BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUBAH PECAHAN BIASA KE DESIMAL DI KELAS V SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

SD kelas 4 - MATEMATIKA PECAHAN (K13 REVISI 2016)UJI KOMPETENSI PECAHAN (K13 REVISI 2016)

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO

MODUL I. Buku Siswa MEMAHAMI BILANGAN PECAHAN DAN JENIS-JENISNYA. Untuk Kelas 1 SMP/MTs. Oleh Marsigit

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN

pangkatnya dari bilangan 10 yang dipangkatkan ( 1

BAB V BILANGAN PECAHAN

Pengenalan Bilangan Pecahan

1. Nilai Tempat Bilangan s.d Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai

Penulis: Dra. Sukajati, M.Pd. Penilai: Dra. Supinah Editor: Untung Trisna Swaji, S.Pd, M.Si. Ilustrator: Anang Heni Tarmoko

BAB II KEMAMPUAN MENGUBAH PECAHAN BIASA KE PECAHAN DESIMAL DAN SEBALIKNYA

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Hakekat Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Desimal Pengertian Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

Operasi pada Bilangan Pecahan

INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENENTUKAN HASIL PERKALIAN PECAHAN DI SDN 5 TELAGA KABUPATEN GORONTALO. Yeni Posumah NIM:

Pecahan. 6Bab. Tujuan Pembelajaran

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Deskripsi Kemampuan Siswa Menentukan Hasil Perkalian Pecahan Kemampuan Siswa Menentukan Hasil Perkalian

Saat menemui penjumlahan langsung pikirkan hasilnya dengan cepat lalu lakukan penjumlahan untuk setiap jawaban yang diperoleh.

Mengenal Bilangan Bulat

Pecahan. mendapatkan setengah sehingga = 1. 2

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

PROGRAM TAHUNAN. Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu Bilangan 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.

BALOK PECAHAN. ,,, dan seterusnya. Berikut contoh balok pecahan

MATEMATIKA EKONOMI 1 HIMPUNAN BILANGAN. Dosen : Fitri Yulianti, SP. MSi

BILANGAN PECAHAN. Bilangan pecahan adalah bilangan yang disajikan/ditampilkan dalam bentuk ; a ; a, b bilangan bulat dan b 0 b

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat. 2010:10), mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP siklus 1)

DEKAK-DEKAK. Fungsi alat peraga : - Menjelaskan nilai tempat - Memperagakan operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan asli

PERHITUNGAN HARGA SETELMEN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA. Cara perhitungan Harga Setelmen per unit SBSN adalah sebagai berikut:

MATEMATIKA BISNIS DERET. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

Keliling dan Luas. Keliling dan luas. Luas bangun datar. Mengenal kembali bangun persegi Menghitung luas persegi dan persegi panjang

KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN. bukan matematika yang terkait. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODUL VII. Buku Siswa PERKALIAN PECAHAN. Untuk Kelas 1 SMP/MTs. Oleh Marsigit

BAB VI BILANGAN REAL

Selamat Belajar dan Bekerja!

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. soal matematika.hal ini berarti bila seseorang terampil dengan benar

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi dengan menggunakan bilangan-bilangan dan simbol-simbol

PECAHAN DESIMAL DAN OPERASINYA

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

Analisis Kesalahan Siswa Kelas V SDN Ngerong dalam Mengerjakan Soal Matematika

BAB I PENDAHULUAN. lebih maju dan lebih kompetitif baik dalam segi kognitif (pengetahuan), afektif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PELATIHAN SUPERVISI PENGAJARAN UNTUK SEKOLAH DASAR TANGGAL 19 JUNI S.D. 2 JULI 2003 DI PPPG MATEMATIKA YOGYAKARTA. Disusun Oleh: Dra. Sukayati, M.Pd.

PENDIDIKAN MATEMATIKA SD 1

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BELAJAR!!!!

BAB I PENDAHULUAN. Atas studi pendahuluan yang dilaksanakan bersamaan Program Latihan

Kompetensi dasar Materi Pokok Integrasi Nilai Indikator Pengalaman Belajar Penilaian Alokasi Waktu

Bahan Ajar untuk Guru Kelas 5 Persen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdiri pada tahun 1974 dan berdiri di atas tanah yang berukuran 2915M 2 dengan

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

BAB I PENDAHULUAN. siswa, terutama sejak usia Sekolah Dasar (Susanto, 2013:185).

