KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

User [Pick the date]

Pemerintah Kota Tangerang

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

RENCANA STRATEGIS KATA PENGANTAR

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN PELALAWAN (REVISI) TAHUN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU. dengan sebutan Badan atau Kantor dan selanjutnya pada pasal 2 ayat 2

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA BADAN Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rencana Kerja Perubahan Tahun 2016

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014

B A B P E N D A H U L U A N

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BPMPPT) KOTA BANJAR. 1 (satu) berkas

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

Bab II Perencanaan Kinerja

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

E X E C U T I V E S U M M A R Y

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya yang didasarkan pada suatu rencana kinerja yang telah ditetapkan oleh masing-masing instansi. Rencana kinerja yang disusun memuat informasi tentang sasaran, program dan kegiatan yang ingin dicapai dan akan dilaksanakan dalam bentuk dokumen perencanaan yang disebut Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang disusun setiap tahun. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 ini disusun untuk memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang akan dijadikan acuan dalam pencapaian visi dan misi BPMPT Tahun 2015 dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga penyelenggara pelayanan penanaman modal dan perizinan terpadu di Jawa Barat. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT DR. Ir. H. DADANG MOHAMAD, MSCE. Pembina Utama Madya NIP. 19601217 198511 1 002

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------- i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------- ii BAB I : PENDAHULUAN --------------------------------------------------- 1 1.1. Latar Belakang -------------------------------------------------- 1 1.2. Dasar Hukum ---------------------------------------------------- 3 1.3. Tugas Pokok dan Fungsi ------------------------------------- 6 BAB II : RENCANA STRATEGIS ----------------------------------------- 10 2.1. Rencana Strategis tahun 2015-2019 -------------------- 10 2.1.1. Visi, Misi dan Tujuan -------------------------------- 10 2.1.2. Sasaran, Indikator Sasaran dan Program ----- 13 2.2. Rencana Kinerja Tahun 2015 ------------------------------ 16 2.2.1. Sasaran dan Indikator Sasaran ------------------ 16 2.2.2. Program, Kegiatan dan Anggaran --------------- 19 BAB III : PENUTUP ----------------------------------------------------------- 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa untuk menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka diperlukan perencanaan. Oleh karena itu setiap Organisasi Pemerintahan Daerah (OPD) perlu menyusun Rencana Pembangunan Tahunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta berpedoman kepada Renstra OPD. Rencana Kinerja Tahunan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BMPT) Provinsi Jawa Barat merupakan penjabaran dan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat dan Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat. Rencana Kinerja Tahunan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat memuat arah kebijakan pembangunan dan prioritas pembangunan tahun 2015 yang kemudian dijabarkan dalam Program dan Kegiatan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat untuk periode 1 (satu) tahun. Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat merupakan lembaga teknis yang mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perizinan terpadu, menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi di bidang penanaman modal dan perijinan terpadu meliputi aspek pelayanan perizinan, sosialisasi dan promosi, penanaman modal dan pengendalian investasi.

Paradigma Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat sebagai penyelenggara administrasi perizinan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara terpadu pada tahun 2015 adalah dengan membangun komitmen publik untuk mewujudkan Reformasi Birokrasi Pelayanan Perizinan di Jawa Barat, dengan menetapkan 4 (empat) dimensi pelayanan perizinan yang saling berkesinambungan. Peningkatan daya saing ekonomi di Jawa Barat diharapkan dapat terwujud secara signifikan dengan terselenggaranya pelayanan perizinan secara terpadu. Dengan demikian meningkatkan daya tarik investasi di Jawa Barat menjadi salah satu tugas pokok sehingga penanaman modal menjadi prioritas untuk mendukung peningkatan realisasi investasi. Paradigma ini akan membawa penanaman modal dan pelayanan perizinan pada Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat menjadi optimal dan profesional serta terbebas dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Sejalan dengan adanya upaya reformasi birokrasi dalam pelayanan perizinan dengan metode satu pintu juga merupakan langkah menuju terciptanya good governance, performance accountability dan public service oriented dalam penyelenggaraan pelayanan publik, khususnya dalam bidang perizinan, disamping menjadikan Jawa Barat sebagai daya tarik investasi untuk para calon investor. Serta sebagaimana diamanatkan presiden RI untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik oleh setiap instansi pemerintahan baik pusat maupun daerah, maka dalam rangka itulah, Rencana Kinerja Tahunan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat sebagai Dokumen perencanaan yang menjelaskan mengenai kinerja dan tindakan yang akan dilakukan untuk periode 1 (satu) tahun. 1.2. Dasar Hukum Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu mengacu kepada : 1. Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4700); 7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007, tentang Penanaman Modal; 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil; 15. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ; 18. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah ; 20. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelayanan Publik ; 21. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Indeks Kepuasan Masyarakat ; 22. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik ; 23. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

Kep/118/M.PAN/8/2004 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat bagi Instansi Pemerintah ; 24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46) ; 25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47); 26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat ; 27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pajak dan Retribusi Daerah ; 28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu ; 29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 25 Seri E) ; 30. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2015, tanggal 25 Maret 2015 tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Rincian Tugas Unit dan Tatakerja Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat; 31. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 76 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2013; 32. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 79 Seri E) ; 33. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 92 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu.

1.3. Tugas Pokok Dan Fungsi Sebagaimana termuat dalam Renstra Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Tahun 2015-2018, telah ditetapkan Visi Menjadi Lembaga Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan Yang Andal dan Profesional yang dituangkan kedalam 5 (lima) Misi. Dalam upaya pencapaian Visi dan Misi tersebut diimplementasikan melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPMPT Provinsi Jawa Barat dalam penyelenggaraan fasilitasi penanaman modal dan pelayanan perizinan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat, merupakan lembaga teknis yang mempunyai tugas pokok sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal Dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat : menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perizinan terpadu, menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu meliputi aspek pelayanan perizinan, sosialisasi dan promosi, penanaman modal dan pengendalian investasi. Hal lain yang menjadi bagian tugas pokok BPMPT adalah melaksanakan kewenangan tertentu Pemerintah Provinsi sesuai dengan kebutuhan Daerah dan kewenangan lain yang dilimpahkan kepada Gubernur. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi : 1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perizinan terpadu ; 2. Penyelengaraan urusan pemerintahan provinsi di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu ; 3. Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi bidang penanaman modal dan perizinan terpadu ;

4. Penyelenggaraan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu serta Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 92 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu, Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat harus menyelenggarakan pelayanan perizinan sebanyak 21 bidang urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Provinsi. Susunan organisasi Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat yang ditetapkan untuk melaksanakan penyelenggaraan urusan administrasi perizinan dan fasilitasi penanaman modal tersebut sebagai berikut : 1. Kepala Badan 2. Bagian Tata Usaha, terdiri dari tiga sub bagian : Sub Bagian Perencanaan dan Program Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Kepegawaian dan Umum 3. Bidang Pelayanan Perizinan, yang mengkoordinasikan Tim Teknis 4. Bidang Sosialisasi dan Promosi 5. Bidang Penanaman Modal 6. Bidang Pengendalian

STRUKTUR ORGANISASI BPMPT KEPALA SEKRETARIAT SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM BIDANG PELAYANAN PERIJINAN BIDANG SOSIALISASI & PROMOSI BIDANG PENANAMAN MODAL BIDANG PENGENDALIAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TIM TEKNIS SUBBIDANG SOSIALISASI PERIJINAN SUBBIDANG PROMOSI PENANAMAN MODAL SUBBIDANG PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL SUBBIDANG FASILITASI DAN KERJASAMA SUBBIDANG PENGENDALIAN PERIJINAN SUBBIDANG PENGENDALIAN PENANAMAN MODAL UPTB

BAB II RENCANA STRATEGIS 2.1. Rencana Strategis Tahun 2015-2018 2.1.1. Visi, Misi dan Tujuan Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) Provinsi Jawa Barat disusun sebagai pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan pelaksanaan program dan kegiatan yang berorientasi pada target pencapaian hasil untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, dengan mempertimbangkan potensi, peluang maupun hambatan dan kendala yang kemungkinan dihadapi termasuk pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program instansi, untuk memberikan arah yang jelas dalam pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2018. Selaras dengan visi dan Misi Jawa Barat, BPMPT Provinsi Jawa Barat telah menetapkan visi yaitu : Menjadi Lembaga Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan Yang Andal dan Profesional, dengan pengertian dalam visi BPMPT Provinsi Jawa Barat, yaitu : Andal dalam visi tersebut menunjukkan bahwa BPMPT Jabar dalam menyelenggarakan pelayanan penanaman modal dan perizinan akan senantiasa mengedepankan asas-asas pelayanan publik yang mengutamakan ketepatan waktu, kecepatan, kemudahan, akuntabilitas, keterbukaan dan juga menghasilkan perizinan yang akurat dan mengandung kekuatan hukum. Profesional dalam visi tersebut menunjukkan bahwa BPMPT Jabar senantiasa menampilkan kinerja terbaik dengan mengutamakan kepuasan masyarakat dalam melayani pelayanan penanaman modal dan administrasi perizinan di Jawa Barat.

Dengan demikian, untuk mendukung pencapaian visi tersebut, maka disusun 5 (lima) misi sebagai penjabaran dari visi BPPT yang diimplementasikan dalam program dan kegiatan, antara lain : 1. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam pelayanan penanaman modal dan perizinan. 2. Meningkatkan pelayanan penanaman modal dan perizinan yang cepat, tepat, akurat, transparan, normatif dan akuntabel untuk kepuasan masyarakat. 3. Meningkatkan fasilitasi dan koordinasi pelayanan penanaman modal dan perizinan untuk mendorong peningkatan investasi di Jawa Barat. 4. Meningkatkan sarana pelayanan serta kualitas data investasi dan perizinan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai bahan kebijakan. 5. Mengembangkan sinergitas pelayanan penanaman modal dan perizinan dengan pemangku kepentingan untuk mendorong peningkatan berusaha di Jawa Barat. Setiap rangkaian misi tersebut masing-masing mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sampai 5 (lima) tahun kedepan dan ditetapkan dengan berpedoman pada visi dan misi yang disasarkan isu-isu strategis. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari misi BPMPT meliputi : Misi Pertama Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam pelayanan penanaman modal dan perizinan. Tujuan : 1. Meningkatkan kemampuan aparatur yang professional dan andal; 2. Meningkatkan pengelolaan administrasi perkantoran dalam menunjang pelayanan prima.

Misi Kedua Meningkatkan pelayanan penanaman modal dan perizinan yang cepat, tepat, akurat, transparan, normatif dan akuntabel untuk kepuasan masyarakat. Tujuan : 1. Menerapkan prosedur dan standar mutu pengelolaan pelayanan penanaman modal dan perizinan secara optimal dan berkualitas; 2. Mewujudkan pengelolaan system informasi pelayanan penanaman modal dan perizinan untuk kepentingan publik; 3. Meningkatkan kinerja pelayanan penanaman modal dan perizinan yang lebih baik. Misi Ketiga Meningkatkan fasilitasi dan koordinasi pelayanan penanaman modal dan perizinan untuk mendorong peningkatan investasi di Jawa Barat. Tujuan : Menciptakan lingkungan dan fasilitas pelayanan yang prima sehingga tercipta iklim penanaman modal yang berdaya saing dan kondusif. Misi Keempat Meningkatkan sarana pelayanan serta kualitas data investasi dan perizinan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai bahan kebijakan. Tujuan : 1. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai dan bernuansa layanan publik. 2. Menghasilkan database penanaman modal dan perizinan yang akurat untuk mendorong pembangunan dan dapat meningkatkan kualitas pengawasan.

Misi Kelima Mengembangkan sinergitas pelayanan penanaman modal dan perizinan dengan pemangku kepentingan untuk mendorong peningkatan berusaha di Jawa Barat. Tujuan : Meningkatnya kualitas pelayanan dalam penanaman modal dan perizinan untuk memberikan kesempatan berusaha kepada investor di Jawa Barat. 2.1.2. Sasaran, Indikator Sasaran dan Program Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur dan merupakan hasil yang akan dicapai (outcome) dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulanan atau bulanan. Dalam menetapkan sasaran harus memenuhi kriteria yang efektif sebagai berikut : 1. Spesifik 2. Terukur dan dapat dinilai (Measurable) 3. Berorientasi pada hasil (Achievable) 4. Memuat input yang dibutuhkan (Resources) 5. Dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu, yaitu dalam 1 tahun (Time) Memperhatikan sasaran yang telah ditetapkan oleh Provinsi Jawa Barat, maka BPMPT Provinsi Jawa Barat telah merumuskan sasaran yang hendak dicapai yang terangkum menjadi 8 (delapan) sasaran organisasi, antara lain : Misi Pertama Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam pelayanan penanaman modal dan perizinan. Sasaran yang ingin dicapai adalah :

1. Terciptanya kualitas sumber daya aparatur yang berkompeten dalam pelayanan penanaman modal dan pengelolaan perizinan; 2. Terwujudnya fasilitas administrasi perkantoran yang sesuai dengan standar pelayanan publik dalam menunjang pelayanan prima. Indikator Sasaran : 1. Prosentase peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui : - Jumlah fakta integritas SDA BPMPT dengan target tahun 2015 sebanyak 80 orang. - Prosentase penilaian kompetensi aparatur dengan target 90 %. - Prosentase pelaksanaan Bimtek aparatur dengan target 90 %. 2. Prosentase penyediaan administrasi perkantoran yang memadai serta lancarnya tugas operasional kantor dalam menunjang pelayanan dengan target 100 %. Misi Kedua Meningkatkan pelayanan penanaman modal dan perizinan yang cepat, tepat, akurat, transparan, normatif dan akuntabel untuk kepuasan masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai adalah : 1. Tersedianya standar pengelolaan pelayanan administrasi yang transparan, mudah dan cepat; 2. Tersedianya sistem informasi penanaman modal dan pelayanan perizinan yang efektif dan efisien yang dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan. 3. Terwujudnya pelayanan penanaman modal dan perizinan yang professional. Indikator Sasaran : 1. Jumlah sertifikasi ISO 9001-2008 seluruh bidang tugas dan sekretariat dengan target 2 sertifikat. 2. Jumlah dokumen SOP standar pelayanan perizinan target 1 dokumen. 3. Prosentase ketersediaan informasi peluang investasi dan pelayanan perizinan secara elektronik dan media sosial dengan target 90 %.

4. Prosentase data hasil pengolahan realisasi pelaksanaan penanaman modal dan proses penerbitan permohonan perizinan dengan target 90 %. 5. Prosentase ketepatan waktu proses pelayanan perizinan/target durasi waktu rata-rata proses penyelesaian pelayanan perizinan (kecuali izin strategis) : 97 %. 6. Prosentase peningkatan hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan target nilai 79.00. Misi Ketiga Meningkatkan fasilitasi dan koordinasi pelayanan penanaman modal dan perizinan untuk mendorong peningkatan investasi di Jawa Barat. Sasaran yang ingin dicapai adalah : Terciptanya iklim penanaman modal yang kondusif dan berdaya saing. Indikator Sasaran : Prosentase penanganan permasalahan penanaman modal dan pengaduan proses perizinan dengan target 90 %. Misi Keempat Meningkatkan sarana pelayanan serta kualitas data investasi dan perizinan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai bahan kebijakan. Sasaran yang ingin dicapai adalah : 1. Terwujudnya sarana dan prasarana pelayanan yang memadai sesuai Standar Pelayanan Minimal. 2. Tersedianya system informasi penanaman modal dan perizinan yang terintegrasi dengan seluruh OPD teknis. Indikator Sasaran : 1. Prosentase pengadaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai dan bernuansa layanan public sesuai dengan SPM. 2. Prosentase pengintegrasian database dengan target 80 %. 3. Prosentase pelayanan penanaman modal dan perizinan yang menggunakan aplikasi dan TIK dengan target 80 %.

Misi Kelima Mengembangkan sinergitas pelayanan penanaman modal dan perizinan dengan pemangku kepentingan untuk mendorong peningkatan berusaha di Jawa Barat. Sasaran yang ingin dicapai adalah : Terwujudnya sinergitas dan tersedianya database penanaman modal dan perizinan kewenangan provinsi yang terpusat dan dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan, pembinaan, pengendalian dan bahan pengambilan kebijakan oleh pemangku kepentingan dalam pengembangan investasi di Jawa Barat. Indikator Sasaran : Prosentase ketersediaan database penanaman modal dan perizinan di Jawa Barat sebagai acuan bagi investor dan pemangku kepentingan dalam melaksanakan usaha di Jawa Barat dengan target 80 %. 2.2. Rencana Kinerja Tahunan 2015 2.2.1. Sasaran dan Indikator Sasaran Sasaran yang direncanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu dalam Rencana Kinerja Tahun 2015, didasarkan kepada Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat tahun 2015-2018, terdiri dari 8 (delapan) sasaran yaitu : Misi 1 : Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparatur dalam pelayanan penanaman modal dan perizinan. No Sasaran Indikator Target 1. Terciptanya kualitas sumber Prosentase peningkatan kualitas daya aparatur yang sumber daya aparatur melalui : berkompeten dalam pelayanan - Jumlah fakta integritas SDA BPMPT. 80 org

No Sasaran Indikator Target penanaman modal dan - Prosentase penilaian 90 % pengelolaan perizinan kompetensi aparatur. - Prosentase pelaksanaan Bimtek 90 % aparatur. 2. Terwujudnya fasilitas Prosentase penyediaan 100 % administrasi perkantoran yang administrasi perkantoran yang sesuai dengan standar memadai serta lancarnya tugas pelayanan public dalam operasional kantor dalam mendukung pelayanan prima. menunjang pelayanan. Misi2 :Meningkatkan pelayanan penanaman modal dan perizinan yang cepat, tepat, akurat, transparan, normatif dan akuntabel untuk kepuasan masyarakat. No Sasaran Indikator Target 1. Tersedianya standar - Jumlah sertifikasi ISO 9001-2 pengelolaan pelayanan administrasi yang transparan, mudah dan cepat; 2. Tersedianya system informasi penanaman modal dan pelayanan perizinan yang efektif dan efisien yang dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan. 3. Terwujudnya pelayanan penanaman modal dan perizinan yang professional. 2008 seluruh bidang tugas dan sertifikat sekretariat. - Jumlah dokumen SOP standard pelayanan perizinan. 1 dokumen Prosentase ketersediaan 90 % informasi peluang investasi dan pelayanan secara elektronik dan media social. Prosentase data hasil pengolahan 90 % realisasi pelaksanaan penanaman modal dan proses penerbitan permohonan perizinan. - Prosentase ketepatan waktu 97 % proses pelayanan perizinan/target durasi waktu rata-rata proses penyelesaian

