BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN

STUDI DAN EKONOMI GERAKAN. Amalia, S.T., M.T.

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

STUDY 07/01/2013 MOTION STUDY DAPAT DILAKUKAN DG: SEJARAH MUNCULNYA MOTION DEFINISI : 2. MEMOMOTION STUDY LANGKAH-LANGKAH MICROMOTION

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PETA PETA KERJA. Nurjannah

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

PENGUKURAN WAKTU TIDAK LANGSUNG DATA WAKTU GERAKAN

Tabel 2.4 Penyesuaian menurut Westinghouse

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

MODUL 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA (MICROMOTION STUDY)

III. TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN SISTEM KERJA. PPMJ Diploma IPB

LOGO EKONOMI GERAKAN

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran Kerja Tidak Langsung (Predetermined Motion-Time System)

BAB II LANDASAN TEORI

PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. KEMBANG BULAN

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL MICROMOTION AND TIME STUDY

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG. Amalia, S.T., M.T.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Method Time Measurement (MTM-1) Nurjannah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

practicum apk industrial engineering 2012

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. practicum apk industrial engineering Latar Belakang

STUDI GERAK DAN WAKTU

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 Tinjauan Pustaka

GAMBARAN KESELURUHAN TEKNIK TATA CARA KERJA

Pengukuran Waktu kerja Metode (Methods Time Measurement)

USULAN PERBAIKAN METODA KERJA PADA STASIUN KERJA POLA DENGAN MOTION ECONOMY CHECK LIST (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU CIBADUYUT X )

BAB II LANDASAN TEORI

Menganggur Independent Kerja Kombinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PASCA PANEN PADI 2.2 PENGGILINGAN PADI

MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005 / 2006

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

Analisa Penetapan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar di PT. Semen Tonasa

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk).

(Studi Gerakan Mikro)

BAB II LANDASAN TEORI

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB 6 USULAN DAN ANALISIS

WORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peta kerja atau biasa disebut Peta Proses (process chart) merupakan alat

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA

Perbaikan Metode Kerja Untuk Meminimasi Waktu Proses Menggunakan Maynard Operation Sequence Technique (MOST) (Studi Kasus PT Pan Panel, Palembang)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Sistem Kerja

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

KOMPENSASI. Pengertian. Tujuan Administrasi Kompensasi 23/12/2014

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PEMBUATAN BISKUIT

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

III. TINJAUAN PUSTAKA

Lakukan Pekerjaanmu secara Efektif & Efisien

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA BERDASARKAN MICROMOTION STUDY DAN PENERAPAN METODE 5S UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A;Latar Belakang

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

Tujuan administrasi kompensasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa definisi motivasi dari beberapa ahli : 1. Menurut George R. Terry. Ph. D (1977)

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran waktu kerja Pengukuran waktu kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Dari pengukuran waktu kerja dan waktu baku suatu pekerjaan yang berguna untuk: 1. Masalah Power Planning ( Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja ). 2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan atau pekerja. 3. Penjadwalan produksi dan anggaran. 4. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan atau pekerja yang berprestasi. 5. Indikasi output yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja. Waktu normal adalah waktu yang diperoleh dari hasil observasi dikalikan dengan Performance Rating. Wn = Ws x p Dimana : Wn = Waktu normal Ws p = Waktu siklus rata-rata = faktor penyesuaian

19 Sedangkan waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku = waktu normal x 100% 100% - % kelonggaran Dalam waktu baku ditentukan juga kelonggaran yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. Pengukuran waktu kerja itu sendiri dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu : pengukuran waktu kerja secara langsung dan pengukuran waktu kerja secara tidak langsung. 2.1.1 Pengukuran waktu kerja secara langsung Pengukuran waktu kerja secara langsung merupakan pengukuran waktu kerja yang dilaksanankan secara langsung yaitu ditempat pekerjaan yang diukur tersebut dijalankan. Metode pengukuran waktu secara langsung dapat digunakan dengan menggunakan jam henti ( stopwatch ) dan dengan metode sampling kerja ( work sampling ). Dibawah ini akan dibahas tentang kedua metode tersebut.

20 2.1.1.1 Pengukuran waktu kerja dengan menggunakan jam henti ( Stopwatch Time Study ). Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini menggunakan jam henti ( Stopwatch ) sebagai alat utamanya. Metode ini ditemukan oleh Frederick W. Taylor pada abad ke-19. Cara ini tampaknya merupakan cara yang paling banyak dikenal, dan karenanya banyak dipakai. Salah satu yang menyebabkan adalah kesederhanaan aturan-aturan pengajaran yang dipakai. 2.1.1.2 Pengukuran waktu kerja dengan metode sampling kerja. Pengukuran waktu kerja dengan metode sampling kerja merupakan cara langsung karena dilakukan dengan mengukur secara langsung dimana pekerjaan dilakukan. Berbeda dengan pengukuran waktu kerja dengan jam henti, pengukuran waktu kerja dengan metode sampling kerja tidak dilakukan terus menerus di tempat dimana pekerjaan dilakukan, melainkan dilakukan pada waktuwaktu tertentu yang ditentukan secara acak. Kegunaan dari metode sampling kerja, adalah : Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja oleh pekerja. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin. Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja tidak langsung. Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.

21 2.1.2 Pengukuran waktu kerja secara tidak langsung Pengukuran waktu kerja secara tidak langsung adalah melakukan perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus berada di tempat pekerjaan yang diukur. Disini aktivitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia, yaitu dengan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen gerakan. Cara ini biasa dilakukan dalam aktivitas data waktu baku (standard data) dan data waktu gerakan ( predetermined time system ). 2.1.2.1 Pengukuran waktu kerja dengan sistem faktor kerja ( work factor system ) Pada faktor kerja, suatu pekerjaan dibagi atas elemen-elemen gerak menjangkau (Reach), membawa (Move), memegang (Grasp), mengarahkan sementara (Preposition), merakit (Assemble),melepaskan rakitan (Diassemble), memakai (Use), melepaskan (Release), dan proses mental (Mental Proses), sesuai dengan pekerjaan yang bersangkutan. Dalam menentukan waktu penyelesaiannya, yang diperhatikan adalah bagian badan yang menggerakkannya. Umumnya bagian badan yang bergerak adalah jari atau telapak tangan, putaran lengan, lengan, telapak kaki, dan kaki. Selain itu diperhatikan pula faktor-faktor lain yang mempengaruhi lamanya waktu gerakan yaitu jarak, berat atau hambatan, keadaan perhentian, pengarahan, kehati-hatian gerakan dan perubahan arah gerak, yang semuanya ini disebut faktor-faktor kerja.

22 2.1.2.1.1 Variabel Utama dari Faktor Kerja ( Work Factor ) Ada empat variabel yang diperhtiungkan disini, yaitu anggota badan yang digerakkan, jarak yang ditempuh, kontrol manusia ( manual control ) yang diperlukan dan berat atau tahanan yang menghambat. Dalam faktor kerja diperhatikan enam faktor anggota badan berikut : Jari atau telapak angan ( F atau H ), yang dimaksud disini adalah gerakan jari atau telapak tangan bersumbu pada pergelangan tangan. Putaran lengan ( LS ), yang termasuk disini adalah bila lengan dibawah berputar pada sumbunya sementara siku ditekuk. Selain itu seluruh tangan berputar pada sumbunya dengan berpangkal pada bahu dan siku tidak ditekuk, begitu pula kombinasi antara keduanya. Lengan ( A ), gerakan lengan terjadi bila lengan bawah bergerak dengan sumbu siku, seluruh lengan bergerak dengan sumbu bahu atau kombinasi keduanya. Badan bagian atas ( T ), gerakan badan bagian atas dapat berupa gerakan ke depan, ke belakang, ke samping ataupun berputar. Telapak kaki ( F ), bila telapak kaki bergerak mengerjakan sesuatu, seperti ketika menginjak pedal gas. Selain itu ada juga variabel-variabel lain yang harus diperhatikan dan diperhitungkan, yaitu : Jarak ( D ), yang dimaksud dengan jarak adalah jarak lurus antara titik dimulainya gerakan sampai titik berhentinya.

23 Berat atau Tahanan (W) Dua gaya yang harus diperhatikan adalah tahanan yang harus diatasi dan berat benda yang dipindahkan. Penyelidikan kerja menunjukkan bahwa berat atau tahanan, untuk sekelompok berat tertentu tidak mempunyai perbedaan yang berarti satu dari lainnya sehingga perbedaan ini dapat diabaikan. Karenanya pengaruh faktor ini pada waktu gerakan dibagi dalam beberapa kelompok berat. Kontrol manual Kontrol terhadap suatu gerakan mempengaruhi lamanya gerakan. Semakin besar kontrol diperlukan, semakin lama waktu yang dibutuhkannya. Besar kecilnya kontrol ditentukan oleh beberapa banyak diantara faktor dibawah ini yang tersangkut dalam suatu gerakan : Keadaan Perhentian yang pasti ( Definete Stop ), yang dilambangkan dengan ( D ). Bila letak perhentian suatu gerakan merupakan tempat yang pasti, maka perhentian ini disebut perhentian pasti. Umumnya gerakan jangkau yang mendahului gerakan pegang atau angkut yang mendahului gerakan rakit harus berhenti pada suatu tempat yang pasti. Pengarahan ( Steering ), yang dilambangkan dengan ( S ). Bila letak perhentian suatu gerakan merupakan tempat yang pasti maka perhentian ini disebut pengarahan. Seringkali faktor ini terjadi bersama perhentian pasti, dimana untuk suatu gerakan diperlukan faktor pengarahan.

24 Kehati-hatian ( Precaution ), yang dilambangkan dengan ( P ). Gerakan yang pengerjaannya memerlukan kehati-hatian misalnya untuk menghindari, atau kontrol lain, mengandung faktor kehati-hatian didalamnya. Perubahan Arah Gerak ( Change Direction ), dilambangkan dengan (U). Perubahan arah gerak adalah faktor yang tersangkut bila dalam suatu gerakan terjadi perubahaan arah yang cukup tajam. 2.1.2.1.2 Tabel Data Waktu Gerakan untuk Faktor Kerja ( The Work Factor Motion Time Table ). Data waktu gerakan menurut faktor kerja dapat dilihat dalam tabel. Data waktu gerakan ini ditabelkan sedemikian rupa sehingga jika suatu gerakan kerja setelah dapat didefinisikan sesuai dengan empat variabel utama yang telah diuraikan. Maka waktu penyelesaian pekerjaan yang tepat akan bisa dipilih secara cepat. Harga-harga yang tercantum dalam tabel masih belum termasuk faktor kelonggaran. Tabel waktu gerakan kerja mencantumkan waktu-waktu gerakan menurut anggota badan yang menggerakkannya. Pada bagian paling kiri setiap tabel akan terdapat kolom jarak, yaitu jarak yang harus ditempuh oleh setiap gerakan. Kolom disebelah menunjukkan waktu untuk gerakan tersebut bila gerakannya merupakan gerakan dasar, yaitu gerakan dengan tiada satu faktor kerja yang terkait didalamnya.

25 Tabel 2.1 Work Factor Motion Time Table for Detailed Analysis ( Time in ten thousandths of a minute ) Distance Moved Work Factors Distance Moved Work Factors Basic 1 2 3 4 Basic 1 2 3 4 ( A ) Arm Measured at Knuckles ( L ) Leg Measured at Ankle 1 2 3 4 5 18 20 22 26 29 26 29 32 38 43 34 37 41 48 55 40 44 50 58 65 46 50 57 66 75 1 2 3 4 5 21 23 26 30 34 30 33 37 43 49 39 42 48 55 63 46 51 57 66 75 53 58 65 76 86 6 7 8 9 10 32 35 38 40 42 47 51 54 58 61 60 65 70 74 78 72 78 84 89 93 83 90 96 102 107 6 7 8 9 10 37 40 43 46 48 54 59 63 66 70 69 75 80 85 89 83 90 96 102 107 95 103 110 117 123 11 12 13 14 15 44 46 47 49 51 63 65 67 69 71 81 85 88 90 92 98 102 105 109 113 112 117 121 125 129 11 12 13 14 15 50 52 54 56 58 72 75 77 80 82 94 97 101 103 106 112 117 121 125 130 129 134 139 144 149 16 17 18 19 20 52 54 55 56 58 73 75 76 78 80 94 96 98 100 102 115 118 120 122 124 133 137 140 142 144 16 17 18 19 20 60 62 63 65 67 84 86 88 90 92 108 111 113 115 117 133 135 137 140 142 153 158 161 164 166 22 24 26 28 30 61 63 66 68 70 83 86 90 93 96 106 109 113 116 119 128 131 135 139 142 148 152 156 159 163 22 24 26 28 30 70 73 75 78 81 96 99 103 107 110 121 126 130 134 137 147 151 155 159 163 171 175 179 183 187 35 40 76 81 103 109 128 135 151 159 171 179 35 40 87 93 118 126 147 155 173 182 197 206 Weight Male In Lbs. Fem. 2 1 7 3 1 / 2 13 6 1 / 2 20 10 UP UP Weight Male In Lbs. Fem. 8 4 42 21 UP UP - - - -

26 Tabel 2.2 Work Factor Motion Time Table for Detailed Analysis ( lanjutan) Distance Moved 1 2 3 4 5 ( Time in ten thousandths of a minute ) Work Factors Basic 1 2 3 4 Distance Moved Work Factors Basic 1 2 3 4 ( T ) Trunk Measured at Shoulder (F,H) Finger Hand Measured at Finger Tip 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Weight Male In Lbs. Fem. 26 29 32 38 43 47 51 54 58 61 63 66 68 71 73 75 78 80 82 84 Work Factor Symbols W-Weight or Resistance S-Directional Control P-Care ( Precaution ) U-Change Direction D-Definite Stop 38 42 47 55 62 68 74 79 84 88 91 94 97 100 103 105 108 111 113 116 11 58 5 1 / 2 29 49 53 60 70 79 87 95 101 107 113 118 123 127 130 133 136 139 142 145 148 UP UP 58 64 72 84 95 105 114 121 128 135 141 147 153 158 163 167 170 173 176 179 - - 67 73 82 96 109 120 130 139 147 155 162 169 175 182 188 193 199 203 206 209 - - 1 2 3 4 Weight Male In Lbs. Fem. 1 2 3 4 Weight Male In Lbs. Fem. 16 17 19 23 23 25 28 33 2 / 3 1 / 3 2 1 / 2 1 1 / 4 29 32 36 42 4 4 ( FT ) Foot Measured at Toe 20 22 24 29 5 2 1 / 2 29 32 35 41 22 11 37 40 45 53 UP UP 35 38 43 50 UP UP 44 48 55 64 - - 40 44 49 58 - - 51 55 63 73 - - (FS) Forearm Swivel-Measured at knuckles 45 0 90 0 135 0 180 0 Torque Male Lbs.ins Fem. 17 23 28 31 1 1 / 2 Walking Time 30 Paces Type 1 2 Over 2 General Restricted Analyze From Table 260 300 3 120+80/Pace 120+100/Pace 22 30 36 40 13 6 1 / 2 28 37 44 49 UP UP 32 43 52 57 - - Visual Inspection Focu 20 Inspect 30/point React 20 37 49 58 65 - - Head Turn 45 0 40 90 0 60 Add 100 for 120 0 180 0 Turn at Start or Finish Up Steps ( 8 Rise 10 Flat ) 126 Down Steps 100 1 Time Unit = 006 Second 0001 Minute 00000167 Hour

27 Pada work factor system, suatu pekerjaan dibagi atas elemen-elemen gerakan standar kerja sebagai berikut : Transport atau Reach and Move ( TRP ) Grasp ( GR ) Pre Position ( PP ) Assemble ( ASY ) Use ( manual, process or machine time ) - ( USE ) Disassemble ( DSY ) Mental Process ( MP ) Release ( RL ) Kemudian simbol-simbol yang dipergunakan untuk menunjukkan anggota tubuh yang dipergunakan dan faktor-faktor kerja juga distandarkan sebagai berikut : Tabel 2.3 Anggota Tubuh dan Faktor Kerja yang Digunakan dalam Metode Work Factor Anggota Tubuh Simbol Anggota Tubuh Simbol Finger F Weight of Resistance W Hand H Directional Control S Arm A Steer S Forearm FS Care ( Precaution ) P Trunk T Change Direction U Foot FT Define Stop D Leg L Head Turn HT

28 2.1.2.2 Pengukuran waktu kerja dengan menggunakan pengukuran waktu metoda. Pengukuran waktu metoda membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen-elemen gerakan Menjangkau, Mengangkut, Memutar, Position, Melepas, Lepas Rakit, gerakan mata ( Eye Movement ) dan beberapa gerakan anggota badan lain. Gerakan waktu setiap elemen gerakan ini ditentukan menurut beberapa kondisi yang disebut dengan kelas-kelas. Kelas-kelas ini dapat menyangkut beberapa keadaan perhentian, keadaan obyek disentuh atau dibawa, sulit mudahnya menangani obyek atau kondisi-kondisi lain. Gerakan waktu tiap elemen gerakan ini ditentukan menurut kondisi, yaitu : Menjangkau ( R ) ada lima kelas, yaitu : Menjangkau Kelas A : gerakan menjangkau kearah suatu obyek ditangan lain. Menjangkau Kelas B : gerakan menjangkau kearah suatu sasaran yang tempatnya berada pada jarak kira-kira tapi tertentu dan diketahui. Menjangkau Kelas C : gerakan menjangkau kearah obyek yang tercampur aduk dengan banyak obyek lain. Menjangkau Kelas D : gerakan menjangkau kearah obyek yang sangat kecil, sehingga diperlukan suatu pegangan yang teliti. Menjangkau Kelas E : gerakan menjangkau kearah suatu sasaran yang tempatnya tidak pasti.

