BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Low back pain (selanjutnya disebut LBP) merupakan. salah satu kelainan muskuloskeletal yang paling sering
|
|
- Bambang Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Low back pain (selanjutnya disebut LBP) merupakan salah satu kelainan muskuloskeletal yang paling sering terjadi di dunia. Setidaknya pada satu waktu, sekitar 60-85% orang dewasa pernah mengalami episode LBP di kehidupannya (Middleton & Fish, 2009). Kondisi ini merupakan salah satu penyebab nyeri kronis dan disabilitas di dunia, yang disertai dengan dampak indirect cost yang tinggi, meskipun pengeluaran tersebut lebih dikarenakan faktor psikososial dari kesehatan, pekerjaan, serta aspek ekonomi dibanding patologinya sendiri (Woolf & Pfleger, 2003). Insidensi LBP meningkat setara dengan usia. Menurut penelitian yang dilakukan pada atlet yang merupakan salah satu populasi beresiko, didapatkan hasil bahwa 12% atlet dengan usia 12 tahun, dan 53% atlet dengan usia 18 tahun pernah mengalami setidaknya 1 episode LBP. Angka ini meningkat menjadi 85-90% pada atlet dewasa (Daniels.J.M, Pontius.G, El-Amin.S, & Gabriel.K, 2011). Sekitar 90% dari kasus LBP tersebut 1
2 2 berasal dari penyebab non-spesifik (tidak ditemukan kelainan organik) (Woolf & Pfleger, 2003). Namun untuk LBP spesifik, penyebabnya bervariasi tergantung dari usia atlet tersebut, salah satu penyebab dari LBP spesifik pada usia muda/adolescence adalah spondilosis, dimana hal ini dapat menjadi faktor resiko penyebab LBP spesifik yang biasa ditemukan pada usia tua yaitu diskogenik dan stenosis spinal (Daniels.J.M, Pontius.G, El-Amin.S, & Gabriel.K, 2011). Pada penelitian lain didapatkan spondilosis dengan grading Kellgren dan Lawrence(KL)=0, KL=1, dan KL=2 tidak berkaitan secara signifikan dengan LBP. Namun spondilosis dengan KL 3 secara signifikan berkaitan dengan LBP pada wanita berusia lebih dari 60 tahun. (Laurie Barclay,2008). Spondilosis merupakan sebuah respon hipertrofik dari tulang vertebra disekitar diskus yang mengalami degenerasi (Kimberley Middleton,2009). Untuk mendiagnosis spondilosis, salah satu pemeriksaan penunjang yang biasa digunakan adalah foto polos tulang belakang. Yaitu dengan foto polos tulang belakang posisi lateral dan oblik. Rumah sakit di Indonesia, dari kelas A sampai ke puskesmas, sudah diharapkan memiliki peralatan yang memadai untuk membuat foto
3 3 polos tersebut. Namun, hanya dokter spesialis radiologi saja yang diperbolehkan untuk membacanya (Keputusan Menteri Kesehatan Rebulik Indonesia Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008). Disinilah terdapat sebuah masalah. Karena Indonesia sedang mengalami kekurangan dokter spesialis radiologi, diperkirakan sekitar 700 orang dokter spesialis harus melayani 220 juta penduduk indonesia (Rasad, 2005). Apalagi sebagian besar pemeriksaan pencitraan masih menggunakan foto polos (sekitar 60%) pada kebanyakan departemen radiologi (Stevens.J.M, Rich.P.M, & Dixon.A.K, 2008). Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Computed Tomography-scan (CT-scan) merupakan teknik pencitraan neurologi modern yang lebih baik dibandingkan dengan foto polos tulang belakang, namun mereka merupakan modalitas pencitraan yang mahal dan jarang tersedia di beberapa komunitas, sehingga foto polos merupakan modalitas utama yang digunakan sebagai pemeriksaan awal LBP (Igbinedion.B & Akhigbe.A, 2011). Sebuah sistem dimana para dokter spesialis radiologi dapat membaca foto polos dan memberikan hasil analisanya tanpa harus berada di lokasi pelayanan medis dapat menjadi solusi dari permasalahan ini. Aplikasi
4 4 teleradiologi rupanya merupakan salah satu alternatif solusi. Teleradiologi terbukti telah bermanfaat bagi dokter-dokter di daerah terpencil untuk membantu peningkatan pelayanan kesehatan, namun sayangnya biaya dan koneksi internet yang lemah membatasi penggunaanya. Pada akhirnya, dalam pengaplikasian teleradiologi, dibutuhkan alat yang bisa mengubah foto polos hard copy menjadi soft copy. Alat tersebut haruslah murah sehingga mudah didapatkan oleh puskesmas-puskesmas daerah, serta harus dapat menghasilkan gambar yang kualitas citranya dapat menyamai foto polos hard copy sehingga diagnosis akurat dapat dilakukan, selain itu alat tersebut diharapkan dapat memproduksi file yang ukurannya cukup kecil sehingga dapat dikirim dalam kondisi koneksi internet yang lemah. I.2 Rumusan Masalah Low back pain merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat sering dijumpai dan merupakan salah satu kondisi yang menyebabkan disabilitas dan indirect cost yang tinggi, terutama pada masyarakat usia tua. Salah satu penyebab utama dari LBP adalah spondilosis, dimana alat diagnosis awal yang paling sering digunakan adalah foto polos tulang belakang.
