LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan reagen-reagen untuk tahapan ekstraksi DNA. bio.unsoed.ac.id

dokumen-dokumen yang mirip
bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang

Lampiran 1 Prosedur Rotofor

INSTRUKSI KERJA ALAT DCODE UNIVERSAL MUTATION DETECTION SYSTEMS

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB III METODE PENELITIAN

Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung. Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur. Pemurnian isolat bakteri

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

s - soluble fraction i - insoluble fraction p - post-ni 2+ column

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

3 Metodologi Penelitian

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

Lampiran 1. Pembuatan Larutan Buffer untuk Dialisa Larutan buffer yang digunakan pada proses dialisa adalah larutan buffer Asetat 10 mm ph 5,4 dan

II. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

TATA CARA PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

III. Bahan dan Metode

JADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

LAMPIRAN. Ekstraksi dengan 25 ml etil asetat digojog 10 menit dalam corong pemisah. Etil asetat dipisahkan

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

BAB III METODE PENELITIAN

Pengujian DNA, Prinsip Umum

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE A. Jenis Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Waktu dan Lokasi Penelitian D. Alat dan Bahan Rizki Indah Permata Sari,2014

Gambar Penerapan metode..., Anglia Puspaningrum, FMIPA UI, 2008

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PRAKTIKUM PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE (SDS PolyAcrilamide Gel Elektroforesis)

Lampiran 1. Bagan prosedur isolasi DNA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Gen BPPT Serpong, selama 13 bulan dari April 2007 sampai Mei 2008.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis

ANALISIS PROTEIN SPESIFIK TEMBAKAU SRINTHIL. Disusun oleh : Nama : Slamet Haryono NIM :

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

20,0 ml, dan H 2 O sampai 100ml. : Tris 9,15 gram; HCl 3ml, dan H 2 O sampai 100ml. : ammonium persulfat dan 0,2 gram H 2 O sampai 100ml.

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

Bab III Metode Penelitian

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

7. LAMPIRAN. Gambar 19. Kurva Standar Protein

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian dasar dimana adanya

BAB III BAHAN DAN METODE

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

bio.unsoed.ac.id LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium MRSA (demann Rogosa Sharpe Agar) Komposisi medium MRSA per 1000 ml:

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ISOLASI DNA PLASMID

ELEKTROFORESIS GEL AGAROSA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

BAB III METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

The Genetic Fingerprint (Sidikjari Genetik)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Transkripsi:

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan reagen-reagen untuk tahapan ekstraksi DNA a. Reagen FeCl 3 200 mm FeCl 3 2,7 g Akuades 5 ml FeCl 3 dilarutkan ke dalam akuades yang telah disterilisasi menggunakan autoklaf selama 15 menit. b. Reagen SDS 20% SDS 10 g Akuades 50 ml SDS dilarutkan ke dalam akuades yang telah disterilisasi menggunakan autoklaf selama 15 menit. c. Reagen NaCl 2 M NaCl 11,7 g Akuades 10 ml NaCl dilarutkan ke dalam akuades yang telah disterilisasi menggunakan autoklaf selama 15 menit. d. Reagen TE 1X (Tris 10 mm, EDTA 1 mm) Tris-HCl 1,576 g EDTA 0,2922 g Akuades 1 l Tris-HCl dilarutkan kedalam 800 ml akuades kemudian dihomogenkan dan diatur ph sampai 8. EDTA ditambahkan ke dalam larutan. Akuades ditambahkan 21

hingga volume larutan 1 l. Larutan TE 1X disterilisasi menggunakan autoklaf 15 menit. e. Reagen kloroform : isoamil alkohol (24:1) Kloroform 24 ml Isoamil alkohol 1 ml Kloroform 24 ml dicampurkan dengan isoamil alkohol 1 ml kemudian dihomogenkan dengan cara dikocok. 22

Lampiran 2. Elektroforesis gel agarosa a. Pembuatan TAE 50X Tris base Asam asetat glasial EDTA 0,5 M (ph 8) Akuades 242 g 57,1 ml 100 ml sampai 1 l Semua bahan dicampurkan dan dihomogenkan dengan hotplate dan stirrer. TAE 50X yang sudah homogen disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit. b. Pembuatan gel agarosa 1,5% Agarosa TAE 1X 6 g 40 ml DNA Fluorosafe 4 µl Agarosa dimasukkan ke dalam TAE 1X lalu dihomogenkan menggunakan hotplate dan stirrer. Campuran yang telah homogen dibiarkan hingga hangat kemudian ditambahkan DNA fluorosafe. Gel dituangkan ke dalam cetakan yang telah dipasang selotip pada kedua ujungnya dan diberi sisir pembuat sumuran. Selotip dan sisir pembuat sumuran dilepas setelah gel memadat dan gel siap digunakan. c. Persiapan running elektroforesis Cara kerja : Tangki elektroforesis diisi dengan TAE 1X. Gel agarosa yang telah memadat dimasukkan ke dalam tangki elektroforesis. Pastikan gel agarosa dalam posisi terendam TAE 1X. Sampel dicampurkan dengan loading dye 6X dengan perbandingan antara sampel dan loading dye 5:1. Satu per satu sampel dimasukkan ke dalam sumuran. Tutup pengaman tangki elektroforesis dipasang kemudian disambungkan kabel listrik antara tangki dengan adapter. Pastikan pemasangan kabel positif dan negatif tidak terbalik. Adapter dinyalakan kemudian atur voltase pada 100 V, kuat arus 400 ma dan waktu 50 menit. Tombol run ditekan untuk memulai running. 23

Lampiran 3. Pembuatan reagen denaturing gradient gel electrophoresis a. Larutan 40% acrylamide/bis (37.5:1) Acrylamide Bis-acrylamide Akuades 38.93 g 1.07 g sampai 100 ml Semua bahan dicampurkan dalam botol gelap dan dihomogenkan dengan cara dikocok. Larutan disimpan pada suhu 4 o C. b. Larutan 0% denaturan gel acrylamide/bis 8% 40% Acrylamide/Bis 20 ml 50x TAE buffer 2 ml dh2o 78 ml Semua bahan dicampurkan dalam botol gelap dan dihomogenkan dengan cara dikocok. Larutan disimpan pada suhu 4 o C. c. Larutan 100% denaturan gel acrylamide/bis 8% 40% Acrylamide/Bis 20 ml 50x TAE buffer 2 ml Formamide (deionized) 40 ml Urea 42 g Akuades sampai 100 ml Semua bahan dicampurkan dalam botol gelap dan dihomogenkan dengan cara dikocok. Larutan disimpan pada suhu 4 o C. d. Ammonium persulfate 10% Ammonium persulfate Akuades 0.1 g 1.0 ml 24

Semua bahan dicampurkan dalam tabung microcentrifuge 1,5 ml dan dihomogenkan dengan cara tabung dibolak-balik 20 kali. e. Pembuatan gel akrilamid/bis dengan konsentrasi denaturan 25% dan 60% Denaturing Solution 25% 60% 100% 5 ml 12 ml 0% 15 ml 8 ml Volume total 20 ml 20 ml 25

Lampiran 4. Pre-heating running buffer TAE 1X Cara kerja : a. Tangki elektroforesis diisi dengan 7 l buffer TAE 1X. b. Temperature control module diletakkan di atas tangki elektroforesis. Arus listrik disambungkan ke temperature control module dan nyalakan alat, pemanas dan pompa (gambar 7.1). Temperature control module Power Pompa Tangki elektroforesis Pemanas Gambar 7.1. Proses pre-heating buffer TAE 1X c. Pengaturan suhu diatur menjadi 60 o C dan ditunggu hingga buffer mencapai suhu yang diinginkan. 26

Lampiran 5. Perakitan alat cetakan parallel gradient gel Cara kerja : a. Clamp, glass plate dan spacer dipersiapkan ditempat yang rata dan bersih. Pastikan glass plate yang lebih panjang berada di bawah dan kedua glass plate dipisahkan oleh spacer membentuk sandwich (gambar 7.2). Clamp Glass plate Spacer Gambar 7.2. Posisi clamp, glass plate dan spacer yang akan dirakit b. Clamp dipasangkan pada kedua ujung sandwich (gambar 7.3). Clamp dikencangkan dengan cara memutar screw yang ada di atas clamp. Screw Gambar 7.3. Proses pemasangan clamp pada sandwich c. Sandwich diletakkan pada salah satu alignment slot dari casting stand. Pastikan aligment slot telah diberi grey sponge. Clamp dikendorkan dan alignment card dimasukkan ke dalam cetakan gel untuk mengatur spacer berada ditempat yang tepat (gambar 7.4). Clamp dikencangkan kembali. 27

Casting stand Alignment card Grey sponge Gambar 7.4. Pengaturan posisi spacer pada sandwich dengan alignment card d. Alignment card dikeluarkan dari cetakan gel. Cetakan gel diisi dengan akuades steril untuk memastikan cetakan tidak bocor. Apabila cetakan masih bocor maka penyusunan cetakan gel diulangi dari awal kembali. e. Cetakan yang sudah baik dilepaskan dari casting stand untuk mengeluarkan akuades steril kemudian dipasang kembali pada casting stand. 28

Lampiran 6. Mencetak parallel denaturing gradient gel Cara kerja : a. Gradient delivery system dirakit (gambar 7.5). Gambar 7.5. Gradient delivery system yang telah dirakit b. Low density solution (gel 25% denaturan) dan high density solution (gel 60% denaturan) disiapkan dalam tabung disposable 50 ml. DCode Dye solution 100 µl ditambahkan pada high density gel. Ammonium persulfat 40 µl dan TEMED 40 µl ditambahkan ke dalam Low density gel dan high density gel kemudian dihomogenkan dengan cara dikocok. c. Low density solution dan high density solution dimasukkan ke masing-masing syringe. Pastikan tidak ada gelembung udara yang terperangkap. Syringe ditekan hingga gel solution mencapai ujung long tygon tubing. d. Masing-masing syringe dipasang kembali pada gradient delivery system. Long tygon tubing kedua syringe dipasang pada Y-fitting short tygon tubing. Ujung needle diletakkan di atas bagian tengah cetakan gel (gambar 7.6). Needle Short tubing Y-fitting Long tubing Gambar 7.6. Proses penuangan gel ke dalam cetakan 29

e. Cam diputar perlahan untuk memintahkan gel ke dalam cetakan. Setelah gel berada pada cetakan, sisir pembuta sumuran dipasang di atas cetakan (gambar 7.7). Sisir Gambar 7.7. Pemasangan sisir pada gel yang telah dituang f. Gel dibiarkan memadat sekitar 60 menit. Setelah gel memadat, sisir dilepas dari cetakan dan gel beserta cetakannya dilepas dari casting stand. Gel siap dielektroforesis. 30

Lampiran 7. Denaturing gradient gel electrophoresis Cara kerja : a. Sandwich berisi gel dan core diletakkan pada permukaan yang datar dan bersih. b. Sandwich berisi gel dipasang pada core (gambar 7.8). Core Gambar 7.8. Pemasangan sandwich pada core c. Temperature control module dimatikan ketika buffer mencapai suhu 60 o C. Temperature control module dipindahkan pada DCode lid. Core berisi sandwich diletakkan pada tangki elektroforesis dengan posisi bulatan merah berada pada sisi kanan dan bulatan hitam pada sisi kiri. d. Sumuran dibersihkan dengan buffer untuk menghilangkan sisa gel yang tidak terpolimerisasi. Sampel dimasukkan ke dalam sumuran menggunakan mikropipet secara hati-hati. e. Temperature control module dipasang kembali pada tangki elektroforesis kemudian power, heater dan pompa dinyalakan (gambar 7.9). Gambar 7.9. Posisi core yang telah dimasukkan pada tangki DGGE 31

f. Kabel disambungkan pada adapter kemudian power dinyalakan. Voltase diatur pada 130 V kemudian tekan tombol run untuk memulai elektroforesis. 32

Lampiran 8. Pewarnaan gel dengan etidium bromida Cara kerja : a. Sumber arus listrik dimatikan setelah elektroforesis selesai dilakukan. Temperature control module diletakkan pada DCode Lid Stand (gambar 7.10). Gambar 7.10. Posisi temperature control module pada DCode lid stand b. Core berisi sandwich diambil dan diletakkan pada permukaan yang rata. Sandwich dilepaskan dari core (gambar 7.11). Gambar 7.11. Proses pelepasan sandwich dari core c. Kedua clamp dilepaskan dari glass plate. Glass plate yang pendek dilepas secara perlahan-lahan. Kedua spacer dilepaskan dan gel dimasukkan ke dalam baki yang berisi 250 ml buffer TAE 1X dan 25 µl EtBr 10 mg/ml. Gel diwarnai selama 15 menit. 33

d. Gel yang telah diwarnai diambil dan dimasukkan ke dalam baki berisi 250 ml TAE 1X selama 20 menit untuk proses destaining. e. Gel diambil kemudian diletakkan pada UV transilluminator untuk didokumentasikan. 34

Lampiran 9. Spesifikasi peralatan dan bahan SPESIFIKASI PERALATAN DAN BAHAN No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat 1. Gelas ukur Iwaki PYREX Mengambil dan menakar larutan dengan volume tertentu 2. Labu Erlenmayer Iwaki PYREX Menyimpan dan menghomogenkan reagen 3 Botol - Menyimpan sampel sedimen mangrove dan menyimpan reagen 4. ph indicator strips 5. Timbangan Analitik 35 Merck Mengukur ph OHAUSS Menimbang bahan dengan berat maksimal 0,1 g 200 g 6 Cool box Harvest Menyimpan sampel pada saat pengambilan di lapangan 7. Hot Plate Stuart Memanaskan larutan 8. Magnetic Stirer Stuart Menghomogenkan larutan 9 Sarung tangan Safeguard karet Melindungi tangan pada saat bekerja dan mencegah kontaminasi 10. Autoklaf Hirayama Mensterilisasi dengan uap panas bertekanan 11 Masker IBS Melindungi diri dari bahan-bahan kimia berbahaya 12 Tabung mikrosentrifuge 1,5 ml Biologix dan mencegah kontaminasi Meletakkan sampel pada saat diisolasi DNA 13 Tabung reaksi Iwaki PYREX Tempat preparasi sampel pada saat akan mengisolasi DNA 14. Water bath Heidolph Membantu

melisiskan sel 15. Alumunium foil Klim pak Sebagai penutup erlenmayer, reagen dan botol sampel 16 Tabung Falcon Menampung dan disposable 50 ml meracik reagen 17 Mikropipet 100-1000 µl 18 Mikropipet 20-200 µl 19 Mikropipet 0,5-10 µl Eppendorf Eppendorf Eppendorf DGGE Mengambil larutan dengan volume 100-1000 µl Mengambil larutan dengan volume 20-200 µl Mengambil larutan dengan volume 0,5-10 µl 20 Tip biru Biologix Mengambil larutan dengan volume 100-1000 µl 21 Tip kuning Biologix Mengambil larutan dengan volume 20-200 µl 22 Tip putih Biologix Mengambil larutan dengan volume 0,5-10 µl 23 Alat elektroforesis 24 UV transilluminator 25 Nano spektrofotometri 26 Tabung PCR 0,2 ml CBS Scientific EPS 300X MultiDoc-It 120 Imaging System Implen Biologix 27 Alat PCR Thermal Cycler Techne (TC- 5000) Memisahkan DNA berdasarkan ukuran dan bentuk Visualisasi hasil elektroforesis Mengukur kuantitas dan kemurnian DNA Meletakkan sampel yang akan diamplifikasi Mengamplifikasi fragmen DNA target 28 Alat DGGE Biorad Memisahkan DNA berdasarkan urutan basanya 29 Vorteks IKA MS3 Digital Menghomogenkan larutan dan proses beadbeating 30 Kertas Parafilm M-Parafilm Mencampurkan sampel DNA dengan loading dye Biosains Biologi Biologi Biologi Biologi Biologi Biologi Biologi Biologi Terpadu Biologi Terpadu Biosains Biologi 36

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Sedimen Mangrove - Sebagai sampel untuk penelitian 2 Buffer Tris-HCl Powder Sebagai buffer 3 Asam asetat glasial Cair Sebagai sumber elektrolit 4 EDTA Powder Sebagai anti DNAse 5 FeCl 3 Powder Sebagai pengikat asam humat 6 SDS Powder Merusak dinding dan membran sel bakteri 7 Kloroform Cair Menghilangkan protein 8 Isoamyl alcohol Cair Menghilangkan protein 9 Akuades Cair Sebagai pelarut reagen 10 Alkohol absolut Cair Mengendapkan DNA 11 Alkohol 70% Cair Mencuci DNA dari lemak 12 NaCl Powder Mengendapkan DNA 13 Agarosa Powder Membuat gel untuk elektroforesis agarosa 14 DNA fluorosafe Cair Mewarnai DNA 15 EtBr Cair Mewarnai DNA 16 Primer 27F Cair Mengamplifikasi fragmen DNA target 17 Primer 1540R Cair Mengamplifikasi fragmen DNA target 18 Primer 968F-GC Cair Mengamplifikasi fragmen DNA target 19 Primer 1406R Cair Mengamplifikasi fragmen DNA target 20 Akuabides Cair Mengencerkan DNA 21 Kappa PCR master mix Cair 22 Akrilamid Powder 23 Bis-akrilamid Powder Mengamplifikasi fragmen DNA target Membuat gel akrilamid untuk DGGE Membuat gel akrilamid untuk DGGE 24 UREA Powder Sebagai denaturan DNA 25 Formamide Cair Sebagai denaturan DNA 26 TEMED Cair Memadatkan gel akrilamid 27 Ammonium persulfat Powder Memadatkan gel akrilamid 28 Membuat gradasi warna pada Biorad Dye solution Cair gel akrilamid 29 Loading dye Cair Sebagai pemberat DNA 30 Marka DNA 100 bp Cair Sebagai penentu ukuran DNA 37