V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

I. METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas KM 15

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR.... I. Pemilihan Lokasi Hal I 1 Revisi... Tanggal...

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram

VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

BAB III METODE PENELITIAN

PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG

OLEH : ISNAWAN BP3K NGLEGOK

V. GAMBARAN UMUM KPJI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TUGAS AKHIR SB091358

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Alat dan Bahan a. Bahan

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI KABUPATEN BOGOR. Novi Wahyuni 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

Analisis Perbandingan Studi Kelayakan Budidaya Jamur Tiram dengan Pendekatan Model Outsourcing di Kota Metro

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus sp.)

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) E-144

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Jamur Tiram Putih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PROSPEK BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) STUDI KASUS : KECAMATAN CIAMPEA DAN CIAWI, KABUPATEN BOGOR IVAN WAHYU HIDAYAT E

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG


VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Karakterisik Umum Pelaku Usaha yang Memanfaatkan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYAJAMUR TIRAM PUTIH DI (P4S) NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Peluang Usaha Budidaya Cabai?


TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

Ir. Abdul Malik, MP. 1 ) Prof. Dr. Ir. Wahyu Widodo, MP. 2 ) Dr. Ir. Adi Sutanto, MP. 3 ) Drs. Abullah Masmuh, MSi. 4 )

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit

PENDAHULUAN. USAHAI b IKK JAMUR TIRAM

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kolesterol sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi (hipertensi) dan aman

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR

PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR

Cara Menanam Cabe di Polybag

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Agustus 2015 dan bertempat di

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jamur Tiram. serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

III.TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Transkripsi:

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Yayasan Paguyuban Ikhlas Usaha jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas didirikan oleh bapak Hariadi Anwar. Usaha jamur tiram putih ini merupakan salah satu cabang usaha dari kegiatan-kegiatan usaha yang dimiliki Yayasan Paguyuban Ikhlas, dimana seluruh kegiatan usaha yang dilakukan bergerak dibidang sosial dan kemasyarakatan. Seluruh kegiatan Yayasan Paguyuban Ikhlas berpusat di Jakarta. Yayasan Paguyuban Ikhlas ini mempunyai lahan di Desa Cibening yang belum termanfaatkan, kemudian Yayasan bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk memanfaatkan lahan tersebut dengan melakukan kegiatan budidaya ikan gurame. Namun, seiring berjalannya waktu kegiatan budidaya ikan gurame tersebut pailit yang disebabkan oleh tingginya biaya variabel dan serangan hama serta penyakit. Pada tahun 2007, Yayasan Paguyuban Ikhlas memanfaatkan lahan yang belum termanfaatkan dalam kegiatan sebelumnya untuk budidaya jamur tiram putih. Pada akhir tahun 2007, Yayasan Paguyuban Ikhlas menggunakan pola kemitraan bagi petani yang sebelumnya diberikan pelatihan dan fasilitas selama proses produksi jamur tiram putih. Pada akhir tahun 2008 kemitraan yang terjalin dengan petani tidak diperpanjang, hal ini dikarenakan tujuan serta visi dan misi dari pola kemitraan dengan petani dari kegiatan yang dilakukan tidak sesuai. Kemudian Yayasan Paguyuban Ikhlas membuat berbagai persiapan bangunan untuk kegiatan budidaya jamur tiram putih. Investasi yang dikeluarkan dalam usaha ini meliputi pembangunan, peralatan kantor, peralatan produksi dan perlengkapan penunjang lainnya. Semua komponen tersebut sangat mendukung berjalannya pengusahaan jamur tiram putih ini. Biaya investasi yang dikeluarkan sebesar Rp.406.525.000, dengan pengeluaran terbesar adalah untuk pembangunan kumbung selama lima tahun dan pembelian peralatan produksi. Keseluruhan modal investasi awal usaha ini berasal dari modal milik pemilik sendiri. Yayasan Paguyuban Ikhlas ini mempunyai tujuan untuk kegiatan sosial masyarakat dan memanfaatkan lahan yang ada dengan berbagai potensi baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia yang melimpah guna mendapat 39

