Bab III Aliran Putar

dokumen-dokumen yang mirip
Bab VI Hasil dan Analisis

Bab I Pendahuluan. Bab I Pendahuluan

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

BAB I PENDAHULUAN. Analisa efek secondary..., Paian Oppu Torryselly, FT UI, 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV Analisis dan Pengujian

PUNTIRAN. A. pengertian

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Oleh: STAVINI BELIA

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit

II. TINJAUAN PUSTAKA. digalakan penemuan-penemuan atau pemanfatan-pemanfaatan energi-energi

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Rotating Disk

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

SILABUS ROTASI BENDA TEGAR UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

BAB II STUDI PUSTAKA

Panduan Praktikum 2012

BAB IV PRINSIP-PRINSIP KONVEKSI

BAB I PENDAHULUAN. hampir meliputi di segala bidang kegiatan meliputi: pertanian, industri, rumah

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

ANALISA PERANCANGAN TURBIN VORTEX DENGAN CASING BERPENAMPANG SPIRAL DAN LINGKARAN DENGAN 3 VARIASI DIMENSI SUDU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG MKKS KOTA PADANG KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

KAJI EKSPERIMENTAL BIOMASA SEKAM PADI PADA CYCLONE BURNER

Bab IV Analisis. 4.1 Uji Konvergensi

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Gelombang laut merupakan fenomena menarik dan merupakan salah satu

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Mekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika

Kaji Numerik Aliran Jet-Swirling Pada Saluran Annulus Menggunakan Metode Volume Hingga

Bab V Metodologi Eksperimen

VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

Gambar 2.1 Prinsip kerja Hydrocyclone

Statika. Pusat Massa Dan Titik Berat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 130 MW SKRIPSI

BAB 4 HASIL & ANALISIS

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Aliran hele shaw..., Azwar Effendy, FT UI, 2008

BAB FLUIDA A. 150 N.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA WAKTU PENCAMPURAN

Turbin Parson adalah jenis turbin reaksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Turbin mempunyai komponen-komponen utama sebagai berikut:

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut:

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

DINAMIKA FLUIDA. nurhidayah.staff.unja.ac.id

BAB II DASAR TEORI Pendahuluan. 2.2 Turbin [6,7,]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI


Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Torsi. Pertemuan - 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIMULASI NUMERIK UJI EKSPERIMENTAL PROFIL ALIRAN SALURAN MULTI BELOKAN DENGAN VARIASI SUDU PENGARAH

BAB II LANDASAN TEORI

STRUKTUR CANGKANG I. PENDAHULULUAN

2.1 Pengertian Mesin Turbin Gas (Gas Turbine Engine)

Jurnal Teknik Mesin Volume 20- No. 2 Oktober 2005

BAB 1. Pemanfaatan Energi Kinetik Hempasan Ombak

Transkripsi:

Bab III Aliran Putar Ada banyak jenis aliran fluida dalam dunia teknik, dimana komponen rotasi dari nilai rata-rata deformasi memberikan kontribusi lebih besar terhadap pola aliran yang terjadi. Memperhatikan kopel kompleks antara tegangan turbulen, yang merupakan tensor simetris, dengan komponen rotasi dari nilai rata-rata deformasi, yang merupakan tensor antisimetris, hubungan konstitutif turbulen menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan aliran fluida teregang murni. Hasil studi eksperimental dan numerik yang telah dilakukan sebelumnya memberikan gambaran tentang pengaruh penting dari komponen rotasi terhadap mekanisme aliran terutama pada disipasi viskos dari energi kinetik turbulen, dan juga transfer energi antar-komponen fluida. Pemahaman fisik terhadap dinamika turbulensi pada aliran yang demikian, misalnya aliran putar, masih sangat sedikit sehingga membutuhkan banyak usaha penelitian berikutnya. 3.1 Pengenalan Awal Aliran swirl atau aliran putar banyak ditemukan dalam berbagai bentuknya di alam, misalnya pada gejala angin tornado yang sering melanda beberapa kawasan, pada pusaran air laut (whirl pool) yang biasa terjadi di tengah lautan, pada aliran udara yang lepas dari ujung sayap (tip) pesawat udara, pada aliran air yang melewati baling-baling (impeller) dari sebuah kapal laut atau kapal selam. Aliran putar merupakan aliran fluida yang selain mempunyai komponen kecepatan aksial dan radial, juga mempunyai komponen kecepatan swirl. Di dalam tabung pembakaran, adanya kombinasi antara komponen kecepatan aksial dan swirl tersebut mempengaruhi pencampuran dua atau lebih jenis fluida yang mengalir di dalam tabung tersebut. Pada beberapa laporan penelitian sebelumnya, aliran putar isothermal mempengaruhi kestabilan nyala api (flame stability) pada reaksi pembakaran. Hal ini berhubungan dengan proses pencampuran antara 19

bahan bakar dan udara. Adanya komponen kecepatan swirl menginduksikan gaya sentrifugal di dalam aliran, dimana gaya ini akan mempengaruhi puncak distribusi kecepatan, distribusi tekanan statik, serta daerah resirkulasi. Resirkulasi memiliki peranan yang sangat penting pada kestabilan pembakaran, karena dengan adanya resirkulasi maka kecepatan aksial lokal udara didalam zona primer menjadi cukup rendah untuk menjaga keberlangsungan reaksi pembakaran. Resirkulasi juga meningkatkan pencampuran bahan bakar-udara di dalam ruang bakar, dan dapat menyuplai cukup oksigen segar ke dalam daerah reaksi. Gambar 3.1 Contoh Fenomena Aliran Putar di Alam Banyak lagi fenomena lainnya yang membangkitkan medan aliran putar. Bahkan air di dalam gelas apabila diaduk secara konstan akan membentuk suatu pola aliran putar. 3.2 Karakteristik Aliran Putar Aliran putar termasuk salah satu topik penelitian yang cukup lama, namun masih menarik untuk dipelajari lebih dalam lagi. Aliran putar merupakan jenis aliran tiga-dimensi yang sangat kompleks, yang melibatkan banyak aspek fisik 20

didalamnya. Aliran teregang turbulen berputar ini, dengan contoh kasus alian putar di dalam pipa silinder lurus, telah dipelajari secara eksperimental oleh ilmuwan Baker (1967), Fejer et al. (1968), Wolf et al. (1969), Senoo dan Nagata (1972), Murakami et al. (1976), Algifri et al. (1987), Kitoh (1991), Li dan Tomita (1994), dan Steenbergen (1995). Dari sekian banyak ilmuwan yang terjun dalam topik penelitian ini, dan dari sekian banyak teori dan hipotesis yang dibangun, tetapi belum ada satupun yang sanggup untuk menjelaskan fenomena aliran putar secara lengkap dan menyeluruh. Walaupun demikian, bagaimana aliran putar secara umum telah berhasil dibuat dan dapat diterima dengan memuaskan. Secara umum, karakteristik aliran putar dinyatakan dengan bilangan swirl (bilangan sirkulasi) dan bilangan Reynolds (Re), sebagaimana yang digunakan beberapa ilmuwan ( [10], [11], [12], dan [14]) dalam penelitiannya. Bilangan swirl yaitu bilangan nondimensional yang digunakan untuk menunjukkan kekuatan putaran (swirl) pada aliran putar, dan didefinisikan sebagai perbandingan antara momentum arah tangensial aliran dengan hasil kali antara momentum arah aksial aliran dan radius tabung. Didapat suatu kecenderungan, semakin tinggi bilangan swirl (untuk kasus kecepatan aksial rata-rata yang sama) maka kekuatan putaran aliran semakin tinggi. Bilangan Reynolds (Re) yaitu bilangan nondimensional yang digunakan untuk menunjukkan karakteristik turbulen aliran putar, secara fisik didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya inersia dengan gaya friksi dari aliran yang bersangkutan. Semakin tinggi Re maka gaya inersia setiap bongkah aliran akan semakin tinggi pulan sehingga aliran lebih bersifat turbulen. Untuk aliran di dalam tabung dengan penampang tetap, semakin tinggi Re maka berarti kecepatan aksial rata-rata aliran semakin tinggi. Bilangan swirl merupakan perbandingan antara momentum rata-rata aliran putar terhadap momentum arah aksial dihitung dengan formula berikut: S = R 2 ruwdr 0 R 0 2 R ru dr S = bilangan swirl R = jari-jari tabung pembakaran 21

r = posisi radial u = komponen kecepatan aksial w = komponen kecepatan swirl Untuk memperoleh bilangan swirl yang sama, dapat digunakan lebih dari satu jenis konfigurasi bilah. Sebagai contoh, untuk memperoleh bilangan swirl sekitar 0,18 dapat digunakan swirl vanes konstan 15 maupun swirl vanes punter 020 linier. Namun dari kedua konfigurasi tersebut, akan diperoleh medan aliran yang berbeda. Secara umum, bilangan swirl yang dibangkitkan akan semakin besar akibat penambahan sudut vanes. Ada dua jenis aliran swirl berdasarkan harga bilangan swirlnya, yaitu aliran putar kuat (strong swirl) dan aliran putar lemah (weak swirl) yang perhitungannya sesuai dengan persamaan diatas. Lebih jelasnya pada bagian berikut. 3.3 Karakteristik Aliran Putar Lemah (Weak Swirl) Aliran putar lemah (weak swirl) biasanya dipilih oleh perancang atau peneliti untuk membangkitkan medan aliran putar namun tanpa terlalu mempengaruhi medan aliran secara keseluruhan. Aliran putar lemah mempunyai bilangan swirl kecil, S 0,4. Untuk pembangkitan aliran putar menggunakan swirl vanes, maka weak swirl diperoleh dengan menggunakan sudut sudu yang relative kecil, antara 0 sampai 30. Karaktristik aliran weak swirl yaitu komponen kecepatan aksial maksimum dan komponen kecepatan tangensial maksimum berada pada garis sumbu aliran. Kekuatan putar dari weak swirl tidak cukup kuat untuk membangkitkan daerah resirkulasi di dalam zona primer. 3.4 Karakteristik Aliran Putar Kuat (Strong Swirl) Aliran putar kuat (strong swirl) mempunyai bilangan swirl kecil, S 0,6. Untuk pembangkitan aliran swirl menggunakan swirl vanes, maka strong swirl diperoleh dengan menggunakan sudut sudu yang relatif besar, antara 30 sampai 55. Karaktristik aliran strong swirl yaitu komponen kecepatan aksial maksimum dan komponen kecepatan tangensial maksimum bukan berada pada garis sumbu 22

aliran, namun berada disekitar garis sumbu. Strong swirl menimbulkan gradien tekanan aksial dan radial yang cukup untuk membentuk zona resirkulasi toroid, yang tidak teramati pada weak swirl. 3.5 Metode Pembangkitan Aliran Putar Untuk membangkitkan medan aliran putar, dapat digunakan berbagai macam metode, antara lain: 1. Melewatkan aliran masuk melalui swirler vanes Gambar 3.2 Metode pembangkitan aliran putar menggunakan swirler vanes 2. Memberikan semburan udara pada arah tangensial ke dalam tabung Gambar 3.3 Metode pembangkitan aliran putar menggunakan semburan tangensial 3. Melewatkan udara masuk melalui pelat yang terpuntir Gambar 3.4 Metode pembangkitan aliran putar menggunakan pelat berpuntir 23

4. Memberikan gerakan rotasi pada bagian pipa masukan udara Gambar 3.5 Metode pembangkitan aliran putar menggunakan pipa berotasi 5. Menambahkan propeler pada bagian masukan udara Gambar 3.6 Metode pembangkitan aliran putar menggunakan propeler 3.6 Karakteristik Pengurangan Aliran Putar (Swirl Decay) Pada aliran putar di dalam tabung berdinding, kecepatan tangensialnya mengalami pengurangan pada arah downstream yang disebabkan oleh tegangan geser dinding tangensial. Tegangan geser dinding tangensial ini juga akan memberi pengaruh terhadap bentuk profil dari ketiga komponen kecepatan dan tegangan turbulen. Dalam pembahasan swirl decay, perhatian biasanya diarahkan pada pengurangan jumlah putaran. Sejumlah kuantitas integral dikembangkan untuk menyatakan jumlah putaran ini. Disini, bilangan swirl dari Kitoh (1991) akan digunakan. Walaupun kebanyakan analisis aliran putar didasarkan pada asumsi bahwa alirannya aksisimetris (sehingga semua momentum angular dinyatakan oleh u θ dan bukan oleh u r ), dalam kenyataannya muncul asimetris. Aliran asimetris yang kecil saja dapat menimbulkan aliran asimetris lebih besar kearah downstream. 24