29 Mengangkut ( M ), ada tiga kelas yaitu : Mengangkut Kelas A : bila mengangkut merupakan perpindahan obyek dari satu tangan ke tangan lain. Mengangkut Kelas B : bila mengangkut merupakan pemindahan obyek kesuatu sasaran yang letaknya tidak pasti. Mengangkut Kelas C : bila mengangkut merupakan pemindahan obyek ke sasaran yang letaknya pasti. Memutar ( T ) adalah gerakan yang dilakukan untuk memutar tangan dengan baik dalam keadaan kosong maupun tanpa beban. Waktunya tergantung pada besarnya derajat pemutaran dan beratnya. Memegang ( G ) adalah elemen dasar yang digerakkan dengan maksud utama untuk menguasai sebuah atau beberapa obyek baik dengan jari maupun dengan tangan untuk memungkinkan melakukan gerakan dasar berikutnya. Melepas ( R ) adalah gerakan dasar penguasaan atas suatu obyek dengan jari atau tangan. Lepas rakit ( D ) adalah gerakan dasar untuk memisahkan suatu obyek dari obyek lainnya. Gerakan Mata ( E ), umumnya gerakan mata tidak mempengaruhi waktu gerakan, kecuali bila gerakan diarahkan oleh mata. Gerakan-gerakan badan lainnya, yang dimaksud dengan bagian-bagian badan lainnya adalah kaki, telapak tangan, serta bagian-bagian lainnya seperti lutut, pinggang dan lain-lain.

30 2.1.3 Penyesuaian Setelah pengukuran berlangsung, pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan operator. Kewajaran kerja dapat mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjangnya waktu penyelesaian. Hal ini jelas tidak diinginkan karena waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang baku yang diselesaikan secara wajar. Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian. Besarnya harga p tentunya sedemikian rupa sehingga hasil perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau yang normal. Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja diatas normal, maka harga p nya akan lebih besar dari satu ( p1 ). Sebaliknya jika operator bekerja dibawah normal, maka harga p nya lebih kecil dari satu ( p ). Seandainya pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p=1). Disamping konsep-konsep yang dikemukakan oleh International Labour Organization, terdapat juga konsep yang lebih terperinci yaitu yang dikemukakan oleh Lawry Maynard dan Stegemarten melalui cara penyesuaian Westinghouse. Mereka berpendapat bahwa ada empat faktor yang menyebabkan kewajaran atau ketidak wajaran dalam bekerja yaitu ketrampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi. Dimana dalam empat faktor ini akan dibagi ke dalam kelas sesuai dengan kondisi.

31 2.1.4 Kelonggaran ( Allowance ) Kelonggaran dibagi menjadi tiga, yaitu untuk kebutuhan pribadi menghilangkan rasa fatique, dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Ketiganya ini merupakan hal-hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja, dan selama pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat ataupun dihitung. Karenanya sesuai pengukuran dan setelah mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini adalah, hal-hal seperti minum sekadarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakapcakap dengan teman sekerja untuk menghilangkan kejenuhan ataupun ketegangan dalam bekerja. Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti itu berbeda-beda dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya karena setiap pekerjaan mempunyai karakteristik yang berbeda. Besar kelonggaran untuk pekerja pria dan wanita berbeda, misalnya : umtuk pekerjaan ringan pada kondisi normal, pria memerlukan 2 2.5 % dan wanita 5% ( persentase ini adalah dari waktu normal ). Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun kualitas. Karenanya salah satu cara untuk menentukan besarnya kelonggaran ini adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat-saat dimana hasil produksi menurun.

32 Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak lepas dari berbagai hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan dan menganggur dengan sengaja. Ada pula hambatan yang tidak dihindarkan karena berada diluar kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya. Salah satu cara yang biasanya digunakan untuk menentukan besarnya kelonggaran bagi hambatan yang tidak terhindarkan adalah dengan melakukan sampling pekerjaan. 2.2 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan merupakan suatu alat studi gerakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan. Melalui peta ini kita bisa melihat semua operasi secara lengkap, yang berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut. Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan, yaitu : Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga dapat mempersingkat waktu kerja.

33 Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja. Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara kerja yang ideal. 2.3 Gerakan-gerakan Fundamental untuk pelaksanaan kerja manual ( Therbligs ). Suatu pekerjaan yang utuh dapat diuraikan menjadi gerakan dasar, yang oleh Gilberth diuraikan kedalam 17 therblig. Sebagian besar dari elemenelemen dasar therblig merupakan gerakan tangan yang biasa terjadi, terlebih-lebih bersifat manual. Suatu pekerjaan dapat diuraikan menjadi beberapa elemen gerakan guna mendapatkan rangkaian gerakan yang lebih efisien. 1. Mencari ( Search ) Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar bagi pekerja untuk menemukan lokasi obyek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata. Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari obyek dan berakhir bila obyek sudah ditemukan. Tujuan dari menganalisa therblig ini adalah untuk menghilangkan sedapat mungkin gerak yang tidak perlu. Tujuan lain dari penganalisaan gerakan ini adalah untuk memudahkan seseorang pekerja baru dapat dengan cepat menyesuaikan dirinya, terutama dalam pengenalan tempat-tempat peralatan dan bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaannya. Untuk menghilangkan atau mengurangi waktu mencari, seorang perancang kerja harus memperhatikan beberapa aspek-aspek ini.

34 Sudah jelaskah ciri-ciri obyek yang akan diambil? Sudah tetapkah tempatnya? Dapatkah dipakai tempat obyek yang tembus pandang? Apakah susunan tata letak tempat kerja yang sudah ada merupakan yang terbaik untuk mengurangi gerakan mencari? Apakah kebutuhan akan cahaya sudah terpenuhi? 2. Memilih ( Select ) Memilih merupakan gerakan untuk menemukan suatu obyek yang tercampur, tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan gerakan ini. Therblig ini dimulai pada saat tangan dan mata mulai memilih, dan berakhir bila obyek sudah ditemukan. Gerakan memilih merupakan gerakan yang tidak efektif, sehingga sedapat mungkin harus dihindarkan. Aspek-aspek yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengurangi atau menghilangkan elemen gerakan memilih adalah : Apakah obyek-obyek yang berbeda ditempatkan pada tempat yang sama? Dapatkah permukaan wadah diperluas? Dapatkah dipakai tempat yang tembus pandang? 3. Memegang ( Grasp ) Therblig ini adalah gerakan untuk memegang obyek, biasanya didahului oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan dengan gerakan membawa. Therblig ini

