BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, pekerja perkebunan, para prajurit, orang. sakit, penghuni asrama atau panti asuhan,narapidana dan sebagainya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan strategi dalam peperangan. Menurut Anwar (1989) makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah pelayanan gizi, dalam standar profesi Gizi, dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan. mencapai status gizi yang optimal (Kemenkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi sangat berpengaruh pada proses

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan gizi ruang rawat inap adalah rangkaian kegiatan mulai dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYATERIMA MENU (PERSEPSI) YANG DISAJIKAN DI LAPAS KELAS II B TASIKMALAYA.

BAB V PEMBAHASAN. Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari

KUESIONER PENYELENGGARAAN MAKANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN. kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk. aktifitas fisik maupun biologis dalam kehidupan sehari-hari.

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SANTRIWATI KELAS 2 SMA PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN SISA MAKANAN BIASA YANG DISAJIKAN DI RUANG MAWAR RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. merupakan salah satu tempat potensial untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sumber energi, pertumbuhan dan perkembangan, pengganti sel-sel yang rusak,

Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan. BAB II Penampilan makan. Keramahan pramusaji Kebersihan alat

BAB I PENDAHULUAN. Standar akreditasi rumah sakit menyebutkan bahwa pelayanan gizi. metabolisme manusia untuk pemulihan dan mengoreksi kelainan

MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan. pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGRS, 2013).

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi pada berbagai keadaan sakit secara langsung maupun tidak

GAMBARAN ASUPAN, STATUS GIZI DAN TINGKAT KEPUASAN SANTRI PONDOK PESANTREN HUBULO GORONTALO

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

INFORMED CONSENT. Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian yang dilaksanakan, saya :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

GAMBARAN POLA KONSUMSI DAN TINGKAT KEPUASAN SANTRI PUTRI TERHADAP HIDANGAN DI YAYASAN PONDOK PESANTREN HIDAYATULLAH MAKASSAR

GAMBARAN RASA, WARNA, TEKSTUR, VARIASI MAKANAN DAN KEPUASAN MENU MAHASANTRI DI PESANTREN MAHASISWA KH.MAS MANSUR UMS

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu. faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Santri merupakan sebutan untuk murid yang bertempat tinggal di suatu

PELAYANAN Gizi Institusi Sosial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Makanan

reporsitory.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

Halaman Pengesahan. Artikel Ilmiah. Analisis Penyelenggaraan Makanan bagi Karyawan di Perusahaan Tahu Baxo Ibu Pudji Kota Ungaran Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu yang akhirnya akan

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi keluarga, nusa dan bangsa. Untuk mewujudkan impian akan anak

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HANDOUT 4 1. Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Perencanaan Menu

FORMULIR A INFORMED CONSENT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan yang meliputi upaya peningkatan

KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

KUESIONER PENILAIAN DAYA TERIMA MAKANAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. terbagi menjadi dua macam yaitu komersial dengan orientasi pada profit dan non

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang (Februhartanty dan Iswaranti, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif dan promotif. Ada 4 kegiatan pokok PGRS yaitu :

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN. pendidikan dokter gigi di Universitas Sumatera Utara. Saya ingin memberitahukan

PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN WAKTU TUNGGU DAN SUHU MAKANAN DENGAN DAYA TERIMA MAKANAN DI RSUD dr.drajat PRAWIRANEGARA KABUPATEN SERANG BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DARI KUALITAS MAKANAN RUMAH SAKIT DENGAN SISA MAKANAN DI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan selain untuk pemuas rasa lapar dan dahaga juga berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dalam bahasa Inggris adolescence berasal dari bahasa. latinadolescere berati tumbuh menjadi dewasa. Menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. kebersamaan termasuk pola makannya. Pola makan dalam keluarga mempunyai. ada pengaruh yang dapat mengubahnya (Arisman, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

METODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 )

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

GAMBARAN ASUPAN, STATUS GIZI DAN TINGKAT KEPUASAN SISWA MAN INSAN CENDEKIA GORONTALO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN SISWA TERHADAP MUTU HIDANGAN PADA PENYELENGGARAAN MAKANAN DI SEKOLAH POLISI NEGARA (SPN) BATUA POLDA SULSEL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah suatu tahapan yang memerlukan perhatian