5 5 Peralatan yang memadai di puskesmas-puskesmas daerah tidak diiringi dengan ketersediaan dokter spesialis radiologi. Teleradiologi terbukti telah bermanfaat bagi dokter-dokter di daerah terpencil untuk membantu peningkatan pelayanan kesehatan, namun sayangnya biaya dan koneksi internet yang lemah membatasi penggunaanya. Sehingga dibutuhkan peralatan yang cukup baik untuk mengubah foto polos hard copy menjadi soft copy yang nantinya bisa dikirimkan kepada dokter spesialis radiologi, namun ukuran file cukup kecil supaya mudah dikirimkan melalui koneksi internet yang lemah. I.3 Pertanyaan penelitian 1. Apakah terdapat perbedaan pada kesesuaian diagnosis dan kualitas citra soft copy hasil digitalisasi digitizer buatan production house FK UGM dengan hard copy pada pemeriksaan foto polos tulang belakang pada kasus spondilosis? 2. Apakah terdapat perbedaan pada kesesuaian diagnosis dan kualitas citra soft copy hasil digitalisasi kamera saku Sony Cyber Shot DSC-W 170 dengan hard copy pada pemeriksaan foto polos tulang belakang pada kasus spondilosis?
6 6 I.4 Tujuan Penelitian 1. Membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan pada kesesuaian diagnosis dan kualitas citra antara soft copy digitizer buatan production house FK UGM dengan hard copy pada pemeriksaan foto polos tulang belakang pada kasus spondilosis. 2. Membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan pada kesesuaian diagnosis dan kualitas citra antara soft copy kamera saku Sony Cyber Shot DSC-W 170 dengan hard copy pada pemeriksaan foto polos tulang belakang pada kasus spondilosis. I.5 Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian penelitian Peneliti, tahun Valizadeh,S, et al., Lavena,L,B, et al., Subyek Perbandingan Hasil 316 foto ronsen dari 158 gigi posterior yang di ekstraksi 20 film radiologi ukuran 24x30 cm dan 18x24 cm Soft copy foto ronsen dari scanner dan kamera saku Kamera saku,flattable scanner dan transparency adapter Kamera saku lebih baik dari scanner dalam deteksi karies gigi File dpi dengan 8-16 bits of gray depth, menggunakan transparency adapter disimpan dalam format JP2 sesuai digunakan untuk kepentingan edukasional. Untuk keperluan diagnosis dan konsultasi akan dilakukan penelitian lanjutan Salazar,J,A, et al., test pattern film di print 20 kali Digitizer khusus (ICR), konvensional scanner (UMAX),dan kamera saku (LUMIX) Tidak terdapat perbedaan signifikan pada tampilan diantara ketiganya. Namun kamera saku membutuhkan lebih banyak pengaturan dan pelatihan untuk operatornya
7 7 I.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan perbandingan kualitas citra dan kesesuaian diagnosis antara hard copy foto polos dengan soft copy foto polos kamera saku dan digitizer yang nantinya akan dijadikan acuan dalam penerapan teleradiologi di Indonesia. Diharapkan hal ini dapat memberikan manfaat untuk masyarakat dalam bentuk peningkatan kesetaraan, kualitas, dan efisiensi dari pelayanan kesehatan, pada kasus ini di bidang radiologi, terutama pada institusi penyedia pelayanan kesehatan di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Penerapan teleradiologi di Indonesia juga memberikan manfaat bagi para dokter spesialis radiologi berupa kemudahan dalam melakukan pembacaan foto polos, pada kasus ini foto polos tulang belakang, tanpa terbatas ruang dan waktu. Sehingga diagnosis dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Bagi peneliti, hal ini bermanfaat sebagai sarana belajar cara penelitian yang baik dan benar, serta dapat pula digunakan untuk mempelajari diagnosis spondilosis pada foto polos tulang belakang.
