KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Kajian Ekonomi Regional Banten

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2011

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

Halaman ini sengaja dikosongkan.

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

KATA PENGANTAR. Bandung, 7 Februari 2013 Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) ttd

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KATA PENGANTAR. baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian. ini menggambarkan perkembangan perekonomian daerah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN JAWA TIMUR TRIWULAN III INDONESIA SURABAYA

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

KAJIAN EKONOMI REGIO ONAL JAWA TIMUR TRIWULAN II KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

Transkripsi:

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG

Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326

Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Misi Bank Indonesia Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan. Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan. Visi Kantor Bank Indonesia Bandung Mewujudkan Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya melalui peningkatan perannya sebagai economic intelligence dan unit penelitian. Misi Kantor Bank Indonesia Bandung Berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pelaksanaan kegiatan operasional di bidang ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran secara efektif dan efisien dan peningkatan kajian ekonomi regional serta koordinasi dengan pemerintah daerah serta lembaga terkait. Sasaran Strategis Bank Indonesia Bandung 1. Informasi yang berkualitas dalam rangka mendukung kebijakan Kantor Pusat dan Pengembangan ekonomi di wilayah kerja. 2. Peningkatan sistem perbankan yang sehat dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi daerah. 3. Kelancaran dan keamanan sistem pembayaran di wilayah kerja. 4. Pengeleloaan keuangan satker secara efektif dan efisien. 5. Mengoptimalkan hasil kajian penyediaan informasi ekonomi di wilayah kerja. 6. Meningkatkan pengawasan bank yang efektif yang mendukung pengembangan ekonomi di wilayah kerja. 7. Meningkatkan pelayanan dan prasarana sistem pembayaran. 8. Meningkatkan kemitraan strategis dengan stakeholders. 9. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan Good Governance. 10. Memperkuat organisasi dan mengembangkan SDM yang berkompetensi tinggi dengan dukungan budaya kerja yang berbasis pengetahuan.

Halaman ini sengaja dikosongkan

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenan dan karunia-nya, buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Barat Triwulan I-2008 ini akhirnya selesai disusun. Hasil kajian atas perkembangan ekonomi regional Provinsi Jawa Barat pada triwulan tersebut memberi gambaran bahwa di tengah kondisi perekonomian global yang kurang kondusif, kondisi ekonomi regional di Jawa Barat menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Perekonomian Jawa Barat selama triwulan I-2008 menunjukkan perkembangan yang relatif lebih baik dibandingkan triwulan I-2007. Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan I-2008 diperkirakan sekitar 6,62% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2007 yang sebesar 5,72% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat didorong oleh konsumsi rumah tangga, yang tumbuh 5,55%. Di sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini didominasi oleh sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman pangan. Sektor pertanian tumbuh 21,59% dan menyumbang 2,54% terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Tingginya pertumbuhan tersebut karena produksi padi pada panen raya awal tahun ini lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2007. Perkembangan inflasi di Jawa Barat mendapatkan tekanan yang cukup besar dari sisi eksternal terutama sebagai dampak dari kenaikan harga berbagai komoditas pangan dan energi di pasar internasional. Hal ini mengakibatkan harga beberapa barang kebutuhan pokok masyarakat, khususnya bahan makanan yang harganya berfluktuasi (volatile food), mengalami peningkatan signifikan, sehingga mendorong peningkatan laju inflasi di Jawa Barat. Tingkat inflasi gabungan tujuh kota di Jawa Barat (meliputi Kota Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Bekasi, Bogor, Sukabumi, dan Banjar) selama triwulan I-2008 tercatat 3,17% (qtq) atau 6,88% (yoy), lebih tinggi daripada inflasi pada triwulan sebelumnya. Namun demikian, inflasi Jawa Barat tersebut masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (3,41% (qtq) atau 8,17% (yoy)). Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat antara lain juga didukung oleh peningkatan fungsi intermediasi perbankan. Hal ini tercermin dari peningkatan jumlah kredit yang disalurkan oleh bank umum konvensional sebesar 1,77% (qtq) atau 20,99% (yoy) menjadi Rp70,98 triliun. Di sisi lain, dana pihak ketiga yang dihimpun bank umum konvensional menurun 3,61% (qtq), sedangkan secara tahunan tetap tumbuh 10,32% menjadi Rp101,76 triliun. Kenaikan pertumbuhan kredit yang disertai dengan penurunan pertumbuhan DPK mengakibatkan LDR bank umum di Jawa Barat naik dari 66,06% menjadi 69,75% pada triuwlan I-2008. Perekonomian Jawa Barat juga tidak terlepas dari sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pada APBD Tahun 2008, anggaran untuk belanja daerah, yang terdiri dari belanja langsung dan tidak langsung, mengalami peningkatan sebesar Rp280,84 miliar menjadi Rp6,05 triliun, atau naik sekitar 4,87% dibandingkan APBD Perubahan Tahun i

2007 (Rp5,77 triliun). Namun demikian, sampai dengan triwulan I-2008, realisasi belanja langsung diperkirakan masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh terlambatnya penetapan APBD, yang berdampak kepada tertundanya berbagai belanja pemerintah dan kegiatan pembangunan daerah pada triwulan I-2008. Sejalan dengan membaiknya kinerja perekonomian Jawa Barat, kondisi ketenagakerjaan di Jawa Barat menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Jumlah penduduk yang bekerja naik 5,7% (yoy) menjadi 17,19 juta orang tahun 2007. Angka pengangguran turun 7,03% (yoy) menjadi 2,38 juta orang. Namun demikian, indikator kesejahteraan masyarakat lainnya relatif tidak banyak mengalami perubahan. Hal ini diindikasikan antara lain oleh nilai tukar petani yang menurun serta persentase statistik angka kemiskinan yang meningkat. Uraian di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai data dan informasi, yang selain berasal dari Bank Indonesia, laporan perbankan dan perusahaan-perusahaan, serta hasil-hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia Bandung, juga kami peroleh dari berbagai pihak, seperti Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dinas-dinas terkait, Badan Perencanaan Daerah Provinsi Jawa Barat, Badan Pusat Statistik, Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam kesempatan ini, perkenankan kiranya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak tersebut yang telah membantu penyusunan buku ini. Kami menyadari bahwa cakupan serta kualitas data dan informasi yang disajikan dalam buku ini masih perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua pihak yang berkepentingan dengan buku ini. Kiranya kerjasama yang sangat baik dengan berbagai pihak selama ini dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang. Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ridha-nya dan melindungi setiap langkah kita. Bandung, 2 Mei 2008 Yang Ahmad Rizal Pemimpin ii

DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Tabel Indikator Ekonomi Jawa Barat... i iii v vii xi RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 BAB 1 KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL... 7 1. Sisi Permintaan... 9 1.1. Konsumsi... 10 1.2. Investasi... 13 1.3. Ekspor-Impor... 15 2. Sisi Penawaran...... 16 2.1. Sektor Pertanian... 17 2.2. Sektor Industri Pengolahan... 19 2.3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran... 20 2.4. Sektor Keuangan... 21 2.5. Sektor Bangunan... 22 2.6. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi... 23 2.7. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih... 24 2.8. Sektor Jasa-jasa... 25 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH... 27 1. Inflasi Triwulanan... 29 1.1. Disagregasi Inflasi... 30 a. Inflasi Inti... 30 b. Inflasi Volatile Food... 32 c. Inflasi Administered Prices... 33 1.2. Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa... 34 a. Kelompok Bahan Makanan... 35 b. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau... 37 c. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar... 38 d. Kelompok Kesehatan... 38 e. Kelompok Sandang... 39 f. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga... 39 g. Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan... 40 1.3. Inflasi Menurut Kota... 41 2. Inflasi Tahunan... 42 2.1. Disagregasi Inflasi... 42 a. Inflasi Inti... 43 b. Inflasi Volatile Food... 44 c. Inflasi Administered Prices... 45 2.2. Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa... 46 a. Kelompok Bahan Makanan... 47 b. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar... 48 c. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau... 48 d. Kelompok Sandang... 49 e. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga... 50 f. Kelompok Kesehatan... 51 g. Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan... 51 2.3. Inflasi Menurut Kota... 52 iii

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH... 53 1. Bank Umum Konvensional... 55 1.1. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Konvensional... 57 1.2. Penyaluran Kredit Bank Umum Konvensional... 58 1.2.1. Kredit Bank Umum Konvensional Berdasarkan Bank Pelapor... 58 1.2.2. Kredit Bank Umum Konvensional Berdasarkan Lokasi Proyek... 60 1.2.3. Persetujuan Kredit Baru oleh Bank Umum Konvensional... 62 1.2.4. NPL/Risiko Kredit... 62 1.2.5. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah (MKM)... 63 2. Kinerja Bank Umum Konvensional yang Berkantor Pusat di Bandung... 66 3. Bank Umum Syariah... 67 4. Bank Perkreditan Rakyat... 68 Boks 1. Arahan Gubernur Bank Indonesia pada Pertemuan Tahunan Perbankan 2008 (inisiatif-inisiatif Pengawal Pencapaian Pembangunan Ekonomi)... 69 Boks 2. Penyempurnaan Kerangka Operasional Kebijakan Moneter... 74 Boks 3. Tahun Edukasi Perbankan Ayo ke Bank... 76 Boks 4. Kredit Usaha Rakyat (KUR)... 78 BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH... 79 1. Pendapatan Daerah... 81 2. Belanja Daerah... 83 Boks 5.Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008. 85 BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN... 89 1. Pengedaran Uang Kartal... 90 1.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow)... 90 1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar... 92 1.3. Penukaran Uang Pecahan Kecil... 92 1.4. Uang Palsu... 93 2. Lalu Lintas Pembayaran Non Tunai... 93 2.1. Kliring Lokal... 94 2.2. Real Time Gross Settlement (RTGS)... 94 BAB 6 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAERAH... 97 1. Ketenagakerjaan... 99 2. Kesejahteraan... 101 Kesejahteraan Petani... 101 Kemiskinan... 102 Boks 6. Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat... 104 Boks 7. Gambaran Pekerja di Jawa Barat: Meningkatnya Daya Serap di Sektor Formal... 107 BAB 7 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH... 109 1. Prospek Ekonomi Makro... 110 2. Prakiraan Inflasi... 111 LAMPIRAN... 113 DAFTAR ISTILAH... 119 iv

DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Barat dari Sisi Permintaan (%)... 9 Tabel 1.2. Kontribusi Komponen Sisi Permintaan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Barat (%)... 9 Tabel 1.3. Pertumbuhan Sektor Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Barat (%)... 16 Tabel 1.4. Kontribusi Sektor Ekonomi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Barat (%)... 16 Tabel 1.5. Produksi dan Luas Panen Padi di Jawa Barat... 17 Tabel 1.6. Produksi Padi (Sawah dan Ladang) di Jawa Barat... 17 Tabel 1.7. Luas Panen Padi (Sawah dan Ladang) di Jawa Barat... 17 Tabel 1.8. Perkembangan Komoditas Jagung di Jawa Barat... 18 Tabel 1.9. Perkembangan Komoditas Kedelai di Jawa Barat... 18 Tabel 1.10. Indikator Perhotelan di Jawa Barat... 20 Tabel 1.11. Nilai Tambah Bank Umum di Jawa Barat (Rp Juta)... 21 Tabel 1.12. Perkembangan Properti Komersial... 22 Tabel 1.13. Jumlah Kendaraan (Golongan IIA/III) yang Masuk dan Keluar dari Gerbang Tol... 23 Tabel 1.14. Jumlah Penumpang Kereta Api DAOP Jawa Barat (Bandung dan Cirebon)(Juta Rupiah)... 23 Tabel 1.15. Jumlah Penumpang Domestik dan Internasional di Bandara Husein Sastranegara... 24 Tabel 1.16. Jumlah Angkutan Barang (Kargo) Domestik di Bandara Husein Sastranegara... 24 Tabel 1.17. Pemakaian Listrik di Jawa Barat (tidak termasuk Banten)(Juta Kwh)... 25 Tabel 2.1. Komoditas dengan Inflasi Triwulanan Tertinggi di Jawa Barat Triwulan I-2008... 29 Tabel 2.2. Komoditas dengan Andil Inflasi Triwulanan Terbesar di Jawa Barat Triwulan I-2008... 29 Tabel 2.3. Komoditas Inti dengan Inflasi Triwulanan Tertinggi di Jawa Barat Triwulan I-2008... 31 Tabel 2.4. Komoditas Inti dengan Andil Inflasi Triwulanan Terbesar di Jawa Barat Triwulan I-2008... 31 Tabel 2.5. Komoditas Volatile Food dengan Inflasi Triwulanan Tertinggi di Jawa Barat Triwulan I- 2008... 33 Tabel 2.6. Komoditas Volatile Food dengan Andil Inflasi Triwulanan Terbesar di Jawa Barat Triwulan I-2008... 33 Tabel 2.7. Komoditas Administered Prices dengan Inflasi dan Deflasi Triwulanan Tertinggi di Jawa Tabel 2.8. Barat Triwulan I-2008... 34 Komoditas Administered Prices dengan Andil Inflasi dan Deflasi Triwulanan Terbesar di Jawa Barat Triwulan I-2008... 34 Tabel 2.9. Inflasi Triwulanan di Jawa Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)... 34 Tabel 2.10. Inflasi Triwulanan di Jawa Barat Menurut Kota (% )... 41 Tabel 2.11. Komoditas dengan Inflasi Tahunan Tertinggi di Jawa Barat Maret 2008... 42 Tabel 2.12. Komoditas dengan Andil Inflasi Tahunan Terbesar di Jawa Barat Maret 2008... 42 Tabel 2.13. Komoditas Inti dengan Inflasi Tahunan Tertinggi di Jawa Barat Maret 2008... 44 Tabel 2.14. Komoditas Inti dengan Andil Inflasi Tahunan Terbesar di Jawa Barat Maret 2008... 44 Tabel 2.15. Komoditas Volatile Food dengan Inflasi Tahunan Tertinggi di Jawa Barat Maret 2008... 44 Tabel 2.16. Tabel 2.17. Tabel 2.18. Komoditas Volatile Food dengan Andil Inflasi Tahunan Terbesar di Jawa Barat Maret 2008... 44 Komoditas Administered Prices dengan Inflasi Tahunan Tertinggi di Jawa Barat Maret 2008...... 45 Komoditas Administered Prices dengan Andil Inflasi Tahunan Terbesar di Jawa Barat Maret 2008... 45 Tabel 2.19. Inflasi Tahunan Jawa Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)... 46 Tabel 2.20. Inflasi Tahunan di Jawa Barat Menurut Kota (% )... 52 Tabel 3.1. Empat Kabupaten/Kota dengan Rasio NPL Tertinggi...... 62 Tabel 3.2. Empat Kabupaten/Kota dengan Rasio NPL Terendah... 63 Tabel 4.1. APBD Provinsi Jawa Barat Tahun 2007 dan 2008 (Rp Miliar)... 81 Tabel 4.2. Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2007 dan 2008 (Rp Miliar)... 82 v