No Sasaran Indikator Target pelayanan perizinan (kecuali izin strtegis). - Prosentase peningkatan hasil 79.00 survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Misi 3 : Meningkatkan fasilitasi dan koordinasi pelayanan penanaman modal dan perizinan untuk mendorong peningkatan investasi di Jawa Barat. No Sasaran Indikator Target 1. Terciptanya iklim penanaman Prosentase penanganan 90 % modal yang kondusif dan permasalahan penanaman modal berdaya saing. dan pengaduan proses perizinan Misi 4 : Meningkatkan sarana pelayanan serta kualitas data investasi dan perizinan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai bahan kebijakan. No Sasaran Indikator Target 1. Terwujudnya sarana dan Prosentase Pengadaan sarana 80 % prasarana pelayanan yang dan prasarana pelayanan yang memadai sesuai Standar memadai dan bernuansa layanan Pelayanan Minimal. publik sesuai dengan SPM. 2. Tersedianya system informasi - Prosentase pengintegrasian 80 % penanaman modal dan perizinan yang terintegrasi dengan seluruh database - Prosentase pelayanan OPD teknis. penanaman modal dan 80 % perizinan yang mengguna-kan aplikasi dan TIK. Misi 5 : Mengembangkan sinergitas pelayanan penanaman modal dan perizinan dengan pemangku kepentingan untuk mendorong peningkatan berusaha di Jawa Barat.

No Sasaran Indikator Target 1. Terwujudnya sinergitas dan Prosentase ketersediaan 80 % tersedianya database database penanaman modal dan penanaman modal dan perizinan perizinan di Jawa Barat sebagai kewenangan provinsi yang acuan bagi investor dan terpusat dan dapat digunakan pemangku kepentingan dalam untuk kepentingan pelayanan, pembinaan, pengendalian dan melaksanakan usaha di Jawa Barat. bahan pengambilan kebijakan oleh pemangku kepentingan dalam pengembangan investasi di Jawa Barat. 2.2.2. Program, Kegiatan dan Anggaran Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu serta dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerja sama dengan masyarakat guna mencapai sasaran yang diinginkan. Program dibuat sebagai penjabaran dari pelaksanaan kebijakan tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Dalam menetapkan program telah ditentukan pelaksana program dan jangka waktu pelaksanaannya. Dalam penetapan program, terdapat perencanaan yang satu sama lain saling berhubungan, yaitu : Penentuan Kebijakan Penetapan Program Penetapan Kegiatan Kegiatan merupakan aktifitas nyata yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan berpijak pada kebijakan dan program yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan sasaran.

Kegiatan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Kriteria kegiatan adalah sebagai berikut : Spesifik Terukur Agresif Berorientasi pada hasil Memiliki jangka waktu tertentu Rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan BPMPT Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 terdiri dari 11 (sebelas) program dan 25 (dua puluh lima) kegiatan, dengan alokasi anggaran bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat. Program dan kegiatan tersebut disusun dengan tujuan untuk mendukung pencapaian visi dan misi Jawa Barat melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang menunjang penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan terpadu di Jawa Barat, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik terutama dalam rangka reformasi birokrasi perizinan, disamping fasilitasi dan koordinasi investasi/penanaman modal di Jawa Barat. Hal ini sebagaimana tugas pokok dan fungsi BPMPT sebagai badan penyelenggara fasilitasi penanaman modal dan pelayanan administrasi perizinan di Jawa Barat. Adapun rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut. 1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah 2. Program Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi 3. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan Teknologi Informasi 4. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah 5. Program Pengembangan Kompetensi Aparatur 6. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur 7. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 9. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur 10. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 11. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah Disamping usulan program/kegiatan yang didanai oleh APBD, pada tahun 2015 BPMPT mengusulkan program/kegiatan dengan alokasi anggaran yang didanai dari APBN, antara lain Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal yang diimplementasikan melalui Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah IV.

BAB III PENUTUP Pada Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2018 telah ditetapkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan. Pada Tahun 2015, Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat telah merencanakan untuk melaksanakan 11 (sebelas) program yang dijabarkan kedalam 25 (dua puluh lima) kegiatan dan 8 (delapan) sasaran yang dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015. Untuk mencapai sasaran tersebut, program dan kegiatan yang telah direncanakan didukung dengan anggaran yang memadai yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2015. Rencana Kinerja Tahunan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Tahun 2015 disusun dan selanjutnya dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan fasilitasi penanaman modal dan administrasi pelayanan perizinan untuk kurun waktu satu tahun.