BAB V PENUTUP. pengiriman data online disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2009 TENTANG

BAB V KESIMPULAN. dalam bab-bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan sistem akuntansi yang. bahan baku dan pembayaran hutang dagang sebagai berikut:

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini menjelaskan mengenai simpulan yang menjawab tujuan dari

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN UTANG BEA MASUK, BEA KELUAR,

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Sistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai

P - 34/BC/2009 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.04/2013 tentang Tata Cara Penagihan Bea Ma

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seiring perkembangan jaman, pajak sangat dibutuhkan baik di perusahaan

Sistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 16 /BC/2012 TENTANG

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL. Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak dalam bidang hasil bumi.

Flowchart Sistem Penjualan Kredit PT Geotechnical Systemindo. Purchase Order. Copy PO. Kalkulasi harga. Memeriksa status customer

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

-1- DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN

Pasal II Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2009 DIREKTUR JENDERAL,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. PANCASONA DAYASAKTI YANG BERJALAN

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PENAGIHAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

TATAKERJA PENGAWASAN PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. salah satu peusahaan BUMD yang bergerak di bidang pelayanan air bersih.

M E M U T U S K A N :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

Lampiran 1. Hasil Wawancara

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 16 /BC/2008 TENTANG

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -15 /BC/2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

User Guide (Pendaftar) Sistem Pendaftaran Online PMB. Universitas Prisma Manado BUKU PETUNJUK SISTEM PENDAFTARAN ONLINE UNIVERSITAS PRISMA MANADO

Persyaratan dan Ketentuan Pasal 1. DEFINISI

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 77/KMK.017/1995 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. bergerak di bidang pembuatan plate flexo photopolymer. PT. PUTRA MANDIRI PT. PUTRA MANDIRI ABADI

Sistem Komputer Pelayanan Impor Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai

BAB IV HASIL ANALISA PENELITIAN Karakteristik Konsumen yang Melakukan Kredit Jatuh Tempo di

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214/PMK.04/2008 TENTANG PEMUNGUTAN BEA KELUAR

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

TATAKERJA PENYELESAIAN BARANG IMPOR DENGAN PIB SECARA ELEKTRONIK MELALUI JARINGAN PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. TRIJAYA BAN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Adanya blokir atau penolakan oleh sistem satelit Kepabeanan terhadap pengiriman data online disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh pada tertundanya pengiriman barang sehingga operasional perusahaan tidak efektif dan tidak efisien, hal ini dapat diketahui dari: 1) Dari analisa ada atau tidaknya prosedur dapat diketahui bahwa: a. Tidak adanya prosedur pengiriman data online mengakibatkan tidak efektifnya operasional perusahaan. b. Tidak adanya tahapan dalam pengisian data online mengakibatkan tidak efektifnya operasional perusahaan. c. Tidak dilakukannya pengecekan data sebelum dikirimkan mengakibatkan tidak efektifnya operasional perusahaan. d. Tidak adanya evaluasi dari pemimpin terhadap bagian pengiriman data mengakibatkan tidak efektifnya operasional perusahaan. e. Kekeliruan yang terjadi menimbulkan pemberitahuan penolakan, jalur merah, dan jalur kuning sehingga mengakibatkan operasional perusahaan tidak efektif dan tidak efisien.

f. Kekeliruan dalam pengisian data online mengakibatkan tertundanya pengiriman barang sehingga operasional perusahaan tidak efisien. 2) Dari analisa sebab terjadinya blokir atau penolakan pada pengiriman data secara online dapat diketahui bahwa: a. Adanya blokir karena terjadi kesalahan dalam pengisian data dan angka mengakibatkan operasional perusahaan tidak efisien. b. Ketidaksesuaian informasi antara data dan angka yang diisikan mengakibatkan operasional perusahaan tidak efisien. c. Belum diserahkannya berkas PIB (Pemberitahuan Impor Barang) terdahulu mengakibatkan operasional perusahaan tidak efisien. d. Memasukkan kode barang yang telah dipakai sebelumnya mengakibatkan operasional perusahaan tidak efisien. e. Belum dicantumkannya ijin dari barang yang terkena lartas atau pembatasan mengakibatkan operasional perusahaan tidak efisien. f. Belum adanya konfirmasi pembayaran atas PIB yang dilakukan mengakibatkan operasional perusahaan tidak efisien. g. Kurangnya ketelitian karyawan mengakibatkan operasional perusahaan tidak efisien.