Tabel 4.3. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2004 2008... 82 Tabel 4.4. Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2007 dan 2008... 83 Tabel 5.1. Perkembangan Outflow Uang Kertas dan Uang Logam melalui Bank Indonesia Bandung 91 Tabel 5.2. Perkembangan Penukaran Uang Pecahan Kecil melalui PPUPK Triwulan I-2008... 93 Tabel 5.3. Perkembangan Penyelesaian Transaksi Pembayaran Non-Tunai Melalui Kliring Lokal KBI dan RTGS di Jawa Barat (Rata-Rata Per-Bulan)... 93 Tabel 5.4. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal Rata-rata per Bulan di Jawa Barat (Rp Triliun)... 94 Tabel 5.5. Perkembangan Transaksi RTGS Rata-rata Per Bulan di Jawa Barat... 95 Tabel 6.1. Nilai Tukar Petani di Jawa Barat... 102 Tabel 6.2. Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Barat Tahun 2003 2007... 103 Tabel 6.3. Indikator Makro Ekonomi Regional Jawa Barat... 104 Tabel 6.4. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Status Pekerjaan di Jawa Barat Tahun 2003 2007... 107 Tabel 6.5. Jumlah Tenaga Kerja Per Sektor Ekonomi di Jawa Barat Tahun 2003 2007... 108 vi

DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi Jawa Barat... 8 Grafik 1.2. Situasi Bisnis... 8 Grafik 1.3. Indeks Keyakinan Konsumen... 10 Grafik 1.4. Komponen Indeks Keyakinan Saat Ini... 10 Grafik 1.5. Komponen Indeks Ekspektasi... 11 Grafik 1.6. Pendaftaran Mobil Baru di Jawa Barat (Tidak Termasuk Bekasi)... 11 Grafik 1.7. Perkembangan Nilai Penjualan Pedagang Besar dan Eceran... 11 Grafik 1.8. Konsumsi BBM (Premium)... 12 Grafik 1.9. Penjualan Makanan dan Tembakau... 12 Grafik 1.10. Penjualan Perlengkapan Rumah Tangga... 12 Grafik 1.11. Penjualan Pakaian dan Perlengkapannya... 12 Grafik 1.12. Posisi Penyaluran Kredit Konsumsi oleh Bank Umum di Jawa Barat... 13 Grafik 1.13. Penyaluran Kredit Baru untuk Penggunaan Konsumsi oleh Bank Umum di Jawa Barat... 13 Grafik 1.14. Penjualan Semen di Jawa Barat... 13 Grafik 1.15. Penjualan Perlengkapan Konstruksi... 13 Grafik 1.16. Impor Barang Modal... 14 Grafik 1.17. Impor Barang Modal Utama... 14 Grafik 1.18. Posisi Penyaluran Kredit Investasi oleh Bank Umum di Jawa Barat... 14 Grafik 1.19. Penyaluran Kredit Baru Jenis Penggunaan Investasi oleh Bank Umum di Jawa Barat... 14 Grafik 1.20. Nilai dan Volume Ekspor Jawa Barat... 15 Grafik 1.21. Nilai dan Volume Impor Jawa Barat... 15 Grafik 1.22. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Pertanian... 18 Grafik 1.23. Nilai dan Volume Ekspor Kendaraan Bermotor... 19 Grafik 1.24. Nilai dan Volume Ekspor Produk TPT... 19 Grafik 1.25. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Industri Pengolahan... 20 Grafik 1.26. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran... 21 Grafik 1.27. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Bangunan dan Konstruksi... 22 Grafik 1.28. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Pengangkutan dan Komunikasi... 24 Grafik 1.29. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih... 25 Grafik 1.30. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Jasa-jasa... 26 Grafik 2.1. Inflasi Triwulanan Jawa Barat dan Nasional... 28 Grafik 2.2. Inflasi Tahunan Jawa Barat dan Nasional... 28 Grafik 2.3. Inflasi Bulanan Jawa Barat dan Nasional... 29 Grafik 2.4. Inflasi dan Andil Inflasi Triwulanan Kelompok Inti, Administered Prices, dan Volatile Food di Jawa Barat Triwulan I-2008... 30 Grafik 2.5. Inflasi Triwulanan Kelompok Inti, Administered Prices, dan Volatile Food di Jawa Barat... 30 Grafik 2.6. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah... 31 Grafik 2.7. Ekspektasi Dunia Usaha terhadap Harga Barang dan Jasa... 31 Grafik 2.8. Ekspektasi Pedagang Eceran terhadap Harga Barang dan Jasa... 32 Grafik 2.9. Ekspektasi Konsumen terhadap Harga Barang dan Jasa... 32 Grafik 2.10. Inflasi dan Andil Inflasi Jawa Barat Triwulanan Menurut Kelompok Barang dan Jasa Triwulan I-2008... 35 Grafik 2.11. Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Jawa Barat... 35 Grafik 2.12. Perkembangan Inflasi Beberapa Komoditas Bahan Makanan di Jawa Barat... 35 Grafik 2.13. Perkembangan Harga CPO di Pasar Internasional, IHK Minyak Goreng dan Margarine di Jawa Barat... 36 Grafik 2.14. Perkembangan Harga Kedelai di Pasar Internasional, IHK Tahu dan Tempe di Jawa Barat. 36 Grafik 2.15. Perkembangan Harga Gandum di Pasar Internasional, IHK Tepung Terigu dan Mie Instan di Jawa Barat... 36 Grafik 2.16. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional dan IHK Emas Perhiasan di Jawa Barat. 36 vii

