STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE)

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (AC) yang paling luas

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FISIKA. Sesi INDUKSI ELEKTROMAGNETIK A. FLUKS MAGNETIK ( Ф )

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan pada Shunt Active Power Filter Tiga Fasa

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA. DC disebut motor konduksi. Lain halnya pada motor AC, kumparan rotor tidak

Harrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper

POTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

Pengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Usulan Penentuan Waktu Garansi Perakitan Alat Medis Examination Lamp di PT. Tesena Inovindo

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik.

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KOMPRESSOR AC BERBASISKAN PC

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

PEMODELAN DAN SIMULASI TRANSFORMATOR PADA KONDISI OPEN-CIRCUIT PADA SALAH SATU FASANYA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

Pengaruh Perubahan Set Point pada Pengendali Fuzzy Logic untuk Pengendalian Suhu Mini Boiler

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

BAB II TRANSFORMATOR

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

STUDI KETEPATAN TEGANGAN SEKUNDER DAN MENGHITUNG HARGA SESATANNYA PADA TRAFO DISTRIBUSI YANG MENGGUNAKAN OFF LOAD TAP CHANGER

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 1. di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) 8/25/2012

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN.

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

Identifikasi Dampak Gangguan Harmonisa dan Ketidak Seimbangan Magnitude Tegangan Serta Sudut Phasa Pada Performa Motor Induksi

PENGARUH PERUBAHAN FREKUENSI DALAM SISTEM PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3-FASA TERHADAP EFISIENSI DAN ARUS KUMPARAN MOTOR

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

STABILISASI SISTEM LINIER POSITIF MENGGUNAKAN STATE FEEDBACK

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

Transkripsi:

STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro Fakulta Teknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampu USU Medan 0 IDOESIA e-mail: bayu_9nipar@yahoo.co.id Abtrak Untuk memenuhi kualita tegangan pelayanan euai kebutuhan konumen (PL Ditribui), tegangan keluaran trandormator haru dapat dirubah euai keinginan. Untuk hal itu, maka pada alah atu kedua ii belitan tranformator dibuat tap (penyadap) untuk merubah perbandingan belitan (ratio) tranformator. Tulian ini membaha mengenai ketepatan perbandingan belitan pada tranformator ditribui pada aat penggunaan tap changer, dan analia ketepatan perbandingan pada tolerani %. Jumlah belitan ekunder tranforamator dihitung/diukur ecara manual dengan menggunakan alat penghitung jumlah belitan tranformator. Kemudian bearnya belitan primer perhitungan diperoleh dengan mengalikan jumlah belitan ekunder terhadap peramaan perbandingan tegangan yang bearnya ama dengan perbandingan belitan. Setelah itu akan dihitung jumlah belitan primer pengukuran dengan mengalikan nilai belitan ekunder dengan data hail pengukuran (tranformator turn ratio). Dengan memperhatikan perbedaan antara hail analia belitan perhitungan dan belitan pengukuran, maka didapat hail bahwa pada beberapa tranformator jumlah belitan primernya perlu dilakukan penambahan belitan agar tegangan keluaran dari tranformator terebut euai dengan tegangan keluaran yang diharapkan. Kata Kunci: Tranformator, Belitan tranforamator, Tap Changer. Pendahuluan Suatu maalah yang terdapat dalam item tenaga litrik adalah perubahan tegangan yang diakibatkan jauhnya jarak antara pembangkit dengan beban. Trafo dirancang edemikian rupa ehingga perubahan tegangan pada ii mauk/input tidak mengakibatkan perubahan tegangan pada ii keluar/output, dengan kata lain tegangan di ii keluar/output-nya tetap. Alat ini diebut ebagai adapan pengatur tegangan atau tap changer. Tap changer di bagi dalam bagian yaitu tap changer yang bekerja pada aat berbeban tanpa terjadi pemutuan beban, biaa diebut On Load Tap Changer (OLTC) dan tap changer tanpa beban biaa diebut Off load tap changer.. Tranformator Tranformator terdiri ata dua buah kumparan ( primer dan ekunder ) yang berifat induktif. Seperti pada Gambar, kedua kumparan ini terpiah ecara elektrik namun berhubungan ecara magneti melalui jalur yang memiliki reluktani ( reluctance ) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan umber tegangan bolak-balik maka fluk bolakbalik akan muncul didalam inti yang dilaminai, karena kumparan terebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah aru primer. Akibat adanya fluk di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induki endiri ( elf induction ) dan terjadi pula induki di kumparan ekunder karena pengaruh induki dari kumparan primer atau diebut ebagai induki berama ( mutual induction ) yang menyebabkan timbulnya fluk magnet dikumparan ekunder, maka mengalirlah aru ekunder jika rangkaian ekunder dibebani, ehingga energi litrik dapat ditranfer keeluruhan ( ecara magnetiai ).[] Secara umum uatu kumparan dialiri aru bolakbalik akan timbul Φ, lalu timbul tegangan induki ebear :

d e () dt RS = ΦP () Tegangan kawat-kawat ekunder ebanding dengan tegangan phaa : r = ΦS () Maka diperoleh perbandingan tegangan tranformator : Gambar Prinip kerja tranforamtor a. Tranformator Tiga Phaa Pada prinipnya, tranformator tiga phaa ama dengan tranformator atu phaa, perbedaannya adalah eperti perbedaan item litrik atu phaa dengan item litrik tiga phaa yaitu mengenal item bintang ( Y ) dan delta ( Δ ), erta item zig-zag ( Z ), dan juga item bilangan jam yang angat menentukan untuk kerja paralel tranformator tiga phaa. Untuk menganalia tranformator daya tiga phaa dilakukan dengan memandang atau menganggap tranformator tiga phaa ebagai tranformator atu phaa, teknik perhitungannya pun ama, hanya untuk nilai akhir biaanya parameter tertentu ( aru, tegangan, dan daya ) tranformator tiga phaa dikaitkan dengan nilai. Dalam pelakanaannya tiga buah lilitan faa dalam ii primer dan ii ekunder dapat dihubungkan dalam bermacam macam hubungan, eperti hubungan bintang, hubungan egitiga (delta) dan hubungan kombinai Y-Y, Y- Δ, Δ-Y dan Δ- Δ. Bahkan dalam kau tertentu lilitan ekunder dapat dihubungkan ecara berliku-liku (zig-zag), ehingga didapatkan kombinai Δ-Z dan Z-Y.[] Pada hubungan wye-wye (Y-Y) Tegangan primer pada maing-maing phaa adalah : ST Φp = () Maka diperoleh perbandingan tegangan tranformator : ST P a t S () Pada hubungan wye-delta (Y- Δ) tegangan kawat ke kawat primer ebanding dengan tegangan phaa primer : RS P a (6) r S Pada hubungan wye-delta (Δ - Y) tegangan kawat ke kawat primer ebanding dengan tegangan phaa primer : RS = ΦP (7) Tegangan kawat-kawat ekunder ebanding dengan tegangan phaa : r = ΦS (8) Maka diperoleh perbandingan tegangan tranformator : RS P a (9) r S Sedangkan pada hubungan wye-delta (Δ - Δ) diperoleh : RS = ST = RT = L (0) Aru pada tranforamtor hubungan delta : I L = I P () b. Tap Changer Tap changer atau pengubah tapping adalah uatu alat pengubah tegangan dengan mengubah raio perbandingan belitan tranformator untuk mendapatkan tegangan operai ekunder akibat adanya perubahan tegangan pada ii primer. Tegangan keluaran atau tegangan terminal konumen dapat dikendalikan dengan pemaangan tapping pada ii primer atau pada ii ekunder tranformator. Perubahan poii tapping dikendalikan oleh tap changer.[] Prinip pengaturan tegangan ekunder berdaarkan perubahan jumlah belitan primer atau ekunder., dan, adalah parameter primer dan ekunder. ()

