Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar

dokumen-dokumen yang mirip
Saksi #15: Fahmi Mochtar

(Saksi P dihadirkan ke persidangan)

Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta

Saksi #13: Sofyan Djalil

(Saksi N memasuki ruang persidangan) Saksi (N) : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun 93.

Saksi #17: Budi Maryati

Saksi #11: Conny Kurniawan

Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim. Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo

Saksi#6 : Bambang Boediono

Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo

Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang

Saksi #38 : Bagja Rasa

: Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut

Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie

Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto

Saksi Ahli Perusahaan : Erman Rajagukguk

: Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang persidangan)

Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari

Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana

Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi

Saksi #16: Tonny Soewandito

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo

Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang

Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012

: ^%^&%&^^&% (ucapan hakim sama sekali tidak jelas) Hakim1 : ahh, dalam pekerjaan ini saudara sebagai apa, berkedudukan sebagai apa?

Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 114/PHPU.D-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XI/2013

MATA ACARA AGENDA 1. Untuk itu terlebih dahulu kami mempersilahkan Sdr Direktur Utama untuk menyampaikan Laporannya.

ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II)

TERM OF REFERENCE / KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA KONSULTAN STUDI KELAYAKAN PEMBELIAN SARANA KERETA REL LISTRIK (KRL) BARU PT

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 015/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945

PEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN JASA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PUU-IX/2011

PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 131/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-VIII/2010

PEMBACAAN DAKWAAN. : Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. Untuk Keadilan. Surat dakwaan Nomor DAK-04/24/I/2009.

Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016

( Saksi memasuki ruang sidang )

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XIV/2016

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 45/PHPU.D-VI/2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil kerja praktik dan penelitian terhadap Tinjauan Atas

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-XIV/2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Delta Rekadaya Mandiri. PT Delta Rekadaya Mandiri didirikan di Jakarta

PERSETUJUAN ATAS PERUBAHAN MASA JABATAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS SEBAGAIMANA TERTUANG DALAM PASAL 14 DAN PASAL 17 ANGGARAN DASAR PERSEROAN

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 31/PUU-XV/2017

INCENTIVE (LTI) GRANT DATE VI

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PUU-IX/2011

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 69/PUU-VIII/2010 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 211, 212/PHPU.D-VIII/2010

MATA ACARA AGENDA 8. Selanjutnya kita membahas agenda yang ke 8 yakni Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Agenda 8 Perubahan Anggaran Dasar Perseroan

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PHPU.D-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 37/PUU-XV/2017

Standard Operating Procedure PENGADAAN BARANG DAN JASA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 125/PUU-XIII/2015

SURAT KUASA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XV/2017

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

Bahan Mata Acara RUPSLB Tahun 2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XV/2017

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA RISALAH SIDANG NOMOR REGISTER PERKARA: 001/PUU-XI/2015/MM.UI

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 83/PUU-XIII/2015

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 128/PUU-XIII/2015

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PUU-VII/2009

Transkripsi:

Selasa, 23 November 2011 Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar : Saudara ahli ya, sebagaimana diawal keahlian saudara adalah dibidang pengadaan ya, pertanyaan di luar bidang pengadaan untuk tidak dijawab ya, silahkan. : Terima kasih yang mulia. Pak mic nya dipengang supaya pertanyaan kami bisa di jawab dengan jelas. Saudara ahli apakah di PLN dibuat secara khusus ketentuan tentang pengadaan barang dan jasa? : Baik, kami jawab. Bahwa latar belakang tentang pedoman dibuatnya pengadaan barang dan jasa di PLN itu mengacu kepada peraturan pemerintah No. 12 tahun 1998, yang memberikan kewenangan kepada persero membuat pedoman pengadaan barang dan jasa selama pendanaannya itu bersumber daripada dana PLN, kemudian atas dasar itu PLN membuat pedoman pengadaan barang dan jasa pada tahun 1998 dengan terbitnya KEPDIR 038/920 Dir tahun 1998, keputusan direksi ini diterbitkan pada tanggal 3 Juni 1998, kemudian didalam prosesnya terjadi 2 kali adendum perubahan yaitu terbitnya KEPDIR 073 K/10DIR/1998 yang terbit pada 6 Oktober 1998 kemudian juga terjadi perubahan batas kewenangan ya, dengan terbitnya KEPDIR 075 tahun 1998 kemudian KEPDIR ini tetap digunakan sampai tahun 2005 kemudian pada saat itu KEPDIR ini dirubah menjadi keputusan Direksi No. 100 dan 200 yang berlangsung sampai tahun 2008. Tahun 2008 di buat satu keputusan direksi lagi yaitu No. 80 kemudian yang terakhir yang kami gunakan sekarang ini adalah KEPDIR yang diterbitkan tahun2010 yaitu namanya KEPDIR No.305 tahun, tujuan dibuatnya KEPDIR ini tentu untuk memberikan kebebasan kepada Persero untuk melaksanakan oprasionalnya selama mengaju ke anggaran PLN sendiri demikian. : Begitu ya, baik pertanytaan saya, apakah dalam SK 038 itu dimungkinkan terjadinya poenunjukan langsung dan tidak harus melalui RUPS? : SK 038 itu mengatur pedoman pengadaan barang dan jasa dan didalamnya tidak ada ketentuan menyangkut RUPS, penunjukan langsung dalam KEPDIR 038 itu adalah salah satu metode pengadaan barang dan jasa yang ada sesuai dengan ketentuan itu demikian pak. : Nah pengaturannya atau pelaksanaanya dari KEPDIR 038 dilakukan dimana itu?

: KEPDIR itu mengalami beberapa perubahan diawal dari KEPDIR 038 ini yang berlangsung tahun 1998, itu ada kewenangan, batas kewenangannya ada sesuai dengan nilainya baik itu dilakukan pelelangannya maupun penunjukan langsung ada nilai yang harus dilakukan dipusat dan ada nilai yang menjadi kewenangan diunit-unit bisnisnya, kemudian kewenangan ini berubah dengan terbitnya 075 pada jaman pak Kuntoro waktu itu yang merubah system ini memberikan kewenangan penuh kepada unit-unit bisnis ini untuk melakukan pengadaannya tanpa harus mendapatkan perseyujuan dari PLN pusat kemudian apa, a.. apa namanya, kewenangan itu bisa dilihat dilampiran dari pada keputusan Direksi 075 yang ditanda tangani tahun 2000 dimana kewenangan penuh khususnya masalah penunjukan langsung itu adalah untuk nilai 100 juta ke atas itu kewenangannya ada di pemimpin unit pak demikian pak. : Pemimpin unit itu maksud ahli sama dengan GM ya General manager? : Kalo dulu namanya pemimpin unit sekarang berubah menjadi GM unit, itu sama pak. : Oh, sama ya, kemudian yang saya mau tahu dari ahli apakah ada ketentuan yang mengatur bagaimana agar pengadaan itu tidak terjadi conflict of interest dalam PLN ada enggak itu di atur pak? : Kalo kita membaca lebih detai SK 038 itu, ada yang mengatakan penyedia itu, a.. penerima barang itu bukan panitia pengadaan barang dan jasa itu yang saya tahu demikian. : Oh, gitu ya, ok, begini pak, ketika pihak yang melakukan pengadaan misalnya dibentuk sebuah panitia ya, sesuai ketentuan di PLN itu apakah panitia ini juga boleh memberikan judgment memberikan keputusan layak tidaknya 1 negosiasi, apakah negosiasi itu butuh persetujuan dari pemimpin wilayah, pimpinan unit yang tadi ahli katakan atau musti dari direksi? : Dalam Judgment dalam KEPDIR 038 itu secara rinci dijelaskan tugastugas panitia, apa-apa aja tugas panitia, kemudian harus kepada panitia itu melapor hasil pengadaanya pertama, panitia harus melakukan pengadaan dengan prosedur yang ada ya, kemudian dalam hal-hal khusus seperti penetapan HPS dia harus mendapatkan iji dari pengguna ya, kemudian pada waktu penetapan pemenang itu juga harus mendapatkan persetujaan dari pada pengguna demikian pak. : Kalo misalnya tidak ada HPS apa yang bisa dilakukan panitia itu? : Dasar panitia itu melakuykan evaluasi itu adalah mengacu kepada HPS.

