Store Manager dibantu oleh superintendent (supervisor) yang bertanggungjawab. atas bidang tugasnya masing-masing. Struktur organisasi ini ditentukan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PERTANYAAN. 1. Nama : Umur :. 3. Alamat :. 5. Jabatan :. KUISIONER TAHAP KEDUA

KUISIONER TAHAP KETIGA. Mohon memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA TB GRAMEDIA DUTA PLAZA DI KOTA DENPASAR. Usaha meningkatkan kinerja TB Gramedia Duta Plaza secara menyeluruh sangat

cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen.

dipilih dan ditemukan strategi yang tepat dalam upaya meningkatkan kualitas perusahaan agar dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Kuesinoner Penelitian Analisis Strategi Pengembangan Usaha PT. Fajar Dina Abadi Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis

BAB IV ANALISIS. Peningkatan kualitas..., Priyambodo Nur Ardi Nugroho, FT UI, 2010.

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

mencerahkan kehidupan bangsa dengan menjadi jaringan retail terbesar, tersebar,

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

LAMPIRAN 1. Wawancara Terhadap Sales & Marketing Manager PT Senswell International:Ibu Vanny

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Toko Buku Gramedia Depok

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang didapat dari analisis adalah :

BAB V ANALISA DATA. Gambar 5. 1 Kuadran Analisa SWOT

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi

LAMPIRAN 1 WAWANCARA. 1. Bagaimana sejarah singkat dari PT. Karya Niaga Makmur?

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pemasaran untuk merancang program pemasarannya. Konsep pemasaran tersebut

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Daftar pertanyaan dan kuesioner wawancara penelitian. DAFTAR PERTANYAAN dan KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pemain bisnis di Indonesia harus menghadapi tingkat persaingan bisnis yang

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG 2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

III. METODOLOGI PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Gambut, Desember 2015 DIREKTUR, ttd. dr. H. IBG Dharma Putra, MKM Pembina Utama Madya NIP

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih telah merubah sebagian besar

BAB III SOLUSI BISNIS

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif. Hal itu didukung dengan pertumbuhan industri. dalam suatu kesempatan di pameran Internationale Torismus Börse di

BAB I PENDAHULUAN. jumlah nasabahnya. Bisnis inti BCA adalah perbankan transaksi dimana BCA selalu

BAB V HASIL PENELITIAN. Karakteristik responden merupakan alat ukur statistik yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

Perumusan Strategi Pemasaran untuk Menciptakan Sustainable Competitive Advantage pada Toko Sepeda Rodalink Denpasar-Bali

1. Economic Challenges Awards (November 2012) Kategori: Pemenang Perusahaan Kebanggan Indonesia untuk Sektor Ritel (Metro TV)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai terdapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian. Pengaruh Brand Image, Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan

BAB I. membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang. menciptakan para pelanggan yang merasa puas.

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB III PERUMUSAN MASALAH

Muhammad Cendana Aji Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN.

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor.

BAGAIMANA STRATEGI BERKEMBANG DI DALAM ORGANISASI? Oleh: Tri Widodo W. Utomo Pengantar Pembahasan mengenai hal ini berkisar sekitar dasar-dasar

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

BAB III DEFINISI MASALAH

Transkripsi:

80 5.1.2 Struktur organisasi TB Gramedia Duta Plaza Secara organisatoris pengambilan keputusan utama adalah wewenang dari Store Manager dibantu oleh superintendent (supervisor) yang bertanggungjawab atas bidang tugasnya masing-masing. Struktur organisasi ini ditentukan berdasarkan tugas pokok, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing bidang. Struktur organisasi TB Gramedia Duta Plaza adalah sebagai berikut : Store Manager Administration Superintendent Sales Superintendent Merchandising Support EDP (Entry Data Process) Superintendent Chief Cashier Store Administration Assistant Security Guard Cleaning Service Warehouse Support Store Associate Cashier Customer Service Support EDP Support Gambar 5.1 Struktur Organisasi TB Gramedia Duta Plaza Sumber : Rumah Tangga TB Gramedia Duta Plaza, 2014

81 5.1.3 Sumber Daya Manusia TB Gramedia Duta Plaza dengan jumlah karyawan sebanyak 87 orang. karyawan dijabarkan menurut jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa kerja, pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Data Karyawan TB Gramedia Duta Plaza Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentase (persen) Perempuan 52 59,77 Laki-laki 35 40,23 Total 87 100,00 Kelompok Usia Jumlah (Tahun) Orang Persentase (persen) 18-25 66 75,86 25-30 7 8,05 31-40 10 11,49 > 40 4 4,60 Total 87 100,00 Pendidikan Jumlah Terakhir Orang Persentase (persen) SLTA 69 79,31 Diploma 11 12,64 Sarjana 6 6,90 Pascasarjana 1 1,15 Total 87 100,00 Masa Kerja Jumlah (Tahun) Orang Persentase (persen) s.d 5 65 74,71 6-10 8 9,20 > 10 14 16,09 Total 87 100,00 Sumber : Data Primer, 2014

82 5.1.4 Pelanggan Berdasarkan Survey Kepuasan Pelanggan TB Gramedia wilayah Bali terhadap 100 orang responden di Tahun 2013, diperoleh karakteristik pelanggan dari TB Gramedia Duta Plaza. Karakteristik pelanggan terangkum pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Karakteristik Pelanggan Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan, dan Pekerjaan Karakteristik Pelanggan berdasarkan : Persentase (persen) Jenis Kelamin Perempuan 64,00 Laki-laki 36,00 Total 100,00 Pendidikan SLTP 14,00 SLTA 33,00 Sarjana 49,00 Pascasarjana 4,00 Total 100,00 Pekerjaan Pelajar 42,00 Profesional* 5,00 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 9,00 Wiraswasta 18,00 Karyawan Swasta 22,00 Ibu Rumah Tangga 4,00 Total 100,00 Sumber : Survey Kepuasan Pelanggan, 2014 *Keterangan : Profesional adalah tenaga medis, pengacara, entertainer, multi level marketing, karyawan asuransi, dan tenaga pengajar.

83 Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar pelanggan TB Gramedia Duta Plaza adalah perempuan, dengan latar lakang pendidikan sarjana. Terlihat bahwa segmen pasar utama dari toko buku ini adalah pelajar. 5.1.5 Analisis lingkungan strategis melalui penilaian responden terhadap variabel eksternal dan internal di TB Gramedia Duta Plaza Analisis lingkungan strategis perusahaan diawali dengan melakukan penyaringan terhadap variabel dan indikator lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Penyaringan dilakukan terhadap hasil kuesioner tahap I dari responden internal sebagai sekelompok orang yang mengerti seluk beluk perusahaan, dan responden eksternal, yang kemudian dikonfirmasikan kepada responden internal kunci selaku pengambil keputusan. Berdasarkan penyaringan kuesioner tahap I diperoleh sembilan variabel lingkungan eksternal yang terdiri atas enam variabel lingkungan eksternal makro, dan tiga variabel lingkungan eksternal mikro. Variabel lingkungan eksternal makro, yaitu : 1) ekonomi, 2) pemerintah, 3) politik, 4) sosial budaya, 5) teknologi dan, 6) lingkungan industri, sedangkan variabel lingkungan eksternal mikro adalah 1) gaya hidup konsumen, 2) maket share dan, 3) customer satisfaction. Dari sembilan variabel tersebut, diperoleh 29 indikator variabel lingkungan eksternal, yang terdiri atas 22 indikator eksternal makro dan tujuh indikator eksternal mikro, sebagaimana tampak pada Lampiran 14. Lingkungan internal terdiri atas sembilan variabel berdasarkan empat perspektif balanced scorecard, yaitu : 1) perspektif keuangan, terdiri atas :

