Method Time Measurement (MTM-1) Nurjannah
|
|
- Djaja Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Method Time Measurement (MTM-1) Nurjannah
2 Definisi Basic Methods Time Measurement (MTM-1) adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan - gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film (Wignjosoebroto, 1992). Sistem ini diartikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisis setiap operasi atau metode kerja ke dalam gerakan gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian diterapkan standar waktu dari masing masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi kondisi kerja masing masing yang ada (Sutalaksana, 2006). Keunggulan metode MTM-1 yaitu pre determinded. Pre determinded artinya metode ini dapat mendeteksi waktu penyelesaian suatu pekerjaan dalam suatu metode yang diusulkan sebagai alternatif, sebelum metode kerja tersebut diterapkan atau dijalankan.
3 Tipe Pengontrolan/Pengendalian MTM-1 Pengendalian Otot Besarnya tergantung kebutuhan. Pengendalian Mata Yaitu terdiri dari fokus, perpindahan dan sudut pandang. Pengendalian Mental Motivasi dari gerakan.
4 Rendah (Low) Tingkat kesulitan pengontrolan dan pengendalian gerakan Pergerakan otomatis Hanya membutuhkan sedikit pengendalian tenaga Tanpa ragu-ragu Sedang (Medium) Memerlukan beberapa ketepatan dan ketelitian Memerlukan beberapa koordinasi otot Tinggi (High) Membutuhkan konsentrasi yang tinggi Otot bekerja secara ekstra Butuh training yang cukup lama
5 Elemen Elemen Gerakan Metode Dasar Reach (R) Grasp (G) Move (M) Turn (T) Crank (C) Position (P) Release (Rl) Disengage (D) Body, Leg & Foot Motion Eye Time Apply Pressure (AP)
6 Gerakan Menjangkau (Reach) Ialah gerakan dasar yang digunakan bila maksud utama gerakan adalah untuk memindahkan tangan atau jari tangan ke suatu tempat tujuan atau lokasi baru. Pada pergerakan ini tangan dalam keadaan kosong atau tidak membawa objek apapun. Kasus dalam gerakan reach (R), a. Kasus A, menjangkau dengan tingkat pengendalian rendah suatu objek pada lokasi yang sudah pasti. b. Kasus B, menjangkau dengan tingkat pengendalian sedang suatu objek pada lokasi dengan jarak kira kira tapi tertentu dan diketahui. c. Kasus C, menjangkau dengan tingkat pengendalian tinggi, objek teracak dengan yang lain. d. Kasus D, menjangkau dengan tingkat pengendalian tinggi, dengan objek sangat spesifik. e. Kasus E, menjangkau dengan pengendalian rendah, dengan lokasi objek yang tidak tentu.
7 Cara penulisan gerakan reach ini dipetakan dalam simbol simbol yang berurut yaitu, simbol m R jarak/f kasus m
8 R15B Menjangkau objek dengan jarak 15 inchi termasuk pada kasus B. R8Am Menjangkau objek dengan jarak 8 inchi termasuk pada kasus A, dimana setelah menjangkau tangan dalam posisi bergerak.
9 Memegang (Grasp) Memegang adalah elemen gerakan dasar untuk menguasai benda baik dengan jari atau dengan tangan.
10 11 Kategori pembagian gerakan Grasp (1) 1. G1, pick-up grasp, yang terdiri dari tiga kasus yaitu kasus A, B, dan C. 2. G1A, dipakai untuk semua objek yang secara mudah dipegang, dikerjakan dengan cara menutup jari/menghimpitkan kedua jari. 3. G1B, dipakai bila objek yang dipegang sangat kecil atau objek yang sangat pipih yang terletak sejajar/sebidang dengan permukaan meja. 4. G1C, gerakan ini dipakai untuk objek pemegangan yang berbentuk silindris, dan dibagi menjadi tiga kategori diameter, yaitu: 5. G1C1, dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris, yang berdiameter lebih besar dari ½ inch.
11 11 Kategori pembagian gerakan Grasp (2) 6. G1C2, dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris, yang berdiameter antara ¼ inch sampai dengan ½ inch. 7. G1C3, dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris, yang berdiameter lebih kecil dari ¼ inch. 8. G2, dipakai bila terjadi pengubahan pemegangan tanpa melepaskan pengendalian. 9. G3, dipakai bila objek yang akan dipegang diambil dari tangan lain dengan mudah. 10. G4, dipakai bila pemegangan dilakukan setelah pemilihan. 11. G5, yang dimaksud ialah menguasai objek dengan cara disentuh. Dan gerakan ini biasanya sudah termasuk dalam gerakan reach, sehingga besar TMU-nya adalah nol.
12 Memindahkan (Move) Ialah gerakan dasar yang dikerjakan bila maksud utamanya adalah untuk membawa suatu objek ke suatu sasaran. Kasus dalam gerakan move (M), a. Kasus A, mengangkut objek dengan tingkat pengendalian rendah atau sedang ke tangan lain atau berhenti karena suatu penahan. b. Kasus B, mengangkut objek ke suatu sasaran yang letaknya tidak pasti. c. Kasus C, mengangkut objek dengan tingkat pengendalian tinggi ke suatu sasaran yang sudah pasti.
13 Cara penulisan simbol memindahkan simbol m M jarak/f kasus m berat Simbol pertama dan ke lima menginformasikan adanya gerakan lain yang bergabung dan tak terpisahkan dengan gerakan move ini. Simbol kedua menginformasikan gerakan Move (M). Simbol ke tiga diisi dengan jarak perpindahan tangan, dituliskan apabila jarak perpindahan lebih dari ¾ inchi jika tidak maka dituliskan f. Simbol ke empat menginformasikan kasus dalam gerakan move (A, B, atau C). Simbol ke enam menginformasikan berat beban yang dibawa diperhitunngkan apabila melebihi 2 lbs.
14 M7A Membawa komponen dengan jarak 7 inchi pada kasus A. TMU 8,9 M7Am7 Membawa komponen dengan jarak 7 inchi pada kasus A setelah memindahkan posisi tangan bergerak dengan berat 7 lbs. TMU = x (1 + 0,011 ENW) Dimana: X = TMU tanpa beban yang didapatkan dari tabel ENW = Effective Net Weight TMU = 8,9 (1 + 0,011. 7) = 9,5853.
15 Memutar (Turn) Ialah memutar atau gerakan tangan spanjang sumbu tangan lengan bawah. Gerakan Turn (T) dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan atas berat objek yang diputar atau beban putarannya, a. Kecil/Small (S) b. Sedang/Medium (M), lebih besar dari 57% dari small. c. Besar/Large (L), lebih besar 200% dari small.
16 Cara penulisan simbol Turn, simbol T derajat putaran S/M/L Simbol pertama meninformasikan gerakan yang dilakukan yaitu memutar atau turn (T). Simbol kedua menginformasikan derajat putaran yang dilakukan. Simbol ketiga menginformasikan kategori berat objek yang diputar (S/M/L). T90 0 M Memutar objek sebesar 90 0 dengan berat objek sedang TMU : 8,5
17 Memutar (Crank) Crank ialah gerakan memutar dari jari tangan, tangan, pergelangan tangan dan lengan. Berbeda dengan turn, gerakan crank terdapat diameter dari putaran, sebagai contoh memutar stir mobil. Tata cara penulisan simbol gerakan Crank, Simbol pertama menginformasikan jumlah putaran, min ½ putaran. Jika kurang dari ½ putaran termasuk move. Simbol kedua menginformasikan gerakan crank. Simbol ketiga menginformasikan diameter putaran. Simbol keempat menginformasikan beban putaran. (ENW = Effective Net Weight = beban putaran, lbs) Diperhitungkan apabila lebih dari 2 ½ lbs.
18 Nilai TMU Beban Putaran Perputaran yang terus-menerus Beban putaran dikategorikan kecil, tidak berarti Rumus: ( N x T ) Beban putaran dikategorikan ada, berarti Rumus : [ ( N x T ) ] F + C Perputaran yang tidak terus-menerus Beban putaran dikategorikan kecil, tidak berarti. Rumus: ( T ) N Beban putaran dikategorikan ada, berarti. Rumus: [ ( T ) F + C ] N Keterangan: N = Jumlah putaran T = TMU putaran F = Faktor kelonggaran berat komponen dinamis C = Faktor kelonggoran berat komponen statik
19 Tabel & Contoh Crank 5C8-15 Berarti Putaran terus menerus Jumlah putaran = 5 Diameter putaran = 8 inch Berat beban 15 lbs C8 = 13,6 TMU Maka TMU,
20 Mengarahkan (Position) Gerakan position adalah gerakan dasar dari jari atau tangan yang dipergunakan untuk meluruskan, mengorientasikan atau mengarahkan sebuah objek dengan objek lainnya, dengan tujuan memperoleh hubungan yang spesifik. Position terjadi setelah obyek ditransportasikan atau dipindahkan. Penulisan simbol untuk gerakan position, yaitu Simbol pertama merupakan simbol gerakan position. Simbol kedua menginformasikan kategori gerakan position (1: tidak ada tekanan, 2: sedikit tekanan, 3: diperlukan tekanan yang besar) Simbol ketiga meninformasikan bentuk benda yang diarahkan Simbol ke empat meninformasikan tingkat kemudahan.
21 Position Contoh : P1SE Mengarahkan obyek tanpa adanya tekanan dengan bentuk obyek simetri dan mudah dikendalikan.
22 Melepaskan (Release) Gerakan melepaskan dibagi dalam 2 kategori, yaitu R11, yang dimaksud ialah melepaskan penguasaan objek dengan membuka jari untuk melepaskan. R12, yang dimaksud ialah menghindar, lawan dari G5, Sehingga biasanya bila gerakan grasp-nya masuk dalam kategori G1, G2, G3 atau G4, maka gerakan release-nya adalah RL1. Sedangkan bila gerakan grasp-nya masuk dalam kategori G5, maka gerakan release-nya adalah RL2.
23 Melepas Rakit (Disengange) Gerakan melepas rakit (disengage) ialah gerakan dasar untuk memisahkan suatu obyek dari obyek lain. Pembagian pada gerakan disengage ini dibagi dalam tiga kategori, yaitu 1. D1, Loose, sangat sedikit usahanya, dan bercampur dengan gerakan selanjutnya. Dan jarak pemisahannya sampai 1 inch. 2. D2, Close, usahanya normal, dan jarak pemisahannya antara 1 inch sampai dengan 5 inch. 3. D3, Tight, usaha yang besar, dan jarak pemisahannya lebih besar dari 5 inch dan lebih kecil dari 12 inch.
24 Body, Leg, and Foot Motion Horizontal Motion Leg & Foot Motion Vertical Motion
25 Horizontal Motion (1) Berjalan atau Walk (W), yang dimaksud dengan Walk adalah pergerakan ke depan atau ke belakang dari tubuh yang timbul dari langkah perpindahan. Penulisan simbol dari gerakan walk Simbol pertama menginformasikan gerakan berjalan. Simbol kedua menginformasikan jarak yang ditempuh. Simbol ketiga menginformasikan jarak. ( P berarti jarak ditentukan dari jumlah langkah, FT berarti jarak ditempuh dalam satuan feet). Simbol keempat menginformasikan rintangan atau halangan, apabila tidak ada halangan atau rintangan maka simbol O tidak dituliskan.
26 Horizontal Motion (2) Slide-Step, yang dimaksud dengan Side Step adalah pergerakan atau perpindahan tubuh ke samping dengan satu atau dua langkah ke samping, tanpa perputaran badan. Terdapat tiga jenis pembagian pada gerakan Side Step, yaitu: 1. C1 untuk satu langkah ke samping. Jika perpindahan lebih kecil dari 12 inch, maka gerakan Side Step ini tidak dipakai, dan bila perpindahannya sebesar 12 inch, ditetapkan sebesar 17 TMU. Sedangkan jika lebih besar dari pada 12 inch, maka penambahan 0,6 TMU tiap inch.
27 Horizontal Motion (3) 2. C2 untuk dua langkah ke samping. Jika perpindahan sebesar 12 inch, ditetapkan sebesar 34,1 TMU, sedangkan jika perpindahan lebih besar daripada 12 inch, maka penambahan 1,1 TMU tiap inch. 3. Turn Body, yang dimaksud dengan Turn Body adalah memutar badan yang dikerjakan dengan satu atau dua langkah. Pembagian gerakan Turn Body ini dibagi dalam dua kategori. C1 dipakai jika perputaran dengan satu langkah. Sedangkan C2 dipakai bila perputaran dilakukan dengan dua langkah.
28 Leg and Motion 1. Foot Motion (FM), yang dimaksud dengan Foot Motion adalah gerakan menekan atau mengangkat telapak kaki melalui tumit. Sebagai contoh kita ambil pada saat kaki menginjak pedal gas mobil. Syarat dari pada Foot Motion ini adalah pergerakan tidak lebih dari 4 inch. Jika lebih besar dari 4 inch, maka gerakan Foot Motion ini tidak dipakai. 2. Foot Motion with Heavy Pressure (FMP), identik dengan Foot Motion, perbedaannya ialah bahwa untuk gerakan bagian ini dikategorikan dengan adanya kesukaran atau beban tekanan kaki. 3. Leg Motion (LM), yang dimaksud dengan Leg Motion adalah keadaan menggerakkan kaki baik melalui lutut bila keadaan duduk, maupun pinggang bila keadaan berdiri. Bila pergerakan lebih kecil atau sama dengan 6 inch, maka ditetapkan sebesar 7,1 TMU. Sedangkan bila lebih besar dari 6 inch, maka penambahan 1,2 TMU tiap inch.
29 Vertical Motion 1. Sit (SIT), yaitu gerakan badan untuk duduk, dari keadaan berdiri. 2. Stand (STD), yaitu gerakan badan untuk berdiri, dari keadaan duduk. 3. Bend (B), yaitu gerakan membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga tangan dapat menjangkau suatu obyek. Dengan syarat lutut tetap lurus. 4. Stoop (S), yaitu gerakan membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga tangan sampai ke lantai. Atau dengan kata lain membungkuk sambil berlutut, lututnya bertelut. 5. Kneel on One Knee (KOK), yaitu gerakan merendahkan badan dari keadaan berdiri dengan memindahkan datu kaki ke depan atau ke belakang dan menurunkansatu lutut ke lantai.
30 Vertical Motion (2) 6. Arise from Bend (AB), yaitu gerakan berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk (Bend). 7. Arise from Stoop (AS), yaitu gerakan berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk (Stoop). 8. Arise from Kneel on One Knee (AKOK), yaitu gerakan berdiri tegak dari posisi Kneel on One Knee. 9. Kneel on Both Knees (KBK), yaitu gerakan merendahkan tubuh dari posisi berdiri dengan memindahkan satu kaki ke depan atau ke belakang, dan merendahkan atau menurunkan satu lutut ke lantai, serta menempatkan lutut kedua berdekatan dengan lutut pertama. 10. Arise from Kneel on Both Knees (AKBK), yaitu berdiri tegak kembali setelah melakukan Arise from Kneel on Both Knees (KBK).
31 Eye Travel (ET) Eye travel ialah gerakan mata yang dipergunakan untuk mengubah pandangan dari suatu lokasi ke lokasi lain. Terdapat dua cara pengukuran yang dapat dilakukan sehubungan dengan penentuan eye travel ini, yaitu berdasarkan jarak perpindahan (T) dan jarak tegak lurus antara mata dan garis perpindahan (D). 15,2 x T/D TMU Contoh: ET30/27,6 = 15,2 x (30/27,6) = 16,5 TMU Sudut Perpindahan (derajat) TMU >=75 20
32 Eye Focus (EF) Eye focus ialah konsentrasi mata atau penglihatan mata terhadap suatu obyek pada kurun waktu tertentu dengan maksud memperjelas penglihatan. Besar TMU yang ditetapkan untuk gerakan ini adalah sebesar 7,3 TMU.
33 Pemakaian Tekanan (Apply Pressure) Ialah pemakaian tekanan pada waktu pergerakan. Contoh gerakan yaitu mengencangkan sekrup dengan obeng. Apply Pressure (AP) dibagi menjadi 2 kasus yaitu APA dan APB. a. APA : AF + DM + RLF b. APB : APA + G2 Keterangan: AF: Apply Force, yaitu menambahkan atau mengendalikan tenaga otot ke objek yang besarnya 3,4 TMU. DM: Dwell Minimum, yaitu waktu pendek selama tenaga pembalikan terjadi pada tingkat tenaga yang relatif konstan, yang besar 4,2 TMU. RLF: Release Force, yaitu relaksasi atau pelemahan dari otot, membebaskan tenaga dari objek, yang besarnya 3,0 TMU. G2: Regrasp, yaitu gerakan pemegangan kembali tanpa menghilangkan kendali terhadap objek tersebut.
34 Tabel AP
35 Bagan Analisa
36 Contoh Bagan Analisa
37 Ringkasan Konversi 1 TMU = 0,00001 jam 1 TMU = 0,036 detik 1 lbs = 0,45 kg 1 inchi = 2,54 cm 1 feet = 0,3048
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Methods Time Measurement Pengukuran waktu metoda atau Methods Time Measurement adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku yang dilakukan secara tidak langsung dan
Lebih terperinciPENGUKURAN WAKTU TIDAK LANGSUNG DATA WAKTU GERAKAN
PENGUKURAN WAKTU TIDAK LANGSUNG DATA WAKTU GERAKAN Kegunaan/Kelebihan data waktu gerakan 1. waktu baku pekerjaan dapat diketahui sebelum pekerjaan tsb dijalankan 2. waktu baku pekerjaan dapat diketahui
Lebih terperinciApa itu MTM-2 dan MTM-3? MTM-2 dan MTM-3. Keuntungan pemakaian MTM-2 & MTM-3 dibandingkan MTM-1. Siapa yang layak menggunakan
Apa itu MTM-2 dan MTM-3? MTM-2 dan MTM-3 Disusun oleh : MTM-2 dan MTM-3 adalah metoda pengukuran waktu baku cara tak langsung melalui data waktu gerakan, yang dibuat berdasarkan metoda MTM-1. Tujuannya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu kerja Pengukuran waktu kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Berikut adalah
Lebih terperinciPENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG. Amalia, S.T., M.T.
PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG Amalia, S.T., M.T. METODE PENGUKURAN KERJA Pengukuran Langsung Stop Watch Time Study Work Sampling Pengukuran Tidak Langsung Metode Standart Data/Formula
Lebih terperinciPengukuran Kerja Tidak Langsung (Predetermined Motion-Time System)
Pengukuran Kerja Tidak Langsung (Predetermined Motion-Time System) Latar Belakang Stop watch harus terus menerus mengamati pekerjaan Work sampling butuh ratusan/ribuan pengamatan Data waktu baku hanya
Lebih terperinciPengukuran Waktu kerja Metode (Methods Time Measurement)
Pengukuran Waktu kerja Metode (Methods Time Measurement) Adriyana Dewi Mayasari 135060700111029 Amelia Handini 135060700111035 Virly SepFamarta 135060701111037 R Danang 135060701111048 Baiq Fani Maulina
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran
ABSTRAK Pembangunan industri yang baik terutama harus memperhatikan faktor manusia sebagai penggerak utamanya. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatan dengan baik bila ditunjang oleh sistem kerja dan
Lebih terperinciANALISA USULAN PERBAIKAN GERAKAN OPERATOR PADA LINE INJECTION DI PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE MTM-1 (Basic Methods Time Measurement)
ANALISA USULAN PERBAIKAN GERAKAN OPERATOR PADA LINE INJECTION DI PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE MTM-1 (Basic Methods Time Measurement) Disusun Oleh: Aditya Kurnia (30411223) Pembimbing: Dr. Ir. Dian Kemala
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA
MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA LABORATORIUM MENENGAH TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK/KALIMALANG 05 Modul Peta Peta Kerja (Work
Lebih terperinciFISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 9. micromotion study
FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 9 micromotion study Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com MICROMOTION STUDY A.
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA METODE DASAR PENGUKURAN WAKTU (METHOD TIME MEASUREMENT- 1)
TNR, Font 16 pt Bold, Center LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA METODE DASAR PENGUKURAN WAKTU (METHOD TIME MEASUREMENT- 1) Disusun Oleh : Font 12, bold, center Nama / NPM : 1.... / NPM
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA METODE DASAR PENGUKURAN WAKTU (METHOD TIME MEASUREMENT- 1)
TNR, Font 16 pt Bold, Center LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA METODE DASAR PENGUKURAN WAKTU (METHOD TIME MEASUREMENT- 1) Disusun Oleh : Font 12, bold, center Nama / NPM : 1.... / NPM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. practicum apk industrial engineering Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran waktu kerja merupakan kriteria yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan ukuran performance kerja. Teknik pengukuran waktu kerja dapat dibedakan menjadi
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dewasa ini persaingan di dunia usaha semakin meningkat seiring dengan semakin pesatnya perkembangan industri. Setiap perusahaan sudah pasti ingin mempertahankan keberadaannya di dunia usaha dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Johanes Susanto / Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Analisis Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsipprinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik. Ilmu
Lebih terperinciABSTRAK Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Semakin tinggi permintaan dari pasar, maka perusahaan harus dapat memenuhi permintaan tersebut, tetapi dalam suatu perusahaan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perkembangan ekonomi nasional saat ini tak terlepas dari adanya peningkatan teknologi dan globalisasi yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perindustrian dalam negeri, baik itu industri
Lebih terperinci6.MICROMOTION AND TIME STUDY
6.MICROMOTION AND TIME STUDY A. DESKRIPSI Micromotion Study adalah teknik yang digunakan untuk menganalisa gerakan kerja secara detail (Wignjosoebroto, 1989). Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh
Lebih terperinci(Studi Gerakan Mikro)
131 PENGUKURAN WAKTU KERJA (Studi Gerakan Mikro) A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Umum Memperkenalkan kepada Mahasiswa tentang metode Studi Gerakan Mikro dalam aplikasi pengukuran waktu baku dengan menganalisis
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peta Kerja Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi). Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah
Lebih terperinciABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV.Motekar merupakan salah satu perusahaan home industry yang memproduksi berbagai jenis boneka. Perusahaan ingin mengetahui apakah sistem kerja yang diterapkan dalam perusahaan ini sudah baik
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan BORSANO merupakan sebuah home-industry yang bergerak di bidang produksi sepatu kulit. Saat ini perusahaan memiliki masalah yaitu waktu baku setiap stasiun kerja tidak diketahui, kinerja
Lebih terperincipracticum apk industrial engineering 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, sebagai pekerja yang baik harus mampu menciptakan suatu sistem kerja yang baik dalam melakukan pekerjaan agar pekerjaan tersebut
Lebih terperinci1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat
Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik
Lebih terperinciMODUL 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA (MICROMOTION STUDY)
1 MODUL 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA (MICROMOTION STUDY) I. TUJUAN PRAKTIKUM a. Tujuan Umum Memperkenalkan kepada Mahasiswa tentang metode Micromotion Study dalam aplikasi pengukuran waktu baku dengan menganalisis
Lebih terperinciPredetermined Motion Time System (PMTS)
Teknik Industri Predetermined Motion Time System (PMTS) Analisis dan Pengukuran Kerja Authors Farah Tsanyna ila (135060707111024) Yussy Fatma Rosyita (135060701111051) Mita Puspitasari 135060701111128
Lebih terperinciAngkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.
DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Berikut ini adalah data-data yang dapat dikumpulkan pada stasiun-stasiun kerja yang ada di bagian produksi bedak wajah (two way cake powder), data-data
Lebih terperinciLampiran 1. N= jumlah data tiap subgroup * jumlah subgroup = 6 * 6 = 36 data
Lampiran 1 Pengujian Kenormalan, Keseragaman, dan Kecukupan Data Stasiun 1 (Pemasangan cape 1) Data di bawah ini merupakan data waktu pemasangan cape 1 dalam satuan detik yang diperoleh dari hasil pengamatan,
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peta kerja atau biasa disebut Peta Proses (process chart) merupakan alat
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peta Kerja Peta kerja atau biasa disebut Peta Proses (process chart) merupakan alat komunikasi yang sistematis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Dan melalui
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran waktu metoda (Methods-Time Measurement) Pengukuran waktu metoda yang dalam istilah asingnya lebih dikenal sebagai Metods-Time Measurement (MTM) adalah suatu sistem
Lebih terperinciTabel 2.4 Penyesuaian menurut Westinghouse
Tabel 2.4 Penyesuaian menurut Westinghouse 32 33 Tabel 2.5 Kelonggaran Tabel 2.5 Kelonggaran ( Lanjutan ) 34 Tabel 2.5 Kelonggaran ( Lanjutan ) 35 36 2.2 Peta Kerja 2.2.1 Pengertian Peta Kerja Peta kerja
Lebih terperinciLOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra
LOMPAT JANGKIT Definisi lompat jangkit : Lompat jangkit disebut juga lompat-lompat tiga, karena dilakukan dengan tiga lompatan yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat langkah lompat.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. (Tabel Pengujian Kenormalan Data)
LAMPIRAN 1 (Tabel Pengujian Kenormalan Data) Tabel Pengujian Kenormalan Data Stasiun Forming A Tabel Pengujian Kenormalan Data Stasiun Forming B Tabel Pengujian Kenormalan Data Stasiun Machining Pengujian
Lebih terperinciERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN
ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN By: Rini Halila Nasution, ST, MT STUDI GERAKAN Studi gerakan atau yang biasanya disebut dengan motion study adalah suatu studi tentang gerakan-gerakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil Berdasarkan hasil dari pengujian validitas kuesioner, seluruh pernyataan kuesioner didapatkan nilai validitas r > r tabel, dengan r tabel yang memiliki tingkat signifikan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran waktu kerja Pengukuran waktu kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Dari pengukuran
Lebih terperinciLAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan
LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2
Lebih terperinciFISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA
FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 6 MOTION STUDY Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com WORK TIME MEASUREMENT (MOTION
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Definisi Peramalan Menurut Arman Hakim (2003:25): Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan di masa mendatang meliputi kebutuhan dalam ukuran
Lebih terperinciOleh: DWI APRILIYANI ( )
ANALISIS POSISI KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA PEKERJA PENGANGKATAN PRODUK JADI DI PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE NIOSH Oleh: DWI APRILIYANI (32412271) LATAR BELAKANG Pekerjaan fisik adalah
Lebih terperinciCOMPARISON ANALYSIS OF WORK ON LAND AND UNDER WATER WITH STOP TIME AND MTM-1 METHOD
COMPARISON ANALYSIS OF WORK ON LAND AND UNDER WATER WITH STOP TIME AND MTM-1 METHOD (Case Study of Pipe Assemblying on Water Chamber With One Meter Dept) Erika Kusuma Dewi Abstrak Work is a dominant thing
Lebih terperinci1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic
LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata 1. Stretching 1.1. Pantat Basic 1. Berbaringlah dengan kedua kaki lurus di depan Anda. 2. Bawa kaki kiri ke atas, tertekuk di lutut,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manual material handling (MMH) dapat diartikan sebagai tugas pemindahan barang, aliran material, produk akhir atau benda-benda lain yang menggunakan manusia sebagai
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Gerak Linier (satu dimensi) Posisi dan Perpindahan. Percepatan Gerak Non-Linier (dua dimensi)
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 2) Gerak Linier (satu dimensi) Posisi dan Perpindahan Kecepatan Percepatan Gerak Non-Linier (dua dimensi) Gerak Linier (Satu Dimensi) Dinamika Bagian dari fisika
Lebih terperinciALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI Dari definisi permasalahan yang ada pada masing-masing mekanisme pengendali, beberapa alternatif rancangan dibuat untuk kemudian dipilih dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Sistem Kerja Perancangan Sistem Kerja Adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-tknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem kerja yang
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kerja Studi kerja adalah penelaahan secara sistematik terhadap pekerjaan, dengan maksud untuk : (Barnes, 1980, Halaman 6) 1. Mengembangkan sistem dan metode kerja yang lebih
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) Tes ini memiliki total 12 keterampilan. Untuk 6 keterampilan pertama saya akan meminta anak untuk berpindahdarisatutempatketempat
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik
Lebih terperinciINSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN FUNGSI KESEIMBANGAN (SKALA KESEIMBANGAN BERG) Deskripsi Tes Skor (0-4) 1. Berdiri dari posisi duduk
INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN FUNGSI KESEIMBANGAN (SKALA KESEIMBANGAN BERG) Deskripsi Tes Skor (0-4) 1. Berdiri dari posisi duduk 2. Berdiri tanpa bantuan 3. Duduk tanpa bersandar dengan kaki bertumpu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun 2014
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di Kabupaten Pati, untuk wilayah dataran rendah berada di Kecamatan Jakenan dan Winong sedangkan untuk wilayah
Lebih terperinciUsulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ
Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ Ririn Regiana Dwi Satya Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indraprasta
Lebih terperinciLatihan Kuatkan Otot Seluruh Badan
Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan latihan dengan gerakan-gerakan berikut ini. "Saya seorang wanita berusia 30 tahun. Secara teratur, saya melakukan olahraga jalan pagi. Setiap latihan waktunya antara
Lebih terperinciBAB 6 USULAN DAN ANALISIS
BAB 6 USULAN DAN ANALISIS 6.1 Stasiun Kerja Usulan Berikut merupakan nama-nama stasiun kerja usulan yang digunakan untuk memproduksi toy Nxxxx. Pada usulan ini terdapat 27 stasiun kerja, berikut merupakan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari
Lebih terperinciLatihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas
Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: DESAIN CANTING UNTUK MEMINIMALISIR WAKTU PROSES BATIK TULIS MELALUI PENDEKATAN MICROMOTION STUDY
DESAIN CANTING UNTUK MEMINIMALISIR WAKTU PROSES BATIK TULIS MELALUI PENDEKATAN MICROMOTION STUDY Nurcahyati 1, Reno Dias Anggara Purba 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciPERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. KEMBANG BULAN
No. 1, Januari 2013, pp 41-48 PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. KEMBANG BULAN Yoppy Setiawan 1, Herry Christian Palit,S.T.,M.T. 2 Abstract: PT Kembang Bulan merupakan salah satu perusahaan
Lebih terperinciLOMPAT TINGGI. Ad 1. Tinggi CG saat take off (H1)
LOMPAT TINGGI Tinggi mistar yang dapat dilampaui atlet dianggap jumlah dari : 1. Tinggi CG atlet saat take off (H1) 2. Tinggi maksimum yang dicapai CG saat di udara (H2) 3. Perbedaan tinggi maksimum CG
Lebih terperinciSTUDY 07/01/2013 MOTION STUDY DAPAT DILAKUKAN DG: SEJARAH MUNCULNYA MOTION DEFINISI : 2. MEMOMOTION STUDY LANGKAH-LANGKAH MICROMOTION
TIME STUDY IS THE ONE ELEMENT IN SCIENTIFIC MANAGEMENT BEYOND ALL OTHERS MAKING POSSIBLE THE TRANSFER OF SKILL FROM MANAGEMENT TO MEN.. FREDERICK W. TAYLOR Etika Muslimah, ST, MT etika_muslimah@yahoo.com
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design yaitu membandingkan antara
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 2) Gerak Linier (satu dimensi) Gerak Non-Linier (dua dimensi)
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 2) Gerak Linier (satu dimensi) Gerak Non-Linier (dua dimensi) Gerak Linier (Satu Dimensi) Gerak Animasi benda bergerak Bagaimana menyatakan bahwa benda bergerak?