P 45 DESAIN DIDAKTIS PENGENALAN KONSEP PECAHAN SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan

BILANGAN PECAHAN. A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai

ALAT PERAGA DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Samsiar Rivai

Mengenal Bilangan Bulat

Mengatasi Kesulitan Anak dalam Pembelajaran Pecahan Menggunakan Model Konkret dan Gambar

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

RINGKASAN MATERI MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SEMESTER 2 PEMBELAJARAN 1 PECAHAN SEDERHANA

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Perkalian Bilangan Bulat Di Kelas Tinggi SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango

Persiapan UN SMP Matematika

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Hakekat Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Bangun Datar Simetris

Prakata. iii. Penulis

2 PECAHAN. Kata-Kata Kunci: jenis pecahan pengurangan pecahan bentuk pecahan perkalian pecahan penjumlahan pecahan pembagian pecahan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA MELAKUKAN PENGERJAAN HITUNG UTAMA PADA PECAHAN Oleh: T. Wakiman, dosen PGSD FIP UNY

8. Nilai x dari persamaan 2x = 1x 2 1 adalah Nilai x dari persamaan 4x ( x + 8 ) = 2(x 3 ) adalah

Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs

Topik: Tipe Bilangan dan Sistem Bilangan

Kata Kunci: analisis kesalahan, perbandingan

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Operasi Hitung Bilangan 1

Bab 5 Pecahan. Penghasilan Pak Rusdi selama 1 bulan sebesar Rp ,00. bagian dari penghasilannya digunakan untuk biaya pendidikan putraputrinya,

SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 4. PECAHANLatihan Soal 4.2

BAB I PENDAHULUAN. menghitung tidak pernah lepas dari kegiatan sehari-hari manusia. Antara lain

PETUNJUK UMUM OLMIPA UB 2013 BIDANG MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berbagai Macam Bilangan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

DOBEL STELD MEMPERMUDAH OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Menghitung Luas Lingkaran. Berikut pengertian kemampuan dari Meylasari Mampu berarti kuasa

COVER LUAR.

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan yang ada. Diantara

BILANGAN PECAHAN. Ringkasan Materi

BAB I PENDAHULUAN. pesat saat ini, baik menyangkut materi sebagai penunjang ilmu-ilmu yang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pecahan Salah satu konsep yang mendasar dalam matematika adalah pecahan. Oleh karena itu, Pecahan merupakan konsep yang sangat penting pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Menurut Kustoro (1998 15:542) pecahan merupakan bilangan rasional. Bilangan rasional adalah bilangan yang anggotanya dapat dinyatakan dengan p/q dimana p dan q sembarang bilangan bulat dan q # 0. Arti pecahan menurut Rich (1930:184) ada tiga yaitu sebagai pembagian, sebagai perbandingan dan sebagai bagian dari suatu kelompok. Untuk memudahkan pemahaman pecahan ini Copeland (1979:130) mengatakan setiap bagian harus seukuran atau sama. Sedangkan menurut Walle (1994:254) pembagian mempunyai dua makna yaitu sebagai konsep partisi dan sebagai konsep pengukuran. Menurut Tiro (1994:2) konsep pecahan adalah konsep matematika dari pecahan dan dapat dipandang sebagai relasi atau rasio antara dua kuantitas atau bilangan. Dalam cara pendekatannya, pecahan terdiri dari tiga model. Model pertama disebut model bagian kelompok yang mengasosisikan pecahan dengan bagian dari suatu kelompok, model kedua disebut model bagian luasan dan model ketiga disebut model garis bilangan yang mengasosiasikan pecahan dengan titik pada suatu garis bilangan. Pecahan merupakan bilangan yang mempunyai jumlah kurang atau lebih dari utuh. Terdiri dari pembilang dan penyebut. Pembilang merupakan bilangan terbagi, dan penyebut merupakan bilangan pembagi. Menurut Negoro dalam kasmiati (2003:11) mengemukakan bahwa pecahan merupakan bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu keseluruhan, bagian dari suatu daerah, bagian dari suatu benda atau bagian dari suatu himpunan Menurut Karim (1996:64) pecahan adalah (1) perbandingan bagian yang sama dari suatu benda terhadap keseluruhan benda tersebut. Maksudnya suatu benda dibagi menjadi

beberapa bagian yang sama maka perbandingan setiap bagian dengan keseluruhan bendanya menciptakan lambang suatu pecahan. (2), perbandingan himpunan bagian yang sama dari suatu keseluruhan himpunan terhadap keseluruhan himpunan semula. Maksudnya suatu himpunan dibagi atas himpunan yang sama maka perbandingan setiap bagian yang sama terhadap keseluruhan himpunan semula akan menciptakan lambang dasar suatu pecahan. Contoh: satu kesatuan dibagi dua bagian yang sama daerah yang diarsir adalah satu bagian dari dua bagian daerah yang sama atau 1 : 2 ditulis Menurut Negoro (1998:260) pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu keseluruhan, bagian dari suatu benda atau bagian dari suatu himpunan. Contoh: Rumus pecahan = http://id.wikipedia.org/wiki/pecahan diakses tanggal 16 Maret 2013 Pecahan menurut Sadijan (1999:147) bila kita membagi suatu daerah persegi menjadi delapan bagian yang sama besar seperti gambar 3.1 berikut, maka setiap bagian mempunyai luas seperdelapan dari luas persegi seluruhnya. Gambar 3.1

Luas bagian yang diarsir adalah seperdelapan dan ditulis dengan lambang. Sedangkan luas bagian yang tidak diarsir adalah tujuh perdelapan dari luas daerah seluruhnya. Dan ditulis dengan lambang. Bentuk penulisan ini disebut pecahan. Secara umum bentuk penulisan a/b di sebut pecahan dengan a dan b bilangan cacah dan b # 0. Dalam hal ini a disebut pembilang dan b disebut penyebut. Sekarang misalkan seorang ibu hanya mempunyai 1 buah apel yang akan dibagikan kepada dua anaknya, maka ibu tersebut dapat membagi (memecah) apel tersebut menjadi dua bagian yang sama masing-masing anak memperoleh ½ bagian. Perhatikan bahwa 1 apel dibagi kepada dua anak. Secara matematika ditulis 1 : 2, masing- masing anak mendapat ½ bagian dari apael semula. Jadi 1 : 2 Secara umum a : b = dengan a dan b bilangan cacah dan b # 0. contoh (1) merupakan pecahan sebab penyebut bukan nol (2) bukan pecahan (mengapa?) karena penyebutnya ada angka nol, biasanya juga bilangan ini dikatakan bilangan yang tak tentu yang hasilnya tidak akan menghasilkan kebentuk pecahan desimal (3) Pembilang dari (4) Penyebut dari adalah 5 (4) 5 : 9 = Menurut Sugiarto (2006:36) pecahan adalah suatu bilangan cacah yang digunakan untuk menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan. Dan kini diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan bagian-bagian benda. Jika benda dibagibagi menjadi beberapa bagian yang sama. Menurut Heruman (2010: 43) pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari suatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar bagian yang dimaksud

adalah bagian yang diperhatikan yang biasanya ditandai dengan asiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap satuan, yang dianggap penyebut. Pecahan merupakan salah satu topik yang sulit diajarkan. Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan sulitnya pengadaan media pembelajaran. Akibatnya guru biasanya langsung mengajarkan pengenalan angka seperti pada pecahan ½, 1 disebut pembilang dan 2 diebut penyebut. Sedangkan menurut Suyati (2004:134) suatu pecahan di defenisikan sebagai: beberapa bagian dari keseluruhan. Pecahan terjadi karena satu benda dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar. Bagian-bagian itu mempunyai nilai pecahan pecahan yang dipelajari siswa ketika di SD sebetulnya merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk dengan pecahan a dan b merupakan bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Menurut Simanjutak (1993:153) pengertian pecahan didasarkan atas pembagian suatu benda atau himpunan atas beberapa bagian yang sama. Misalnya seorang ibu yang baru pulang dari pasar membawa jeruk 3 buah sedangkan anaknya ada 2 orang. Supaya masinggmasing anak mendapat bagian yang sama maka tiga buah jeruk tersebut harus dibagi dua. Dalam pembagian jeruk tersebut setiap anak mendapat 1 ½ (satu setengah ) bagian. Gambar 1. = + 3...? 1 ½

2.2 Pengertian Pecahan Biasa Menurut Vos (1997:25) pecahan biasa adalah bilangan pecahan yang hanya terdiri atas pembilang dan penyebut. Contoh,. Pecahan biasa yaitu dengan nama pecahan biasa. Pecahan biasa pula digunakan untuk menyatakan dari setiap bagian dari yang utuh. Apabila kakak mempunyai sebuah apel yang akan di makan berempat dengan temannya, maka apel tersebut harus dipotong-potong menjadi 4 bagian yang sama. Sehingga masing-masing anak akan memperoleh 1 bagian dari apel tersebut. Dalam lambang bilangan ¼ (dibaca seperempat atau satu perempat) 4 menunjukan banyaknya bagian-bagian yang sama dari suatu keseluruhan atau utuh dan disebut penyebut. Sedangkan 1 menunjukan banyaknya bagian yang menjadi perhatian atau diambil dari keseluruhan pada saat tertentu dan disebut pembilang. Menurut Sukayati (2003:12) Tabel 2.1 Cara membaca pecahan biasa Pecahan Cara Baca Satu per dua Satu perempat Tiga per delapan Tujuh per lima Sembilan per lima belas Sebelas per delapan Dua puluh tiga per sepuluh http://id.wikibooks.org/wiki/pecahan Biasa diakses tanggal 16 Maret 2013

2.3 Pengertian Pecahan Desimal Menurut Karso (1992:41) pecahan desimal adalah pecahan yang penyebutnya 10,100,1000 dan sebagainya dan ditulis dengan menggunakan koma (,) Contoh : Bilangan 0,3 di dapat dari 3 dibagi 10 Bilangan 0,65 di dapat dari 65 dibagi 100 Bilangan 0,009 di dapat dari 9 dibagi 1000 Pecahan desimal dapat juga menggunakan nilai tempat. Ditulis 0,2 (satu tempat desimal atau 1 angka di belakang koma) pecahan desimal dapat di bulatkan menjadi pecahan desimal dengan angka di belakang komanya lebih sedikit. Contoh: 0,8463 dibulatkan menjadi tiga angka dibelakang koma 0,846 karena 3 kurang dari 5 dibuang. 0, 846 dibulatkan loncat 1 ke depan menjadi 0,85 karena 6 lebih dari 5, maka 0,846 dibulatkan menjadi 0,85. 0, 85 dibulatkan loncat 1 ke depan menjadi 0,9 http://id.shvoong.com.pecahan Desimal diakses tanggal 16 Maret 2013 Menurut Simanjutak (1993:179 ) nilai tempat untuk pecahan desimal adalah sebagai berikut misalnya pada bilangan 275, 356 3 Memiliki nilai tempat persepuluhan ( ) 5 Memiliki nilai tempat perseratusan ( ) 6 memiliki nilai tempat perseribuan ( ) Nilai tempat 275 adalah 100,10,1 Nilai tempat 356 adalah,,.

Menurut sadijan (1999: 149) Ingat kembali bahwa pecahan-pecahan,,, ditulis 0,2 ditulis 0,05 ditulis 0,0011 ditulis 0,00074 Kita juga mempelajari bahwa pada sistem nilai tempat bentuknya : 314,035 = (13 x 100) + (1 x 10) + (4 x 1) + ( 0, x ), + (3 x ) 2.4 Cara Mengubah Pecahan Biasa ke Desimal Menurut Kennedy (1994:425) untuk mengubah pecahan biasa ke desimal juga dapat dicari terlebih dahulu pecahan yang senilai yang penyebutnya berbasis sepuluh, seratus, seribu. Untuk mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dapat dilakukan dengan cara pertama mengubah penyebut manjadi 10, 100, 1000 dan seterusnnya. Pembilang dan penyebut harus dikalikan dengan bilangan yang sama agar penyebutnya menjadi 10, 100, 1000. Contoh : Ubahlah pecahan menjadi pecahan desimal. Penyelesaian : Kalikan pembilang dan penyebut dengan Pecahan x = = 0,6

Menurut Kennedy (1994:425) jika ingin merubah menjadi bentuk desimal juga bisa mengalikan 4 penyebut dengan 5. Kemudian kita bagi sehingga hasilnya: http://id.m.wikibooks.org/w/ index.php?title=subjek:matematika/materi Mengubah -pecahan- biasa-ke-desimal. diakses tanggal 19 April 2013 membagi Contoh: Kita juga dapat mengubah pecahan biasa ke desimal ke bentuk desimal dengan cara 1) Tulislah pecahan dalam bentuk desimal Jawab: 5 20 0,4 20 ----- 0 Jadi = 0,4 2) Tulislah pecahan dalam bentuk desimal Jawab: 4 9 2,25 8 ----- 10 8 ------ 20 20 ------ 0

Jadi = 2,2,5 3) Tulislah pecahan dalam bentuk desimal Jawab: 0,333 3 10 9 ----- 10 9 ------ 0 Jadi = 0, 333 Terlihat bahwa angka-angka desimal mulai desimal pertama yang penemuanya adalah 3 ditulis 0,333..= 0,3 pecahan desimal seperti ini disebut pechan desimal berulang. Selanjutnya kita juga bisa mengubah bentuk pecahan desimal menjadi bentuk pecahan biasa. Contoh: 1. 0,475 = = 2. 3,04 = = 3 = 3 3. Tulis 1,12 dalam bentuk pecahan. Menurut Simanjutak (1993:181) mengubah pecahan biasa ke bilangan pecahan desimal dapat dilakukan dengan cara ke dua yaitu pembagian bersusun Contoh 1: = 0,...?

sama dengan 6 : 15 Membagi 6 dengan 15 dapat di lakukan dengan cara: Jawab:... 15 6 6 : 15 belum dapat diselesaikan maka 6 dikali 10 = 60 dan hasil baginya dikali sepersepuluhan ( ) atau langsung dapat dibubuhi 0,... 60 : 15 = 4 4 x 15 = 60. Jawab: 15 60 x 4 =0,4 60 ----- 0 Jadi = 04 Pecahan biasa dapat dijadikan menjadi pecahan desimal dengan cara mengalikan bilangan yang sama terhadap pembilang maupun penyebut sehingga penyebutnya menjadi sepersepuluh atau kelipatan dari sepersepuluhan. Contoh 3: Selesaikanlah bilangan = 0 = Menjadi = = 0,5 Contoh 4:

= 0,... = x = = 0,4 2.5 Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa ke Desimal Upaya guru yang akan diteliti adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa mengubah pecahan biasa ke desimal. Berdasarkan proses wawancara bersama guru kelas V bahwa upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa mengubah pecahan biasa ke desimal yaitu menggunakan media kertas karton, menjelaskan materi mengubah pecahan biasa ke desimal cara mengubah penyebut menjadi 100, dengan cara pembagian bersusun, Memvariasikan metode tanya jawab dan latihan, serta menggunakan metode pemberian tugas. Media merupakan salah satu alat peraga yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Media karton merupakan salah satu alat peraga yang masih bersifat tradisional. Menurut Kennedy (1994:425) dalam menjelaskan cara untuk mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dapat dilakukan dengan cara pertama mengubah penyebut manjadi 100. Pembilang dan penyebut harus dikalikan dengan bilangan yang sama agar penyebutnya menjadi 100, dan seterusnya. Cara kedua dengan cara pembagian bersusun. Menurut Simanjutak (1993:181) mengubah pecahan biasa ke bilangan pecahan desimal dapat dilakukan dengan cara ke dua yaitu pembagian bersusun. Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan agar terjadinya stimulus dan respon antara guru dan siswa, siswa dan guru. sehingga guru dapat mengatasi kesulitan siswa. Selanjutnya menggunakan metode latihan. Metode latihan digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa serta digunakan untuk kecakapan mental siswa dalam perkalian dan membagi terutama dalam mengubah pecahan biasa ke desimal. Metode latihan merupakan suatu cara mengajar

dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang dipelajari. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimana juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih dirinya. Menurut Sagala (2009:21) Metode Drill adalah metode latihan atau metode training yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, juga ketangkasan, ketepatan dan kesempatan. Menurut Shaleh (2006:203) Ciri khas dari metode ini adalah kegiatan yang berupa pengulangan yang berkali-kali supaya asosiasi stimulus dan respons menjadi sangat kuat dan tidak mudah untuk dilupakan dengan demikian terbentuklah pengetahuan yang saat siap untuk dipergunakan oleh siswa itu sendiri. Menurut Roestiyah (2001:125) metode drill merupakan suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, siswa memilki ketangkasan atau penegtahuan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Menurut Zuharini,dkk (2000:106) metode latihan merupakan suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih siswa-siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. Metode pemberian tugas merupakan salah satu metode yang dipakai guru untuk melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Berdasarkan hasil wawancara guru dan siswa ditemukan bahwa dari beberapa upaya meningkatkan kemampuan mengubah pecahan biasa ke desimal yaitu dari penggunaan media karton, penjelasan materi, memvariasikan metode tanya jawab dan latihan dan pemberian tugas, ada salah satu upaya yang tidak dilakukan oleh guru, yakni menjelaskan cara mengubah penyebut berbasis seratus. Hal ini dikarenakan guru belum siap mengajarkan materi tentang mengubah pecahan biasa ke desimal berbasis seratus sehingga masih terdapat kesulitan siswa dalam mengubah pecahan biasa ke desimal dan nilai yang didapatkan masih kurang memuaskan. Faktor penyebabnya dari faktor guru dan siswa. Dari faktor guru guru belum siap untuk menjelaskan materi dengan cara penyebut berbasis seratus sehingga siswa

masih kesulitan mengubah pecahan biasa ke desimal. Faktor dari siswa yaitu daya kosentrasi siswa sangat rendah serta siswa kurang bertanya terhadap materi yang dipelajari Setelah melakukan proses wawancara peneliti mengumpulkan bukti berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa, serta daftar nilai siswa kelas V. Rencana pelaksanaan pembelajaran dikumpulkan untuk melihat apakah upaya guru dilakukan atau tidak, selanjutnya peneliti mengumpulkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa ini dikumpulkan oleh peneliti sebagai bagian dari dokumentasi untuk melihat apakah setelah dilakukan upaya guru hasil belajar siswa sudah baik atau tidak. Ternyata masih sebagian besar siswa kelas v masih kesulitan mengubah pecahan biasa ke desimal. selanjutnya peneliti mengumpulkan dokumentasi berupa daftar nilai kelas V. Daftar nilai kelas V merupakan dokumntasi yang dikumpulkan guna mendapatkan informasi secara detail tentang upaya yang dilakukan oleh guru, apakah hasil tugas siswa sudah baik atau tidak. Ternyata masih ada beberapa siswa memilki nilai yang rendah. Jadi upaya guru yang dilakukan tidak meningkat. 2.6 Kajian yang Relevan Penelitian relevan tentang upaya meningkatkan kemampuan mengubah pecahan biasa ke desimal telah dilakukan oleh Ramlan (2004) dengan judul: a) meningkatkan Pemahaman dan hasil belajar Matematika siswa kelas V Karang Semanding 02 Balung melalui metode latihan. Dengan latar belakang masalah yakni siswa masih kesulitan mengikuti proses pembelajaran matematika utamanya yang berkaitan dengan pecahan yakni mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal, ketika guru menjelaskan banyak siswa yang tidak memperhatikan, ketika guru bertanya apakah siswa sudah mengerti, tidak seorang pun yang bisa menjawab pertanyaan guru. Hal inidapat dilihat dari hasil belajar siswa dari 26 siswa, hanya 10 siswa yang mendapat nilai 60 keatas(28%) dan 16 siswa mendapat nilai kurang dari 60 (72%). Dari permasalahan tersebut perlu dilakukan tindakan seperti melalui perbaikan pembelajaran. Dengan menggunakan metode latihan. Untuk meningkatkan

pemahaman dan hasil belajar siswa, setelah metode ini digunakan pemahaman siswa sangat terlihat dari hasil belajar siswa dari 26 siswa 25 siswa sudah paham tentang materi mengubah pecahan biasa ke desimal. b) Penelitian relevan tentang upaya meningkatkan kemampuan mengubah pecahan biasa ke desimal menggunakan metode latihan dilakukan oleh Reivan (2013) dengan judul: Upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris dikelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Upaya yang dilakukan adalah menggunakan metode latihan. Berdasarkan hasil penelitian siswa yang mampu adalah 13 orang dan siswa yang kurang mampu ada 5 orang. dan yang tidak mampu 2 orang.