: Kalo misalnya panitia tidak mempunyai kemampuan untuk membuat HPS ya, apakah diperkenankan oleh peraturang yang ada di PLN kalo harga itu ditawarkan oleh pihak penyedia jasa? : Secara tertulis didalam SK 038 itu tidak ada hal yang memungkinkan hal seperti itu yang ada bahwa HPS itu bisa dilakukan dengan jasa Engineer. Jadi namanya engineer estimate kemudian bisa mengunaklan kontrakkontrak referensi dari pada kontrak yang ada at u harga pasar yang berlaku. : Kalo belum ada kontrak yang senilai dan sebesar yang ingin dilakukan owner estimate nya itu bagaimana menentukanya? : kalo aturan itu tidak diatur, itu tentunya panitia asas dasar prinsip ya, propesionalitas ya harus minta pendapat kepada pengguna. : Yang saudara maksud, yang ahli maksud pengguna itu adalah kalo misalnya kalo kita bicara wilayah, pimpinan wilayahnya atau direksi? : Yang dimaksud penguna itu adalah GM pada tingkat kantor unitnya gitu pak. : Apakah didalam ketentuan yang ada ini ada kewajiban dari pimpinan unti ini untuk meminta persetujuan dari direksi atau komisaris atau dengan pemegang saham? : Setau saya didalam keputusan direksi 038 tidak mengatur hal seperti itu. : Ok, yang sepengetahuan saudara ahli ya yang terjadi yang harur meminta pesetujuan dari pemegang saham, itu karena nilainya atau sesuai dengan ketentuyan anggaran dasar kalo itu berhubungan dengan multi years. : Setau saya dalam SK 038 tidak ada yang mengatur hal seperti itu, namun sepengatahuan saya mungkin bisa dilihat dianggaran dasar pada waktu itu dimana itu bisa dilihat mengenai tugas dan kewenangan direksi, yah itu kewenangan direksi atau tidak, kalo tidak ya butuh persetujuan dari RUPS. : Saudara ahli ya kalo, saya kembali ke pengadaan, kalo misalnya sesuatu sudah disetujui RUPS mulai dari project, angka tau biaya yang hendak dikeluarkan ya, dalam projek itu, menurut ahli kalo itu sudah disetujui oleh RUPS, apakah musti ada rapat khusus yang dilakukan pemegang saham untuk memutuskan yang sudah disetujui ini? : Diluar dari ketentuan038, seperti tadi yang pak hakim katakan, mungkin saya, mohon maaf, bisa menambahkan dari pada 038, sepengetahuan saya

ada anggaran dasar yang mengatur bahwa sebelum direksi melakukan ikatan perjanjian kerjasama yang berdampak waktu lebih dari 1 tahun, harus membutuhkan persetujuan RUPS dan rekomendasi dari dewan komisaris demikian pak. : Maksud saya, pertanyaan saya tadi kalo sudah pernah disetujui oleh RUPS dalam 1 RUPS, apakah pekerjaan seperti ini membutuhkan persetujuan khusus lagi dari RUPS sesuai dengan ketentuan yang ada? : Sesuai dengan ketentuan yang ada didalam lampiran KEPDIR 075 itu tidak dijelaskan seperti itu, itu semua kewenangan itu ya untuk nilai diatas 100 juta dalam hal itu dilakukan penunjukan langsung itu menjadi kewenangan penuh dari GM atau pemimpin unit pada waktu itu. : jadi tidak ada batas atasnya waktu itu? : Kalo kita lihat aturan itu tidak ada batas atas nya, yang ada batas bawahnya. : Apakah saudara ahli juga mengetahui ada perbedaan pokok antara pengadaan barang dan jasa di PLN ini, sama tidak proses pengadaan barang atau jasa? : Dibandingkan dengan apa pak? : Dibandingkan, menurut, ada perbedaan antara pengadaan barang dengan jasa ada atau tidak perbedaanya? : Pengadaan barang dan jasa sesuai dengan, itu mempunyai aturan masingmasing gitu pak, apakah itu dilakukan hanya untuk pengadaan barang atau dilakukan dengan jasa saja, ada itu dijelaskan dalam 038 pak. : Kalo andaikata itu bersama-sama pengadaan barang dan jasa apakah juga diatur oleh 038 ini? : Dalam SK 038 itu, itu menjelaskan mengenai ketentuan pengadaan barang dan jasa, itu juga memungkinkan supply direct nya, itu dimungkinkan diproses seperti itu. : Nah, kalo apakah juga disini didalam SK 038 ini atau SK-SK yang lain y ng berhubungan dengan pengadaan di PLN ini ya juga dibedakan antara out sourcing dengan jasa konsultan diatur enggak pak? : Untuk out sourcing itu diatur sendiri dalam KEPDIR 138 tahun 2002 yang diterbitkan kalo saya tidak salah September 2002 itu yang mengatur secara langsung tenytang pelaksanaan out sourcing tata pelayanan

