LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN PEMETAAN KEBUTUHAN BENIH PADI JAGUNG, KEDELAI (VUB, VOLUME) DAN PENGEMBANGAN PENANGKAR BENIH YANG EFISIEN (>10 /o) Dl KALIMANTAN SELATAN.,_, Oleh: M. Darwis Danu Ismadi Saderi Noor Amali Barnuwati Ariadi BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN SELATAN 2010
Judul Penelitian Fokus Bidang Prioritas Kode Produk Target Kode Kegiatan Lokasi Penelitian Penelitian Tahun Ke LEMBAR PENGESAHAN Pengkajian Pemetaan Kebutuhan Benih Padi, Jagung Kedelai (VUB, Volume) dan Pengembangan Penangkar Benih yang Efisien (> 1 0%) d i Kalimantan Selatan 1- Ketahanan Pangan 1.02 1.02.02 Provinsi Kalimantan Selatan 1 (satu) Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelitian Lembaga Pelaksana Penelitian Nama Koordinator/Peneliti Utama lr. M. Darwis Nama Lembaga/lnstitusi Unit Organisasi Ala mat Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan teknologi Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian Jl. Panglima batur Barat No. 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan Telephon/HP/Faksimile/E-mail 0511-4772346, fax 0511-4781810 email: bqtqksel@indo.net.id Anggota Tim Peneliti : Nama Jabatan Fungsional/ Bidang Keahlian lnstansi 1. lr. Danu lsmadi Saderi, MS Peneliti Madya/Sosek Pertanian BPTP Kalsel - 2. lr. Noor Amali Penyuluh Madya/HPT BPTP Kalsel 3. lr. Barnuwati Penyuluh Muda/ Mana~men SO Perairan BPTP Kalsel Jangka waktu kegiatan Biaya Kegiatan : Rp 156.000.000, : Baru 2010 Banjarbaru, 3D Nopember ~tcj lr. M. Darwis NIP. 19541125 198101 1 001
PRAKATA '-- '-- Laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan lnsentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) yang berjudul Pengkajian Pemetaan Kebutuhan Benih Padi Jagung,Kedelai (VUB, Volume) Dan Pengembangan Penangkar Benih Yang Efisien (>1 0%) Di Kalimantan Selatan. Diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam mendapatkan data-data yang diperlukan atau informasi lainnya, sehingga laporan ini dapat kami susun. Kami menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran demi perbaikan selanjutnya sangat diharapkan. Akhirnya semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. lll
Ringkasan... Pengkajian pemetaan kebutuhan benih padi, jagung dan kedelai (VUB, Volume) dan pengembangan penangkar benih yang efisien (> 10%) di Kalimantan Selatan. Penggunaan benih bermutu mempunyai peran penting dalam peningkatan produktivitas tanaman padi, jagung, atau kedelai baik berdiri sendiri, apalagi secara sinergis dengan komponen produksi lainnya. Masalahnya seringkali ketersedian benih tidak sesuai dengan kebutuhan petani yang dikenal dengan istilah 6 tepat (varietas, kelas benih, waktu,jumlah, tempat, dan harga). Berkaitan dengan perbedaan agroekosistem areal pertanaman, sangat penting arti ketepatan kebutuhan benih dengan ketersediaannya. Pada sisi permintaan benih, pemetaan kebutuhan benih yang mengacu kepada prinsip enam tepat, mempunyai arti yang sangat penting. Pada sisi penawaran benih, efisiensi produksi dan distribusi, mempunyai arti yang penting agar bisnis perbenihan terus berkembang dan menguntungkan. Survey dan observasi lapang ke seluruh Kabupaten wilayah Kalimantan Selatan telah dilaksanakan. Kebutuhan benih di Kalimantan Selatan untuk padi sebesar 6.897,525 ton sedangkan hasil penangkaran diperkirakan 5.416,17 ton. Kebutuhan benih di Kalimantan Selatan untuk jagung sebesar 281,89 ton sedangkan hasil penangkaran diperkirakan 120,00 ton. Kebutuhan benih di Kalimantan Selatan untuk kedelai sebesar 63,01 ton sedangkan hasil penangkaran diperkirakan 234,60 ton. Sebaran penangkar di Kalimantan Selatan pad a tahun 2010 untuk padi ada 376 orang (kelompok), kedelai sebanyak 9 orang (kelompok) sedangkan jagung sebanyak 3 orang (kelompok). Selain survey, kegiatan lainnya adalah demplot produksi benih yang telah dilakukan pertanaman di Kebun Percobaan Pelaihari (komoditas padi varietas lnpari-1 0 Laeya). Pelaksanaan penangkaran padi varietas lnpari-1 0 Laeya dengan luas tanaman 0,5 ha, diperoleh hasil ubinan setara 7 ton per ha dengan kadar air panen 23%. Sedangkan penangkaran jagung dan kedelai dibatalkan.... '--- 11