Grafik 2.17. Inflasi beras di Jawa Barat... 36 Grafik 2.18. Inflasi dan Andil Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan Menurut Subkelompok di Jawa Barat Triwulan I-2008... 37 Grafik 2.19. Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Jawa Barat... 37 Grafik 2.20. Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau menurut Subkelompok di Jawa Barat Triwulan I-2008... 37 Grafik 2.21. Inflasi Triwulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Jawa Barat 38 Grafik 2.22. Inflasi Triwulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Menurut Subkelompok di Jawa Barat Triwulan I-2008... 38 Grafik 2.23. Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan di Jawa Barat... 39 Grafik 2.24. Inflasi dan Andil Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan Menurut Subkelompok di Jawa Barat Triwulan I-2008... 39 Grafik 2.25. Inflasi Triwulanan Kelompok sandang di Jawa Barat... 39 Grafik 2.26. Inflasi dan Andil Inflasi Triwulanan Kelompok Sandang Menurut Subkelompok di Jawa Barat Triwulan I-2008... 39 Grafik 2.27. Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga di Jawa Barat... 40 Grafik 2.28. Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Menurut Subkelompok di Jawa Barat Triwulan I-2008... 40 Grafik 2.29. Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Jawa Barat... 40 Grafik 2.30. Inflasi dan Andil Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Menurut Subkelompok di Jawa Barat Triwulan I-2008... 40 Grafik 2.31. Inflasi dan Andil Inflasi Triwulanan di jawa Barat Menurut Kota Triwulan I-2008... 41 Grafik 2.32. Inflasi dan Andil inflasi Tahunan Kelompok Inti, Administered Prices, dan Volatile Food di Jawa Barat Maret 2008... 43 Grafik 2.33. Inflasi Tahunan Kelompok Inti, Administered Prices, dan Volatile Food di Jawa Barat... 43 Grafik 2.34. Prakiraan Pelaku Usaha terhadap Tingkat Inflasi... 43 Grafik 2.35. Inflasi Tahunan di Jawa Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa Maret 2008... 46 Grafik 2.36. Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan di Jawa Barat... 47 Grafik 2.37. Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan Menurut Subkelompok di Jawa Barat Maret 2008... 47 Grafik 2.38. Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar di Jawa Barat... 48 Grafik 2.39. Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar Menurut Subkelompok di Jawa Barat Maret 2008... 48 Grafik 2.40. Inflasi Tahunan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Jawa Barat 49 Grafik 2.41. Inflasi Tahunan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan TembakauMenurut Subkelompok di Jawa Barat Maret 2008... 49 Grafik 2.42. Inflasi Tahunan Kelompok Sandang di Jawa Barat... 49 Grafik 2.43. Inflasi Tahunan Kelompok Sandang Menurut Subkelompok di Jawa Barat Maret 2008... 49 Grafik 2.44. Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga di Jawa Barat... 50 Grafik 2.45. Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Menurut Subkelompok di Jawa Barat Maret 2008... 50 Grafik 2.46. Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan di Jawa Barat... 51 Grafik 2.47. Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan Menurut Subkelompok di Jawa Barat Maret 2008.. 51 Grafik 2.48. Inflasi Tahunan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Jawa Barat... 51 Grafik 2.49. Inflasi Tahunan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Menurut Subkelompok di Jawa Barat Maret 2008... 51 Grafik 2.50. Inflasi dan Andil Inflasi Tahunan di Jawa Barat Menurut Kota Maret 2008... 52 Grafik 3.1. Perkembangan Aset, DPK dan Kredit Bank Umum Konvensional... 56 Grafik 3.2. Perkembangan LDR dan NPL Bank Umum Konvensional... 56 Grafik 3.3. Perkembangan Penghimpunan DPK Bank Umum Konvensional Berdasarkan Jenis Simpanan... 57 Grafik 3.4. Pangsa Penghimpunan DPK Bank Umum Konvensional Berdasarkan Kelompok Bank Triwulan I-2008... 57 Grafik 3.5. Pangsa DPK Bank Umum Konvensional Berdasarkan Golongan Pemilik Triwulan I-2008... 58 Grafik 3.6. Perkembangan DPK Bank Umum Konvensional Berdasarkan Golongan Pemilik... 58 viii

Grafik 3.7. Perkembangan Kredit Bank Umum di Jawa Barat... 59 Grafik 3.8. Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank... 59 Grafik 3.9. Pangsa Penyaluran Kredit Bank Umum Konvensional Berdasarkan Jenis Penggunaan Triwulan I-2008... 59 Grafik 3.10. Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional Berdasarkan Jenis Penggunaan.... 59 Grafik 3.11. Pangsa Penyaluran Kredit Bank Umum Konvensional Terbesar Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan I-2008... 60 Grafik 3.12. Perkembangan Penyaluran Kredit Bank Umum Konvensional Terbesar Berdasarkan Sektor Ekonomi... 60 Grafik 3.13. Perkembangan Kredit Bank Pelapor dan Lokasi Proyek... 61 Grafik 3.14. Pangsa Kredit Lokasi Proyek Berdasarkan Jenis Penggunaan Triwulan I-2008... 61 Grafik 3.15. Sektor Ekonomi Dominan Penyerap Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek... 61 Grafik 3.16. Perkembangan Penyaluran Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek di Kabupaten/Kota Triwulan I-2008...... 61 Grafik 3.17. Perkembangan Persetujuan Kredit Baru oleh Bank Umum Konvensional... 62 Grafik 3.18. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Konvensional Menurut Kelompok Bank... 63 Grafik 3.19. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Konvensional Menurut Jenis Penggunaan... 64 Grafik 3.20. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Konvensional Menurut Plafon... 64 Grafik 3.21. Distribusi Kredit MKM Bank Umum Konvensional Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan I-2008... 64 Grafik 3.22. Distribusi Kredit MKM Bank Umum Konvensional Berdasarkan Kabupaten/Kota Triwulan I-2008... 64 Grafik 3.23. Perkembangan Gross NPL Kredit MKM dan Gross NPL Total Kredit Bank Umum Konvensional...... 64 Grafik 3.24. Perkembangan Kredit MKM Berdasarkan Lokasi Proyek di Jawa Barat...... 65 Grafik 3.25. Perkembangan Kinerja Bank Umum Konvensional yang Berkantor Pusat di Bandung... 66 Grafik 3.26. Perkembangan Kinerja Bank Umum Syariah... 67 Grafik 5.1. Perkembangan Inflow dan Outflow Uang Kartal di Jawa Barat... 91 Grafik 5.2. Perkembangan PTTB Bank Indonesia Bandung... 92 Grafik 6.1. Jumlah Penduduk yang Bekerja dan Menganggur di Jawa Barat... 99 Grafik 6.2. Jumlah Penduduk Bekerja di Jawa Barat Menurut Lapangan Pekerjaan... 99 Grafik 6.3. Komposisi Penduduk Bekerja di Jawa Barat Menurut Lapangan Pekerjaan... 99 Grafik 6.4. Jumlah Penduduk Bekerja di Jawa Barat Menurut Status Pekerjaan... 100 Grafik 6.5. Komposisi Penduduk Bekerja di Jawa Barat Menurut Status Pekerjaan... 100 Grafik 6.6. Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan di Jawa Barat (Rp)... 105 Grafik 6.7. Proporsi Inflasi di Jawa Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa... 105 Grafik 7.1. Ekspektasi Situasi Bisnis... 110 Grafik 7.2. Realisasi Kegiatan Dunia Usaha... 110 Grafik 7.3. Ekspektasi Pelaku Usaha terhadap Perkembangan Harga Barang dan Jasa... 111 Grafik 7.4. Ekspektasi Pedagang Eceran terhadap Harga... 112 Grafik 7.5. Ekspektasi Konsumen terhadap Perkembangan Harga Barang dan Jasa... 112 ix

Halaman ini sengaja dikosongkan

TABEL INDIKATOR EKONOMI JAWA BARAT I. MAKRO INDIKATOR 2007 2008 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I* PDRB - harga konstan (Rp Miliar)* 65,561.59 68,159.54 69,633.52 70,680 69,900 - Pertanian 7,713.54 9,553.28 9,181.74 9,090 10,531 - Pertambangan & Penggalian 1,692.94 1,652.36 1,651.36 1,510 1,453 - Industri Pengolahan 29,115.73 29,592.55 30,289.27 30,890 30,147 - Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,492.53 1,478.04 1,521.32 1,570 1,569 - Bangunan 2,139.49 2,184.42 2,249.30 2,130 2,221 - Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,678.50 13,876.64 14,807.26 15,710 14,362 - Pengangkutan dan Komunikasi 3,021.01 3,015.66 3,048.01 3,040 3,012 - Keuangan, Persewaan, dan Jasa 2,069.30 2,121.46 2,174.84 2,050 2,068 - Jasa 4,638.55 4,685.14 4,710.44 4,690 4,712 Pertumbuhan PDRB (yoy %) 5.72 6.19 6.42 7.27 6.62 Ekspor-Impor** 2,590.81 2,181.47 1,618.57 1,768.92 1,247 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 4,385.68 4,397.07 3,130.51 3,077.29 3,152 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 2,454.91 2,301.76 1,333.44 1,568.05 1,329 Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 1,794.87 2,215.60 1,511.94 1,308.37 1,905 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 647.60 693.45 466.09 377.79 596 Indeks Harga Konsumen: 150.29 149.97 153.48 155.69 160.63 - Kota Bandung 151.77 151.38 155.13 157.96 162.40 - Kota Bekasi 147.88 147.48 151.39 152.62 157.67 - Kota Bogor 152.43 152.48 154.98 156.38 162.46 - Kota Sukabumi 145.65 144.37 147.09 151.81 155.98 - Kota Cirebon 142.85 143.07 146.25 149.62 154.52 - Kota Tasikmalaya 158.98 158.92 161.54 165.09 169.34 - Kota Banjar 152.85 153.11 157.19 160.26 167.78 Laju Inflasi Tahunan (yoy %): 5.72 4.82 6.08 5.10 6.88 - Kota Bandung 4.91 4.06 5.30 5.25 7.70 - Kota Bekasi 5.47 4.49 6.47 4.65 3.31 - Kota Bogor 6.77 5.84 6.19 4.50 6.58 - Kota Sukabumi 5.31 4.05 4.16 4.34 7.09 - Kota Cirebon 8.15 8.44 10.16 7.87 8.17 - Kota Tasikmalaya 10.88 9.75 9.13 7.72 6.52 - Kota Banjar 8.45 7.72 9.66 8.23 9.77 Keterangan: * Proyeksi KBI Bandung ** Data Ekspor-Impor Triwulan I-2008 adalah data bulan Januari s.d. Februari 2008 xi

II. PERBANKAN Indikator 2007 2008 2006 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw.I Bank Umum Total Aset (Rp Triliun) 118.19 118.82 122.65 124.99 136.39 133.59 DPK (Rp Triliun) 93.76 92.24 95.8 95.91 105.57 101.76 - Tabungan (Rp Triliun) 30.14 30.1 31.81 33.56 37.78 36.58 - Giro (Rp Triliun) 17.93 18.19 20.15 21.32 22.03 22.25 - Deposito (Rp Triliun) 45.69 43.94 43.84 41.03 45.77 42.93 Kredit (Rp Triliun) - berdasarkan lokasi proyek *) 100.70 102.05 109.46 115.50 122.52 124.25 - Modal Kerja 46.10 46.52 50.19 52.08 56.22 56.43 - Investasi 15.98 16.03 17.06 18.54 19.19 19.70 - Konsumsi 38.62 39.50 42.20 44.88 47.11 48.12 Kredit (Rp Triliun) - berdasarkan lokasi kantor cabang 57.77 58.67 62.39 66.03 69.74 70.98 - Modal Kerja 24.51 24.47 26.15 27.73 29.98 30.36 - Investasi 5.62 5.63 6.12 6.75 7.3 7.39 - Konsumsi 27.64 28.56 30.12 31.55 32.46 33.22 - LDR 61.61 63.6 65.13 68.85 66.06 69.75 Rasio NPL Gross (%) 4.01 4.31 4.13 3.81 3.44 3.78 Rasio NPL Net (%) 2.38 2.36 2.08 1.82 1.66 2.06 Kredit MKM (triliun Rp) 46.53 47.43 50.18 52.84 54.76 55.82 Kredit Mikro (< Rp50 juta) (triliun Rp) 23.02 22.82 23.21 23.97 24.16 24.18 - Kredit Modal Kerja 2.71 2.68 2.88 2.99 2.99 3.27 - Kredit Investasi 0.48 0.52 0.47 0.62 0.59 0.41 - Kredit Konsumsi 19.82 19.63 19.86 20.36 20.58 20.50 Kredit Kecil (Rp50 juta s.d. Rp 500 juta) (triliun Rp) 11.67 12.57 14.05 15.13 15.56 16.38 - Kredit Modal Kerja 4.53 4.56 4.81 5.15 5.17 5.31 - Kredit Investasi 0.74 0.77 0.81 0.85 0.87 0.82 - Kredit Konsumsi 6.4 7.24 8.43 9.13 9.52 10.25 Kredit Menengah (Rp500 juta s.d.rp5 miliar) (triliun Rp) 11.84 12.04 12.92 13.74 15.04 15.26 - Kredit Modal Kerja 8.69 8.64 9.29 9.79 10.78 10.84 - Kredit Investasi 1.79 1.84 1.95 2.06 2.16 2.22 - Kredit Konsumsi 1.36 1.57 1.68 1.88 2.1 2.20 Total Kredit MKM (triliun Rp) 46.53 47.43 50.18 52.84 54.76 55.82 Rasio NPL MKM gross (%) 3.59 3.94 3.91 3.65 3.41 3.71 Bank Umum Syariah *) Total Aset (Rp Triliun) 3.3 3.32 3.41 3.55 4.07 4.05 DPK (Rp Triliun) 2.43 2.46 2.5 2.59 3.14 3.19 - Tabungan (Rp Triliun) 0.95 1.09 1.09 1.25 1.52 1.46 - Giro (Rp Triliun) 0.25 0.21 0.19 0.26 0.28 0.26 - Deposito (Rp Triliun) 1.23 1.16 1.22 1.08 1.35 1.47 Pembiayaan (Rp Triliun) - berdasarkan lokasi kantor cabang 2.34 2.39 2.56 2.76 2.84 2.95 - Modal Kerja 1.27 1.2 1.38 1.56 1.65 1.67 - Konsumsi 0.51 0.56 0.6 0.56 0.56 0.75 - Investasi 0.56 0.62 0.58 0.64 0.63 0.57 - FDR 96.08 96.97 102.21 106.77 90.34 92.34 BPR *) Total Aset (Rp Triliun) 4.16 3.91 4.27 4.34 3.95 4.09 DPK (Rp Triliun) 2.53 2.42 2.54 2.69 2.86 3.01 - Tabungan (Rp Triliun) 0.51 0.52 0.53 0.6 0.66 0.70 - Deposito (Rp Triliun) 1.95 1.92 1.99 2.09 2.20 2.31 Kredit (Rp Triliun) - berdasarkan lokasi proyek 2.46 2.41 2.62 2.72 2.86 2.93 - Modal Kerja 1.44 1.43 1.51 1.56 1.62 1.62 - Investasi 0.17 0.13 0.15 0.15 0.15 0.14 - Konsumsi 0.85 0.84 0.96 1.01 1.10 1.18 Kredit MKM (triliun Rp) 2.46 2.41 2.62 2.72 2.86 2.93 *) Posisi bulan Februari 2008 xii

