BAB I PENDAHULUAN. berlebihan khususnya yang lama dan berkelanjutan dengan dosis relatif kecil

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. berlebihan khususnya yang lama dan berkelanjutan dengan dosis relatif kecil"

Teguh Lesmono
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan penggunaan teknologi modern, pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya semakin meluas di Indonesia. Pemakaian zat radioaktif dan sumber radiasi tersebut telah terbukti memberikan efek positif bagi kehidupan, tetapi dapat menimbulkan efek negatif seperti bahaya radiasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Efek negatif radiasi ini tergantung dari jumlah dosis dan lamanya paparan. Irradiasi yang berlebihan khususnya yang lama dan berkelanjutan dengan dosis relatif kecil merupakan induksi terhadap kanker kulit atau darah (leukemia) bahkan pada keduanya menyebabkan kematian pada banyak pelopor di bidang radiologi (Meredith & Massey, 1977). Kasus terbesar akibat paparan radiasi terjadi saat bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada akhir Perang Dunia II. Akibat paparan radiasi ini diperkirakan orang meninggal. Data Jepang juga menunjukkan bahwa ada penundaan/latency kematian akibat paparan radiasi tersebut, yang menyebabkan kanker dan leukemia. Bahkan sekarang, lebih dari 40 tahun setelah ledakan, dampak akibat radiasi masih terjadi (Rezelman, 2000). Dan baru-baru ini kekhawatiran juga muncul terkait meledaknya reaktor nuklir di Fukushima- Daichi, Jepang akibat gempa dan tsunami pada Februari

2 2 Sejak tahun 1992, Food and Drug Administration (FDA) di Eropa telah mengidentifikasi lebih dari 115 kasus cedera kulit akibat radiasi yang berkepanjangan dari prosedur diagnostik dan intervensi fluoroscopic. Telah dilaporkan bahwa pekerja radiasi di Psmord Naval Shipyard rata-rata memiliki kemungkinan leukemia 5,6 lebih tinggi daripada pekerja non radiasi (Najarian, 1978). Metter (2005) juga menyebutkan bahwa pekerja radiasi disinyalir memiliki risiko lebih tinggi terjadinya sindrom mielodysplasic atau leukemia akut. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Monfared, dkk (2006) tentang kelainan kromosom pada pekerja radiasi di Departemen Radiologi Northen, Babol-Iran, menunjukkan bahwa rata-rata kelainan kromosom pada limfosit pekerja radiasi lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja non radiasi. Hal ini bisa diakibatkan oleh efek akumulatif dari radiasi. Di Indonesia, upaya mengurangi resiko pada pekerja radiasi telah diatur dalam Peraturan Pemerintah no.11 tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja terhadap Radiasi. Para pekerja radiasi telah dipantau dosis radiasinya melalui pemakaian dosimeter fisika, meskipun demikian masih perlu ditunjang dengan pemeriksaan secara biologi. Seperti penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang (Sulaeman, 2003), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah hemoglobin, trombosit, leukosit, limfosit, monosit, dan eosinofil, akibat pengaruh radiasi pada pekerja radiasi yang kontak langsung dibandingkan dengan yang non kontak langsung di Divisi Radiologi. Paparan radiasi yang terjadi pada pekerja radiasi merupakan paparan dosis rendah namun dalam waktu yang berkepanjangan dapat memicu terjadinya

3 3 leukemia dan kanker. Darah putih merupakan komponen seluler darah yang tercepat mengalami perubahan akibat radiasi. Limfosit merupakan salah satu sel darah yang paling radiosensitif dan memiliki peran penting dalam system kekebalan tubuh. Akibat aktifitas ini orang yang terkena radiasi akan menderita kecenderungan pendarahan dan infeksi serta anemia dan kekurangan haemoglobin. RSUP Sanglah yang dibangun sejak tahun 1959 diresmikan pertama kalinya tanggal 30 Desember 1959 dengan kapasitas 150 tempat tidur. Perkembangan selanjutnya, RSUP Sanglah bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Dalam perkembangannya RSUP Sanglah mengalami beberapa kali perubahan status, terakhir pada tahun 2005 berubah menjadi PPK BLU (Kep Menkes No.1243 tahun 2005 tanggal 11 Agustus 2005) dan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Tipe A sesuai dengan Permenkes 1636 tahun 2005 tertanggal 12 Desember Menjadi rumah sakit unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian tingkat nasional dan internasional. RSUP Sanglah merupakan rumah sakit rujukan dengan kapasitas ruang rawat inap yang terdiri dari beberapa kelas. RSUP Sanglah terdiri dari 26 instalasi antara lain Rawat Jalan, Rawat Darurat, Rawat Inap A, Rawat Inap B, Rawat Inap C, Rawat Inap D, Rawat Intensif, Bedah Sentral, Wing International, Geriatri, Pelayanan Jantung Terpadu, Rehabilitas Medik, Radiologi, Laboratorium Klinik, Farmasi, Gizi, Sterilasasi Sentral, Binatu, Kedokteran Forensik, Rekam Medik, Pengamanan dan Penertiban Lingkungan, Pemeliharaan Sarana Gedung dan Sanitasi,

