LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta.

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

LAPORAN KINERJA. Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361)

Suplemen Rencana Strategis

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Kepala, Ardan Adiperdana

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

RENCANA KINERJA TAHUN 2017

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

BAB III OBJEK PENELITIAN

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut :

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA)

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I P E N D A H U L U A N

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

2016, No Nomor 400); 3. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN

Laporan Kinerja Tahun Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau LAPORAN KINERJA 2015 : LKIN-158/PW28/1/2016

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

LAKIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan

DAFTAR ISI. Ringkasan Eksekutif...

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

DAFTAR ISI. Kata Pengantar Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan

Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan dari kewajiban suatu instansi. pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya


PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KINERJA 2016

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

RINGKASAN EKSEKUTIF. Untuk mewujudkan visi, BPKP memiliki tiga misi, yaitu:

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan ii

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN RENCANA KINERJA BPKP PERWAKILAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

I N S P E K T O R A T

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN RENJA INSPEKTORAT KABUPATEN GRESIK 2018

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT Nomor : LAP-011/PW03/1/2016 Tanggal : 20 Januari 2016

Kata Pengantar Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 dimaksudkan sebagai salah satu media untuk memberikan informasi mengenai pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015. LAKIP Tahun 2015 juga merupakan alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas. R e n c a n a K e r j a T a h u n a n ( R K T ) y a n g didokumentasikan dalam Dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin) menja di dasar dalam menganalisa pencapaian program atas kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat. Capaian kinerja tahun 2015 yang tertuang dalam Laporan Kinerja merupakan cerminan kinerja dari seluruh komponen pegawai yang ada di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat. Laporan Kinerja ini memberikan gambaran tentang keberhasilan maupun kegagalan mencapai kinerja yang telah ditetapkan dalam Tapkin Tahun 2015. Tapkin tersebut merupakan penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis (Renstra). Sebagai tahun awal dari Renstra Tahun 2015-2019, Laporan Kinerja Tahun 2015 menggambarkan capaian kinerja Tahun 2015. Kami harapkan laporan kinerja ini menjadi media informasi b agi pihakpihak yang berkepentingan dengan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat sehingga dapat memberikan umpan balik bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Kepala Perwakilan, Herman Hermawan NIP 19610315 198703 1 001 i

i

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF i ii iv BAB I PENDAHULUAN 1 A Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi 1 B Aspek Strategis Organisasi 3 C Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi 6 D Struktur Organisasi 8 E Sistematika Penyajian 9 BAB II RENCANA STRATEJIK DAN PERJANJIAN KINERJA 10 A Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat 2015-2019 1. Pernyataan Visi 2. Pernyataan Misi 3. Tujuan Strategis 4. Sasaran Strategis 5. Indikator Kinerja Program 6. Program dan Kegiatan Tahun 2015 11 11 12 17 18 19 20 B Perjanjian Kinerja 2015 21 ii

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 24 A B C D Capaian Kinerja Analisis Capaian Kinerja Realisasi Anggaran Analisis Efisiensi 24 27 54 56 BAB IV PENUTUP 58 LAMPIRAN 1. Capaian Indikator Kinerja Program Tahun 2015. 2. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Program Tahun 2015 dengan Tahun 2014. 3. Capaian Kinerja Output Tahun 2015. 4. Perbandingan Realisasi Output 2015 dengan Realisasi Output 2014 dan Target Output 2015. iii

Ringkasan Eksekutif P enyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah wujud pertanggungjawaban Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) atas keberhasilan maupun kegagalan organisasi dalam upaya mencapai visi yang telah ditetapkan serta untuk memberikan umpan balik yang dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kinerja dan pengambilan keputusan. Visi adalah menjadi Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional. sebagai salah satu unit kerja BPKP turut berperan dalam membantu pemerintah dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan negara, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2015-2019. Untuk mewujudkan visi tersebut, memiliki tiga misi, yaitu: 1. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Provinsi Sumatera Barat. 2. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Provinsi Sumatera Barat. 3. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Provinsi Sumatera Barat. Dalam mencapai visi dan misi tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat menetapkan tiga tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun 2015-2019, yaitu (1) peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional yang bersih dan efektif di wilayah Provinsi Sumatera Barat; (2) peningkatan efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di wilayah Provinsi Sumatera Barat; (3) peningkatan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Provinsi Sumatera Barat iv

Untuk mencapai tujuan strategis tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat telah merumuskan empat sasaran strategis yang merupakan turunan dari sasaran strategis BPKP yang ditetapkan pada Tahun 2015. Perumusan sasaran strategis diikuti dengan penyesuaian Indikator Kinerja Program (IKP) sebagai dasar pengukuran capaian sasaran strategis. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 dimaksudkan sebagai salah satu media untuk memberikan informasi mengenai pencapaian kinerja Tahun 2015. LAKIP Tahun 2015 juga merupakan alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas. Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa capaian kinerja empat sasaran strategis sebesar 72,92%, dengan uraian sebagaimana disajikan pada Tabel RE.1. No. Tabel RE.1 Capaian Sasaran Strategis Sasaran Strategis 1. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif 2. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 3. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Capaian 2015 191,68 4. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 100 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100% Capaian Kumulatif 72,92% 0 0 Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKP yang menggambarkan peran dalam memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan (stakeholders). Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran atas realisasi sembilan IKP yang paling mempengaruhi capaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Tapkin Tahun 2015. Realisasi pencapaian empat sasaran strategis Tahun 2015, sebagai berikut: v

1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional Capaian sasaran strategis Tahun 2015 sebesar 191,68% dihasilkan dari indikator kinerja program dominan yaitu : a. Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program strategis bidang IPP Indikator kinerja program berupa persentase perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program strategis menghasilkan realisasi outcome sebesar 50% dari target 45%. Dengan demikian capaian kinerja tahun 2015 mencapai 111,11%. b. Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional Bidang IPP Indikator kinerja program berupa persentase perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional bidang IPP menghasilkan realisasi outcome sebesar 50% dari target 45%. Dengan demikian capaian kinerja tahun 2015 mencapai 111,11%. c. Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional Bidang APD Indikator kinerja program berupa persentase perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional bidang APD menghasilkan realisasi outcome sebesar 100% dari target 40%. Dengan demikian capaian kinerja tahun 2015 mencapai 250%. d. Capaian Proporsi Dana Masyarakat sebesar 50% terhadap total pengelolaan dana pada 20% BLUD Indikator kinerja program capaian Proporsi Dana Masyarakat sebesar 50% terhadap total pengelolaan dana pada 20% BLUD menghasilkan realisasi outcome sebesar 37,5% dari target sebesar 15%. Dengan demikian capaian kinerja tahun 2015 mencapai 250%. vi

e. Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hukum Indikator kinerja program capaian penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hukum menghasilkan realisasi outcome sebesar 79,66% dari target sebesar 50%. Dengan demikian capaian kinerja tahun 2015 mencapai 159,32%. f. Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional Refocussing Indikator kinerja program berupa persentase perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional Refocussing menghasilkan realisasi outcome sebesar 100% dari target 100%. Dengan demikian capaian kinerja tahun 2015 mencapai 100%. 2. Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional Sasaran program Meningkatnya Kualitas SPIP pada Pemerintah Daerah dilengkapi dengan satu indikator yaitu Persentase Maturitas SPIP Pemerintah kabupaten/kota Level 3 yang diukur dari jumlah pemerintah kabupaten/kota dengan maturitas SPIP level 3 dibagi dengan jumlah pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat. Capaian sasaran strategis ini ditunjukkan oleh capaian indikator kinerja program maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan persentase pemerintah kabupaten/kota yang memiliki nilai maturitas SPIP level 3. Pada tahun 2015, perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat tidak melaksanakan penilaian maturitas SPIP pada pemerintah daerah di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Selain itu pemerintah daerah di wilayah Provinsi Sumatera Barat juga tidak melaksanakan penilaian sendiri (self assessment) terhadap penyelenggaraan SPIP pada pemerintahan mereka. 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi Sasaran program Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah dilengkapi dengan satu indikator yaitu Persentase vii

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota pada Level 3 yang diukur dari jumlah APIP pemerintah kabupaten/kota dengan level 3 dibagi dengan jumlah pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat. Self Improvement yang dilaksanakan di tahun 2015 menunjukan bahwa dari 20 Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota hanya terdapat enam APIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang mencapai level 2, sedangkan yang lain masih level 1. Diharapkan pada akhir tahun 2024, seluruh APIP telah mencapai level 3 (integrated), yaitu APIP telah mampu memberikan layanan assurance dan consulting sesuai standar yang berlaku, untuk meningkatkan kinerja (ekonomis, efisensi dan efektivitas) dalam penyelenggaraan pemerintahan. 4. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. Sasaran ini dihitung dengan melaksanakan survey kepuasan layanan kesetmaan terhadap pihak-pihak yang melaksanakan kegiatan pengawasan di perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat. Survey kepuasan layanan kesetmaan pada perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat menghasilkan nilai 7 (tujuh) pada skala likert. Dengan target 7 yang berarti capaian kinerja tahun 2015 mencapai 100%. Penyerapan dana sampai Tahun 2015 berdasarkan laporan realisasi anggaran bulan Desember 2015 adalah sebesar Rp23.825.780.734,00 atau 97,55% dari Anggaran sebesar Rp24.437.134.000,00. Selain menggunakan dana DIPA, kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran strategis tahun 2015 juga menggunakan dana K/L/P sebesar Rp 551.363.180,00 sehingga total penggunaan dana di tahun 2015 adalah sebesar Rp 24.377.143.914,00. viii

BAB 1 Pendahuluan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada dasarnya merupakan sistem manajemen berorientasi pada hasil yang merupakan salah satu instrumen untuk menjadikan instansi pemerintah akuntabel, dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya; mewujudkan transparansi pada instansi pemerintah; mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional; dan memelihara kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Hal ini dimungkinkan karena dengan menerapkan SAKIP setiap instansi pemerintah harus membuat Rencana Strategis (Strategic Plan), Rencana Kinerja (Performance Plan), Penetapan Kinerja (Performance Agreement) serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Performance Accountability Report) yang secara sistematis akan mengarahkan instansi pemerintah dalam pencapaian tujuannya, pelaksanaan tupoksinya sampai dengan pertanggungjawaban atas hasil kinerjanya. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja Tahun 2015 dan juga Rencana Strategis tahun 2015-2019. Laporan ini juga digunakan sebagai umpan balik untuk memicu perbaikan kinerja di masa yang akan datang. A. Tugas, Fungsi Dan Wewenang Organisasi merupakan unit pelaksana BPKP di daerah, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep-06.00.00-286/K/2001 tanggal 31 Mei 2001 dan terakhir telah diubah dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta menyelenggarakan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan 1

perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan; 2. Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP); 3. Menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Kepala Daerah; 4. Melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu di daerah, yang meliputi: a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral; b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden atau Kepala Daerah. 5. Pengawasan terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan pengurusan Barang Milik / Kekayaan Negara; 6. Pengawasan terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan pengurusan Barang Milik / Kekayaan Daerah atas permintaan daerah; 7. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan/atau lintas departemen / lembaga / wilayah; 8. Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan daerah; 9. Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah; 10.Pemeriksaan terhadap Badan Usaha Milik Negara, pinjaman / bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat dan Badan Usaha Milik Daerah atas permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 11.Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan akuntabilitas kinerja pada Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 12.Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, Badan Usaha Milik Negara dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan 2

kelancaran pembangunan dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya; 13.Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan; 14.Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP. B. Aspek Strategis Organisasi Aspek strategis berasal dari faktor lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal, sebagai berikut: LINGKUNGAN INTERNAL 1. Sumber Daya Manusia Jumlah sumber daya manusia yang mendukung pencapaian kinerja sebanyak 138 orang yang, terdiri dari sepuluh orang pejabat struktural (7,24%); 75 orang pejabat fungsional auditor (PFA) sebanyak (54,35%); satu orang arsiparis (0,72%); dua orang pejabat fungsional pranata komputer (1,45%); dua orang pejabat fungsional analisis kepegawaian (1,45%); 18 orang pejabat fungsional umum (13,04 %); dan 30 orang THL (21,75%). Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut merupakan faktor penentu keberhasilan yang mengatur dan menggerakkan jalannya organisasi. SDM Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang akuntansi, manajemen, audit, teknologi informasi yang mendukung pelaksanaan tugas assurance dan consulting. Keahlian tersebut secara terus-menerus diperbaharui dan ditingkatkan, baik melalui jalur pendidikan dan pelatihan, seminar/workshop dan Program Pelatihan Mandiri (PPM) sehingga dapat merespon perkembangan dan kebutuhan pengawasan. Permasalahan dalam pengelolaan SDM adalah jumlah SDM yang ada saat ini belum memadai apabila dibandingkan dengan jumlah obyek pengawasan dan komposisi SDM berdasarkan sertifikasi. 2. Komitmen Pimpinan BPKP di Pusat dan Perwakilan Komitmen Pimpinan BPKP merupakan faktor penting dalam mengarahkan dan memberi semangat pencapaian visi, misi dan tujuan BPKP. Komitmen 3

