TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-

dokumen-dokumen yang mirip
Kekontraktifan Pemetaan pada Ruang Metrik Kerucut

Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta

KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG ULTRAMETRIK DISKRIT

Teorema Titik Tetap Pada Ruang Ultrametrik Diskrit

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: DUA TIPE PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE

TEOREMA TITIK TETAP DI RUANG BANACH CONE

Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

SIFAT-SIFAT HIMPUNAN PROXIMINAL

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

SIFAT SUB RUANG TOPOLOGI HASIL KALI RUANG METRIK KERUCUT

PEMETAAN KONTRAKTIF LEMAH MULTIVALUED DI RUANG METRIK PARSIAL

ANALISA KETUNGGALAN TITIK TETAP PADA PEMETAAN KONTRAKTIF DI RUANG METRIK LENGKAP DENGAN MEMANFAATKAN JARAK-W

INTERVAL KEKONTRAKTIFAN PEMETAAN PADA RUANG BANACH. Badrulfalah 1, Khafsah Joebaedi. 2.

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

TEOREMA TITIK TETAP DI RUANG METRIK CONE PADA JARAK-W. Skripsi. Untuk memenuhi sebagai persyaratan. mencapai derajat Sarjana S-1

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Eksistensi Dan Ketunggalan Titik Tetap Untuk Pemetaan Kontraktif Pada Ruang Metrik-G Komplit

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SIFAT KELENGKAPAN RUANG METRIK BERNILAI KOMPLEKS

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

PEMETAAN KONTRAKSI CIRIC-MATKOWSKI PADA RUANG METRIK TERURUT. Mariatul Kiftiah

EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

SIFAT TITIK TETAP PADA RUANG METRIK SKRIPSI

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

RUANG-RUANG METRIK BERNILAI KOMPLEKS

ANALISIS TITIK TETAP SET- VALUED FUNCTION MENGGUNAKAN METRIK HAUSDORFF TESIS

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

KAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA

BEBERAPA TEOREMA TITIK TETAP UNTUK PEMETAAN NONSELF. Kata kunci : pemetaan nonexpansive, pemetaan condensing, pemetaan kompak.

FUNGSIONAL LINEAR-2 DALAM RUANG NORM-2 2-LINEAR FUNCTIONALS IN 2-NORMED SPACE

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH

KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

BAB I PENDAHULUAN ( )

SIFAT TITIK TETAP PADA JARAK-W DI RUANG METRIK LENGKAP

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

KESTABILAN PERSAMAAN FUNGSIONAL JENSEN.

SUATU KAJIAN TITIK TETAP PEMETAAN k-pseudononspreading SEJATI DI RUANG HILBERT

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG NORM-n STANDAR. Shelvi Ekariani KK Analisis dan Geometri FMIPA ITB

TEOREMA TITIK TETAP DI RUANG BARISAN p-summable DALAM NORM-n

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Misalkan diberikan suatu ruang vektor atas lapangan R atau C. Jika

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

Ruang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar

Ruang Norm-2 dan Ruang Hasil Kali Dalam-2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pelabelan Super Sisi Ajaib pada Subkelas Pohon

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Keterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real. Lina Nurhayati, Universitas Sanggabuana

Pengendalian Populasi Hama pada Model Mangsa-Pemangsa dengan Musuh Alaminya

SYARAT SYARAT FUNGSI DI RUANG METRIK AGAR RUANG METRIKNYA MEMILIKI ATSUJI COMPLETION

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

Sifat-sifat Ruang Banach

II. TINJAUAN PUSATAKA

HOMOMORFISMA DARI LEVEL SUBNEAR-RING FUZZY

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

Kajian Teori Ideal Perluasan Subtraktif Pada Semiring Ternari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

KETERBATASAN OPERATOR INTEGRAL FRAKSIONAL PADA RUANG KUASI METRIK TAK HOMOGEN TERBOBOTI

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

Ekuivalensi Norm-n dalam Ruang R d

PENGHITUNGAN VEKTOR-KHARAKTERISTIK SECARA ITERATIF MENGGUNAKAN TITIK TETAP BROUWER

Lemma Henstock untuk Suatu Fungsi Bernilai Vektor di dalam Ruang Metrik Kompak Lokal