84 keuangan, 2) perspektif pelanggan, terdiri atas : product, customer relationship, image and reputation, 3) perspektif proses bisnis internal, terdiri atas : operasional, dan layanan purna jual, 4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, terdiri atas : kemampuan berinteraksi/ komunikasi internal, kemampuan SDM, motivasi dan inisiatif. Berdasarkan sembilan variabel tersebut, diperoleh 25 indikator variabel lingkungan internal perusahaan, sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 15. Selanjutnya dilakukan pembobotan terhadap indikator variabel lingkungan pada kuesioner tahap II, kemudian dilakukan penilaian terhadap kondisi indikator variabel lingkungan pada kuesioner tahap III. Pada tahap ini diperoleh indikator yang menjadi peluang-ancaman perusahaan (pada indikator variabel lingkungan eksternal) dan kekuatan-kelemahan perusahaan (pada indikator variabel lingkungan internal). Pembobotan dan penilaian pada kuesioner tahap II dan III dilakukan dengan cara yang sama seperti di tahap I. 5.1.5.1 Penilaian variabel eksternal TB Gramedia Duta Plaza saat ini Penilaian variabel eksternal TB Gramedia Duta Plaza saat ini adalah penilaian terhadap indikator variabel diluar dan di sekitar TB Gramedia Duta Plaza pada saat penelitian dilakukan, yaitu Tahun 2013-2014. Merupakan kondisi dan keadaan yang dihadapi oleh TB Gramedia Duta Plaza dalam menjalankan berbagai kegiatannya pada masa penelitian ini dilakukan. Hasil penilaian responden terhadap variabel eksternal untuk kondisi saat ini dapat dilihat pada Tabel 5.3.

85 Tabel 5.3 Hasil Penilaian Responden Terhadap Variabel Eksternal Saat Ini No. Indikator Variabel Eksternal Bobot Rating Nilai Terbobot Eksternal Makro (Score) PELUANG 1 Kepedulian masyarakat akan pentingnya pendidikan 0,037 3,111 0,114 2 Budaya gemar membaca di Bali 0,038 3,111 0,118 3 Pertumbuhan ekonomi regional Bali, khususnya di Kota Denpasar 0,037 3,000 0,110 4 Tingkat pertumbuhan penduduk di Bali, khususnya di Kota Denpasar, yang merupakan pasar potensial perusahaan 0,035 3,000 0,104 5 Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi perusahaan 0,034 3,000 0,101 6 Tingkat keamanan yang menciptakan rasa aman dan nyaman 0,031 2,889 0,091 7 Peran penting distributor sebagai penyalur produk 0,035 2,889 0,100 8 Potensi belanja konsumen 0,036 2,889 0,103 9 Kepedulian pemerintah terhadap suksesnya program pendidikan 0,033 2,778 0,090 10 Situasi politik yang stabil 0,034 2,778 0,093 11 Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi oleh perusahaan 0,035 2,778 0,096 12 Peran penting supplier/penerbit selaku pencetak produk 0,037 2,778 0,102 ANCAMAN 13 Kesadaran masyarakat akan haknya sebagai konsumen 0,033 2,444 0,079 14 Mudahnya kompetitor baru masuk dalam industri bisnis 0,030 2,444 0,074 15 Tingkat pendapatan masyarakat yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat 0,039 2,444 0,095 16 Perkembangan software dan hardware yang user friendly 0,031 2,444 0,077 17 Tawaran produk substitusi sebagai produk pengganti 0,034 2,444 0,082 18 Sensitifitas harga bagi konsumen yang peduli terhadap perbedaan harga 0,035 2,444 0,085 19 Kemampuan kompetitor yang semakin kuat 0,034 2,333 0,078 20 Tingkat pertumbuhan industri, dalam hal ini industri retail toko buku 0,035 2,333 0,081 21 Bertambahnya jumlah kompetitor 0,033 2,222 0,072 22 Konsumen memiliki banyak pilihan untuk menentukan tempat berbelanja 0,034 2,222 0,074 Eksternal Mikro PELUANG 23 Minat konsumen terkait hobi dan pergaulannya 0,031 3,222 0,101 24 Cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima 0,030 3,111 0,094 25 Aktivitas belanja konsumen 0,031 3,000 0,094 ANCAMAN 26 Kepuasan konsumen 0,039 2,444 0,095 27 Loyalitas konsumen 0,039 2,333 0,091 28 Jumlah pengunjung yang berkunjung 0,038 2,222 0,084 29 Nilai penjualan dalam satu periode waktu 0,037 2,111 0,078 TOTAL 1,000 77,222 2,658 Sumber : Hasil Analisis Data, 2014

86 Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui indikator variabel eksternal makro yang menjadi peluang bagi perusahaan saat ini adalah kepedulian masyarakat akan pentingnya pendidikan; budaya gemar membaca di Bali; pertumbuhan ekonomi regional Bali, khususnya di Kota Denpasar; tingkat pertumbuhan penduduk di Bali, khususnya di kota Denpasar, yang merupakan pasar potensial perusahaan; perkembangan teknologi informasi dan komunikasi perusahaan; tingkat keamanan yang menciptakan rasa aman dan nyaman; peran penting distributor sebagai penyalur produk; potensi belanja konsumen; kepedulian pemerintah terhadap suksesnya program pendidikan; situasi politik yang stabil; penguasaan teknologi informasi dan komunikasi oleh perusahaan dan; peran penting supplier/ penerbit selaku pencetak produk. Faktor eksternal mikro yang menjadi peluang perusahaan saat ini adalah minat konsumen terkait hobi dan pergaulannya; cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; aktivitas belanja konsumen. Sebagai peluang utama perusahaan pada lingkungan eksternal makro saat ini adalah kepedulian masyarakat akan pentingnya pendidikan dan budaya gemar membaca di Bali (nilai rating 3,111). Hal ini sesuai dengan kondisi yang ada di Bali, khususnya di Kota Denpasar, di mana orang tua peduli akan pendidikan putra-putrinya. Sekolah selalu dibanjiri peminat, bahkan kuota yang disiapkan oleh pihak sekolah seringkali kurang. Tempat-tempat kursus terkait pendidikan tidak pernah sepi peminat. Dalam hal ini, pendidikan berhubungan langsung dengan membaca, maka membaca pun secara tidak langsung harus menjadi keseharian masyarakat, khususnya di Kota Denpasar. Peluang utama perusahaan

