Qomaruddin 1. Gondang Manis, PO. Box 53 Bae, Kudus

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KARAKTERISTIK KONTAK CAPSULE ENDOSCOPY DI DALAM USUS KECIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

PERHITUNGAN KEAUSAN PADA SISTEM KONTAK ROLLING-SLIDING MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT METHOD

PENGARUH KOEFISIEN GESEKAN PADA PROSES MANUFAKTUR

Gambar 1.1. Sambungan hip (hip joint) pada manusia [1].

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS SARJANA ANALISA PENGARUH GESEKAN PADA KONTAK SLIDING ANTAR SILINDER MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan menggunakan metode elemen

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA KONTAK MULTIPLE ASPERITY-TO-ASPERITY MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGARUH BEBAN PENGGETAR MESIN PRESS BATAKO PADA PROSES PRODUKSI BATAKO TANPA PLESTER DAN TANPA PEREKAT (BTPTP) TERHADAP KEKUATAN DINDING

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP [9]

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP[3]

METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Optimasi Proses Multi-Pass Equal Channel Angular Pressing dengan Simulasi Komputer

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

TUGAS SARJANA. Disusun oleh: TOMY PRASOJO L2E

ANALISA GESEKAN PENGEREMAN HIDROLIS (REM CAKRAM) DAN TROMOL PADA KENDARAAN RODA EMPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TEGANGAN STATIK PADA UNIT SQUARE END A-JACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

Analisa Pengaruh Diameter Nozzle Terhadap Besar Tegangan Maksimum Pada Air Receiver Tank Horisontal Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Available online at Website

SIMULASI PROSES BACKWARD EKSTRUSION PADA PEMBUATAN KOMPONEN PISTON

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CYLINDER BLOCK DAN CRANKCASE MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65CC

LAPORAN TUGAS AKHIR PERHITUNGAN KEAUSAN CYLINDER DAN PLATE PADA SISTEM SLIDING CONTACT MENGGUNAKAN UPDATED GEOMETRY

BAB IV METODE PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA ELASTIS-PLASTIS KONTAK ROLLING MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB 4 ANALISA PANAS HIDRASI PONDASI BORED PILE JEMBATAN SURAMADU. mengenai diameter dan kedalaman pondasi, kedalaman air laut, dan kedalaman

ANALISIS PENGARUH TEKANAN DAN BEBAN PADA BAN TIPE RADIAL TERHADAP ROLLING RESISTANCE KENDARAAN PENUMPANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT

TUGAS SARJANA ANALISA PARAMETER KONTAK PADA SLIDING CONTACT ANTAR ELLIPSOID DENGAN VARIASI ARAH SLIDING MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

SIMULASI KONTAK PADA SAMBUNGAN TULANG PINGGUL BUATAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2

HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN METODE TOOL TERMOKOPEL TIPE-K DENGAN MATERIAL St 41

LAPORAN TUGAS AKHIR PERHITUNGAN KEAUSAN PIN PADA SISTEM KONTAK SLIDING PIN-ON-DISC MENGGUNAKAN METODE ANALITIK DAN METODE ELEMEN HINGGA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telah merubah industri manufaktur menjadi sebuah

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

Bab VI Model Makroskopis Bonding Antar Lapis Perkerasan Beraspal Hasil Percobaan Direct Shear

LAMPIRAN A GRAFIK DAN TABEL. 1. Grafik untuk menentukan dimensi optimal bejana tekan. [Ref.5 hal 273]

BAB I PENDAHULUAN. alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan semacamnya, merupakan contoh dari beberapa struktur pelat. Pelat-pelat tersebut

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002

DECIDING THE OPTIMUM SPOKE ANGLE OF MOTORCYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

SIMULASI Kendalan (Reliability Simulation)*

ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK BELAH KETUPAT PADA BAN TANPA UDARA TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari beton, baja atau keduanya tidak lepas dari elemenelemen. pelat, kolom maupun balok kolom. Masing-masing elemen

ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE

DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS)

OPTIMISASI DESAIN DIES PADA PROSES EKSTRUSI UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA CACAT RONGGA

OPTIMASI DESAIN TANGKI TRUCK BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT APPLICATION

Perbandingan Distribusi Temperatur Pada Drum Brakes Standar dan Modifikasi

LAPORAN TUGAS AKHIR PREDIKSI KEAUSAN PIN PADA PIN-ON-DISC SLIDING CONTACT SYSTEM MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

SIMULASI PROSES DEEP DRAWING STAINLESS STEEL DENGAN SOFTWARE ABAQUS

DISTRIBUSI TEGANGAN PADA PERCABANGAN PIPA 90 O AKIBAT TEKANAN INTERNAL MENGGUNAKAN MEH. Agus Suprihanto, Djoeli Satrijo, Dwi Basuki Wibowo *)

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAKTWO- DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA PERKIRAAN UMUR PADA CROSS DECK KAPAL IKAN KATAMARAN 10 GT MENGGUNAKAN METODE FRACTURE MECHANICS BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS SARJANA STUDI PENGARUH KOEFISIEN GESEK PADA KONTAK SLIDING ANTARA SILINDER DENGAN FLAT MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA.