35 merupakan gerak yang efektif dari suatu pekerjaan dan meskipun sulit untuk dihilangkan, dalam beberapa keadaan masih dapat dikurangi. Untuk memperbaiki elemen gerakan memegang, beberapa pertanyaan dibawah ini dapat dipakai sebagai pedoman. Dapatkah beberapa obyek dipegang sekaligus? Dapatkah obyek tersebut digelincirkan? Dapatkah bibir tempat penyimpanan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan gerakan ini? Dapatkah obyek yang akan dipegang diletakkan sedemikian rupa sehingga memudahkan usaha pemegangan? Dapatkah permukaan wadah ditumpulkan? Dapatkah permukaan tempat meletakkan obyek yang akan dipegang dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan pemegangan? Dapatkah dipakai peralatan untuk membantu memegang obyek? Salah satu alat yang dapat dipakai untuk mencapai hal diatas adalah peralatan yang memakai prinsip magnit. 4. Menjangkau ( Reach ) Pengertian menjangkau dalam therblig ini adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati ataupun menjauhi. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan melepas ( Release ) dan diikuti oleh gerakan memegang. Therblig ini dimulai pada saat tangan mulai berpindah dan berakhir bila tangan sudah berhenti.

36 Seperti juga memegang, menjangkau sulit untuk dihilangkan secara keseluruhan dari siklus kerja. 5. Membawa ( Move ) Elemen gerak membawa juga merupakan gerak perpindahan tangan, hanya dalam gerakan ini tangan dalam keadaan terbeban. Gerakan membawa biasanya didahului oleh gerakan memegang dan dilanjutkan dengan gerakan melepas atau bisa juga dilanjutkan dengan gerakan mengarahkan ( Position ). Therblig ini mulai dan berakhir pada saat yang sama dengan menjangkau, karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi waktu geraknya pun hampir sama yaitu jarak pindah. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat dipakai sebagai pedoman untuk memperbaiki gerakan menjangkau dan membawa. Dapatkah jarak tempuh dikurangi? Apakah cara yang terbaik sudah dipakai? Apakah anggota badan yang digerakkan sudah tepat? Dapatkah waktu dikurangi dengan mengangkut barang sekaligus? Dapatkah perubahan arah gerak dihindari? Dapatkah obyek yang akan dipindahkan itu digelincirkan? 6. Memegang untuk memakai ( Hold ) Pengertian memegang untuk memakai disini adalah memegang tanpa menggerakkan obyek yang dipegang tersebut. Therblig ini merupakan gerakan

37 yang tidak efektif, dengan demikian sedapat mungkin harus dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Gerakan ini sering dijumpai pada pekerjaan merakit, dimana satu tangan memgang untuk memakai dan tangan yang satu melakukan pekerjaan memasang. Untuk melakukan perbaikan sehubungan dengan therblig diatas, pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat dipakai sebagai pedoman. Dapatkah pemegangan dilakukan oleh peralatan? Dapatkah diusahakan suatu penyangga tangan? 7. Melepas ( Release ) Elemen gerak ini terjadi bila seorang pekerja melepaskan obyek yang dipegangnya. Therblig ini dimulai pada saat pekerja mulai melepaskan tangannya dari obyek dan berakhir bila seluruh jarinya sudah tidak menyentuh obyek lagi. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan mengangkut atau pula gerakan mengarahkan dan biasanya diikuti oleh gerakan menjangkau. Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan perbaikan sehubungan dengan therblig diatas. Dapatkah gerakan ini dilakukan bersamaan dengan gerakan membawa? Apakah tempat obyek setelah dilepas telah dirancang dengan baik? Apakah setelah melepas beban, tangan atau alat angkut sudah dalam keadaan yang dioperasikan kembali? Dapatkah peralatan dipakai untuk melepas?

38 8. Mengarahkan ( Position ) Therblig merupakan gerakan mengarahkan suatu obyek pada suatu lokasi tertentu. Mengarahkan biasanya didahului oleh gerakan mengangkut dan biasa diikuti oleh gerakan merakit ( Assembling ). Gerakan ini mulai sejak tangan mengendalikan obyek misalnya memutar, menggeser tempat yang diinginkan dan berakhir pada saat gerakan merakit atau memakai dimulai. Waktu untuk mengarahkan sering diperbaiki dengan memperhatikan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : Apakah pengarahan diperlukan? Apakah obyek yang akan dipegang telah diletakkan sedemikian rupa sehingga memudahkan pengarahan? Dapatkah dipakai peralatan sebagai penuntun obyek yang akan ditempatkan? 9. Mengarahkan sementara ( Pre position ) Mengarahkan sementara merupakan elemen gerak mengarahkan pada suatu tempat sementara. Tujuan dari penempatan sementara ini adalah untuk memudahkan pemegangan apabila obyek tersebut akan dipakai kembali. Dengan demikian, untuk siklus kerja berikutnya elemen gerak mengarahkan diharapkan berkurang. Therblig ini sering terjadi bersama dengan therblig yang lain, diantaranya adalah mengangkut dan melepas.

39 10. Pemeriksaan ( Inspection ) Therblig ini merupakan pekerjaan memeriksa obyek untuk mengetahui apakah obyek telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Elemen ini dapat berupa gerakan melihat seperti untuk memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan permukaan, mencium, mendengarkan, dan kadang-kadang merasa dengan lidah. Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan obyek dengan suatu standard. Sehingga banyak atau sedikitnya waktu yang diperlukan untuk memeriksa, tergantung pada kecepatan operator untuk menemukan perbedaan antara obyek dengan standard yang dibandingkan. Pemeriksaan yang dilakukan dalam therblig ini dapat berupa pemeriksaan kualitas seperti baik atau buruknya obyek yang ditentukan oleh warnanya, dapat pula berupa pemeriksaan kualitas berdasarkan banyaknya jumlah cacatnya. Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat dipelajari untuk memperbaiki elemen gerak ini : Dapatkah gerakan ini dilakukan sekaligus bersamaan dengan therblig yang lain? Dapatkah dipakai suatu alat yang dapat memberikan beberapa obyek sekaligus? Apakah penambahan cahaya dapat mempercepat pemeriksaan? Apakah jarak obyek yang diperiksa sudah tepat dari mata operator? Apakah dapat dipakai peralatan membantu atau menggantikan bagian tubuh untuk pemeriksaan?