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis (OA), atau yang biasa dikenal. dengan penyakit sendi degeneratif, merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Osteoarthritis (OA), atau yang biasa dikenal dengan penyakit sendi degeneratif, merupakan penyakit dengan kerusakan sendi diarthrodial (sendi yang dapat bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kebutuhan akan pelayanan radiologi yang berkualitas dengan jumlah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teleradiologi muncul dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan antara jumlah kebutuhan akan pelayanan radiologi yang berkualitas dengan jumlah spesialis radiologi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jaman kebutuhan hidup manusia. semakin meningkat, manusia tidak akan pernah lepas dari
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya jaman kebutuhan hidup manusia semakin meningkat, manusia tidak akan pernah lepas dari fungsi normal sistem muskuloskeletal, salah satunya tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia tidak akan pernah lepas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekitar 5%-10% dari seluruh kunjungan di Instalasi Rawat Darurat bagian pediatri merupakan kasus nyeri akut abdomen, sepertiga kasus yang dicurigai apendisitis didiagnosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya (Meliala dkk., 2000). Nyeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Surabaya. Didirikan tahun 2010, yang nantinya diharapkan menjadi Rumah Sakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah National Hospital merupakan sebuah rumah sakit yang terbilang baru di Surabaya. Didirikan tahun 2010, yang nantinya diharapkan menjadi Rumah Sakit modern bertaraf
Lebih terperinciInstabilitas Spinal dan Spondilolisthesis
Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis Akhmad Imron*) Departemen Bedah Saraf FK.Unpad/RSHS Definisi Instabilitas Spinal : adalah hilangnya kemampuan jaringan lunak pada spinal (contoh : ligamen, otot
Lebih terperinciTelemedicine : dalam tinjauan teknologi informasi Oleh : Hanif Al Fatta
Telemedicine : dalam tinjauan teknologi informasi Oleh : Hanif Al Fatta Abstraks Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi cara manusia dalam melakukan kegiatan bisnisnya termasuk pada dunia
Lebih terperinciREHABILITASI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH. Oleh: dr. Hamidah Fadhil SpKFR RSU Kab. Tangerang
REHABILITASI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH Oleh: dr. Hamidah Fadhil SpKFR RSU Kab. Tangerang SKDI 2012 : LBP Tingkat kompetensi : 3A Lulusan dokter mampu : Membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sulit untuk menyelesaikan diagnosa dalam waktu yang singkat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin kompleknya prosedur-prosedur medis, dan meningkatnya tekanan-tekanan finansial agar rawat tinggal di rumah sakit dapat dipersingkat dan
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Disusun Oleh FITRI ISTIQOMAH NIM. J100.060.056 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan citra pada masa sekarang mempunyai suatu aplikasi yang sangat luas dalam berbagai bidang antara lain bidang teknologi informasi, arkeologi, astronomi, biomedis,
Lebih terperinciPilihan Karier di Dunia Medis selain jadi Dokter
Pilihan Karier di Dunia Medis selain jadi Dokter by webmaster - Friday, January 29, 2016 http://yeniayuningsih.student.akademitelkom.ac.id/?p=260 Assalamua'aliakum Warahmatullahi Wabarakatuh. Kali ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Dalam paradigma kesehatan ini
BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, maka setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh derajat yang setinggitingginya dalam hal kesehatan jasmani, rohani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung merupakan keluhan yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensi tertinggi menyerang wanita (Hoy, et al., 2007). Di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri leher adalah masalah yang sering dikeluhkan di masyarakat. Prevalensi nyeri leher dalam populasi umum mencapai 23,1% dengan prevalensi tertinggi menyerang
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. dibutuhkan. Tidak hanya untuk memudahkan proses penyimpanan dan
Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Dewasa ini, kebutuhan akan sebuah teknologi yang mampu menganalisis dan mengklasifikasikan berbagai citra ke dalam kelas-kelas yang sesuai sangat dibutuhkan. Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Low back pain atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu kelainan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Low back pain atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu kelainan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. 1 Dokter gigi sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan industri yang padat modal, padat karya dan juga padat teknologi. Teknologi kesehatan dikembangkan untuk memecahkan masalah kesehatan dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Selain kebutuhan primer ( sandang, pangan, papan) ada hal penting yang sangat dibutuhkan oleh kita agar dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari, yaitu kesehatan. Sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningioma merupakan neoplasma intracranial extraaxial yang paling banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningioma merupakan neoplasma intracranial extraaxial yang paling banyak ditemukan. Pada populasi dewasa sekitar 30% dari tumor sistem saraf pusat, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tumor paru adalah tumor pada jaringan paru yang dapat bersifat jinak maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer maupun sekunder.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesehatan dewasa ini tidak bisa dipisahkan dengan teknologi yang terus berkembang. Pengembangan teknologi yang erat kaitannya dengan dunia kesehatan atau dunia
Lebih terperinciMata indera yang dimiliki manusia sehingga suatu citra (gambar) memegang peranan penting dalam prespektif manusia. Pengolahan Citra Digital * Citra suatu representasi (gambaran/ gambar), kemiripan atau
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penderita diabetes mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Penderita diabetes di seluruh dunia mencapai 387 juta jiwa, dan angka ini diperkirakan akan naik
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah
1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah satu modalitas pemeriksaan di bidang radiologi. Pemeriksaan CT scan meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tenaga kesehatan membutuhkan cara untuk mendukung pekerjaan agar terlaksana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi kesehatan, banyak tenaga kesehatan membutuhkan cara untuk mendukung pekerjaan agar terlaksana secara lebih cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umum disebabkan peningkatan enzim liver. Penyebab yang mendasari fatty liver
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fatty adalah akumulasi triglycerid lemak lainnya di hepatosit. Paling umum disebabkan peningkatan enzim. Penyebab yang mendasari fatty dapat berhubungan alkohol
Lebih terperinciBAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).
BAB I A. Latar Belakang Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama adanya nyeri atau perasaan tidak enak di daerah tulang punggung bawah. Nyeri
Lebih terperinciLampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA. A. Pengantar. 1. Memberi salam dan ucapan terima kasih atas kesempatan dan kesediaan. responden dalam wawancara ini.
LAMPIRAN 88 89 Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA A. Pengantar 1. Memberi salam dan ucapan terima kasih atas kesempatan dan kesediaan responden dalam wawancara ini. 2. Memperkenalkan diri. 3. Menjelaskan secara
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN. MYALGIA (Nyeri Otot)
SATUAN ACARA PENYULUHAN MYALGIA (Nyeri Otot) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Ahmad Rizal Candra Lesmana N Dewi Damayanti Farida Fauzia Iis Susanti Ranti Nurjannah Rosilah Siti Nurrohmah Aminy Zamzam Ibrahim
Lebih terperinciTraktus Gastro Instestinal Traktus Urogenital dan organ reproduksi Traktus Respiratorius Sistem Syaraf Mamae dan organ-organ superfisial
I. PENDAHULUAN KEBIJAKAN PELAYANAN UNIT RADIOLOGI RSUD KARDINAH KOTA TEGAL Pelayanan Radiodiagnostik adalah pelayanan kesehatan yang menggunakan energi pengion dan energi non pengion untuk melakukan diagnostik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan tindakan pembedahan. Keterlambatan dalam penanganan kasus apendisitis akut sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada wanita di dunia. Angka kejadian kanker payudara meningkat lebih dari 20% sejak tahun 2008.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sinus Paranasalis (SPN) terdiri dari empat sinus yaitu sinus maxillaris,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sinus Paranasalis (SPN) terdiri dari empat sinus yaitu sinus maxillaris, sinus frontalis, sinus sphenoidalis dan sinus ethmoidalis. Setiap rongga sinus ini
Lebih terperinciKADAR INTERLEUKIN-6 (IL-6) YANG TINGGI SEBAGAI PENANDA TERJADINYA OSTEOARTHRITIS LUMBAL PENDERITA NYERI PINGGANG BAWAH BERUMUR DIATAS 55 TAHUN
TESIS KADAR INTERLEUKIN-6 (IL-6) YANG TINGGI SEBAGAI PENANDA TERJADINYA OSTEOARTHRITIS LUMBAL PENDERITA NYERI PINGGANG BAWAH BERUMUR DIATAS 55 TAHUN Dewa Gede Kurnia Pratama PEMBIMBING : Prof.DR.dr Putu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pelayanan dalam bidang medis (kedokteran) tidak hanya sebatas pemeriksaan dan pemberian resep kepada pasien, tetapi dokter juga akan membuat catatan mengenai berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas dalam mempengaruhi populasi manusia. Pada
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG Karya Tulis Ilmiah Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mempunyai peranan penting dalam pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang muncul membingungkan (Axelsson et al., 1978). Kebingungan ini tampaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak kendala yang sering dijumpai dalam menentukan diagnosis peradangan sinus paranasal. Gejala dan tandanya sangat mirip dengan gejala dan tanda akibat infeksi saluran
Lebih terperinciAPLIKASI TEKNIK PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PADA DOMAIN SPASIAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA SINAR-X
TUGAS AKHIR APLIKASI TEKNIK PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PADA DOMAIN SPASIAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA SINAR-X Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK
PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK SKRIPSI DISUSUN SEBAGAI PERSYARATAN DALAM MERAIH GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI Disusun Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan medis di sebuah rumah sakit. Tingkat ketersediaan peralatan radiologi mutakhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telah membawa dampak pada peningkatan kualitas pelayanan medis. Tidak terkecuali dalam bidang radiologi, yang merupakan salah satu bagian
Lebih terperincimakalah low back pain akibat kerja LOW BACK PAIN ( NYERI PUNGGUNG BAWAH) AKIBAT KERJA
makalah low back pain akibat kerja LOW BACK PAIN ( NYERI PUNGGUNG BAWAH) AKIBAT KERJA PENDAHULUAN 1). Latar Belakang Low back pain (LBP) merupakan permasalah yang sering muncul dalam suatu asuhan keperawatan
Lebih terperinciMetode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax
Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax Abstrak Segmentasi citra merupakan salah satu tahapan dalam pengolahan citra yang penting, terutama dalam dunia medis. Apabila seorang dokter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, tingkat aktivitas masyarakat Indonesia semakin tinggi. Hal ini disebabkan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif dan salah satu keluhan muskuloskeletal yang sering ditemui, dengan progresifitas yang lambat, bersifat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Low back pain (LBP) atau nyeri punggung belakang adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada regio punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab (kelainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbesar penyebab kematian antara lain kanker paru, payudara, kolorektal, prostat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Lima jenis kanker
Lebih terperincikemungkinan penyebabnya adalah multifactorial sehingga sulit untuk mengetahui penyebab pasti dari keluhan tersebut dan kebanyakan LBP pada usia
BAB V PEMBAHASAN Nyeri punggung bawah atau LBP merupakan penyakit muskuloskeletal yang dapat berasal dari mana saja seperti sendi, periosteum, otot, annulus fibrosus bahkan saraf spinal. LBP bukan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, demi terwujudnya kesehatan masyarakat yang optimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung bawah merupakan masalah umum kesehatan yang sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam praktek sehari hari terutama di negara
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 1 (50 MENIT)
PERTEMUAN KE 1 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan ruang lingkup radiologi sebagai radiodiagnostika serta radioterapi pada hewan. Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
Lebih terperinciOPTICAL CT SCAN MODALITAS PENCITRAAN BIOMEDIS YANG RELATIF MURAH, AMAN, DAN PORTABEL. Oleh: Margi Sasono
OPTICAL CT SCAN MODALITAS PENCITRAAN BIOMEDIS YANG RELATIF MURAH, AMAN, DAN PORTABEL Oleh: Margi Sasono *) Staff Edukatif Program Studi Fisika FMIPA *) Pusat Studi Fisika Terapan (PUSFIT) Universitas Ahmad
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan di RSUD Kebumen pada bulan Juni 2015 Juli 2015. Dari penelitian didapatkan sebanyak 74 orang yang memeriksakan LBP ke RSUD Kebumen dan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RADIOLOGI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RADIOLOGI MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran dan kejang mendadak. Juga terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara-negara industri penyakit stroke menduduki peringkat ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Di Indonesia, diperkirakan setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat bagi setiap
Lebih terperinciLow Back Pain Dr.dr.Yunus Sp RM. MARS. MM. CFP
Low Back Pain Dr.dr.Yunus Sp RM. MARS. MM. CFP PENDAHULU AN Penyebab L.B.P. tulan g oto t saraf 4 DIFINISI ANATOMI ANATOMI 8 ANATOMI 9 10 SEBAB MEKANIK ANKILOSING SPONDILITIS 16 PENYEBAB sis 1. Spon
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tubuh manusia. Hal itu dapat dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah dari
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman ini, semakin banyak penyakit yang bermunculan dan terjangkit pada tubuh manusia. Hal itu dapat dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah dari makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia hidup pasti bergerak, termasuk ketika sedang melakukan aktivitas kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup pasti bergerak, termasuk ketika sedang melakukan aktivitas kerja maupun aktivitas lainnya. Suatu aktivitas yang memperhitungkan kemampuan tubuh manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan jasa yang mempunyai spesifikasi dalam hal sumber daya manusia, sarana prasarana dan peralatan yang dipakai. Menurut American
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan fenomena yang seringkali dikeluhkan dari orang usia lanjut, namun tidak tertutup kemungkinan dialamioleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sinar X telah lama dikenal dalam bidang kedokteran umum maupun kedokteran gigi sebagai suatu alat yang sangat membantu dalam suatu diagnosa penyakit gigi.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. MEDIXSOFT perusahaan yang bergerak dibidang software house, atau
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. MEDIXSOFT perusahaan yang bergerak dibidang software house, atau yang bisa disebut juga industri medical imaging software (radiology), khusus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. (1) Obesitas
Lebih terperinciPENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax
PENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax Penyusun Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin CSL 2 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 TATA-TERTIB LABORATORIUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit akibat kerja merupakan suatu penyakit yang diderita pekerja dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit akibat kerja merupakan suatu penyakit yang diderita pekerja dalam hubungan dengan kerja, baik faktor risiko karena kondisi tempat kerja, peralatan kerja,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, teknik pencitraan banyak digunakan untuk mendapatkan informasi dari suatu objek. Teknik pencitraan adalah suatu teknik untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang sempurna, dan telah mengatur segala aspek kehidupan manusia dari yang terbesar hingga yang terkecil sekalipun. Salah satu kelebihan islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia terbentuk dari banyak jaringan serta organ yang mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh. Salah satunya adalah tulang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing mempunyai fungsi yang khusus atau spesifik. Salah satu organ manusia yang sangat penting peranannya
Lebih terperinciRENDAHNYA KADAR ESTROGEN MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA OSTEOARTHRITIS LUMBAL PADA WANITA PASCA MENOPAUSE DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN
TESIS RENDAHNYA KADAR ESTROGEN MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA OSTEOARTHRITIS LUMBAL PADA WANITA PASCA MENOPAUSE DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN PUTU BUDI SUCITRA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kompleksitas dari anatomi sinus paranasalis dan fungsinya menjadi topik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompleksitas dari anatomi sinus paranasalis dan fungsinya menjadi topik yang menarik untuk dipelajari. Sinus paranasalis dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
Lebih terperinciBAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Nyeri punggung bawah (NPB) adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1 NPB merupakan penyebab tersering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %,
BAB I PENDAHULUAN Nodul tiroid merupakan permasalahan yang sering dijumpai dalam masyarakat dengan angka kejadian yang semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pada banyak penelitian dikemukan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pendukung keputusan yang cepat, akurat, handal dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat dan persaingan yang semakin global saat ini, menuntut setiap individu masyarakat untuk mampu mengembangkan sistem
Lebih terperinciSTIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia.