VOLUME BAHAN TERBUANG SEBAGAI PARAMETER ALTERNATIF UMUR PAHAT

SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN TEGANGAN DAN SIMULASI SOFTWARE

BAB I PENDAHULUAN. (a) (b) (c)

ANALISA KEAUSAN STEADY STATE PADA KONTAK PIN-ON-DISC DENGAN SIMULASI ELEMEN HINGGA

JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas TeknologiIndustri Institur TeknologiSepuluh Nopember Surabaya 2012

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

PENGEMBANGAN PENGHALUSAN JARING ELEMEN SEGITIGA REGANGAN KONSTAN SECARA ADAPTIF

TUGAS AKHIR DESAIN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT RULY SETYAWAN NIM

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK

Abstrak. Kata kunci: Hydrotest, Faktor Keamanan, Pipa, FEM ( Finite Element Method )

BAB I PENDAHULUAN. Hip Joint. Femur

ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK

LAMPIRAN A TABEL. 1. Tabel Dimensi Class 300 Flanges Drilling

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.1 Tahun 2014: ISSN X

OPTIMASI DESAIN SIRIP PENGUAT PADA BANGKU PLASTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EDISI 8 NO 1 AGUSTUS 2016 ITEKS ISSN Intuisi Teknologi Dan Seni

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (a) (b) (c)

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

Transkripsi:

ANALISA NUMERIK CONTACT STRESS DAN GESEKAN CAPSULE ENDOSCOPY DI DALAM USUS KECIL Qomaruddin 1 1 Progdi Teknik Mesin Fakultas Teknik UMK Gondang Manis, PO. Box 53 Bae, Kudus * Email: qomaruddin71@gmail.com Abstrak Salah satu alat yang digunakan untuk menganalisa penyakit pada organ dalam adalah capsule endoscopy yang berfungsi sebagai perekam gambar dari saluran pencernaan. Gerakan capsule endoscopy di dalam tubuh berjalan secara peristaltik maka kenyamanan merupakan faktor utama. Sehingga perlu pengembangan desain capsule endoscopy dengan memperbandingkan beberapa bentuk. Tujuan pemodelan ini untuk menganalisa contact stress dan gesekan capsule endoscopy di dalam usus kecil. Pemodelan dengan analisa yang dilakukan merupakan pengembangan contact stress dan gesekan dari Kim yang telah dilakukan secara eksperimen. Pemodelan dengan finite element analysis (FEM) dilakukan untuk mengetahui contact stress dan gesekan pada proses laju capsule endoscopy di dalam usus kecil. Pembuatan geometri, kondisi batas, sifat material dan pemberian beban awal digunakan sebagai masukan awal simulasi FEM dan hasilnya berupa nilai contact stress dan gesekan sebagai pembanding dengan hasil eksperimen. Hasil pemodelan analitik dan pemodelan FEM memiliki pengaruh yang berbeda terhadap perubahan nilai contact stress dan gesekan yang terjadi. Perubahan jari-jari fillet merubah tinggi rendahnya nilai contact stress dan friction yang terjadi, beserta merubah waktu kontaknya. Semakin besar jari-jari filletnya maka nilai contact stress dan friction semakin rendah. Hasil analisa contact stress menghasilkan predikasi tegangan yang meningkat tajam pada tahap awal kontak sampai pada titik tertentu. Kata kunci: capsule endoscopy, geometri, gesekan, usus kecil 1. PENDAHULUAN Capsule endoscopy (pillcam) adalah inovasi utama yang memberikan pencitraan beresolusi tinggi dari usus kecil seluruh secara keseluruhan. Dalam 4 tahun sejak diperkenalkan, capsule endoscopy telah menunjukkan kelayakan sebagai investigasi lini pertama pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal, dan memiliki dampak positif pada hasil. Hasil rekaman capsule endoscopy juga berguna dalam evaluasi gangguan inflamasi dan neoplastik dari usus kecil(galmiche JP, 2008). Ukuran dari capsule endoscopy sebesar kapsul vitamin yaitu 11 x 26 mm dengan berat 4 gram, yang terdiri dari baterai, perlengkapan lensa, kamera, serta pemancar(iddan, G., 2000). Setelah kapsul diaktifkan kemudian ditelan dengan segelas air oleh pasien. Lalu alat tersebut mulai mengirimkan gambar dari sistem pencernaan ke penerima yang dikenakan oleh pasien. Kamera kapsul mengambil dua gambar per detik pada sekitar delapan jam, dan berjalan melalui esophagus, perut, usus kecil dan usus besar, dan diekskresikan alami. Gerakan kamera kapsul di dalam tubuh pasien berjalan secara alami (gerak peristaltik) sehingga kenyamanan merupakan faktor utama. Dari hal tersebut diharapkan terdapat pengembangan mengenai optimalisasi desain capsule endoscopy yang memungkinkan untuk mendapatkan tingkat kenyamanan yang lebih baik. Informasi tentang contact stress dari capsule endoscopy dalam organ internal sangat penting karena tahanan gesek jauh mempengaruhi mekanisme gerakan dan posisi. Sedangkan alasan memilih usus kecil karena usus kecil adalah organ internal utama yang didiagnosis oleh capsule endoscopy dan mengalami contact stress yang relatif besar apabila capsule endoscopy bergerak di dalam usus kecil karena rongganya relatif lebih kecil dari pada organ internal lainnya (Guyton, Arthur. C., 1996, dan Bode, J. Christian., 1997). Paper ini bertujuan untuk menghitung tingkat contact stress dan gesekan dengan melakukan simulasi menggunakan finite element method (FEM). Uraian hasil paper ini berupa grafik tingkat contact stress analisa, finite element method (FEM), gesekan, dan nilai FEM dari perubahan bentuk maupun ukurannya. Finite element method (FEM), atau metode elemen hingga adalah suatu 215