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Oleh karena itu penyelenggraan makanan merupakan suatu keharusan, baik dilingkungan keluarga maupun diluar lingkungan keluarga. Penyelenggraan makanan diluar lingkungan keluarga diperlukan oleh sekelompok konsumen karena berbagai hal tidak dapat makan dengan keluarga dirumah. Mereka itu dapat terdiri dari karyawan pabrik atau perusahaan, pekerja perkebunan, para prajurit, orang sakit, penghuni asrama atau panti asuhan,narapidana dan sebagainya. Penyelenggraan makanan bagi sekelompok konsumen yang bukan merupakan satu keluarga, tetapi merupakan satu kesatuan sering disebut dengan istilah penyelenggaraan makanan kelompok (Moehyi,1999). Makan siang biasanya lebih lengkap susunan lauk pauknya dibandingkan dengan menu sarapan pagi. Hal ini dikarenakan makan siang merupakan waktu makan dimana keadaan tubuh dan otak habis dikuras karena telah melakukan aktivitas yang mengeluarkan banyak energi. Komposisi makan siang seharusnya terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan buah. Biasanya makan siang dijadikan ajang balas dendam setelah beraktivitas sehingga banyak orang cenderung untuk mengkonsumsi makan siang dengan porsi yang berlebihan dan jenis makan siang yang tidak sehat seperti junk food. Pondok pesantren merupakan salah satu tempat untuk mendidik agar santri- santri menjadi orang berakhlak mulia dan memiliki kecerdasan yang 1

2 tinggi. Santri- santri yang berada di pondok pesantren merupakan anak didik yang pada dasarnya sama saja dengan anak didik di sekolah-sekolah umum yang harus berkembang dan merupakan sumber daya yang menjadi generasi penerus pembangunan yang perlu mendapat perhatian khusus terutama kesehatan dan pertumbuhannya. Salah satu aspek yang mendukung hal tersebut adalah pemenuhan kebutuhan gizi bagi para santri (Khasanah, 2010). Menu sehari-hari untuk rumah tangga maupun asrama sebaiknya disususn untuk sepuluh hari. Bila menu disusun untuk satu minggu, maka menu yang sama akan terulang pada hari yang sama sehingga orang yang akan makan sudah tahu lebih dahulu. Hal ini membosankan karena orang dapat hafal menu yang akan dihidangkan. Siklus menu adalah berbagai susunan menu yang direncanakan dengan matang untuk jangka waktu yang panjang waktu tertentu dan berulang setelah jangka waktu itu selesai. Jangka waktu siklus menu yang sering ditemui lima hari, tujuh hari, maupun sepuluh hari. Siklus menu yang menggunakan jangka waktu yang lama akan lebih baik karena akan mencengah terjadinya pengulangan menu dan menghindari kebosanan (Yuliati, 1993). Penampilan makanan dan rasa makanan merupakan bagian dari cita rasa. Penampilan makanan adalah penampakan yang ditimbulkan oleh makanan yang disajikan. Penampilan ini meliputi warna, bentuk makanan, besar porsi, dan cara penyajian. Sedangkan rasa makanan adalah rasa yang ditimbulkan dari makanan. Rasa sendiri merupakan hasil kerja pengecap rasa (taste buds) yang terletak di lidah, pipi, kerongkongan, atap mulut, yang merupakan bagian dari cita rasa. Rasa ini meliputi aroma makanan, bumbu, tingkat kematangan, suhu, dan tekstur makanan (Drummond KE & Brefere LM, 2010).

3 Tubuh sehat sangat erat hubungannya dengan makanan yang bergizi, kesehatan dan produktifitas manusia memang sangat tergantung dari makanan yang dikonsumsinya. Makananan sehari-hari dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi asensial tertentu. Zat gizi asensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan (Almatsier, 2005). Penelitian dilakukan oleh Rahmi Indriyani, 2009 yaitu Analisis perencanaan menu dan nilai gizi Makanan Yang disajikan pada Santri di Pondonk Pesantren Roudlotul Ulum Bengkulu Tahun 2009. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat mempengaruhi, daya terima rasa makanan berdasarkan aroma, bumbu, keempukan, kerenyahan, kematangan dan temperatur makanan yang disajikan di Pondok Pesantren Al Qur an Harsallakum rata-rata 50% dari 69 responden menilai sesuai. Daya terima penampilan makanan yang disajikan berdasarkan tekstur, warna, penyajian, porsi dan bentuk makanan yang disajikan di Pondok Pesantren Al Qur an Harsallakum Tahun 2012. rata-rata 50% dari 69 responden menilai sesuai. Daya terima variasi menu yang disajikan berdasarkan variasi menu makanan pokok, lauk-pauk, sayur- mayur, buah dan snack yang disajikan di Pondok Pesantren Al Qur an Harsallakum Tahun 2012. rata-rata 50% dari 69 responden menilai menarik. Dan penelitian ini dilakukan oleh Rinjani Nursafitri, 2013 yaitu Analisis sistem penyelenggaraan makanan, ketersediaan energi dan zat gizi serta daya terima menu asrama sekolah smart ekselensia Indonesia, Parung, Bogor.