Lebih terperinciIII. TINJAUAN PUSTAKA
III. TINJAUAN PUSTAKA A. Ergonomi Istilah ergonomi yang juga dikenal dengan human factors berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti kerja, dan nomos yang berarti hukum alam. Sehingga, ergonomi
Lebih terperinciA. Daya Tahan dan Kekuatan Otot
Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,
Lebih terperinciBAB 5 ANALISIS PENAMPILAN TEKNIK
53 BAB 5 ANALISIS PENAMPILAN TEKNIK Pengantar Dalam olahraga panahan, penguasaan teknik memanah yang baik memegang peranan penting dalam pelaksanaan memanah. Teknik yang salah dan dilakukan secara terus
Lebih terperinciterdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani
Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Desember 2011 dan dilaksanakan di laboratorium lapang Siswadhi Soepardjo (Leuwikopo), Departemen
Lebih terperinciTES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)
Lampiran 4. TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan
Lebih terperinci27/05/2013. Penyederhanaan Kerja PENYEDERHANAAN SISTEM KERJA (WORK SIMPLIFICATION) Tujuan penyederhanaan kerja :
Penyederhanaan Kerja PENYEDERHANAAN SISTEM KERJA (WORK SIMPLIFICATION) Winda Halim, ST., MT IE-402 Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi 2 Jurusan Teknik Industri Fakutas Teknik Universitas Kristen Maranatha
Lebih terperinciGambar 3.1 Korelasi Hubungan Antara X 1, X 2 dengan Y Keterangan ;
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara, proses, dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PPO DIAGRAM ALIR PPM
LAMPIRAN 1 PPO DIAGRAM ALIR PPM LAMPIRAN BAGAN ANALISA LAMPIRAN 3 UJI KENORMALAN DATA UJI KESERAGAMAN DATA UJI KECUKUPAN DATA Tabel Pengujian Kenormalan Data untuk Stasiun
Lebih terperinciTes Awal Perlakuan Test Akhir X1 T X2
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di MAN Model Gorontalo pada siswa kelas XI putera. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan
Lebih terperinciBaseball Batting. Mekanika. Teknik
Baseball Batting Teknik 1. Dlm baseball, pemukul (batter) menghadap ke arah datangnya bola yg melayang berputar (spinning) dengan kecepatan (velocity) dan arah (direction) yg bervariasi. Bat baseball bentuknya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Sugiyono (2008:107) Terdapat tiga metode penelitian bila dilihat dari tingkat
Lebih terperinciPENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun se
CARA MEMPELAJARI KETERAMPILAN MOTORIK PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun semua cara mampu
Lebih terperinci1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:
TUGAS INDIVIDU 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab: 2. Panjang sebuah pensil ditunjukkan oleh nonius sebuah jangka sorong seperti gambar samping. Panjang pensil
Lebih terperinciANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA
ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA Definisi Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia Antropometri
Lebih terperinciLOGO EKONOMI GERAKAN
LOGO EKONOMI GERAKAN PERENCANAAN SISTEM KERJA STUDI GERAKAN Faktor Sistem Kerja: EKONOMI GERAKAN Pekerja, Bahan, Mesin dan Perlatan, Lingkungan Perencanaan Sistem Kerja: Mendapatkan sistem kerja yang lebih
Lebih terperinciPerilaku gerak pada anak sudah muncul saat masih dalam kandungan ibu dan bulan
Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 7: Perkembangan Gerak Refleks Perilaku gerak pada anak sudah muncul saat masih dalam kandungan ibu dan bulan pertama setelah lahir.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN LETAK LESI INSULA DENGAN FUNGSI MOTORIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK INSTANSI PELAKSANA : RSUP DR.
LAMPIRAN 1 JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN LETAK LESI INSULA DENGAN FUNGSI MOTORIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK INSTANSI PELAKSANA : RSUP DR. KARIADI SEMARANG PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONCENT)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh
1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor bergengsi dalam cabang olahraga atletik khususnya dalam nomor lompat. Lompat
Lebih terperinciBAB 9. 2D BIOMECHANICS
BAB 9. 2D BIOMECHANICS Tool ini digunakan untuk memperkirakan kompresi pada low back spinal (jajaran tulang belakang), shear force (gaya geser), momen pada lengan, bahu, L5/ S1, lutut, pergelangan kaki,
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan
Lebih terperinciTES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)
TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen
Lebih terperinciAntiremed Kelas 10 Fisika
Antiremed Kelas 0 Fisika UAS Doc. Name:K3AR0FIS0UAS Doc. Version: 205-0 2 halaman 0. Perhatikan tabel berikut! Diketahui usaha merupakan hasil perkalian gaya denga jarak, sedangkan momentum merupakan hasil
Lebih terperinciBAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION
BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION Metode ini digunakan untuk mmperkirakan risiko yang berhubungan dengan pekerjaan aktivitas lifting berdasarkan parameter NIOSH (National Institute of Occupational
Lebih terperinciULANGAN UMUM SEMESTER 1
ULANGAN UMUM SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang benar!. Kesalahan instrumen yang disebabkan oleh gerak brown digolongkan sebagai... a. kesalahan relatif
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU
PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU Ratnanto Fitriadi 1*, Dini Hapsari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta 1 PUSLOGIN (Pusat Studi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. metode deskriptif korelasional, dengan tujuan ingin mengetahui ada
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunkan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, dengan tujuan ingin mengetahui ada tidaknya hubungan
Lebih terperinciMempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang
Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Nama : Tehrizka Tambihan NPM : 37412336 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Rossi
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisis Postur Tubuh Dan Pengukuran Skor REBA Sebelum melakukan perancangan perbaikan fasilitas kerja terlebih dahulu menganalisa postur tubuh dengan
Lebih terperinciPerbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo
Petunjuk Sitasi: Maryani, A., Handayani, F. D., & Prasetyawan, Y. (2017). Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B335-341). Malang:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.
42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan untuk membuktikan sesuatu
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek
Lebih terperinci