metode analisa perhitungan yang didasarkan pada gagasan dalam membangun suatu obyek yang sangat kompleks dengan beberapa bagian(blocks) yang sederhana. 2. METODOLOGI Langkah awal dalam perhitungan contact stress dengan pembuatan geometeri model menggunakan software Abaqus[5]. Material usus kecil bersifat viscoelastic, modulus elastisitas (E) = 0.0239 MPa, Poisson s ratio (υ ) = 0.49 dan densitas = 1.032x10-9 Ton/mm 3. Permukaan persinggungan memiliki gesekan dengan koefisien gesek (µ) = 0.08. Temperatur dan kecepatan diasumsikan konstan. Tidak ada pengaruh perubahan parameter usus kecil. Material capsule endoscopy yang digunakan untuk pemodelan berupa Alumunium. Bentuk kapsul yang dimodelkan adalah ukuran pada jari-jari filletnya yang dibagi dalam 3 bagian, yaitu 1,5 mm, 2 mm, dan 2,5 mm. Laju kapsul yang terjadi pada 5 mm/s, dengan diameter yang tetap 10 mm, serta memiliki panjang 50 mm. Letak ujung jari-jari fillet terdapat pada bagian depan dan belakang kapsul. Semakin besar diameter kapsul berpengaruh pada jari-jari fillet yang ada. Gambar 1. Bentuk model capsule endoscopy. Gambar 2. Diagram alir perhitungan contact stress. Langkah awal perhitungan dimulai dari beberapa efek bentuk, karena bentuk sangat berpengaruh terhadap contact stress yang terjadi. Selanjutnya efek dimensi dan area contact stress akibat perubahan jari-jari filet (R) (jari-jari contact stress dengan dinding usus). Setelah mendapatkan data dari efek-efek tersebut kemudian memasukkan data tersebut pada rumus dalam menganalisa contact stress. Selain analisa lewat perhitungan rumus dilakukan juga simulasi model dengan penggunaan software Abaqus. 216