87 pada lingkungan eksternal mikro saat ini adalah minat konsumen terkait hobi dan pergaulannya (nilai rating 3,222). Hal ini sesuai dengan kebiasaan masyarakat di Bali, yaitu hidup berkelompok. Pasar TB Gramedia Duta Plaza yang sebagian besar adalah pelajar putri, juga memiliki kecendrungan untuk berkelompok. Bergaul dengan teman-teman yang memiliki minat, hobi, dan kebiasaan yang sama merupakan kepuasan tersendiri bagi mereka untuk menunjukkan eksistensinya. Kelompok-kelompok inilah yang dapat dijadikan sasaran bagi TB Gramedia Duta Plaza untuk mengembangkan pasar. Faktor eksternal makro yang menjadi ancaman bagi perusahaan saat ini adalah : kesadaran masyarakat akan haknya sebagai konsumen; mudahnya kompetitor baru masuk dalam industri bisnis; tingkat pendapatan masyarakat yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat; perkembangan software dan hardware yang user friendly; tawaran produk substitusi sebagai produk pengganti; sensitifitas harga bagi konsumen yang peduli terhadap perbedaan harga; kemampuan kompetitor yang semakin kuat; tingkat pertumbuhan industri, dalam hal ini industri retail toko buku; bertambahnya jumlah kompetitor dan; konsumen memiliki banyak pilihan untuk menentukan tempat berbelanja. Sedangkan faktor eksternal mikro yang menjadi ancaman saat ini adalah kepuasan konsumen; loyalitas konsumen; jumlah pengunjung yang berkunjung, dan; nilai penjualan dalam satu periode waktu. Ancaman terbesar pada lingkungan eksternal makro adalah bertambahnya jumlah kompetitor, dan konsumen memiliki banyak pilihan untuk menentukan tempat berbelanja (nilai rating 2,222). Jumlah kompetitor yang bertambah akan

88 memperketat persaingan, konsumen memiliki banyak pilihan untuk berbelanja karena produk yang dijual adalah sama. Hal inilah yang menjadi ancaman bagi TB Gramedia Duta Plaza. Kondisi ini memaksa TB Gramedia Duta Plaza untuk meningkatkan kinerja, meningkatkan kreativitas, sehingga memiliki keunggulan dibandingkan para kompetitor. Ancaman terbesar pada lingkungan eksternal mikro adalah nilai penjualan dalam satu periode waktu (nilai rating 2,111). Nilai penjualan yang menurun merupakan ancaman terbesar bagi kelangsungan perusahaan. Secara kumulatif, nilai terbobot total (score) EFAS adalah 2,658. Angka ini menunjukkan bahwa penilaian secara keseluruhan terhadap lingkungan eksternal perusahaan untuk kondisi saat ini adalah peluang yang harus dipertahankan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga kinerja TB Gramedia Duta Plaza dapat ditingkatkan. 5.1.5.2 Penilaian variabel internal TB Gramedia Duta Plaza saat ini Penilaian variabel internal saat ini adalah penilaian terhadap indikator variabel yang ada di dalam tubuh TB Gramedia Duta Plaza, kondisi, dan situasi di dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan atau program perusahaan di masa sekarang saat penelitian dilakukan, yaitu Tahun 2013-2014. Hasil penilaian responden terhadap variabel internal saat ini terlihat pada Tabel 5.4.

89 No. Tabel 5.4 Hasil Penilaian Responden Terhadap Variabel Internal Saat Ini Indikator Variabel Internal Bobot Rating Nilai Terbobot (Score) KEKUATAN 1 Arus kas (cash flow) perusahaan 0,042 3,222 0,135 2 Variasi produk 0,039 2,889 0,114 3 Kualitas fisik produk yang baik 0,043 3,000 0,129 4 Kualitas isi produk yang mendidik 0,041 3,111 0,126 5 Lokasi strategis perusahaan 0,043 3,778 0,162 Citra perusahaan sebagai lambang kepercayaan 6 masyarakat terhadap perusahaan 0,041 3,111 0,126 7 Intensitas promosi sebagai kegiatan pengenalan produk dan program perusahaan secara continue ke masyarakat 0,038 2,778 0,106 Penerapan Standar Operation Procedures (SOP) 8 sebagai pedoman standar pelaksanaan pekerjaan 0,041 3,000 0,122 9 Garansi atas produk cacat produksi 0,038 3,111 0,119 Budaya Kerja Perusahaan sebagai nilai yang dipegang 10 teguh oleh perusahaan 0,038 3,111 0,119 11 Penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu dengan sosialisasi ke seluruh karyawan 0,038 2,778 0,106 12 Kesesuaian karyawan dengan kualifikasi yang disyaratkan 0,039 2,889 0,114 13 Kompetensi karyawan terkait keterampilan dan pengalamannya bekerja 0,041 2,889 0,117 14 Kemampuan manajemen terkait dengan kepemimpinan 0,039 2,667 0,105 15 Reward dan punishment yang tegas 0,039 2,556 0,100 KELEMAHAN 16 Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan 0,041 2,333 0,095 17 Keuntungan yang dapat dihasilkan 0,042 2,444 0,102 18 Layanan prima sesuai standar perusahaan 0,044 2,444 0,108 19 Layanan yang bersifat personal untuk konsumen 0,042 2,333 0,098 Fasilitas sarana dan prasarana toko yang mendukung 20 kenyamanan dalam berbelanja 0,041 2,111 0,086 Kesesuaian antara data komputer yang diakses oleh 21 pelanggan dengan data fisik yang ada di lapangan 0,039 2,222 0,087 Proses pembelian yang mudah dan cepat, dimulai dari konsumen datang hingga transaksi penjualan di kasir 0,039 2,444 0,096 22 23 Sistem dan kualitas pelatihan karyawan yang optimal 0,038 2,333 0,089 24 Sistem training dan kontrak karyawan 0,037 2,333 0,086 25 Penampilan dan keluwesan karyawan dalam melayani 0,038 2,444 0,093 Sumber : Hasil Analisis Data, 2014 TOTAL 1,000 68,333 2,737

90 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa indikator variabel internal yang menjadi kekuatan perusahaan saat ini adalah arus kas (cash flow) perusahaan; variasi produk; kualitas fisik produk yang baik; kualitas isi produk yang mendidik; lokasi strategis perusahaan; citra perusahaan sebagai lambang kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan; intensitas promosi sebagai kegiatan pengenalan produk dan program perusahaan secara continue ke masyarakat; penerapan Standar Operation Procedures (SOP) sebagai pedoman standar pelaksanaan pekerjaan; garansi atas produk cacat produksi; budaya kerja perusahaan sebagai nilai yang dipegang teguh oleh perusahaan; penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu dengan sosialisasi; kesesuaian karyawan dengan kualifikasi yang disyaratkan; kompetensi karyawan terkait keterampilan dan pengalamannya bekerja; kemampuan manajemen terkait dengan kepemimpinan ; reward dan punishment yang tegas. Yang merupakan kelemahan perusahaan saat ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan; keuntungan yang dapat dihasilkan; layanan prima sesuai standar perusahaan; layanan yang bersifat personal untuk konsumen; fasilitas sarana dan prasarana toko yang mendukung kenyamanan dalam berbelanja; kesesuaian antara data komputer yang diakses oleh pelanggan dengan data fisik yang ada di lapangan; proses pembelian yang mudah dan cepat, dimulai dari konsumen datang hingga transaksi penjualan di kasir; sistem dan kualitas pelatihan karyawan yang optimal; sistem training dan kontrak karyawan; penampilan dan keluwesan karyawan dalam melayani. Kekuatan utama TB Gramedia Duta Plaza saat ini adalah lokasi strategis perusahaan (nilai rating 3,778), terletak di Jalan Dewi Sartika No. 1 yang