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

ABSTRAK 1 PENDAHULUAN

Hasil Kali Dalam Berbobot pada Ruang L p (X)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PROYEKSI ORTHOGONAL PADA RUANG HILBERT. ROSMAN SIREGAR Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Jurusan Matematika Universitas Sumatera Utara

ANALISIS REAL 2 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

TANPA MENGGUNAKAN SIFAT KEKONTINUAN FUNGSI. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Matematika

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. September 12, Dosen FMIPA - ITB

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

Konstruksi Matriks NonNegatif Simetri dengan Spektrum Bilangan Real

PENGEMBANGAN RUANG FUNGSI KLASIK Oleh: Encum Sumiaty FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

SIFAT-SIFAT PEMETAAN BILINEAR

HUBUNGAN LIMIT FUNGSI DAN LIMIT BARISAN PADA TOPOLOGI REAL

TEOREMA TITIK TETAP BANACH

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI- Hajar Grestika Murti, Erna Apriliani, Sunarsini Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: april@matematika.its.ac.id Abstrak Suatu norma cone pada ruang vektor merupakan suatu fungsi dari ke suatu ruang Banach. Dalam hal ini, disebut ruang bernorma cone atas. Lebih lanjut, ruang bernorma cone yang lengkap disebut ruang Banach cone. Teorema titik tetap Banach merupakan pemetaan ruang metrik lengkap atas dirinya sendiri. Pada tahun 2007, Guang dan Xian telah membuktikan teorema-teorema yang dapat digunakan untuk mendapatkan titik tetap pada ruang metrik cone. Dalam Tugas Akhir ini dikaji suatu norma cone tertentu ruang bernorma cone bernilai- dan didapatkan titik tetap pemetaan dalam ruang bernorma cone tersebut. Kata Kunci Ruang metrik cone, ruang bernorma cone, ruang Banach cone, pemetaan, titik tetap. 1. PENDAHULUAN D ALAM matematika, teorema titik tetap atau yang juga dikenal sebagai teorema pemetaan merupakan hal yang penting dalam konsep ruang metrik. Teorema ini menunjukkan bahwa titik tetap dari pemetaan pada ruang metrik itu ada dan tunggal, serta memberikan metode konstruktif untuk menemukan titik-titik tetap. Teorema ini pertama kali dibuktikan oleh Stefan Banach pada tahun 1920 [4]. Pada tahun 2007 Guang dan Xian memperkenalkan konsep ruang metrik cone yang merupakan perluasan dari ruang metrik, meneliti toerema titik tetap pada pemetaan [1]. Guang dan Xian memanfaatkan kelengkapan ruang metrik cone untuk menemukan berbagai teorema titik tetap baru [1]. Selanjutnya Gordji, Ramezani, Khodaei, dan Baghani memperkenalkan ruang bernorma cone [3]. Perbedaan antara ruang bernorma ruang bernorma cone terletak pada nilai dari fungsi norma atau norma cone. Jika norma pada merupakan fungsi dari ruang vektor ke himpunan bilangan real, norma cone pada merupakan fungsi dari ruang ruang vektor ke adalah suatu ruang Banach sebarang. Dengan kata lain, ruang bernorma cone merupakan ruang bernorma mengambil adalah himpunan bilangan real. Dalam jurnal tersebut juga diperkenalkan ruang Banach cone, yaitu ruang bernorma cone yang lengkap [3]. Penelitian untuk mendapatkan ruang bernorma cone tertentu ataupun mendapatkan titik tetap dari ruang metrik cone sudah banyak dilakukan, antara lain Darmawan, R. Dalam Tugas Akhirnya, Darmawan, R telah mendapatkan suatu norma cone bernilai-, - pada ruang [2]. Namun penelitian untuk mendapatkan titik tetap dari suatu ruang bernorma cone belum banyak dilakukan. Oleh sebab itu, muncul gagasan untuk mendapatkan titik tetap dari ruang bernorma cone, yang dalam Tugas Akhir ini akan dianalisa titik tetap dari ruang bernorma cone bernilai. 2. RUANG BERNORNA CONE Norma cone merupakan suatu fungsi dari suatu ruang vektor ke suatu ruang Banach. Oleh karena itu dapat dikatakan ruang bernorma cone merupakan ruang bernorma mengambil. 2.1 Himpunan Sifat Cone Urutan parsial memegang peranan penting dalam mendapatkan sifat-sifat pada setiap ruang. Dalam ruang bernorma cone, pendefinisian urutan parsial berasal dari himpunan yang bersifat cone dalam ruang Banach. Definisi 2.1. [5] Misalkan ruang Banach, dan. Himpunan dikatakan cone jika dan hanya jika memenuhi aksioma-aksioma berikut: (C1) tertutup, * +, dan. (C2) dan. (C3) dan. Contoh 2.2. [5] Diberikan himpunan *( ) + yaitu himpunan semua pasangan terurut bilangan real tak negatif. Himpunan adalah cone di dalam ruang Banach. Selanjutnya, diberikan defnisi dari notasi " "; " ", dan " " yang merupakan notasi urutan pada. Definisi 2.3. [5] Misalkan ruang Banach,, dan cone. Untuk setiap didefnisikan " ", " ", dan " " sebagai berikut: (a). (b). (c) ( ). Jelas bahwa notasi " " dan " ", pasti dapat didefniskan pada sebarang himpunan cone, sebab dari, akan tetapi notasi " " tidak selalu terdefnisi pada sebarang

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2 cone, hal ini dikarenakan ada sebagian himpunan ( ). cone Contoh 2.4. Himpunan semua titik interior dari adalah himpunan *( ) + Dengan kata lain adalah himpunan semua pasangan terurut bilangan real positif. Berikutnya, di bawah ini diberikan definisi dan contoh dari himpunan cone normal konstanta normal. Definisi 2.5. [5] Misalkan ruang Banach,, dan cone. Himpunan dikatakan normal jika dan hanya jika terdapat sedemikian hingga berakibat. Konstanta terkecil yang memenuhi ketaksamaan tersebut disebut konstanta normal dari. Contoh 2.6. Himpunan bersifat cone dalam ruang Banach adalah normal konstanta normal 1. 2.2 Ruang Bernorma Cone Ruang metrik cone merupakan konsep dasar dari ruang bernorma cone. Definisi 2.7. [5] Misalkan ruang Banach,, cone, dan. Suatu fungsi adalah metrik cone di jika dan hanya jika untuk setiap berlaku : (MC1) ( ) (MC2) ( ) (MC3) (MC4) ( ) Pasangan ( ) disebut ruang metrik cone. Contoh 2.8. Diberikan ruang vektor, dan ruang Banach himpunan cone. Metrik cone dari ruang vektor ke ruang Banach didefinisikan sebagai berikut ( ) () dimana Definisi 2.9. [5] Suatu barisan ( ) dalam ruang metrik cone ( ) dikatakan konvergen ke jika dan hanya jika untuk setiap, terdapat sedemikian hingga berakibat ( ). Jika barisan ( ) konvergen ke, dinotasikan atau untuk. Definisi 2.10. [5] Suatu barisan ( ) dalam ruang metrik cone ( ) disebut barisan Cauchy jika dan hanya jika untuk setiap, terdapat sedemikian hingga berakibat ( ). Definisi 2.11. [5] Ruang metrik cone ( ) dikatakan lengkap jika dan hanya jika setiap barisan Cauchy di konvergen di dalam. Defnisi 2.12. [3] Misalkan ruang vektor atas, ruang Banach real,, dan cone. Suatu fungsi adalah norma cone di jika dan hanya jika untuk setiap dan berlaku : (NC1) (NC2) (NC3) (NC4) Pasangan ( ) disebut ruang bernorma cone. Selanjutnya diberikan suatu metrik cone diperoleh dari norma cone. yang Teorema 2.13. [3] Setiap norma cone pada ruang vektor mendefnisikan suatu metrik cone pada ( ). Oleh karena itu sifat barisan konvergen dan barisan Cauchy sama sifat pada ruang metrik cone. Teorema 2.14. [3, 5] Misalkan ( ) ruang bernorma cone, dan cone normal konstanta normal. Diberikan ( ) barisan di. Barisan ( ) konvergen ke suatu jika dan hanya jika. Teorema 2.15. [1] Misalkan ( ) ruang bernorma cone, dan cone normal konstanta normal. Suatu barisan ( ) di adalah barisan Cauchy jika dan hanya jika. Selanjutnya di bawah ini diperkenalkan definisi ruang Banach cone. Definisi 2.16. [3] Ruang bernorma cone ( ) dikatakan lengkap jika dan hanya jika setiap barisan Cauchy di konvergen dalam. Jika ( ) ruang bernorma cone lengkap, ( ) disebut ruang Banach cone. 2.3 Ruang Bernorma Cone Bernilai- ( ) Pada bagian ini akan dikaji suatu fungsi norma cone tertentu dari ruang vektor real ke ruang Banach himpunan cone normal yang memiliki konstanta normal dan ( ). Norma cone dari ruang vektor ke ruang Banach didefinisikan sebagai () dimana Akan dibuktikan bahwa norma di atas adalah norma cone. Ambil sebarang, (NC1) Ambil,, didapatkan dan. Ini berarti