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk menganalisa tegangan yang terjadi pada usus kecil yang diinduksi oleh capsule endoscopy, perlu memahami konsep dari tekanan vessel (gambar 3), memperlihatkan hubungan antara contact stress q(x) dan hoop stress σ (x) sehingga dapat dituliskan dengan persamaan(1)(kim, J. S., 2007). q(x) = (1) dimana dan adalah diameter dalam dan ketebalan dari tekanan vessel pada posisi x memanjang, sepanjang usus kecil secara berturu-turut. Gambar 3. Potongan usus kecil dimodelkan sebagi vessel (Kim, 2007). 3.1 HASIL ANALISA DAN FEM CONTACT STRESS Hasil analisa yang didapat dari beberapa efek yang dilakukan berupa grafik contact stress (q) terhadap waktu (t). Hasil analisa contact stress menghasilkan predikasi contact stress yang meningkat tajam pada tahap awal contact stress sampai pada titik tertentu kemudian terjadi penurunan yang bertahap sampai pada penurunan relatif kontinu sebelum akhirnya mengalami penurunan yang sangat tajam. Hasil perhitungan secara analitik dan FEM oleh Kim dkk(kim, J. S., 2007), dapat dilihat dalam gambar 4. Analisa yang dihasilkan oleh Kim dkk. menunjukkan nilai contact stress yang lebih rendah pada sisi awal dimana besarannya 0,648 KPa dibandingkan dengan nilai yang dilakukan pada FEM sebesar 0,917 KPa. Selanjutnya nilai contact stress semakin berubah, dimana untuk nilai analisa lebih besar sampai pada nilai tertinggi 1,395 KPa dan nilai tertinggi pada FEM 1,167 KPa. Nilainilai tersebut merupakan nilai contact stress pada awal laju dari capsule endoscopy dalam memasuki rongga di usus kecil. Gambar 3, tersebut juga menggambarkan sifat yang terjadi pada usus kecil yaitu contact stress yang terjadi semakin menurun seiring berjalannya waktu. Contact Stress(q) (Kpa) 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 Analisa Contac Stress Qomaruddin Fillet 2 mm FEM Contac Stress Qomaruddin Fillet 2 mm Analisa Contac Stress KIM Fillet 2 mm FEM Contac Stress KIM Fillet 2 mm 0,2 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Time(t) (s) Gambar 4. Grafik perbandingan hasil perhitungan analitik contact stress dan FEM yang dilakukan oleh Kim dkk, serta penulis. Hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh penulis memiliki nilai yang lebih rendah dibanding dengan analisa yang dihasilkan oleh Kim dkk. Awal pergerakkan menunjukkan nilai contact stress yang lebih rendah pada sisi awal dimana besarannya 0,547 KPa. Nilai tersebut 217

mencapai puncak pada 1,160 KPa pada waktu 5,749 detik. Nilai yang dihasilkan ini ternyata lebih rendah dibanding dengan milik Kim dkk. Sehingga hasil analisa tersebut secara keseluruhan memiliki nilai contact stress yang lebih rendah. 3.2 HASIL FEM CONTACT STRESS DENGAN JARI-JARI FILLET 1,5 MM, 2 MM DAN 2,5 MM. Hasil pemodelan dengan menggunakan FEM terjadi tekanan contact stress maksimum pada tiap jari-jari fillet dan besarnya juga bervariasi antara yang satu dengan yang lain. Variasi besar tekanan pada jari-jari fillet 1,5 mm, menunjukkan grafik puncak contact stress yang tajam. Dapat disimpulkan bahwa besar tekanan contact stress maksimum pada jari-jari fillet 1,5 mm sebesar 1,246 KPa. Tekanan contact stress akhir tersebut juga paling tinggi nilainya sebesar 0,692 KPa. Akan tetapi seiring berjalannya waktu tempuh nilai tekanan contact stress menurun dan nilai akhirnya menunjukkan nilai terendah sebesar 0,323 Kpa. Pada jari-jari fillet 2 mm bentuk grafik lebih landai dan tidak mengalami nilai puncak yang tajam. Besar nilai tekanan contact stress puncaknya 1,144 KPa dan waktu tempuhnya yaitu 36,799 detik. Sedangkan pada jari-jari fillet 2,5 mm, grafiknya menunjukkan tekanan contact stress terendah dari ketiganya. Besar nilai tekanan contact stresspuncaknya 1,121 KPa dan waktu tempuhnya paling cepat yaitu 34,499 detik. Akan tetapi nilai contact stress akhir sepanjang waktu tempuh memiliki nilai yang paling besar yaitu 0,665 KPa. Gambar 5. Hasil pemodelan FEM contact stress dengan variasi jari-jari fillet. 3.3 HASIL PEMODELAN FEM PADA GAYA GESEK (FRICTIONAL FORCE) Pada sisi lain, berat kapsul dapat mempengaruhi gaya gesek secara langsung akibat adanya penambahan tekanan normal pada bidang contact stress. Komponen gesekan dalam kaitannya dengan berat kapsul dapat dihitung menggunakan persamaan(baek, N. K., 2004): Dimana, qw adalah contact stress dalam kaitannya dengan berat kapsul dan L adalah panjang wilayah kapsul yang terjadi contact stresspermukaan dengan usus halus. Pada pemodelan FEM gaya gesek (frictional force) model capsule endoscopy memiliki alur grafik yang sebangun dengan pemodelan FEM contact stress. Hasil yang didapat dari penelitian ini mempunyai kecenderungan yang sama, yaitu gaya gesek (frictional force) pada awalnya naik pada titik puncak dan selanjutnya mengalami penurunan yang kontinyu (gambar 6). Nilai tertinggi gaya gaya gesek (frictional force) pada model capsule endoscopy dihasilkan oleh jari-jari fillet 1,5 mm sebesar 99,167 mn pada waktu 6,899 detik. Dan gaya gesekan (frictional force) yang terjadi juga mengalami waktu tempuh yang paling lama yaitu 35,649 detik. Bentuk grafik serupa terjadi pada jari-jari fillet 2,5 mm, dimana besar gaya gesek (frictional force) yang terjadi 89,276 mn dan waktu (2) 218