91 merupakan poros Kota Denpasar dan dikelilingi oleh beberapa sekolah, mulai dari tingkat TK sampai universitas. Kelemahan terbesar saat ini adalah fasilitas sarana dan prasarana toko yang mendukung kenyamanan dalam berbelanja (nilai rating 2,111). Fasilitas sarana dan prasarana ini diantaranya tempat parkir mall yang sempit dan sangat terbatas, sehingga sangat menyulitkan pengunjung mall, luas space TB Gramedia Duta Plaza yang sangat terbatas memaksa manajemen untuk memanfaatkan space yang ada secara maksimal, sehingga jarak antar rak sempit, display buku bertumpuk, tidak ada tempat duduk khusus bagi konsumen, tidak berfungsinya mesin pendingin atau AC, dan escalator mall yang tidak berfungsi dengan baik, dikarenakan usia gedung yang sudah tergolong tua. Secara kumulatif, nilai terbobot total (score) IFAS adalah 2,737. Angka ini menunjukkan bahwa penilaian secara keseluruhan terhadap lingkungan internal pada TB Gramedia Duta Plaza untuk kondisi saat ini adalah kekuatan, yang harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. 5.1.5.3 Penilaian variabel eksternal TB Gramedia Duta Plaza di masa mendatang Penilaian variabel eksternal TB Gramedia Duta Plaza pada masa mendatang merupakan penilaian terhadap indikator variabel yang ada di luar dan sekitar TB Gramedia Duta Plaza pada masa mendatang, yaitu Tahun 2015-2019. Penilaian dilakukan dengan cara memprediksi keadaan yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam berbagai kegiatannya dimasa mendatang dan membandingkan

92 dengan kondisi saat ini. Hasil penilaian variabel eksternal responden terhadap indikator variabel eksternal di masa mendatang dapat dilihat pada Tabel 5.5. Berdasarkan Tabel 5.5 terlihat bahwa indikator variabel eksternal makro yang menjadi peluang di masa yang akan datang adalah pertumbuhan ekonomi regional Bali, khususnya di Kota Denpasar; kepedulian pemerintah terhadap suksesnya program pendidikan; tingkat keamanan yang menciptakan rasa aman dan nyaman; situasi politik yang stabil; tingkat pertumbuhan penduduk di bali, khususnya di Kota Denpasar; kesadaran masyarakat akan haknya sebagai konsumen; budaya gemar membaca di Bali; perkembangan teknologi informasi dan komunikasi perusahaan; penguasaan teknologi informasi dan komunikasi oleh perusahaan; perkembangan software dan hardware yang user friendly; tingkat pertumbuhan industri, dalam hal ini industri retail toko buku; peran penting supplier/ penerbit selaku pencetak produk; peran penting distributor sebagai penyalur produk; potensi belanja konsumen, dan; konsumen memiliki banyak pilihan untuk menentukan tempat berbelanja. Indikator variabel eksternal yang menjadi ancaman di masa mendatang adalah tingkat pendapatan masyarakat yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat; kepedulian masyarakat akan pentingnya pendidikan; bertambahnya jumlah kompetitor; kemampuan kompetitor yang semakin kuat; mudahnya kompetitor masuk dalam industri bisnis, tawaran produk substitusi sebagai produk pengganti, dan; sensitifitas harga bagi konsumen yang peduli terhadap perbedaan harga.

93 Tabel 5.5 Hasil Penilaian Responden Terhadap Variabel Eksternal di Masa Mendatang No. Indikator Variabel Eksternal Bobot Rating Eksternal Makro PELUANG Nilai Terbobot (Score) 1 Pertumbuhan ekonomi regional Bali, khususnya di Kota Denpasar 0,037 3,111 0,116 2 Kepedulian pemerintah terhadap suksesnya program pendidikan 0,034 3,111 0,105 3 Tingkat keamanan yang menciptakan rasa aman dan nyaman 0,032 3,111 0,099 4 Situasi politik yang stabil 0,034 3,111 0,105 5 Tingkat pertumbuhan penduduk di Bali, khususnya di Kota Denpasar 0,035 3,000 0,105 6 Kesadaran masyarakat akan haknya sebagai konsumen 0,033 3,000 0,098 7 Budaya gemar membaca di Bali 0,038 3,111 0,119 8 Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi perusahaan 0,034 3,222 0,109 9 Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi oleh perusahaan 0,035 2,889 0,101 10 Perkembangan software dan hardware yang user friendly 0,032 3,111 0,099 11 Tingkat pertumbuhan industri, dalam hal ini industri retail toko buku 0,033 3,111 0,102 12 Peran penting supplier/penerbit selaku pencetak produk 0,036 3,222 0,116 13 Peran penting distributor sebagai penyalur produk 0,034 3,000 0,102 14 Potensi belanja konsumen 0,037 3,111 0,116 15 Konsumen memiliki banyak pilihan untuk menentukan tempat berbelanja 0,034 2,556 0,087 16 ANCAMAN Tingkat pendapatan masyarakat yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat 0,039 2,444 0,096 17 Kepedulian masyarakat akan pentingnya pendidikan 0,038 2,444 0,094 18 Bertambahnya jumlah kompetitor 0,031 2,333 0,071 19 Kemampuan kompetitor yang semakin kuat 0,032 2,444 0,077 20 Mudahnya kompetitor baru masuk dalam industri bisnis 0,028 2,444 0,069 21 Tawaran produk substitusi sebagai produk pengganti 0,031 2,111 0,065 22 Sensitifitas harga bagi konsumen yang peduli terhadap perbedaan harga 0,035 2,444 0,086 Eksternal Mikro PELUANG 23 Aktivitas belanja konsumen 0,032 2,778 0,088 24 Minat konsumen terkait hobi dan pergaulannya 0,032 2,889 0,092 25 Cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima 0,031 3,111 0,095 26 Jumlah pengunjung yang berkunjung 0,038 3,444 0,132 27 Nilai penjualan dalam satu periode waktu 0,037 3,222 0,120 28 Kepuasan konsumen 0,039 3,556 0,140 29 Loyalitas konsumen 0,039 3,778 0,149 TOTAL 1,000 85,222 2,953 Sumber : Hasil Analisis Data, 2014

94 Pada indikator variabel eksternal mikro, semua indikator adalah peluang, sebab semua indikator ini adalah penting bagi perusahaan, dan TB Gramedia Duta Plaza harus mampu memanfaatkan semua peluang dengan baik untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Indikator tersebut adalah : aktivitas belanja konsumen; minat konsumen terkait hobi dan pergaulannya; cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; jumlah pengunjung yang berkunjung; nilai penjualan dalam satu periode waktu; kepuasan konsumen, dan; loyalitas konsumen. Tabel 5.5 menunjukkan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi perusahaan, serta peran penting supplier atau penerbit selaku pencetak produk merupakan peluang utama dalam lingkungan eksternal makro di masa yang akan datang, dengan nilai sebesar 3,222. Di masa mendatang, TB Gramedia Duta Plaza harus memperhatikan perkembangan teknologi, memperkuat teknologi dan komunikasi perusahaan, karena dunia akan memiliki ketergantungan yang semakin kuat pada bantuan dan kecanggihan teknologi dan komunikasi. Hal ini terlihat dari lifestyle anak-anak muda saat ini yang memiliki tingkat ketergantungan tinggi terhadap teknologi & komunikasi, seperti : internet, situs jejaring sosial, mobile phone, tablet atau i-pad. Selain itu, indikator lingkungan eksternal makro, peran penting supplier atau penerbit selaku pencetak produk juga merupakan peluang utama di masa datang, dengan nilai rating 3,222, karena baik atau buruknya kualitas produk sangat ditentukan oleh pencetak produknya. Kemudian, yang menjadi ancaman utama pada lingkungan eksternal makro di masa yang akan datang adalah tawaran

95 produk substitusi sebagai produk pengganti, dengan nilai rating 2,111. Produk substitusi yang mampu memberikan kualitas produk, harga yang lebih terjangkau, dan pelayanan ekstra yang menawarkan kemudahan bagi konsumen akan menjadi ancaman utama bagi TB Gramedia Duta Plaza. Peluang utama indikator variabel eksternal mikro di masa mendatang adalah loyalitas konsumen (nilai rating 3,778). Sampai saat ini TB Gramedia Duta Plaza masih dipercaya oleh masyarakat Bali umumnya dan masyarakat Kota Denpasar khususnya, sebagai toko yang mereka pilih untuk membeli buku dan alat tulis. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang masih mencapai ratarata 1.000 orang per hari, meskipun jumlah kunjungan mengalami penurunan, dan banyak pesaing yang bermunculan pada industri bisnis yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa loyalitas konsumen terhadap TB Gramedia Duta Plaza masih cukup kuat, dan menjadi peluang yang sangat baik, dan harus dipertahankan di masa yang akan datang. Secara kumulatif, nilai terbobot total (score) EFAS masa yang akan datang adalah 2,953. Angka ini menunjukkan bahwa penilaian secara keseluruhan terhadap lingkungan eksternal perusahaan untuk masa yang akan datang adalah peluang yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga kinerja perusahaan dapat ditingkatkan.

96 5.1.5.4 Penilaian variabel internal TB Gramedia Duta Plaza di masa mendatang Penilaian variabel internal dimasa mendatang adalah penilaian responden terhadap indikator variabel lingkungan di dalam perusahaan yang menentukan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Penilaian ini terangkum dalam Tabel 5.6. Indikator variabel internal yang menjadi kekuatan perusahaan di masa yang akan datang adalah arus kas (cash flow) perusahaan; biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan; keuntungan yang dapat dihasilkan; kualitas fisik produk yang baik; kualitas isi produk yang mendidik; layanan prima sesuai standar perusahaan; layanan yang bersifat personal untuk konsumen; lokasi strategis perusahaan; citra perusahaan sebagai lambang kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan; fasilitas sarana dan prasarana toko yang mendukung kenyamanan dalam berbelanja; penerapan standar operation procedures (SOP) sebagai pedoman standar pelaksanaan pekerjaan; proses pembelian yang mudah dan cepat, dimulai dari konsumen datang hingga transaksi penjualan di kasir; garansi atas produk cacat produksi; budaya kerja perusahaan sebagai nilai yang dipegang teguh perusahaan; penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu dengan sosialisasi ke seluruh karyawan; kesesuaian karyawan dengan kualifikasi yang disyaratkan; kompetensi karyawan terkait keterampilan dan pengalamannya bekerja; penampilan dan keluwesan karyawan dalam melayani; kemampuan manajemen terkait dengan kepemimpinan; reward dan punishment yang tegas.

97 Tabel 5.6 Hasil Penilaian Responden Terhadap Variabel Internal di Masa Mendatang No. Indikator Variabel Internal Bobot Rating KEKUATAN Nilai Terbobot (Score) 1 Arus kas (cash flow) perusahaan 0,040 3,444 0,139 2 Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan 0,039 3,000 0,118 3 Keuntungan yang dapat dihasilkan 0,040 3,444 0,139 4 Kualitas fisik produk yang baik 0,042 3,222 0,134 5 Kualitas isi produk yang mendidik 0,039 3,333 0,131 6 Layanan prima sesuai standar perusahaan 0,043 3,778 0,162 7 Layanan yang bersifat personal untuk konsumen 0,040 3,333 0,135 8 Lokasi strategis perusahaan 0,042 3,667 0,153 9 Citra perusahaan sebagai lambang kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan 0,040 3,222 0,130 10 Fasilitas sarana dan prasarana toko yang mendukung kenyamanan dalam berbelanja 0,040 3,222 0,130 11 Penerapan Standar Operation Procedures (SOP) sebagai pedoman standar pelaksanaan pekerjaan 0,040 3,111 0,126 12 Proses pembelian yang mudah dan cepat, dimulai dari konsumen datang hingga transaksi penjualan di kasir 0,040 3,222 0,130 13 Garansi atas produk cacat produksi 0,039 3,222 0,127 14 Budaya kerja perusahaan sebagai nilai yang dipegang teguh oleh perusahaan 0,040 3,222 0,130 15 Penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu dengan sosialisasi ke seluruh karyawan 0,039 3,000 0,118 16 Kesesuaian karyawan dengan kualifikasi yang disyaratkan 0,039 3,111 0,122 Kompetensi karyawan terkait keterampilan dan 17 pengalamannya bekerja 0,042 2,778 0,116 18 Penampilan dan keluwesan karyawan dalam melayani 0,039 3,222 0,127 19 Kemampuan manajemen terkait dengan kepemimpinan 0,040 3,111 0,126 20 Reward dan punishment yang tegas 0,040 3,222 0,130 KELEMAHAN 21 Variasi produk 0,038 2,444 0,093 22 Intensitas promosi sebagai kegiatan pengenalan produk dan program perusahaan secara continue ke masyarakat 0,037 2,222 0,082 23 Kesesuaian antara data komputer yang diakses oleh pelanggan dengan data fisik yang ada di lapangan 0,039 2,444 0,096 24 Sistem dan kualitas pelatihan karyawan yang optimal 0,040 2,333 0,094 25 Sistem training dan kontrak karyawan 0,037 2,444 0,090 TOTAL 1,000 76,778 3,080 Sumber : Hasil Analisis Data, 2014

98 Kekuatan utama bagi perusahaan di masa yang akan datang adalah indikator layanan prima sesuai standar perusahaan, dengan nilai rating 3,778. Layanan unggul merupakan salah satu tujuan yang tersurat dalam visi dan misi TB Gramedia. Melalui penerapan standar operation procedures sebagai pedoman standar pelaksanaan pekerjaan bagi seluruh karyawan, perusahaan berkomitment untuk terus berusaha meningkatkan pelayanan melalui pengenalan dan pemahaman standar layanan dengan mengadakan pelatihan karyawan secara continue, mewujudkan layanan prima sesuai standar perusahaan di masa mendatang. Indikator yang menjadi kelemahan perusahaan di masa yang akan datang adalah : variasi produk; intensitas promosi sebagai kegiatan pengenalan produk dan program perusahaan secara continue ke masyarakat; kesesuaian antara data komputer yang diakses pelanggan sengan data fisik yang ada di lapangan; sistem dan kualitas pelatihan karyawan yang optimal; sistem training dan kontrak karyawan. Indikator yang menjadi kelemahan utama bagi perusahaan di masa yang akan datang adalah intensitas promosi sebagai kegiatan pengenalan produk dan program perusahaan secara continue ke masyarakat, dengan nilai rating terendah yaitu 2,222. Hal ini menjadi kelemahan terbesar mengingat di masa mendatang program dan dana promosi akan diatur dan dikelola langsung oleh pusat, toko-toko di daerah tidak memiliki kewenangan dalam mengeluarkan biaya promosi, terutama dalam bentuk fresh money. Hal ini akan mempersempit ruang gerak promosi di TB Gramedia Duta Plaza, karena tidak semua kerja sama promosi dapat dilakukan dengan cara full barter. Oleh karena itu di masa

99 mendatang, perusahaan harus lebih aktif lagi dalam menyampaikan program dan promosi tokonya, semakin kreatif dalam menciptakan peluang-peluang promosi yang dapat dilakukan secara independent. Secara kumulatif, nilai terbobot total (score) IFAS adalah 3,080. Angka ini menunjukkan bahwa penilaian secara keseluruhan terhadap lingkungan internal pada TB Gramedia Duta Plaza untuk kondisi masa yang akan datang adalah kekuatan yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga kinerja TB Gramedia Duta Plaza menjadi lebih baik lagi. 5.1.6 Posisi bisnis TB Gramedia Duta Plaza Setelah dilakukan penilaian terhadap variabel eksternal dan internal yang dilakukan terhadap kondisi saat ini dan masa mendatang di TB Gramedia Duta Plaza, maka langkah selanjutnya adalah memindahkan nilai terbobot total pada matriks EFAS dan IFAS ke dalam matriks I-E, sehingga akan diketahui posisi bisnis TB Gramedia Duta Plaza saat ini dan di masa yang akan datang, kemudian dibandingkan. Nilai terbobot total pada matriks EFAS dan IFAS saat ini adalah 2,658 dan 2,737. Sedangkan nilai terbobot total pada EFAS dan IFAS di masa mendatang adalah sebesar 2,953 dan 3,080. Posisi bisnis TB Gramedia Duta Plaza dapat dilihat pada Gambar 5.2. Berdasarkan matriks dibawah, dapat dilihat bahwa posisi bisnis TB Gramedia Duta Plaza saat ini berada pada sel 5 (poin A), yaitu kondisi pertahankan dan pelihara (hold and maintenance). Kekuatan internal bisnis (faktor internal) dan daya tarik industri (faktor eksternal) berada pada tingkat rata-

100 rata. Seperti yang dinyatakan oleh David (2006 : 303), untuk divisi yang berada pada sel ini paling baik dikendalikan dengan strategi jaga dan pertahankan. Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu, strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Kekuatan Internal Bisnis Kuat/ Tinggi 3,0-4,0 Rata-rata 2,0-2,99 Lemah/ Rendah 1,0-1,99 4,0 1 3,0 2,0 1,0 3,080 2,737 2 3 Kuat/ Tinggi 3,0-4,0 1 2 3 Daya Tarik Industri 3,0 2,953 2,658 B A 6 Rata-rata 2,0-2,99 4 5 6 2,0 7 8 9 Lemah/ Rendah 1,0-1,99 1,0 Keterangan : A = (2,658 : 2,737) Posisi di saat ini B = (2,953 : 3,080) Posisi di masa mendatang 7 8 9 Gambar 5.2 Matrik Strategi IE Saat Ini dan Masa Mendatang

101 Di masa mendatang, posisi bisnis TB Gramedia Duta Plaza berada pada sel 4 (poin B), yaitu kondisi tumbuh dan kembangkan (Growth and Build). Daya tarik industri (faktor eksternal) masih berada pada tingkat rata-rata, namun sudah tampak terjadi pergeseran. Kekuatan internal bisnis (faktor internal) semakin membaik, yaitu berada pada nilai yang kuat/ tinggi. Perubahan posisi bisnis di masa mendatang disebabkan karena TB Gramedia Duta Plaza terus melakukan perbaikan kinerja, diantaranya dengan cara : a) Selalu melakukan efisiensi biaya, sehingga keuntungan yang diperoleh dapat ditingkatkan. b) Jenis produk semakin bervariasi, mengikuti permintaan pasar dan terus berusaha memenuhi kebutuhan pasar. c) Fasilitas sarana dan prasarana toko terus diperbaiki guna meningkatkan kenyamanan dalam berbelanja. d) Penerapan Standar Operation Procedures (SOP) yang semakin membaik dengan penyempurnaan SOP yang terus dilakukan oleh perusahaan. e) Garansi atas produk cacat produksi yang sudah memenuhi standar. f) Penyampaian informasi dan sosialisasi ke seluruh karyawan berjalan lancar dan semakin membaik. g) Kesesuaian data komputer yang diakses oleh pelanggan dengan data fisik yang ada di lapangan di update, agar produk yang dicari mudah ditemukan. h) Kegiatan promosi dilakukan secara continue setiap bulan, sinergi dengan promosi yang diadakan oleh kantor pusat ataupun kantor regional. Dengan

102 upaya ini, brand Gramedia akan melekat semakin kuat di benak masyarakat. i) Terus berupaya memperbaiki pelayanan melalui pelatihan karyawan yang optimal. j) Layanan yang bersifat personal untuk konsumen diaktifkan melalui keanggotaan KGVC (Kompas Gramedia Value Card), dan media sosial lainnya. Menurut David (2006 : 303), divisi yang berada pada sel 4 ini dapat digambarkan sebagai strategi tumbuh dan kembangkan. Strategi-strategi yang sesuai bagi divisi yang berada pada sel ini adalah intensive (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horisontal). Oleh karena itu, TB Gramedia Duta Plaza dapat melakukan upaya atau strategi, diantaranya : membuat program-program kreatif yang sinergi dengan rencana kerja tahunan yang sudah dicanangkan, mengembangkan produk melalui penambahan jenis produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada (diversification), dan mencari alternatif pasar baru. Semua kelemahan dan ancaman yang telah teridentifikasi, ini kemudian dicari alternatif strateginya, dan diupayakan jalan keluarnya, sehingga TB Gramedia Duta Plaza dapat meningkatkan kinerjanya.

103 5.2 Pembahasan 5.2.1 Deskripsi faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) bagi pengembangan TB Gramedia Duta Plaza Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dideskripsikan beberapa hal yang berkaitan dengan faktor strategis eksternal TB Gramedia Duta Plaza yang diurutkan berdasarkan rating adalah sebagai berikut : Peluang masa mendatang untuk lingkungan eksternal makro: 1) Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi oleh perusahaan No. Dokumen : LBM/PND/11, yang mulai diperkenalkan secara internal sejak tanggal 1 September 2010 menyebutkan bahwa PT Gramedia Asri Media sebagai salah satu badan usaha yang saat ini masih diperhitungkan sebagai salah satu yang terbaik dalam bidang retail buku, juga menyadari akan situasi yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Ditunjang dengan visi misi untuk menjadi yang terdepan di Asia Tenggara, maka PT Gramedia Asri Media melakukan perbaikan dalam komponen kinerjanya. Salah satu cara yang ditempuh adalah melakukan perbaikan teknologi informasi dan komunikasi, melalui perbaikan sistem komputerisasi dari program lama Retail Business System (RBS) menuju ke program Enterprise Resource Planning (ERP) yang merupakan salah satu program komputer internasional berbasis web yang sudah diakui oleh dunia. Dengan ERP, PT Gramedia Asri Media mempunyai misi untuk mencoba meraih berbagai hal, seperti : mengembangkan sistem yang mampu meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan membangun competitive

104 advantage serta membangun organisasi yang solid, kuat dan terkoordinasi dalam memastikan berjalannya proses bisnis. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Kartini (2010), bahwa teknologi informasi yang canggih merupakan salah satu peluang, karena informasi akan menyebar cepat, dimana para pengguna media informasi tersebut dapat saling bertukar informasi dengan sangat cepat. Namun, indikator ini tidak hanya teridentifikasi sebagai peluang, namun juga teridentifikasi sebagai ancaman di masa yang akan datang. Kemajuan teknologi TB Gramedia terus berkembang. Saat ini konsumen TB Gramedia sudah diperkenalkan kepada Gramedia online. Bila buku yang dicari konsumen tidak tersedia di toko buku, konsumen dapat memesan buku tersebut di Gramedia online melalui customer service support TB Gramedia di seluruh Indonesia. Sistem Gramedia online sudah terhubung dengan sistem di TB Gramedia. Hal ini menjadi ancaman bagi TB Gramedia karena konsumen tidak hanya dapat dapat mengakses Gramedia online melalui customer service support di TB Gramedia, tapi dapat langsung mengakses alamat website Gramedia online dan memesan buku melalui jaringan internet. Lambat laun, jika konsumen sudah fasih menggunakan internet dan menjadi terbiasa, maka TB Gramedia bisa saja ditinggalkan, sebab dengan Gramedia online, konsumen tidak perlu jauhjauh pergi ke toko buku.

105 2) Peran penting supplier atau penerbit selaku pencetak produk TB Gramedia merupakan salah satu unit bisnis dari Grup Kompas Gramedia yang dikenal dengan istilah GoRB (Gramedia of Retail Bussines). Selain toko buku, Kompas Gramedia juga memiliki percetakan dan penerbitan buku sendiri, yang dikenal sebagai GoBP (Gramedia of Books Publishing). Penerbitan buku terdiri atas dua kelompok besar, yaitu PT Gramedia Pustaka Utama dan PT Elex Media Komputindo yang mencetak jenis buku yang berbeda. Gramedia Pustaka Utama lebih fokus di buku dongeng anak, novel remaja dan novel dewasa, buku masakan, manajemen, psikologi, dan kesehatan, sedangkan Elex Media Komputindo lebih fokus pada buku pengetahuan anak, komik, dan buku komputer. Penerbitan inilah yang membuat posisi TB Gramedia kuat karena didukung oleh penerbitan internal. Selain penerbit dari grup sendiri, TB Gramedia juga bergantung pada penerbit dan supplier diluar penerbit Gramedia. Selain penerbit, TB Gramedia juga bekerja sama dengan supplier non penerbit, selaku distributor buku dari penerbit eksternal. Kerja sama antara TB Gramedia dengan penerbit internal maupun penerbit atau supplier eksternal berjalan dengan baik. Dengan hubungan saling ketergantungan yang terus berjalan baik, maka peran penting supplier atau penerbit merupakan peluang bagi TB Gramedia Duta Plaza. 3) Pertumbuhan ekonomi regional Bali, khususnya di Kota Denpasar Pertumbuhan ekonomi Bali di triwulan I-2013 sebesar 6,71persen, melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang

106 mencapai 6,94persen. Namun capaian di awal Tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 6,02persen. Kuatnya pertumbuhan di awal tahun didukung oleh kondisi perekonomian yang kondusif, serta baiknya situasi bisnis di awal tahun. Hal ini menunjukkan optimisme pelaku usaha dan konsumen. Aktivitas pariwisata masih tumbuh kuat, terutama didorong wisatawan domestik sehingga mendorong kinerja subsektor hotel dan subsektor restoran ditengah melambatnya pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara (Tim kajian ekonomi Bank Indonesia, 2013). Melihat tren positif pertumbuhan ekonomi sejak satu tahun terakhir, diprediksi perekonomian Bali akan terus menggeliat (Metrobali, 2013). Pertumbuhan positif dari ekonomi regional Bali merupakan peluang di masa mendatang bagi TB Gramedia Duta Plaza di Kota Denpasar. Penelitian oleh Chandrawati (2010), juga menemukan bahwa salah satu kekuatan dalam perumusan strategi Hotel Ratu di masa mendatang adalah pertumbuhan ekonomi, dengan nilai rating 3,4. Disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi Bali yang semakin membaik. 4) Kepedulian pemerintah terhadap suksesnya program pendidikan Undang-Undang Sisdiknas telah mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Karena itu, pemerintah telah menetapkan standar nasional pendidikan yang harus dipenuhi oleh setiap lembaga pendidikan di Indonesia. Hal ini tentunya memerlukan kesungguhan dan dukungan dana yang tidak sedikit. Salah

107 satu kewajiban pemerintah, baik itu pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten adalah mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang, dan yang berhak mendapatkan pengajaran tersebut adalah tiap-tiap warga negara, sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) dan (2). Terkait dengan hal tersebut, pemerintah menunjukkan kesungguhannya dengan mengalokasikan dana pendidikan 20persen, melalui dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dari APBN dan APBD agar setiap sekolah, terutama sekolah negeri mampu mencapai standar nasional pendidikan, sesuai dengan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah peduli terhadap suksesnya program pendidikan. Salah satu contoh bentuk kepedulian pemerintah Provinsi Bali akan pendidikan adalah kelancaran pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Bali yang berjalan secara baik, tertib, dan tidak ada persoalan. Selain itu, Pemerintah Provinsi Bali, terutama Guburnur Bali I Made Mangku Pastika, mendapat apresiasi dari Komisi X DPR atas kepedulian yang sangat tinggi terhadap pendidikan di Bali, salah satu contohnya, Pemerintah Provinsi Bali sudah mengalokasikan bantuan pendidikan bagi siswa SMU. Disaat Pemerintah Pusat belum mengalokasikan BOS untuk SMU, Pemerintah Provinsi Bali sudah memberikan dana sebesar Rp 400 ribu/siswa pertahun untuk SMU dan Rp 500 ribu /siswa pertahunnya untuk SMK, untuk SMK ditambah anggaran untuk praktek. Hal ini merupakan satu bukti bahwa pemerintah

108 daerah Provinsi Bali sangat peduli mendorong pendidikan nasional (The Community Cares Education, 2011). Penelitian oleh Wardhani (2005), menemukan bahwa indikator tingkat kesadaran dan keterlibatan pemerintah dalam pengembangan keterampilan dan proses pelaksanaan penanggulangan bencana, sebagai salah satu peluang masa mendatang bagi Palang Merah Indonesia Daerah Bali. Indikator ini sama artinya dengan kepedulian pemerintah terhadap suksesnya program pendidikan. 5) Tingkat keamanan yang menciptakan rasa aman dan nyaman Tingkat keamanan dan kenyamanan dapat dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan ke Pulau Bali, baik itu wisatawan mancanegara (wisman) ataupun wisatawan domestik, sebab dunia pariwisata sangat sensitif dengan kondisi keamanan dan kenyamanan daerah tujuan wisata. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, selama Tahun 2008 2012, tingkat kunjungan wisatawan (khususnya wisatawan mancanegara) ke Bali mengalami peningkatan. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Desember 2012 mencapai 767,0 ribu orang atau naik 5,86persen dibandingkan jumlah wisatawan mancanegara di Bulan Desember 2011, yang sebesar 724,5 ribu orang. Jika dibandingkan dengan November 2012, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Bulan Desember 2012 naik sebesar 10,54persen (Badan Pusat Statistik, 2013). Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Tahun 2012 sudah melampaui dari target 2,8 juta wisatawan. Adanya peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali menunjukkan tingkat keamanan