III. SISTEM PEMBAYARAN Indikator 2006 2007 2008 Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Transaksi Tunai Posisi Kas Gabungan (Rp Triliun) 5.54 4.7 3.18 4.51 4.74 3.93 Inflow (Rp Triliun) 10.02 4.28 1.92 2.68 5.85 1.43 Outflow (Rp Triliun) 6.01 3.22 0.6 0.76 3.75 3.66 Pemusnahan Uang (Jutaan lembar/keping) 179.88 162.39 104.03 91.67 114.93 146.69 Transaksi Non Tunai BI-RTGS Nominal Transaksi BI-RTGS (Rp Triliun) 96.79 83.7 92.14 118.39 104.68 89.14 Volume Transaksi BI-RTGS 89,178 81,428 86,529 101,273 132,209 113,012 Rata-rata Harian Nominal Transaksi BI-RTGS (Rp Triliun) 1.51 1.31 1.44 1.85 1.77 1.51 Rata-rata Harian Volume Transaksi BI-RTGS 1,393 1,272 1,352 1,582 2,241 1,915 Kliring Nominal Perputaran Kliring (triliun Rp) 20.94 20.34 20.77 22.35 22.41 22.92 Volume Perputaran Kliring 1,068,777 1,100,628 1,092,647 1,159,654 1,096,667 1,167,549 Rata-rata Harian Nominal Perputaran Kliring (triliun Rp) 0.33 0.32 0.32 0.35 0.38 0.39 Rata-rata Harian Volume Perputaran Kliring 16,700 17,197 17,073 18,120 18,588 19,789 xiii

Halaman ini sengaja dikosongkan

RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Jawa Barat triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh 6,62% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh membaiknya kinerja sektor pertanian tanaman pangan. Ditengah potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi Nasional, perekonomian Jawa Barat triwulan I-2008 diperkirakan masih mengalami perkembangan yang cukup baik. Perekonomian Jawa Barat triwulan I- 2008 diperkirakan tumbuh sekitar 6,62% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2007 yang sebesar 5,72% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan I-2008 terutama ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Kegiatan konsumsi rumah tangga tumbuh cukup tinggi yang didorong oleh adanya kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), membaiknya ekspektasi konsumen, dan meningkatnya dukungan pembiayaan perbankan. Kegiatan investasi meningkat seiring dengan membaiknya persepsi pelaku usaha dan semakin luasnya implementasi program pelayanan terpadu satu pintu (PPTSP) di Jawa Barat. Sejalan dengan hal tersebut, impor Jawa Barat mengalami peningkatan yang signifikan, baik dilihat dari nilai maupun volume. Di sisi lain, nilai ekspor Jawa Barat masih tetap tumbuh walaupun kondisi perekonomian global belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Sementara itu, stimulus fiskal pemerintah daerah belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Perkembangan sisi permintaan direspon dengan memadai oleh sisi penawarannya. Hal ini ditandai oleh meningkatnya kinerja sektor ekonomi dominan, khususnya sektor pertanian. Kinerja sektor pertanian, terutama subsektor tanaman pangan, mengalami peningkatan seiring dengan adanya panen raya padi pada triwulan I-2008. Sektor industri pengolahan dan sektor PHR, masih tetap tumbuh walaupun melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kinerja sektor industri pengolahan mengalami peningkatan didorong oleh perbaikan kinerja subsektor alat angkutan, mesin, dan peralatannya, sedangkan sektor PHR terutama ditopang oleh pertumbuhan subsektor perdagangan besar dan eceran. PERKEMBANGAN INFLASI Tekanan terhadap inflasi di Jawa Barat meningkat pada triwulan I- 2008. Kenaikan laju inflasi terutama terjadi pada komoditas volatile food. Sumber utama tekanan inflasi berasal dari faktor eksternal. Berlanjutnya peningkatan harga komoditas pangan dunia memberikan dampak signifikan terhadap inflasi selama triwulan I-2008. Inflasi IHK pada Maret 2008 secara triwulanan tercatat 3,17% (qtq) atau secara tahunan mencapai 6,88% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pada Desember 2007 yang sebesar 1,44% (qtq) atau 5,10% (yoy). Namun demikian, inflasi Jawa Barat tersebut masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 3,41% (qtq) atau 8,17% (yoy). Kenaikan harga terutama terjadi pada komponen makanan yang harganya bergejolak (volatile food) yang mencatat inflasi tertinggi yaitu sebesar 6,56% (qtq) atau 11,85% (yoy) dan diikuti oleh komponen inflasi inti sebesar 2,49% (qtq) atau 6,20% (yoy). Perkembangan inflasi selama setahun terakhir didominasi oleh sisi penawaran, khususnya faktor eksternal. Kenaikan harga komoditas pangan dan energi dunia yang merupakan bahan baku beberapa komoditas domestik (imported inflation) memberikan pengaruh signifikan terhadap kenaikan harga bahan makanan dan makanan jadi. Kenaikan harga komoditas dunia juga mendorong kenaikan harga emas perhiasan. Khusus harga minyak tanah dan gas elpiji, kenaikannya terutama disebabkan masalah distribusi dan disparitas harga yang menyebabkan kelangkaan di beberapa daerah. 2

RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN PERBANKAN Perkembangan perbankan di Jawa Barat relatif menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. DPK bank umum menurun, kredit tetap meningkat. Kinerja bank umum syariah di Jawa Barat tetap meningkat Perkembangan tujuh bank umum yang berkantor pusat di Bandung terus menunjukkan peningkatan. Perkembangan BPR/S di Jawa Barat tetap meningkat. Secara keseluruhan, perkembangan perbankan di Jawa Barat pada triwulan I-2008 relatif menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sedangkan jika dibandingkan dengan posisi triwulan yang sama tahun 2007 tetap mengalami pertumbuhan meski melambat. Hal ini terlihat dari menurunnya beberapa indikator utama seperti aset dan DPK. Di lain pihak, kredit yang disalurkan masih tetap meningkat. Penurunan terjadi pada bank umum konvensional, sementara untuk bank umum syariah dan BPR/S masih mengalami peningkatan. Perkembangan bank umum konvensional di Jawa Barat pada triwulan I- 2008 menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun tetap meningkat dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Secara triwulanan, Aset dan DPK menurun masing-masing 2,05% dan 3,61%, di lain pihak, kredit yang disalurkan masih tetap meningkat 1,77%. Secara tahunan, aset, DPK dan kredit tumbuh masing-masing 12,44%, 10,32% dan 20,99%. Kondisi tersebut, menyebabkan loan to deposit ratio (LDR) naik dari 66,06% di triwulan IV-2007 menjadi 69,75% pada triwulan I-2008. Sementara itu, risiko kredit meningkat meski tetap terkendali. Persentase kredit bermasalah kotor (gross NPL) meningkat dari 3,44% menjadi 3,78% dari total kredit. Perkembangan bank umum syariah di Jawa Barat pada triwulan I-2008 tetap mengalami peningkatan, baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya maupun trwulan yang sama tahun 2007. Total aset, dana yang dihimpun maupun pembiayaan yang disalurkan (PYD) tetap meningkat, meski pertumbuhannya relatif melambat. Kualitas pembiayaan terus membaik, hal ini tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah kotor (gross non performing financing atau gross NPF) yang turun dari 5,83% menjadi 5,75%. Perkembangan tujuh bank umum konvensional yang berkantor pusat di Bandung terus menunjukkan peningkatan. Penyaluran kredit tumbuh 1,63% (qtq) atau 21,96% (yoy) menjadi Rp24,55 triliun, sementara DPK tumbuh 6,93% (qtq) atau 18,92% (yoy) menjadi Rp32,51 triliun. Demikian pula, beberapa indikator kinerja bank BOPO, NII dan ROA untuk bank-bank tersebut menunjukkan perkembangan yang baik dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, kinerja bank perkreditan rakyat/syariah (BPR/S) pada triwulan laporan tetap mengalami peningkatan. Total aset, penghimpunan DPK dan penyaluran kredit/pembiayaan, secara triwulanan masing-masing tumbuh 3,35%, 4,94% dan 2,34%, sementara secara tahunan (yoy) masing-masing tumbuh 4,41%, 24,19% dan 21,77%. Kondisi tersebut menyebabkan LDR menjadi 98,40%. Di lain pihak risiko kredit/pembiayaan BPR/S masih cukup tingi. Hal ini terlihat dari gross NPL/F pada Februari 2008 yang mencapai 10,91% PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran menurun dibandingkan triwulan sebelumnya Transaksi sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai di Jawa Barat pada triwulan I-2008 menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Aliran uang masuk (inflow) dan aliran uang keluar (outflow) dari KBI Bandung, KBI Tasikmalaya dan KBI Cirebon mengalami penurunan. Penurunan yang terjadi sejalan dengan pola musiman paska berakhirnya hari raya keagamaan pada triwulan sebelumnya dan tahun baru 2008. Begitu juga dengan transaksi melalui RTGS turun 3

RINGKASAN EKSEKUTIF dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, transaksi melalui kliring mengalami peningkatan meski tidak terlalu signifikan. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Volume APBD Jabar tahun 2008 sedikit menurun dibandingkan volume APBD 2007. Realisasi APBD pada tw I- 2008 diperkirakan masih sangat rendah. Volume Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008 sebesar Rp6,185 triliun, sedikit menurun dibandingkan volume APBD Perubahan tahun 2007 yang sebesar Rp6,202 triliun. Namun demikian, sisi pendapatan maupun belanja daerah tetap mengalami peningkatan. Pendapatan daerah mengalami peningkatan sebesar 8,63% dibandingkan APBD Perubahan tahun 2007, atau naik sebesar Rp452,5 miliar. Sementara itu belanja daerah, yang terdiri dari belanja langsung dan tidak langsung, naik 4,87%, atau sebesar Rp280,84 miliar. Sampai dengan triwulan I-2008, realisasi APBD tahun 2008 diperkirakan masih sangat rendah. Hal ini disebabkan terlambatnya penetapan APBD Jawa Barat. Keterlambatan ini berdampak kepada tertundanya berbagai belanja pemerintah dan kegiatan pembangunan daerah pada triwulan I- 2008. Realisasi belanja pemerintah selama triwulan I-2008 hanya dialokasikan untuk belanja rutin, terutama gaji pegawai. Adapun belanja program, yang terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan, belum dapat terlaksana. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Barat menunjukkan perkembangan yang membaik. Namun demikian,statistik angka kemiskinan dan NTP Jawa Barat tidak kunjung membaik. Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Barat periode tahun 2005 2007 menunjukkan perkembangan yang membaik. Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja serta semakin menurunnya jumlah pengangguran. Namun demikian, turunnya jumlah pengangguran tidak diikuti oleh menurunnya statistik angka kemiskinan di Jawa Barat. Dibandingkan dengan angka pada tahun 2006, statistik angka kemiskinan tahun 2007 di Jawa Barat mengalami peningkatan sebesar 938.569 orang, menjadi sekitar 12.772.840 orang, atau sekitar 30,79% dari total jumlah penduduk Jawa Barat yang sebesar 41.483.729 orang. Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) di Jawa Barat, yang merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani, menunjukkan penurunan, yaitu dari 124,71 pada bulan Januari 2007 menjadi 118,68 pada bulan Januari 2008. PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Jawa Barat triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,70%-7,10% (yoy). Perekonomian Jawa Barat triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,70%-7,10% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2007 yang sebesar 6,19% (yoy). Di sisi permintaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi pendorong utama pertumbuhan. Kegiatan investasi diperkirakan semakin meningkat, sejalan dengan membaiknya ekspektasi pelaku usaha terhadap kondisi perekonomian Jawa Barat. Kegiatan impor khususnya untuk impor barang modal diperkirakan masih tetap tumbuh tinggi. Di sisi lain, kinerja ekspor luar negeri diperkirakan tidak banyak mengalami perubahan. Sementara itu, stimulus fiskal diperkirakan meningkat sejalan dengan dimulainya proyek-proyek pemerintah daerah. Respon di sisi penawaran ditandai dengan meningkatnya kinerja sektorsektor dominan di Jawa Barat. Sektor industri pengolahan diperkirakan 4

RINGKASAN EKSEKUTIF Pada tahun 2008, perekonomian Jawa Barat diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,4%-6,8% (yoy). Inflasi pada triwulan II- 2008 diperkirakan lebih tinggi daripada triwulan I- 2008. Faktor eksternal masih menjadi sumber utama inflasi. Peran pemerintah dan dukungan masyarakat sangat penting dalam pengendalian inflasi. masih menjadi penopang utama pertumbuhan. Sektor PHR, khususnya subsektor perdagangan, diperkirakan mengalami peningkatan sejalan dengan pelaksanaan program promosi wisata yang dilakukan pada triwulan II-2008. Sementara itu, sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan, masih akan tumbuh walaupun tidak setinggi periode sebelumnya. Secara keseluruhan, perekonomian Jawa Barat pada tahun 2008 diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,4%-6,8% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2007 yang mencapai 6,40% (yoy). Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada tahun 2008 antara lain adalah dana pilkada, meluasnya implementasi program pelayanan terpadu satu pintu (PPTSP), meningkatnya anggaran belanja pemerintah di tahun 2008, dan pencanangan program West Java Tourism Board 2008. Inflasi IHK di Jawa Barat pada triwulan II-2008 diperkirakan masih akan mengalami tekanan berat, sehingga inflasi pada triwulan tersebut akan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, di atas target inflasi nasional 2008 yang sebesar 5%±1% (yoy). Tekanan utama masih bersumber dari faktor eksternal berupa tingginya harga komoditas internasional. Di samping itu, ekspektasi inflasi yang semakin meningkat juga akan turut mendorong inflasi. Melihat potensi tekanan inflasi yang semakin meningkat, peran strategis pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, menjadi semakin diperlukan dalam pengendalian inflasi. Pelaku usaha dan masyarakat juga seyogyanya mendukung langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah. 5

