Dāna-3 Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD 1
Pandangan Tentang Dāna Kaum materialis: Dāna tidak ada buah karena tidak ada kehidupan setelah ini. Kaum Theis: Tidak ada dāna yang muncul dari kehendak bebas, karena semua sudah ditakdirkan. Buddha: ada dāna! Menghasilkan buah sekarang dan seterusnya. Prinsip: Bebas tetapi Subur. Dāna berperan dalam melahirkan dan merawat Dhamma. 2
Itivuttaka 26 Seandainya orang-orang mengetahui, seperti Aku mengetahui, akibat dari memberi dan berbagi, maka mereka tidak akan makan sebelum memberi, juga tidak akan membiarkan noda kekikiran menguasai dan berakar dalam batin mereka. Setelah memberi kepada yang pantas menerima mereka terlahir di surga, menikmati kesenangan inderawi. 3
Devadūta Sutta (M130) para bhikkhu, seandainya ada dua rumah yang berpintu dan seorang laki-laki yang baik berdiri diantaranya, dia melihat orangorang yang keluar masuk dan berjalan hilir mudik. Dengan mata deva yang telah disucikan dan melampaui manusia, aku melihat mahluk-mahluk berlalu dan muncul kembali, yang rendah dan tinggi, rupawan dan buruk rupa, beruntung dan tidak beruntung. Sesuai kamma masing-masing mereka lahir di: surga, alam manusia, mahluk halus, binatang dan manusia. 4
Analisa DĀna berdasarkan jenis kesadaran Superior 3 akar: Alobha, adosa dan amoha 7 alam penuh kebahagiaan 2 akar: Alobha dan adosa 7 alam penuh kebahagiaan inferior 7 alam penuh kebahagiaan alam manusia dan catummahārajikā Note: Berdasarkan perasaan yang menyertai, dāna dibedakan menjadi 2: 1.berdana dengan perasaan suka-cita. 2.berdana dengan perasaan netral. Superior: sebelum, pada saat dan sesudah berdana, batin bebas dari noda. inferior: noda batin muncul sebelum atau pada saat atau sesudah berdana. 5
Dāna: latihan spiritual yang paling dasar. Kiṃdada sutta (S1.42) Deva: Apa yang harus diberikan apabila seseorang ingin memberi: kekuatan, kerupawanan, kenyamanan, mata? Siapakah pemberi segalanya? Buddha: makanan, pakaian, alat transportasi, lampu penerangan. Pemberi segalanya adalah mereka yang berdana tempat tinggal. Pemberi bebas-kematian adalah mereka yang mengajarkan dhamma. 6
Dāna: landasan dari latihan spiritual buddhist. yang kita berikan akan kembali ke kita beserta manfaatnya. kekuatan dibutuhkan untuk mengembangkan samādhi dan paññā. kerupawanan, kenyamanan, mata dan tempat tinggal pun akan sangat membantu latihan spiritual kita. manfaat dari dāna: Perumah tangga tidak akan jauh dari dhamma (Dānānisaṁsa sutta, a.iii.41). āyu (hidup), vaṇṇa (kerupawanan), sukha (kebahagiaan), bala (kekuatan) juga merupakan faktor esensial untuk mencapai kesuksesan duniawi dan juga spiritual. 7
mahāpphala sutta (a.7.49) Sutta tentang memberi yang berbuah-besar Motifasi berdana menentukan kualitas buah: Saya akan menikmatinya setelah kematian. (Catummahārājika Deva). Memberi itu bagus. (Tāvatiṃsa Deva). Tidaklah baik buat saya untuk meninggalkan tradisi keluarga. (Yāmā) Saya memasak, sedangkan (para pertapa) mereka tidak. (Tusitā) Para orang suci di masa lalu juga menerima dāna. (Nimmānaratī) Memberi menenangkan batin. (Paranimmitavasavattī) Ini adalah sebuah perhiasan untuk batin, sebuah pendukung untuk batin. (Anāgāmī yang tidak kembali 8
Velāma Sutta (A.9.20) Sutta tentang Brahmana Velāma Brahmana Velāma berdana perak, emas, permata dll masing-masing 84.000 mangkuk tapi tidak ada seorangpun yang pantas menerimanya. Tidak ada seorangpun yang memurnikan pemberiannya. dāna tersebut akan berbuah besar apabila diberikan kepada: Seorang yang mempunyai pandangan-benar. Seorang Sakadāgāmī Seorang Anāgāmī. Seorang pacceka buddha. Seorang Tathāgata. Membangun sebuah vihāra yang dipersembahkan untuk saṅgha di empat penjuru. Dengan saddhā, berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Saṅgha. Melatih 5 Sīla. Mengembangkan batin cinta-kasih meskipun hanya untuk secepat mencium bau dupa yang dijepit di kedua jari. Mengembangkan persepsi ketidak-kekalan meskipun hanya untuk sejentikan jari. 9
Enam Keuntungan Merenungkan Ketidak-kekalan Ānisaṃsa Anicca Saññā Sutta (a.6.102) 1. Segala formasi akan kelihatan tidak stabil buat saya. 2. Batin saya tidak akan bersenang-senang di semua dunia. 3. Batin saya akan muncul diatas semua dunia. 4. Batin saya akan berkecenderungan menuju Nibbāna. 5. Belenggu batin akan hancur oleh saya. 6. Saya akan mencapai pertapaan tertinggi. 10
Sepuluh Belenggu Batin (Dasa Saṃyojana) 1. Pandangan akan identitas diri / jati diri. 2. Keraguan (Spiritual). 3. Kemelekatan terhadap aturan dan ritual. 4. Nafsu inderawi. 5. Keinginan jahat. 6. Keinginan akan (kehidupan) alam materi-halus. 7. Keinginan akan (kehidupan) alam non-halus. 8. Kesombongan. 9. Kegelisahan. 10.Ketidak-tahuan. Catatan: 5 belenggu pertama disebut sebagai belenggu lebih rendah (Orambhāgiya). 11
(Mahānāma) Roga Sutta (S. 55.54) Sutta Tentang Sakit (untuk Mahānāma) Berisi nasehat yang harus diberikan untuk mereka yang sakit, apabila memikirkan: Ayah-Ibu; Istri-anak maka lepaskan pikiranpikiran tersebut. Lima kepuasan manusiawi è catumahārājika...dst... è Paranimmitavasavattī è Brahmā è Bahkan alam brahmā pun tidakkekal, terjebak pada identitas tentang diri è arahkan batin pada penghentian identitas-diri. 12
Mengembangkan Persepsi Tentang Ketidak-kekalan Meskipun Hanya Untuk Sekejap Yamaka Sutta (S.22.85) Materi; perasaan; persepsi; formasiformasi; kesadaran adalah tidak kekal. Segala sesuatu yang tidak kekal adalah penderitaan. Apapun yang disebut penderitaan telah berakhir dan berlalu. 13
Anicca: pemberi, penerima dan barang yang dipersembahkan Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD 14
Selesai 15