DAFTAR lsi...... Halaman LEMBAR PENGESAHAN RINGKASAN... PRAKATA... iii iv v DAFTAR lsi... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAM BAR.................................... viii BAB I. PENDAHULUAN.................. 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan Kegiatan 2 1.3. Keluaran Kegiatan......................................................... 2 1.4. Perumusan Masalah.................................................... 3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB Ill. TUJUAN DAN MANFAAT................................ 7 BAB IV. METODOLOGI....................................... 8 4.1. Tahapan Kegiatan 4.2. Tempat dan Waktu 4.3. Metoda Kegiatan 8 8 8 4.4. Anal isis data.............................................................. 9 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN............................ 11 5.1. Kebutuhan dan Penyediaan Be nih Bermutu........................ 11 5.2. Penangkaran Benih Bermutu................................. 18 5.3. Sistem lnformasi Perbenihan.............................. 27 5.4. Demplot Produksi Be nih.................................................. 27 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN........................ 29 DAFTAR PUSTAKA......... 30 LAMPIRAN - LAMPIRAN..., IV '"- '"-
- Nomor DAFTAR TABEL Judul Halaman 1. Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Padi di Kalimantan Selatan 11 - Tahun 2010............................................. 2. Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Jagung di Kalimantan Selatan 14 Tahun 2010........................................ 3. Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Kedelai di Kalimantan Selatan 16 Tahun 2010........................................................ 4. Sebaran Penangkaran Benih Padi di Kalimantan Selatan Tahun 18 2010 5. Sebaran Penangkaran Benih Jagung dan Kedelai di Kalimantan 20 Selatan Tahun 2010......................................... 6. Produktivitas benih, harga calon benih, keuntungan tiap musim pada 23 lokasi penangkar terpilih.................. 7. Data pengamatan tinggi tanaman dan jumlah anakan tanaman padi 28 (umur 45 HST)................................................ - v
Nom or DAFTAR GAMBAR Judul Halaman.. '-' 1. Peta Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Padi di Kalimantan 13 Selatan Tahun 2010......... 2. Peta Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Jagung di Kalimantan 15 Selatan Tahun 2010........... 3. Peta Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Kedelai di Kalimantan 17 Selatan Tahun 2010... 4. Peta Penyebaran Areal Penangkaran Benih Padi di Kalimantan 19 Selatan Tahun 2010... 5. Peta Penyebaran Areal Penangkaran Benih Jagung di Kalimantan 21 Selatan Tahun 2010... 6. Peta Penyebaran Areal Penangkaran Benih Kedelai di Kalimantan 22 Selatan Tahun 2010... '- ~ - Vl
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang '-' Beras, jagung dan kedelai adalah tiga komoditas tanaman pangan srategis. Kecukupan produksi, terutama beras, merupakan isu sentral dalam program pertanian di Indonesia. Berbagai program untuk merangsang peningkatan produksi telah dilakukan, salah satunya adalah bantuan pengadaan benih bemutu. Benih bermutu merupakan komponen utama dalam upaya peningkatan produksi, Menurut Purwantoro (2009) sekitar 60 persen keberhasilan panen kedelai ditentukan oleh benih. Pengunaan benih kedelai bersertifikat meningkatkan produksi kedelai sebesar 21% (Tjetjep Nurasa, 2007). Produktivitas padi, jagung dan kedelai di Kalimantan Selatan masih rendah, terutama karena sebagian masih menggunakan varietas produksi rendah, selain masalah mutu benih dan lingkungan produksi. Produktivitas padi sawah rata-rata 3,97 tlha dengan luas areal tanam sekitar 450 ribu hektar, produktivitas padi gogo 2,80 ton /ha dengan luas areal tanam sekitar 50 ribu ha, prduktivitas jagung 4,73 tlha dengan luas areal tanam sekitar 23 ribu ha, dan produktivitas kedelai 1,17 tlha dengan luas areal tanam sekitar 4600 ha (BPS, 2009). Hasil pemantauan penyebaran varietas padi dari seluas 533 122 ha, sebesar 48,76 persen menggunakan varietas produksi tinggi (VPT), 6, 02 persen menggunakan varietas produksi sedang (VPS), dan menggunakan varietas produksi rendah (VPR) masih mencapai 45,22 persen (BPSB-TPH, 2009). Pengggunaan VPR yang masih cukup tinggi terutama didominasi oleh varietas lokal, yang berkaitan dengan selera masyarakat dan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan tumbuh bermasalah (lahan sulfat masam). Areal pertanaman di Kalimantan Selatan terdiri atas berbagai tipe agroekosistem, yaitu pasang surut, lebak, sawah irigasi, sawah tadah hujan, dan lahan kering. Perbedaan agroekosistem ini selain mempunyai konsekuensi perbedaan teknologi juga berakibat perbedaan waktu tanam. 1 -
Perbedaan waktu tanam dan panen ini membutuhkan cara penyediaan benih yang spesifik. Mekanisme jalur benih antar lokasi dan antar musim Uabalsim) mempunyai andil penting bagi ketepatan penyedian benih. Penyediaan benih harus memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat varietas, tepat kelas benih, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat, dan tepat harga. Kriteria enam tepat inilah yang merupakan indikator efisiensi sistem penyediaan benih. Sistem penyediaan benih tidak terlepas dari arti penting para penangkar benih. Tumbuh dan berkembangnya bisnis penangkaran sangat tergantung pada keseimbangan pasar benih. Pada sisi permintaan benih, pemetaan kebutuhan benih yang mengacu kepada prinsip enam tepat, mempunyai arti yang sangat penting. Pada sisi penawaran benih, efisiensi produksi dan distribusi, mempunyai arti yang penting agar bisnis perbenihan terus berkembang dan menguntungkan. Selama ini petani penangkar (calon benih) dalam pemasaran benih bisa bermitra dengan produsen benih besar seperti PT Sanghyang Sri dan PT Pertani Benih jagung sementara ini didominasi varietas hibrida, yang dikuasai oleh perusahaan besar. Alternatif penyediaan benih jagung komposit dengan harga yang lebih murah telah diawali dengan pelaksaan demplot dan penumbuhan kelembagaan (Bactiar, et a/, www.http://balitsereal.litbang.deptan. go.id/ind//bjagung/satudua.pdf ). 1.2. Tujuan kegiatan Melakukan pemetaan kebutuhan benih padi, jagung, kedelai (VUB,... Volume) dan pengembangan penangkar benih yang efisien (> 10 %) di Kalimantan Selatan - 1.3. Keluaran kegiatan 1. Satu set database kebutuhan dan penyediaan benih bermutu (Padi, Jagung, Kedelai) di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi. 2. Satu opsi rekomendasi jumlah dan sebaran penangkar benih (Padi, Jagung, Kedelai) di tingkat kabupaten dan provinsi... 2
3. Satu unit sistem informasi perbenihan (Padi, Jagung, Kedelai) di wilayah Kalimantan Selatan 4. Satu unit pengelolaan benih kelas FS (Padi, Jagung, Kedelai) di Kebun Percobaan lingkup BPTP Kalimantan Selatan dengan kapasitas produksi masing-masing satu ton benih. 1.4. Perumusan Masalah Begitu pentingnya arti benih dalam upaya peningkatan produksi tanaman - pangan, terutama padi, jagung dan kedelai, pada satu sisi perlu diketahui bagaimana pemetaan kebutuhan kebutuhan benih (varietas, lokasi, waktu, volume), pada sisi lain dalam upaya pengembangan agribisnis penangkaran yang efisien perlu diketahui kelas benih yang harus dihasilkan dan pada harga berapa agar benih tersebut bisa diterima oleh pengguna dan menguntungkan bagi penangkar. Pemetaan yang dimaksud adalah proses penggambaran suatu keadaan, dalam hal ini adalah kebutuhan benih, secara sistematis yang melibatkan pengumpulan data dan informasi termasuk profil dan masalah yang dihadapi dalam system penyediaan benih. Merujuk kepada Netting, Kettner dan McMurty (1993, dalam Edi Suharto, www.policy/hu/suharto/modul a/makindo 18.htm) pemetaan dapat disebut juga sebagai pembuatan profil. Jadi rumusan masalah dalam kegiatan ini adalah: 1. Bagaimana peta kebutuhan dan penyediaan benih bermutu (Padi, Jagung, Kedelai) di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi 2. Berapa besar jumlah dan sebaran penangkar benih (Padi, Jagung, Kedelai) yang ideal di tingkat kabupaten dan provinsi. 3. Bagaimana system informasi perbenihan (Padi, Jagung, Kedelai) yang mudah diakses oleh pengguna di wilayah Kalimantan Selatan 4. Bagaimana cara pengelolaan benih pokok (FS) untuk memenuhi kebutuhan... penangkar di Kalimantan Selatan... 3
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah : 1. Satu set database kebutuhan dan penyediaan benih bermutu (Padi, Jagung, Kedelai) di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi. 2. Satu opsi rekomendasi jumlah dan sebaran penagkar benih (Padi, Jagung, Kedelai) di tingkat kabuapten dan provinsi 3. Satu unit system informasi (Padi, Jagung, Kedelai) di wilayah Kalimantan Selatan 4. Satu unit pengelolaan benih kelas FS (Padi, Jagung, Kedelai) di Kebun Percobaan lingkup BPTP Kalimantan Selatan dengan kapasitas produksi masing-masing satu ton benih. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA '-J Varietas unggul merupakan salah satu teknologi yang berperan penting dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian. Kontribusi nyata varietas unggul terhadap peningkatan produksi padi nasional antara lain tercermin dari pencapaian swasembada beras pada tahun 1984. Hal ini terkait dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh varietas unggul padi, antara lain berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit utama, umur genjah sehingga sesuai dikembangkan dalam pola tanam tertentu, dan rasa nasi enak (pulen) dengan kadar protein relatif tinggi (Bad an Litbang Pertanian, 2007). Keberhasilan diseminasi teknologi varietas unggul ditentukan antara lain oleh kemampuan industri benih untuk memasok benih hingga ke petani. Oleh karena itu, sistem perbenihan yang tangguh (produktif, efisien, berdaya saing dan berkelanjutan) sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan produksi dan mutu produk pertanian (Badan Litbang Pertanian, 2007). Perbanyakan benih padi dan tanaman pangan pada umumnya dimulai dari penyediaan benih penjenis (BS) oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, yang merupakan sumber untuk perbanyakan benih dasar (BD), kemudian benih pokok (BP) dan benih sebar (BR). Kesinambungan alur perbanyakan benih tersebut sangat berpengaruh terhadap ketersediaan benih sumber yang sesuai dengan kebutuhan produsen/penangkar benih dan menentukan proses produksi benih sebar. Kelancaran alur perbanyakan benih juga sangat menentukan kecepatan penyebaran varietas unggul baru (VUB) kepada petani (Badan Litbang Pertanian, 2007). Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam perbenihan antara lain : (1) ketersediaan benih sumber dan benih sebar secara enam tepat (varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi dan harga) belum dapat dipenuhi; (2) belum optimalnya kinerja lembaga produksi benih dan pengawasan mutu benih; dan (3) belum semua petani menggunakan benih unggul bermutu/bersertifikat (Badan Litbang Pertanian, 2007). 5
