BAB II. Landasan Teori. Onomatope adalah kata yang mewakili arti dari suatu bunyi, perbuatan, dan

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. Landasan Teori. Fukushi (adverbia) yang berarti kata keterangan dalam bahasa Indonesia,

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 2. Landasan Teori. Setiap bahasa pasti memiliki adverbia yang berarti kata keterangan dalam

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

BAB II GAMBARAN UMUM ANOMATOPE TENTANG GITAIGO BAHASA JEPANG

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Onomatope yang berasal dari Bahasa Yunani ονοματοποιία adalah kata atau

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, atau berkomunikasi satu sama lain. Dengan demikian bahasa

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS BENTUK, JENIS, FUNGSI GRAMATIKAL, DAN MAKNA ONOMATOPE DALAM NOVEL KITCHIN KARYA BANANA YOSHIMOTO

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

(Asari-chan buku no: 25, halaman: 70) い~じゃないの あさりがみてるんだから. Terjemahan: Ibu: Masa bertengkar gara-gara televisi?

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman?

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam masyarakat kata bahasa sering digunakan dalam berbagai konteks

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

Pergi kemana? どこへ行きますか

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

ANALISIS MAKNA ONOMATOPAE PADA IKLAN DI MAJALAH JEPANG

sosial pada masa Edo yang terdiri dari samurai ataushi ( 士 ), petani atau nō ( 農 ), buruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1. Pengertian Giongo / Giseigo dan Gitaigo 2. Jenis Gitaigo dalam Bahasa Jepang

Transkripsi:

BAB II Landasan Teori 2.1 Teori Onomatope Onomatope adalah kata yang mewakili arti dari suatu bunyi, perbuatan, dan tindakan yang terjadi di dalam suatu situasi. Onomatope pun menggambarkan situasi atau gambaran yang terjadi tanpa penjelasan yang rumit dan panjang agar pembaca langsung mengerti akan suatu kondisi yang sedang terjadi. Selain itu onomatope adalah kata keterangan yang menerangkan keadaan, bunyi suatu benda, atau bunyi aktifitas pada situasi yang sedang berlangsung, yang terbagi menjadi dua giongo dan gitaigo (Fukuda, 2003:20). Negara Jepang adalah salah satu negara yang menggunakan onomatope dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaannya pun sangat beragam, oleh karena itu onomatope sangatlah erat hubungannya dalam keseharian masyarakat Jepang. Dalam kehidupan orang Jepang onomatope adalah bahasa yang sangat unik dan menarik. Seperti pendapat yang dikemukakan Fukuda (2003: 8) sebagai berikut: Onomatopoeia- the use of words whose meaning- is the one of the most enjoyable and fascinating features of the Japanese language yang artinya adalah "Onomatopepenggunaan kata-kata yang memiliki makna- adalah salah satu bentuk yang paling menyenangkan dan menarik dalam bahasa Jepang". Sedangkan Hinata dan Hibiya (1995:2) menjelaskan onomatope sebagai berikut 擬音語 擬態語を含め音象徴 (Sound Symbolism) これが日本語の中で独特な位置を占めることはとよぶことにとし 8

て yang artinya, Giongo dan gitaigo disebut sebagai onshouchou (sound symbolism), dalam bahasa Jepang hal inimerupakan suatu keunikan tersendiri. Senada dengan pendapat tersebut, Kamiya (2002: 214) juga menyebutkan onomatope sebagai kata keterangan yang meniru suara (giseigo) atau menggambarkan tindakan, perilaku atau keadaan (gitaigo). Onomatope juga sangat membantu sebuah komunikasi yang ada. Hal ini semakin diperkuat dengan pendapat lain dari Fukuda (2003: 8) yang mengatakan sebagai berikut: With onomatopoeia, you can express a vast range of meaning in many situations. Onomatopoeia is also, however, one of the hardest parts of the language for English speaker to master, simply because it is so different from English onomatopoeia. Nevertheless you need to come to grips with it in order to speak and understand Japanese properly Terjemahan: Dengan onomatopoeia, Anda dapat mengekspresikan berbagai macam makna dalam beberapa situasi. Meskipun seperti itu onomatopoeia terkadang menjadi salah satu bagian tersulit bagi pembicara bahasa Inggris untuk menguasainya, hal itu karena onomatope jepang sangat berbeda dari onomatope inggris. Namun, Anda perlu memahami untuk mengatasinya guna berbicara dan mengerti bahasa Jepang dengan benar " Onomatope pun juga dapat mempermudah sebuah arti dari kata yang digunakan, hal ini dapat dilihat dari pendapat Fukuda (1995:7) yang mengatakan bahwa Kata bahasa Jepang yang meniru bunyi ini merupakan bumbu bahasa, cita rasanya. Dengan kata-kata ini, bahasa Jepang lisan anda akan lebih wajar dan mengesankan. Tanpa itu semua jalan hidup ini akan terasa lurus dan membosankan. Onomatope adalah 擬音語 (giongo) yang secara harfiah berarti sebuah kata yang meniru bunyi, dan mimesis adalah 擬態語 (gitaigo), yang secara harfiah berarti sebuah kata yang meniru tindakan atau keadaan. (Hiroko Fukuda, 1997: 9). 9

Sedangkan pengertian onomatope menurut J.G. Herder dalam Gorys Keraf (1990:3) adalah Obyek-obyek diberi nama sesuai dengan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh obyek-obyek itu sendiri. Obyek-obyek yang dimaksud adalah bunyibunyi binatang atau peristiwa alam. Hal serupa dikemukakan juga oleh Hiroko fukuda (2003: 20) bahwa onomatope adalah kata keterangan yang menerangkan keadaan, bunyi suatu benda, atau bunyi aktifitas pada situasi yang sedang berlangsung, yang terbagi menjadi giongo dan gitaigo. 2.1.1 Jenis-jenis Onomatope Pendapat tentang jenis-jenis yang ada dalam onomatope pun dikemukakan pula dari pandangan ahli Kindaichi Haruhiko (1990:8-9) bahwa onomatope terdiri dari giongo (giongo dan giseigo) dan gitaigo (gitaigo, giyougo, gijougo). a. Giongo adalah kata yang menggambarkan bunyi yang keluar, terbagi atas : - Giongo yaitu suatu kata yang menyatakan bunyi dari benda mati. Contohnya: 風でドアががたがたし始めた (pintu mulai berderak karena angin). - Giseigo yaitu suatu kata yang menyerukan bunyi dari mahluk hidup. Contohnya: げらげら笑いすぎて おなかが痛くなった (menjadi sakit perut karena terlalu banyak tertawa). b. Gitaigo adalah kata yang menyatakan sesuatu yang tidak berbunyi tetapi secara simbolis berbunyi, terdiri atas : - Gitaigo yaitu suatu kata yang menyatakan keadaan dari benda mati. Contohnya: 靴をぴかぴかに磨いた (menggosok sepatu sampai megkilat) 10

- Giyougo yaitu suatu kata yang menyatakan keadaan (keadaan tingkah laku) makhluk hidup. Contohnya: お風呂に入ってさっぱりした (saya merasa segar setelah berendam di ofuro) - Gijougo yaitu suatu kata yang seolah-olah menyatakan keadaan hati (perasaan) manusia. Contohnya: バスによって胸がむかむかする (karena mabuk dalam bis dadanya mual) Onomatope Jepang pada umumnya terbagi atas dua jenis yaitu giseigo dan gitaigo, hal ini diungkapkan oleh Morida (2002:142) sebagai berikut : () Yang artinya (Kata jenis seperti ini masing-masing disebut giseigo (giongo) dan gitaigo, keduanya bersatu dalam onomatope yang biasa disebut dengan onshouchougo). 2.1.2 Teori Gitaigo 擬態語 (gitaigo) adalah kata-kata yang secara tidak langsung menggambarkan suatu keadaan fenomena yang tidak berhubungan langsung dengan bunyi. Dengan kata lain, gitaigo merupakan kata-kata yang meniru keadaan suatu benda atau hal dan perbuatan yang dilakukan makhluk hidup yang diterima selain oleh indera pendengaran. Gitaigo juga dapat dikatakan sebagai bahasa yang mengungkapkan bunyi dari sesuatu yang tidak mengeluarkan bunyi. 11

Gitaigo juga dapat dikatakan sebagai kata yang mengungkapkan keadaan, kondisi benda dan sebagainya yang terasa secara inderawi. Hal serupa juga diungkapkan oleh Akimoto (2002:134) sebagai berikut: (dan lagi, kata yang menunjukkan simbol suara yang bergerak atau keadaan seperti NOSONOSO aruku JIROJIRO miru amamizu KIRAKIRA kagayaku disebut dengan gitaigo). Jenis jenis Gitaigo Gitaigo adalah kata yang menyatakan sesuatu yang tidak berbunyi tetapi secara simbolis berbunyi, terdiri atas : Gitaigo yaitu suatu kata yang menyatakan keadaan dari benda mati. Giyougo yaitu suatu kata yang menyatakan keadaan (keadaan tingkah laku) makhluk hidup. Gijougo yaitu suatu kata yang seolah-olah menyatakan keadaan hati (perasaan) manusia. Menurut pendapat ahli Hinata dan Hibiya (1995:2) di dalam buku yang berjudul pengertian dari gitaigo adalah:. Yang artinya Gitaigo adalah kata kata yang mengartikan atau menjelaskan tentang suatu keadaan, kondisi akan suatu benda dan sesuatu yang dapat dirasakan oleh panca indera. 2.1.3 Pengertian Gijougo 擬情語 (gijougo) adalah onomatope yang mengungkapkan dan kondisi dari perasaan atau hati manusia. Gijougo merupakan onomatope yang menjelaskan tentang keadaan yang dirasakan oleh manusia dalam suatu keadaan tertentu yang tidak dapat didengar bunyinya. 12

Kata kata berikut merupakan beberapa contoh kata dari gijougo: 1. = Jantung berdetak kencang karna gugup 2. = Kaget akan sesuatu 3. = Kebingungan 4. そわそわ = Kondisi cemas atau tidak tenang dan lalu lalang, 5. わくわく = Penuh pengharapan akan sesuatu yang biasanya menggembirakan atau suatu kejutan. 6. うきうき = Yang artinya perasaan yang senang Gijougo juga memiliki klasifikasi yang bergantung pada perasaan yang sedang dirasakan. Hal ini dapat dilihat dari pengertian gijougo menurut Nakazato (2004: 833) adalah sebagai berikut: 擬音語 擬態語 辞典 に 擬情語 に分類されているものの中から主なものを取り出し プ ラス マイナスに分けてみる Yang artinya adalah Dalam kamus giongo/gitaigo, gijoogo dibagi menjadi plus dan minus berdasarkan kepentingan penggunaannya. Gijoogo positif ( プラスの擬情語 ) - Yorokobi (sukacita), contohnya : うきうき いそいそ ほくほく - Kitai (harapan), contohnya : わくわく - Anshin (rasa aman), contohnya : ほっと - Nodoka (tenang ), contohnya : のうのう - Kokochi yosa (kenyamanan), contohnya : うっとり - Sawayaka (kesegaran),contohnya : すっきり さばさば 13

Gijoogo negatif( マイナスの擬情語 ) - Ikari (marah), contohnya : か ぎ きー ザアッいらいら むっと くわ - Shouchin (kecewa), contohnya : がっかり がっくり - Ken o (tidak suka), contohnya : うんざり げんなり - Fukai (ketidak nyamanan), contohnya : くさくさ - Shinkeishitsu (gugup), contohnya : かりかり - Shinpai (gelisah), contohnya : ひやくよくよ はらはら やきもき ひや - Odoroki to osore (terkejut dan takut), contohnya : くびく ぞっと もやぎょっ びくっ - Tamerai (keraguan ), contohnya : いじいじ うじうじ おずおず 2.2 Konsep Emosi 2.2.1 Pengertian Emosi Kata Emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini sebenarnya menunjukkan bahwa kecenderungan bertindak atau berbuat merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Sedangkan kata emosi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) dalam arti pertama adalah luapan perasaan yg berkembang dan surut dalam waktu singkat. Arti kedua adalah keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan, 14

kesedihan, keharuan, kecintaan, keberanian yg bersifat subjektif. Arti ketiga adalah ungkapan keadaan marah. Perasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) memiliki tiga arti. Arti yang pertama adalah hasil atau perbuatan merasa dengan pancaindra. Pada arti yang kedua adalah rasa atau keadaan batin sewaktu menghadapi atau merasai sesuatu. Arti yang ketiga adalah kesanggupan untuk merasa atau merasai. Dan arti yang keempat adalah pertimbangan batin (hati) atas sesuatu. Seperti yang telah diuraikan pada penjelasan sebelumnya, yaitu bahwa semua emosi menurut beberapa ahli pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak atau refleksi dari sesuatu yang dirasakan. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap situasi yang ada. Diperkuat oleh konsep kanjou ( 感情 ) (perasaan) Tsuchida dan Takemura (1994) dalam KANJOU NO SHAKAI SHINRIGAKU 感情の社会心理学 (1994:36) mengklasifikasikan emosi dasar menjadi 5 faktor berdasarkan onomatope yang terdapat dalam kamus onomatope, yaitu kemarahan( 怒り )kegembiraan( 喜 )kesedihan( 悲しみ )terkejut( 驚き )dan ketakutan( 不安 恐れ ). Selanjutnya Tsuchida mengkaitkan onomatope yang terdapat dalam bahasa Jepang dengan emosi dasar tersebut. Yaitu sebagai berikut: 1. Marah ( 怒り ) contohnya : むかむか いらいら きー ザアッ かっ 2. Senang ( 喜び ) contohnya : うっとり うきうき ほっ わくわく 3. Sedih ( 悲しみ ) contohnya : しょぽん がっくり くよくよ がくつ 15

4. Kaget ( 驚き ) contohnya : ひゃっ ぎょっ どきっ びくっ がーん 5. Takut ( 不安 恐れ ) contohnya : ひやひや どぎまぎ おどおど どきどき Selain itu Goleman (2002 : 411) juga mengemukakan beberapa macam emosi yang seringkali kita rasakan yaitu : a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan kemesraan f. Terkejut : terkesiap, terkejut g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka h. Malu : malu hati, kesal Dalam The Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles mengenai emosi secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah dengan cara menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan yang ada dalam diri kita. Sementara itu menurut Aritoteles dalam Goleman (2002:16) adalah Nafsu apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan. nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, 16

masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikannya. Emosi juga memiliki beberapa tingkatan sesuai dengan hal yang sedang dirasakan. Oleh karna itu cara mengatasinya pun berbeda-beda. Menurut Mayer dalam Goleman (2002 : 65) adalah orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia. Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. 2. 3 Konsep Kegembiraan 2.3.1 Definisi Kegembiraan Aristoteles dalam Adler (2003) menyatakan bahwa happiness atau kebahagiaan berasal dari kata happy atau bahagia yang berarti feeling good, having fun, having a good time, atau sesuatu yang membuat pengalaman yang menyenangkan. Sedangkan orang yang bahagia menurut Aristoteles dalam Gilbert (2007) adalah orang yang mempunyai good birth, good health, good look, good luck, good reputation, good friends, good money and goodness. Kebahagiaan merupakan sebongkahan perasaan yang dapat dirasakan berupa perasaan senang, tentram, dan memiliki kedamaian (Rusydi, 2007). 17

Sedangkan happiness atau kebahagiaan menurut Biswas, Diener & Dean (2007) merupakan kualitas dari keseluruhan hidup manusia apa yang membuat kehidupan menjadi baik secara keseluruhan seperti kesehatan yang lebih baik, kreativitas yang tinggi ataupun pendapatan yang lebih tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah perasaan positif yang berasal dari kualitas keseluruhan hidup manusia yang ditandai dengan adanya kesenangan yang dirasakan oleh seorang individu ketika melakukan sesuatu hal yang disenangi di dalam hidupnya dengan tidak adanya perasaan menderita. 喜び ) 2. 3. 2 Jenis jenis kegembiraan ( 喜び Dalam proses kehidupan manusia kebahagiaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu shite morau yorokobi, dekiru yorokobi, dan shite agerareru yorokobi. Menurut Takagi (2006:3) untuk dapat merasakan kegembiraan dalam hidup, terlebih dahulu kita dapat menerima tiga jenis kegembiraan tersebut. Dalam proses pertumbuhan manusia, ada tiga macam kegembiraan yang ada yaitu: 1. ( Shite morau yorokobi ) Jenis kegembiraan adalah perlakuan yang kita terima dari seseorang dapat membuat diri kita merasa bergembira. Contohnya : Kita mendapat perhatian dan kasih saying dari orang tua yang telah merawat kita selama ini, sehingga diri kita merasa bergembira akan ha itu. Mendapat hadiah atau kejutan dari seorang teman, membuat kita merasa gembira akan perhatian darinya. 18

2. ( Dekiru yorokobi ) Jenis kegembiraan adalah pencapaian akan suatu hal yang bisa dilakukan oleh diri kita sendiri dengan baik dan memuaskan, membuat perasaan kita menjadi gembira. Contohnya : Sulit untuk mengerjakan tugas yang kita dapatkan, tetapi karena kita terusterusan berusaha mempelajarinya akhirnya kita dapat menyelesaikannya. Kita merasa tidak bisa memperoleh hal yang kita inginkan, tetapi karena keyakinan yang kuat dan berusaha untuk mendapatkannya, akhirnya kita dapat memperoleh hal tersebut. 3. (Shite agerareru yorokobi ) Jenis kegembiraan adalah kita dapat memberikan suatu hal baik atau sebuah perlakuan yang baik kepada seseorang, sehingga orang tersebut merasa bergembira atas hal yang telah kita lakukan Contohnya : Ketika mothers day seorang anak memberikan bunga kepada ibunya atas apresiasinya kepada orang tua yang telah menyayanginya. Sehingga sang ibu merasa gembira atas perlakuan anaknya. Memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan, sehingga orang yang telah kita bantu merasa senang ate gembira karenanya. 19