Lebih terperinciIdentifikasi Tekstur Saluran Pencernaan Bagian Atas Pada Foto Gastroscopy untuk Deteksis Dini Penyakit Saluran Pencernaan 1
BAB I PENDAHULUAN [1] [2] [8] 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu biomedis telah mendorong banyak penelitian dilakukan untuk menghasilkan alat bantu diagnosa berbasis komputer. Salah satunya yaitu pendeteksian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Nasional adalah pembangunan yang meliputi segala aspek kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan, pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkembangnya ilmu kesehatan, semakin maju juga tingkat kesadaran manusia untuk hidup sehat. Hal ini dibuktikan dengan semakin tingginya tingkat kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penemuan sinar X pada tahun 1895 oleh Wilhem Conrad Rontgen memegang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar X pada tahun 1895 oleh Wilhem Conrad Rontgen memegang peranan penting terhadap perkembangan ilmu kedokteran gigi. Penemuan tersebut telah memfasilitasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang
1 BAB 1 PENDAHULUAN Pembangunan Nasional adalah pembangunan yang meliputi segala aspek kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan, pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciLAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE
LABORATORIUM ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI RSSA LAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE KALAICHELVI REGUNATHAN 0710714014
Lebih terperinciApakah Anda menderita nyeri. MAKOplasty. pilihan tepat untuk Anda
Apakah Anda menderita nyeri MAKOplasty pilihan tepat untuk Anda Jangan biarkan radang sendi menghambat aktivitas yang Anda cintai. Tingkatan Radang Sendi Patellofemoral compartment (atas) Medial compartment
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak komputer digital dikembangkan pada tahun 1940-an, komputer banyak dimanfaatkan dalam bidang ilmu pengetahuan, militer, rekayasa teknik, dan bisnis. Tetapi pemanfaatan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN
39 LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN Salam sejahtera, Bapak/ibu Yth, Perkenalkan Saya, dr. Antonius Haratua Pakpahan, saat ini sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah diagnosis tapi hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah salah satu penyebab akut abdomen paling banyak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Apendisitis adalah salah satu penyebab akut abdomen paling banyak pada anak dan paling sering jadiindikasi bedah abdomen emergensi pada anak.insiden apendisitis secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesepuluh penyebab terjadinya kesakitan dan kematian. Faktor pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2002 WHO menempatkan risiko pekerjaan pada urutan kesepuluh penyebab terjadinya kesakitan dan kematian. Faktor pekerjaan dilaporkan berkontribusi pada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan alat medis seperti Computed Tomography (CT) scan atau Magnetic
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit pada bagian dalam tubuh manusia merupakan suatu hal yang tidak dapat dilihat secara langsung. Contohnya untuk mengetahui dan mendiagnosa penyakit tumor pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan aplikasi Image Processing telah memimpin dunia teknologi di beberapa bidang seperti komunikasi digital dan internet, penyiaran, alat kedokteran, sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Halaman. Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PRAKATA. iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN. x DAFTAR SINGKATAN... xi INTISARI xii BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri menurut International Association For Study Of Pain / IASP yang dikutuip oleh Kuntono, 2011 adalah suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan
Lebih terperinciHUBUNGAN BERATNYA PEKERJAAN DENGAN KEJADIAN HERNIA NUKLEUS PULPOSUS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2014
HUBUNGAN BERATNYA PEKERJAAN DENGAN KEJADIAN HERNIA NUKLEUS PULPOSUS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2014 Oleh : THAMRIN CIATAWI 120100368 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciSMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INDONESIA IPA BAB 3. TEKS EKSPOSISILatihan Soal 3.1. narasi. deskripsi. argumentasi. eksposisi.
SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INDONESIA IPA BAB 3. TEKS EKSPOSISILatihan Soal 3.1 1. Peralatan medis dikenai pajak barang mewah. Alat-alat medis yang dikenai pajak barang mewah antara lain meja operasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau yang disebut dengan cardiomegaly. Pemantauan pembesaran jantung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung merupakan pembunuh yang paling berbahaya saat ini yang menjadikannya sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia (WHO, 2012). Salah satu tanda penyakit
Lebih terperinci