4 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti sebelum Sistem penyelenggaraan makanan sekolah dan asrama Smart Ekselensia Indonesia sudah baik. Namun, perencanaan menu perlu memperhatikan kebutuhan energi dan zat gizi serta kesukaan menu para siswa. Peraturan Menkes No1096/MENKES/PER/VI/2011, tentang penerapan higiene dan sanitasi penyelenggaraan makanan sekolah dan asrama SEI baru diterapkan 71% dan penerapan higiene personal tenaga penjamah makanan baru diterapkan 94.6%. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan data yang ada di pondok pesantren Assalamah, kota depok jumlah seluruh siswa dari SMP umur 13-15 tahun dan SMK umur 16-18 tahun. didapatkan jumlah santri 80 orang yang terdiri dari 30 laki-laki dan 50 perempuan seluruh santri mendapatkan pelayanan makanan dari pondok pasantren. Tenaga pengelola terdiri dari 3 orang. Rata-rata makanan santri masih diatas standrat yang diharapakan, makanan yang di piring adalah suatu data kuantitatif yang biasa digunakan untuk evaluasi pada makanan mempengaruhuinya. Variabel independen, warna makanan, konsistensi, bentuk makanan, besar porsi, variasi menu, aroma makanan, bumbu masakan, tingkat keempukan, tingkat kematangan dan suhu. sedangkan variabel dependennya penyajian makanan ( peralatan makanan, waktu, penataan makana, kebersihan). 1.3 Pembatasan masalah Dalam penelitian ini karena adanya keterbatasan kemampua, waktu, biaya, peralatan, dan tenaga maka penelitian ini membatasi pada variabel yang diteliti yaitu meneliti variabel warna makanan, konsistensi, bentuk makanan,

5 besar porsi, variasi menu, aroma makanan, bumbu masakan, tingkat keempukan, tingkat kematangan dan suhu. Serta mempenagruh penyajian makanan (peralatan makanan, waktu, penataan makana, kebersihan). 1.4 Rumusan Masalah Apakah ada mepengaruh antara warna makanan, konsistensi, bentuk makanan, besar porsi, variasi menu, aroma makanan, bumbu masakan, tingkat keempukan, tingkat kematangan dan suhu. dengan penyajian makanan (peralatan makanan, waktu, penataan makana, kebersihan). 1.5 Tujuan Penelitian. 1.5.1 Tujuan Umum Hubungan penampilan makanan dan rasa makanan terhadapat penyajian makan siang di pondok pesantren putri umur 13-16 tahun 1.5.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur 2. Mengidentifikasi Penampilan makanan siang dipondok pesantren 3. mengindentifikasi Rasa makanan siang dipondok pesantren 4. Mengindentifikasi Penyajian makanan siang dipondok pesantren 5. Menganalisis hubungan penampilan makanan terhadap penyajian makanan siang dipondok pesantren 6. Menganisis hubungan rasa makanan terhadap penyajian makanan siang dipondok pesantren

6 1.6 Manfaat penelitian. 1.6.1 Bagi Akademik Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi para praktisi maupun mahasisawa dibidang kesehatan terutama pada jurusan ilmu gizi mengenai hubungan penampilan makanan dan rasa makanan terhadapat penyajian makan siang di pondok pesantren putri umur 13-16 tahun. 1.6.2 Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang ilmu gizi dan mengenai tentang hubungan penampilan makanan dan rasa makanan terhadapat penyajian makan siang di pondok pesantren putri umur 13-16 tahun dan sebagai landasan umtuk penelitian selanjutnya. 1.6.3 Bagi Pondok Pesantren Merupakan suatu masukan pemikiran yang diharapkan pondok pesantren dan menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan penyajian makanan terutama tentang hubungan penampilan makanan dan rasa makanan terhadapat penyajian makan siang di pondok pesantren putri umur 13-16 tahun.