Konsep dan Hasil Kajian Program Minapolitan

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TEKNIS JUDUL PENELITIAN EVALUASI DAMPAK INDUSTRIALISASI PERIKANAN PADA KAWASAN MINAPOLITAN UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

Pusdiklat Spimnas 2011

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan

Seri Data dan Informasi Sosek KP No. 12. Pemetaan Model Pengembangan Minapolitan Berbasis Perikanan Laut. Armen Zulham, dkk

KAWASAN LUMBUNG IKAN NASIONAL MALUKU AKAN DI KEMBANGAKAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.06/MEN/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELABUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.02/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELABUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP Menuju Industri Perikanan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

Penguatan Minapolitan dan Merebut Perikanan Selatan Jawa

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Kiat Kiat Jurus Jitu Pengembangan Minapolitan

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB)

SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan

KEBIJAKAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

Tabel Capaian Kinerja Sasaran Urusan Kelautan Dan Perikanan. Tahun 2012 INDIKATOR SASARAN. Realisasi Tahun 2011

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PETA KERAGAAN PERIKANAN TANGKAP DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA (WPP-RI)

tambahan bagiperekonomian Indonesia (johanes widodo dan suadi 2006).

STATISTIK PENGUNDUH DATA DAN INFORMASI HASIL LITBANG SUMBERDAYA LAUT DAN PESISIR Status Januari sampai Juni 2015

Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Risiko Pusat Perubahan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG. 2.1 Profil Singkat Dinas Kelautan Dan Perikanan Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

STATISTIK PENGUNDUH DATA DAN INFORMASI HASIL LITBANG SUMBERDAYA LAUT DAN PESISIR Status Januari sampai Juni 2016

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

UPAYA PENGEMBANGAN MINAPOLITAN KABUPATEN CILACAP MELALUI KONSEP BLUE ECONOMY

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Dari luas laut sebesar itu di dalamnya

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

BOKS : PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PERANGKAT DAERAH CONTOH

Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap Mengangkat HARKAT, MINAPOLITAN Cilacap*

RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN Forum SKPD

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN JANGKA PANJANG

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

SARANA PRASARANA PENGOLAHAN YANG DIBANGUN DITJEN P2HP,

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

BAB I PENDAHULUAN. lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SEKTOR KELAUTAN INDONESIA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

KONTRIBUSI UNTUK INDONESIA POROS MARITIM DUNIA. Kerangka Rencana Strategis Perum Perindo

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG. 2.1 Profil Singkat Dinas Kelautan Dan Perikanan Kota Semarang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Potensi pengembangan budi daya ikan nila skala industri di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. perairan darat yang sangat luas dibandingkan negara Asean lainnya. Sumber daya

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

RENCANA KERJA ( RENJA ) TAHUN 2017 DINAS PERIKANAN KABUPATEN LAMONGAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Transkripsi:

Konsep dan Hasil Kajian Program Minapolitan Disampaikan pada Rapat koordinasi Pengembangan Kawasan Minapolitan Batam, 22 September 2014 Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi KP Balitbang Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan

2010 2011 2012 2013 2014 Kajian Pengembangan Model Konseptual Minapolitan Output: Laporan Pemetaan Model (Sosial Ekonomi) Pengembangan Minapolitan berbasis Perikanan Laut, Perikanan Budidaya, PUD dan Garam Output Data/Informasi dan Laporan Kajian Pengembangan Kawasan Minapolitan untuk Mendukung Industrialisasi berbasis Perikanan Laut, Perikanan Budidaya, PUD dan Garam fokus: Komoditas dan Nilai tambah Output Data/Informasi dan Laporan Kajian Implementasi Program Industrialisasi Berbasis Perikanan berbasis Perikanan Laut, Perikanan Budidaya, PUD dan Garam fokus pada Peran Iptek dan Inovasi Laporan Kajian Dampak Industrialisasi Perikanan pada Kawasan Minapolitan berbasis Perikanan Laut, Perikanan Budidaya, PUD dan Garam Output Data/Informasi dan Laporan

Assessment penerapan konsep minapolitan Kesesuaian dengan kondisi di lapangan Koreksi terhadap model konseptual Existing models Model Konseptual BBRSE (Potensial) Model Praktikal Lessons learned Pelaksanaan minapolitan yang telah berjalan Kinerja

Minapolitan adalah kawasan pembangunan kawasan dengan infrastruktur yang tumbuh berkelanjutan sebagai sistem produksi berbasis komoditas KP unggulan lokal, berorientasi pasar serta memiliki keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan dalam satuan sistem minabisnis dan permukiman. Kata kunci: kawasan perdesaan tumbuh berkelanjutan orientasi pasar keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan sistem minabisnis dan permukiman

2011 Pemetaan Model Pengembangan Minapolitan Memetakan kondisi exsisting aspek generik: (1) Infrastruktur, (2) sumberdaya dan tata ruang, (3) kelembagaan, (4) masyarakat dan bisnis, (5) kebijakan dan governance, (6) teknologi, (7) pemasaran dan Aspek Khusus Value Chain Merumuskan strategi kebijakan pengembangan minapolitan berbasis perikanan budidaya, perikanan tangkap laut, garam, perairan umum daratan.