40 11. Perakitan ( Assemble) Perakitan adalah gerakan untuk menggabungkan suatu obyek dengan obyek yang lain sehingga menjadi satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh salah satu therblig membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan oleh therblig melepas. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap dipasang ( biasanya setelah diarahkan ) dan berakhir bila obyek tersebut sudah tergabung secara sempurna. 12. Lepas Rakit ( Disassemble ) Therblig ini merupakan kebalikan dari therblig diatas, disini dua bagian obyek dipisahkan dari suatu kesatuan. Gerakan lepas rakit biasanya didahului oleh memegang dan dilanjutkan dengan therblig membawa atau biasanya juga dilanjutkan oleh therblig melepas. Biasanya akhir dari lepas rakit merupakan awal dari salah satu gerakan membawa atau melepas. 13. Memakai ( Use ) Yang dimaksud memakai disini adalah bila satu tangan atau kedua-duanya dipakai untuk menggunakan alat. Lamanya waktu yang dipergunakan untuk gerak ini tergantung dari jenis pekerjaan dan ketrampilan dari pekerjanya.

41 14. Kelambatan yang tak terhindarkan ( Unavoidable delay ) Kelambatan yang dimaksudkan disini adalah kelambatan yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi diluar kemampuan pengendalian pekerja. Hal ini timbul karena ketentuan cara kerja yang mengakibatkan satu tangan menganggur sedangkan tangan yang lainnya bekerja. Kelambatan ini dapat dikurangi dengan mengadakan perubahan atau perbaikan pada proses operasi. 15. Kelambatan yang dapat dihindarkan ( Avoidable delay ) Kelambatan ini disebabkan oleh hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh pekerjanya, baik disengaja ataupun tidak disengaja. Untuk mengurangi kelambatan ini, harus diadakan perbaikan oleh pekerjanya sendiri tanpa harus merubah proses operasinya. 16. Merencana ( Plan ) Merencana merupakan proses mental, dimana operator berpikir untuk menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya. Waktu untuk therblig ini lebih sering terjadi pada seorang pekerja baru. 17. Istirahat untuk menghilangkan Fatique ( Rest to Overcome Fatique ) Hal ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja, tetapi terjadi secara periodik. Waktu untuk memulihkan kondisi badan dari rasa fatique sebagai akibat kerja berbeda-beda, tergantung dari jenis pekerjaan dan juga individu pekerja.

42 Tabel 2.4 Lambang-lambang Therblig Nama Therblig Lambang Therblig Mencari ( Search ) Memilih ( Select ) Memegang ( Grasp ) Menjangkau ( Reach ) Membawa ( Move ) Memegang untuk memakai ( Hold ) Melepas ( Release load ) Pengarahan ( Position ) Pengarahan Sementara ( Pre Position ) Memeriksa ( Inspection ) Merakit ( Assemble ) Lepas Rakit ( Desassemble ) Memakai ( Use ) Kelambatan yang tak terhindar ( Unavoidable delay ) Kelambatan yang dapat dihindarkan ( Avoidable delay ) Merencana ( Plan ) Istirahat untuk menghilangkan fatique SH ST G RE M H RL P PP I A DA U UD AD Pn R ( Rest to overcome fatoque )

43 2.4 Ekonomi Gerakan Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, diperlukan perancangan sistem kerja yang baik. Oleh karena itu sistem kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan hasil kerja yang diinginkan. Hal ini penting karena sistem kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan yang ekonomis. 2.4.1 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Tubuh Manusia dan Gerakan-gerakannya. a. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama. b. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada waktu istirahat. c. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah. Ketiga prinsip diatas berkaitan cukup erat satu sama lainnya dan dapat dipertimbangkan secara bersama-sama. Pada umumnya setiap pekerjaan akan lebih mudah dan cepat jika dikerjakan sekaligus oleh tangan kanan dan tangan kiri. Hal ini sesuai dengan analisa gerak pada therblig. Gerakan yang simetris diperlukan agar kedua tangan mencapai keseimbangan antara satu dengan lainnya. Lintasan pekerjaan yang tidak teratur akan lebih cepat menimbulkan kelelahan, karena menimbulkan pekerjaan mental dan fisik yang lebih berat.

44 d. Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat. Yaitu hanya menggerakkan tangan atau bagian badan yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. e. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam pekerja. f. Gerakan yang patah-patah, banyak perubahan arah akan memperlambat gerakan tersebut. g. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti dari pada gerakan yang dikendalikan. Yang dimaksud dengan gerakan yang dikendalikan adalah gerakan yang terjadi pada suatu pekerjaan dimana memerlukan dua otot yang berlawanan kerjanya, misalnya pekerjaan menulis. Sedangkan yang dimaksud dengan gerakan balistik adalah gerakan yang bebas, dengan demikian dapat menggunakan tenaga sepenuhnya. h. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama yang alamiah bagi si pekerja. Yang dimaksud dengan irama adalah kecepatan rata-rata mengulang kembali gerakan, misalnya irama melangkah kaki, irama pernapasan mengikuti irama yang tertentu. Jadi irama dapat dikatakan suatu pengulangan yang teratur dari suatu siklus kerja oleh operator. i. Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata.

45 2.4.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja. a. Sebaiknya diusahakan agar bahan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap, karena dengan demikian akan memudahkan pekerja untuk mengambil bahan dan peralatan tersebut. Jika tempat bahan dan peralatan sudah tetap, tangan pekerja akan secara otomatis dapat mengambilnya, sehinga mencari yang merupakan pekerjaan mental dapat dihilangkan. b. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah, cepat dan enak untuk dicapai. Dari analisa therblig, sudah diketahui bahwa untuk menjangkau jarak yang pendek diperlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan bila jaraknya lebih jauh. Bersangkutan dengan jarak jangkau, terdapat dua pengertian yang penting untuk diketahui, yaitu daerah kerja normal dan daerah kerja maksimum. Daerah kerja normal adalah daerah didepan pekerja yang dapat dijangkau oleh kedua tangan bagian depan dengan tidak menggerakkan lengan bagian atas. Daerah kerja maksimum adalah daerah yang dapat dijangkau oleh tangan jika direntangkan secara penuh.

