BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI GORONTALO Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo di bentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000, maka secara administratif sudah terpisah dari Provinsi Sulawesi Utara sejak tanggal 16 Februari 2001. Sebagai provinsi yang baru tentunya masih banyak memiliki kelemahan dan kekurangan baik berupa kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, maupun sarana dan prasarana khususnya dalam bidang kesehatan. A. Keadaan Geografis Dan Topografi Gambar : 2.1 Peta Provinsi Gorontalo Secara Geografis Provinsi Gorontalo terletak di antara 0,19' 1,15 Lintang Utara (LU) dan 121,23 123,43 Bujur Timur (BT). Batas Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buol Toli-Toli (Sulawesi Tengah) dan Laut Sulawesi. 4
b. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Donggala (Sulawesi Tengah). c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara) d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini (Gorontalo). Wilayah Provinsi Gorontalo sampai dengan akhir tahun 2002 terdiri dari 1 Kota dan 2 Kabupaten. Namun pada awal tahun 2003 telah terjadi pemekaran pada 2 wilayah kabupaten berdasarkan Undang-undang Nomor: 6 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Bone Bolango. Kabupaten Bone Bolango yang merupakan pemekaran wilayah dari Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato yang merupakan pemekaran wilayah dari Kabupaten Boalemo. Kemudian pada Tahun 2007 kabupaten Gorontalo Utara terbentuk sebagai pemekaran dari Kabupaten Gorontalao berdasarkan Undang- Undang Nomor : Tahun 2007 Tentang pembentukan Kabupaten Gorontalo Utara. Luas wilayah Provinsi Gorontalo 12.215,45 km 2 pada gambar berikut: Tabel : 2.1 yang terperinci seperti Kabupaten/Kota Luas Wilayah Prosentase KM.2 % Kota Gorontalo 64,79 0,53 Kabupaten Gorontalo 1.828,4 14,96 Kabupaten Boalemo 2.571,36 21,05 Kabupaten Pohuwato 4.240,31 34,71 Kabupaten Bone Bolango 1.984,40 16,24 Kabupaten Gorontalo Utara 1.580,58 12,51 Provinsi Gorontalo 12.215,45 100 Luas Wilayah Provinsi Gorontalo Sumber : Profil kesehatan Kab/Kota 5
Gambar 2.2 Diagram Luas Daerah provinsi Gorontalo Menurut Kabupaten/Kota Tabel : 2.2 Jumlah Kecamatan dan Kelurahan/Desa Di Provinsi Gorontalo Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa + Kelurahan Kota Gorontalo 6 46 Kabupaten Gorontalo 87 168 Kabupaten Bolaemo 64 82 Kabupaten Pohuwato 37 103 Kabupaten Bone Bolango 93 156 Kabupaten Gorontalo Utara 5 56 Provinsi Gorontalo 65 611 Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota 6
B. Gambaran Demografi Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kabupaten / Kota menunjukkan jumlah penduduk Provinsi Gorontalo tahun 2006 sebanyak 919.385 jiwa yang terdiri dari Laki-Laki 455.107 jiwa dan Perempuan 464.278 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 75,3 Jiwa/Km². Dilihat dari sebarannya jumlah penduduk terbesar berada di Kabupaten Gorontalo sebanyak 420.510 jiwa, menyusul Kota Gorontalo 151.067 jiwa, Kabupaten Bone Bolango 129.395 jiwa, Kabupaten Boalemo 109.869 jiwa, Kabuaten Pohuwato 108.544 jiwa. Sedangkan dilihat dari tingkat kepadatan penduduk, Kota Gorontalo memiliki kepadatan penduduk paling tinggi yaitu 2.331,6 jiwa/km 2, diikuti Kabupaten Gorontalo 122,7 jiwa/km 2, Kabupaten Boalemo 48,9 jiwa/km 2, Kabupaten Bone Bolango 65,2 jiwa/km 2, dan Kabupaten Pohuwato 24,2. jiwa/km 2. Tabel: 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Provinsi Gorontalo Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Jumlah Laki-Laki Jumlah Perempuan Kota Gorontalo 161.530 79,492 82,038 Kabupaten Gorontalo 353.672 173,001 174,390 Kabupaten Bolaemo 119.321 61,612 60,204 Kabupaten Pohuwato 113.238 - - Kabupaten Bone Bolango 156.977 65,510 63,515 Kabupaten Gorontalo Utara 102.068 51,035 48,974 Provinsi Gorontalo 1.006.806 430,650 429,121 Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota 7