tempuh yang terjadi ternyata paling cepat yaitu sebesar 31,049 detik. Sedangkan pada jari-jari fillet 2 mm bentuk grafiknya landai dan tidak setajam dibandingkan dengan jari-jari fillet 1,5 mm dan 2,5 mm. Grafik tersebut juga memberi gambaran perjalanan gaya gesek (frictional force) capsule endoscopy yang berbeda. Pada jari-jari fillet 1,5 mm dan 2,5 mm terlihat gaya gesek (frictional force)yang terjadi hampir medekati kesamaan setelah melewati titik puncak dari keduanya akan tetapi waktu tempuhnya berbeda. Sedangkan bila dibandingkan dengan jari-jari fillet 2,5 mm dengan kedua sebelumnya menunjukkan gaya gesek (frictional force) yang terjadi rata-rata lebih rendah termasuk waktu tempuh yang dilakukan oleh perjalanan gaya gesek (frictional force) capsule endoscopy. Gambar 6. Hasil pemodelan FEM frictional force pada model capsule endoscopy dengan variasi jari-jari fillet. 4. KESIMPULAN Jika dibandingkan hasil perhitungan secara analitik dan FEM yang dilakukan oleh Kim dkk. dan yang dilakukan oleh penulis pada model capsule endoscopy yang berbentuk silinder halus dengan jari-jari fillet 2 mm seperti gambar (4) memperlihatkan nilai contact stress yang berbeda namun trend grafiknya sama. Hal ini disebabkan terdapat perbedaan parameter material propertis yang digunakan penulis dan Kim dkk. Perubahan jari-jari fillet merubah tinggi rendahnya nilai contact stress dan friction yang terjadi, beserta merubah waktu kontaknya. Dimana semakin besar jari-jari filletnya maka nilai contact stress dan friction semakin rendah. Begitu juga dengan waktu terjadinya contact stress dan friction akan lebih cepat. Hasil analisa contact stress menghasilkan predikasi tegangan yang meningkat tajam pada tahap awal kontak sampai pada titik tertentu kemudian terjadi penurunan yang bertahap sampai pada penurunan relatif kontinu sebelum akhirnya mengalami penurunan yang sangat tajam. DAFTAR PUSTAKA Galmiche JP, Coron E, Sacher-Huvelin S, 2008, Recent developments in capsule endoscopy,gut.;57:695 703. Iddan, G., Meron, G., Glukhovsky, A., and Swain, P., 2000, Wireless Capsule Endoscopy, Nature. 405, 417. Guyton, Arthur. C., and Hall, John. E., 1996, Text Book of Medical Physiology, Edition 9 th, Departemen of Pysiology and Biopysics University of Missisippi. Missisippi. Bode, Christiane., and Bode, J. Christian., 1997, Alcohol s Role in Gastrointestinal Tract Disorders, Vol. 21, pp. 76-83. ABAQUS/Standard User s Manual, 2002, Hibbit, Karlsson and Sorensen, Inc, Pawtucket, Rhode Acknowledgement Island. 219

Kim, J. S., Sung I. H., Kim, Y. T., Kim, D. E., and Jang, Y. H., 2007, Analytical Model Development for The Prediction of The Frictional Resistance of A Capsule Endoscope Inside A Intestine, Proc. IMechE, Part H: J. Engineering in Medicine, Vol. 221, 837-845. Baek, N. K., Sung, I. H., and Kim, D. E., 2004, Frictional Resistance Characteristics of a Capsule Inside The Intestine for Microendoscope Design, Proc. Instn Mech. Engrs, Part H: J. Engineering in Medicine, Vol. 218, pp. 193 201. 220