Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

dokumen-dokumen yang mirip
INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Pasal 2. permen_14_2008

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN

MATRIKS RENSTRA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A,

KONDISI AWAL TAHUN % 62.00% 50.00% 55.00% 98.40% % % 97.00%

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

KATA PENGANTAR. Prof. Dr. Dodi Nandika, MS RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

1,3 PENYEDIAAN SUBSIDI PENDIDIKAN SD/SDLB BERKUALITAS

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

BAB V PROGRAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

ANALISIS SWOT RENSTRA KEMDIKBUD TAHUN (Artikel 24)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

Bab III Akuntabilitas Kinerja

REVISI KE-1 DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2012 NOMOR : 1490/ /01/2012 TANGGAL : 9 Desember 2011 IA.

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

BAB II KONDISI UMUM PENDIDIKAN

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

RENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI 2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR) 12

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

KERTAS KERJA RKA-KL RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2012

KERTAS KERJA RKA-KL RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2012

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : DIPA /2014 I A. INFORMASI KINERJA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2014

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERLUASAN DAN PEMERATAAN AKSES PAUD BERMUTU DAN BERKESETARAAN GENDER DI SEMUA PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA

KERTAS KERJA RKA-KL RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA KEMDIKBUD

BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

Misi 4. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

TAHUN ANGGARAN 212 (25) (4) (25.4.7) PENDIDIKAN ISLAM SATUAN KERJA (61424) MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI BANDAR MAHLIGEI KAB. ACEH TAMIANG PROPINSI (6) A

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA KEMDIKNAS

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

Print to PDF without this message by purchasing novapdf ( KERTAS KERJA RKA-KL RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB V PROGRAM PEMBANGUNAN PADA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Rencana Tahun Kebutuhan dana/pagu indikatif. Disdikbud Kab dan 38 UPTD. Disdikbud Kab dan 38 UPTD. Disdikbud Kab dan 38 UPTD

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA UJIAN NASIONAL PERBAIKAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA. Renova Marpaung. Abstrak. Kata Kunci : Manajemen Mutu, Pembangunan, Pendidikan

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Bab III Akuntabilitas Kinerja

2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

REALISASI ANGGARAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

Transkripsi:

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR A. Tujuan dan Sasaran Strategis Berdasarkan pada amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta misi dan visi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, maka Dinas Pendidikan Provinsi Jawa menetapkan kondisi idaman yang dirumuskan ke dalam tujuan dan sasaran pembangunan pendidikan jangka menengah (tahun 2009-2014) sebagai berikut: 1. Tujuan Strategis Tujuan pembangunan pendidikan adalah keadaan atau hasil akhir yang akan dicapai atau diwujudkan pada tahun 2014 sesuai fokus prioritas Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Tujuan tersebut meliputi: a. Meningkatkan Aksesbilitas dan Kualitas Pendidikan dan Mutu Pendidik; b. Mewujudkan fasilitasi hasil karya cipta pendidikan tinggi. 2. Sasaran Strategis Sasaran yang dimaksud adalah merupakan kondisi idaman yang akan dicapai pada akhir tahun 2014, melalui optimalisasi pelaksanaan program dan kegiatan serta didukung dengan pengalokasian anggaran yang memadai. Kondisi idaman yang akan dicapai tersebut meliputi: a. Meningkatnya aksesbilitas dan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Luar Biasa; b. Menurunnya buta aksara penduduk diatas usia 15 tahun; c. Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan; d. Terwujudnya fasilitasi hasil karya cipta pendidikan tinggi. Adapun target yang hendak diwujudkan pada tahun 2014 berdasarkan program pendidikan yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut: a. PAUD (termasuk pendidikan bagi anak berkelainan) dengan APK Nasional mencapai 72%, APK Provinsi minimal 60%, APK Kota minimal 90%, dan APK Kabupaten minimal 50%, 80% di kabupaten dan 100% di kota guru TK/TKLB berkualifikasi minimal S1/D4 dan bersertifikat. b. Pendidikan Dasar Universal 1) Tingkat literasi nasional usia 15 tahun mencapai 97%, tingkat literasi provinsi minimal 92%; Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 123

2) APM SD/MI/sederajat nasional mencapai 97%, APM provinsi minimal 93% APM kota minimal 98%, dan APM kabupaten minimal 85%; 3) APK SMP/MTs/sederajat nasional mencapai 97%, APK provinsi minimal 105%, APK kota minimal 105%, dan APK kabupaten minimal 80%. 4) Angka putus sekolah SD maksimal 0,7% dan SMP maksimal 1%, angka melanjutkan SD/sederajat ke SMP/sederajat lebih dari 99%; 5) 100% SMP memiliki perpustakaan; 6) Hasil ujian nasional SMP mencapai 7,25; 7) 95% SD dan 50% SMP memenuhi SNP dengan akreditasi minimal B. sedangkan pada pendidikan luar biasa 40% SDLB dan 40% SMPLB memenuhi SNP dengan akreditasi minimal B; 8) Semua kabupaten/kota memiliki minimal satu masing-masing SDLB dan SMPLB dengan pelayanan baik, di samping itu setiap kabupaten/kota terdapat minimal satu sekolah reguler (pada semua jenjang SD dan SMP) yang menyelenggarakan pendidikan inklusif; 9) Semua kota memiliki minimal satu SD dan satu SMP SBI atau rintisan SBI, 95% kab. memiliki minimal satu SD dan satu SMP SBI atau rintisan SBI; 10) 50% peserta didik SD memiliki kompetensi literasi komputer dan 15% peserta didik SDLB memiliki kompetensi literasi komputer; 11) 80% SMP dan 50% SMPLB memiliki laboratorium lengkap (IPA dan Bahasa) termasuk laboratorium multimedia yang tersambung ke internet dan menerapkan pembelajaran berpusat pada peserta didik yang kontekstual berbasis TIK; 12) 60% SMP menerapkan pembelajaran berpusat pada peserta didik yang kontekstual berbasis TIK; 13) 75% di kabupaten dan 95% di kota-kota guru SD/SDLB dan 99% Guru SMP/SMP/LB berkualifikasi S1/D4 dan bersertifikat; 14) 70% Guru SD/SDLB memiliki kompetensi literasi komputer; 15) 80% Guru SMP/SMPLB kompeten memfasilitasi pembelajaran berpusat pada peserta didik yang kontekstual berbasis TIK; 16) Pendidikan Wajib Belajar 9 tahun di semua SD/SDLB dan SMP/SMPLB Negeri berstandar pelayanan minimal sampai dengan berstandar nasional diselenggarakan tanpa memungut biaya operasi sekolah dan yang melanggar disanksi sesuai peraturan perundang-undangan. Pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun di SD/SDLB dan SMP/SMPLB swasta yang mendapatkan subsidi BOS tidak lagi memungut biaya operasional sekolah yang memberatkan peserta didik; 17) Mengembangkan pendidikan keterampilan khusus bagi siswa berkebutuhan khusus. 75% siswa lulusan SDLB atau SMPLB menguasai minimal satu dasardasar keterampilan khusus; 18) Meningkatkan apresiasi siswa terhadap keberagaman dan perkembangan seni budaya. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 124

c. Pendidikan Menengah Bermutu dengan ciri: 1) APK nasional melampaui 85%, APK Provinsi Jawa Timur minimal 95%, APK kota minimal 95%, dan APK kabupaten minimal 85%; 2) Rasio peserta didik SMA:SMK = 33:67; 3) 90% SMA memenuhi SNP dengan akreditasi Minimal B, 75% SMK memenuhi SNP dengan akreditasi minimal B dan 50% SMALB memenuhi SNP dengan akreditasi minimal B; 4) Semua kabupaten dan kota minimal memiliki 1 SMA dan 1 SMK SBI atau RSBI; 5) Semua kabupaten/kota memiliki minimal satu SMALB dengan pelayanan baik, di samping itu setiap kabupaten/kota terdapat minimal satu sekolah reguler (pada jenjang SMA/SMK) yang menyelenggarakan pendidikan inklusif; 6) Semua SMA dan SMK serta 70% SMALB memiliki laboratorium lengkap termasuk laboratorium multimedia yang tersambung ke internet dan menerapkan pembelajaran berpusat pada peserta didik yang kontekstual berbasis TIK; 7) Semua guru SMA dan SMK berkualifikasi S1/D4, bersertifikat, dan kompeten memfasilitasi pembelajaran berpusat pada peserta didik yang kontekstual berbasis TIK; 8) 75% lulusan SMA diterima di perguruan tinggi pada tahun kelulusan, dan 70% lulusan SMK bekerja di sektor formal pada tahun kelulusan; 9) 95% peserta didik putus sekolah di kota dan 80% di kabupaten (termasuk dari pendidikan luar biasa) mendapatkan layanan pendidikan kesetaraan dan/atau pelatihan kecakapan hidup bersertifikat disertai layanan penempatan kerja; 10) Pendidikan menengah di semua SMA dan SMK berstandar pelayanan minimal sampai dengan berstandar nasional diselenggarakan dengan pungutan yang terjangkau oleh peserta didik; 11) 75% SMA dan SMK SSN dan seluruh SMA dan SMK RSBI/SBI bersertifikat ISO 9001:2000; 12) Mengembangkan pendidikan keterampilan khusus bagi siswa berkebutuhan khusus. 75% siswa lulusan SMALB menguasai minimal satu keterampilan khusus; d. Pendidikan Non Formal dan Informal 1) 95% peserta didik di kota dan 85% di kabupaten yang putus sekolah mendapatkan layanan Pendidikan Non formal berbasis Pendidikan Kecakapan Hidup bersertifikasi disertai penempatan kerja; 2) 90% SKB memenuhi SNP dengan akreditasi minimal B,30% PKBM memenuhi SNP dengan akreditasi minimal B, dengan 15% LPK (Lembaga Penyelenggara Kursus) memenuhi SNP dengan akreditasi B; Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 125

3) Semua kabupaten/kota seluruh Indonesia memiliki SKB dan minimal 10 PKBM; 4) Minimal 8 juta orang terlayani pendidikannya melalui kursus dan pelatihan berbasis PKH di LPK; 5) Minimal 30 LPK dapat masuk jajaran LPK berskala international; 6) 75% pamong belajar SKB sudah S 2, dan 75% pamong belajar di P2PNFI sudah S 2 ; 7) Minimal 50% peserta kursus dan pelatihan mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikasi kompetensi. e. Penguatan Sinergi Lintas Unit Utama 1) Rerata tertimbang APK gabungan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi mencapai minimal 75%; 2) Nilai total tertimbang medali emas, perak, dan perunggu yang diperoleh Indonesia dalam kompetisi berskala internasional meningkat secara signifikan; 3) Opini BPK RI atas laporan keuangan Depdiknas berkategori Wajar Tanpa Pengecualian selama minimal 4 tahun berturut-turut; 4) Semua satker eselon II mempraktikkan service excellence bersertifikasi ISO 9001:2000; 5) Manajemen berbasis kinerja diterapkan sampai dengan Pejabat Eselon IV 6) Kualitas LAKIP Depdiknas menurut penilaian MenPAN minimal pada peringkat 3 untuk sekurang-kurangnya 4 tahun dari 5 tahun masa kerja kabinet; 7) Tingkat absensi pegawai selama 5 tahun terakhir tidak pernah melebihi 0,01%; 8) Semua satuan kerja terkoneksi secara online; 9) e-administrasi diterapkan oleh semua satuan kerja; 10) Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan yang inklusif diterapkan secara terintegrasi dan komprehensif sejak SD sampai dengan Pendidikan Tinggi, baik melalui jalur Formal dan Nonformal; B. Indikator Kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Indikator kinerja yang digunakan memiliki kriteria yang berlaku spesifik, jelas, relevan, dapat dicapai, dapat dikuantifikasikan, dan dapat diukur secara obyektif serta fleksibel terhadap perubahan/penyesuaian. Mengingat bidang pendidikan mempunyai program pembangunan pendidikan yang beragam, maka indikator kinerja yang diukur dapat bersifat fisik (misalnya: pembangunan prasarana dan sarana fisik, angka partisipasi siswa, angka mengulang kelas, dan angka putus sekolah) maupun nonfisik, misalnya kecerdasan dan perilaku peserta didik. Berdasarkan sifat dari masing-masing jenis indikator kinerja maka diperlukan cara dan alat ukur yang berbeda sesuai dengan sifat dan bentuk indikator Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 126

yang akan diukur. Oleh sebab itu, indikator kinerja yang digunakan harus memiliki kriteria seleksi yang dapat mengukur capaian dan dampak secara komprehensif, memiliki validitas konstrak dan isi yang tinggi, sederhana dan mudah diukur serta memacu pimpinan berperilaku positif. Program dan/atau kegiatan pendidikan yang baik memiliki lima kriteria yang bisa disingkat dengan SMART (specific, measurable, achievable, realistic, timebound). Kriteria tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan indikator kinerja pendidikan yang terukur dan yang dapat dicapai sebagai target/sasaran masing-masing program. Secara umum, terdapat empat jenis indikator kinerja yang biasa digunakan sebagai acuan dalam pemantauan dan evaluasi atau pengukuran kinerja organisasi, yaitu: 1. Indikator masukan, antara lain mencakup guru, kurikulum, siswa, dana, sarana dan prasarana belajar (buku pustaka, laboratorium, dll), data dan informasi, pendidik dan tenaga kependidikan, gedung sekolah, kelompok belajar, sumber belajar, motivasi belajar, kesiapan anak (fisik dan mental) dalam belajar, kebijakan dan peraturan serta perundang-undangan yang berlaku. 2. Indikator proses, antara lain mencakup lama waktu belajar, kesempatan mengikuti pembelajaran, lama mengikuti pendidikan, jumlah yang putus sekolah, efektivitas pembelajaran, mutu proses pembelajaran, aktivitas guru dan siswa, sistem evaluasi hasil belajar, dan metode pembelajaran yang digunakan. 3. Indikator keluaran, antara lain mencakup jumlah siswa yang lulus atau naik kelas, nilai-rata-rata ujian, kemampuan siswa dalam berbahasa asing/inggris dan penggunaan komputer, mutu lulusan yang naik kelas, dan jumlah siswa yang menyelesaikan pembelajaran/naik kelas, jumlah siswa yang mengulang, jumlah siswa putus sekolah berdasarkan jenis kelamin. 4. Indikator dampak, yang antara lain berupa kemampuan/jumlah siswa yang melanjutkan sekolah, jumlah siswa yang bisa bekerja di dunia usahaindustri/perusahaan atau usaha mandiri, jumlah angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan, lama waktu memperoleh pekerjaan, gaji pertama yang diterima, dan pengaruh para lulusan terhadap mutu angkatan kerja/lingkungan sosial, peran serta siswa dalam pembangunan lingkungan dan pengaruh atau peran lulusan pendidikan dan pelatihan terhadap kehidupan masyarakat secara luas. Selain itu, pemantauan dan evaluasi peran lulusan pendidikan dan pelatihan terhadap kehidupan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu dilakukan terhadap kinerja satuan organisasi pengelola dan penyelenggara pendidikan yaitu mencakup aspek teknis, administrasi dan pengelolaan kegiatan dan/atau program pendidikan tersebut. Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan pada hakikatnya untuk mengukur kesesuaian pencapaian indikator kinerja atau target kerja yang ditetapkan dalam rencana jangka menengah, dengan target yang dapat dicapai melalui strategi pelaksanaan tertentu. Indikator kinerja yang diukur dalam pemantauan dan evaluasi diklasifikasi berdasarkan sasaran strategis dan dapat dilihat pada Tabel 6.1. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 127

Tabel 6.1. Indikator Kinerja Utama untuk Mengukur Keberhasilan Sasaran Strategis Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) -1-2 -3 Meningkatnya aksesbilitas dan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Luar Biasa 1. Meningkatkan aksesbilitas dan kualitas pendidikan dan mutu pendidik 1. APK PAUD (3-6 tahun) 2. Rasio jumlah pendidik dengan Peserta Didik PAUD 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) /SDLB/Paket A /SMPLB/Paket B 4. Angka Partisipasi Murni (APM) /SDLB/Paket A /SMPLB/Paket B 5. Angka Putus Sekolah 6. Angka Mengulang 7. Angka Kelulusan 8. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 9. Rasio siswa/kelas 10. Rasio siswa/guru 11. Jumlah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) 12. Persentase peningkatan sekolah yang menerapkan pendidikan seni 13. Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang SMA/MA/SMK/SMALB/Paket C 14. Angka Partisipasi Murni (APM) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 128

2. Mewujudkan fasilitasi hasil karya cipta pendidikan tinggi Menurunnya secara berarti buta aksara penduduk di atas usia 15 tahun Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan Terwujudnya fasilitasi hasil karya cipta pendidikan tinggi jenjang SMA/MA/SMK/ SMALB/Paket C 15. Angka Putus Sekolah jenjang SMA/MA 16. Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK 17. Angka Mengulang jenjang SMA/MA/SMK 18. Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/MA 19. Rasio jumlah siswa SMA:SMK 20. Rasio siswa/kelas (SMA/SMK) 21. Rasio siswa/guru SMA/SMK 22. Jumlah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI/SBI) jenjang SMA/SMK 23. Persentase peningkatan sekolah jenjang SMA/MA/SMK yang menerapkan pendidikan seni 24. Persentase sekolah berakreditasi 25. Persentase penduduk miskin yang bisa bersekolah 26. Jumlah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusi Angka Melek Huruf usia di atas 15 tahun 1. Persentase Pendidik & tenaga kependidikan berkualifikasi akademik minimal S1/D4 2. Persentase Pendidik & tenaga kependidikan bersertifikat profesi Jumlah hasil karya cipta mahasiswa yang dihasilkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 129