Metoda Penelitian 1. Alur Pengumpulan Data dan analisis data Mail Survey Survey Profil SosEk Kawasan Potensi Sumberdaya Indeks Kesiapan Strategi Pengembangan Pemasaran Pengembangan Kawasan Minapolitan Prakiraan Dampak Program Minapolitan

1 2011 1 2 9 11 7 8 2012 3 4 2 5 6 9 3 7 8 4 5 6 10 7 2011 2012 1. PPS Belawan, Kota Medan, Sumut 2. PPN Sungai Liat, Kab. Bangka, Babel 3. PPN Pelabuhan Ratu, Kab. Sukabumi, Jabar 4. PPS Cilacap, Kab. Cilacap, Jateng 5. PPP Tamperan, Kab. Pacitan, Jatim 1. 2. 3. PPN Sibolga (Kab. Tapanuli Tengah PUD Danau Toba (Kab. Simalungun) PPS Bungus (Kota Padang) 7. 8. 9. PPN Pekalongan (Kota Pekalongan) PPN Brondong (Kab. Lamongan) PPN Pemangkat (Kab. Sambas) 6. PPP Muncar, Kab. Banyuwangi, Jatim 7. PPS Bitung, Kota Bitung, Sulut 8. PPN Ternate, Kota Ternate, Malut 4. 5. PUD Danau Kerinci (Kab. Kerinci) PUD Sungai Musi (Kab. Muba) 10. 11. PPI Kajang (Kab. Bulukumba) PPI Amurang (Kab. Minsel) 9. PPN Ambon, Kota Ambon, Maluku 6. PPN Tanjung Pandan (Kab. Belitung)

Indeks Kesiapan Pelaksanaan Program Minapolitan Dasar indeksasi pelabuhan perikanan karena keragaman karakteristik dari pelabuhan perikanan dalam satu tipologi. Indeksasi tersebut pada prinsipnya menilai pelabuhan perikanan dalam melaksanakan program minapolitan. Penilaian didasarkan dengan melakukan pembobotan terhadap unsur-unsur dari 6 pilar minapolitan Penilaian dilakukan terhadap 65 pelabuhan perikanan Penilaian tersebut akan menghasilkan katagori pelabuhan perikanan dalam pelaksanaan program minapolitan. Total Bobot Nilai Katagori Pelabuhan dalam pelaksanaan program minapolitan 0-25 PERINTIS >25-50 PEMULA >50 75 MAJU >75-100 MANDIRI

Hasil Perhitungan Kemampuan Melaksanakan Program Minapolitan Kategori Mandiri Tahun 2011 No Nama Pelabuhan Total Nilai Kategori 1 PPS Bitung 80,5 Mandiri 2 PPS Kendari 78,3 Mandiri 3 PPS Nizam Zachman 77,65 Mandiri 4 PPN Palabuhanratu 78,55 Mandiri 5 PPP Muncar 76,6 Mandiri Rata-rata 78,32

HASIL PENELITIAN Indeks Kesiapan Minapolitan Budiaya

Indeks Kesiapan Minapolitan PUD

HASIL PENELITIAN 4. Peta Klasifikasi Kesiapan Program Minapolitan Berbasis Usaha Pegaraman di Indonesia

2012 Kajian Pengembangan Kawasan Minapolitan Untuk Mendukung Industrialisasi Menganalisis efektivitas pengembangan kawasan minapolitan perikanan dan pengembangan komoditas Menganalisis nilai tambah (value added) dan efisiensi pemasaran komoditas perikanan di kawasan minapolitan prioritas Industrialiasi Mensintesa permasalahan dan solusi alternatif pengembangan komoditas perikanan untuk kawasan prioritas industrialisasi Merumuskan strategi kebijakan pengembangan kawasan minapolitan komoditas untuk kawasan-kawasan industrialisasi

AIR LAUT Pegaraman Industri Pegaraman Rakyat Nigarin Bio Se Garam Rakyat (Krosok)Nigarina Bola Kristal Garam Beryodium (Garam Konsumsi) Tahu menggunakan Nigarin Garam Rakyat (Krosok) Pupuk Mikro (Krisit) Kletak dan Bletong

Minapolitan Perikanan Budidaya Pada tujuh komoditas budidaya pertambahan nilai (value added) terbesar terjadi pada komoditas kerapu dengan pertambahan nilai Rp 550.832/kg Berdasarkan kriteria tingkat efisiensi, dari 7 komoditas perikanan budidaya komoditas udang windu di Indramayu memiliki tingkat efisiensi yang paling tinggi.