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3 ). / ). / atau () memenuhi. (NC2) ( ), berarti () didapatkan dan. Sedemikian hingga dan, didapatkan. ( ) Misalkan () didapatkan () () didapatkan. (NC3) Ambil, () didapatkan () (). (NC4) () () didapatkan dan. Ini berarti,- dan, - [ ) )] ) diperoleh ) ) ) sehigga. Jadi () adalah ruang bernorma cone dari ruang vektor ke ruang Banach ruang bernorma cone dinotasikan ( ). Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa ruang bernorma cone bernilai- merupakan ruang Banach cone. Jika diberikan ruang vektor dan ruang Banach himpunan cone serta norma cone yang didefinisikan sebagai () dimana ( ) merupakan ruang bernorma cone. Ruang bernorma cone ( ) merupakan ruang Banach. Akan dibuktikan bahwa ruang bernorma cone ( ) merupakan ruang Banach. Diambil barisan ( ) adalah barisan Cauchy di ruang bernorma cone ( ). Ini berarti. / sedemikian hingga berakibat () ( ) berlaku dan. Ini berarti barisan ( ) adalah barisan Cauchy di ruang bernorma cone ( ). Sedangkan ruang bernorma cone ( ) adalah lengkap, terdapat sedemikian hingga untuk, yaitu ( ) Karena barisan ( ) konvergen ke, untuk sebarang sedemikian hingga berakibat dan. Oleh karena itu didapatkan ( ) ). / Karena. / adalah sebarang, untuk, sedangkan barisan ( ) adalah barisan Cauchy di ruang bernorma cone ( ). Akibatnya ( ) merupakan ruang bernorma cone lengkap. Contoh 2.17. Diberikan ruang vektor dan ruang Banach himpunan cone serta norma cone yang didefinisikan sebagai () dimana ( ) merupakan ruang bernorma cone. Barisan ( ) dalam ruang bernorma cone ( ),. /. Barisan ( ) konvergen ke. Pembahasan. Barisan ( ). /. Jelas ( ) adalah barisan dalam. Akan dibuktikan barisan ( ) konvergen ke. Ambil sebarang. / adalah sebarang. Selanjutnya ambil suatu dan berakibat dan dan, kata lain. / dan. / Hal ini berakibat (. /. / ). / Oleh karena itu. Jadi ( ) konvergen ke. Contoh 2.18. Diberikan ruang vektor dan ruang Banach himpunan cone serta norma cone yang didefinisikan sebagai () dimana ( ) merupakan ruang bernorma cone. Barisan ( ) dalam ruang bernorma cone ( ),. /. Barisan ( ) adalah barisan Cauchy. Pembahasan. Barisan ( ). /. Jelas ( ) adalah barisan dalam. Akan dibuktikan barisan ( ) adalah barisan Cauchy. Ambil sebarang. / adalah sebarang. Selanjutnya ambil suatu

