Upaya Meningkatkan Konsep Diri Siswa Dalam Belajar Melalui Teknik Modeling Dalam Bimbingan Kelompok

dokumen-dokumen yang mirip
Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BEHAVIOR PADA SISWA

Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi

Upaya Mengatasi Keterlambatan Masuk Kelas Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan Media Sosiodrama

Upaya Mengurangi Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek Dengan Layanan Bimbingan Kelompok Siswa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

PENINGKATAN MINAT MEMBACA ANAK KELOMPOK B MELALUI MEDIA KARTU KATA DI TK PERTIWI 2 MANGGIS, MOJOSONGO, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Pemahaman Bakat Siswa

Upaya Peningkatan Kemampuan Perencanaan Karir Siswa Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XII IPA di SMA N 8 Purworejo

Oleh : ARIE KHURNIAWAN NPM SKRIPSI

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional (Sopan Santun) Terhadap Guru Melalui Layanan Penguasaan Konten Pada Siswa

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN PERTEMANAN SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

Upaya Menangani Siswa Yang Sering Melanggar Tata Tertib Sekolah Melalui Layanan Konseling Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY PADA SISWA SMK YPP PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU DENGAN TEKNIK JIGSAW DI SMAN I GADING. Luluk Hidayati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN. Anik Marijani

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN KONSEP DIRI, PERILAKU SISWA, DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN TEKNIK KLARIFIKASI NILAI

STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK. Oleh : Sri Karyono

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil belajar merupakan sebuah tolak ukur bagi guru untuk dapat mengetahui

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TOLERAN TERHADAP KEBERAGAMAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2008, hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Roesdakarya,

PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3 KANDANGAN

YENY SURYA DEWI A 54B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SEMESTER 2 SMA 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi

PENINGKATAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE INQUIRI PADA SISWAKELAS II SD NEGERI DADIREJO 02 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERTANGGUNG JAWAB MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PERTIWI SOMOPURO JOGONALAN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

Oleh: Nuryanti SDN 2 Watulimo, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Manajemen Berbasis sekolah

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 1 2 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta, 2012, hlm Ibid,hlm. 1.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa, seorang anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ERLINA DIAH PERMATASARI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan hal paling penting dalam diri manusia untuk menjadikan kita individu yang patuh dan

PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEJALA ALAM (IPA) SISWA KELAS III SD NEGERI 1 JOMBORAN KLATEN TENGAH TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menuju masa dewasa, secara psikologis siswa SMA berada pada remaja

RISIA IKA NURYAWATI A54A100141

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

Transkripsi:

Upaya Meningkatkan Konsep Diri Siswa Dalam Belajar Melalui Teknik Modeling Dalam Bimbingan Kelompok Subardi (09220275) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang penelitian ini didasari oleh hasil observasi tentang catatan guru BK sebagai kolaborator peneliti, bahwa pada kelas VII B MTs Al Muttaqin diketemukan beberapa siswa yang memiliki konsep diri dalam belajar yang masih rendah, diantaranya beberapa siswa tersebut kurang serius dan fokus dalam mengikuti pembelajaran sehingga prestasinya rendah. Konsep diri perlu ditanamkan sejak dini melalui pendidikan keimanan dan ketakwaan untuk membentuk sikap religiusnya yang mampu memberikan daya tangkal terhadap pengaruh budaya yang tidak baik agar mampu menkonsep dirinya terutama dalam belajar. Sehingga pihak sekolah perlu memberikan bantuan dan tindakan kepada siswa tersebut supaya mampu memiliki konsep diri yang baik dalam belajar, tindakan tersebut berupa bimbingan kelompok dengan teknik modeling. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya konsep diri dalam belajar bagi siswa kelas VII B MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara, (2) Untuk meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar melalui teknik modeling dalam layanan bimbingan kelompok di MTs tersebut. Permasalahan dalam penelitian ini adalah : (1) Faktor-faktor apa yang menyebabkan siswa MTs Al Muttaqin kelas VII B mempunyai konsep diri yang rendah dalam belajar? (2) Apakah dengan melalui teknik modeling dalam layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan konsep diri siswa MTs Al Muttaqin kelas VII B dalam belajar? Metode penelitian ini menggunakan dua siklus, dan dari setiap siklus terdiri dari : (1) Tahap perencanaan, tahap ini berisi tentang persiapan peneliti untuk menyusun beberapa rencana yang akan dilaksanakan pada layanan bimbingan kelompok bersama dengan kolabolator; (2) Tahap tindakan, tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok yang telah dipersiapkan pada tahap perencanaan; (3) Tahap observasi, tahap ini merupakan tahap pengamatan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok baik untuk pengamatan guru BK maupun siswa di dalam proses layanan bimbingan kelompok; dan (4) Tahap refleksi yaitu tahap analisis yang dilakukan oleh peneliti dan kolabolator untuk mengetahui tingkat keberhasilan konsep diri siswa dalam belajar. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling dapat meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar. hal ini ditunjukkan pada tingkat konsep diri siswa yang mengalami peningkatan mulai pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada pra siklus konsep diri siswa berada pada kategori sangat kurang dengan prosentase 45%, pada siklus I mengalami peningkatan pada prosentase 70% dan termasuk pada kategori cukup baik, dan pada siklus II meningkat pada prosentase 87% dan termasuk pada kategori sangat baik. Kata Kunci : Konsep diri, bimbingan kelompok, modeling PENDAHULUAN Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pembangunan merupakan suatu alternatif yang strategis sebagai alat untuk mencapai suatu tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Dengan terciptanya suatu sistem dan tatanan kehidupan masyarakat yang mantap lewat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka masyarakat melalui kemampuannya akan mampu menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Sehingga akan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan permintaan-permintaan baru seiring dengan perubahan dan perkembangan jaman. Dengan perubahan tersebut perlu ditanamkan sikap religius kepada anak 20 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

dengan keimanan dan ketaqwaan yang mampu memberikan daya tangkal terhadap pengaruh budaya yang tidak baik. Sehingga dengan penanaman sikap religius yang dimulai sejak dini akan membentuk konsep diri anak yang baik. Upaya untuk membekali masyarakat agar mampu menyesuaikan diri terhadap perubahanperubahan yang terjadi tersebut, maka perlu disiapkannya masyarakat yang terdiri dari individu yang memiliki sifat-sifat dan kepribadian yang berbudi luhur, berani menghadapi tantangan, berorientasi kepada masa depan, memiliki kesetiakawanan sosial, dan disiplin yang semuanya menuju kearah terciptanya individu yang utuh sebagai sumber daya pembangunan dengan kekuatan kualitas yang tinggi serta takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat yang mempunyai kedudukan sebagai salah satu sumber daya dalam pembangunan apabila individu tersebut mempunyai kemampuan baik secara kualitas maupun kuantitas dengan kekuatan moral dan akhlak yang baik, sehingga individu tersebut cenderung bertingkah laku baik, berkreasi dan beradaptasi secara mapan dan total terhadap profesi yang digelutinya. Kondisi seperti ini akan memberikan implikasi yang relevan sesuai dengan proses dan tujuan dari pembangunan nasional. Pendidikan dalam kontektual keseluruhan proses memberikan peletakan yang mendasar sesuai apa yang diuraikan dalam garis-garis besar haluan pembangunan bangsa. Mengingat pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup strategis dalam kepentingan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan manfaat bagi bekal masyarakat menuju terciptanya suasana kehidupan yang lebih mapan, pemerintah telah meletakkan strategi dan bijakan yang tepat kepada warga negaranya melalui peluang lebar untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak (pasal 31 ayat 1 UUD 1945). Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang menyalurkan atau mentransformasikan berbagai ilmu pengetahuan, pengembangan kepribadian atau sikap dan ketrampilan anak sebagai peserta didik secara optimal yang sesuai dengan tingkat perkembangan. Dengan bekal pengetahuan sikap dan ketrampilan tersebut anak akan lebih siap melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi, atau dapat digunakan sebagai persiapan terjun ke masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Memperhatikan pada dua arah dari keberadaan sekolah tersebut, anak-anak dalam lembaga pendidikan tersebut perlu di bimbing dan diarahkan secara integral. Dalam proses pelaksanaan belajar mengajar, pada perkembangan anak dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan yang saling beriringan sehingga melekat pada proses perkembanngan anak. Pada sikap atau perilaku baik maupun buruk yang ditunjukan setiap anak merupakan suatu luapan atau pelampiasan yang muncul dari diri anak persoalan-persoalan yang tidak teratasi dan belum terpecahkan. Hal tersebut disebabkan karena konsep diri yang negatif yang menyebabkan kurangnya percaya diri pada kemampuan anak, rendahnya prestasi anak, dan kurangnya motivasi belajar anak. Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan lebih mudah untuk mencapai keberhasilan (Desmita, 2011). 21 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Konsep diri perlu di kenalkan sejak dini, karena setiap individu harus mempunyai rencana yang sesuai dengan perkembangan yang mampu membentuk kepribadian dan masa depan yang lebih baik. Konsep diri anak merupakan suatu hal yang perlu untuk diperhatikan, sebab konsep diri akan berlangsung terus menerus seiring dengan tingkat perkembangan anak itu sendiri di dalam menghadapi lingkungannya. Namun pada kenyataannya masih banyak anak yang kurang mengetahui tentang konsep diri, mereka masih kurang matang dalam merencanakan segala sesuatu yang akan dilakukan oleh anak yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian supaya anak mampu menkonsep dirinya dengan baik, harus diupayakan wadah penyeimbangan baik berupa latihan maupun proses belajar antara kondisi jasmani, perkembangan dan kematangan psikis dengan sentuhan pengenalan budaya, agama dan lingkungan sekitar secara terarah dan pemenuhan kebutuhan. Setiap anak mempunyai kemampuan belajar yang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh kurangnya konsep diri dalam belajar yang belum memahami kemampuan yang ada pada dirinya. Sehingga hal ini menjadi seorang pembimbing untuk memberikan bantuan kepada siswa agar mempunyai konsep diri dalam belajar. Pemberian layanan bimbingan konseling untuk membantu anak membentuk konsep diri dalam belajar, supaya anak bisa lebih terarah dan mampu menata dirinya dengan lebih baik maka seorang guru BK memberikan layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok di sekolah merupakan pemberian informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka dalam menyusun rencana dan keputusan yang tepat (Gazda, 1975). Layanan tersebut memanfaatkan dinamika kelompok yang digunakan sebagai media untuk membimbing siswa yang memerlukan bantuan dalam mengentaskan masalahnya, terutama pada pembentukan kosep diri siswa dalam belajar. Dari pengamatan peneliti yang berdasarkan dari catatan guru BK, peneliti memperoleh data siswa yang memiliki konsepdiri dalam belajar yang rendah, siswa tersebut berada pada kelas VII B MTs Al Muttaqi Rengging Pecangaan. Oleh karena itu peneliti bekerja sama dengan guru BK untuk melakukan bimbingan kelompok dengan teknik modeling terhadap siswa-siswa tersebut dengan tujuan agar mereka menpunyai konsep diri yang positif dalam belajar sehingga mempunyai hasil belajar yang lebih baik. TINJAUAN PUSTAKA Kajian Tentang Konsep Diri Menurut Desmita (2011: 164) konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan pada definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan pandangan serta sikap seseorang yang menuju pada dirinya sendiri dengan cara memahami dirinya sendiri, gambaran diri, penilaian diri, citra diri, penerimaan diri, dan harga diri dalam proses perkembangan dan pertumbuhan. 22 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Melihat kenyataan yang ada, bahwa masih banyak siswa yang memiliki konsep diri yang rendah, diantaranya adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap dirinya sendiri dan kemampuan yang dia miliki. Sehingga hal tersebut mengakibatkan konsep diri siswa rendah. Faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri seseoraang yaitu adanya kesadaran terhadap dirinya, pemahaman terhadap kemampuan yang dimiliki, dan juga pandangan atau penilaian orang lain terhadap dirinya. Seseorang dapat memiliki konsep diri yang baik apabila mampu berfikir positif terhadap kemampuan yang dimiliki. Sehingga mampu merencanakan dan melaksanakan suatu pekerjaan yang sesuai dengan harapan yang dapat diterima oleh orang lain atau masyarakat. Kajian Tentang layanan Bimbingan kelompok Menurut Prayitno (2003:309), bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Dari pengertian di atas yang dimaksudkan dengan layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang diberikan kepada siswa yang terbentuk dalam suatu kelompokuntuk memperoleh bahan informasi dari guru pembimbing maupun teman sekelompok yang akan di pergunakan untuk menyusun rencana dan membuat keputusan, atau untuk keperluan lain yang relevan dengan informasi yang diperolehnya. Kajian Tentang Teknik Modeling Menurut Jamal Ma mur Asmani (2010: 225) teknik modeling merupakan teknik yang digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien dan memperkuat perilaku yang sudah terbentuk. Dari pendapat di atas dapat disimplkan bahwa, teknik modeling merupakan pemberian suatu informasi secara simbolis dengan cara mengobservasi untuk menyesuaikan diri dengan tindakan atau perilaku orang lain yang bisa di tiru di masa yang akan datang dengan melibatkan proses kognitif. Teknik modeling merupakan suatu proses belajar melalui observasi pada tingkah laku seseorang yang bisa di jadikan suatu rangsangan bagi sikap dan tingkah laku sebagai bagian individu yang di tampilkan sebagai model. METODE PENELITIAN Setting penelitian Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilaksanakan pada pertengahan semester yaitu semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 di bulan Februari s/d April, karena peneliti merasa perlu untuk segera menemukan cara yang menarik dan diminati oleh siswa untuk meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar melalui teknik modeling dalam bimbingan kelompok. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara, khususnya pada kelas VII B Tahun Ajaran 2012/2013. Subyek Penelitian Subyek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Muttaqin Rengging Pecanggan Jepara Tahun Ajaran 2012/2013 yang di khususkan pada 5 siswa yang teriri dari 2 siswa 23 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

laki-laki dan 3 siswa perempuan yang memiliki konsep diri dalam belajar rendah. Penelitian ini melibatkan guru BK sebagai kolabolator. Sumber Data Penelitian menggunakan sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari subyek kemudian dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder biasanya diperoleh dari perpustakaan ataupun dari laporan-laporan penelitian terdahulu, dan untuk mengumpulkan data tersebut peneliti melakukan observasi. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi. Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data secara sengaja melaui pengamatan dilapangan. Observasi tersebut ditujukan kepada tiga sasaran, yaitu yang pertama, observasi terhadap konsep diri siswa dalam belajar; yang ke dua, observasi terhadap siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok; dan yang terakhir, observasi terhadap guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini adalah triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi data merupakan analisis yang banyak digunakan untuk melakukan pemeriksaan atau pembanding terhadap data melalui sumber lainnya yang bertujuan untuk mencari fakta atau kenyataan yang sebenarnya. Indikator Kinerja Indikator kinerja dalam penelitian ini berupa peningkatan konsep diri siswa dalam belajar yang di analisis untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan konsep diri siswa dalam belajar melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling. Kriteria peningkatan antara pra siklus, siklus I, dan Siklus II ialah 75% konsep diri siswa dalam belajar siswa kelas VII B MTs Al Muttaqin Rengging mengalami peningkatan konsep diri dalam belajar. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilakukan dua siklus secara berkelanjutan. Setiap siklus dilaksanakan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan tahap refleksi dengan melaksanakan evaluasi untuk mengetahui efektifitas tindakan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN SIKLUS I Siklus I Pertemuan I a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini yang dilaksanakan peneliti adalah : 24 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

1 Peneliti mengajukan ijin penelitian dari institut kepada Kepala Sekolah MTs Al Muttaqin Rengging Pecangan Jepara. 2 Peneliti mengumpulkan data siswa yang mempunyai konsep diri siswa dalam belajar yang diperoleh dari catatan guru BK. 3 Peneliti dan guru BK mempersiapkan bahan yang akan disampaikan pada tahap tindakan. b. Tahap Tindakan Tahap tindakan pada siklus I pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 05 Maret 2013 pada kelas VII B MTs Al Muttaqin Rengging khususnya pada 5 siswa yang memiliki konsep diri yang rendah, siswa tersebut diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling dan menampilkan 1 siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik. Siswa tersebut dijadikan sebagai model dalam bimbingan kelompok dengan teknik modeling. c. Tahap Observasi Tahap observasi ini digunakan untuk mengamati siswa dan guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling. Setelah kegiatan bimbingan kelompok pada siklus I pertemuan I selesai, peneliti bersama guru BK menganalisis hasil bimbingan kelompok tersebut. d. Tahap Refleksi Tahap ini digunakan untuk mengevaluasi hasil dari observasi untuk mengetahui kondisi siswa maupun guru BK di dalam proses bimbingan kelompok, dan hasil dari evaluasi tersebut peneliti bersama guru BK sepakat untuk melaksanakan siklus I pertemuan II. Siklus I Pertemuan II a. Tahap Perencanaan Tahap perencanan pada pertemuan ke dua peneliti bersama guru BK mempersiapkan model untuk membuat catatan atau resum yang akan disampaikan pada tahap tindakan. b. Tahap Tindakan Tahap tindakan pada pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2013, pada pertemuan ke dua ini ke 5 siswa menunjukkan resum atau catatan yang telah di buat dari rumah kemudian dibahas bersama-sama dengan model yang juga menunjukkan hasil resum dari catatannya. c. Tahap Observasi Tahap observasi pada pertemuan ke dua digunakan untuk mengamati siswa maupun guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling yang hasil akan di analisis untuk mengetahui hasil dari siklus I. d. Tahap Refleksi Refleksi dilaksanakan oleh peneliti bersama guru BK untuk mendiskusikan hasil observasi terhadap siswa dan guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok pada siklus I 25 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

pertemuan II. Hasil dari observasi tersebut di analisis pada tahap ini, sehingga menghasilkan data sebagai berikut : 1) Siswa di dalam proses layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling pada siklus I memperoleh prosentase 51% dan termasuk pada kategori kurang. 2) Guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok pada siklus I memperoleh hasil prosentase 57% dan termasuk pada kategori kurang. 3) Konsep diri siswa dalam belajar pada siklus I mengalami peningkatan, yaitu meningkat pada kategori 70% dan termasuk pada kategori cukup baik. melihat dari hasil analisis di atas maka peneliti bersama guru BK memutuskan untuk melaksanakan layanan bimbingan kelompok pada siklus II. Siklus II Siklus II Pertemuan I a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II pertemuan I merupakan perbaikan dari siklus I, pada tahap ini peneliti bersama guru membuat satlan layanan bimbingan kelompok dan menyiapkan bahan untuk layanan bimbingan kelompok. b. Tahap Tindakan Tahap tindakan pada siklus II pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2013, tahap ini merupakan perbaikan dari siklus I, pada tahap ini model bersama anggota kelompok berdiskusi untuk bisa merencanakan atau menkonsep waktu belajar, dan guru BK sebagai fasilitator. c. Tahap Observasi Tahap observasi dilaksanakan pada waktu pelaksanaan bimbingan kelompok berlangsung, peneliti mengamati siswa dan guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok tersebut. d. Tahap Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti bersama guru BK untuk menganalisis hasil dari layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling pada siklus II pertemuan I, setelah merefleksi akhirnya peneliti dan guru BK memutuskan untuk melaksanakan bimbingan kelompok pada pertemuan ke II. Siklus II Pertemuan II a. Tahap Perencanaan Pada Tahap perencanaan pada siklus II pertemuan II peneliti bersama guru BK berdiskusi untuk menyiapkan bahan dan menyatukan pendapat sehingga ada kesamaan gambaran pelaksanaan pada pertemuan II. 26 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

b. Tahap Tindakan Tahap tindakan dilaksanakan pada tanggal 2 April 2013, pada tahap ini guru BK mengawali dengan cara membuka layanan bimbingan kelompok dan sedikit memberikan tambahan materi, setelah guru BK selesai proses bimbingan tersebut dilanjutkan oleh model bersama-sama dengan anggota kelompok untuk membuat rencana belajar dan membuat ringkasan materi. c. Tahap Observasi Pada tahap ini peneliti dengan sungguh-sungguh mengamati setiap kejadian yang ada dalam bimbingan kelompok baik terhadap siswa maupun guru BK. peneliti mencatat semua kejadian yang dia lihat mulai dari awal kegiatan sampai selesai. d. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti bersama guru BK menganalisis hasil observasi pelaksanaan bimbingan kelompok pada siklus II pertemuan II, dan hasil dari evaluasi tersebut dihasilkan analisis sebagai berikut : 1) Siswa di dalam proses layanan bimbingan kelompok pada siklus II mencapai prosentase 82% dan termasuk pada kategori baik. 2) Guru BK di dalam proses bimbingan kelompok mencapai prosentase 92% dan termasuk pada kategori sangat baik. 3) Konsep diri siswa dalam belajar pada siklus II mengalami peningkatan pada kategori sangat baik dengan prosentase 87%. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik modeling dapat meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar khususnya pada siswa kelas VII B MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan. Dari hasil analisis pada siklus I siswa di dalam proses layanan bimbingan kelompok mencapai prosentase 51% dan termasuk pada kategori kurang, dan pada siklu II meningkat pada kategori baik dengan perolehan prosentase sebesar 82%. Sedangkan guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok pada siklus I berada pada kategori kurang dengan prosentase 57%, dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan prosentase 92% dan termasuk pada kategori sangat baik. Dengan dilaksanakan bimbingan kelompok pada 5 siswa kelas VII B MTs Al Muttaqin Rengging konsep diri siswa dalam belajar dapat meningkat, pada pra siklus konsep diri siswa berada pada kategori sangat kurang dengan prosentase 45%, pada siklus I meningkat pada kategorinvukup baik dengan prosentase 70%, dan pada siklus II meningkat dengan perolehan prosentase 87% dan termasuk pada kategori sangat baik. 27 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

DAFTAR PUSTAKA Banun Sri Haksasi. 2007. Instrumentasi Bimbingan dan Konseling Non Tes. Salatiga: Widya Press. Dede Rahmat Hidayat, dkk. 2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling. Jakarta: Indeks. Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. E.Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Jamal Ma mur Asmani. 2010. Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. Lexy J. Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya. M. Toha Anggoro, dkk. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. M. Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: CV. Widya Karya. Nar Herrhyanto, dkk. 2009. Statistika Dasar. Jakarta: universitas Terbuka. Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas-Rineka Cipta....1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Padang: Galia Indonesia. Sukiman. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Pembimbing (Bimbingan dan Konseling). Yogyakarta: Paramitra Publishing. 28 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING