BAB I PENDAHULUAN. Urbina, 2006). Mulai dari bidang pendidikan, industri dan organisasi sampai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tes-tes yang sudah ada (Anastasi & Urbina, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari hari manusia selalu dipenuhi dengan tes. Ketika akan

BAB I PENDAHULUAN. psikologi dituntut harus mampu mengungkap aspek-aspek psikologis dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu yang sangat dekat dengan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Contohnya di bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk

Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya ilmu pengukuran memiliki dua pendekatan, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang sesuai dengan posisi yang tersedia. Dalam bidang klinis, tes

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada

KARAKTERISTIK PSIKOMETRI SUBTES ANALOGIEN (AN) PADA INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST) SKRIPSI FITRI SUSANTI SIREGAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KARAKTERISTIK PSIKOMETRI SUBTES SATZERGANZUNG (SE) PADA INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST) SKRIPSI RENA ELVIRA

INTELLIGENZ STRUKTUR TEST DAN STANDARD PROGRESSIVE MATRICES: (DARI KONSEP INTELIGENSI YANG BERBEDA MENGHASILKAN TINGKAT INTELIGENSI YANG SAMA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN HASIL TES INTELEGENSI IST (INTELLIGENCE STRUCTURE TEST)

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Konstruksi Alat Ukur Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terlihat proses perubahan ke arah yang lebih baik. Prestasi belajar merupakan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

Psikometri Validitas 1

KARAKTERISTIK PSIKOMETRI SUBTES WORTAUSWAHL (WA) PADA INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST) SKRIPSI DERMIKA SIRAIT

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan

ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Minat dan bakat merupakan dua faktor internal yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dan luas. Hampir setiap orang sudah mengenal tes psikologi atau

KARAKTERISTIK PSIKOMETRI SUBTES RECHENAUFGABEN (RA) VERSI REVISI PADA INTELLIGENZ STRUKTUR TEST (IST) SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Ringkasan Laporan Penelitian 2007

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Modul ke: Psikometri. Validitas 1. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Laporan Penelitian. Analisis Kualitas Butir Soal Mata Kuliah Membaca 2 (PBIN4329)

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

Peningkatan Kualitas Guru Melalui Pelatihan Pembuatan Tes Standar Pada Guru Biologi SMA Swasta Di Kabupaten Sukoharjo

Modul ke: Teori Tes. Klasik vs Modern. Fakultas PSIKOLOGI. Mutiara Pertiwi, M.Psi. Program Studi PSIKOLOGI.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

3. MASALAH, HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. diharapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Hadi (2004), bahwa untuk. A. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

BAB III METODE PENEITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya penggambaran proses perjalanan dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab 3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. 2003). Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis

III. METODOLOGI PENELITIAN. No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar di bentengi dengan bukti

4. METODE PENELITIAN

3.1. Partisipan Penelitian Teknik Pengambilan Sampel

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual. Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari tingkah laku manusia merupakan salah satu peran ilmu Psikologi. Dalam mempelajari tingkah laku manusia, para psikolog melakukan berbagai jenis pengukuran. Pengukuran-pengukuran tersebut memiliki tujuannya masing-masing seperti klasifikasi, deskripsi dan prediksi melalui berbagai macam cara diantaranya wawancara, observasi, analisis dokumen pribadi dan tes Psikologi (Anastasi & Urbina, 2006). Meskipun llmu Psikologi adalah ilmu yang tergolong baru di Indonesia, namun penggunaan tes-tes psikologi saat ini sudah sangat umum dilakukan. Testes Psikologi digunakan untuk berbagai tujuan dalam berbagai bidang (Anastasi & Urbina, 2006). Mulai dari bidang pendidikan, industri dan organisasi sampai bidang politik pun telah melibatkan penggunaan tes Psikologi. Misalnya saja di bidang pendidikan, tes Psikologi digunakan untuk menentukan mana siswa yang sesuai memasuki jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan mana siswa yang sesuai memasuki jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Di bidang industri dan organisasi, tes Psikologi digunakan sebagai penentu apakah seseorang sesuai untuk suatu pekerjaan tertentu atau tidak (Diktat Kuliah Universitas Padjajaran, 2008). Tes Psikologi digunakan untuk memahami dan memprediksi perilaku seseorang. Skor hasil tes Psikologi dapat memberi informasi berupa perkiraan

mengenai seberapa baik seseorang dalam bidang tertentu, misalnya saja skor seseorang dalam tes kerja menunjukkan kemampuannya pada suatu bidang pekerjaan tertentu. Artinya, tes tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kesesuaian pekerjaan berdasarkan kemampuan yang dimiliki seorang individu (Kaplan & Saccuzzo, 2005). Sebagai alat untuk mengukur kemampuan dan perilaku seseorang, maka keberadaan tes menjadi sangat penting. Kebutuhan akan tes yang berkualitas apalagi dalam tataran seleksi menjadi salah satu hal mendasar yang menentukan seberapa baik suatu proses seleksi. Hal ini dianggap penting karena hasil akhir dari penggunaan tes berupa skor akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai kemampuan seseorang. Maka sudah seharusnya tes Psikologi memiliki kualitas yang baik (Azwar, 2009). Tes yang baik harus tepat, cermat, akurat dan dapat dipercaya, dalam pengukuran dikenal dengan istilah Validitas dan Reliabilitas. Tes yang mempunyai nilai Validitas tinggi berarti tes itu mampu mengukur apa yang dirancang untuk diukur dan tes dengan nilai Reliabilitas tinggi berarti tes itu dapat dipercaya untuk mengukur apa yang dirancang untuk diukur (Aiken dan Marnat, 2008). Saat ini, pengetahuan dasar tentang tes diperlukan bukan hanya bagi mereka yang merancang atau memberikan tes, tetapi juga bagi siapapun yang menggunakan hasil-hasil tes sebagai salah satu sumber data dalam rangka mencapai keputusan tentang diri sendiri ataupun pihak lain (Anastasi dan Urbina, 2006).

Selain valid dan reliabel, tes yang baik juga tergantung dari banyaknya aitem berkategori baik yang terdapat dalam tes (Azwar, 2009). Menurut Kaplan dan Saccuzzo (2005), tes Psikologi adalah sejumlah aitem yang disusun untuk mengukur karakteristik manusia yang berhubungan dengan perilaku. Sebagaimana disadari bahwa isi dari suatu tes tidak lain daripada sekumpulan aitem yang telah dirancang sedemikian rupa, baik itu berbentuk pertanyaan atau pernyataan mengenai sesuatu hal yang hendak diukur atau diungkap. Berdasarkan hal ini tidaklah mengherankan bila kemudian kualitas dari suatu tes sangat ditentukan dari kualitas aitem-aitem dalam tes tersebut. Semakin banyak aitem yang baik, semakin baiklah perangkat tes tersebut (Azwar, 2009). Tes Psikologi digunakan untuk mengungkap kemampuan atau kepribadian individu (Kaplan dan Saccuzzo, 2005). Salah satu kemampuan individu yang dapat diungkap melalui tes Psikologi adalah kemampuan kognisi atau Intelegensi. Menurut Amthauer (dalam Polhaupessy dalam Diktat kuliah Universitas Padjajaran, 2009) intelegensi merupakan struktur tersendiri di dalam keseluruhan struktur kepribadian manusia. Intelegensi sebagai salah satu kemampuan potensial yang dimiliki individu merupakan aspek penting dan sering menjadi pertimbangan utama dalam mengklasifikasikan seseorang baik di bidang akademis maupun industri dan organisasi (Diktat kuliah Universitas Padjajaran, 2008). Salah satu tes intelegensi yang banyak dipakai di Indonesia adalah Intelligenz Struktur Test (IST) yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt, Jerman pada tahun 1953. IST terdiri dari sembilan subtes yang dapat mengukur aspek intelegensi yang berbeda-beda dan dapat berdiri sendiri.

Sembilan subtes tersebut adalah Satzergaenzung (SE), Wortauswahl (WA), Analogien (AN), Gemeinsamkeiten (GE), Rechenaufgaben (RA), Zahlenreinhen (ZR), Figurenauswahl (FA), Wuerfelaufgaben (WU) dan Merkaufgaben (ME). IST biasa digunakan untuk tujuan seleksi di bidang pekerjaan maupun pendidikan. Misalnya saja digunakan untuk promosi karyawan atau mengklasifikasikan penjurusan bagi siswa Sekolah Menengah Atas (Diktat kuliah Universitas Padjajaran, 2008). IST yang digunakan di Indonesia merupakan hasil adaptasi dari tes IST versi 70 Jerman, pengadaptasian IST dilakukan oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (UNPAD) pada tahun 1973. Saat ini, IST masih banyak digunakan di Biro-biro Psikologi yang ada di Indonesia. Salah satu Biro Psikologi yang menggunakan IST diantaranya adalah Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Fakultas Psikologi. Hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan Ketua P3M Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Bapak Ari Widiyanta, M.Si dan Ketua Bagian Penelitian P3M Bapak Tarmidi, M.Psi bahwa IST yang digunakan di P3M adalah IST hasil adaptasi yang dilakukan Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, Bandung (Ari dan Tarmidi, Komunikasi Personal 2 September 2010 Pukul 14.00 wib di Ruang P3M). IST telah digunakan di P3M sejak awal didirikannya P3M bersama dengan terbentuknya Program Studi Psikologi di Tahun 1999 (Ari, Komunikasi Personal 2 September 2010 Pukul 14.00 wib di Ruang P3M). Mengingat usia IST yang sudah tua tetapi masih digunakan khususnya di P3M Fakultas Psikologi, tentu saja tes ini tidak

terlepas dari permasalahan-permasalahan. Permasalahan yang terjadi diantaranya, adanya kecenderungan hasil skor yang tinggi untuk semua subtes yang ada pada IST yang diperoleh sebagian besar subjek yang mengikuti tes (Hamidah, 2001). Hal ini bisa terjadi dikarenakan kebocoran IST yang diperkuat Handayani dalam jurnal Penyusunan Alat Ukur Intelegensi IST-versi LP3TUNAIR (2004) bahwa tingkat pengawasan terhadap kerahasiaan pada IST sangat sulit dilakukan, sehingga dikhawatirkan bahwa tes ini telah bocor. Sebenarnya, pihak dari P3M sendiri mengakui bahwa mereka berusaha untuk tidak menggunakan IST karena kebocoran tes ini sudah sangat luar biasa terjadi. Bentuk kebocoran yang terjadi bermacam-macam mulai dari kepemilikan tes oleh si calon pelamar kerja sampai adanya pelatihan untuk tes tersebut (Ari, Komunikasi Personal 2 September 2010 Pukul 14.00 wib di Ruang P3M). Alasan masih digunakannya IST di P3M adalah hanya untuk memenuhi permintaan perusahaan saja yang masih menganggap skoring IST lebih cepat, lebih banyak subtesnya sehingga banyak aspek Psikologis yang dapat digali (Novi, Komunikasi Personal 28 Agustus 2010 Pukul 12.00 wib di Ruang P3M). Hal ini menimbulkan pertanyaan, dengan kecocoran IST tersebut apakah IST masih tepat dan dapat dipercaya untuk mengukur kemampuan seseorang. Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian pesat, maka perkembangan bahasa pun kian meningkat. Banyak kata-kata yang dahulunya masih digunakan tetapi tidak lagi untuk saat ini. Pada subtes Analogien dan selanjutnya disebut AN yang merupakan subtes dalam penelitian ini, terdapat kata yang tidak lagi dimengerti untuk masa sekarang. Hasil survey terhadap 14

orang mahasiswa membuktikan hal ini. Sepuluh orang yang ditanyakan mengenai arti dari salah satu kata yang terdapat dalam subtes AN menjawab berbeda bahkan ada yang langsung menyatakan tidak tahu apa arti dari kata tersebut. Hal ini dapat mengganggu peserta tes dalam menjawab soal yang akan berakibat pada hasil skor yang tidak dapat dipercaya. Seperti yang telah dijelaskan terdahulu bahwa tes disusun dari aitem-aitem. Menurut Murphy dan Davidshofer (2003) jika aitem yang menyusun suatu tes tidak baik, maka validitas dan reliabilitas tes akan terganggu. Sudah lama validitas dan reliabilitas IST dipertanyakan, namun pengujian karakteristik Psikometri yang dilakukan terhadap tes ini sangat terbatas. Bahkan di Fakultas Psikologi USU sendiri belum pernah dilakukan sekalipun pengujian karakteristik Psikometri terhadap tes ini, padahal sampai saat ini IST masih digunakan di lingkungan Fakultas Psikologi USU. Apalagi diketahui bahwa IST yang masih digunakan di P3M Fakultas Psikologi USU masih IST adaptasi UNPAD sedangkan menurut Polhaupessy (dalam Diktat kuliah Universitas Padjajaran, 2009) di Jerman telah terdapat IST versi baru berdasarkan revisi mereka pada tahun-tahun terbaru seperti IST-2000R. Penelitian IST yang akan dilakukan berfokus pada pengujian karakteristik Psikometri subtes AN. Hal tersebut dikarenakan pengujian karakteristik Psikometri secara menyeluruh ini merupakan penelitian payung, sehingga masingmasing mahasiswa yang mengikuti penelitian ini akan mendapat satu subtes. Selain itu pengujian terhadap analisis karakteristik subtes AN pada IST ini juga