keuntungan baik secara finansial maupun sosial atas kegiatan yang dilakukan serta memanfaatkan peluang pasar yang tinggi setiap tahunnya terhadap permintaan jamur tiram putih. Selain itu, Yayasan Paguyuban Ikhlas mempunyai misi dan visi yaitu pemberdayaan masyarakat sekitar melalui peningkatan jiwa kewirausahaan. 5.2 Lokasi Yayasan Paguyuban Ikhlas Yayasan Paguyuban Ikhlas berlokasi di Jl. Thamrin No 1 Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Luas lahan yang dimiliki Yayasan Paguyuban Ikhlas yaitu kurang lebih 1,4 hektar, namun dari keseluruhan lahan tersebut hanya 4000 meter persegi yang termanfaatkan untuk usaha jamur tiram putih yaitu berupa kumbung dan bangunan penunjang lainnya. Kapasitas dari masing-masing bangunan yang ada dalam usaha ini adalah kumbung perawatan yaitu 48.000 log, ruang inkubasi yaitu 60.000 log, ruang produksi yaitu 10 orang dan ruang inokulasi yaitu tiga orang. 5.3 Kegiatan Yayasan Paguyuban Ikhlas Yayasan Paguyuban Ikhlas beroperasi pada hari senin sampai sabtu mulai pukul 07.30 sampai 16.00 WIB. Yayasan Paguyuban Ikhlas mulai beroperasi pada pagi hari. Yayasan Paguyuban Ikhlas memiliki empat divisi usaha, meliputi supervisor, divisi produksi, divisi pengantongan, divisi perawatan dan pemasaran. Supervisor yang bertugas sebagai pengawas dan bertanggung jawab penuh di Yayasan Paguyuban Ikhlas dengan dibawah pengawasan Direktur Utama. Divisi produksi bertugas persiapan dan pencampuran bahan baku dalam membuat log, divisi ini merupakan bagian terpenting dalam menentukan kualitas dan kuantitas jamur tiram putih segar yang akan dihasilkan. Divisi pengantogan bertugas melakukan pengisian dan pemadatan media yang telah dipersiapkan oleh divisi produksi ke dalam plastik tahan panas dengan berat 1,2 kilogram. Divisi perawatan bertugas merawat log selama masa pertumbuhan tubuh buah jamur tiram putih (fruit body) sampai pemanenan dan pemasaran jamur tiram putih ke pasar TU kemang. 40

5.4 Kegiatan Proses Produksi Yayasan Paguyuban Ikhlas Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, proses produksi jamur tiram putih yang ada di Yayasan Paguyuban Ikhlas melibatkan beberapa divisi yaitu divisi produksi, divisi pengantongan, divisi perawatan dan pemasaran. Divisi-divisi tersebut sangat berkaitan erat antara satu sama lain dan bertanggung jawab penuh untuk seluruh proses produksi jamur tiram putih sampai dengan pemasarannya, berikut adalah proses produksi jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas : a) Pembuatan Media Taman Bahan baku utama yang diperlukan untuk membuat log yaitu serbuk gergaji, Serbuk gergaji yang digunakan yaitu dari jenis kayu yang tidak mengandung kadar minyak (kayu pinus). Kemudian bahan baku tersebut dicampur secara merata dengan komposisi bahan disesuaikan dengan kebutuhan. Kompisisi substrat tanaman jamur ditunjukkan dalam Tabel 7. Sebelum digunakan sebagai bahan campuran, serbuk gergaji kayu harus diayak terlebih dahulu agar ukurannya seragam dan tidak tercampur benda asing seperti kerikil, pecahan gelas dan lainnya. Gambar 5. Bahan Baku Log Gambar 6. Proses Pengantongan Setelah itu, semua bahan baku tersebut dicampur sampai homogen dan ditambah dengan air secukupnya kemudian dikomposkan selama satu hari. Proses pengomposan ini dimaksudkan untuk menguraikan senyawa-senyawa kompleks dalam bahan-bahan dengan bantuan mikroba, sehingga senyawa-senyawa yang lebih sederhana mudah dicerna oleh jamur. Tahap berikutnya yaitu pengisian bahan baku. Pengisian bahan baku ini dilakukan secara manual kedalam plastik tahan panas 41

(plastik polipropilena) berukuran 18x35 centimeter. Pengisian secara manual harus dilakukan sedemikian rupa sehingga padat, dengan menggunakan pemukul yang terbuat dari semen maupun botol yang berisi air. Pemadatan sangat penting, karena jika pengisian bahan baku ke dalam kantung plastik kurang padat maka pertumbuhan bibit yang ditaman pada media tersebut kurang merata. Setelah media dipadatkan kemudian diberi penutup kertas dan penutup yang terbuat dari paralon plastik. Tabel 7. Formulasi Log Jamur Tiram Putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas Tahun 2010 No Bahan Baku Formulasi (%) 1 Bekatul 46 2 Serbuk gergaji 20 3 Kapur 30 4 Serbuk jagung 2 5 Gipsum 1 Sumber : Yayasan Paguyuban Ikhlas, (2010) b) Sterilisasi Sterilisasi log bertujuan untuk menghambat pertumbuhan semua jasad hidup yang mungkin terbawa bersama bahan baku. Alat sterilisasi yang digunakan oleh Yayasan Paguyuban Ikhlas ini yaitu berupa steamer yang terbuat dari plat baja dan mampu menghasilkan uap air panas bertekanan tinggi, yaitu pada temperatur di atas 85 derajat celcius. Bagian dalam steamer dibagi menjadi dua bagian, yaitu a). Bagian bawah untuk tempat air yang akan dipanaskan dan menghasilkan uap air panas dan b). Bagian atas untuk tempat log yang akan disterilkan. Yayasan Paguyuban Ikhlas memiliki satu steamer dan lima kompor gas Gambar 7. Steamer Gambar 8. Proses sterilisasi 42

c) Inokulasi Hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan inokulasi yaitu masalah kebersihan meliputi kebersihan alat, tempat dan orang yang melakukan inokulasi. Peralatan inokulasi yang digunakan yaitu sendok makan dan log yang harus disterilkan menggunakan alkohol 70 persen dan lampu spritus. Semua alat yang digunakan dalam inokulasi dibilas kedalam larutan alkohol 70 persen kemudian dinyalakan beberapa saat. Ruangan yang dipakai untuk inokulasi merupakan ruangan yang tidak sering dilalui orang dan sebelum digunakan ruangan harus disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol. Selain ruangan dan media tanam, orang yang akan melakukan inokulasi pun harus mensterilkan tangan dengan cara mencuci menggunakan alkohol dan mengenakan pakaian yang bersih. Sebelum diinokulasi, log yang telah disterilkan didinginkan terlebih dahulu selama dua hari, apabila tidak didinginkan maka dikhawatirkan bibit jamur yang diinokulasi akan mati. Cara melakukan inokulasi adalah dengan menyusun log kedalam ruang inokulasi, kemudian bibit jamur tiram dimasukkan dengan cara ditebar. Setelah media terisi bibit, pada bagian leher plastik yang telah terpasang cincin paralon ditutup dengan menggunakan kertas koran. Penutupan media dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan miselia jamur, karena miselia jamur tumbuh baik pada kondisi yang tidak terlalu banyak oksigen. Gambar 9. Proses Pendinginan Gambar 10. Proses Inokulasi 43

d) Inkubasi Log yang telah diinokulasi kemudian diinkubasi sampai seluruh medianya ditumbuhi miselia secara merata. Inkubasi yaitu menyimpan log yang sudah diisi dengan bibit didalam ruang inkubasi selama kurang lebih 25 hari. Suhu optimal untuk pertumbuhan miselia yaitu sekitar 28 sampai 30 derajat celcius. Selama pertumbuhan bibit, intensitas cahaya harus dikurangi, dan kelembaban serta sirkulasi udara harus diatur. e) Pemeliharaan Log jamur tiram putih yang dapat dipindahkan ke ruang perawatan adalah media yang telah dipenuhi dengan miselium. Pembukaan log dapat dilakukan dengan membuka sumbatan koran. Setelah dibuka, sekitar tiga sampai tujuh hari kemudian jamur tiram mulai tumbuh. Pertumbuhan tubuh buah awal umumnya ditandai dengan adanya bintik-bintik serat berwarna putih yang makin lama makin membesar dan dalam selang waktu beberapa hari akan tumbuh jamur kecil dan dapat dipanen dengan cara dipetik langsung apabila ukurannya sudah cukup besar. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur sampai panen yaitu antara 26 sampai 28 derajat celcius. Selama pertumbuhan tubuh buah, kelembaban udara diatur sekitar 90 persen karena apabila kurang dari 90 persen media akan mengering. Kelembaban udara selama pertumbuhan tubuh buah dapat tetap dipertahankan yaitu dengan menyiram lantai dan pengabutan. Gambar 11. Proses Inkubasi Gambar 12. Rak Pemeliharaan 44

f) Pemanenan Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan pemanenan meliputi tiga hal yaitu penentuan saat panen, teknik pemanenan dan penanganan pascapanen. Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat optimal yaitu cukup besar tetapi belum mekar penuh. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi maupun sore hari, hal ini dilakukan untuk mempertahankan kesegaran dan mempermudah pemasaran. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun jamur yang ada baik berukuran besar maupun kecil sampai ke akar-akarnya untuk menghindari akar atau batang yang tertinggal. Setelah pemanenan pertama, maka log disiram air dengan menggunakan air mengalir secara keseluruhan, hal ini bertujuan agar sisa-sisa akar yang tertinggal maupun hama pengganggu larut bersama air saat dilakukan penyiraman. Gambar 13. Pemanenan Gambar 14. Jamur Tiram Siap Jual Penanganan pascapanen yang dilakukan sangat sederhana yaitu dengan membersihkan kotoran yang menempel dibagian akar dengan cara memotong bagian akar jamur yang kotor menggunakan gunting. Dengan cara tersebut, daya simpan jamur akan lebih lama dan penampilannya lebih menarik. Sedangkan untuk menghasilkan output dalam bentuk log jamur tiram putih, maka kegiatan yang diperlukan hanya sampai pada tahap inkubasi. Sementara untuk menghasilkan output dalam bentuk jamur tiram segar maka kegiatan yang dilakukan mulai dari pembuatan log sampai pemanenan dan penanganan pascapanen. 45

5.5 Organisasi Yayasan Paguyuban Ikhlas Yayasan Paguyuban Ikhlas adalah suatu usaha perorangan di bidang pertanian dengan usaha budidaya jamur tiram putih, dimana usaha ini masih beroperasi dalam skala menengah dan pemilik bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dalam kegiatan yang dilakukan. Yayasan Paguyuban Ikhlas memiliki struktur organisasi yang sederhana, dapat dilihat pada Gambar 15. Dalam organisasi ini direktur utama membawahi beberapa bagian dengan wewenang dan tanggung jawab yang berbeda. Struktur ini menunjukkan bahwa saluran perintah datang dari pemimpin melalui supervisor kemudian diteruskan kepada bawahan. Direktur Utama Supervisor Divisi Produksi (6 orang) Divisi Perawatan (2 orang) Divisi Pengantongan (5 orang) Gambar 15. Struktur Organisasi Yayasan Paguyuban Ikhlas Tahun 2009 Sumber : Yayasan Paguyuban Ikhlas (2009) Direktur utama Yayasan Paguyuban Ikhlas mengambil keputusan dalam segala bidang aktivitas yang dilakukan dan menetapkan garis umum kebijakan. Dalam pengambilan keputusan direktur terlebih dahulu melakukan diskusi dan konfirmasi dengan supervisor sebagai pihak yang mengetahui kondisi kebun. 5.6 Sumberdaya Manusia Tenaga kerja yang dimiliki oleh Yayasan Paguyuban Ikhlas berjumlah 13 orang yang terdiri dari delapan orang yang bertugas sebagai divisi produksi sebanyak enam orang dan divisi perawatan sebanyak dua orang, dan lima orang tenaga kerja 46

pengantongan log jamur tiram putih. Kebutuhan akan tenaga kerja ini dapat disesuaikan dengan target produksi dan diusahakan tidak terlalu banyak dengan harapan masing-masing pegawai dapat bekerja secara efektif dan efisien. Keseluruhan pegawai tersebut terkait dengan kontrak kerja dan kebutuhannya tidak terkait dengan jumlah produksi, sehingga gaji yang diberikan berjumlah tetap sebulan. Kompensasi yang diberikan untuk penyelesaian pekerjaan ini yaitu sebesar Rp.900.000 per bulan per orang untuk divisi produksi dan divisi perawatan, sedangkan untuk divisi pengantongan sebesar Rp.1.333.500 per bulan per orang. Namun dalam prakteknya, pegawai tersebut dapat mengambil lembur untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditetapkan supervisor dengan kompensasi yang diberikan sebesar Rp.20.000 per orang. Selain pegawai tersebut, Yayasan Paguyuban Ikhlas dapat mengangkat pegawai baru yang disesuaikan dengan kapasitas produksi yang akan direncanakan kedepan. 47