pelanggan, dimana disitu dijelaskan bahwah didalam pemilihan mitra untuk pekerjaan out sourcing itu dapat dilakukan dengan penunjukan langsung. : Proses pengadaanya itu seperti apa pak? : Tentunya proses pengadaanya harus dilakukan mengikuti pedoman pengadaan barang dan jasa yang berlaku pada saat itu. : Yaitu SK 038 itu? PH (MR) : SK 038 itu berlaku dari tahun 1998 sampai 31 Januari 2004, jadi menurut pendapat ahli itu masuk kedalam ketentuan KEPDIR 038 tahun 1998. : Kalo yang berhubungan dengan SK 075 pengadaannya seperti apa, yang masuk kedalam wilayah ini seperti apa? : SK 075 itulah yang mengadendum ketentuan didalam 38 yang khusus mengatur masalah batas kewenangan dimana kewenagan penuh dalam SK 075 itu sepenuhnya ada di pemimpin unit atau disekarang ini disebut GM pak. : Sementara dari saya cukup yang mulia. : Ada tambahan dari saya yang mulia, a. saudara ahli ya apakah ada peraturannya di PLN itu untuk penunjukan langsung itu membutuhkan persetujuan dari RUPS? : Dalam KEPDIR 038 seperti yang saya sampaikan tadi tidak. PH (MR) : Tidak, tidak peraturan yang lain selain 038, saudara tau? Hakim ketua PH (MR) : ini yang dasar tadi. : Yang saya sebut itu adanya, itu penunjukan langsung itu juga dianggaran dasar tidak ada, yang ada ikatan perjanjian yang lebih dari 1 tahun. : Penunjukan langsung ya, yang tadi saya tanyakan, kemudian saudara ahli ya, tadi kalo, saudara katakana bahwa HPS tidak ada maka harus minta pendapat engineer estimate atau kontrak yang sudah ada atau berdasarkan harga pasar ya, untuk menetapkan HPS nya, kalo misalnya HPS itu berdasarkan masukan dari vendor atau penyedia jasa menurut pendapat ahli seperti apa? : Menurut pendapat saya, karena itu tidak diatur secara sendiri mengenai dalam hal-hal seperti itu prinsipnya HPS itu dibuat berdasarkan keahlian,

