LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET SEKRETARIAT KABINET 2015

2 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LKj) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 disusun sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja (performance results) Deputi Bidang Persidangan Kabinet selama tahun 2014, dikaitkan dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Sesuai dengan dokumen Renstra (hasil revisi) dan Perencanaan Kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014, Deputi Bidang Persidangan Kabinet memiliki tujuan strategis yaitu Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet. Pengukuran terhadap sasaran strategis dan untuk mencapai tujuan strategis Deputi Bidang Persidangan Kabinet dilakukan melalui 3 (tiga) kegiatan yaitu; (1) Penyiapan materi sidang kabinet dan rapat lainnya yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden serta rapat kerja Sekretaris Kabinet; (2) Penyelenggaraan dan pendokumentasian sidang kabinet, rapat dan pertemuan yang dipimpin oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden; (3) Penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan berkaitan dengan kegiatan kabinet dan Sekretariat kabinet. Peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet meliputi proses penyelenggaraan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, sampai dengan pendokumentasian hasilhasilnya, yang diukur pencapaiannya dengan penetapan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama (IKU) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 sebagaimana tabel berikut di bawah ini: ii

3 Tabel Capaian IKU Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 Indikator sasaran Target Realisasi Capaian 1. Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet 2. Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet 100% 93,18% A 85% 94,44% A Pada tahun 2014, Deputi Bidang Persidangan Kabinet mendapatkan alokasi anggaran (setelah revisi) sebesar Rp ,-. Dana yang diperoleh dialokasikan untuk melakukan kegiatan-kegiatan dengan penyerapan anggaran seluruhnya sebesar Rp ,- atau 62,33 %. Informasi yang disajikan dalam LKj ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan peningkatan/perbaikan perencanaan kinerja di tahun-tahun mendatang dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan bagi pimpinan. iii

4 KATA PENGANTAR Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa akhirnya Deputi Bidang Persidangan Kabinet telah menyelesaikan Laporan Kinerja (LKj) Tahun LKj ini diharapkan menjadi sebuah tolok ukur bagi peningkatan kinerja para pejabat dan pegawai di lingkungan Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet di tahun-tahun mendatang. LKj Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai Perjanjian Kinerja (PK) yang dibebankan kepada Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun Selain itu, laporan ini disusun sebagai sarana pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good governance dan clean government) serta sebagai umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya. Pada LKj Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 ini dijelaskan pula upaya mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan program/kegiatan tahun 2014 dan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta hasil yang dicapai pada tahun 2014 yang berorientasi pada pencapaian visi dan misi. Kami berharap keberhasilan pada tahun 2014 akan menjadi tolok ukur untuk peningkatan kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet di tahun 2015 yang akan datang terutama dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi di lingkungan Pegawai Negeri Sipil (PNS) khususnya di Sekretariat Kabinet. Jakarta, Februari 2015 Deputi Bidang Persidangan Kabinet, Dra. Sipa i

5 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Ringkasan Eksekutif... ii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Gambaran Organisasi Deputi Bidang Persidangan Kabinet 2 C. Gambaran aspek strategis (Strategic Issued) Deputi Bidang Persidangan Kabinet... 4 BAB II PERENCANAAN KINERJA... A. Gambaran umum perencanaan kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet... 5 B. Ringkasan/Ikhtisar PK Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun C. Ikhtisar IKU Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun BAB III CAPAIAN KINERJA A. Capaian Kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun B. Realisasi Anggaran BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Umum Atas Capaian Kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet B. Langkah-langkah/rekomendasi Perbaikan untuk Pening- Katan Kinerja iv

6 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Perjanjian Kinerja (PK) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun Tabel 2 : IKU Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun Tabel 3 : Target dan Relisasi Penyelenggaraan Sidang Kabinet Maupun Rapat atau Pertemuan Periode Tahun 2010 Tahun Tabel 4 : Rentang Nilai Kepuasan. 16 Tabel 5 : Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Deputi Bidang Persidangan Kabinet 16 Tabel Tabel Tabel Tabel 6 : Rekapitulasi Hasil Jawaban Survei Tingkat Kepuasan Penyelenggaraan Sidang Kabinet Tahun : Target dan Realisasi Tingkat Kepuasan Penyelenggaraan Sidang Kabinet Tahun : Perbandingan Realisasi dan Capaian Tingkat Kepuasan Penyelenggaraan Sidang Kabinet Tahun 2013 dan Tahun : Rekapitulasi Hasil Jawaban Survei Tingkat Kepuasan Risalah Sidang Kabinet Tahun Tabel 10 : Target dan Realisasi Tingkat Kepuasan Risalah Sidang Kabinet Tahun Tabel 11 : Perbandingan Realisasi dan Capaian Tingkat Kepuasan Risalah Sidang Kabinet Tahun v

7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tata pemerintahan yang baik (good governance) bahwa akuntabilitas publik merupakan elemen penting dan merupakan tantangan utama yang dihadapi pemerintah. Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau menjawab kinerja serta tindakan suatu organisasi sesuai dengan aturan yang berlaku. Sejalan dengan pentingnya akuntabilitas kinerja bagi setiap instansi, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, intinya adalah agar setiap instansi pemerintah diwajibkan menyusun laporan kinerja. Dalam ketentuan tersebut bahwa sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) dikembangkan secara terintegrasi dengan sistem perencanaan, sistem penganggaran, sistem perbendaharaan, dan akuntansi pemerintah. Untuk implementasinya, sistem ini mencakup perencanaan strategis, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, dan evaluasi kinerja. Pelaporan akuntabilitas kinerja yang dituangkan dalam bentuk Laporan Kinerja (LKj) merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat yang berisi informasi mengenai pencapaian kinerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan kinerja. Melalui LKj, kinerja pemerintah akan dinilai secara transparan, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, LKj akan mendorong pemerintah melaksanakan good governance, memberikan masukan pada stakeholders serta meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. LKj juga merupakan muara dari perencanaan dan pelaksanaan kinerja. Oleh karena itu, LKj merepresentasikan kinerja instansi pemerintah yang sesungguhnya, atau merupakan media pertanggungjawaban atas pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dengan baik kepada 1

8 masyarakat (public accountability) maupun secara hierarkis kepada atasan langsung (managerial accountability). Pelaporan akuntabilitas kinerja yang dituangkan ke dalam bentuk LKj merupakan uraian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi dalam rangka pencapaian visi dan misi serta penjabarannya yang menjadi perhatian utama dari suatu instansi pemerintah dan mencakup berbagai aspek yang meliputi uraian pertanggungjawaban mengenai aspek keuangan, sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana, serta metode kerja, pengendalian manajemen dan kebijakan lain yang mendukung pelaksanaan tugas utama instansi. Sejalan dengan hal tersebut di atas, Kedeputian Persidangan Kabinet sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Sekretariat Kabinet dalam melaksanakan tugas dan fungsinya juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk melakukan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kinerja tahun 2014 yang disampaikan dalam bentuk LKj Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun B. Gambaran Organisasi Deputi Bidang Persidangan Kabinet Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Kabinet Nomor 4 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet, sebagai berikut : 1. Kedudukan Deputi Bidang Persidangan Kabinet adalah suatu unit kerja yang dipimpin oleh Deputi yang berkedudukan dan bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris Kabinet. 2

9 2. Tugas Deputi Bidang Persidangan Kabinet mempunyai tugas membantu Sekretaris Kabinet dalam penyelenggaraan, pengadministrasian dan pengelolaan sidang-sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden serta penyampaian publikasi dan pengoordinasian tindak lanjut hasil sidang, rapat atau pertemuan tersebut, dan pengumpulan, pengolahan dan pelayanan informasi dan hubungan kemasyarakatan serta kelembagaan dan protokol yang terkait dengan kegiatan kabinet. 3. Fungsi Deputi Bidang Persidangan Kabinet menyelenggarakan fungsi: a. penyelenggaraan urusan administrasi dan penyiapan bahan-bahan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden; b. penyusunan risalah dan pendokumentasian, pendistribusian dan publikasi hasil sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden; c. penyelenggaraan urusan pendokumentasian hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden; d. penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan yang berkaitan dengan kegiatan kabinet; e. penyelenggaraan protokol persidangan dan kegiatan Sekretaris Kabinet; f. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Kabinet. 3

10 C. Gambaran Aspek Strategis (Strategic Issued) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Sebagaimana diketahui bahwa tugas Deputi Bidang Persidangan Kabinet yaitu membantu Sekretaris Kabinet dalam penyelenggaraan, pengadministrasian dan pengelolaan sidang-sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden serta penyampaian publikasi dan pengoordinasian tindak lanjut hasil sidang, rapat atau pertemuan tersebut, dan pengumpulan, pengolahan dan pelayanan informasi dan hubungan kemasyarakatan serta kelembagaan dan protokol yang terkait dengan kegiatan kabinet. Penyelenggaraan sidang kabinet merupakan salah satu bentuk dari pelaksanaan manajemen kabinet yang menjadi tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet. Sedangkan terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet dapat dilihat dari keberhasilan dalam menyelesaikan seluruh kegiatan yang terkait dengan pengelolaan sidang kabinet terutama di dalam memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada seluruh peserta sidang kabinet baik dari sisi pelayanan maupun hasil sidang kabinet berupa risalah sidang kabinet. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Deputi Bidang Persidangan Kabinet memiliki aspek yang sangat strategis di dalam pelaksanaan manajemen kabinet khususnya dalam mendukung program Sekretariat Kabinet yaitu Penyelenggaraan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. 4

11 BAB II PERENCANAAN KINERJA Deputi Bidang Persidangan Kabinet telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan Persidangan agar dapat menyelenggarakan kegiatan secara lebih terarah, sistematis, konsisten dan seimbang sehingga pencapaian kinerja dapat diukur dengan mudah. Renstra Deputi Bidang Persidangan Kabinet memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kajian lingkungan internal dan eksternal serta arah kebijakan dan strategi dari tahun 2010 sampai dengan 2014 sebagai upaya untuk memberikan informasi yang jelas, tegas, dan akuntabel menyangkut program dan kegiatan untuk mencapai target, tujuan, dan sasaran pembangunan Deputi Bidang Persidangan Kabinet. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan sebaikbaiknya guna mencapai target yang diharapkan, Deputi Bidang Persidangan Kabinet telah menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 yang disesuaikan dengan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, yang tertuang dalam Rencana Strategis Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun A. Gambaran Umum Perencanaan Kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet Sebagaimana diketahui bahwa kinerja instansi pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatankegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. 5

12 Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang dinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi juga diartikan sebagai suatu cara pandang ke depan yang akan menjadi sasaran ataupun tujuan akhir dari satu instansi atau lembaga yang diimplementasikan ke dalam bentuk kegiatan. Dengan kata lain, visi adalah cita-cita yang ingin dicapai di masa depan atau gambaran dari perwujudan kondisi organisasi di masa yang akan datang. Tujuan penetapan visi antara lain adalah mencerminkan apa yang akan dicapai oleh suatu organisasi, memberikan arah dan fokus strategis yang jelas, menjadi perekat dan menyatukan gagasan strategik, dan memiliki orientasi terhadap masa depan. Visi Deputi Bidang Persidangan Kabinet adalah Menjadi Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet yang profesional dan handal dalam mendukung kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet. Misi adalah pernyataan mengenai apa yang harus dilakukan oleh suatu organisasi dalam rangka mencapai visi. Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Selain itu, misi dapat diartikan pula sebagai apa sebabnya suatu organisasi itu ada (why we exist) dan lebih jauh lagi apa yang diyakini dapat dilakukan oleh organisasi (what we believe we can do) dalam usaha mewujudkan visinya. Adapun misi Deputi Bidang Persidangan Kabinet yang ditetapkan dalam rangka menentukan langkah-langkah teknis dan konkret, yaitu: 1. Melaksanakan penyiapan materi sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden. 2. Melaksanakan penyelenggaraan dan pendokumentasian sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden. 3. Melaksanakan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan terkait kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet.. 6

13 B. Ringkasan/ikhtisar PK Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 Perjanjian Kinerja (PK) merupakan lembar/dokumen yang berisi penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. PK juga merupakan tekad dan janji tahunan yang akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima amanah/tanggung jawab kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/tanggung jawab kinerja. PK menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja dalam satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. PK Deputi Bidang Persidangan Kabinet ditetapkan sebagai ikhtisar perencanaan kinerja yang memuat target kinerja yang ingin dicapai sebagai ukuran keberhasilan sasaran strategis susunan organisasi. Penetapan Kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 1 Perjanjian Kinerja (PK) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet A B Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) atau 5 (lima) tahun. Dengan adanya tujuan, maka fokus organisasi dapat lebih dipertajam dan memberikan arah bagi sasaran yang akan dicapai. 7

14 Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh instansi pemerintah dalam jangka waktu tertentu. Sasaran menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakantindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan memberikan fokus pada penyusunan kegiatan sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai. Tujuan dan sasaran disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang akan dihadapi pada langkah sebelumnya dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Kementerian/Lembaga. Dalam hal ini, perumusan tujuan dan sasaran Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan Persidangan dilakukan setelah memperhatikan berbagai potensi dan permasalahan yang dihadapi guna merealisasikan visi dan misi sebagaimana tersebut di atas. Dengan memformulasikan tujuan, maka Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan Persidangan Sekretariat Kabinet dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam mencapai misinya. Berdasarkan misi di atas maka keberhasilan Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan Persidangan dapat diukur dari keberhasilan dalam mewujudkan tujuan yakni, Meningkatnya kualitas dukungan teknis, administrasi, dan pemikiran dalam pengelolaan sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden. Sasaran strategis yang digunakan Deputi Bidang Persidangan Kabinet, sebagai alat ukur pada tahun adalah: 1. Terwujudnya peningkatan kualitas penyiapan materi sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden. 2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelenggaraan dan hasil-hasil sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden. 8

15 3. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan. Berdasarkan Renstra Sekretaris Kabinet Tahun yang telah disempurnakan, Kedeputian Bidang Persidangan Kabinet memiliki 1 (satu) sasaran strategis yang juga merupakan Sasaran Strategis Ketiga Sekretariat Kabinet yaitu: Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet. Sasaran strategis tersebut merupakan rumusan yang ditetapkan sebagai target yang ingin dicapai pada waktu yang telah ditetapkan. Sasaran strategis memuat indikator-indikator kinerja yang dapat diukur untuk menilai pencapaian dari suatu sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. C. Ikhtisar IKU Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 Manajemen kinerja merupakan suatu proses strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan performansi aspek-aspek yang menunjang keberadaan suatu organisasi. Pada implementasinya, manajemen kinerja tidak hanya berorientasi pada salah satu aspek, melainkan aspek-aspek terintegrasi dalam mendukung jalannya suatu organisasi. Hakikat manajemen kinerja adalah bagaimana mengelola seluruh kegiatan instansi/unit kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen kinerja yang diterapkan oleh Deputi Bidang Persidangan Kabinet diupayakan berjalan sinergis dengan pelaksanaan reformasi birokrasi yang salah satunya terkait dengan aspek akuntabilitas kinerja dengan cara menyempurnakan dan menyelaraskan dokumem-dokumen akuntabilitas kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet dari mulai dokumen perencanaan sampai dengan pelaporannya. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menjadi tolok ukur keberhasilan Deputi Bidang Persidangan Kabinet. 9

16 Tabel 2 IKU Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 NO Sasaran Strategis Uraian IKU 1 Terwujudnya peningkatan kualitas Pengelolaan Persidangan Kabinet 1. Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet 2. Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah penyelenggaraan sidang kabinet Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan diperlukan adanya strategi. Strategi merupakan rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya organisasi yang meliputi penetapan kebijakan, program operasional, dan kegiatan atau aktivitas dengan memperhatikan sumber daya organisasi serta keadaan lingkungan yang dihadapi. 10

17 BAB III CAPAIAN KINERJA Penerapan manajemen pemerintah berbasis kinerja pada dasarnya adalah mengubah mindset dari sistem yang birokratis ke arah sistem yang bertujuan untuk lebih mewirausahakan birokrasi pemerintah. Dalam bahasa yang lain, transformasi sektor pemerintahan yang mengubah fokus akuntabilitas dari orientasi pada masukan-masukan (Inputs-Oriented Accountability) dan proses ke arah akuntabilitas pada hasil-hasil (Results-Oriented Accountability), terutama berupa outcomes. Salah satu cara yang tepat untuk dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan manajemen pemerintahan adalah dengan melakukan reformasi pengelolaan dan pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah. Prioritas strategis pemerintah harus ditetapkan berdasarkan kebutuhan masyarakat. Instansi pemerintah berdasarkan prioritas-prioritas tersebut menetapkan sasaran-sasaran strategis di instansi masing-masing dengan ukuran-ukuran kinerja yang jelas dan terukur. Ukuran-ukuran kinerja atau yang kemudian dikenal sebagai indikator kinerja merupakan alat atau media yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Indikator kinerja akan memberikan rambu atau sinyal apakah kegiatan atau sasaran yang diukurnya telah berhasil dilaksanakan atau dicapai sesuai yang direncanakan. Indikator kinerja yang baik akan menghasilkan informasi kinerja yang memberikan indikasi yang lebih baik dan lebih menggambarkan mengenai kinerja organisasi. Selanjutnya apabila didukung dengan suatu sistem pengumpulan dan pengolah data kinerja yang memadai maka kondisi ini akan dapat membimbing dan mengarahkan organisasi pada hasil pengukuran yang andal (reliable) mengenai hasil apa saja yang diperoleh selama periode aktivitasnya. Penetapan indikator kinerja pada tingkat sasaran dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja yang hasilnya dituangkan dalam 11

18 LKj tahun Indikator kinerja sasaran diperlukan dalam mengukur tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang akan diwujudkan pada tahun yang bersangkutan. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu (tahunan) secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis. A. Capaian Kinerja Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 Penyelenggaraan sidang kabinet merupakan salah satu bentuk dari pelaksanaan manajemen kabinet yang menjadi tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet. Sedangkan terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet dapat dilihat dari keberhasilan dalam menyelesaikan seluruh kegiatan yang terkait dengan pengelolaan sidang kabinet terutama di dalam memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada seluruh peserta sidang kabinet baik dari sisi pelayanan maupun hasil sidang kabinet berupa risalah sidang kabinet. Pengelolaan persidangan kabinet merupakan kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan sampai dengan pendokumentasian hasil-hasil penyelenggaraan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan. Hasil-hasil sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan selanjutnya didokumentasikan terdiri dari rekaman audio, transkripsi, risalah, arahan dan petunjuk Presiden serta laporan persiapan dan pelaksanaan sidang kabinet kabinet maupun rapat atau pertemuan. Aspek utama yang menjadi landasan untuk mengukur indikator kinerja utama dari sasaran ketiga ini adalah sejauh mana tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap pelayanan penyelenggaraan sidang kabinet dan sejauh mana risalah sidang kabinet dimanfaatkan oleh Kementerian/lembaga dalam mengimplementasikan kebijakannya. 12

19 Untuk dapat mengetahui Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut, maka upaya untuk menilai tingkat kepuasan dilakukan melalui berbagai jenis pertemuan tingkat kabinet sebagai berikut: 1. Sidang Kabinet yaitu sidang yang dipimpin oleh Presiden yang dihadiri oleh para Menteri dan pejabat negara lainnya yang ditentukan untuk membahas masalah-masalah penting yang dihadapi oleh negara serta penyelenggaraan negara pada umumnya. Sidang Kabinet diadakan secara berkala (periodik) dan dalam waktu-waktu tertentu yang ditentukan oleh Presiden. Presiden mengambil keputusan atau kesimpulan mengenai masalah-masalah yang dibahas dalam Sidang Kabinet setelah dimusyawarahkan dan mendengarkan sidang. Sidang Kabinet terdiri dari Sidang Kabinet Paripurna dan Sidang Kabinet Terbatas. Sidang Kabinet Paripurna diadakan secara berkala sekali dalam sebulan. Namun dalam hal dianggap perlu, Presiden dapat mengadakan Sidang Kabinet Paripurna selain dari ketentuan tersebut. Sidang Kabinet Paripurna membahas masalah-masalah umum dan khusus atau penting yang dihadapi oleh negara. Sidang Kabinet Terbatas diadakan sekali dalam seminggu atau berdasarkan keinginan Presiden untuk membahas masalah sehari-hari yang dianggap perlu meliputi bidang Polhukam, Perekonomian, Kesejahteraan Rakyat serta masalah khusus lainnya. Persiapan-persiapan sidang, penyusunan acara-acara dan pembuatan risalah-risalah dilakukan oleh Sekretaris Kabinet. 2) Rapat terdiri dari Rapat Terbatas, Rapat Kerja Pemerintah (RKP) dan Rapat yang dipimpin oleh Wakil Presiden. Rapat Terbatas dilaksanakan sewaktu-waktu dan hanya diiikuti oleh beberapa Menteri/pejabat yang sangat terkait dengan topik bahasan yang akan dibahas (terbatas). Rapat terbatas meliputi juga rapat-rapat 13

20 yang dipimpin oleh Wakil Presiden guna membahas masalah-masalah tertentu. Rapat Kerja Pemerintah (RKP) yaitu rapat yang membahas kebijakan nasional dan arahan Presiden selaku Kepala Pemerintahan. RKP dihadiri oleh seluruh Menteri, Gubernur Bank Indonesia, Kepala LPNK, para Gubernur, para Bupati/Walikota, pejabat eselon I terkait, Pejabat Daerah (Provinsi/Kabupaten/ Kota), Pelaku Usaha (situasional) dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu. 3. Pertemuan yaitu pertemuan-pertemuan yang meliputi : paparan para Menteri dan pejabat lainnya, rapat koordinasi, rapat konsultasi, Presidential Lecture, Retreat, kunjungan kerja Presiden baik ke daerah maupun ke luar negeri, arahan Presiden, dan pertemuan lainnya yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden. Tabel 3 Target dan Realisasi Penyelenggaraan Sidang Kabinet maupun Rapat atau Pertemuan Periode Tahun 2010 Tahun Target Realisasi Th 2010 Th 2011 Th 2012 Th 2013 Th 2014 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa target penyelenggaraan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan terutama target tahun 2013 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan target tahun 2014 yaitu sebesar 40,34%. 14

21 Penentuan penurunan target tahun 2014 disebabkan karena pada tahun 2014 diperkirakan menurunnya sejumlah isu-isu aktual yang akan diputuskan melalui sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan seiring dengan semakin membaiknya kondisi ekonomi, politik, dan kesejahteraan rakyat serta semakin dekatnya penyelenggaraan Pemilu tahun Akan tetapi, realisasinya jauh melebihi dari perkiraan karena pada akhir-akhir pemerintahan kabinet dan awal kabinet intensitas penyelenggaraan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan sangat tinggi. Dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet, maka Indikator Kinerja Utama (IKU) dari sasaran ketiga Sekretariat Kabinet, dapat diukur melalui indikator: 1. Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet. 2. Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet. Kedua indikator ini merupakan gambaran terhadap pencapaian sasaran ketiga kinerja Sekretariat Kabinet dalam pengelolaan persidangan kabinet. Terkait dengan pengukuran tingkat kepuasan atas penyelenggaraan dan risalah sidang kabinet dimaksudkan untuk mencari dan mengetahui sampai sejauh mana kinerja Sekretariat Kabinet dalam memberikan pelayanan penyelenggaraan sidang kabinet dan risalah sidang kabinet kepada para peserta sidang kabinet. Mekanisme untuk mengukur tingkat kepuasan ini yaitu dengan menyelenggarakan survei kepada peserta sidang kabinet dengan cara menyampaikan satu kuesioner yang memuat pertanyaan-pertanyaan terkait dengan penyelenggaraan sidang kabinet dan risalah sidang kabinet. Survei tingkat kepuasan kepada para peserta sidang kabinet tahun 2014 sama dengan tahun 2013 yaitu sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun. Penyelenggaraan survei I dilaksanakan tanggal 11 Juli 2014 dan survei II dilaksanakan pada tanggal 24 Desember Sedangkan responden survei I (periode Januari Juni 2014) yaitu para menteri dan peserta sidang kabinet era 15

22 Kabinet Indonesia Bersatu II dan responden survei II (periode Oktober Desember 2014) yaitu para menteri dan peserta sidang kabinet era Kabinet Kerja. Hasil rata-rata persentase atas jawaban puas ini selanjutnya dibandingkan dengan rentang nilai kepuasan sehingga diperoleh kategori kepuasan dan nilai kepuasan. Adapun rentang nilai kepuasan yang dipergunakan untuk mengukur kategori dan nilai kepuasan mengacu pada Rentang Nilai Kepuasan yang tercantum dalam Renstra Sekretariat Kabinet Tahun Tabel 4 Rentang Nilai Kepuasan No. Rentang Nilai Kepuasan Kategori Nilai 1 85% - 100% Sangat Baik A 2 70% - <85% Baik B 3 55% - <70% Sedang C 4 <55% Kurang Baik D Adapun target, realisasi dan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dari sasaran ketiga Sekretariat Kabinet tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5 Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Utama Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 Indikator Sasaran Target Realisasi Capaian 1. Tingkat Kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet 2. Tingkat Kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet 100% 93,18% A 85% 94,44% A 16

23 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa target tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet sebesar 100% dan realisasi sebesar 93,18%. Berdasarkan angka persentase realisasi tersebut maka capaian yang diperoleh adalah A atau masuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan target terhadap tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet sebesar 85% dan realisasi sebesar 94,44%. Berdasarkan angka rata-rata persentase realisasi tersebut maka capaian yang diperoleh adalah A dan masuk dalam kriteria sangat baik. Uraian lebih lanjut tentang analisis capaian kinerja sasaran ketiga dapat diuraikan lebih lanjut dalam penjelasan tentang masing-masing IKU berikut di bawah ini: IKU 1 : Tingkat Kepuasan Peserta Sidang Kabinet Terhadap Penyelenggaraan Sidang Kabinet Inidikator sasaran dari Indikator Kinerja Utama (IKU) I ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat kepuasan peserta sidang terhadap penyelenggaraan sidang kabinet. Unsur pelayanan berupa penyelenggaraan sidang kabinet kepada para peserta sidang kabinet merupakan hal penting bagi peserta sidang kabinet karena pelayanan yang kurang baik akan dapat mempengaruhi kualitas pengelolaan persidangan dan hasil-hasilnya. Karena itu perlu ditata dan dikelola dengan baik keseluruhan proses penyelenggaraan sidang kabinet mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyebarluasan hasil-hasil sidang kabinet. Dengan mengukur tingkat kepuasan ini, maka akan dapat diketahui berbagai kekurangan dan kelemahannya sehingga hasilnya dapat menjadi acuan bagi penyelenggaraan sidang kabinet di waktu yang akan datang. 17

24 Walaupun memiliki indikator sasaran yang sama yaitu tentang tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet, namun jenis pertanyaan yang disampaikan kepada pada peserta sidang kabinet tahun 2014 berbeda dengan pertanyaan yang disampaikan pada tahun Hasil rekapitulasi jawaban atas pertanyaan yang disampaikan kepada responden pada survei I dan survei II tentang penyelenggaraan sidang kabinet dapat dilhat pada tabel berikut ini: Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Jawaban Survei Tingkat Kepuasan Penyelenggaraan Sidang Kabinet Tahun 2014 Survei I Survei II Rata-2 No Pertanyaan Ya (%) Tidak (%) Ya (%) Tidak (%) Ya (%) Tidak (%) 1 Informasi penyelenggaraan sidang kabinet mudah dipahami 50 (100%) 0 (0%) 34 (100%) 0 (0%) 84 (100%) 0 (0%) 2 Jamuan yang disajikan dalam penyelenggaraan sidang kabinet beragam 47 (94%) 3 (6%) 32 (94,12%) 2 (5,88%) 79 (94,06%) 5 (5,94%) 3 Materi paparan yang disajikan dalam sidang kabinet diterima sesuai dengan agenda sidang 44 (91,67%) 4 (8,33%) 28 (80%) 7 (20%) 72 (85,84%) 11 (14,16%) 4 Penyebarluasan informasi hasil sidang kabinet melalui website.setkab.go.id disajikan dengan cepat 43 (89,58%) 5 (10,42%) 29 (96,67%) 1 (3,33%) 72 (93,13%) 6 (6,87%) Jumlah rata-rata 184 (93,88%) 12 (6,12%) 123 (92,48%) 10 (7,52%) 307 (93,18%) 22 (6,82%) Catatan: - Jumlah responden survei I sebanyak 50 orang - Jumlah responden survei II sebanyak 35 orang 18

25 Adapun perbandingan antara target dan realisasi tingkat kepuasan penyelenggaraan sidang kabinet tahun 2014 sebagaimana tabel berikut ini: Tabel 7 Target dan Realisasi Tingkat Kepuasan Penyelenggaraan Sidang Kabinet Tahun 2014 No. Uraian IKU Target (%) Realisasi (%) - Tingkat Kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet 100% 93,18% Dari data tabel tersebut di atas, dapat diuraikan bahwa jika dihitung ratarata persentase jawaban puas (ya) terhadap seluruh pertanyaan terkait dengan tingkat kepuasan penyelenggaraan sidang kabinet berdasarkan survei I sebesar 93,88% dan survei II sebesar 92,48%, maka realisasi rata-rata persentase tingkat kepuasan yang diperoleh sebesar 93,18%. Walaupun realisasi tidak mancapai target yang diharapkan yaitu sebesar 100%, namun dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet masuk dalam kategori sangat baik atau mencapai nilai target yaitu nilai A. Hal ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan sidang kabinet selama tahun 2014 telah memenuhi keinginan pada peserta sidang kabinet. Untuk mengetahui perbandingan antara realisasi dan capaian kinerja tahun 2013 dengan tahun 2014, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 8 Perbandingan Realisasi dan Capaian Tingkat Kepuasan Penyelenggaraan Sidang Kabinet Tahun 2013 dan Tahun 2014 No. Uraian IKU Tahun 2013 Tahun 2014 Realisasi (%) Capaian Realisasi (%) Capaian - Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet 94,54 A 93,18% A 19

26 Dari tabel di atas terlihat bahwa walaupun tingkat capaian kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet antara tahun 2013 dan 2014 adalah sama yaitu memperolah capaian A, namun realiasi atas target mengalamai penurunan yaitu sebesar 1,36%. Menurunnya realisasi ini disebabkan karena responden pada pelaksanaan survei II berbeda, sehingga mempengaruhi terhadap hasil survei. Hal ini dimungkinkan mengingat responden belum mengetahui secara menyeluruh tentang penyelenggaraan sidang kabinet. Sebagai contoh yaitu adanya tanggapan/masukkan dari responden atas pertanyaan tentang ketidakpuasan peserta sidang terkait pelayanan materi sidang kabinet. Responden mengharapkan agar materi sidang kabinet disajikan lebih simpel dan diperoleh sebelum sidang kabinet dimulai. Namun hal tersebut sulit dipenuhi lebih awal mengingat bahan sidang berasal dari Kementerian/Lembaga yang diterima Sekretariat Kabinet sering terlambat, bahkan diterima pada saat sidang kabinet sedang berlangsung. Padahal, Sekretariat Kabinet telah menginformasikan jauh hari sebelumnya kepada Kementerian/Lembaga untuk mempersiapkan materi sidang kabinet. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan dari penurunan tingkat kepuasan dalam penyelenggaraan sidang kabinet. IKU 2 : Tingkat Kepuasan Peserta Sidang Kabinet Terhadap Risalah Sidang Kabinet Inidikator sasaran dari Indikator Kinerja Utama (IKU) II ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat kepuasan peserta sidang terhadap risalah sidang kabinet. Indikator sasaran terhadap tingkat kepuasan peserta sidang terhadap risalah sidang kabinet ini baru pertama kali dimunculkan pada tahun Sidang Kabinet merupakan salah satu agenda kegiatan kenegaraan yang dipimpin oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden guna membicarakan hal- 20

27 hal penting yang bersifat nasional dan membutuhkan keputusan Presiden. Salah satu hasil sidang kabinet adalah risalah yang didistribusikan kepada para Menteri dan para peserta sidang lainnya. Risalah sidang kabinet memuat ringkasan hal-hal penting yang menjadi pokok pembicaraan dan petunjuk/arahan Presiden dan/atau Wakil Presiden dan sebagai rujukan bagi para Menteri dan peserta sidang lainnya dalam mengambil kebijakan di Kementerian/Lembaga masing-masing. Ukuran kinerja yang terkait dengan risalah sidang kabinet yaitu tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet. Dengan mengukur persentase tingkat kepuasan ini akan dapat diketahui berbagai kekurangan dan kelemahannya sehingga hasilnya dapat menjadi acuan bagi penyusunan risalah diwaktu yang akan datang yang lebih baik lagi. Penyelenggaraan survei tentang tingkat kepuasan terhadap Risalah Sidang Kabinet baru pertama kali diselenggarakan pada tahun Hasil ratarata jawaban puas (ya) atas pertanyaan yang disampaikan kepada responden pada survei I dan survei II dapat dilhat pada tabel berikut ini: Tabel 9 Rekapitulasi Hasil Jawaban Survei Tingkat Kepuasan Risalah Sidang Kabinet Tahun 2014 Survei I Survei II Rata-2 No Pertanyaan Ya (%) Tidak (%) Ya (%) Tidak (%) Ya (%) Tidak (%) - Isi risalah sidang kabinet mudah dipahami dan membantu upaya perumusan kebijakan pemerintah 46 (92%) 4 (8%) 31 (96,88%) 1 (3,13%) 77 (94,44%) 5 (5,56%) Catatan: - Jumlah responden survei I sebanyak 50 orang - Jumlah responden survei II sebanyak 35 orang (3 orang tidak memberikan jawaban) Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata persentase jawaban puas (ya) terhadap pertanyaan terkait dengan tingkat 21

28 kepuasan risalah sidang kabinet berdasarkan survei I sebesar 92% dan survei II sebesar 96,88%, maka realisasi rata-rata persentase tingkat kepuasan terhadap risalah sidang kabinet sebesar 94,44%. Rata-rata persentase realisasi ini melebihi dari target yang diharapkan yaitu sebesar 85%, sehingga capaian yang diperoleh sebesar 109,78%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet masuk dalam kategori sangat baik atau mencapai nilai target yaitu nilai A. Berdasarkan hasil survei terhadap risalah sidang kabinet ini dapat disampaikan pula bahwa risalah sidang kabinet yang telah disusun selama tahun 2014 telah memenuhi keinginan para peserta sidang kabinet. Adapun tingkat perbandingan antara target dan realisasi tingkat kepuasan risalah sidang kabinet tahun 2014 sebagaimana tabel berikut ini: Tabel 10 Target dan Realisasi Tingkat Kepuasan Risalah Sidang Kabinet Tahun 2014 No. Uraian IKU Target (%) Realisasi (%) - Tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet 85% 94,44% Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa target tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap penyelenggaraan sidang kabinet adalah 85% dan realisasinya sebesar 94,44%. Guna mengetahui perbandingan antara realisasi dan capaian kinerja tahun 2014 terkait dengan pengukuran tingkat kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 11 Perbandingan Realisasi dan Capaian Tingkat Kepuasan atas Risalah Sidang Kabinet Tahun 2014 No. Uraian Realisasi (%) Tahun 2014 Capaian - Kepuasan peserta sidang kabinet terhadap risalah sidang kabinet 94,44% A 22

29 Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa target yang ingin dicapai terhadap kepuasan dari IKU II ini sebesar 85%. Realisasi yang diperoleh sebesar 94,44 sehingga capaiannya sebesar 109,78%, sehinggan capaian adalah sangat baik atau nilai A. Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kinerja Sekretariat Kabinet dalam penyelenggaraan sidang kabinet dan risalah sidang kabinet, maka capaian IKU sasaran 3 Sekretariat Kabinet tersebut merupakan sinyal yang baik. Adanya berbagai tanggapan dan masukan dari para peserta sidang kabinet menjadi bagian penting untuk menjadi perhatian terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan persidangan kabinet. Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis terhadap keseluruhan jawaban atas survei penyelenggaraan sidang kabinet dan survei risalah sidang kabinet pada tahun 2014, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Informasi Penyelenggaraan Sidang Kabinet mudah dipahami Pada survei I diperoleh jawaban puas (ya) sebesar 100% dan pada survei II diperoleh jawab puas (ya) sebesar 100%. Rata-rata persentase tingkat kepuasan dari survei tersebut sebesar 100%. Dari hasil jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh peserta sidang kabinet telah memahami dengan mudah tentang informasi yang disampaikan ketika akan diselenggarakannya sidang kabinet. Mengingat tingkat kecepatan dan keakuratan informasi sidang yang harus disampaikan kepada para peserta sidang kabinet memiliki urgensi yang sangat tinggi, maka diwaktu yang akan datang diperlukan lagi tambahan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan pra sarana yang lebih baik lagi. 2. Jamuan yang disajikan dalam penyelenggaraan sidang kabinet beragam Pada survei I diperoleh jawaban puas (ya) sebesar 94% dan pada survei II diperoleh jawab puas (ya) sebesar 94,12%, sehingga dari dua survei tersebut diperoleh pesentase rata-rata kepuasan sebesar 94,06%. Dari hasil jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta sidang kabinet merasa puas atas jamuan yang disajikan. Hal yang menjadi 23

30 perhatian dimasa yang akan datang dan sesuai dengan saran-saran yang disampaikan oleh peserta sidang kabinet yaitu perlunya jamuan yang bervariasi sehingga tidak membosankan. 3. Materi paparan yang disajikan dalam sidang kabinet diterima sesuai dengan agenda sidang Pada survei I diperoleh jawaban puas (ya) sebesar 91,67% dan pada survei II diperoleh jawab puas (ya) sebesar 80%, sehingga dari dua survei tersebut diperoleh pesentase rata-rata kepuasan sebesar 85,84%. Dari hasil jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta sidang kabinet merasa puas atas materi paparan yang disajikan dan telah sesuai dengan materi sidang. Hal yang menjadi perhatian dimasa yang akan datang dan sesuai dengan saran-saran yang disampaikan oleh peserta sidang kabinet yaitu agar informasi materi sidang disampaikan lebih awal dan dibagikan merata kepada seluruh peserta sidang. Selain itu materi yang dipaparkan oleh Menteri terlalu panjang dan sebaiknya singkat saja. Untuk itu diperlukan koordinasi dengan para Kementerian terkait dengan persiapan-persiapan baik dari segi kuantitas materi yang harus disampaikan maupun kualitas materi sidang kabinet yang akan dipaparkan. 4. Penyebarluasan informasi hasil sidang kabinet melalui website.setklab.go.id disajikan dengan cepat Pada survei I diperoleh jawaban puas (ya) sebesar 89,58% dan pada survei II diperoleh jawab puas (ya) sebesar 96,67%, sehinga dari dua survei tersebut diperoleh pesentase rata-rata kepuasan sebesar 93,13%. Dari hasil jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta sidang kabinet merasa puas atas kecepatan penyebarluasan informasi hasil sidang kabinet melalui website. Hal yang menjadi perhatian dimasa yang akan datang adalah ada sebagian peserta sidang kabinet yang belum mengetahui penyebarluasan hasil sidang melalui Website setkab.go id., sehingga diperlukan sosialisasi website setkab.go.id lebih sering lagi. 24

31 5. Isi risalah sidang kabinet mudah dipahami dan membantu upaya perumusan kebijakan Pada survei I diperoleh jawaban puas (ya) sebesar 92% dan pada survei II diperoleh jawab puas (ya) sebesar 96,88% sehingga dari dua survei tersebut diperoleh pesentase rata-rata kepuasan sebesar 94,44%. Dari hasil jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta sidang kabinet merasa puas atas isi risalah sidang kabinet dan membantu upaya perumusan kebijakan. Hal yang menjadi perhatian dimasa yang akan datang dan sesuai dengan saran-saran yang disampaikan oleh peserta sidang kabinet yaitu agar risalah sidang kabinet sebaiknya disampaikan lebih cepat melalui kepada seluruh peserta sidang. Terkait dengan hal tersebut diperlukan kebijakan pimpinan untuk mewujudkannya. Adapun kendala-kendala atau permasalahan yang ada saat ini, disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor intern maupun ekstern, seperti masalah koordinasi penyelenggaraan Sidang Kabinet maupun Rapat atau Pertemuan, terbatasnya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM), dan terbatasnya sarana dan prasarana dan sebagainya. Faktor eksternal lainnya yang menjadi kendala diantaranya adalah dalam memperkirakan jumlah kegiatan penyelenggaraan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena penyelenggaraan sidang kabinet, rapat dan pertemuan sangat tergantung pada arahan dan petunjuk Presiden yaitu berdasarkan atas pertimbangan urgensi dari setiap permasalahan yang akan dibahas. Dalam menghadapi permasalahan yang ada saat ini, diharapkan adanya solusi-solusi nyata diantaranya adalah dengan lebih mengintensifkan lagi koordinasi dengan Sekretariat Presiden. Disamping itu, penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan sarana dan prasarana yang memadai diwaktu yang akan datang akan juga terus diupayakan dengan berkoordinasi dengan unit ketja terkait. 25

32 B. Realisasi Anggaran Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 Total pagu anggaran yang ditetapkan untuk penyelenggaran program di Kedeputian Persidangan Kabinet Tahun 2014 setelah revisi sebesar Rp ,- dan telah terserap sebesar Rp ,- atau sebesar 62,33%. Tidak maksimalnya penyerapan anggaran tahun 2014 ini disebabkan karena penyelenggaraan Rapat Kerja Pemerintah (RKP) dan Retreat yang telah direncanakan tidak terselenggara sesuai rencana. Sebagaimana diketahui bahwa Rapat Kerja Pemerintah (RKP) dan Retreat yang penyelenggaraannya membutuhkan anggaran yang cukup besar sangat tergantung kepada petunjuk dan arahan Presiden. 26

33 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Umum Laporan Kinerja (LKj) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 merupakan evaluasi awal pencapaian kinerja rencana tahunan sebagai tindak lanjut dari rencana strategis tahun LKj memberikan gambaran yang mendetail mengenai evaluasi serta pencapaian dari sasaran dan strategi pencapaiannya, juga program-program dan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Deputi Bidang Persidangan Kabinet selama satu tahun. Meningkatnya pelayanan penyelenggaraan sidang-sidang kabinet, pembuatan materi sidang, pelayanan hubungan kemasyarakatan dan kelembagaan merupakan tujuan strategis Deputi Bidang Persidangan Kabinet pada tahun 2014 yang dicapai melalui 1 (satu) sasaran strategis, yang dilaksanakan melalui 1 (satu) program kerja, yang terdiri dari 3 (tiga) kegiatan dan 2 (dua) indikator sasaran. Keberhasilan pencapaian sasaran strategis tersebut merupakan kontribusi seluruh jajaran pimpinan dan staf di lingkungan Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Persidangan Kabinet yang telah menunjukan komitmen penuh dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. walaupun pada pelaksanaannya dihadapi permasalahan seputar keterbatasan sumber daya manusia, sarana dan prasarana pendukung kegiatan. B. Langkah-langkah/rekomendasi perbaikan untuk Peningkatan Kinerja Dalam rangka peningkatan kinerja di masa yang akan datang, maka perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif untuk menanggulangi kendala yang mungkin terjadi pada tahun mendatang, yaitu: 1. Menyusun jadwal penyelenggaraan sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang baku dan tetap yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam rangka 27

34 melakukan persiapan-persiapan penyelenggaraan sidang kabinet, rapat atau pertemuan; 2. Meningkat koordinasi dan komunikasi antar Asisten Deputi yang berada di lingkungan kedeputian Persidangan Kabinet dan dengan Kementerian/Lembaga terutama dalam persiapan dan penyelenggaraan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan; 3. Tetap terus mengajukan tambahan pegawai khususnya pegawai yang handal dalam memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada para peserta sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan. 28

35 29

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT KABINET 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LKj) Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET

LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET SEKRETARIAT KABINET i 2016 KATA PENGANTAR Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 25 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN... 7 A. Latar belakang... 7 B. Gambaran Organisasi... 8 C. Gambaran aspek

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Wasit Saronto

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Wasit Saronto 1 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Kelembagaan Tahun 2014 disusun sebagai bentuk komitmen untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tujuan dan sasaran strategis

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET TAHUN

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET TAHUN RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET TAHUN 2015-2019 SEKRETARIAT KABINET 2015 i KATA PENGANTAR Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2015 tentang Sekretariat Kabinet

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang LKj Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan kewajiban bagi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis BAB II Renstra Tahun 2015 2019 merupakan panduan pelaksanaan tugas dan fungsi pada periode 2015 2019 yang disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Tahun 2010

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET LAMPIRAN VI PERATURAN SEKRETARIS KABINET NOMOR : 10 TAHUN 2015 TANGGAL : 30 OKTOBER 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014 Laporan Kinerja Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014 Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, 2015 K a t a P e n g a n t a r Daftar Pustaka ---------------,

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI LAMPIRAN VII PERATURAN SEKRETARIS KABINET NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN 2010-2014 SEKRETARIAT KABINET 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan nasional secara menyeluruh, setiap

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 /PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011

RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011 RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011 ARAH KEBIJAKAN Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu)

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.316, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Data Kinerja. Pengumpulan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUMPULAN

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET 2017 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 SEKRETARIAT KABINET 2017 KATA PENGANTAR i Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH

BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu : Bentuk Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit) Tujuan : Praja dapat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PENETAPAN KINERJA, RENCANA AKSI, DAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 20152015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, LAPORAN KINERJA, DAN REVIU ATAS LAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB I PENDAHULUAN 1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.33, 2015 ADMINISTRASI. Sekretariat. Kabinet. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN 2010 2014 DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI Kata Pengantar Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Deputi bidang

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN Pusat Data dan Informasi. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

LAKIP TAHUN Pusat Data dan Informasi. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia LAKIP TAHUN 2014 Pusat Data dan Informasi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 Pusat Data dan Informasi Sekretariat Kabinet

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5)

2015, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5) No.1902, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Laporan Kinerja. Perjanjian Kerja. Pengukuran Kinerja. Juknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 20152015 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1213, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Kinerja. Rencana Tahunan. Rencana Aksi. LAKIP. Penyusunan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja (LKJ) Komisi Pemilihan Umum

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012 SEKRETARIAT

Lebih terperinci

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg No.1138, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Penetapan IKU. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 70 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN JANUARI 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH 2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 LKIP Inspektorat Kabupaten Pandeglang Tahun 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) 14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Siak Tahun 2016, merupakan wujud dari

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N LAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 700/2129/1.1/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PETUNJUK TEKNIS EVALUASI

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke No. 426, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Akuntabilitas Kinerja. Sistem. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi dengan tekad mewujudkan pemerintah yang transparan dan akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja RSUD dr Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA, DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Di sejumlah negara yang sedang berkembang pendidikan telah mengambil

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2018, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS KABINET TENTANG PEDOMAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN TINDAK LANJUT HASIL SIDANG KABINET.

2018, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS KABINET TENTANG PEDOMAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN TINDAK LANJUT HASIL SIDANG KABINET. No.225, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA SETKAB. Hasil Sidang Kabinet. Pencabutan. PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN TINDAK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, Februari 2017 SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT SEKRETARIS

KATA PENGANTAR. Mataram, Februari 2017 SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT SEKRETARIS KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas perkenan- Nya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

L A K I P. Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN. PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

L A K I P. Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN. PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L A K I P LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN BADAN PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) (tahun terbit) Satuan Kerja (Sebutkan) Kata Pengantar Bagian

Lebih terperinci