4 4 Pemeliharaaan Sarana Medis dan Non Medis, Perbengkelan, Patologi Anatomi, Elektronik data program, dan Hemodialisa. Yang kapasitas tempat tidurnya tahun 2012 ini akan dikembangkan menjadi 800 unit dari sebelumnya 600 unit. RS Sanglah sebagai rumah sakit unggulan memiliki peralatan radiologi yaitu: konvensional radiodiagnostik, angiography, digital substraction angggiography, ultrasonography, multislices computer tomography, dan radioterapi (cobalt 60 ). Petugas Radiologi berjumlah 64 orang, yang terdiri dari petugas medis 7 orang, teknisi 2 orang, fisika medik 2 orang, petugas kamar gelap 3 orang, perawat radiologi 3 orang, penata rontgen (radiografer) 35 orang, petugas administrasi 12 orang dengan masa kerja antara 1-30 tahun. Petugas radiologi selalu berhubungan dengan radiasi yang sangat berisiko terhadap kesehatannya. Untuk mencegah timbulnya masalah tersebut berbagai upaya telah dilakukan seperti: a. Pembangunan ruang radiologi sudah memenuhi antara laian: desain ruangan, lokasi, tebal tembok, penempatan mesin, lokasi petugas dan lokasi pasien. b. Pemasangan mesin yang telah memenuhi syarat. c. Pemakaian APD pada petugas. d. Pemakaian monitoring radiasi dengan pemakaian film badge yang dievaluasi setiap bulan. Instalasi Radiologi merupakan salah satu unit pelayanan penunjang medis RSUP Sanglah yang dalam memberikan pelayanannya dibagi menjadi empat sub bagian yaitu Radiodiagnostik IRD (Gawat Darurat), Radiodiagnostik Pav. Amerta (Wing International), Radiodiagnostik Pusat (barat) dan Radioterapi.

5 5 Radiodiagnostik RSUP Sanglah merupakan salah satu unit kerja yang berperan sebagai penyelenggara kegiatan pelayanan radiodiagnostik dan sub spesialisasinya. Adapun kegiatan pelayanan radiodiagnostik dan pencitraan adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang menggunakan alat-alat atau bahan yang memancarkan energi pengion yang menghasilkan gambaran anatomi dan fisiologi tubuh manusia untuk kepentingan diagnosa medik. Namun masih ada faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhinya. Berdasarkan kondisi di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang paparan radiasi terhadap penurunan jumlah komponen seluler darah dan faktor yang mempengaruhinya pada petugas radiologi di RS Sanglah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1. Apakah ada penurunan jumlah limfosit pada petugas radiologi dengan petugas non radiologi Rumah Sakit Sanglah Denpasar? 2. Apakah ada penurunan jumlah limfosit dikaitkan dengan masa kerja pada petugas radiologi Rumah Sakit Sanglah Denpasar? 3. Apakah ada perbedaan penggunaan APD dan bekerja di tempat lain terhadap penurunan jumlah limfosit pada petugas radiologi Rumah Sakit Sanglah Denpasar?

6 6 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum Untuk mengetahui penurunan jumlah limfosit pada petugas radiologi dan non radiologi RS Sanglah Tujuan khusus Untuk mengetahui adanya: 1. Penurunan jumlah limfosit pada petugas radiologi dibandingkan dengan petugas non radiologi. 2. Penurunan jumlah limfosit dikaitkan dengan masa kerja, pada petugas radiologi. 3. Penurunan jumlah limfosit dikaitkan dengan penggunaan APD dan riwayat bekerja di tempat lain pada petugas radiologi. 1.4 Manfaat Penelitian Teori Memperkaya bidang ilmu dan menambah pengetahuan tentang dampak paparan radiasi terhadap kesehatan pekerja Praktis Sebagai bahan masukan bagi pembuat kebijakan dalam menyusun program-program penanggulangan keselamatan kerja bagi petugas radiasi.

dokumen-dokumen yang mirip

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang