PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2014

Perkembangan Nilai Tukar Petani

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

BERITA RESMI STATISTIK

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2015

Transkripsi:

No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2015 SEBESAR 102,30 ATAU TURUN 0,48 PERSEN NTP Banten Mei 2015 sebesar 102,30 atau turun 0,48 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang sebesar 0,08 persen, lebih lambat daripada laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang sebesar 0,55 persen. Pada Mei 2015 terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Banten sebesar 0,68 persen terutama disebabkan oleh naiknya indeks kelompok bahan makanan yang sebesar 0,63 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Banten Mei 2015 sebesar 106,38 atau turun 0,03 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Pada Bulan Mei 2015 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 13 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Bangka Belitung dengan nilai indeks sebesar 104,82 yang diikuti oleh Provinsi Sulawesi Barat sebesar 103,79 dan Provinsi Bali sebesar 103,05. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 93,62. NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 4 Kabupaten di Provinsi Banten pada Mei 2015, NTP secara umum turun 0,48 persen dibandingkan NTP April 2015, yaitu dari 102,79 menjadi 102,30. Penurunan NTP pada Mei 2015 disebabkan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang sebesar 0,08 persen, lebih lambat daripada laju kenaikan pada Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang sebesar 0,55 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015 1

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Banten Bulan Mei 2015 (2012=100) Subsektor April Bulan Mei Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) Gabungan / Banten a. Indeks yang diterima (It) 119,43 119,52 0,08 b. Indeks yang d dibayar (Ib) 116,19 116,83 0,55 c. Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117,63 118,43 0,68 d. Indeks BPPBM 112,24 112,35 0,10 e. Nilai Tukar Petani (NTP) 102,79 102,30-0,48 Penurunan NTP Mei 2015 terutama disebabkan oleh turunnya NTP empat subsektor, yakni Subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,90 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,09 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar 0,05 persen dan Subsektor Perikanan turun sebesar 0,13 persen. Namun penurunan NTP tersebut menjadi tidak terlalu besar karena dihambat oleh naiknya Subsektor Hortikultura yakni sebesar 0,74 persen, 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (I t ) Indeks Harga yang Diterima Petani (I t ) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Mei 2015, It Banten mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen dibanding It April 2015, yaitu naik dari 119,43 menjadi 119,52. Kenaikan It pada Mei 2015 disebabkan naiknya It pada tiga Subsektor yakni It subsektor hortikultura naik sebesar 1,27 persen, It Subsektor Peternakan naik sebesar 0,44 persen dan It subsektor perikanan yang naik sebesar 0,36 persen. Sedangkan It pada dua subsektor lainnya mengalami penurunan yakni It subsektor Tanaman Pangan turun 0,32 persen dan It subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,52 persen. Grafik 2 Perubahan Indeks Harga Yang Diterima Petani April - Mei 2015 4.00 2.00 0.00-2.00-4.00-6.00-8.00 2.14 1.25 1.27-0.32-6.30 0.91 0.44 0.36 0.08-0.52-0.43-2.28 April Mei T. pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Gabungan 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (I b ) Indeks harga yang dibayar petani terdiri dari 2 golongan yaitu konsumsi rumah tangga (KRT) dan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Melalui indeks harga yang dibayar petani (I b ) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Mei 2015 indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen. Hal ini terjadi karena Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen yakni dari 117,63 menjadi 118,43 dan Indeks BPPBM juga mengalami kenaikan sebesar 0,10 persen yakni dari 112,24 menjadi 112,35. Kenaikan ini disebabkan naiknya indeks pada hampir seluruh kelompok BPPBM yaitu kelompok bibit sebesar 0,37 persen, kelompok pupuk, obat-obatan, dan pakan naik 0,09 persen, kelompok transportasi naik 0,39 persen, kelompok penambahan barang modal naik 0,04 persen dan kelompok upah buruh naik 0,03 persen. Sedangkan pada kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain terjadi penurunan harga sebesar 0,07 persen Grafik 3 Perubahan Indeks Harga Yang Di bayar Petani Bulan Mei 2015 0.80 0.70 0.60 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00-0.10 Ib Konsumsi RT BPPBM 0.70 0.65 0.66 0.68 0.66 0.68 0.58 0.58 0.52 0.49 0.49 0.55 0.28 0.22 0.15 0.15 0.10-0.01 T. Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Gabungan 3. Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi dan Palawija (NTP-P) Pada bulan Mei 2015 NTP-P mengalami penurunan indeks sebesar 0,90 persen atau turun dari 102,66 menjadi 101,74. Hal ini karena pada indeks harga yang diterima petani terjadi penurunan sebesar 0,32 persen sedangkan pada indeks harga yang di bayar petani terjadi kenaikan sebesar 0,58 persen. Penurunan It pada subsektor tanaman pangan terjadi karena turunnya indeks pada subkelompok padi sebesar 0,36 persen, sedangkan kelompok palawija mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen. Penurunan indeks subkelompok padi dipengaruhi oleh turunnya harga gabah sebesar 0,36 persen, sedangkan kenaikan indeks pada subkelompok palawija terutama disebabkan naiknya harga kacang tanah sebesar 4,22 persen, ubi jalar sebesar 1,28 persen dan kacang hijau sebesar 0,37 persen. Di sisi lain indeks harga dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen karena pengaruh naiknya indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,70 persen dan turunnya indeks BPPBM sebesar 0,01 persen. Untuk BPPBM, penurunan indeks ini dipengaruhi oleh turunnya indeks pada tiga kelompok yakni kelompok pupuk dan obat-obatan turun sebesar 0,11 persen, biaya Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015 3