Benih bermutu adalah benih yang baik dan bermutu tinggi yang menjamin pertanaman bagus dan hasil panen tinggi. Saat ini, benih bermutu dicerminkan oleh keseragaman biji, daya tubuh dan tingkat kemurnian yg tinggi. Syarat benih bermutu harus memiliki 6 kriteria : 1. Murni dan diketahui nama varietasnya. 2. Daya tumbuh tinggi (minimal 80%) dan vigornya baik. 3. Biji sehat dan dipanen dari tanaman tua 4. Dipanen dari tanaman sehat 5. Tidak terinfeksi oleh hama dan penyakit 6. Bersih, tidak tercampur varietas lain, biji rerumputan dan kotoran lainnya. Salah satu upaya dalam mengoptimalkan kinerja lembaga produksi benih adalah dengan memacu tumbuhnya para penangkar benih, yang dapat ditumbuhkan di dalam gabungan kelompok tani (gapoktan). Setiap gapoktan perlu memiliki industri benih sendiri, sehingga diperoleh beberapa keuntungan, diantaranya : para petani tidak tergantung pada produsen lain, memiliki keyakinan dan kepercayaan akan kualitas benih yang dihasilkan karena mereka bisa mengawalnya sejak persiapan sampai prosesing akhir, bisa mendapatkan benih sesuai dengan jadwal tanam dan varietas yang diinginkan, bila terjadi halhal yang tidak sesuai petani bisa komplain. Di samping itu petani bisa memperoleh benih dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan benih yang harus didatangkan dari luar. Melakukan identifikasi kebutuhan benih untuk satu gapoktan dengan luas 100 ha, dibutuhkan be nih varietas tertentu lebih kurang 2,5 ton. Satu ha sawah penangkaran dapat menghasilkan 2,5-3 ton benih, dengan demikian untuk satu gapoktan dengan luas 100 ha cukup membuat penangkaran 1 ha sebagai industri benih lokal.. 6
Ill. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan: Tujuan adanya kegiatan ini adalah : Melakukan pemetaan kebutuhan benih padi, jagung, kedelai (VUB, Volume) dan pengembangan penangkar benih yang efisien (> 10 %) di Kalimantan Selatan Manfaat: Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya kegiatan ini adalah : 1. Dapat dijadikan acuan bagi penangkar benih untuk memproduksi benih 2. Para petani tidak lagi kesulitan dalam memperoleh benih unggul bermutu, karena adanya peta kebutuhan benih 3. Diperoleh gambaran tentang pengelolaan benih kelas FS (Padi, Jagung, Kedelai) bagi penangkar benih. 7
IV. METODOLOGI 4.1. Tahapan Kegiatan Tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan pada kegiatan Pengkajian pemetaan kebutuhan benih padi, jagung dan kedelai (VUB, Volume) dan pengembangan penangkar benih yang efisien (>1 0%) di Kalimantan Selatan adalah: 1. Persiapan 2. Koordinasi tingkat propinsi 3. Survey, observasi, verifikasi 4. Pengelolaan produksi benih FS di KP (Kebun Percobaan) 5. Data entry dan pembuatan database 6. Analisis data 7. Penulisan Laporan 4.2. Tern pat dan waktu Lokasi pengkajian pemetaan mencakup seluruh wilayah Kalimantan Selatan dengan satuan peta kecamatan, kabupaten dan provinsi. Pelaksanaan pengelolaan produksi benih ditempatkan pada Kebun Percobaan (KP) Pelaihari, yaitu demplot produksi benih padi. Pengkajian ini dilaksanakan dalam jangka waktu 10 bulan sejak 15 Januari- 15 November 2010. 4.3. Metode Kegiatan Pencapaian luaran 1: Satu set database kebutuhan dan penyediaan benih bermutu (Padi, Jagung, Kedelai) di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey dan observasi lapang. Jenis data yang dikumpulkan meliputi areal tanam, waktu tanam, varietas dan jumlah benih yang dibutuhkan pada tiap lokasi. 8
Pencapaian luaran 2: Satu opsi rekomendasi jumlah dan sebaran penangkar benih (Padi, Jagung, Kedelai) di tingkat kabupaten dan provinsi Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan penangkar benih terpilih dan dukungan data sekunder. Data yang dikumpulkan meliputi cara produksi, cara distribusi dan efisiensi produksi. Pencapaian luaran 3: Satu unit sistem informasi perbenihan (Padi, Jagung, Kedelai) di wilayah Kalimantan Selatan Pengumpulan data dilakukan dengan teknik FGD komponen pengguna, penyalur, penangkar, dan fasilitator. Pencapaian luaran 4: Satu unit pengelolaan benih kelas FS (Padi, Jagung, Kedelai) di Kebun Percobaan lingkup BPTP Kalimantan Selatan dengan kapasitas produksi masing-masing satu ton benih. Pengumpulan data dilakukan dengan melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan penyedian benih kelas FS mulai memperoleh benih sumber, kegiatan pertanaman, sampai pelabelan. Kegiatan berfungsi sekaligus sebagai demplot produksi benih dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu sesuai dengan panduan produksi benih FS dan SS, hal ini pernah dilakukan pula oleh Ekaningtyas, eta/ (2009). 