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 4 dan berakibat dan dan serta dan, kata lain. /. / dan. /. /. Hal ini berakibat (. /. /. /. / ). / Oleh karena itu. Jadi ( ) adalah barisan Cauchy. 3. TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF 3.1 Teorema Titik Tetap Banach Teorema titik tetap Banach merupakan pemetaan ruang metrik lengkap atas dirinya sendiri. Sedangkan titik tetap pada pemetaan dari himpunan atas dirinya sendiri adalah yang dipetakan atas dirinya sendiri, didefinisikan Berdasarkan definisinya, ditentukan sebarang suatu barisan dan dari bentuk didapatkan pada Definisi 3.1. (Kontraktif) [4] Diberikan ( ) adalah ruang metrik. Pemetaan disebut pada ( ) jika terdapat bilangan real untuk setiap Contoh 3.2. Diberikan ( ) dan ( ). Metrik pada didefinisikan sebagai berikut ( ), ( ) merupakan ruang Banach. Pemetaan pada ( ). Pembahasan. Ambil dan. Akan ditunjukkan bahwa pada ( ). Sebelumnya, akan dibuktikan bahwa terdapat bilangan real untuk setiap memenuhi. ( ). /. /. / Karena, Didapatkan, ( ). Artinya pada ( ). Contoh 3.3. Diberikan ( ) dan ( ). Metrik pada didefinisikan sebagai berikut ( ) ( ) merupakan ruang Banach. Pemetaan tidak pada ( ). Pembahasan. Ambil dan. Akan ditunjukkan bahwa tidak pada ( ). Sebelumnya, akan dibuktikan bahwa terdapat bilangan real untuk setiap. ( ). /. /. / Karena, Didapatkan. Yang berarti bahwa tidak pada ( ) karena. Setelah mengetahui bentuk-bentuk pada pemetaan, berikut ini teorema yang digunakan untuk mendapatkan titik tetap. Teorema 3.4. (Teorema Titik Tetap Banach) [4] Pandang sebuah ruang metrik ( ) ( ). Misalkan ( ) lengkap dan diberikan pada ( ), mempunyai tepat satu titik tetap. Contoh 3.5. Diberikan ( ) dan ( ). Metrik pada didefinisikan sebagai berikut ( ) ( ) merupakan ruang Banach. Pemetaan pada ( ) mempunyai titik tetap tunggal yaitu ( ). Pembahasan. Telah diketahui bahwa pada ( ). Kemudian akan dibuktikan bahwa titik tetap dari pemetaan adalah ( ). Ambil sedemikian hingga, ( ), dan. Didapatkan adalah titik tetap dari. Akan ditunjukkan bahwa titik tetap dari adalah tunggal. Dari dan didapatkan ( ) ( ) ( ) Yang berarti bahwa ( ) karena dan titik tetap dari adalah tunggal.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 5 3.2 Teorema Titik Tetap Pada Ruang Bernorma Cone Bernilai- Huang Long-Guang dan Zhang Xian pada [1] telah mendapatkan beberapa teorema titik tetap. Pada bagian ini akan dikaji mengenai teorema-teorema tersebut. Teorema 3.6. [5] Diberikan ( ) sebuah ruang metrik cone lengkap, P sebuah cone normal konstanta normal K. Misalkan pemetaan memenuhi kondisi, ) adalah konstanta. Dapat dikatakan T memiliki titik tetap tunggal pada ( ) dan untuk setiap, barisan iterasi ( ) konvergen ke titik tetap. Contoh 3.7. Diberikan ruang metrik cone lengkap ( ) metrik cone ( ) () serta adalah cone normal konstanta normal. Akan ditunjukkan pada ( ) dan mempunyai titik tetap tunggal di ( ) yaitu ( ). Pembahasan. Akan ditunjukkan bahwa pada ( ). ( ). /././ () Karena, jadi () () Didapatkan,, ). Artinya bahwa pada ( ). Akan dibuktikan bahwa titik tetap dari pemetaan adalah. Ambil sedemikian hingga, ), dan dipenuhi jika, adalah titik tetap dari Sekarang akan ditunjukkan bahwa titik tetap dari tunggal. Jika adalah titik tetap yang lain dari dan, ( ) Oleh karena itu ( ) dan titik tetap dari tunggal. Teorema 3.8. [5] Diberikan ( ) sebuah ruang metrik cone lengkap, P sebuah cone normal konstanta normal K. Misalkan pemetaan memenuhi kondisi ( ). / 0 / adalah konstanta. Dapat dikatakan T memiliki titik tetap tunggal pada ( ) dan untuk setiap, barisan iterasi * + konvergen ke titik tetap. Contoh 3.9. Diberikan ruang metrik cone lengkap ( ) metrik cone ( ) () serta adalah cone normal konstanta normal. Akan ditunjukkan, di mana 0 / pada ( ) dan mempunyai titik tetap tunggal di ( ) yaitu ( ). Pembahasan. Akan ditunjukkan bahwa 0 / pada ( ). Karena 0 /, didapatkan dan Oleh karena itu () () Jadi didapatkan () ( ) ) ( ) ) ) memenuhi ( ). / Artinya bahwa pada ( ). Akan dibuktikan bahwa titik tetap dari pemetaan adalah. Ambil sedemikian hingga 0 /, dan 0 / dipenuhi jika, adalah titik tetap dari. Sekarang akan ditunjukkan bahwa titik tetap dari tunggal. Jika adalah titik tetap yang lain dari dan,. /