() x IX r x (7) dapat dibuat di awal, di akhir dan di tengah belitan tranformator ditunjukkan Gambar. [6] a. akhir b. tengah Gambar Poii tapping pada belitan tranformator Tap changer tanpa beban biaanya digunakan pada tranformator ditribui dimana tegangannya lebih tabil, ehingga pengaturan tappingnya dilakukan pada aat pemaangan tranformator kedalam item tenaga litrik dan dalam jangak waktu lama.suatu tranformator, tapping dibuat pada ii primer. Ketika emua belitan primer dalam rangkaian terhubung keumber tegangan, tegangan ekundernya adalah : () x IX r x () (6) x (8) x. Perbandingan Belitan Tranformator Ditribui Tiga Phaa pada Saat Penggunaan Tap Changer Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan elama penulian, penuli melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap lima buah tranformator di PT. MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA. Adapun kelima tranformator terebut memiliki kapaita dan jumlah belitan ekunder yang berbeda, namun tipe hubungan belitan, tegangan maukan dan tegangan keluarannya ama.. Pada Tabel ditunjukkan jumlah belitan ekunder untuk maing-maing tranformator.. Tabel Jumlah belitan ekunder pada maingmaing trafo Kapaita Tranformator Jumlah belitan ekunder ( ka ) ( Turn ) 0 8 00 0 60 6 00 0 0 Data hail pengukuran perbandingan belitan tranformator (TTR) pada tiap tap maingmaing phaa untuk etiap tranformator ditunjukkan pada Tabel, Tabel, Tabel, Tabel, Tabel, dan Tabel 6. Bearnya perbandingan belitan pada tranformator 0kA ditunjukkan Tabel. Tabel Data perbandingan belitan pada Tranformator 0 ka R S T 90,97 90,98 90,97 86,6 86,6 86,6 8,0 8,0 8,97 77,97 77,97 77,96 7,6 7,6 7,6

Bearnya perbandingan belitan pada tranformator 00kA ditunjukkan Tabel. Tabel Data perbandingan belitan pada Tranformator 00 ka R S T 9,6 9, 9, 90,9 90,9 90,9 86,6 86,6 86,6 8,7 8,7 8, 77,98 77,96 77,97 Bearnya perbandingan belitan pada tranformator 60kA ditunjukkan Tabel. Tabel Data perbandingan belitan pada Tranformator 60 ka R S T 9,8 9,8 9,98 90,98 90,96 90,9 86,8 86,8 86,7 8,8 8, 8, 77,9 77,9 77,906 Bearnya perbandingan belitan pada tranformator 00kA ditunjukkan Tabel. Tabel Data perbandingan belitan pada Tranformator 00 ka R S T 90,90 90,9 90,9 86,7 80,8 86,8 8,8 8,6 8,6 77,9 77,9 77,9 7,9 7,9 7,60 Bearnya perbandingan belitan pada tranformator 0kA ditunjukkan Tabel 6. Tabel 6 Data perbandingan belitan pada Tranformator 0 ka R S T 90, 90, 90,6 88,007 88,8 87,98 8,8 8,8 8,8 8,68 8,68 8,6 8, 8, 8,0 Hubungan belitan tranformatornya ditunjukkan Gambar. Gambar Hubungan belitan tranformator phaa tipe Y-zn. Analia Perbandingan Belitan Tranformator Tap yang dipakai pada tiap tranformator adalah ebear % dan untuk tiap tranformator dilakukan tapping. Bearnya tegangan maukan awal tiap tranformator adalah 0k. Setelah dilakukan tapping, maka bear tegangan maukan untuk maing-maing trafo adalah k,k,0k,9k, dan 8k. Sedangkan untuk tegangan keluaran yang diinginkan adalah 00/ olt. Karena tipe tranformator yang digunakan adalah tipe Y-zn, maka jumlah belitan primer dapat dihitung bedaarkan peramaan (9) p p = (9) Peramaan (9) berlaku untuk emua tranformator. Sedangkan bearnya pernbandingan belitan dapat diperoleh dari perbandingan tegangan maukan tiga phaa dengan tegangan keluaran aru phaa. Dengan