4.4. Analisis Data Analisis data dilakuan secara deskriptif dan tabulasi. Untuk rekomendasi areal penangkaran dianalisis dengan menggunakan Linear Programing. Formula estimdar linear program (Wu dan Coppins, 1981) sebagai berikut: Optimumkan keuntungan f = c' X dengan syarat Ax2:b x2:0 9
di mana x = variabel keputusan (areal penangkaran), c = koefien dari variabel keputusan (keuntungan atau biaya), A = koefien dari variabel keputusan terkait faktor pembatas (benih, produk penangkaran), b = faktor pembatas ( kebutuhan benih) 10
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kebutuhan dan Penyediaan Benih Bermutu a. Luas penangkaran dan produksi benih padi Penggunaan benih bermutu merupakan komponen penting dan strategis dalam usaha agribisnis. Oleh karena itu sistem perbenihan yang menyediakan benih bermutu dalam jumlah yang cukup dan harga yang terjangkau perlu diciptakan agar sistem dan usaha agribisnis yang dikembangkan dapat menguntungkan semua pihak. Luas tan am penangkaran be nih padi pad a tahun 2009 mencapai 2.177,63 ha. Penangkaran padi pada tahun 2009 tersebut terdiri dari penangkaran pada MH.2008/2009 seluas 1.010,21 ha dan MK.2009 seluas 1.167,42 ha Sedangkan pad a tahun 2010 (data sampai bulan Agustus 201 0) luas tan am penangkaran be nih padi mencapai 1.804,39 ha. Penangkaran padi pad a tahun 2010 tersebut terdiri dari penangkaran pad a MH.2009/201 0 seluas 985,66 ha dan MK.201 0 seluas 819,73 ha. Tabel 1. Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Padi di Kalimantan Selatan Tahun 2010 Luas Penggu- Kabupaten/ No Tanam naan VUB Kota (Ha) *) (Ha) **) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tanah Laut Kotabaru Ban jar Barito Kuala Tapin H.S. Selatan H.S. Tengah H.S. Utara Tabalong Tanah Bumbu Balangan Banjarmasin Banjarbaru 47.000 27.000 73.900 97.787 63.956 47.500 42.300 29.000 33.500 24.500 31.000 1.600 3.550 20.064 17.670 2.066 1.428 45.710 48.858 40.468 28.634 25.930 21.284 23.697 0 92 Kal - Selatan 522.593 275.901 Sumber data : Dinas Pertanian Provinsi Kai-Sel *)data sasaran tanam tahun 2010 **)data tahun 2008 Perkiraan Luas Perkiraan Kebutuhan pengkaran ketersedian benih (ton) (Ha) (ton) 501,6 54,0 162,00 441,75 26,0 78,00 51,65 160,0 480,00 35,7 53,0 159,00 1142,75 447,0 1.341,00 1221,45 229,4 688,20 1011,7 192,95 578,85 715,85 169,41 508,23 648,25 354,18 1.062,54 532,1 38,9 116,70 592,425 73,25 219,75 0 --- --- 2,3 7,3 21,90 6.897,525 1.804,39 5.416,17 11
Varietas padi yang ditangkarkan pada tahun 2009 sebanyak 31 varietas, terdiri dari varietas: PB-42, IR-64, IR-66, Mira-1, Cisokan, Sarinah, Situbagendit, Margasari, Ciherang, Saba, Mutiara, Ciliwung, Cimelati, Silugonggo, Cigeulis, Sentana, Basmati, Cibogo, Batang Piaman, Gilirang, Mekongga, Dodokan, batang Lembang, lnpari-1, Sawah Unggul, Hibrida lntani-2, Hibrida SL 8 SHS, Gogo Unggul, Pepe, Gogo Lokal dan sawah lokal. Untuk tahun 2010 Varietas padi yang ditangkarkan sebanyak 29 varietas yaitu : PB-42, IR-64, IR-66, Situbagendit, Margasari, Ciherang, Saba, Cigeulis, Cibogo, Batang Piaman, Mekongga, Batang Lembang, lnpari-1, lnpari-4, lnpari- 8, lnpari-9, lnpari-10, Ciapus, Konout, Pepe, Bondoyudo, Batang Gadis, Konawe, Situ Patenggang, Way Apo Buru, Diah Suci, Anak Daro, Wera, Ciasem, dan Ketonggo. Dari total penangkaran padi pada tahun 2009 seluas 2.155,83 ha, areal yang dinyatakan lulus berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan terakhir mencapai 1.691,25 ha. Sisanya dinyatakan tidak lulus karena mengalami kerusakan akibat dampak bencana alam kebanjiran dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Produksi calon benih padi pada tahun 2009 mencapai 5.955,245 ton. Jumlah calon benih yang diuji mutunya di laboratorium sampai akhir 2009 sebanyak 3.770,557 ton, sisanya ada yang masih dalam prosesing untuk benih, ada yang dijual langsung kepada pedagang/tengkulak beras karena pada saat itu harga gabah/beras cukup tinggi, ada yang digunakan sendiri untuk ditanam, dan atau dikonsumsi. Dari jumlah calon benih yang diuji di laboratorium tersebut, 3.484,802 tom (92,42 %) diantaranya dinyatakan lulus sesuai dengan standar mutu. Ketidak lulusan hasil uji mutu benih sebagian besar disebabkan CVL (Campuran Varietas Lain) yang tinggi, daya tumbuh rendah dan kadar air masih relatif tinggi. Bila penangkaran benih padi pad a tahun 2010 mencapai 1.804,39 ha dengan produksi rata-rata 3 ton setiap ha maka didapat calon benih sekitar., 5.416,17 ton. lni berarti untuk mencukupi kebutuhan benih padi di Kalimantan Selatan masih perlu supply dari luar propinsi. 12
Peta Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Padi di Kalimantan Selatan Tahun 2010 KAB. TABALONG: Luas tanam=25.930 Kebut benih=648,25 T~ Tersedia =1.062.54 +rn KAB. BALANGAN : Luas tanam=23.697 kebut benih=592,425 T Tersedia=219.75 T If) KAB.HULU SUNGAI SELATAN : Luas tanam= 48.858 Kebut benih= 1.22 1,45 T Tersedia = 688,2 T HULU SUNGAI UTARA : Luas tanam=28.634 kebut benih=715,8.5 T tersedia=508,23 T HULU SUNGAI TENGAH : L,'l_as tanam 42.300 T ~:J(eout benih t057,5 T tersedia =771,8 T KAB. TAPIN: Luas tanam=45. 710 Kebut benih=1.1 42,75 T Tersedia= 1.341 T KAB. BARITO KUALA Luas tanam=1.428 Kebut benih=35,7 T tersedia=159 T KOTA BANJARMASIN : KOTA BANJAR BARU : Luas tanam=92 Kebut benih=2,3 T Tersedia=21,9 T KAB. TANAH LAUT: Luas tanam=20.064 Kebut benih=501.6 T Tersedia=162 T KAB. BANJAR Luas tanam=2.066 Kebut benih=51,65 T Tersedia= 480 T.,/_/" \ \ \. KAB.TANAH BUMBU Luas tanam=17,670 Kebut benih=441, 75 T Tersedia=78 T Gambar 1. Peta Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Padi di Kalimantan Selatan Tahun 2010. b. Luas penangkaran dan produksi benih jagung dan kedelai Areal penangkaran benih jagung hanya ada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Laut dan Kabuapten Tabalong, smentara kedelai tersebar di 6 (enam) kabupaten, yaitu kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, Hulu Sungai tengah, Hulu Sungai Utara dan Tabalong. Areal penangkaran benih jagung dan kedelai sampai bulan Agustus 2010 mencapai 143,3 ha, terdiri dari jagung 12 ha dan kedelai seluas 131,3 ha. 13
Tabel 2. Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Jagung di Kalimantan Selatan Tahun 2010 No Kabupaten/ Luas Kebutuhan Luas pengkaran Tersedia Kota Tanam benih (ton) (Ha) **) (ton) (Ha) *) 1 Tanah Laut 15.670 235,05 11 33 2 Kotabaru 4.415 66,225 ---- 3 Banjar 900 13,5 4 Barite Kuala 209 3,135 5 Tapin 863 12,945 6 H.S. Selatan 1.235 18,525 7 H.S. Tengah 1.112 16,68 8 H.S. Utara 604 9,06 9 Tabalong 530 7,95 1 3 10 Tanah Bumbu 371 5,565 11 Balangan 445 6,675 12 Banjarmasin 13 Banjarbaru 493 7,395 Kal - Selatan 26.917 402,705 12 36 Sumber data : Dinas Pertanian Provinsi Kai-Sel *) data tanam tahun 2009 **) data tahun 2010 I ' Rendahnya areal penangkaran jagung karena areal pertanaman didominasi oleh varietas hibrida, sehingga bsinis penangkaran benih jagung tidak..._ berkembang. Sedangkan varietas kedelai yang ditangkarkan masing -masing kabupaten sesuai dengan preferensi konsumen. Areal penangkaran jagung dan kedelai tahun 2010 lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu kedelai seluas 256,85 ha dan jagung seluas 23 ha. Areal sertifikasi tahun 2009 yang dinyatakan lulus berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan mencapai 100 %. 14