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB 1 KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL

BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Kondisi makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan Nasional hingga triwulan I-2008 tetap terjaga walaupun kondisi perekonomian global belum menunjukkan kestabilan. Stabilitas makroekonomi Nasional antara lain tercermin dari terjaganya volatilitas nilai tukar Rupiah dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Volatilitas nilai tukar Rupiah terjaga pada kisaran Rp9.200,00, sedangkan NPI diperkirakan masih mengalami surplus. Namun demikian, kinerja perekonomian Nasional masih dibayangi oleh dampak kenaikan harga energi dan komoditas pangan di pasar internasional, sehingga pertumbuhan ekonomi Nasional diperkirakan tidak sebesar perkiraan sebelumnya. Ditengah potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi Nasional tersebut, perekonomian Jawa Barat triwulan I-2008 masih menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Perekonomian Jawa Barat triwulan ini diperkirakan tumbuh sekitar 6,62% (yoy) 1, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2007 (lihat Grafik 1.1.). Beberapa indikator makroekonomi dan hasil survei menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian Jawa Barat triwulan ini mengalami peningkatan dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi Jawa Barat (%) (%) 30 Grafik 1.2. Situasi Bisnis 8 6 5.72 6.19 6.42 7.21 6.62 20 4 2 10 0 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I*) *) Proyeksi KBI Bandung 2007 2008 0 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I 2006 2007 2008 Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KBI Bandung Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan I-2008 terutama ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Sementara itu, konsumsi pemerintah belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Kegiatan investasi mengalami peningkatan seiring dengan membaiknya persepsi pelaku usaha terhadap situasi bisnis di Jawa Barat. Persepsi pelaku usaha pada triwulan I-2008, yang tercermin dari nilai saldo bersih tertimbang (SBT), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I-2007 (lihat Grafik 1.2.). Ekspor diperkirakan masih tumbuh walaupun melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, impor mengalami peningkatan cukup signifikan sejalan dengan meningkatnya kegiatan investasi dan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi serta kebutuhan bahan baku industri di Jawa Barat. 1 Proyeksi Bank Indonesia Bandung. 8

BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh pertumbuhan sektor pertanian. Kinerja sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman pangan, mengalami peningkatan signifikan seiring dengan adanya panen raya padi pada triwulan I-2008. Sementara itu, kinerja dua sektor ekonomi dominan lainnya, yaitu sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) masih menunjukkan perkembangan yang cukup baik. 1. SISI PERMINTAAN Perekonomian Jawa Barat triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh 6,62% (yoy), terutama ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga (lihat Tabel 1.1.). Kegiatan konsumsi rumah tangga tumbuh cukup tinggi yang didorong oleh adanya kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), membaiknya ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian Jawa Barat, dan meningkatnya dukungan pembiayaan perbankan. Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Barat Dari Sisi Permintaan (%) JENIS PENGGUNAAN 2006 2007 2008 2007*) Tw.I Tw.II Tw.III*) Tw.IV Tw.I **) Konsumsi Rumah Tangga 4.56 5.21 8.13 5.16 6.33 6.20 5.55 Konsumsi Pemerintah 15.90 (12.46) 5.85 (3.15) 25.92 5.47 0.93 Pembentukan Modal Tetap Bruto 4.47 5.96 4.86 9.98 8.06 8.13 7.49 Perubahan Inventori (6.19) 3.72 (20.61) 6.50 (13.56) (7.01) 3.04 Ekspor Barang dan Jasa (5.02) 8.22 3.02 2.71 (10.51) 0.52 3.60 Dikurangi Impor (10.76) (6.00) 3.35 9.28 (6.00) (0.12) 12.55 PDRB 6.01 5.72 6.19 6.41 7.27 6.40 6.62 Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, diolah. *) Angka sementara. **) Proyeksi KBI Bandung. Kegiatan investasi pada triwulan I-2008 mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kegiatan investasi meningkat seiring dengan membaiknya persepsi pelaku usaha terhadap situasi bisnis dan semakin luasnya implementasi program pelayanan terpadu satu pintu (PPTSP) di Jawa Barat. Sejalan dengan hal tersebut, impor Jawa Barat mengalami peningkatan yang signifikan, baik dilihat dari nilai maupun volume. Di sisi lain, nilai ekspor Jawa Barat masih tetap tumbuh walaupun kondisi perekonomian global belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Sementara itu, sebagaimana pola triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, realisasi APBD pada awal tahun belum mengalami perkembangan yang berarti. Tabel 1.2. Kontribusi Komponen Sisi Permintaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Barat (%) JENIS PENGGUNAAN 2006 2007 2008 2007*) Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I **) Konsumsi Rumah Tangga 3.00 3.41 5.19 3.34 4.16 4.03 3.62 Konsumsi Pemerintah 0.97 (0.78) 0.38 (0.21) 1.84 0.37 0.05 Pembentukan Modal Tetap Bruto 0.78 1.02 0.83 1.71 1.40 1.40 1.28 Perubahan Inventori (0.21) 0.10 (0.72) 0.18 (0.40) (0.21) 0.08 Ekspor Barang dan Jasa (3.04) 4.39 1.64 1.42 (6.03) 0.28 1.97 Dikurangi Impor (5.79) (2.80) 1.48 3.89 (2.90) (0.06) 5.20 PDRB 6.01 5.72 6.19 6.41 7.27 6.40 6.62 Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, diolah. *) Angka sementara. **) Proyeksi KBI Bandung. 9

BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL 1.1. Konsumsi Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh 5,55% (yoy), dan memberikan kontribusi terbesar (3,62%) terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat (lihat Tabel 1.1.). Peningkatan konsumsi rumah tangga antara lain tercermin dari menguatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Hasil Survei Konsumen (SK) menunjukkan bahwa rata-rata IKK selama triwulan I-2008 (sebesar 88%) meningkat dibandingkan rata-rata IKK pada triwulan I-2007 (sebesar 82%) (lihat Grafik 1.3.). Sementara itu, penguatan konsumsi rumah tangga juga tercermin dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang menunjukkan tren peningkatan nilai penjualan di tingkat pedagang besar dan eceran (lihat Grafik 1.7.). Grafik 1.3. Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1.4. Komponen Indeks Keyakinan Saat ini 150 150 100 100 50 50 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 06 07 08 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 06 07 08 Penghasilan saat ini Pembelian durable goods Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Bandung. Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Bandung. Dilihat dari komponennya, menguatnya indeks keyakinan konsumen didorong oleh membaiknya nilai indeks penghasilan dan indeks pembelian barang tahan lama. Rata-rata indeks penghasilan mengalami peningkatan menjadi sebesar 105%, sedangkan rata-rata indeks pembelian barang tahan lama meningkat menjadi sebesar 66% (lihat Grafik 1.4.). Perbaikan kedua indeks ini mencerminkan membaiknya level of confidence konsumen pada triwulan I-2008. Dilihat dari komponen indeks ekspektasi, konsumen masih optimis akan terjadi peningkatan pendapatan. Di sisi lain, optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian cenderung mengalami penurunan. 10