memberikan nilai tolerani ebear % maka aka diperoleh bearnya nilai perbandingan belitan makimum dan perbandingan belitan minimum. Dengan mengalikan jumlah belitan ekunder dengan nilai perbandingan belitan makimum dan minimumnya maka akan diperoleh bataan nilai makimum dan minimum jumlah belitan primer dari tiap tranformator. Kemudian untuk jumlah belitan berdaarkan pengukuran dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah belitan ekunder dengan data hail pengukuran perbandingan belitan tranformator pada Tabel.a ampai Tabel.e. Hail eluruh perhitungan data yang dilakukan kemudian dimaukkan kedalam ebuah tabel eperti pada Tabel ampai Tabel 7. Kemudian dilakukan analia terhadap maingmaing tranforamator berdaarkan maingmaing tabel. Pada Tabel 7 jumlah belitan berdaarkan pengukuran berada diluar rentang makimum maupun minimum. Jadi pada tranformator ini jumlah belitan primer haru ditambah minimal 69 lilitan ampai makimum lilitan. Tabel 7 Jumlah belitan pada pengukuran dan perhitungan Tranformator 0 ka 67 67 67 6 6 9 9 8 07 0 9 9 90 97 7 7 7 988 909 778 70 Pada Tabel 8 jumlah belitan tranformator berdaarkan pengukurannya euai dengan hail perhitungan, jadi pada tranformator ini tidak ada penambahan maupun pengurangan belitan. Tabel 8 Jumlah belitan pada pengukuran dan perhitungan Tranformator 00 ka 87 87 87 888 89 78 78 78 7 700 99 99 99 6 7 67 67 67 9 8 8 9 6 Pada Tabel 9 jumlah belitan tranformator berdaarkan pengukurannya euai dengan hail perhitungan, jadi pada tranformator ini tidak ada penambahan maupun pengurangan belitan. Tabel 9 Jumlah belitan pada pengukuran dan perhitungan Tranformator 60 ka 0 09 69 0 8 8 8 99 7 6 6 6 9 0 7 7 6 9 Pada Tabel 0 didapat bahwa jumlah belitan berdaarkan pengukuran berada dibawah hail perhitungan, jadi jumlah belitan primer haru ditambah minimal lilitan dan makimal 8 lilitan. Tabel 0 Jumlah belitan pada pengukuran dan perhitungan Tranformator 00 ka 09 09 09 7 06 9 70 9 060 797 797 797 97 9 69 60 69 8 769 0 0 0 676 6

Pada Tabel didapat bahwa jumlah belitan berdaarkan pengukuran berada dibawah hail perhitungan, jadi jumlah belitan primer haru ditambah minimal 66 lilitan dan makimal 6 lilitan. Tabel Jumlah belitan pada pengukuran dan perhitungan Tranformator 0 ka 606 606 60 8 77 0 9 67 600 98 9 7 7 6 7 6 6 60 8 086 Penambahan belitan bertujuan untuk mendapatkan tegangan keluaran yang euai dengan yang diinginkan. Keimpulan Dari hail perhitungan dan analii data maka dapat diimpulkan:. Untuk uatu perbandingan belitan, emakin bear jumlah lilitan ekunder pada tranformator ditribui emakin bear juga jumlah lilitan primernya.. Dikarenakan kealahan pembacaan pada alat penggulungan belitan tranformator pada aat penggulungan belitan tranformator, pada hail TTR maingmaing trafo, jumlah lilitan primer tidak euai dengan hail perhitungan, maka dilakukan pengurangan atau penambahan jumlah lilitan yaitu, pada trafo 0kA dlikakukan penambahan 69 ampai lilitan, pada trafo 00kA penambahan ampai 8 lilitan, dan pada trafo 0kA penambahan 66 ampai 6 lilitan. Sedangkan untuk trafo 00 dan 60 ka jumlah lilitan primer udah euai dengan bata tolerani %.. Jika didapati tegangan maukan pada tranformator ditribui yang menggunakan tap changer tidak euai dengan tegangan primer yang ditentukan untuk tiap tapping, maka haru dipilih alah atu tap yang akan menghailkan tegangan keluaran yang lebih mendekati tegangan keluaran yang ditetapkan atau tegangan keluaran yang diinginkan dengan mengutamakan keelamatan proteki Ucapan Terimakaih Penuli mengucapkan terimakaih kepada Bapak Ir. Panuur S.M. L.Tobing dan juga taff dan pegawai di PT. MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA ata bantuannya dalam menyeleaikan penelitian ini. Refereni [] Wijaya, Mochtar, Daar-Daar Mein Litrik, Penerbit Djambatan, Jakarta, 00. [] Chapman Stephen J, Electric Machinery Fundamental,Second Edition Mc Graw Hill Companie, ew York, 99. [] Theraja, B.L. & Theraja, A.K., A Text Book of Electrical Technology, ew Delhi, S.Chand and Company Ltd., 00. [] Gonen, Turan, Electric Power ditribution Sytem Engineering,Mc Graw-Hill Book Company, Singapore 986. [] Stigant, S. Auten and A.C. Franklin, The J&P tranformer Book,newne- Butterworth,London,97 [6] http://ojandonk.com/0/0//tranforme r-electrical-deign/ [7] http://xa.yimg.com/kq/group/6989/ 7670/name/Review_Deain_Trafo.pdf [8] Grigby, Leo L., Electric Power Enginering, CRC Pre LLC, Florida, 000.