Peta Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Jagung di Kalimantan Selatan Tahun 2010 KAB.TABALONG: Luas tanam=530 Kebut= 7,95 T Tersedia=3 T + ' N :"'" BALANGAN uas tanam=445. II) Kebut=6,675 T. '..._ KAB.HULU SUNGAI SELATAN: Luas tanam=1.235 Kebut=18,525 T T -----... HULU SUNGAI UTARA : Luas tanam=604 Kebut=9,06 T KAB. TAPIN: Luas tanam=l Kebut=12,945 T KAB. BARITO KUALA: Luas tanam=209 Kebut=3, 135 T KAB. BANJAR: Luas tanam=900 Kebut=13,5 T Banjarmasin '-' KOTA BANJAR BARU: Luas tanam=493 Kebut=7,395 T Luas tanam=15.670 Ha Kebut=235,05 T Tersedia=33 T Gambar 2. Peta Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Jagung di Kalimantan Selatan Tahun 2010.... 15
label 3. Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Kedelai di Kalimantan Selatan lahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Kabupaten/ Luas Kebutuh an Luas pengkaran Kota lanam benih (ton) (Ha) (Ha) *) **) lanah Laut 607 12,14 34,5 Kotabaru 1.784 35,68 46,0 Ban jar 5 0,10 --- Barito Kuala 12 0,24 --- lapin 20 0,40 --- H.S. Selatan 32 0,64 --- H.S. lengah 115 2,30 1,80 H.S. Utara 48 0,96 14,00 labalong 301 6,02 15,0 lanah Bumbu 64 1,28 20,0 Balangan 950 19,00 --- Banjarmasin --- --- --- Banjarbaru --- --- --- Kal - Selatan 3.938 78,76 131,3 Sumber data : Dinas Pertanian Provinsi Kai-Sel *) data tanam tahun 2009 **) data tahun 2010 lersedia (ton) 51,75 69,00 --- --- --- --- 2,70 --- 22,50 30,00 --- --- --- 175,95 Produksi calon benih jagung dan kedelai pada tahun 2009 terdiri dari jagung 25 ton sedangkan kedelai mencapai 291,55 ton, Namun demikian jumlah calon benih yang lulus menjadi benih sebanyak 59,86 ton untuk kedelai sedangkan jagung hanya mencapai 8,70 ton. 16
Peta Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Kedelai di Kalimantan Selatan Tahun 2010 KAB.TABALONG: Luas tanam=301 Kebut=6,02 T Tersedia=22,5 T N +I< KAB. BALANGAN. luas tanam=950 H.!13 Kebut=19T a KAB.HULU SUNGAI SELATAN Luas tanam=32 Ha Kebut=0,64 T HULU SUNGAI UTARA : Luas tanam=48 H Kebut=0,96 T KAB. BARITO KUALA: Luas tanam=12 Kebut=0,24 T KAB. TAPIN : Luas tanam=20ha~ _ Kebut=0,4 T KAB. BANJAR: Luas tanam=5 f::!g -------- Kebut=0,1 T / Banjarmasin // KOTA BANJAR BARU: KAB. TANAH LAUT: Luas tanam=607 Ha Kebut=12,14 T Tersedia=51, 75 T Gambar 3. Peta Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Kedelai di Kalimantan Selatan Tahun 2010. '-' 17
\, 2. Penangkaran Benih Bermutu - - 2.1. Sebaran Penangkar Sebaran penangkar benih berada di 12 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Penangkar benih padi tersebar di Kabupaten Tabalong, Tapin Balangan, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut, Banjar, Banjarbaru, Barito Kuala, Tanah Bumbu dan Kotabaru. Penangkar benih kedelai ada di Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru. Sedangkan penangkar benih jagung ada di Kabupaten Tanah Laut dan Tabalong. Jumlah penangkar benih padi ada 376 orang atau kelompok dengan luas penangkaran 426 ha, jagung ada 2 orang atau kelompok dengan luas 12 ha, kedelai ada 7 orang atau kelompok dengan luas 117,3 ha.. Tabel 4. Sebaran Penangkaran Be nih Padi di Kalimantan Selatan Tahun 2010 No Kabupaten/ Kota Kecamatan Desa (buah) Jumlah petani I (buah) kelompok 1 Tanah Laut 2 2 3 2 Kotabaru 1 1 1 3 Banjar 3 5 10 4 Barito Kuala 5 5 5 5 Tapin 7 35 137 6 H.S. Selatan 6 10 14 7 H.S. Tengah 10 31 42 8 H.S. Utara 3 8 12 9 Tabalong 3 8 13 10 Tanah Bumbu 6 10 23 11 Balangan 5 12 14 12 Banjarmasin --- --- --- 13 Banjarbaru 2 2 2 : ' Kal - Selatan 53 129 376 Sumber data : BPSB TPH Provinsi Kai-Sel Tahun 2010 Penangkar yang paling banyak ada di Kabupaten Tapin yaitu mencapai 137 orang atau kelompok dengan luas penangkaran 447 ha, disusul Kabupaten 18