Gambar : 2.3 Diagram Proporsi Penduduk Laki-laki Dan Perempuan Provinsi Gorontalo Tabel : 2.4 Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2005-2008 Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota 2008 2005 2006 2007 Kota Gorontalo 150.005 151.067 151.067 452.139 Kabupaten Gorontalo 415.675 420.510 Kabupaten Bolaemo 109.869 109.869 327.418 353.672 109.869 119.321 Kabupaten Pohuwato 54.858 108.544 113.238 106.152 Kabupaten Bone Bolango 122.832 64.801 136.978 156.977 Kabupaten Gorontalo Utara - - 101.228 102.068 Provinsi Gorontalo 904.533 919.385 935.104 1.006.806 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2005-2008 8
Gambar : 2.4 Grafik Kecenderungan Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Gorontalo Tahun 2005-2008 Sumber : Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo pada tahun 2002 sampai tahun 2008 menunjukkan kecenderungan menurun, tetapi masih selalu berada di atas nilai Rata-rata Nasional.Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, prosentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo mencapai 25,9 % diatas angka nasional yaiti 16,2 %. Berdasarkan data Riskesdas prosentase kemiskinan di Provinsi Gorontalo tertinggi berada di Kabupaten Gorontalo sebesar 32,1% dan Kota Gorontalo adalah yang terendah sebesar 8,1%. 9
Tabel : 2.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Gorontalo Tahun 2004-2007 KAB/KOTA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2004 2005 2006 2007 Boalemo 64.4 65.9 66.4 67.17 Kab. Gorontalo 66.0 66.8 67.2 67.89 Pohuwato 64.1 66.0 67.4 68.66 Bone Bolango 65.0 67.3 68.6 69.74 Kota Gorontalo 69.2 70.4 71.3 71.38 Provinsi Gorontalo 65.4 67.7 68.0 68.83 Nasional 68.7 69.6 70.1 70.59 Sumber : Bappeda Provinsi Gorontalo Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa kualitas Pembangunan Manusia di Provinsi Gorontalo pada tahun 2004 sampai tahun 2008 menunjukkan kecenderungan yang meningkat, tetapi masih selalu berada di bawah nilai Ratarata Nasional. C. Gambaran Ekonomi Menurut Survei Sosial Sosial Ekonomi Nasional, Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan(GKNM), penentuan GKM berdasarkan pengeluaran penduduk untuk memenuhi kebutuhan. Berdasarkan data Susenas tahun 2005 jumlah penduduk miskin yang ada di Provinsi Gorontalo mencapai 29,05% atau sebanyak 255.200 jiwa angka ini lebih baik dari tahun 2002 yang mencapai 32,13 % atau 257.688 10
Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan perekonomian akan berdampak bagi kesejahteraan kelompok masyarakat itu sendiri. Berbagai faktor yang sangat kompleks antara lain; tingkat pendidikan yang rendah, kurangnya pengetahuan dan ketrampilan, lapangan kerja yang terbatas, kurangnya motivasi untuk mencari nafkah, dan sebagainya merupakan faktor penyebab kurangnya keterlibatan dalam kegiatan perekonomian yang menyebabkan banyaknya jumlah pengangguran di masyarakat, kesenjangan antara kebutuhan dan ketidakmampuan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak menyebabkan jumlah kemiskinan meningkat, semua ini di perparah dengan peningkatan harga kebutuhan pokok yang semakin menjauhkan masyarakat dari kesejahteraan. Berdasarkan konsep dari International Labour Force Organization (ILO), penduduk usia produktif (15-64 tahun) dikelompokkan dalam 2 kelompok besar, yaitu kelompok penduduk yang terlibat langsung dalam kegiatan ekonomi (angkatan kerja) dan kelompok penduduk yang tidak terlibat dalam kegiatan ekonomi (Bukan angkatan kerja) Dalam kelompok angkatan kerja dibedakan menjadi penduduk yang bekerja dan mencari kerja, sedangkan penduduk Bukan Angkatan Kerja terdiri dari penduduk yang masih bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Perbandingan jumlah tenaga kerja dengan penduduk usia kerja merupakan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yaitu indikator yang menunjukkan persentase penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja terhadapa total penduduk usia kerja, seberapa besar penduduk yang sebenarnya terlibat langsung dalam aktifitas ekonomi. Pada tahun 2006 TPAK provinsi Gorontalo adalah 62,8 % yang berati dari 100 penduduk terdapat 62 orang yang bekerja. Jika dilihat dari lapangan usaha yang banyak ditekuni oleh penduduk bekerja di Provinsi Gorontalo, ada 3 sektor lapangan utama yang banyak menyerap tenaga kerja yaitu sektor pertanian (48,04 %) diikuti oleh sektor perdagangan (16,25%), jasa (13,31 %) sedangkan sektor lainnya terserap pada 11
lapangan kerja pertambangan, listrik-gas-air, bangunan, angkutan dan keuangan (22,4%)(Indikator sosial budaya, Bapppeda Provinsi Gorontalo). Berdasarkan hasil Survei Angkatan kerja (Sarkesnas) di tahun 2006 sebesar 9,8%, angka ini lebih baik dari tahun 2004 dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 12,29 %. Untuk menunjang kegiatan perekonomian Provinsi Gorontalo memiliki dua fasilitas pelabuhan laut, yaitu Pelabuhan Anggrek berada di Laut Sulawesi dan pelabuhan Gorontalo yang berada di Teluk Tomini, serta pelabuhan udara yakni bandara Djalaludin yang mempunyai panjang 2250 m dan lebar 45 m dan airstrip 1.970 x 150 m. Bandara tersebut bisa didarati oleh pesawat seperti boeing 737, Fokkert, CN 235, Hercules, MD 900 dan lain-lain. Untuk gambaran indikator pertumbuhan ekonomi di Provinsi Gorontalo pada tahun 2001 2008 secara nasional dapat dilihat dalam grafik berikut: Gambar : 2.5 Grafik Pertumbuhan Ekonomi (%) Nasional dan Provinsi Gorontalo Tahun 2001-2008 Sumber BPS Provinsi Gorontalo Tahun 2008 Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi Gorontalo sejak Tahun 2001 samapi tahun 2008 menunjukkan 12
kecenderungan meningkat secara signifikan sehingga melampaui angka pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo mencapai 7,73 % angka ini melampaui pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2008 sebesar 6,8%. 13
D. Gambaran Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat dapat diukur dengan kemampuan membaca dan menulis yang dilihat dari Angka Melek Huruf (AMH), yaitu persentase penduduk umur 10 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis baik huruf latin dan atau huruf lainnya. Menurut hasil susenas tahun 2006 Angka Melek Huruf (AMH) Provinsi Gorontalo mencapai 95,18%, angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun 2005 yaitu 95,12 %, Angka Melek Huruf tertinggi terdapat di Kota Gorontalo dengan nilai AMH 99,22 % f Jenjang Pendidikan tertinggi yang ditamatkan dapat menjadi salah satu faktor untuk menilai kualitas Sumber Daya Manusia. Jenjang pendidikan yang ditamatkan berbanding lurus dengan Kualitas SDM yang tersedia sehingga Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan maka semakin berkualitas sumber daya manusia yang ada demikian pula sebaliknya. Persentase pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari grafik dibawah ini Tabel : 2.6 Persentasi Tingkat Pendidikan Penduduk Provinsi Gorontalo No Tingkat Pendidikan Persentasi 1 2 3 1 2 3 4 5 6 Tidak / Belum Tamat SD SD Sederajat SLTP SLTA D1 D3 D4 / S1/S2 14.05 41.09 20.11 11.21 2.65 9,04 Total 100 Sumber : Profil kesehatan KabupatenKota Tahun - 2009 Dari table diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penduduk Provinsi Gorontalo masih sangat rendah, persentase penduduk dengan tingkat pendidikan menengah keatas masih lebih kecil dibandingkan penduduk dengan tingkat pendidikan menengah kebawah. 14