Minapolitan Perikanan Tangkap Laut menetapkan pelabuhan perikanan yang dekat dengan samudera Pasifik terutama di Bitung, Ternate dan Sorong mengembangkan sistem penetrasi pasar dengan mendorong pengusaha perikanan Indonesia membentuk konsorsium untuk berinvestasi perikanan pada negara yang mempunyai kerja sama perdagangan dengan Uni Eropa atau Amerika serikat.

Program minapolitan dan PUGAR sudah diimplementasikan dengan baik, akan tetapi ada beberapa kendala untuk mencapai kondisi optimal. Kendala di pemasaran garam menyebabkan harga meningkat dan daya saing terhadap garam impor menurun Efisiensi saluran pemasaran masing pelaku usaha bervariasi tergantung pelaku usaha dalam rantai pemasaran Pola pemasaran dimasing-masing lokasi penelitian bervariasi, dipengaruhi oleh karakteristik usaha pegaraman. Rantai nilai pada masing-masing lokasi penelitian cukup beragam dipengaruhi oleh harga di tingkat pelaku usaha, biaya dan keuntungan (profit) yang terlibat dalam saluran pemasaran Kebijakan( peningkatan produksi, impor, penetapan dan pengawasan harga) sudah diterapkan, akan tetapi belum optimal Keterkaitan lintas sektor (perubahan iklim, gender dan PDT) dengan usaha pegaraman di lokasi penelitian saling mempengaruhi, khususnya perubahan iklim.

Membentuk badan/lembaga yang menangani data khusus pegaraman, dan menangani tahapan distribusi garam. Perlu adanya inovasi teknologi untuk meningkatkan mutu garam rakyat sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas garam rakyat, dan mengurangi ketergantungan terhadap garam impor. Perlu adanya percepatan assesment verifikasi lahan dengan menggunakan sistem bottom-up sehingga kebutuhan di lokasi dapat diketahui dengan tepat. Membangun jaringan pemasaran dari hulu hingga hilir, dan dukungan peraturan serta perlu melakukan antisipasi terhadap permasalahan distribusi garam rakyat.

Minapolitan Perairan Umum Daratan Secara umum paket kebijakan dan program Nasional pengembangan minapolitan di PUD belum mendukung perikanan tangkap yang lestari (banyak untuk budidaya). Dana PUMP untuk perikanan tangkap di danau mampu meningkatkan produksi dan produktivitas hasil tangkapan per nelayan, melalui peningkatan skala usaha keramba) tanpa ada sentuhan teknologi. Kuantitas dan kualitas kegiatan (yang dilakukan daerah/kawasan) untuk menjaga kelestarian sumberdaya perikanan masih sangat minim. Namun, ada juga peningkatan alat tangkap diikuti dengan peningkatan volume dan nilai hasil tangkap walaupun pertumbuhannya relatif menurun. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan stok ikan di perairan umum mulai kurang mendukung dalam meningkatkan pendapatan nelayan tangkap.

1 Mengidentifikasi implementasi program industrilisasi perikanan / komoditas di kawasan minapolitan 2 Menyempurnakan desain program implementasi pengembangan industrialisasi berbasis perikanan / komoditas yang berorientasi pasar dan berorientasi pasar.

2014 Kajian Dampak Industrialisasi Perikanan pada Kawasan Minapolitan Identifikasi profil usaha dan kelembagaan usaha perikanan tangkap laut, mulai hulu hingga hilir berbasis komoditas. Analisis kebijakan pendukung pengembangan ekonomi kelautan dan perikanan di kawasan minapolitan. Evaluasi dampak program industrialisasi pada kawasan minapolitan terhadap produksi, penyerapan tenaga kerja, dan pendapatan masyarakat kelautan dan perikanan berbasis rumah tangga. Rekomedasi kebijakan percepatan pembangunan kawasan minapolitan melalui strategi industrialisasi kelautan dan perikanan. 21 21

No Kebijakan Kegiatan 1. Kebijakan sistem produksi Perik. Tangkap: (1) Optimalisasi fungsi Pokmaswas, (2) Penagakan hukum, (3) Restocking dengan volume yang memadai Perik. Budidaya: (1) Teknologi perbenihan berkualitas, (2) Teknologi pakan berbasis sumberdaya lokal 2. Kebijakan modernisasi Modernisasi pengolahan: (1) Alat penggiling ikan yang lebih higienis, (2) Label produk terdaftar, (3) Sertifikat halal, (4) Manajemen usaha yang profesional 3. Kebijakan penguatan kelembagaan 4. Kebijakan transformasi sosial 5. Peluang investasi dan kebijakan yang diperlukan Peningkatan peran: (1) Kelompok nelayan, (2) Pokmaswas, (3) Budidaya, (4) Lembaga keuangan mikro (1) Perubahan mind-set dari perikanan tangkap ke perikanan budidaya, (2) Penyadaran mengenai pentingnya berkelompok dalam berusaha (1) UPR ikan Patin, (2) Pabrik pakan, (3) Pabrik fillet, (4) Jasa angkutan ikan

Value chain pergaraman dibedakan menjadi empat tingkatan yaitu input produksi, produksi, distribusi, pengolah, dan penjual garam. Nilai tambah pada tingkat input produksi tidak didapatkan di semua lokasi. Nilai tambah dari produksi adalah sarana produksi siap dipakai (Jateng, Jatim, Sulsel) dan garam krosok (Jateng, Jatim). Nilai tambah yang dihasilkan oleh proses distribusi adalah jalur distribusi yang terbentuk untuk produk garam (Jateng, Jatim). Implikasi dari kebijakan nasional yang harus di lakukan antara lain adalah: 1) Meningkatkan peran teknologi TUF untuk produksi, 2) Pengembangan alat pemroses garam konsumsi dan garam turunan, 3) memperbaiki penetapan harga garam, 4) Penjualan satu pintu melalui koperasi, 5) Meningkatkan kapasitas kelembagaan Koperasi, 6) peta produk garam nasional, 7) pengaturan distribusi, 8) standarisasi SNI produk garam konsumsi, 9) diversifikasi produk turunan garam.

Mendorong berbagai stakeholder untuk berpartisipasi meningkatkan perekonomian masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan dan pemanfaatan IPTEK Klinik Iptek Mina Bisnis (KIMBis) Sebagai gagasan kelembagaan untuk mendukung program pemerintah yang pro rakyat. Memanfaatkan teknologi untuk mewujudkan kemandirian masyarakat kelautan dan perikanan Peran sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat; inkubator bisnis masyarakat( bussiness development service) dan berfungsi sebagai (1) sarana pemberdayaan masyarakat, (2) sebagai sarana pengembangan ekonomi masyarakat, (3) sebagai wadah kerjasama peneliti-penyuluhperekayasa dalam introduksi teknologi, (4) sebagai wadah kerjasama antara SKPD-SKPD untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, (5) sebagai laboratorium data sosial ekonomi untuk mendukung pembangunan. Melakukan pendekatan membangun partisipasi seluruh stakeholder, (2) observasi studi banding/magang untuk penyebaran teknologi, dan (3) asistensi dan pelatihan bisnis dan pemanfaatan teknologi tepat guna KIMBis sebagai fasilitator bisnis masyarakat KIMBis sebagai inkubator bisnis Memperkenalkan teknologi tepat guna ybersumber hasil penelitian litbang KP dan mata pencaharian alternatif berbasis potensi wilayah Membina dan mengembangkan bisnis masyarakat agar berkembang sesuai dengan potensi pada wilayah

Lokasi Klinik IPTEK Mina Bisnis Tahun 2011-2014 Kab. Pinrang Kab. Pelabuhan Ratu Kota Banda Aceh* Danau Toba Sumut** Kota Tegal PPP Tegalsari Kab. Pati** Kab.Takalar Prop. Sulawesi Selatan Kab. Wonogiri Desa Wuryantoro Kab. Subang Desa Muara Kec. Blanakan Kab. Gunung Kidul * Kab. Brebes Desa Grinting Kab. Indramayu Desa Eretan Wetan Kec. Kandanghaur Kab.Pacitan Desa Sidoharjo Kec. Pacitan Kab.Lamongan Desa Weru Kec. Paciran Kab. Lombok Timur** *Lokasi KIMBis yang dibentuk mengunakan realokasi anggaran Ta 2012. ** Lokasi KIMBis yang dibentuk pada tahun 2013.

26 Terima Kasih Mohon Saran dan Masukan