sewa dan pengeluaran turun sebesar 0,29 persen dan indeks kelompok penambahan barang modal turun sebesar 0,05 persen. Tabel 2 Indeks Diterima & Dibayar Petani Banten Per Subsektor & Perubahannya Maret Mei 2015 (2012=100) Bulan Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Persentase perubahan Maret 2015 April 2015 Mei 2015 Mei 2015 thd April 2015 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani 128,40 120,32 119,93-0,32 - Padi 128,89 120,21 119,78-0,36 - Palawija 119,47 122,21 122,66 0,37 b. Indeks Dibayar Petani 117,28 117,19 117,88 0,58 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 118,12 117,91 118,73 0,70 - Indeks BPPBM 113,14 113,64 113,64-0,01 c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 109,48 102,66 101,74-0,90 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani 113,93 115,35 116,81 1,27 - Sayur-sayuran 111,24 113,78 115,93 1,89 - Buah-buahan 115,71 116,48 117,52 0,89 - Tanaman Obat 113,27 111,35 111,58 0,20 b. Indeks Dibayar Petani 115,66 115,55 116,16 0,52 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 117,66 117,13 117,89 0,65 - Indeks BPPBM 110,14 111,22 111,39 0,15 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 98,50 99,82 100,56 0,74 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani 121,64 124,25 123,61-0,52 - Tanaman Perkebunan Rakyat 121,64 124,25 123,61-0,52 b. Indeks Dibayar Petani 116,89 116,65 117,32 0,58 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 117,99 117,58 118,36 0,66 - Indeks BPPBM 111,59 112,19 112,35 0,15 c. Nilai Tukar Petani (NTP-R) 104,06 106,52 105,36-1,09 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani 116,48 115,98 116,49 0,44 - Termak Besar 120,40 120,53 121,95 1,17 - Ternak Kecil 119,07 118,72 120,06 1,13 - Unggas 113,48 112,54 112,34-0,18 - Hasil Ternak 115,59 115,09 115,26 0,15 b. Indeks Dibayar Petani 113,70 113,66 114,22 0,49 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 117,85 117,61 118,40 0,68 - Indeks BPPBM 109,29 109,46 109,77 0,28 c. Nilai Tukar Petani (NTP-T) 102,44 102,04 101,99-0,05 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani 120,24 121,33 121,77 0,36 - Penangkapan 132,04 133,74 135,02 0,96 - Budidaya 111,05 111,67 111,45-0,20 b. Indeks Dibayar Petani 115,62 115,78 116,35 0,49 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 117,81 117,30 118,07 0,66 - Indeks BPPBM 112,17 113,40 113,64 0,22 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 104,00 104,80 104,66-0,13 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTP-H) pada bulan Mei 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen dari 99,82 menjadi 100,56. Hal ini terjadi karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 1,27 persen lebih cepat dibanding laju indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,52 persen. Kenaikan It pada subsektor hortikultura disebabkan karena naiknya indeks pada seluruh kelompok hortikultura, yakni kelompok sayur-sayuran yang naik sebesar 1,89 persen, kelompok buah-buahan yang naik sebesar 0,89 persen dan kelompok tanaman obat yang naik sebesar 0,20 persen. Kenaikan indeks pada kelompok sayur-sayuran terutama disebabkan oleh naiknya harga jengkol, sawi, ketimun, melinjo, buncis dan lain-lain. Sedangkan kenaikan indeks pada kelompok buah-buahan disebabkan naiknya harga nanas, pisang dan pepaya. Sementara itu kenaikan indeks pada kelompok tanaman obat dipengaruhi oleh naiknya harga lengkuas yakni sebesar 1,06 persen. Di sisi lain kenaikan indeks pada Ib dipengaruhi oleh kenaikan Indeks BPPBM yakni sebesar 0,15 persen dan kenaikan IKRT sebesar 0,65 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Bulan Mei 2015 NTP-R sebesar 105,36 atau mengalami penurunan sebesar 1,09 persen dibanding bulan lalu yang disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,52 persen dan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,58 persen. Penurunan It terjadi karena adanya penurunan indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,52 persen yakni dari 124,25 menjadi 123,61 yang dipengaruhi oleh turunnya harga cengkeh dan karet. Di sisi lain kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,66 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,15 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada bulan Mei 2015 NTP-T mengalami penurunan sebesar 0,05 persen yang disebabkan karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yakni sebesar 0,44 persen lebih lambat dibanding laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani yaitu sebesar 0,49 persen. Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks pada kelompok ternak besar sebesar 1,17 persen, ternak kecil sebesar 1,13 persen dan hasil ternak sebesar 0,15 persen. Sementara itu pada unggas terjadi penurunan harga sebesar 0,18 persen. Kenaikan indeks pada kelompok ternak besar dipengaruhi oleh naiknya harga sapi potong dan kerbau, pada ternak kecil dipengaruhi oleh naiknya harga kambing dan domba. Sedangkan kenaikan hasil ternak dipengaruhi oleh naiknya harga telur ayam ras dan buras masingmasing naik lebih dari 0,5 persen. Sementara itu, pada kelompok unggas yang mengalami penurunan harga adalah ayam ras pedaging. Sedangkan yang mempengaruhi kenaikan indeks pada Ib yang sebesar 0,49 persen adalah naiknya IKRT sebesar 0,68 persen dan naiknya indeks pada BPPBM sebesar 0,28 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTNP pada bulan Mei 2015 mengalami penurunan indeks sebesar 0,13 persen yang disebabkan karena laju kenaikan pada indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,36 persen lebih lambat dari laju kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,49 persen. Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks pada kelompok Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015 5

penangkapan sebesar 0,96 persen dan kelompok budidaya mengalami penurunan sebesar 0,20 persen. Di sisi lain Ib mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen disebabkan BPPBM naik 0,22 persen dan indeks KRT mengalami kenaikan sebesar 0,66 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Mei 2015, NTN naik sebesar 0,41 persen dari 115,27 menjadi 115,74. Hal ini terjadi karena laju kenaikan It yang sebesar 0,96 persen lebih cepat dibanding laju kenaikan pada Ib yang sebesar 0,54 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga di sebagian besar ikan pada kelompok tangkap antara lain: ekor kuning, pari, teri, belanak dan lain-lain. Sedangkan pada Ib terjadi kenaikan indeks yang disebabkan oleh naiknya indeks kelompok BPPBM sebesar 0,37 persen dan indeks kelompok KRT juga naik sebesar 0,65 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Mei 2015, NTPi turun sebesar 0,64 persen. Hal ini terjadi karena terjadi penurunan indeks pada It yang sebesar 0,20 persen, sementara itu pada Ib terjadi kenaikan indeks yang sebesar 0,45 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya harga ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,31 dan budidaya air payau turun sebesar 0,09 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga yakni ikan nila, lele, mas dan bandeng. Sedangkan kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks pada IKRT sebesar 0,66 persen dan Indeks BPPBM naik sebesar 0,10 persen. 4. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di pedesaan. Pada bulan Mei 2015 dari pantauan di empat Kabupaten di Provinsi Banten, terjadi inflasi di perdesaan sebesar 0,68 persen. Pemicu inflasi di antaranya adalah kelompok bahan makanan yang naik sebesar 1,05 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,66 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,63 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,30 persen, kelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,14 persen dan kelompok sandang naik sebesar 0,03 persen. Sementara itu, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks. Tabel 3 IKRT, Inflasi Perdesaan Provinsi Banten Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Mei 2015 (2012=100) KELOMPOK IKRT IKRT April IKRT Mei Inflasi Perdesaan (persen) UMUM 117,63 118,43 0,68 1. Bahan Makanan 118,75 120,00 1,05 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 115,24 115,97 0,63 3. Perumahan 120,67 121,47 0,66 4. Sandang 112,83 112,86 0,03 5. Kesehatan 115,80 116,16 0,30 6. Pendidikan,Rekreasi&Olah Raga 114,15 114,15 0,00 7. Transportasi & Komunikasi 122,33 122,50 0,14 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015

5. Perbandingan antar Provinsi di Indonesia Pada Bulan Mei 2015 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 13 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Bangka Belitung dengan nilai indeks sebesar 104,82 yang diikuti oleh Provinsi Sulawesi Barat sebesar 103,79 dan Provinsi Bali sebesar 103,05. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 93,62. Provinsi Banten menempati peringkat tertinggi kedelapan di Indonesia. NTP nasional sebesar 100,02 mengalami penurunan sebesar 0,12 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 100,14. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Seluruh Provinsidi Indonesia Mei 2015 (2012=100) Provinsi NTP Rangking Provinsi NTP Rangking Bangka Belitung 104,82 1 DKI 98,76 18 Sulawesi Barat 103,79 2 Sumatera Utara 98,75 19 Bali 103,05 3 Kalimantan Timur 98,66 20 Sulawesi Selatan 102,91 4 Sulawesi Tenggara 98,46 21 Jawa Timur 102,50 5 Kalimantan Tengah 98,11 22 Jawa Barat 102,48 6 Jawa Tengah 97,93 23 NTB 102,39 7 Sumatera Selatan 97,42 24 Banten 102,30 8 Papua 97,07 25 Lampung 102,16 9 Sumatra Barat 96,83 26 Maluku Utara 101,98 10 Sulawesi Tengah 96,70 27 Papua Barat 101,19 11 Kalimantan Barat 96,18 28 Gorontalo 101,09 12 Sulawesi Utara 95,79 29 NTT 100,89 13 NAD 95,60 30 Kalimantan Selatan 99,68 14 Riau 95,24 31 Maluku 99,60 15 Jambi 94,83 32 Yogyakarta 99,24 16 Bengkulu 93,62 33 Kepulauan Riau 99,15 17 Nasional 100,02 6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Mei 2015 terjadi penurunan NTUP sebesar 0,03 persen. Hal ini dipengaruhi oleh laju kenaikan It yang sebesar 0,08 persen lebih lambat dibanding laju kenaikan indeks BPBBM yang sebesar 0,10 persen. Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP pada dua subsektor penyusun NTUP yakni subsektor tanaman perkebunan rakyat yang turun 0,66 persen dan subsektor tanaman pangan yang turun 0,32 persen. Sementara itu tiga subsektor yang lain mengalami kenaikan indeks, yakni subsektor hortikultura naik 1,11 persen, subsektor peternakan yang naik 0,16 persen dan subsektor perikanan yang naik sebesar 0,14 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015 7

Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Mei 2015 (2012=100) Subsektor April 2015 Mei 2015 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 105,87 105,54-0,32 2. Hortikultura 103,71 104,86 1,11 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 110,75 110,01-0,66 4. Peternakan 105,95 106,12 0,16 5. Perikanan 107,00 107,15 0,14 a. Tangkap 117,31 118,00 0,58 b. Budidaya 98,88 98,59-0,29 Gabungan 106,40 106,38-0,03 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Berdasarkan observasi sebanyak 41 transaksi gabah di 3 Kabupaten (Pandeglang, Serang dan Lebak), rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Mei 2015 dibandingkan keadaan April 2015 untuk Gabah Kering Giling (GKG) tidak ada perubahan, Gabah Kering Panen (GKP ) naik sebesar 6,02 persen, dan gabah kualitas rendah juga naik, yakni sebesar 11,44 persen. Rata-rata harga gabah bulan Mei 2015 di tingkat penggilingan untuk kualitas GKG Rp 4.700,- per kg, kualitas GKP Rp. 4.257,- per kg dan gabah kualitas rendah rata-rata Rp. 4.171,- per kg. Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp 3.700 per kg dijumpai di Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang dengan kualitas rendah (varietas ciherang), sedangkan harga tertinggi sebesar Rp. 4.600,- per kg dijumpai di Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak untuk kualitas GKG (varietas ciherang). Pada Mei 2015, survei harga produsen gabah yang masuk berasal dari 41 observasi di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Pandeglang, Serang dan Lebak. Pemantauan harga ini dilakukan melalui pencacahan rutin bulanan. Observasi yang dilakukan ditemukan kelompok kualitas GKG sebanyak 5 observasi (12,20 persen), GKP sebanyak 22 observasi (53,66 persen) dan kualitas rendah sebanyak 14 observasi (34,15 persen). Rincian selengkapnya dapat dilihat padatabel 1. Tabel 5 Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas, Mei 2015 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp./Kg.) Terendah Tertinggi Rata-Rata Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (RP/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP)* (Rp./Kg.) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) G K G 5 12,20% 4.600 (Kec. Cipanas Kab.Lebak) 4.600 (Kec. Cipanas Kab.Lebak) 4.600 4.700 4.600 G K P 22 53,66% 3.900 (Kec. Pamarayan dan Ciruas, Kab. Serang 4.500 (Kec. Pagelaran, Kab. Pandeglang) 4.150 4.257 Petani 3.700 Penggilingan 3.750 Gabah Kualitas Rendah 14 34,15% 3.700 (Kec. Saketi, Kab. Pandeglang) 4.300 (Kecamatan Warunggunung, Kab. Lebak) 4.064 4.171 - Keterangan: GKG: kadar air 14 persen dan kadar lain 3 persen. GKP: kadar air (14,01-25persen) dan kadar lain (3,01-15persen).Kualitas rendah: kadar air > 25 persen atau kadar lain > 15persen * HPP di tingkat penggilingan berdasarkan INPRES NOMOR 5 TAHUN 2015 TANGGAL 17 MEI 2015 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015 9

2. Harga Terendah, Tertinggi dan Rata rata Komponen Mutu Pada Bulan Mei 2015, dari 41 observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 3.700,- per kg untuk kualitas rendah dijumpai di Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang dengan varietas Ciherang. Harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 4.600,- per kg untuk kualitas GKG di Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak (Varietas Ciherang). Untuk rata rata komponen mutu yang terdiri dari kadar air (KA) dan kadar hampa/kotoran (KH), yaitu untuk gabah dengan kualitas GKG KA nya sebesar 11,52 persen dan KH sebesar 2,24 persen. Untuk kualitas GKP KA nya sebesar 14,52 persen dan KH nya 7,03 persen sedangkan untuk Kualitas Rendah KA nya 19,07 persen dan KH 13,76 persen. Tabel 3 Rata rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas Gabah Maret - Mei 2015 Kelompok Kualitas Kadar Air (persen) Kadar Hampa/Kotoran (persen) Maret 15 April 15 Mei 15 Maret 15 April 15 Mei 15 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) GKG 11,59 11,90 11,52 2,48 2,30 2,24 GKP 16,22 16,28 14,52 7,07 7,02 7,03 Kualitas Rendah 22,93 23,16 19,07 11,70 12,03 13,76 3. Persentase Jumlah Observasi harga Gabah di bawah HPP di Tingkat Penggilingan Pada Bulan Mei 2015 ini tidak ditemukan observasi harga gabah di bawah HPP, sedangkan observasi gabah kualitas rendah sebesar 34,15 persen. Tabel 4 Persentase Observasi Harga Gabah di Tingkat Penggilingan di Bawah HPP dan Gabah Kualitas Rendah, Desember 2014-Mei 2015 Rincian Di Tingkat Penggilingan (persen) Desember 14 Januari 15 Februari 15 Maret 15 April 15 Mei 15 Observasi Di bawah HPP - - - - - - Obs. Gabah Kualitas Rendah 15,38 15,38 16,67 54,72 43,55 34,15 4. Rata rata Harga Gabah Menurut Kualitas Rata-rata harga gabah kualitas kering giling (GKG) di Provinsi Banten tidak terjadi perubahan dibanding bulan April 2015, yakni sebesar Rp. 4.700,- per kg di tingkat penggilingan dan di tingkat petani sebesar Rp. 4.600,- per kg. Rata-rata harga gabah kualitas panen (GKP) di tingkat penggilingan sebesar Rp.4.257,- per kg atau naik sebesar 5,78 persen sementara di tingkat petani rata-rata harga GKP sebesar Rp. 4.150,- per kg atau naik sebesar 6,02 persen. Untuk gabah kualitas rendah di tingkat penggilingan mengalami kenaikan rata-rata harga sebesar 11,08 persen sementara di tingkat petani juga mengalami kenaikan rata-rata harga yakni sebesar 11,44 persen. 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015

Tabel 5 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas Maret Mei 2015 T i n g k a t P e n g g i l i n g a n ( R p / K g ) T i n g k a t P e t a n i ( R p / K g ) K u a l i t a s Mar 15 Apr 15 Mei 15 p e r s e n P e r u b a h a n K o l ( 4 ) t h d ( 3 ) Mar 15 Apr 15 Mei 15 p e r s e n P e r u b. K o l ( 8 ) t h d ( 7 ) ( 1 ) ( 4 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 8 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) GKG 5.436 4.700 4.700 0,00 5.336 4.600 4.600 0,00 GKP 5.073 4.024 4.257 5,78 4.965 3.915 4.150 6,02 K u a l i t a s r e n d a h 4.134 3.755 4.171 11,08 3.970 3.647 4.064 11,44 Grafik 4 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Di Provinsi Banten (Mei 2014 Mei 2015) 6000 5500 5000 4500 4000 3500 3000 2500 GKG GKP Non Kwalitas HPP GKG HPP GKP Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015 11

C. PERKEMBANGAN UPAH BURUH UPAH NOMINAL HARIAN BURUH TANI PROVINSI BANTEN MEI 2015 SEBESAR Rp 39.079,- Upah nominal buruh tani pada Mei 2015 dibanding upah buruh tani April 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,04 persen atau naik dari Rp. 39.065,- menjadi Rp. 39.079,- per hari. Secara riil*) mengalami penurunan sebesar 0,64 persen. Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada April 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,52 persen atau naik dari Rp. 73.878,- menjadi Rp. 74.997,- per hari. Secara riil, upah Mei 2015 dibanding April 2015 naik sebesar 0,79 persen, yaitu dari Rp. 59.468,- menjadi Rp. 59.940,- per hari. *)Perubahan upah riil menggambarkanperubahan daya beli dari pendapatan yang diterima buruh seperti: buruh tani, buruh informal perkotaan, buruh industri yaitu kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Semakin tinggi upah riil maka semakin tinggi daya beli upah buruh dan sebaliknya 1. Perkembangan Upah Buruh Pertanian Secara umum, rata-rata upah nominal buruh tani pada Mei 2015 dibanding upah buruh tani April 2015 mengalami kenaikan 0,04 persen atau naik dari Rp. 39.065,- menjadi Rp. 39.079,- per hari. Secara riil mengalami penurunan sebesar 0,64 persen dibanding April 2015 yaitu dari Rp. 33.210,- menjadi Rp. 32.998,- per hari. Tabel 6 Ringkasan Upah Buruh Tani Provinsi Banten Per Hari (rupiah) Maret - Mei 2015 Rincian Jenis Upah Bulan Maret 2015 April 2015 Mei 2015 % Perubahan Mei 2015 thd April 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Provinsi Upah Nominal 38.638 39.065 39.079 0,04 Upah Riil *) 32.755 33.210 32.998-0,64 *) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga perdesaan (2012=100) 2. Perkembangan Upah Buruh Informal a. Upah Buruh Bangunan (konstruksi) Per hari Secara nominal, rata-rata upah buruh bangunan di Provinsi Banten pada Bulan Mei 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,52 persen atau naik dari Rp. 73.878,- menjadi Rp. 74.997,- per hari. Secara riil, upah Mei 2015 dibanding April 2015 naik sebesar 0,79 persen, yaitu dari Rp. 59.468,- menjadi Rp. 59.940,- per hari. Upah Pembantu Rumah Tangga Per Bulan Secara nominal, rata-rata upah pembantu rumah tangga di Provinsi Banten pada Mei 2015 tidak mengalami perubahan yakni sebesar Rp. 510.732,- per bulan. Sedangkan secara riil, upah Mei 2015 dibanding April 2015 mengalami penurunan sebesar 0,71 persen, yaitu turun dari Rp. 411.118,- menjadi Rp. 408.194,- per bulan. 12 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015

Tabel 7 Ringkasan Upah Buruh Informal Perkotaan Provinsi Banten Per Hari/Bulan (rupiah) Maret - Mei 2015 Rincian Jenis Upah Bulan Maret April Mei % Perubahan Mei 2015 thd April 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bangunan per hari Upah Nominal 73.878 73.878 74,997 1.52 Upah Riil *) 59.894 59.468 59.940 0,79 Pembantu rumah tangga Upah Nominal 510.732 510.732 510,732 0.00 per bulan Upah Riil*) 414.061 411.118 408.194-0.71 *) Upah riil = upah nominal/ihk Umum Perkotaan di Banten (2012=100) Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015 13

BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Dr. Syech Suhaimi, SE.,M.Si Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027 E-mail : bps3600@bps.go.id; pst3600@bps.go.id Website : banten.bps.go.id 14 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 29/06/36/Th.IX, 1 Juni 2015