PENGARUH KONSENTRASI PALADIUM TERHADAP SERAPAN RADIOISOTOP I-125 PADA KAWAT PERAK BERLAPIS PALADIUM

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH PENDAMPING : PARALEL E PEMBUATAN SUMBER RADIOSIOTOP SEED BRAKITERAPI I- 125 UNTUK PENGOBATAN KANKER

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL E QUALITY CONTROL DALAM PEMBUATAN SUMBER TERTUTUP SEED- 125 I UNTUK BRAKITERAPI KANKER PROSTAT

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98%

PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA IODIUM -125 PRODUKSI PRR DENGAN NATRIUM METABISULFIT DAN REDUKTOR JONES

Peningkatan Kemurnian Radiokimia Iodium-125 Produksi PRR dengan Natrium Metabisulfit dan Reduktor Jones

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TABUNG PENYIMPANAN TERMODIFIKASI

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

RADIOAKTIVITAS IODIUM-125 PADA UJI PRODUKSI MENGGUNAKAN TARGET XENON-124 DIPERKAYA

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb)

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

PENENTUAN DISTRIBUSI DOSIS SUMBER RADIASI LDR 192 Ir BRAKITERAPI MENGGUNAKAN FILM GAFCHROMIC EBT 2 DI MEDIUM AIR DAN UDARA

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

Metodologi Penelitian

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK

Percobaan 6 Penentuan kadar Nikel (II) klorida dengan metoda gravimetri dan volumetri

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

PEMBUATAN SEED BRAKITERAPI MENGGUNAKAN IODIUM -125 AKTIVASI NEUTRON

III. METODE PENELITIAN

Pujiyanto [1] ABSTRAK

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

Bab III Metodologi Penelitian

RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODE PELAKSANAAN. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan eksperimen murni yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Pelapisan Membran Kitosan Pada Benih Jagung Terhadap Sifat Water Absorption dan Proses Pembusukan

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat,

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH ph, DAN WAKTU ELEKTRODEPOSISI TERHADAP EFISIENSI ELEKTRODEPOSISI ION PERAK(I) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN AGEN PEREDUKSI ASETON

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA

snl %ts Gara uii kadar abu, silika dan silikat dalam kayu dan PulP kayu snl Standar Nasional Indonesia rcs

BAB IV METODE PENELITIAN

EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

BAB III METODE PENELITIAN

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

4 Hasil dan Pembahasan

Perbandingan Stabilitas Lapisan Hidrofobik Pada Substrat Kaca Dengan Metode Sol-Gel Berbasis Water-glass dan Senyawa Alkoksida

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

STUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

PERHITUNGAN RADIOAKTIVITAS SESIUM-137 PADA PEMBUATAN IODIUM-125

3 Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra)

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN

DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla- SITRAT MENGGUNAKAN LARUTAN HCl ABSTRAK ABSTRACT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

PERMANENT SEED IMPLANT DOSIMETRY (PSID) VERSI 4.5 SEBAGAI PROGRAM ISODOSIS DAN TREATMENT PLANNING SYSTEM (TPS) UNTUK BRAKITERAPI

BAB III METODE PENELITIAN. diekstrak dari limbah pabrik tekstil sebagai inihibitor korosi dalam media yang

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

BAB III METODE PENELITIAN

MANISAN KERING BENGKUANG

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Transkripsi:

PENGARUH KONSENTRASI PALADIUM TERHADAP SERAPAN RADIOISOTOP I-125 PADA KAWAT PERAK BERLAPIS PALADIUM Anung Pujiyanto, Mujinah, Moch Subechi, Hotman Lubis, Dede K, Umi Nur Sholikah Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)-BATAN Email : prr@batan.go.id ABSTRAK PENGARUH KONSENTRASI PALADIUM TERHADAP SERAPAN RADIOISOTOP I- 125 PADA KAWAT PERAK BERLAPIS PALADIUM. Penggunaan radioisotop I-125 dengan cara mengimplan ke dalam jaringan kanker terbukti effektif untuk mematikan jaringan kanker. Penyerapan I-125 pada kawat perak berlapis paladium merupakan alternatif penggunaan Radioisotop I-125 untuk pengobatan kanker dengan cara mengimplan atau lebih dikenal dengan cara brakiterapi yang permanent. Pembuatan Radioisotop I-125 untuk pengobatan brakiterapi dapat dilakukan dengan melapisi kawat perak dengan paladium menggunakan paladium klorida (PdCl 2 ). Kemudian, kawat perak berlapis paladium direndam dalam larutan NaI bertanda I-125 selama 2 jam pada suhu 7 C. Hasil penelitian menunjukkan pada konsentrasi PdCl 2,14 M mempunyai efisiensi penempelan paladium pada lawat perak yang paling tinggi yaitu 7,44% sedangkan efisiensi penyerapan I-125 pada kawat perak berlapis paladium yang tertinggi yaitu 48,58 % pada konsentrasi PdCl 2,14 M. Kata Kunci : Iodium-125, Paladium Klorida, kawat perak. ABSTRACT THE EFFECT OF PALADIUM CONCENTRATION ON RADIOISOTOPE UPTAKE OF I-125 IN SILVER WIRE COATED PALLADIUM. The use of I-125 radioisotope by implan into the cancerous tissue is proven effective to kill it. Absorption of I-125 on a paladium-coated silver wire as alternative I-125 radioisotopes application for cancer treatment by implan or known as permanent brachytherapy. Manufacturing of I-125 radioisotopes for brachytherapy treatment can be done by coating the silver wire with paladium as paladium chloride (PdCl 2 ). Then, silver wires coated paladium were immersed in NAI marked I-125 solution for 2 hours at 7 o C. The results showed that the concentration of.14 M PdCl 2 gave the highest absorption efficiency of silver wire coated paladium at 7.44%, whereas the highest I-125 uptake efficiency on paladium-coated silver wire is 48.58% at concentration of PdCl 2.14 M. Keywords : Iodium-125, Palladium Chloride, Silver Wire PENDAHULUAN P enggunaan radioisotop dengan cara mengimplan radioisotop kedalam jaringan kanker terbukti effektif untuk mematikan jaringan kanker tanpa merusak jaringan yang sehat. Radioisotop Iodium-125 (I-125) dan Paladium-3 banyak digunakan sebagai sumber radiosotop yang diimplan ke jaringan kanker, penggunaan kedua radioisotop untuk implan dikarenakan keduanya dapat memancarkan sinar gamma dengan energi yang rendah yaitu 35,5 Kev untuk I-125 sedangkan Pd-3 mempunyai energy gamma 25 Kev. Keuntungan dari energy gamma rendah tersebut dapat menyebabkan effek foto listrik pada logam yang terkena sinar gamma rendah dimana sinar x yang dihasilkan dari effek foto listrik digunakan untuk merusak sell kanker. Untuk saat ini di Indonesia radiosotop yang digunakan untuk implan kanker adalah iodium-125 hal ini disebabkan teknologi pembuatan radioisotop I-125 dari gas Xenon (Xe-124) telah dikuasai oleh Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN, sedangkan pembuatan Pd-3 sampai saat ini masih terkendala Anung Pujiyanto, dkk. ISSN 14 8178 Buku I hal. 7

oleh fasilitas siklotron yang belum siap untuk iradiasi Pd-2. Pembuatan I-125 sebagai bahan implan pada proses pengobatan kanker sangat tergantung dari penyerapan I-125 pada bahan implan. Ada beberapa metoda penyerapan I-125 pada bahan implat yaitu penyerapan I-125 pada tungsten [Meigooni], kawat paladium [Hedtjran, H], resin penukar ion, dan butiran keramik [Weaver, Popescu]. Aplikasi penggunaan metoda diatas untuk saat ini penerapannya sangat sulit karena terkendala oleh bahan baku yang mahal dan kurang effektif pada proses pembuatan bahan implan I-125. Salah satu metoda yang sangat cocok untuk pembuatan bahan implan I-125 yang bisa diaplikasikan di Indonesia yaitu metoda penyerapan radiosotop I- 125 pada kawat perak berlapis paladium [Mathew, C]. Hal ini dikarenakan untuk penggunaan metoda ini bahan baku mudah diperoleh di pasaran dan proses pembuatannya sangat mudah. Pembuatan Bahan implan I-125 dari kawat berlapis pallasium dapat dilakukan dengan cara merendam kawat perak dalam larutan paladium klorida. Kemudian, kawat perak dikeringkan setelah itu kawat perak berlapis paladium tersebut direndam kembali dalam larutan NaI bertanda I-125.Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan bahan implan I-125 dari proses penyerapan I-125 pada kawat perak berlapis dengan panjang 3 mm dan.8 mm. Diharapkan dari penelitian ini bisa diperoleh kondisi optimal penyerapan I-125 yang bisa diaplikasikan pada penggunaan I-125 unuk pengobatan kanker. TATA KERJA Bahan Bahan kimia yang dipakai mempunyai tingkat kemurnian p.a buatan merck diantaranya asam klorida (HCl), paladium klorida (Pd Cl 2 ), parafin, aseton, kertas ph universal, sedangkan kawat perak yang digunakan buatan sigma aldrich dengan diameter,5 mm dan panjang 3 mm. Alatalat yang digunakan diantaranya hotplate, ultrasonik, penangas parafin, fume hood, pinset, kaca pembesar, lampu infra red (IR). Instrumen pendukung meliputi : neraca analitik dan Dose Calibrator Atomlab--Biodex. Cara Kerja Penyiapan Kawat Perak Kawat perak dengan diameter.5 mm dipotong menggunakan mesin pemotong laser, dengan panjang masing-masing kawat perak 3 mm. Kemudian kawat perak dicuci dengan ml aseton selanjutnya larutan aseton yang berisi kawat perak di ultrasonik selama 5 menit, setelah itu kawat perak dikeringkan dengan menggunakan lampu infra red (IR). Setelah kering kawat perak dicuci kembali menggunakan ml larutan HCl 1 M setelah itu diultrasonik selama 15 menit selanjutnya kawat perak dikeringkan menggunakan lampu infra red (IR), setelah itu kawat perak yang dikering ditimbang. Pelapisan Kawat Perak dengan Paladium Dipipet 1 ml larutan PdCl 2.56 M. Kemudian larutan dimasukkan Kedalam vial kaca 5 ml selanjutnya dimasukkan 1 buah kawat perak dengan diameter.5 mm dan panjan 5 mm, setelah itu larutan dipanaskan sampai mendidih selama menit, kawat perak yang sudah berlapis paladium dikeringkan menggunakan lampu IR selanjutnya dilakukan penimbangan. Dilakukan pengulangan pengerjaan diatas dengan konsentrasi PdCl 2.28 M dan.14 M. Penyerapan I-125 pada Kawat Perak Berlapis Paladium. Kedalam vial polietilen berukuran 2,5 ml dimasukkan 1 buah kawat perak berlapis paladium yang sudah dikeringkan, setelah itu ditambahkan µl larutan NaI bertanda I-125. Kemudian vial polietilen dimasukkan kedalam penangas yang berisi larutan parafin selanjutnya dipanaskan selama 2 jam dengan suhu 7 C. Kawat perak yang sudah ditandai dengan I-125 dikeringkan menggunakan lampu IR setelah kering, kawat perak bertanda I- 125 dimasukkan ke vial polietilen 2,5 ml yang kering selanjutnya dilakukan pengukuran menggunakan gamma ionisasi chamber. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelapisan Kawat Perak dengan Paladium Jumlah berat paladium yang melapisi kawat perak dihitung berdasarkan persamaan jumlah kawat perak berlapis paladium dikurangi kawat perak sebelum dilapisi paladium. Jumlah berat paladium yang melapisi kawat perak dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tabel 1 terlihat bahwa pada konsentrasi PdCl 2.56 M mempunyai nilai ratarata pelapisan tertinggi yaitu.53 mgr dibandingkan dibandingkan dengan konsentrasi.28 M dan.14 M yaitu.42 mgr dan.19 mgr. Persentase penempelan paladium pada kawat perak dihitung dengan persamaan jumlah kawat perak berlapis paladium dikurangi kawat perak sebelum dilapisi paladium dibagi dengan jumlah paladium dalam larutan PdCl 2 dikali %. persentase paladium yang menempel pada kawat perak dapat dilihat pada tabel 2 dan Gambar 1. Dari tabel 2 terlihat bahwa pada konsentrasi PdCl 2.56 M mempunyai nilai persentase rata-rata penempelan paladium paling rendah yaitu 5.28 %. Pada Gambar 2 memperlihatkan jumlah konsentrasi PdCl 2.56 M mempunyai jumlah paladium yang menempel pada kawat perak yang tertinggi akan tetapi mempunyai Buku I hal. 8 ISSN 14 8178 Anung Pujiyanto, dkk

% penyerapan PROSIDING SEMINAR persentase penempelan paladium yang rendah, sedangkan pada konsentrasi.28 M mempunyai persentase penempelan tertinggi. Persentase penempelan paladium pada kawat perak dihitung dengan persamaan jumlah kawat perak berlapis paladium dikurangi kawat perak sebelum dilapisi paladium dibagi dengan jumlah paladium dalam larutan PdCl 2 dikali %. Persentase paladium yang menempel pada kawat perak dapat dilihat pada tabel 2 dan Gambar 1. Dari tabel 2 terlihat bahwa pada konsentrasi PdCl 2.56 M mempunyai nilai persentase rata-rata penempelan paladium paling rendah yaitu 5.28 %. Pada Gambar 2 memperlihatkan jumlah konsentrasi PdCl 2.56 M mempunyai jumlah paladium yang menempel pada kawat perak yang tertinggi akan tetapi mempunyai persentase penempelan paladium yang rendah, sedangkan pada konsentrasi.28 M mempunyai persentase penempelan tertinggi. Tabel 1. Pengaruh konsentrasi PdCl 2 terhadap jumlah berat paladium yang melapisi kawat perak., mgr Proses I.38.48.23 Proses II.43.51.15 Proses III.64..17 Proses IV.55.28.18 Proses V.64.32.2 Rata-rata.53.42.19 Adanya fenomena tersebut dimungkinkan pada proses perendaman kawat perak dengan larutan PdCl 2 terjadi penempelan paladium pada kawat perak karena ada perbedaan nilai standard redoks antara paladium dengan perak, sehingga dimungkinkan paladium menempel pada perak membentuk lapisan hitam. Dari Tabel 1 terlihat jumlah Paladium yang terdeposit pada kawat perak dipengaruhi oleh konsentrasi PdCl 2. Tabel 2. Pengaruh konsentrasi PdCl 2 terhadap penempelan paladium Proses I 3.8 % 9.6 % 9.2 % Proses II 4.3 %.2 % 6 % Proses III 6.4 % % 6.8 % Proses IV 5.5 % 5.6 % 7.2 % Proses V 6.4 % 6.4 % 8 % Rata-rata 5.28 % 8.36 % 7.44 % Penyerapan I-125 pada Kawat Perak Berlapis Paladium. Proses perendaman kawat perak dalam larutan PdCl 2 selain terbentuk penempelan paladium pada kawat perak, juga terbentuk pula senyawaan komplek Ag 2 PdCl 4 dimana pada senyawaan ini ion Cl - akan menempel pada lapisan permukaan paladium menjadi PdCl 4 -. Adanya ion Cl - dipermukaan paladium memudah reaksi subtitusi Cl - dengan ion Iodida (I - ) bertanda I-125 membentuk PdI 4 bertanda I-125 yang merupakan bahan untuk membuat seed I-125. 7 2.56 M.28 M 1 2 3 4 5 No kawat perak Gambar 1. Pengaruh konsentrasi paladium klorida (PdCl 2 ) terhadap persentase penempelan paladium Anung Pujiyanto, dkk. ISSN 14 8178 Buku I hal. 9

% penyerapan PROSIDING SEMINAR % penempelan 2 Gambar 2. Perbandingan persentase penempelan paladium dan berat paladium yang melapisi kawat perak 7 2.56 M.28 M 1 2 3 4 5 Proses ke Gambar 3. Pengaruh terhadap persentase penyerapan I-125 pada kawat perak berlapis paladium. Tabel 3. Pengaruh konsentrasi PdCl 2 terhadap penyerapan I-125 pada kawat perak berlapis paladium.. Proses I 35. % 2.93 % 41.77 % Proses II 2.33 % 37.65 % 63.19 % Proses III 25.35% 26.25 % 41.52 % Proses IV 33.73 %.31 % 49.74 % Proses V 19184 % 26.48 % 46.68 % Rata-rata 26.82 % 28.32 % 48.58 % Hasil penyerapan I-125 pada kawat perak berlapis paladium ditampilkan tabel 3 dan Gambar 2. Pada tabel 2 terlihat pada konsentrasi PdCl 2.14 M mempunyai nilai rata-rata serapan yang paling tinggi yaitu 48.58 % sedangkan pada konsentrasi.56 M mempunyai nilai rata-rata serapan yang rendah yaitu 26.82 %.Adanya perbedaan itu dimungkinkan pada konsentrasi PdCl 2.14 M mempunyai jumlah berat paladium yang kecil sehingga Ion Cl - yang ada dipermukaan paladium lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi paladium pada.28 M dan.56 M. Dampak dari jumlah ion Cl - kecil mengakibatkan subtitusi Cl - dengan Iodida bertanda I-125 yang lebih besar peluangnya sehingga penyerapan I-125 pada kawat perak berlapis paladium dengan konsentrasi.14 M mempunyai nilai rata-rata serapan yang paling tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN Pelapisan kawat perak dengan palladilum dapat dilakukan menggunakan larutan palladium klorida (PdCl 2,), konsentrasi PdCl 2 sangat berpengaruh pada jumlah berat paladium yang melapisi kawat perak. Proses penyerapan radiosotop I-125 pada kawat perak berlapis paladium dapat dilakukan dengan cara merendam kawat perak berlapis paladium dengan larutan NaI bertanda I- 125, efisiensi penyerapan I-125 pada kawat perak Buku I hal. ISSN 14 8178 Anung Pujiyanto, dkk

berlapis paladium sipengruh oleh konsentrasi paladium klorida (PdCl 2 ). DAFTAR PUSTAKA 1. Meigooni, A.S., Darren, M., Gearheart, Sowards, K., 2. Experimental determination of dosimetri characteristic of Best 125 I brachyterapi sources. Med, Phys 27, 2168-2173. 2. Hedtjran, H., Carlsson,G.A., Willianson, J.F., 2. Monte Carlo Aided dosimetry of symmetra model 125.6 125 I,interstitial brachytherapy seed. Med. Phys. 27, 76-85. 3. Weaver, K.A., 1986. The dosimetry of 125 I seeds eye plaque. Med.Phys. 13, 78-83. 4. Popescu, C.C., Wise J., Soward, K., Meigooni, A., Ibbo G.S., Dosimetric characteristic of the pahram seed model BT 125 I Source, Med. Phys27, 2174-2181. 5. Mathew, C., Majali, M,A., Balakrishan S.A., 22. A novel approach for adsorption of iodine on silver wire as matrix for bracchytherapy source for treatment of eye and prostate cancer, Applied Radiation and Isotope 57, 359-367. 6. Perez, C.A., Grisby, P.W., Williamson, J.F., 1997. Clinical applications of brachyther- apy. In: Perez, C.A., Brady, L.W. (Eds.), I: Low Dose Rate in Principles and Practice of Radiation Oncology, third ed. Lippincott-Raven, Philadelphia, pp. 487 559. 7. SAITOH,N., Hand Book of Radioisotope, Maruzen, Tokyo (1996). 8. Sanjay Kumar Saxena, S.D.Sharma b, AshutoshDash a, _, MeeraVenkatesh a Developmentof a new design 125 I-brachytherapy seed for its application in the treatmentof eye and prostate cancer. Journal Applied Radiation and Isotopes 67 (29) 1421 1425. TANYA JAWAB Prayitno Tidak dicantumkan pada abstrak konsentrasi dan kesimpulan dalam mgrm/ml Bagaimana Mekanisme reaksi Bagaimana kalau tidak digunakan palladium Anung P Pada penelitian ini konsentrasi yang digunakan dalam Satuan Molaritas yaitu jumlah mol /liter atau mol/ ml tidak menggunakan satuan ppm. Ag + PdCl 2 AgPdCl 4 AgPdCl 4 + I - AgPdI 4 Catatan : pada penelitian ini ion I - yang digunakan dalam I - bertanda I-125 Penggunaan palladium harus digunakan untuk menambah daya serap Iodium bertanda I-125 pada kawat perak selain itu palladium menambah daya ikat I-125 yang terserap pada kawat perak Anung Pujiyanto, dkk. ISSN 14 8178 Buku I hal. 11