BAB II PERENCANAAN KINERJA

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

L A P O R A N K I N E R J A

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Polhukam Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

PERJANJIAN KINERJA 2016

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

Sekretariat Kabinet RI

LAPORAN KINERJA (LKj)

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014

L A P O R A N K I N E R J A

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA. (LKj) KEDEPUTIAN BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERJANJIAN KINERJA 2018

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN KINERJA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penataan sistem perencanaan yang akuntabel, yaitu perencanaan yang. terukur dan dapat dipertanggungjawabkan akan mewujudkan suatu manajemen

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI KEMARITIMAN SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET TAHUN

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG KANTOR STAF PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

LAKIP TAHUN Pusat Data dan Informasi. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERJANJIAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Wasit Saronto

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS...

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN...

Transkripsi:

A. Rencana Strategis BAB II Renstra Tahun 2015 2019 merupakan panduan pelaksanaan tugas dan fungsi pada periode 2015 2019 yang disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Tahun 2010 2014, analisis terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis baik global maupun nasional, dan Rencana Reformasi Birokrasi. Renstra tersebut juga disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 2019 dan dimaksudkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran, agenda, dan misi pembangunan serta visi Presiden Republik Indonesia. Dalam Renstra Tahun 2015 2019 tersebut, telah ditetapkan visi dan misi organisasi yang merupakan panduan atau acuan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Visi dan misi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam tujuan yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis organisasi. telah menetapkan visi sebagai berikut: Menjadi yang profesional dan andal dalam mendukung Presiden dan Wakil Presiden menyelenggarakan pemerintahan. Visi ditetapkan dengan mempertimbangkan tugas dan fungsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2015 tentang dan dengan memperhatikan capaian kinerja organisasi periode sebelumnya, yaitu tahun 2010 2014, serta dinamika lingkungan strategis. Perumusan visi tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan yang diharapkan ke depan dengan memperhatikan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025 mengenai peranan dan fungsi suatu organisasi. Laporan Kinerja Tahun 2015 9

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa diarahkan untuk menjadi lembaga pemerintah yang strategis, profesional, dan dapat diandalkan dalam memberikan dukungan kepada Presiden dan Wakil Presiden melaksanakan tugas sehari-hari sebagai kepala pemerintahan, berupa pemberian dukungan kebijakan dan administrasi secara cepat, tepat, transparan, dan akuntabel. Pemberian dukungan pengelolaan manajemen kabinet tersebut ditujukan kepada Presiden, dan Wakil Presiden, yang di dalamnya terdapat para Menteri/pejabat setingkat Menteri yang ditunjuk oleh Presiden yang merupakan satu kesatuan dalam menyelenggarakan pemerintahan. Dengan visi dimaksud, diharapkan mampu mengantisipasi berbagai tantangan di masa depan sekaligus meningkatkan kualitas kinerja secara maksimal dalam rangka memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabinet kepada Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan. Dalam rangka mencapai visinya, telah menetapkan misi sebagai berikut: Memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dengan memegang teguh pada prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Misi tersebut dimaksudkan bahwa dalam rangka membantu Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan diperlukan dukungan manajemen kebijakan termasuk di dalamnya pengelolaan sidang-sidang kabinet sehingga penyelenggaraan kabinet dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). tidak hanya sebagai kesekretariatan yang bertugas memberikan dukungan administrasi kepada Presiden, tetapi juga mempunyai tugas memberi dukungan teknis dan pemikiran kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Selain itu, juga melaksanakan fungsi manajemen kabinet untuk memastikan kebijakan dan arahan yang dikeluarkan Presiden yang ditetapkan dalam persidangan kabinet dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh para anggota kabinet. Dalam rangka melaksanakan fungsi manajemen kabinet, Sekretariat Kabinet memiliki peran strategis dalam memberikan dukungan kepada Presiden sebagai kepala pemerintahan (Chief Executive Officer of the Government). Penyelenggaraan fungsi pengelolaan dan pengendalian manajemen kabinet Laporan Kinerja Tahun 2015 10

merupakan fungsi integral dalam membantu Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. melaksanakan fungsi manajemen kabinet dalam arti yang luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas, melaksanakan fungsi manajemen kabinet dengan melaksanakan fungsi monitoring, evaluasi dan koordinasi kebijakan. melakukannya tidak hanya pada tahap implementasi, namun juga pada tahap formulasi kebijakan. Karena itu, fungsi analisis kebijakan yang dilakukan oleh bersifat terintegrasi, dari formulasi sampai dengan reformulasi kebijakan (integrated policy analysis). Fungsi monitoring, evaluasi dan koordinasi kebijakan (manajemen kabinet) lebih difokuskan pada formulasi/perumusan dan implementasi kebijakan baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan, hasil sidang kabinet maupun program/ kegiatan sektoral K/L sesuai RPJMN, RKP dan program prioritas pemerintah. Esensi manajemen kabinet dalam arti luas diwujudkan dalam upaya memberikan saran atau rekomendasi kebijakan kepada anggota kabinet dan pimpinan lembaga pemerintah pusat dan daerah, antara lain: 1. Memastikan seluruh arahan, instruksi, keputusan dan kebijakan Presiden dapat dilaksanakan dengan baik oleh anggota kabinet dan pimpinan lembaga pemerintah; 2. Mengawasi kinerja kementerian/lembaga; dan 3. Menyampaikan informasi kebijakan pemerintah yang benar dan berimbang. Sedangkan pelaksanaan manajemen kabinet dalam arti sempit yaitu mengelola persiapan dan tindak lanjut sidang-sidang kabinet. Dengan kata lain, pelaksanaan tugas manajemen kabinet khususnya pelaksanaan fungsi monitoring, evaluasi, dan koordinasi kebijakan Sekretariat Kabinet tidak tumpang tindih dengan fungsi yang dilakukan oleh instansi lain. Hasil analisis dan rekomendasi kebijakan yang bersifat second opinion dapat dijadikan sebagai masukan kepada Presiden dan/atau instansi pemerintah lainnya. Selain itu, hasil analisis dan rekomendasi kebijakan dapat memperkuat, melengkapi, memperjelas, mempertajam, dan juga bisa mengoreksi hasil analisis dan rekomendasi kebijakan yang dibuat oleh instansi lain. Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Sekretariat Kabinet diperlukan perumusan langkah-langkah secara terarah dalam bentuk tujuan. Dari visi dan misi Presiden yang tertuang RPJMN 2015 2019 dan setelah dipertajam dengan visi dan misi serta dengan mempertimbangkan segala potensi yang dimiliki dan permasalahan yang akan dihadapi dalam mewujudkan visi dan melaksanakan misi, maka dalam rangka Laporan Kinerja Tahun 2015 11

terwujudnya dukungan manajemen kabinet yang prima kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan, Sekretariat Kabinet menetapkan tujuan sebagai berikut: Memberikan dukungan teknis, administrasi, dan pemikiran yang berkualitas dalam rangka mendukung Presiden dan Wakil Presiden menyelenggarakan pemerintahan. Pencapaian tujuan tersebut diukur melalui 3 (tiga) indikator yaitu: 1. Meningkatnya jumlah rekomendasi kebijakan yang ditindaklanjuti; 2. Meningkatnya kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet dan risalah sidang kabinet; 3. Meningkatnya kepuasan pengakses terhadap informasi dan layanan situs sekretariat kabinet. Guna menjabarkan tujuan agar lebih terukur dan dapat dicapai secara nyata, telah menetapkan sasaran strategisnya. Dengan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan dan sebagai bentuk penjabarannya, telah menetapkan 3 (tiga) sasaran strategis yang hendak dicapai pada tahun 2015 2019, yaitu : 1. Peningkatan kualitas hasil rekomendasi kebijakan Peningkatan kualitas hasil rekomendasi kebijakan yang dihasilkan untuk disampaikan kepada Presiden. Semakin berkualitas rekomendasi tersebut apabila rekomendasi kebijakan di manfaatkan oleh Presiden dalam memutuskan kebijakan pemerintahan. Jumlah rekomendasi yang di diterima dan/atau dimanfaatkan oleh Presiden tersebut merupakan indikator bahwa rekomendasi telah ditindaklanjuti. Selain itu juga, Sekretaris Kabinet meneruskan arahan Presiden dan kebijakan pemerintah kepada Menteri dan/atau pimpinan lembaga dalam bentuk surat, surat edaran ataupun memorandum (khusus kepada Menteri Sekretaris Negara terkait persetujuan prakarsa atau substansi suatu RPUU atau kepada Kepala Staf Kepresidenan). Jumlah surat, surat edaran ataupun memorandum yang diterima dan/atau dimanfaatkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga juga merupakan indikator bahwa rekomendasi telah ditindaklanjuti. 2. Peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet Peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet. Pengelolaan persidangan kabinet yang baik dan berkualitas ditandai dengan kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet dan kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet. Semakin Laporan Kinerja Tahun 2015 12

puas peserta sidang kabinet maka semakin berkualitas pengelolaan persidangan kabinet tersebut. 3. Peningkatan layanan informasi yang responsif dan transparan Kualitas layanan informasi ditentukan oleh responsif dan transparan informasi yang disediakan, yang merupakan indikator semakin meningkat kualitas layanan informasi tersebut. Pengukuran melalui jumlah pengakses situs, persentase kepuasan pengakses terhadap layanan situs, dan persentase kepuasan terhadap penyebarluasan informasi terkait kegiatan kabinet dan Nomenklatur tiga sasaran strategis di atas agak berbeda dengan nomenklatur sasaran strategis dalam dokumen PK maupun PK Perubahan Tahun 2015. Hal ini terjadi karena nomenklatur tiga sasaran di atas merupakan sasaran strategis yang terdapat dalam dokumen Renstra Perubahan 2015-2019 yang ditetapkan setelah proses restrukturisasi terjadi atau ditetapkan pada akhir tahun 2015. Dalam hal ini pengukuran kinerja dalam laporan kinerja ini mengacu kepada pengukuran sasaran strategis yang ada baik dalam dokumen PK maupun PK Perubahan 2015 agar dapat dilihat rekam jejak kinerjanya. Hal ini juga selanjutnya berpengaruh pada penetapan indikator sasarannya. B. Ikhtisar Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 Perjanjian kinerja (PK) adalah dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi atau unit organisasi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja ini terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dalam hal ini, target kinerja yang diperjanjikan dalam PK juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Perjanjian kinerja ini selanjutnya digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur, dan sebagai dasar pemberian penghargaan (reward) dan sanksi (punishment). menetapkan dokumen PK Tahun 2015 sebagai ikhtisar perencanaan kinerja dari seluruh satuan organisasi dan unit kerja di lingkungan, yang memuat target kinerja yang ingin dicapai sebagai ukuran keberhasilan sasaran strategis organisasi. Pada pertengahan tahun 2015, mengalami reorganisasi guna menyesuaikan dengan mandat pemerintahan baru dan struktur Kabinet Kerja. Oleh karena itu, terjadi dua kali penetapan Perjanjian Kinerja (PK). Laporan Kinerja Tahun 2015 13

Dokumen awal Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2015 adalah sebagai berikut: PK Awal Tahun 2015 Indikator Kinerja Satuan Target Sasaran Strategis 1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah 1.a.Persentase rekomendasi kebijakan yang ditindaklanjuti oleh Pemerintah Sasaran Strategis 2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden 2.a.Persentase Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden yang ditindaklanjuti Sasaran Strategis 3. Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet 3.a.Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet 3.b.Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet Nilai Nilai A A Sasaran Strategis 4. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan administrasi aparatur yang wewenang penetapannya di tangan Presiden 4.a.Persentase tingkat kepuasan stakeholder terhadap penyelesaian Keputusan Presiden tentang pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan pemerintahan serta kepangkatan, pemberhentian, dan pensiun PNS yang wewenang penetapannya di tangan Presiden Sasaran Strategis 5. Terwujudnya peningkatan layanan sistem informasi 5.a.Jumlah pengakses layanan data dan informasi 5.b.Jumlah pendownload layanan data/informasi 5.c.Persentase kepuasan pengakses terhadap layanan website Pengakses 6.000.000 Pendownload 800.000 % 90 Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2015 maka terjadilah reorganisasi yang mengakibatkan adanya perubahan tugas dan fungsi. Perubahan tugas dan fungsi tersebut berimplikasi pada perlunya dilakukan perubahan pada dokumen PK, sebagai berikut: Laporan Kinerja Tahun 2015 14

PK Perubahan Tahun 2015 Indikator Kinerja Satuan Target Sasaran Strategis 1. Terwujudnya rekomendasi yang berkualitas 1.a.Persentase rekomendasi kebijakan yang ditindaklanjuti oleh Pemerintah 1.b.Persentase rekomendasi persetujuan atas permohonan izin prakarsa dan substansi rancangan peraturan perundang-undangan yang ditindaklanjuti 1.c.Persentase rekomendasi terkait materi sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden yang ditindaklanjuti Sasaran Strategis 2. Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet 2.a.Persentase kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet 2.b.Persentase kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet Sasaran Strategis 3. Terwujudnya peningkatan layanan sistem dan teknologi informasi 3.a.Jumlah pengakses website Pengakses 1.900.000 3.b.Jumlah pendownload layanan data/informasi 3.c.Persentase kepuasan pengakses terhadap layanan website Pendownload 800.000 % 90 Berdasarkan PK Perubahan tersebut, terdapat dua sasaran strategis yang dihilangkan terkait dengan pengalihan tugas dan fungsi penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres kepada Kementerian Sekretariat Negara (sesuai Perpres Nomor 24 Tahun 2015 tentang Kementerian Sekretariat Negara dan pengalihan proses penyelesaian administrasi aparatur yang wewenang penetapannya di tangan Presiden (PNS golongan IVc ke atas) kepada BKN dan Kementerian Sekretariat Negara. Pengalihan kuasa dari kepada BKN terkait penyelesaian administrasi aparatur PNS golongan IVc ke atas dimaksudkan untuk efisiensi dan efektivitas pelayanan kepegawaian Laporan Kinerja Tahun 2015 15

C. Ikhtisar Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015 Indikator kinerja utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan yang menggambarkan kinerja utama instansi pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsi serta mandat (core business) yang diemban. Seperti halnya pada dokumen Perjanjian Kinerja, telah melakukan perubahan/penyempurnaan terhadap penetapan IKU tahun 2015 sebagai tindak lanjut dari proses reorganisasi, sebagai berikut: Perbandingan IKU Tahun 2015 IKU Awal 2015 (Perseskab Nomor 1 Tahun 2015) 1. Persentase rekomendasi kebijakan yang ditindaklanjuti oleh Pemerintah IKU Perubahan 2015 (Perseskab Nomor 10 Tahun 2015) 1.a.Persentase rekomendasi kebijakan yang ditindaklanjuti oleh Pemerintah 1.b.Persentase rekomendasi persetujuan atas permohonan izin prakarsa dan substansi rancangan peraturan perundang-undangan yang ditindaklanjuti 1.c.Persentase rekomendasi terkait materi sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden yang ditindaklanjuti 2. Persentase RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang ditindaklanjuti - 3.a.Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet 3.b.Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet 4.Persentase tingkat kepuasan stakeholder terhadap penyelesaian Keppres tentang pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan pemerintahan, kepangkatan, pemberhentian dan pensiun PNS yang wewenang penetapannya di tangan Presiden 5.a.Jumlah pengakses layanan data dan informasi 5.b.Jumlah pendownload layanan data/ informasi 5.c.Persentase kepuasan pengakses terhadap layanan website 2.a.Persentase kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet 2.b.Persentase kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet 3.a.Jumlah pengakses website 3.b.Jumlah pendownload layanan data/informasi 3.c.Persentase kepuasan pengakses terhadap layanan website - Laporan Kinerja Tahun 2015 16