3) Dari analisa tingkat frekuensi terjadinya pemberitahuan penolakan dapat diketahui bahwa: a. Frekuensi terjadinya pemberitahuan penolakan mengakibatkan operasional perusahaan tidak efisien. b. Frekuensi terjadinya pemberitahuan jalur kuning mengakibatkan operasional perusahaan tidak efisien. c. Frekuensi terjadinya jalur merah mengakibatkan operasional perusahaan tidak efisien. 4) Dari analisa dapat diketahui bahwa terjadinya blokir/ penolakan dari sistem satelit atas pengiriman data online mengakibatkan operasional perusahaan tidak efektif dan tidak efisien. 2. Adanya keterlambatan dalam penagihan piutang berpengaruh pada terhambatnya perputaran arus kas perusahaan dan kesulitan dalam melakukan pendanaan untuk pekerjaan selanjutnya sehingga operasional perusahaan tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini dapat diketahui dari: 1) Dari analisa prosedur perusahaan terhadap penagihan piutang perusahaan diketahui bahwa: a. Tidak berjalannya peraturan perusahaan mengenai pembayaran piutang mengakibatkan operasional perusahaan tidak efektif. b. Pembayaran piutang yang melebihi jangka waktu yang telah ditetapkan mengakibatkan operasional perusahaan tidak efektif.

c. Tidak adanya sistem denda terhadap piutang yang terlambat pembayarannya mengakibatkan operasional perusahaan tidak efektif. d. Tidak adanya sistem pembayaran di muka pekerjaan mengakibatkan operasional perusahaan tidak efektif. 2) Dari analisa umur piutang perusahaan diketahui bahwa: a. Keterlambatan piutang antara 1 sampai 3 bulan mengakibatkan operasional perusahaan tidak efektif. b. 66 item temuan keterlambatan pembayaran piutang yang terjadi mengakibatkan operasional perusahaan tidak efektif dan tidak efisien. 3) Dari analisa pengaruh dari keterlambatan pembayaran piutang diketahui bahwa: a. Perputaran arus kas yang terhambat mengakibatkan operasional perusahaan tidak efektif. b. Timbulnya kekurangan tarif dan teguran paksa mengakibatkan operasional perusahaan tidak efisien. c. Keterlambatan perusahaan dalam membayarkan hutang sewa truk mengakibatkan operasional perusahaan tidak efisien. d. Terhambatnya operasional perusahaan yang dikarenakan kesulitan pendanaan mengakibatkan operasional perusahaan tidak efektif dan tidak efisien.

3. Adanya perbedaan pencatatan piutang perusahaan memberikan informasi yang membingungkan bagi perusahaan dan menghasilkan informasi yang berbeda. Praktek yang terjadi menunjukkan bahwa informasi yang disajikan dalam kedua pencatatan tidak efektif dan membingungkan. Hal ini diketahui dari: 1) Dari analisa item-item yang dicatat dalam pencatatan Laporan Analisa Umur Piutang dan dalam pencatatan Laporan Kartu Piutang Global dapat diketahui bahwa: a. Pencatatan piutang yang digunakan oleh perusahaan sudah efektif. b. Adanya perbedaan item yang dicatatkan pada kedua pencatatan mengakibatkan informasi yang disampaikan tidak efektif. 2) Dari analisa total piutang yang ada dari kedua pencatatan tersebut dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan pada total pada kedua pencatatan yang digunakan sehingga informasi yang diberikan dari kedua pencatataan tidak efektif. 3) Dari analisa kebenaran dan apakah ada perbedaan dari kedua pencatatan piutang yang digunakan oleh perusahaan dapat diketahui bahwa: a. Adanya perbedaan item dan total yang dicatatkan antara kedua pencatatan mengakibatkan informasi yang disampaikan tidak efektif. b. Adanya selisih total dari kedua pencatatan mengakibatkan informasi yang diberikan tidak efektif.

c. Total piutang dari masing-masing pencatatan memberikan informasi yang salah sehingga tidak efektif bagi perusahaan. B. Saran 1. Saran untuk permasalahan adanya blokir atau penolakan oleh sistem satelit Kepabeanan terhadap pengiriman data online adalah sebagai berikut: 1) Saran untuk hasil dari analisa tidak adanya prosedur pengiriman data online adalah: a. Perusahaan menetapkan prosedur pengiriman data online berupa flowchart yang direkomendasikan pada Gambar 4.1. b. Perusahaan menambahkan peraturan atau prosedur pengiriman data secara online. Peraturan ini mengatur tentang urutan data yang harus diisikan dan tahapan-tahapan pada setiap pengisian data agar tidak ada item yang terlewatkan. Tahapan-tahapan ini misalnya: a) Pada tahap pertama, diisikan kode barang. b) Tahap kedua, diisikan kode pos tarif. c) Tahap ketiga, diisikan kode seri barang. c. Perusahaan menetapkan adanya pengecekan kembali sebelum data dikirimkan ke satelit Kepabeanan Bea dan Cukai dengan memberikan daftar checklist seperti yang direkomendasikan pada Tabel 4.1.

d. Adanya evaluasi dari pemimpin atas kinerja bagian pengiriman data secara online. Evaluasi dari pemimpin sangat diperlukan untuk mengetahui kinerja dari bagian pengiriman data online. 2) Saran untuk hasil dari analisa sebab terjadinya blokir atau penolakan pada pengiriman data secara online adalah: a. Karyawan melakukan pengecekan kembali terhadap data dan angka yang telah diisikan sebelum dikirimkan kepada satelit Kepabeanan Bea dan Cukai. Hal ini dapat meminimalkan potensi terjadinya kekeliruan data dan angka. b. Karyawan melakukan pencocokan antara data dan angka yang diisikan dengan barang yang akan dikirimkan sebelum data tersebut dikirimkan secara online kepada satelit Kepabeanan Bea dan Cukai. c. Menggunakan daftar checklist barang yang direkomendasikan pada Tabel 4.1 untuk mengetahui apakah berkas PIB (Pemberitahuan Impor Barang) sudah diserahkan atau belum. Perusahaan memerlukan adanya sistem yang dengan otomatis akan menolak jika adanya kode angka yang dimasukkan lebih dari satu kali, sehingga kekeliruan yang diakibatkan karyawan memasukkan kode barang yang telah dipakai sebelumnya dapat diatasi karena sistem secara otomatis akan menolak. Selain itu, Perusahaan memiliki supervisi sebagai wakil dari pimpinan untuk melakukan

pengecekan secara berkala terhadap kinerja bagian pengiriman data online. d. Dalam pengisian data online, perusahaan memberikan kategori untuk barang yang akan dikirimkan, yaitu kategori barang yang terkena pembatasan dan yang tidak terkena pembatasan. Dengan kategori yang diberikan, dapat mengelompokkan barang mana yang harus dicantumkan ijin barangnya pada saat pengisian informasi barang yang dikirimkan secara online ke pihak Kepabeanan. Selain itu, perusahaan juga harus melakukan pengecekan kembali sebelum data dikirimkan dengan menggunakan daftar checklist yang direkomendasikan pada Tabel 4.1. e. Setelah dilakukan pembayaran terhadap PIB yang ada, segera dilakukan konfirmasi pembayaran pada Bank. Dalam pengisian data online, karyawan pada bagian pengisian data mencantumkan konfirmasi pembayaran dan sebelum mengirimkan data yang telah selesai diisikan, karyawan melakukan pengecekan dengan menggunakan daftar checklist pada Tabel 4.1 untuk mengetahui apakah kelengkapan yang ditetapkan dalam pengisian data telah dipenuhi. f. Karyawan melakukan pencocokan ulang data yang diisikan sebelum dikirimkan dengan menggunakan daftar checklist yang

direkomendasikan pada Tabel 4.1. Hal ini untuk meminimalkan pemberitahuan penolakan oleh sistem satelit Kepabeanan Bea dan Cukai. 3) Saran untuk hasil dari analisa tingkat frekuensi terjadinya pemberitahuan penolakan adalah: Perusahaan menetapkan prosedur pengisian data online. Data diisikan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan. Selain itu, saat melakukan pengisian data, karyawan harus melakukan pencocokan antara data yang diisikan dengan barang yang akan dikirimkan. Setelah semua data selesai diisikan, karyawan melakukan pencocokan terlebih dahulu dengan menggunakan daftar checklist barang yang direkomendasikan pada Tabel 4.1 untuk mengetahui apakah semua data telah diisikan dan semua kelengkapan yang diperlukan telah dipenuhi. Dengan demikian maka akan meminimalkan terjadinya kekeliruan yang menimbulkan pemberitahuan penolakan, pemberitahuan jalur kuning dan pemberitahuan jalur merah sehingga barang dapat segera dikirimkan dengan tepat waktu. 4) Saran untuk hasil dari analisa pengaruh terjadinya blokir atau penolakan dari sistem satelit atas pengiriman data online terhadap efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan adalah:

Pengaruh dari terjadinya blokir adalah operasional perusahaan tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien. Untuk itu perusahaan harus: a. Memiliki prosedur yang mengatur tentang pengiriman data online. b. Menetapkan tahapan-tahapan atau langkah-langkah pada setiap pengisian data barang. c. Memberikan kategori untuk barang yang akan dikirimkan, yaitu kategori barang yang terkena pembatasan dan yang tidak terkena pembatasan. Dengan kategori yang diberikan, dapat mengelompokkan barang mana yang harus dicantumkan ijin barangnya pada saat pengisian informasi barang yang dikirimkan secara online ke pihak Kepabeanan. d. Melakukan pengecekan ulang terhadap data yang telah diisikan sebelum dikirimkan dengan menggunakan daftar checklist yang direkomendasikan pada Tabel 4.1. e. Pemimpin melakukan evaluasi pada kinerja bagian pengiriman data. Hal tersebut diatas dapat meminimalkan terjadinya blokir yang diakibatkan kekeliruan dalam pengisian data dan angka sehingga

barang dapat dikirimkan secara tepat waktu dan operasional perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. 2. Saran untuk permasalahan adanya keterlambatan dalam penagihan piutang adalah sebagai berikut: 1) Saran untuk hasil dari analisa prosedur perusahaan terhadap penagihan piutang perusahaan adalah: a. Perusahaan harus menjalankan peraturan yang telah ditetapkan dengan tegas dan mengadakan kesepakatan tertulis yang berisi kesanggupan dari customer untuk melakukan pembayaran sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Selain itu perusahaan menetapkan prosedur atau flowchart seperti yang direkomendasikan pada Gambar 4.2. Flowchart yang direkomendasikan berisi alur dari terjadinya transaksi hingga pembayaran piutang yang sesuai dengan jangka wantu yang telah ditetapkan untuk kemudian dicatat dalam neraca dan dievaluasi oleh pemimpin perusahaan. b. Perusahaan mengadakan evaluasi pada setiap piutang yang ada. Bagian pencatatan harus memberikan konfirmasi kepada pemimpin mengenai piutang yang sudah mendekati tanggal jatuh tempo, sehingga pemimpin dapat mengambil tindakan agar piutang dapat diterima tepat waktu.

c. Perusahaan menetapkan adanya sistem denda untuk setiap piutang yang terlambat dibayarkan. Denda ini dimaksudkan agar masalah keterlambatan pembayaran piutang dapat lebih diminimalkan. Setidaknya jika ada keterlambatan pembayaran piutang, perusahaan tidak mengalami kerugian. d. Perusahaan menetapkan adanya pembayaran di muka untuk setiap pekerjaan yang disepakati. Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan. 2) Saran untuk hasil dari analisa umur piutang adalah: a. Bagian pencatatan melakukan pengecekan terhadap tanggal jatuh tempo setiap piutang yang ada dan memberikan informasi kepada pemimpin mengenai piutang yang sudah mendekati tanggal jatuh temponya. Dengan informasi yang diberikan dari bagian pencatatan, pemimpin dapat mengontrol piutang yang sudah mendekati jatuh tempo dan menginformasikan kepada customer yang bersangkutan untuk dapat membayarkan piutang sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. b. Bagian pencatatan melakukan pengecekan untuk setiap piutang yang dimiliki dan melaporkan kepada pemimpin mengenai piutang yang telah mendekati tanggal jatuh tempo. Pemimpin mengambil tindakan dengan menginformasikan kepada customer yang bersangkutan agar customer mengetahui batas waktu pembayaran

yang sudah dekat. Untuk piutang yang tidak dibayarkan melebihi jatuh temponya, pemimpin melakukan evaluasi dan melakukan seleksi terhadap customer yang sering terlambat membayarkan piutang dalam waktu yang lama untuk tidak menjalin kerjasama jika customer tersebut tetap tidak mau membuat kesepakatan dan menepatinya. 3) Saran untuk hasil dari analisa pengaruh dari keterlambatan pembayaran piutang yang melebihi jangka waktu terhadap efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan adalah: a. Perusahaan melakukan ketetapan pembayaran piutang dengan tegas sehingga piutang dari customer dapat diterima tepat waktu dan perusahaan dapat mendanai pekerjaan selanjutnya. b. Perusahaan menetapkan adanya sistem pembayaran di muka untuk setiap pekerjaan yang telah disepakati, sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam pembayaran tarif yang harus dilakukan untuk setiap pengiriman barang. Sistem pembayaran di muka dapat membantu kas perusahaan dalam mendanai operasional perusahaan. c. Selain menetapkan pembayaran piutang tepat waktu, perusahaan juga memberikan denda untuk piutang yang masih terlambat dengan toleransi waktu yang diberikan serta menetapkan sistem pembayaran di muka. Dari ketetapan tersebut, perusahaan memiliki

dana yang salah satunya harus dialokasikan untuk membiayai jasa sewa truk yang digunakan pada operasional perusahaan dan dibayarkan saat sewa dilakukan sehingga perusahaan tidak mengalami keterlambatan dalam pembayaran sewa truk yang digunakan. d. Perusahaan tegas dengan peraturan yang telah ditetapkan dan memberikan denda untuk setiap piutang yang terlambat. Denda yang diberikan dapat menambah kas perusahaan. Selain itu, perusahaan juga menetapkan pembayaran di muka untuk membantu kas perusahaan dalam mendanai pekerjaan. Dengan demikian, perusahaan dapat melakukan pembayaran terhadap jasa sewa truk secara tepat waktu dan melakukan pembayaran tarif yang telah ditetapkan sehingga barang dapat dikirimkan secara tepat waktu dan operasional perusahaan dapat efektif dan efisien. 3. Saran untuk permasalahan adanya perbedaan pencatatan piutang perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Saran untuk hasil dari analisa item-item yang dicatat dalam Laporan Analisa Umur Piutang dan dalam pencatatan Laporan Kartu Piutang Global adalah: a. Pencatatan yang dilakukan perusahaan sudah efektif. Dengan dikelompokkannya piutang dalam kedua pencatatan tersebut maka perusahaan dapat menggunakan masing-masing pencatatan sesuai

dengan kebutuhan. Misalnya saat perusahaan akan melihat umur piutang maka yang digunakan adalah Laporan Analisa Umur Piutang, sedangkan jika perusahaan akan melihat total piutang per customer maka perusahaan menggunakan Laporan Kartu Piutang Global. b. Dalam memasukkan akun pada setiap pencatatan piutang yang digunakan, Bagian Pencatatan harus teliti dan melakukan koreksi kembali apakah jumlah dan akun yang dicatat pada masing-masing pencatatan sudah sama atau belum. 2) Saran untuk hasil dari analisa total piutang dalam kedua pencatatan tersebut adalah: Bagian pencatatan melakukan pengecekan terhadap total piutang dari pencatatan Laporan Analisa Umur Piutang dan Laporan Kartu Piutang Global. Jika terdapat selisih total dari kedua pencatatan tersebut maka karyawan yang bertugas pada bagian pencatatan melakukan pengecekan ulang terhadap setiap akun dan nominal yang diinput pada masing-masing pencatatan dan melakukan pencocokan kembali. Selain itu, pemimpin juga melakukan evaluasi atas kedua pencatatan yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai apakah pencatatan tersebut benar atau masih terdapat kekeliruan. 3) Saran untuk hasil dari analisa kebenaran dan apakah ada perbedaan dari kedua pencatatan piutang yang digunakan oleh perusahaan adalah:

a. Meneliti kembali item yang dicatat dalam Laporan Analisa Umur Piutang dan membandingkannya dengan item yang dicatat dalam Laporan Kartu Piutang Global. b. Setelah pencatatan piutang selesai dilakukan maka karyawan pada bagian pencatatan membandingkan total nominal dari kedua pencatatan dan meneliti item yang diinput pada kedua pencatatan. Total dari kedua pencatatan dan item yang dicatatkan harus sama. Jika berbeda maka karyawan membandingkan kedua pencatatan seperti pada Tabel 4.2 sehingga dapat diketahui berapa total perbedaan piutang dari setiap customer dan dapat ditelusuri kekeliruan yang dilakukan. c. Karyawan pada bagian pencatatan melakukan rekapitulasi dari Laporan Analisa Umur Piutang dan Laporan Kartu Piutang Global dan mencocokkan setiap nominal dan item yang diinput pada masing-masing pencatatan. Pemimpin juga melakukan evaluasi terhadap kedua pencatatan yang digunakan oleh perusahaan agar menyajikan informasi yang benar dan tidak membingungkan.