46 c. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga bahan yang akan dipakai selalu tersedia di tempat yang dekat untuk diambil. d. Sebaiknya untuk menyalurkan obyek yang sudah selesai dirancang mekanismenya yang baik. Penempatan obyek yang telah selesai dikerjakan, sebaiknya diatur dengan mempertimbangkan cara kerja secara keseluruhan, termasuk urut-urutan gerakannya.untuk membantu penempatan obyek yang telah selesai, dapat dirancang suatu mekanisme penyaluran obyek ke tempat penyimpanan dengan memanfaatkan prinsip gaya berat, sehingga tangan terbebas dari gerakan mengangkut yang lebih jauh. e. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa, sehingga gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urut-urutan terbaik. Agar didapatkan urut-urutan yang baik dari gerakan-gerakan yang membentuk suatu sistem kerja, bahan-bahan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tangan dapat mengambil bahan-bahan tersebut dengan secepatnya. Posisi penempatan suatu elemen gerak dalam suatu siklus kerja mungkin dapat berpengaruh pada waktu penyelesaian kerja secara keseluruhan. f. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri atau duduk dalam bekerja merupakan suatu hal yang menyenangkan.

47 g. Tipe tinggi kursi harus dirancang sedemikan rupa, sehingga pekerja bersikap ( mempunyai postur ) yang baik. Yang dimaksud dengan bersikap baik pada waktu duduk adalah sikap dimana kepala, leher, dada dan perut berada dalam keseimbangan yang baik ke arah vertikal. Posisi ini memungkinkan organ-organ tubuh seperti pernapasan, peredaran darah, pencernaan dan lain-lain bekerja dalam kondisi normal. Dengan demikian diharapkan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, akan mencapai efisiensi yang tinggi. h. Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehinga dapat membentuk kondisis yang baik untuk penglihatan. Pencahayaan yang baik merupakan kebutuhan utama dalam pekerjaan yang memerlukan ketelitian dalam penglihatan. Pada dasarnya setiap pekerjaan memerlukan pencahayaan yang baik, tetapi beberapa pekerjaan seperti pekerjaan memeriksa memerlukan pencahayaan yang lebih baik lagi. 2.5 Perhitungan biaya buruh langsung Biaya buruh langsung adalah upah yang harus dibayarkan kepada pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses pembuatan suatu produk. Biasanya merupakan pembayaran upah total pada operator dalam departemen produksi. Biaya buruh langsung ini merupakan salah satu komponen yang harus turut serta diperhitungkan dalam menyusun upah insentif.

48 Komponen-komponen yang seringkali termasuk dalam perhitungan biaya buruh langsung meliputi : 1. Upah Pokok Upah ini wajib diberikan kepada pekerja / buruh yang telah bekerja dalam batas jam kerja normal ( yang telah ditentukan ). 2. Upah Lembur Upah ini diberikan apabila pekerja / buruh telah bekerja diluar batas jam kerja normal ( diluar ketentuan jam kerja ). 3. Upah Tambahan Upah ini tidak merupakan suatu keharusan tetapi diberikan atas dasar kebijaksanaan perusahaan. Contohnya antara lain, upah kehadiran, upah makan, upah transport, dsb. 2.6 Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi tenaganya yang telah diberikannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Kompensasi ini dapat berupa upah dan gaji. Sebenarnya pengertian upah dan gaji adalah sinonim, tetapi upah lebih banyak dipakai untuk para pekerja ( buruh ), sedangkan gaji biasanya merupakan kompensasi untuk para pegawai. Gaji biasanya diberikan setiap bulan ( bulanan ) dalam jumlah yang pasti. Sedangkan upah dapat berupa bulanan atau kurang dari itu dan sangat dipengaruhi oleh volume output yang dihasilkan oleh setiap individu.

49 Dalam masalah pengupahan ini, terdapat 3 macam teori upah ekonomi, yakni : 1. Teori pasar Konsep ini menganggap bahwa upah ditentukan oleh hasil proses perundingan antara karyawan sebagai penjual tenaga dengan manajemen sebagai pembelinya. Jadi tingkat upah yang diterima ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan tenaga kerja. Dalam teori ini buruh diperlakukan sebagai barang. 2. Teori standard hidup Teori ini menyatakan bahwa upah harus dapat memberikan jaminan kepada buruh untuk menikmati hidup dengan layak, dan pengusaha harus memberikan upah cukup tinggi, memberikan servis lain seperti jaminan hari tua, pendidikan, tabungan dan hiburan. 3. Teori kemampuan untuk membayar Teori ini mempunyai anggapan bahwa tingkat pembayaran harus didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk membayar. Disini, besar kecilnya upah dipengaruhi oleh laba yang diterima oleh perusahaan. Apabila perusahaan memperoleh laba besar, maka karyawan harus menerima tambahan upah dari keuntungan tersebut.

50 2.7 Pengertian Upah Ada beberapa pengertian mengenai upah ini. Dibawah ini dikutipkan beberapa arti upah : 1. Arti upah menurut UU Kecelakaan Tahun 1974 No.33 Pasal 7 ayat a dan b, dimaksudkan dengan upah ialah : a. Tiap-tiap pembayaran berupa uang yang diterima oleh buruh sebagai ganti pekerjaan. b. Perumahan, makanan, bahan makanan dan pakaian dengan percuma, yang nilainya ditaksir menurut harga umum ditempat itu. 2. Menurut Hadi Poerwono ( 1990, p.186 ), yang dimaksud dengan upah ialah jumlah keseluruhan yang ditetapkan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh tenaga kerja meliputi masa atau syarat-syarat tertentu. 3. Menurut Prof.Dr.F.J.H.M.Van Ber Van mengartikan upah secara lebih luas yaitu sebagai tujuan obyektif kerja ekonomis. 4. Menurut Edwin B. Flippo, yang dimaksud dengan upah ialah harga untuk jasa-jasa yang telah diberikan oleh seseorang kepada orang lain. 5. Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional definisi upah yaitu : Upah ialah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberian kerja kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan, dimana pemberian upah berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi yang dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu

51 persetujuan, UU dan peraturan yang dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja. 2.7.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah Besar kecilnya tingkat upah bagi buruh, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 1. Pasar tenaga kerja Besar kecilnya tingkat upah, bagi buruh dipengaruhi oleh mekanisme penawaran dan permintaan tenaga kerja. Apabila di suatu daerah terdapat permintaan tenaga kerja yang tinggi, sedangkan jumlah tenaga kerja yang tersedia sedikit, tenaga trampil misalnya, maka tingkat upah akan tinggi. Apabila terjadi sebaliknya, maka tingkat upah rendah. 2. Tingkat upah yang berlaku di daerah yang bersangkutan. 3. Tingkat keahlian yang diperlukan. Pada kasus ini, besar kecilnya upah diberikan sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh karyawan. 4. Situasi laba perusahaan, dimana besar kecilnya upah tergantung pada keuntungan yang diperoleh perusahaan. 5. Peraturan Pemerintah.

52 2.7.2 Metode Pengupahan Perusahaan, dalam melakukan pengupahan kepada buruh / karyawan dapat memakai beberapa metode. Berikut ini adalah metode-metode yang bisa dilakukan oleh perusahaan. 1. Upah langsung ( straight salary ) Merupakan bentuk pembayaran upah yang paling sederhana, pada umumnya, diwujudkan dalam bentuk sejumlah uang yang dibayarkan atas dasar satuan waktu tertentu, harian, mingguan, bulanan dan bahkan tahunan. 2. Gaji ( wage ) Dasar pembayaran metode upah ini adalah lama waktu mengerjakan suatu pekerjaan, atau dihitung menurut tingkat upah per jam, tanpa memperhatikan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Upah lembur diperhitungkan dalam metode ini. Dasar perhitungan upah lembur adalah kelebihan jam kerja buruh di atas jam kerja normal. Umumnya 1 hari dihitung 8 jam kerja dan 1 minggu dihitung 40 jam kerja. Metode semacam ini dipakai apabila perusahaan lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas barang yang dihasilkan. 3. Upah satuan ( piece work ) Pada metode ini upah yang dibayarkan kepada para karyawan menurut jumlah produk yang dihasilkan. Biasanya perusahaan menjamin adanya tingkat upah minimum. Metode upah semacam ini dapat mendorong karyawan untuk membuat barang dalam jumlah yang besar, sehingga sering berakibat rendahnya kualitas barang.

53 4. Komisi Merupakan sejumlah uang yang dibayarkan ( biasanya berdasarkan atas persentase dan harga jual ) untuk setiap unit barang yang terjual, dan bukannya unit yang dapat diproduksi. 5. Premi shift kerja ( shift premium ) Merupakan upah yang diberikan kepada para karyawan karena bekerja di luar jam kerja normal, misalnya sore atau malam hari. Upah semacam ini biasanya diberikan kepada para karyawan pabrik yang bekerja 24 jam sehari, yang terbagi menjadi 3 shift, yaitu : pagi, sore dan malam hari, dengan maksud agar supaya mereka yang terkena giliran bekerja di luar jam kerja normal, tetap bergairah. Premi shift ini biasanya lebih tinggi daripada tarif upah biasa. 6. Tunjangan tambahan ( fringe benefit ) Untuk menarik agar supaya karyawan bersedia bekerja di perusahaan dalam waktu yang lama, seringkali memberikan tunjangan tambahan di luar upah yang biasa yang mereka terima, seperti : asuransi kesehatan, jiwa, kecelakaan, tunjangan hari raya, hari libur, cuti, pesangon, pakaian dinas, perumahan, kendaraan, jemputan, dan pensiun.

54 2.7.3 Jenis-jenis Sistem Upah Sistem upah menurut jenisnya digolongkan menjadi 2 buah golongan besar, antara lain : 1. Upah menurut waktu kerja, adalah sistem pembayaran upah dimana sejumlah upah yang dibayarkan merupakan tarif upah per jam dengan jam kerja yang digunakan. Metode ini merupakan metode yang paling tua umurnya, karena cara ini telah digunakan pada masa sebelum masehi. Akan tetapi pada kenyataannya metode ini paling banyak digunakan dibandingkan dengan metode-metode lainnya. Kelemahan daripada metode ini adalah tidak dapat memotivasi para karyawan untuk dapat bekerja lebih giat dengan inisiatif sendiri. Kelemahan metode ini terlihat sangat mencolok apabila ada 2 orang yang dipekerjakan dalam posisi dan tipe pekerjaan / tugas yang sama, tetapi memiliki hasil yang berbeda. Pekerja yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi akan merasa keberatan apabila dibayar dengan tingkat upah yang sama dengan pekerja yang memiliki kemampuan dibawahnya, sehingga ia akan cenderung mengurangi efisiensi kerjanya dan menyamai pekerja lainnya. Persoalan ini dapat diatasi dengan adanya pemberian upah yang lebih tinggi pada pekerja yang lebih baik. Tetapi pekerja lain akan merasa sangat tidak puas dengan upah yang diperolehnya sehingga dapat berakibat semakin menurunnya tingkat efisiensi kerja yang diharapkan, meskipun pembayaran upah kerja menurut waktu kerja termasuk cukup adil, tetapi dalam hal kerja sangat bersifat sementara atau tidak bisa diukur dan pihak

55 manajemen harus sedapat mungkin memikirkan alternatif terbaik dengan membuat standard tugas jabatan dan menerapkannya dalam sistem upah insentif. 2. Upah menurut produksi yang dihasilkan pekerja Banyak perusahaan yang menerapkan upah berdasarkan atas apa yang telah dihasilkan mereka. Cara ini dimaksudkan untuk dapat merangsang para pekerja untuk mampu berproduksi lebih banyak. Banyak cara yang digunakan perusahaan yang ditujukan kepada perorangan atau kelompok agar lebih giat berproduksi, antara lain seperti dengan adanya pemberian bonus, tunjangan tambahan, dan premi.