tersebut membangun integritas organisasi, menggerakkan komitmen seluruh jajaran organisasi untuk melaksanakan tugas selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan dan meningkatkan kinerja agar bermanfaat bagi para pemangku kepentingan (stakeholder). Terkait dengan perubahan peran/mandat baru BPKP, pimpinan telah mengembangkan peran, menjaga proses transformasi, melakukan komunikasi dan menyemangati proses transformasi tersebut. LINGKUNGAN EKSTERNAL 1. Komitmen Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Terhadap Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bersih Tata kepemerintahan yang baik, bersih dan bertanggung jawab dicirikan dengan akuntabilitas publik, partisipasi publik, transparansi publik, kebijakan publik dan kepastian atau kesamaan kedudukan di hadapan hukum. Arah yang diinginkan adalah bahwa semua kinerja kepemerintahan diharapkan dapat memuaskan harapan publik melalui karya nyata dan berkelanjutan. Komitmen awal pemerintah daerah dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik dan bersih dibuktikan pada awalnya dengan kemauan untuk menerbitkan Peraturan Kepala Daerah mengenai Penerapan SPIP sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 47 ayat (1) PP Nomor 60 Tahun 2008 bahwa Pimpinan (Gubernur/Bupati/Walikota) bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan SPI di lingkungan instansi masing-masing agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan efektif, efisien, memenuhi prinsip-prinsip good governance (transparan dan akuntabel). 2. Mandat BPKP Berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008 Terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP telah memicu revitalisasi peran BPKP karena penugasan BPKP hingga meliputi pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP. Berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008 BPKP mendapat mandat sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina penyelenggaraan SPIP. Beberapa pasal dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 yang menyatakan mandat BPKP adalah: 4

1) Pasal 49 ayat (2): BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi: a) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral; b) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan c) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden ; 2) Pasal 54 ayat (3): secara berkala BPKP menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ; 3) Pasal 57 ayat (4): BPKP melakukan reviu atas LKPP (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat) sebelum disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden ; 4) Pasal 59 ayat (2): BPKP melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP yang meliputi penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP, sosialisasi SPIP, pendidikan dan pelatihan SPIP, pembimbingan dan konsultansi SPIP, dan peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah. Mandat-mandat tersebut pada akhirnya akan diturunkan dalam bentuk pelaksanaan tugasnya kepada Perwakilan BPKP termasuk di dalamnya. 3. Mandat BPKP berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 Terbitnya Perpres Nomor 192 tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan menjelaskan tugas BPKP yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam menjalankan tugasnya, BPKP memiliki fungsi sebagaimana mana dijabarkan dalam pasal 3 Perpres Nomor 192 Tahun 2014, yaitu: a. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional; b. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan dan pengeluaran negara/daerah; c. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah; 5

d. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program pemerintahan yang strategis; e. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program; f. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya; g. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat; h. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; i. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan; j. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor; k. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah; l. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara/daerah; m. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksaan tugas dan fungsi BPKP; n. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga. C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi Sejalan dengan upaya untuk mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), meningkatnya pelayanan publik, dan terwujudnya iklim yang mencegah KKN, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat melaksanakan kegiatan pengawasan sebagai berikut: 1. Pendampingan Penerapan Aplikasi SIMDA; 2. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Daerah; 6