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 6 Oleh karena itu ( ) dan titik tetap dari tunggal. Teorema 3.10. [5] Diberikan ( ) sebuah ruang metrik cone lengkap, P sebuah cone normal konstanta normal K. Misalkan pemetaan memenuhi kondisi ( ). / 0 / adalah konstanta. Dapat dikatakan T memiliki titik tetap tunggal pada ( ) dan untuk setiap, barisan iterasi * + konvergen ke titik tetap. Contoh 3.11. Diberikan ruang metrik cone lengkap ( ) metrik cone ( ) () serta adalah cone normal konstanta normal. Akan ditunjukkan, di mana 0 / pada ( ) dan mempunyai titik tetap tunggal di ( ) yaitu ( ). Pembahasan. Akan ditunjukkan bahwa 0 / pada ( ). Karena 0 /, Oleh karena itu ( ) () () Jadi didapatkan () ( ) ) ( ) ) ) memenuhi ( ). / Artinya bahwa pada ( ) 0 /. Akan dibuktikan bahwa titik tetap dari pemetaan adalah. Ambil sedemikian hingga 0 /, dan 0 / dipenuhi jika, adalah titik tetap dari. Sekarang akan ditunjukkan bahwa titik tetap dari tunggal. Jika adalah titik tetap yang lain dari dan,. / Oleh karena itu ( ) dan titik tetap dari tunggal. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dari Tugas Akhir ini antara lain: 1. Jika ruang vektor dan ruang Banach himpunan cone fungsi () dimana merupakan norma cone bernilai dan ruang bernorma cone bernilai dinotasikan ( ). Lebih lanjut, ruang bernorma cone bernilai merupakan ruang Banach cone terhadap norma cone (). Norma cone bernilai mendefinisikan metrik cone dari ruang vektor dan ruang Banach himpunan cone sebagai berikut () ( ) 2. Dari Teorema 4.3.1 didapatkan titik tetap tunggal dari ruang metrik cone dari ruang vektor dan ruang Banach himpunan cone yaitu ( ) mengambil pemetaan 0 /. 3. Dari Teorema 4.3.3 didapatkan titik tetap tunggal dari ruang metrik cone dari ruang vektor dan ruang Banach himpunan cone yaitu ( ) mengambil pemetaan, 0 /. 4. Dari Teorema 4.3.5 didapatkan titik tetap tunggal dari ruang metrik cone dari ruang vektor dan ruang Banach himpunan cone yaitu ( ) mengambil pemetaan, 0 /. DAFTAR PUSTAKA [1] Abdeljawad, T., Karapnar, E., Tass, K., "Common Fixed Point Theorems in Cone Banach Spaces," Hacettepe Journal of Mathematics and Statistics, vol. 40, pp. 211-217, 2011. [2] Darmawan, R. Kontruksi Norma Cone Bernilai-C, - pada Ruang. ITS Surabaya: Tugas Akhir. 2013. [3] Gordji, M. E., Ramezani, M., Khoadei, H., Baghani, H., "Cone normed space," Caspian Journal of Mathematical Sciences(CJMS), vol. 1, pp. 7-12, 2012. [4] Kreyszig, E., Introductory Functional Analysis with Applications. New York: John Wiley and Sons, Inc., 1978. [5] Long-Guang, H. and Xian, Z., "Cone metric spaces and fixed point theorems of contractive mappings," J. Math. Anal. Appl., vol.332, pp. 1468-1476, 2007.