perlu dilakukan karena peneliti menemukan ketidaksamaan kunci jawaban yang dipakai oleh P3M dengan kunci asli IST versi adaptasi UNPAD. Menurut Amthauer (dalam Polhaupessy dalam Diktat kuliah Universitas Padjajaran, 2009). subtes AN mengukur daya mengkombinasi, fleksibilitas berfikir, memindahkan hubungan-hubungan, kejelasan dan kekonsekuenan dalam berfikir serta perlawanan atau pertentangan terhadap penguraian yang bersifat mengira-ngira. Secara umum, subtes ini mengukur bagaimana menemukan hubungan antara dua hal atau lebih dan menemukan ide atau hal yang lainnya, diasosiasikan dengan hubungan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan daya analisis dalam pengambilan keputusan di tiap persolan. Analogi verbal merupakan subtes dari IST yang paling baik untuk melihat hubungan antara konsep yang satu dengan yang lainnya (Diktat kuliah Universitas Padjajaran, 2008). B. Identifikasi Masalah IST yang masih digunakan di Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Fakultas Psikologi adalah IST hasil adaptasi yang pertama oleh UNPAD pada tahun 1973. Hal ini menunjukkan meskipun usia IST sudah tua tetapi masih digunakan sehingga menimbulkan permasalahan diantaranya adalah kebocoran tes dan bahasa yang tidak sesuai. Masalah ini tentu saja dapat menurunkan kualitas aitem tes sehingga hasil tes tidak dapat dipercaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Murphy dan Davidshofer

(2003) yang menyatakan jika aitem yang menyusun suatu tes tidak baik, maka validitas dan reliabilitas tes akan terganggu. Penelitian ini akan menganalisis karakteristik Psikometri subtes AN pada IST dengan menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantiatif dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu teori tes klasik (classical true-score theory) dan teori respon aitem (item response theory). Dalam penelitian ini analisis aitem akan dilakukan menggunakan teori tes klasik yang terdiri dari daya beda aitem, indeks kesukaran aitem, efektifitas distraktor, reliabilitas dan validitas tes. Analisis karakteristik Psikometri subtes AN mencakup indeks kesukaran dan indeks daya beda aitem serta efektifitas distraktor dilakukan dengan bantuan program iteman versi 3.0. Selanjutnya akan diukur reliabilitas dan validitas konstrak tes. Reliabilitas aitem menunjukkan sejauh mana perbedaan-perbedaan individu dalam skor tes dapat dianggap sebagai yang disebabkan oleh perbedaanperbedaan yang sesungguhnya dalam karakteristik yang dipertimbangkan dan sejauhmana dapat dianggap disebabkan oleh kesalahan peluang (Anastasi & Urbina, 2006). Validitas konstrak subtes AN dilihat dengan menggunakan matriks berdasarkan pendekatan multitrait-multimethode dimana subtes AN akan dikorelasikan dengan delapan subtes lainnya yaitu Satzergaenzung (SE), Wortauswahl (WA), Gemeinsamkeiten (GE), Rechenaufgaben (RA), Zahlenreinhen (ZR), Figurenauswahl (FA), Wuerfelaufgaben (WU) dan Merkaufgaben (ME) yang ada pada IST untuk melihat validitas konvergen dan diskriminan subtes AN tersebut.

C. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah indeks kesukaran aitem subtes AN pada IST? 2. Bagaimanakah indeks daya beda aitem subtes AN pada IST? 3. Bagaimanakah efektifitas distraktor yang terdapat pada aitem-aitem subtes AN? 4. Seberapa besarkah nilai reliabilitas subtes AN pada IST? 5. Bagaimana validitas konstrak subtes AN pada IST dilihat dari validitas konvergen dan validitas diskriminannya? 6. Bagaimanakah kualitas subtes AN pada IST berdasarkan hasil analisis karakteristik Psikometri meliputi analisis indeks kesukaran, indeks daya beda dan efektifitas distraktornya? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah IST masih berfungsi sesuai dengan tujuan IST disusun, khususnya pada subtes AN melalui hasil analisis karakteristik Psikometrinya.

E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis, sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bisa menambah manfaat keilmuan dalam bidang Psikologi mengenai karakteristik IST subtes AN sehingga dapat memberikan informasi apakah IST masih sesuai dengan fungsi IST disusun. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada para praktisi mengenai sejauh mana subtes AN pada IST dapat dipakai sebagai alat pertimbangan pengambilan keputusan.