3. Pendampingan Penerapan SPIP; 4. Pendampingan Penyusunan LAKIP Pemerintah Daerah; 5. Pendampingan Optimalisasi Penerimaan Daerah (OPAD); 6. Pendampingan Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah; 7. Pendampingan Peningkatan Tata Kelola Badan Usaha Milik Daerah; a. Sosialisasi, Asistensi dan Assessment Penerapan Good Corporate Governance pada BUMD. b. Asistensi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Berbasis Komputer pada PDAM. 8. Pendampingan Penyiapan Administrasi RSUD menjadi Badan Layanan Umum; 9. Pengawasan terhadap BUMD; 10. Pencegahan KKN; a. Sosialisasi Program Anti Korupsi pada Suatu Organisasi; b. Pengkajian Peraturan Perundang-undangan yang Bernuansa KKN; 11. Bantuan kepada Aparat Penegak Hukum; a. Audit Investigasi. b. Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara. c. Pemberian Keterangan Ahli. 12. Pelatihan dan Reviu Proses Pengadaan Barang/Jasa; 13. Pendampingan Penyusunan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Hasil Pengawasan (SIM-HP); 14. Sosialisasi Peningkatan Sumber Daya Manusia Bidang Akuntansi dan Pengawasan; a. Sosialisasi Pendidikan dengan Kurikulum Khusus di Bidang Akuntansi dan Keuangan Daerah. b. Sosialisasi Diklat Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor Tingkat Trampil dan Tingkat Ahli. c. Sosialisasi Diklat Teknis Substansi Bagi Auditor dan Pegawai Lainnya. 15. Sosialisasi Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor (JFA). 7

D. Struktur Organisasi Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat memiliki struktur organisasi sebagai berikut 8

E. Sistematika Penyajian LAKIP Tahun 2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut : Ringkasan Eksekutif, memuat secara ringkas Rencana dan Capaian Kinerja Tahun 2015. Bab I Pendahuluan, penyajian data umum perwakilan yang mencakup: (1) tugas, fungsi dan wewenang organisasi; (2) aspek strategis organisasi; (3) kegiatan dan layanan produk organisasi; (4) struktur organisasi; dan (5) sistematika penyajian. Bab II Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015, penyajian Rencana Strategis dan perjanjian kinerja tahun 2015. Rencana Strategis mencakup pernyataan visi, pernyataan misi, tujuan strategis, sasaran strategis, indikator kinerja utama serta program dan kegiatan yang menjadi acuan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Perjanjian Kinerja menggambarkan target kinerja yang ingin dicapai pada tahun 2015 beserta indikator keberhasilannya. Bab III - Akuntabilitas Kinerja, Penyajian capaian kinerja beserta analisis kinerja yang memuat hasil pengukuran kinerja yang menguraikan keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja. Dalam bab ini juga diuraikan realisasi anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi. Bab IV Penutup, Penyajian uraian ringkas akuntabilitas, perbaikan rencana kinerja, perbaikan pengukuran kinerja, perbaikan evaluasi kinerja, ringkasan capaian strategis dari Indikator Kinerja Program, kelemahan/hambatan dalam pencapaian sasaran strategis dan langkah-langkah perbaikan kinerja. 9

BAB 2 Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015-2019 sebagaimana amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), bahwa setiap instansi wajib menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan pengawasan dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan bersifat indikatif. Selanjutnya dengan diterbitkannya Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 sebagai pedoman penyusunan Renstra memberikan gambaran Struktur Renstra sebagai berikut: Gambar 2.1 Struktur Renstra BPKP 2015-2019 Visi BPKP Misi Tujuan Sasaran Perwakilan Program /Kegiatan Eselon III Indikator Kinerja Utama/Outcome/Output 10

A. Renstra 2015-2019 1. Pernyataan Visi Visi, misi dan tujuan merupakan gambaran besar tentang tekad pada tahun 2019 dan setelahnya. Bersama-sama dengan sasaran strategis, visi misi dan tujuan tersebut diharapkan dapat menggerakkan penggunaan seluruh sumber daya pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat ke satu arah yang sama, yaitu Visi Pembangunan Nasional 2015 2019: Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berdasarkan Gotong Royong. Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, termasuk mandat berdasarkan Pasal 54 Ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, BPKP menegaskan jati dirinya sebagai Auditor Presiden. Konsekuensi sebagai Auditor Presiden, BPKP dituntut untuk dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi Presiden berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah, sehingga mampu membantu pemerintah mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan akuntabel. Komitmen tersebut selanjutnya dituangkan dalam pernyataan visi BPKP yang kemudian diadaptasi menjadi visi, sebagai berikut: Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Sumatera Barat Pernyataan visi ini sekaligus mengartikan bahwa visi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat ini telah konsisten dengan visi Presiden yang telah berwujud menjadi visi pembangunan nasional. Pernyataan visi juga merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi oleh segenap jajaran. 11

Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat. 2. Pernyataan Misi Misi merupakan menjabarkan lebih lanjut visi dan berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor: KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP, mempunyai Tugas Pokok: Melaksanakan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan serta Penyelenggaraan Akuntabilitas di Daerah Sesuai Dengan Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku. Tugas Pokok tersebut dijabarkan lebih lanjut dengan pencapaian tiga misi, yaitu: a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Sumatera Barat; b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Wilayah Sumatera Barat; dan c. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Sumatera Barat. Penjelasan masing-masing misi, adalah: MISI 1 Menyelenggarakan Pengawasan Intern Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional Guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Sumatera Barat Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP. Tugas dimaksud adalah Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan, sedangkan manfaatnya adalah mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. 12

Tugas Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan mengandung makna bahwa: 1) Akuntabilitas Bahwa prinsip dari akuntabilitas adalah kesiapan pemerintah untuk merespon pertanyaan (scrutiny) masyarakat dan stakeholder lainnya tentang pelaksanaan mandat dan penggunaan sumber daya yang diamanatkan kepada penyelenggara pemerintahan. Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, selain menjadi kepanjangan tangan BPKP Pusat dengan mitra kerja Menteri dan Kepala Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, Korporasi (K/L/P/K) juga dengan seluruh Kepala KLPK di wilayah Provinsi Sumatera Barat melalui jasa assurance, jasa consultancy. 2) Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Bahwa sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKP melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan. Dalam periode sebelumnya fokus pengawasannya banyak diarahkan pada aspek pengelolaan keuangan antara lain meliputi: pelaporan keuangan, kebijakan fiskal, kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada periode 2015 2019, sesuai misi ini, sasaran program pengawasan intern BPKP termasuk mengawal dan mendorong bagaimana program pembangunan nasional dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. 3) Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah Bahwa dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan intern BPKP akan berupaya meningkatkan kualitas akuntabilitas Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi di bidang keuangan dan atau Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Dalam hal pengawasan intern atas kualitas pelaporan, BPKP mendorong mitra kerjanya untuk memenuhi persyaratan minimal kualitas laporan keuangan (LK) yang direpresentasikan oleh opini WTP dari audit BPK 13

atas LK KLPK. Kegiatan pengawasan intern ini akan diarahkan bagi KLPK yang LK-nya belum mendapatkan opini WTP dari BPK. Kegiatan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara/daerah ini akan mencakup antara lain kebijakan: (a) Pengawasan terhadap Peningkatan Penerimaan Negara/Daerah untuk meningkatkan ruang fiskal, (b) Kebijakan Alokasi Anggaran (transfer) daerah, (c) Perencanaan dan Pelaksanaan Pemanfaatan Aset dan Kekayaan Negara/Daerah, (d) Pengelolaan Hutang, (e) Pengelolaan Subsidi, dan (f) Pengelolaan Korporasi. 4) Pengelolaan Pembangunan Nasional Bahwa terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan secara menyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan negara, namun terfokus pada implementasi strategi pembangunan nasional. Strategi pembangunan nasional membedakan tiga dimensi pembangunan, yaitu: (1) dimensi pembangunan manusia yang sifatnya wajib; (2) dimensi pembangunan sektor unggulan yang sifatnya prioritas; dan (3) dimensi pemerataan dan kewilayahan. Manfaat Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif mengandung makna bahwa: Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan intern BPKP diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan secara partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu, terdapat struktur organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder kunci dalam menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah dan pembangunan termasuk korporasi. Masyarakat juga diberi akses yang cukup terhadap informasi anggaran dan target pemerintahan dan pembangunan serta laporan pertanggungjawaban yang memungkinkan mereka mengetahui sejauh mana tujuan pemerintahan dan pembangunan tercapai. Dengan kerangka transparansi tersebut, para penyelenggara menyiapkan diri untuk menjelaskan capaian targetnya dan menjelaskan jika terjadi kegagalan, alasan kegagalan pengelolaan keuangan dan 14

pembangunan atau menjelaskan ukuran pencapaian efektivitas pencapaian tujuan dimaksud. Dengan menjaga partisipasi masyarakat, transparansi dan akuntabilitas tersebut diharapkan tercipta tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. MISI 2 Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Provinsi Sumatera Barat. Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap peraturan perundangundangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Pada periode 2015 2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk meningkatkan maturitas SPIP di tingkat KLPK bahkan hingga tingkat program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP KLPK memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab masingmasing KLPK. BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIP maka seluruh insan pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal tersebut dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP). Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadap konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkan personel dan pimpinan akan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan di KLPK. 15

Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional), sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggungjawab atas efektivitas penyelenggaraan SPI di lingkungan masing-masing. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI, dilakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdiri dari BPKP, Itjen Departemen, Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten/Kota. Selain itu, untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI oleh BPKP diamanatkan dalam pasal 59 PP Nomor 60 Tahun 2008 yang mencakup: a. Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP b. Sosialisasi SPIP c. Pendidikan dan pelatihan SPIP d. Pembimbingan dan konsultansi SPIP e. Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah MISI 3 Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Provinsi Sumatera Barat Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang 16

efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya, tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai dengan PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP. Kapabilitas APIP diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi; (b) pola pengembangan auditor APIP; (c) praktik profesionalisme pengawasan intern; (d) eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e) kualitas hubungan Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f) struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab dan peran serta BPKP sebagai bagian dari APIP dalam mengembangkan sistem pengawasan nasional secara terpadu. Pengembangan sistem pengawasan nasional tentunya dilakukan bersama-sama, baik dengan BPK, Inspektorat Jenderal Departemen, Unit Pengawasan LPND, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BUL maupun dengan Instansi Pemerintah lainnya yang mengkoordinasikan kegiatan pengawasan seperti Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Departemen Dalam Negeri, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. 3. Tujuan Strategis Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang, berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam menyelenggarakan misinya, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat menetapkan empat tujuan, yaitu: a. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Provinsi Sumatera Barat; 17

b. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Provinsi Sumatera Barat; c. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Provinsi Sumatera Barat; dan d. Terselenggaranya Dukungan Teknis Pengawasan BPKP di Provinsi Sumatera Barat. 4. Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan strategis, yang dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Pada Tahun 2015 telah ditetapkan Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat Nomor KEP-207.1/PW03/1/2015 tentang Rencana Strategis Tahun 2015-2019 dimana untuk mencapai sasaran strategi tersebut didukung dengan sembilan indikator kinerja program (outcome). Adapun sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat untuk Tahun 2015-2019, adalah: a. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Sumatera Barat 70%; b. Meningkatnya maturitas sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) pada kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi serta program prioritas pembangunan nasional di wilayah Sumatera Barat 70%; c. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern pada kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah serta korporasi di wilayah Sumatera Barat 85%; d. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan 90% dan kualitas pengelolaan keuangan 100%. Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk Tahun 2015-2019 adalah sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.1. 18

5. Indikator Kinerja Program Indikator kinerja program merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Indikator kinerja program merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis, yang terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan peran utama dalam pengawasan akuntabilitas keuangan Negara/daerah dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi stakeholders internal. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). Indikator-indikator kinerja program sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1 Indikator Kinerja Program Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat No Indikator Kinerja Program Tujuan 1: Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Provinsi Sumatera Barat Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Sumatera Barat 70% 1 Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program strategis 2 Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional 3 BLUD capaian proporsi dana masyarakat sebesar 50% terhadap total pengelolaan dana pada 20% BLUD 4 Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hukum Tujuan 2: Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Provinsi Sumatera Barat Sasaran Strategis 2.1: Meningkatnya maturitas sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) pada kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan 19