sejauh mana keahlian itu tentu panitia biosa membuat judgment ya, dan bisa dipertanggung jawabkan. PH (MR) : Baik, apakah HPS itu harus dilaporkan kepada direksi? : Didalam ketentuan pengadaan barang dan jasa HPS itu harus disahkan oleh pengguna barang dan jasa. PH (MR) : Penguna barang dan jasa itu adalah unit, betul? PH (MR) : Adalah GM kalo itu dilaksanakan di unit. : Unit, baik, 1 lagi saudara ahli ya, didalam anggaran dasar ya, anggaran dasar perseroan yang tahun 98, itu ada ketentuan dalam pasal 11 ayat 9, perbuatan-perbuatan ini hanya bisa dilakukan oleh direksi setelah mendapat persetujuan dari RUPS dan persetujuan itu diberikan setelah mendengar pendapat dan saran dari komisaris dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku yaitu yang E ya, mengadakan kerjasama dengan pihak lain, operasi, kontrak menejemen, kerja sama lisensi dan seterusnya, yang memiliki dampak keuang terhadap perseroan yang berlaku lebih dari jangka 1 tahun atau 1 siklus usaha atau pembelian tenaga listrik atau PPA, nah pertanyaan saya, apakah ketentuan ini hanya memgikat direksi ataukah juga mengikat kepada unit atau GM, karena pernyataan disini, perbuatan-perbuatan disini hanya dapat dilakukan oleh direksi nah pertanyaan saya, apakah ketentuan ini hanya memgikat direksi ataukah juga mengikat kepada unit atau GM di lingkungan PLN? PH (MR) Terdakwa : Di lingkungan PLN. Maaf Pak Hakim, karena ini di luar daripada apa yang bapak sampaikan tadi, mungkin saya nggak perlu jawab. : Cukup Yang Mulia. : Ada lagi? Terdakwa ada lagi yang mau ditanyakan? : Saudara ahli, tadi saudara menyebutkan... hmm.. maaf, pertanyaan saya adalah apakah SK 038 juga mengatur pemilihan partner joint venture, apakah harus melalui tender ataukah melalui penunjukkan langsung dan sebagainya? Mohon jelaskan! : Di dalam keputusan Direksi No.038 itu ada namanya pemilihan langsung aja pak, yang mengatur tentang kapan kita harus melakukan pemilihan langsung itu, kriteria apa yang harus dilakukan disitu ada. Tapi dalam hal pemilihan mitra, itu adanya di dalam SK 138 yang mengatakan

bahwa dalam melakukan pemilihan mitra kepada outsourcing layanan pelanggan itu dapat dilakukan dengan penunjukkan langsung. : Sudah cukup? Saudara Penuntut Umum ada yang ditanyakan? : Ada Yang Mulia. Saudara ahli, saya mohon pendapat ahli. Apabila dalam satu kontrak disebutkan begini, jangka waktu kerja Roll Out CIS RISI di wilayah kerja Disjaya dimulai sejak tanggal efektif dan akan terus berlangsung untuk jangka waktu 24 bulan dimulai sejak tanggal 29 April 2004 dan diakhiri pada tanggal 28 April 2006, kecuali apabila diakhiri sebelumnya oleh salah satu pihak atau para pihak sesuai ketentuan yang diatur dalam perjanjian ini. Menurut pendapat ahli ini perjanjian multi years atau bukan? : Multi years. : Saudara ahli, tadi saudara ahli katakan HPS itu wajib adanya dalam suatu pengadaan ya? Wajib ada ya? : Itu wajib ada, semacam diskresi tadi. Bagaimana kalau di dalam misalnya tidak ada acuannya tadi itu. : Iya, saya cuma tanya wajib ada saudara tadi bilang? : Wajib ada sebagai acuan daripada panitia untuk melakukan negosiasi. : Itu tugas panitia atau tugas orang lain? : Tugas panitia untuk menyusunnya dengan kriteria yang ada kemudian disiapkan lagi. : Baik. Kalau tidak ada panitia yang paham, saudara tadi katakan dibuat lah pengadaan jasa engineering? : Bukan pak. Itu namanya engineering estimate. : Oke. Engineering estimate ini apakah untuk membuat jasa konsultasinya ini perlu dilakukan oleh suatu proses pengadaan juga? : Biasanya kita kalau dalam international contract saya mengacu disitu bahwa ada jasa konsultan yang membantu panitia untuk melakukan yang namanya engineer estimate. : Oke, artinya ada konsultan tertentu sendiri yang untuk menyusun HPS itu kan? : Iya. Itu yang dimaksud dengan engineer estimate, salah satunya ya.

PH (MR) : Baik. Kemudian tadi ada pertanyaan bahwa apabila ada suatu anggaran sudah disetujui dalam RUPS eh RKAP PLN sudah disetujui dalam RUPS. Apakah itu otomatis berlaku untuk suatu pengadaan tertentu yang multi years? : Iya. : Berlaku? Untuk penandatanganan kontraknya, pelaksanaan kontraknya berlaku kah Anggaran Dasar yang mewajibkan untuk meminta ijin RUPS? : Di dalam... (dipotong oleh PH MR) : Majelis, tadi saudara ahli mengatakan bahwa itu bukan bidang dari ahli. Karena itu berkaitan dengan masalah Anggaran Dasar. : Kalau dia masih mau jawab karena menurutnya masih keahliannya apa tidak perlu? Mau jawab apa ndak? : Ya seperti saya mengatakan kepada Pak Hakim, apakah saya bisa menjawab sesuatu diluar daripada konteks. : Tapi keahlian saudara dibidang pengadaan kan? Pengadaan barang kan? : Iya. : Seputar itu lah. : Menurut saya, sebelum kita melakukan perjanjian yang sifatnya multi years itu harus mendapatkan persetujuan dari RUPS. : Oke. Saudara ahli, selain saudara sebagai ahli apakah saudara pernah menjadi General Manager di unit atau di wilayah? : Saya pernah menjadi General Manager selama 1 tahun di Unit Pembangkitan di Proyek Pembangkitan Sumatera II. : Oke. Sebagai GM saudara mendapatkan surat kuasa dari Dirut? : Saya mendapatkan surat pelimpahan kewenangan dari Direksi kepada saya sebatas kewenangan saya. : Sebatas kewenangan. Termasuk kewenangan untuk menandatangani kontrak disitu? : Termasuk. Selama.. hmm.. iya.

Hukum Ketua : Selama dalam konteks yang kewenangan saudara ya? Apakah pernah saudraa menerima surat kuasa khusus lain dalam hal pengadaan barang dan jasa yang dilakukan? : Sebentar ya, dia kan sebagai ahli disini nih. Kalau pertanyaan Penuntut Umum tadi itu kan fakta, tentang apa yang dia pernah lakukan. Jadi ini dihadirkan ke dalam persidangan ini hanya sebagai ahli. Ya? : Iya Majelis. : Fakta? Tidak. Oke, paham? : Saya kira cukup Yang Mulia. : Cukup ya? : Ada satu lagi Yang Mulia. : Satu saja jangan nambah lagi. : Tidak. Mengenai konsultan yang disebut oleh ahli ini tadi, konsultan yang pada waktu itu menurut pengetahuan ahli, ada konsultan yang bisa memahami mengenai Tata Usaha Langganan di PLN ini sehingga mereka bisa membuat estimate atau saudara katakan... (dipotong oleh ) : Kami keberatan Yang Mulia, ini juga fakta. : Sebentar, sebentar dulu. Lanjutkan tadi pertanyaannya apa. : Yang saya mau tanya, apakah dia mengetahui. : Konsultan? : Iya, konsultannya. Apakah ahli ini mengetahui ada konsultan di Indonesia ini atau di dunia ini yang lebih paham mengenai soal TUL ini dari orang di PLN? : Bisa saya jawab? : Jawab aja. : Sepengetahuan saya itu tidak ada. : Cukup Yang Mulia. : Bantahan di dalam Pledooi ya? Atau masih ada yang ingin disampaikan? : Saya kira sudah lebih daripada cukup Pak Hakim, terima kasih.

Terdakwa : Habis hari ini? Ada yang mau terdakwa sampaikan? : Tidak ada Yang Mulia, terima kasih. : Penasehat Hukum? : Tidak ada Yang Mulia. : Penuntut Umum? : Tidak ada. : Kesempatan terakhir ya, saudara untuk mengajukan saksi yang meringankan dan ahli, ya? Baik, untuk memberikan kesempatan terdakwa dan penasehat hukum nya, siapkan saksi yang meringankan dan ahli bagi dirinya, maka sidang hari ini ditunda dan dilanjutkan pada hari yang sama, Rabu tanggal 30, jam 9. Dengan perintah kepada penuntut umum untuk menghadirkan terdakwa pada hari, tanggal, dan jam tersebut. Dan perintah kepada penasehat hukum untuk menghadirkan saksi yang meringankan dan ahli bagi terdakwa. Sidang ditutup. (Palu diketuk)