109 dan kenyamanan yang sudah cukup baik. Keamanan akan menciptakan kenyamanan untuk tinggal dan beraktivitas di Bali. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aryanata (2013) dan Sucipto (2011), menemukan bahwa stabilitas kemanan di Bali merupakan peluang dalam perumusan strategi masa mendatang dalam penelitian mereka. 6) Situasi politik yang stabil Situasi politik di Bali tergolong kondusif dan stabil. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tokoh politik yang menempatkan Bali sebagai salah satu target kampanyenya. Disadari betul posisi Bali sebagai pintu gerbang nasional, terutama dalam kaitannya dengan keamanan Indonesia. Bukan hanya untuk kepentingan pariwisata dan wisatawan mancanegara keamanan Bali menjadi acuan, namun Bali juga menjadi ukuran stabilitas dan labilitas situasi politik di Tanah air. Berangkat dari pemikiran inilah, dapat dipahami jika keberadaan Pulau Bali sebagai pusat dan tujuan wisata utama di tanah air menjadi alasan utama mengapa Bali begitu dipentingkan sebagai lahan berpolitik. Saat ini peta politik di Bali bergerak sangat dinamis. Hali ini disebabkan oleh sistem politik demokrasi telah memberikan ruang gerak kebebasan untuk mendirikan partai politik. Masyarakat sudah mulai merasakan dan menikmati kebebasan berpolitik, dan kesadaran akan perbedaan pilihan partai sudah mulai tumbuh. Namun hal ini tidak menyurutkan situasi politik yang stabil di Bali, terlihat dari terjaganya keamanan yang kondusif, sehingga Bali menjadi tuan rumah dalam event internasional, diantaranya KTT APEC dan ajang Miss World

110 yang diikuti oleh 131 negara dan 3.000 wartawan dari berbagai negara di dunia (Metrobali, 2012). 7) Budaya gemar membaca di Bali Berdasarkan undang-undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan bahwa budaya gemar membaca menjadi tanggungjawab keluarga, satuan pendidikan (sekolah), masyarakat, maupun pemerintah. Kebiasaan gemar membaca perlu ditumbuhkembangkan di semua kalangan dalam masyarakat terlebih anak-anak sejak dini. Namun kenyatannya, di tingkat ASEAN minat baca anak Indonesia relatif lebih rendah. Badan Internasional yang konsen pada evaluasi pendidikan (IAEE) dalam sebuah studi kemampuan membaca murid-murid SD kelas IV pada 30 negara di dunia, disimpulkan bahwa Indonesia menempati posisi ke 29, diatas Negara Venezuela yang menempati posisi paling terakhir (Tribun Pontianak, 2012). Melihat kondisi seperti ini, Gerakan Anak Indonesia bergerak dan berupaya untuk meningkatkan budaya gemar membaca sejak dini, dengan menggunakan Metode Kubaca yaitu menerapkan belajar membaca yang menyenangkan agar kedepannya anak-anak akan tumbuh menjadi masyarakat yang produktif. Pemerintahan pun menunjukkan tingkat kepedulian yang tinggi melalui pencanangan Bulan Gemar membaca dan Hari Kunjung Perpustakaan sejak tanggal 14 September 1995 oleh Presiden Soeharto yang terus berlanjut sampai saat ini. Pemerintah Provinsi Bali pun menunjukkan kepeduliannya terhadap budaya gemar

111 membaca di Bali. Setiap tahunnya, Pemerintah Provinsi Bali mengadakan kegiatan lomba bercerita tingkat SD/MI dan SMP se-bali, berpidato tingkat SMA/SMK se-bali, dan lomba perpustakaan tingkat desa/kelurahan se-bali. Agar dapat dicapai hasil yang optimal upaya meningkatkan minat baca di lingkungan siswa harus dipupuk dan digiatkan secara serentak dan terpadu (Badan Perpustakaan dan Arsip Pemerintah Provinsi Bali, 2012). Kepedulian pemerintah dalam upaya meningkatkan budaya gemar membaca di Bali menjadi peluang bagi perusahaan di masa yang akan datang. Namun, selain sebagai peluang, indikator ini juga sekaligus menjadi ancaman bagi perusahaan di masa yang akan datang. Apabila upaya pemerintah ini tidak berhasil, maka rendahnya budaya gemar membaca akan mengancam perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. 8) Perkembangan software dan hardware yang user friendly Sistem software dan hardware yang terkait dengan informasi dan teknologi sangatlah penting bagi kinerja dan lancarnya proses bisnis di TB Gramedia Duta Plaza, karena kedua hal ini terkait erat dengan sistem komputerisasi perusahaan sebagai kunci utama berjalannya kegiatan perusahaan, baik dalam bidang manajemen, operasional ataupun administrasi. Maka dari itu software dan hardware yang user friendly sangat diperlukan, sebab tidak semua karyawan TB Gramedia adalah karyawan yang melek teknologi. Saat ini software yang digunakan pada

112 TB Gramedia Duta Plaza adalah : Sistem Oracle. Hardware yang digunakan adalah server ERP dan PC 9) Tingkat pertumbuhan industri, dalam hal ini industri retail toko buku Jumlah toko buku di Indonesia terus bertambah, namun belum didukung minat baca masyarakat yang tinggi, sehingga pertumbuhan industri buku belum menggembirakan. Karena itu, adanya pameran buku seperti Book Fair Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia) Denpasar-Bali yang dilaksanakan di zona sekolah, Jl. Kamboja-Denpasar disambut baik penerbit untuk bisa menjual buku dengan harga terjangkau pada masyarakat. Sementara itu, Ketua Ikapi Cabang DKI Jakarta H.E Afrizal Sinaro, menyatakan rendahnya daya baca masyarakat bisa dilihat dari jumlah buku yang diterbitkan di Indonesia. Selain itu, hingga saat ini untuk satu judul buku baru dicetak di kisaran 3.000 eksemplar atau 5.000 eksemplar jika buku diyakini bakal laris. Keadaan ini belum beranjak dari 10-15 tahun lalu. Hal ini bisa menggambarkan pertumbuhan minat baca masyarakat yang belum signifikan (Napitupulu, 2012). Dalam industri retail buku, hingga saat ini TB Gramedia masih menjadi market leader. Hal inilah yang menjadikan peluang bagi TB Gramedia Duta Plaza untuk memenangkan persaingan hingga di masa yang akan datang. 10) Potensi belanja konsumen Pada dasarnya, setiap individu memerlukan buku. Sejak usia balita, masuk sekolah, di dunia kerja, sampai lanjut usia, buku sangatlah penting, karena buku adalah jendela ilmu. Pertumbuhan ekonomi regional Bali

113 menunjukkan percepatan pertumbuhan di tahun 2012, hal ini memperlihatkan kondisi ekonomi Bali semakin baik. Membaiknya kondisi perekonomian regional Bali memberikan pengaruh positif terhadap tingkat ekonomi dan daya beli masyarakat Bali. Kondisi ini menunjukkan dukungan terhadap potensi belanja konsumen dan menjadikannya peluang bagi TB Gramedia Duta Plaza dimasa mendatang. 11) Tingkat pertumbuhan penduduk di Bali khususnya di Kota Denpasar yang merupakan pasar potensial perusahaan Setiap tahun, laju pertumbuhan penduduk Bali tumbuh rata-rata 2,15persen. Maka setiap tahunnya, penduduk Bali bertambah 87.700 jiwa. Ini sebagai akibat serbuan pendatang yang mencoba mengadu nasib di Bali terus meningkat, disamping tingkat kelahiran juga bertambah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Bali, jumlah penduduk Kota Denpasar di Tahun 2012 adalah 834.881 jiwa. Kota Denpasar memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Bali, dengan 6.534 jiwa per km. Padahal, idealnya setiap satu kilometer persegi, jumlah penduduk adalah 1.000 jiwa atau 40 orang per hektar (Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2012). Penduduk Kota Denpasar merupakan pasar potensial bagi TB Gramedia Duta Plaza, karena TB Gramedia ini letaknya di Kota Denpasar. Tingginya tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk di Bali, khususnya di Kota Denpasar, akan membuka peluang bagi TB Gramedia Duta Plaza untuk berusaha memanfaatkan besarnya pasar potensial ini, sehingga jumlah