No Indikator Kinerja Program korporasi serta program prioritas pembangunan nasional di wilayah Sumatera Barat 70%; 5 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Level 3 6 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3 Tujuan 3: Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Provinsi Sumatera Barat Sasaran Strategis 3.1: Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern pada kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah serta korporasi di wilayah Sumatera Barat 85%; 7 Kapabilitas Pemerintah Provinsi Level 3 8 Kapabilitas Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3 Tujuan 4: Terselenggaranya Dukungan Teknis Pengawasan BPKP di Provinsi Sumatera Barat Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan 90%dan kualitas pengelolaan keuangan 100% 9 Persepsi kepuasan layanan Bagian Tata Usaha skala liket 1 10 6. Program Dan Kegiatan Tahun 2015 Tujuan yang ingin dicapai berikut program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Tahun 2015, adalah sebagaimana disajikan dalam table 2.2: Tabel 2.2 Tujuan, Program, dan Kegiatan Tahun 2015 Tujuan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan : Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Provinsi Sumatera 1 Barat 1.1 Pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan SPIP (Program 06) Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan 1.1.1. Penyelenggaraan SPIP pada Kementerian/Lembaga Bidang Perekonomian 1.1.2. Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP pada Kementerian/Lembaga Bidang Polsoskam 1.1.3. Pengawasan Intern Regional Pemerintah Daerah 1.1.4. Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP pada BUMN/D 1.1.5. Tujuan 2 : Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP terkait Kegiatan Investigasi Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Provinsi Sumatera Barat 2.1. Pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan SPIP (Program 06) 2.1.1. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Regional Pemda Tujuan 3 : Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Provinsi Sumatera Barat 3.1. Pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan SPIP (Program 06) 3.1.1. Pembinaan Tata Kelola APIP Pemda 20

Tujuan Terselenggaranya Dukungan Teknis Pengawasan BPKP di Provinsi : 4 Sumatera Barat 4.1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya-bpkp (Program 01) 4.1.1. Penyelenggaraan dukungan manajemen Perwakilan BPKP 4.1.2. Pengadaan dan penyaluran sarana dan prasarana Perwakilan BPKP B. Perjanjian Kinerja 2015 Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis, dalam hal ini pengukuran indikator kinerja program. Untuk menguatkan pencapaian sasaran strategis di Tahun 2015, disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja. Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis dan indikator kinerja utama organisasi beserta target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome. Tahun 2015, perjanjian kinerja disesuaikan dengan Renstra. Perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang memuat sembilan indikator kinerja program yang digunakan untuk mengukur tercapainya empat sasaran strategis sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.3. Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 (Outcome) No Indikator Kinerja Program Satuan Target Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Sumatera Barat 70% 1 Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program strategis bidang kemaritiman 2 Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional bidang polhukam dan PMK 3 Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional bidang keuangan daerah 3 BLUD capaian proporsi dana masyarakat sebesar 50% terhadap total pengelolaan dana pada 20% BLUD Persen 45 Persen 45 Persen 40 Persen 15 21

No Indikator Kinerja Program Satuan Target 4 Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hukum Persen 50 Sasaran Strategis 2: Meningkatnya maturitas sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) pada kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi serta program prioritas pembangunan nasional di wilayah Sumatera Barat 70% 5 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Level 3 Persen 0 6 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3 Persen 5 Sasaran Strategis 3: Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern pada kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah serta korporasi di wilayah Sumatera Barat 85%; 7 Kapabilitas Pemerintah Provinsi Level 3 Persen 0 8 Kapabilitas Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3 Persen 2 Sasaran Strategis 4: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan 90%dan kualitas pengelolaan keuangan 100% 9 Persepsi kepuasan layanan Bagian Tata Usaha skala likert 1 10 SL 7 Selain indikator kinerja program (outcome) tersebut di atas, pada tahun 2015 juga telah dibuat Perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang memuat indikator kinerja output sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.4. Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 (Output) No Indikator Kinerja Output Satuan Target Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional yang bersih dan efektif di wilayah Sumatera Barat 70% 1 Rekomendasi hasil pengawasan Rekomen dasi Sasaran Strategis 2: Meningkatnya maturitas sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) pada kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi serta program prioritas pembangunan nasional di wilayah Sumatera Barat 70% 2 Rekomendasi hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP/SPI Rekomen dasi Sasaran Strategis 3: Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern pada kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah serta korporasi di wilayah Sumatera Barat 85%; 3 Rekomendasi hasil pembinaan kapabilitas APIP Rekomen dasi 2 Sasaran Strategis 4: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan 90%dan kualitas pengelolaan keuangan 100% 4 Jumlah laporan layanan dukungan manajemen Laporan 60 perwakilan BPKP 5 Terlaksananya rehab berat rumah negara perwakilan BPKP Jenis 1 121 2 22