebihi dosis pada organ tersebut dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan keganasan. American Thyroid Association (ATA) menyatakan bahwa resiko terjadinya kanker thyroid sangat tergantung pada usia pada saat pertama kali terpapar. Resiko kanker thyroid pada orang dewasa yang terpapar termasuk rendah namun bukan berarti tidak ada. Di Amerika Serikat lebih dari 56.000 orang terdiagnosis sebagai kanker thyroid pada tahun 2012. Menurut penelitian Shrimpton et al., tahun 1991, dosis radiasi hambur sinar X yang diterima thyroid pada pemeriksaan CT scan cranium adalah 1,9 mgy, CT Scan vertebrae cervical 44 mgy, CT scan vertebrae thoracal 0,46 mgy, CT scan Thorax 21 mgy, CT scan Abdomen 0,05 mgy, CT scan vertebrae lumbal 0,01 mgy dan yang paling rendah adalah CT scan pelvis, yaitu kurang dari 0,005 mgy. Nilai dosis yang didapatkan pada CT scan vertebrae cervical adalah tinggi karena radiasi langsung secara primer mengenai organ thyroid Pengukuran dosis radiasi hambur dapat dengan menggunakan berbagai alat ukur radiasi seperti Thermoluminescent Dosimeter (TLD), film badge, dosimeter saku, surveimeter dan monitor kontaminasi. Namun dari kesemua alat ukur radiasi ini TLD yang mempunyai tingkat ketelitian lebih tinggi dibanding alat ukur lain. (Trikasjono, 2012) Penggunaan shielding merupakan salah satu cara untuk mengurangi dosis radiasi yang diterima oleh pasien pada saat pemeriksaan MSCT, namun tidak berlaku pada pemeriksaan X-ray rutin lainnya seperti foto thorax, foto gigi dan mammografi (ATA, 2013). Ada beberapa macam shielding yang tersedia dewasa
3 ini seperti shielding thyroid, gonade, dan mata. Kemampuan shielding dalam mengurangi paparan radiasi tergantung pada keadaan fisik shielding tersebut, seperti kondisi shielding dan ketebalan timbal serta besarnya energi yang dikeluarkan sumber radiasi (kilovolt/kv) (Shortt et al., 2008; Baconsvield et al., 1998). Pada umumnya shielding ini mempunyai ketebalan timbal antara 0,25 mm sampai 0,50 mm. Namun pada thyroid shielding ketebalan yang umumnya dipakai adalah 0,50 mm. B. Perumusan Masalah 1. MSCT merupakan salah satu pemeriksaan radiologi yang menghasilkan radiasi sinar-x yang cukup besar terutama untuk organ-organ sensitif seperti thyroid. 2. Dosis radiasi yang mengenai thyroid harus dipastikan tidak melebihi dosis standar yang diperbolehkan, sehingga diperlukan metode pengukuran yang relatif akurat. 3. Shielding thyroid yang digunakan untuk mengurangi dosis radiasi hambur harus diketahui efektifitasnya sehingga kemungkinan terjadinya kanker thyroid dapat dicegah. B.Perumusan Masalah C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : C. Pertanyaan Penelitian 1. Apakah dosis radiasi hambur yang diterima thyroid pada pemeriksaan MSCT Abdomen melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan?
4 2. Apakah terdapat perbedaan yang bermakna antara pemakaian shielding thyroid dengan ketebalan 0,5 mm dan tanpa pemakaian shielding thyroid dalam menurunkan dosis radiasi hambur pada pemeriksaan MSCT Abdomen? D. Keaslian Penelitian Penelitian yang menilai kemampuan shielding thyroid dengan ketebalan 0,5 mm dalam menurunkan dosis radiasi hambur pada pemeriksaan MSCT Abdomen menurut sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penulis menemukan laporan penelitian (tabel 1) yang berkaitan dengan pemeriksaan efektifitas shielding thyroid dalam mengurangi dosis hambur yang diterima thyroid namun pada pemeriksaan Head MSCT. D. Keaslian Penelitian
5 Tabel 1. Data Keaslian Penelitian Peneliti Sampel Topik Hasil William et al., 2005 Alderson- Rando antrophometric Phantom Pemeriksaan CT Scan kepala:studi eksperimental untuk menilai efektifitas shielding pada Head CT Scan 3 protokol Efektifitas shielding tergantung pada protokol yang dipakai. Pada pemeriksaan spiral CT, shielding thyroid dapat mengurangi dosis permukaan sebesar 46%-58%, dan dosis kedalaman 1 cm 37%-44%. Qu et al., 2011 Alderson- Rando antrophometric Phantom Paparan dosis radiasi thyroid pada pemeriksaan Cone Beam CT daerah mulut dan maksila, tanpa dan dengan shielding. Shielding thyroid dapat mengurangi dosis sebesar 18%, 40%, 38% pada lapangan besar, sedang dan kecil. Cohnen et al., 2006 Alderson- Rando antrophometric Phantom Paparan radiasi pada pasien stroke akut, pemeriksaan komprehensif CT Scan Kepala Dosis radiasi yang diterima kepala mencapai > 9,5 msv, dengan kemungkinan dosis lokal 490 mgy. Walaupun dosis kritis untuk tercapai kerusakan organ tidak terpenuhi, dokter harus tetap waspada terhadap kerusakan organ, terutama pada pemakaian berulang. Baehaqi, 2013 32 sampel manusia Besar penurunan dosis radiasi hambur thyroid pada pemeriksaan Head MSCT dengan shielding tiroid 0,5 mm Terdapat perbedaan dosis radiasi hambur thyroid pada pemeriksaan Head MSCT 64 slice tanpa dan dengan shielding thyroid 0,5 mm. Dosis radiasi hambur rata-rata yang diterima thyroid pada pemeriksaan Head MSCT 64 slice adalah 1,25 msv Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah subyek penelitian ini menggunakan manusia sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan phantom, area pemeriksaan pada penelitian ini yaitu abdomen sedangkan area
6 pada penelitian sebelumnya pada daerah kepala, lokasi penelitian di Indonesia belum pernah dilakukan sedangkan pada penelitian sebelumnya lokasinya di luar Indonesia. E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui besarnya dosis radiasi hambur yang diterima thyroid pada pemeriksaan MSCT Abdomen dengan penggunaan shielding thyroid 0,5 mm dan tanpa penggunaan shielding thyroid. E.Tujuan Penelitian 2. Mengetahui tingkat kebermaknaan penggunaan shielding thyroid 0,5 mm dalam mengurangi dosis radiasi hambur yang diterima thyroid pada pemeriksaan MSCT Abdomen. F. Manfaat Penelitian 1. Dari segi pelayanan rumah sakit, hasil penelitian dapat dipakai untuk melengkapi protap, bahwa setiap pemeriksaan MSCT Abdomen, pasien harus memakai shielding thyroid 0,5 mm. F. Manfaat Penelitian 2. Dari segi pasien, pasien mengetahui dosis radiasi sinar-x yang diterima thyroid dan manfaat pemakaian shielding thyroid 0,5 mm. 3. Dari segi pendidikan, melatih peserta pendidikan dalam berfikir dan meneliti, sehingga akan terpacu dalam mengembangkan penelitian yang lebih lanjut. 4. Dari segi penelitian, agar dapat menjadi dasar penelitian bagi penelitian berikutnya, sehingga menjadi suatu karya yang benar-benar bermanfaat.