BAB V 5 ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PERFORMANSI ANGKUTAN BARANG PETI KEMAS RUTE BANDUNG-JAKARTA

BAB VI 6 ANALISIS KEBIJAKAN

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu obyek. Objek yang dipindahkan mencakup benda tak bernyawa seperti sumber daya alam,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

Grafik jumlah penumpang TransJakarta rata-rata perhari

Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi kasus: Koridor Surabaya Jakarta)

BAB II 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB IV 4 GAMBARAN KONDISI EKSISTING

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK

BAB II STUDI LITERATUR. demand. Pada demand yang kecil lebih optimal menggunakan angkutan

[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

KAJIAN KELAYAKAN TARIF KERETA API KELAS EKONOMI

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

berakhir di Terminal Giwangan. Dalam penelitian ini rute yang dilalui keduanya

PERBANDINGAN BIAYA OPERASI KENDARAAN JENIS MINIBUS BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN SOLAR

Indonesia Urban Water, Sanitation & Hygiene (IUWASH) Aspek Keuangan Pengelolaan Air Limbah Domestik Melalui Penyedotan Terjadwal

2017, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepela

KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG

DAFTAR TABEL. Halaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan akan transportasi timbul dari kebutuhan manusia. Transportasi

KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG

BAB II STUDI PUSTAKA

PENGANGKUTAN BARANG DI JALUR PANTURA

BAB III METODELOGI III - 1

Studi Kelayakan Pembangunan Fly Over Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong Ditinjau dari Segi Lalu Lintas dan Ekonomi Jalan Raya

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cost Benefit Analysis Penerapan Short Sea Shipping di Pantura Jawa dalam Rangka Pengurangan Beban Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah suatu jaringan yang secara fisik menghubungkan suatu

ANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sarana transportasi umum merupakan sarana transportasi yang di gunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

Tujuan Penelitian. Menghitung berapa kemauan membayar masyarakat. (Ability to pay) terhadap tarif jasa angkutan umum pada

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI. Rahayuningsih ABSTRAK

BAB IV DATA DAN ANALISIS. yang telah ditentukan Kementerian Perhubungan yang intinya dipengaruhi oleh

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan

BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN

KAJIAN TARIF KERETA API KALIGUNG JURUSAN TEGAL SEMARANG BERDASARKAN BOK DAN BIAYA KETERLAMBATAN

PERHITUNGAN VEHICLE OPERATION COST GUNA KESINAMBUNGAN PERUSAHAAN: (STUDI KASUS SHUTTLE SERVICE TUJUAN BANDUNG-BANDARA SOEKARNO HATTA)

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

RISKI RAMADHAN

BAB II STUDI PUSTAKA STUDI PUSTAKA EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ARMADA BARU PERUM DAMRI UBK SEMARANG TRAYEK BANYUMANIK - JOHAR

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Data AMDK tahun 2011 Gambar 1.1 Grafik volume konsumsi air minum berdasarkan tahun

ANGKUTAN KOTA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MANADO (Studi Kasus : Paal Dua Politeknik)

STUDI PEMILIHAN ALTERNATIF PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

BAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN. tinjauan pustaka yaitu melakukan kegiatan mengumpulkan literatur-literatur yang

Headway (menit) Kapasitas penumpang (orang) Jumlah Penumpang (orang) Roda dua. Load Factor. tiba. Tabel A1 DATA HEADWAY dan LOAD FACTOR

BAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemacatan lalu lintas perlu dicarikan solusi yang tepat. Pemerintah kota Medan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat

OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1

2 Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10 Bandung

ANALISIS TARIF ANGKUTAN PEDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Kabupaten Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam)

BAB I PENDAHULUAN. di sembarang tempat. Selain itu sumber bahan baku tersebut harus melalui

Tinjauan Terhadap Tarif Angkutan Kapal Cepat KM. Expres Bahari Lintas Palembang-Muntok di Pelabuhan Boom Baru Palembang

BAB VI ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KINERJA DAN TARIF MODA ANGKUTAN PENYEBERANGAN SUNGAI (Studi kasus Tanjung Sarang Elang Labuhan Bilik) Tugas akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI KOTA DENPASAR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber cadangan batubara yang cukup besar, akan tetapi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bukit Asam Tbk, PT. Sumatera Bahtera Raya dan PT Putera Lampung. Ada beberapa

Transkripsi:

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) BAB V 5 ANALISIS DATA 5.1 Umum Pada Bab ini akan dianalisis faktor-faktor dan kondisi eksisting yang telah dipaparkan di Bab sebelumnya. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor berdasarkan hipotesa awal penyebab kurang bersaingnya moda kereta api dengan moda jalan raya, yaitu biaya dan waktu. Proses analisis pada Bab ini dibantu dengan menggunakan beberapa skema alternatif dalam peroses pengangkutan barang untuk mempermudah melakukan analisis perbandingan biaya multimoda. Dalam perhitungannya, biaya stuffing di pabrik tidak dimasukan ke dalam perhitungan biaya kegiatan. Karena biaya kegiatan tersebut merupakan biaya tidak langsung. 5.2 Biaya Operasi Kendaraan 5.2.1 Umum Biaya operasi kendaraan (BOK) dipengaruhi oleh parameter fisik dari jalan serta tipe dan keadaan operasi kendaraan. Biaya operasi kendaraan (BOK) dari suatu kendaraan tergantung dari spesifikasi kendaraan tersebut. Biaya itu juga dipengaruhi oleh cara mengemudi kendaraan dan umur serta kondisi kendaraan itu sendiri. Kondisi kendaraan berhubungan erta dengan sejauh mana pemeliharaan dilakukan Variabel yang tercakup dalam parameter fisik jalan antara lain geometrik jalan (lengkung horizontal, lengkung vertikal, lebar jalan), tipe pekerasan jalan (perkerasan lentur, perkerasan kaku) dan kondisi permukaan jalan serta keadaan lingkungan sekitar. Variabel uang mempengaruhi biaya operasi kendaraan (BOK) pada jalan urban dan rural berbeda. Pada jalan rural (antar kota), variabel yang paling mempengaruhi BOK ialah geometrik jalan dan tipe perkerasan. Sedang kan pada jalan urban (dalam kota), variabel yang mempengaruhi antara lain volume dan komposisi kendaraan serta kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor lingkungan yang akan mempengaruhi pergerakan kendaraan. 5.2.2 Komponen Biaya Operasi Kendaraan Untuk mencari nilai komponen-komponen biaya operasi kendaraan (BOK) kami melakukan survey ke perusahaan trucking. Survey dilakukan tanggal 2 sampai dengan 3 maret terhadap 1 perusahaan trucking. Kesepuluh perusahaan tersebut ialah : PT. Nirwana Surya PT. Tanah Selaras Mandiri PT. Tanah Makmur Panca Mandiri PT. Pasir Indah Analisis Data 51

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) PT. Hugar Matra PT. Persada Cargo PT. Kargo Mulia PT. Tirta Wijaya Sejahtera PT. Indo Kemas PT. Tanah Sugih Mukti Untuk memudahkan pencarian data, kami menggunakan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan yang harus diisi oleh perusahaan trucking tersebut. Bentuk keusioner beserta daftar pertanyaannya dapat dilihat di LAMPIRAN I. Pada survei BOK dimana salah satu sumber data ialah operator kendaraan (perusahaan trucking), informasi yang didapat diusahakan seakurat mungkin dan dapat dipercaya oleh karena itu orang yang diwawancara hendaknya orang yang mengerti betul tentang operasi kendaraan misalnya montir, sopir atau pemilik perusahaan trucking. Selain itu, data yang diperoleh bisa di cross cek dengan sumber informasi lain seperti dari dealer kendaraan bermotor, toko suku cadang dll. 5.2.3 Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan Penelitian ini tidak melihat pengaruh parameter fisik jalan terhadap BOK, tetapi hanya melihat pengaruh fisik dari tipe dan keadaan operasi kendaraan. Variabel yang diperhatikan adalah : 1. Biaya variabel, biaya yang berhubungan dengan pengoperasian kendaraan. Semakin tinggi frekuensi pengoperasiannya semakin tinggi pula biaya variabel yang dikeluarkan. Biaya variabel terdiri dari komponen biaya sebagai berikut : a. Biaya pemakaian bahan bakar Pemakaian bahan bakar umumnya dinyatakan dalam Km/Liter. Peningkatan dalam Km/liter menyatakan penurunan dalam biaya. Faktor yang mempengaruhi jumlah pemakaian bahan bakar antara lain : Jenis kendaraan dan ukuran kendaraan Iklim dan ketinggian lokasi Teknik mengemudi Kondisi kendaraan Load faktor Permukaan jalan Kecepatan kendaraan Gradien dan curvature Analisis Data 52

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) b. Biaya pemakaian minyak pelumas Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian minyak pelumas/oli. Dinyatakan dalam liter/bulan. Faktor yang mempengaruhi pemakaian minyak pelumas antara lain : Kondisi kendaraan Karakteristik jalan dan lalu lintas c. Biaya pemakaian ban Umur ban umumnya dinyatakan dalam jarak pemakaian ban untuk km tertentu. Faktor yang mempengaruhi pemakaian ban antara lain : Teknik mengemudi Iklim Kualitas ban Kondisi kendaraan Load factor Permukaan jalan Gradien dan curvature Kecepatan kendaraan d. Biaya pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan kendaraan terdiri dari servis perbaikan dan penggantian suku cadang. Faktor yang mempengaruhi pemeliharaan kendaraan : Umur dan kondisi kendaraan Load factor Gradien dan curvature Kondisi dan jenis permukaan jalan Kecepatan kendaraan Besarnya biaya variabel per tahun dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : BV = BB + MP + Bn + PP Keterangan : BV = Biaya variabel, per tahun BB = Biaya bahan bakar, per tahun MP = Biaya pelumas/oli, per tahun Bn = Biaya ban, per tahun PP = Biaya pemeliharaan 2. Biaya tetap Biaya tetap ini terdiri dari : a. Upah pengemudi dan kernet Analisis Data 53

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) Biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah supir dan kernet. Tidak ada kesulitan dalam menentukan biaya untuk upah pengemudi dan kernet. b. Biaya administrasi Yang dimaksud biaya administrasi ialah biaya yang harus dikeluarkan pemilik untuk setiap kendaraan yang menggunakan jalan umum. Biaya ini berbeda-beda tergantung dari tipe kendaraan. Biaya ini biasanya dibayarkan tiap tahun. Contoh biaya administrasi ialah biaya STNK. c. Biaya asuransi Biaya yang dikeluarkan untuk membayar tarif premi tahunan. Tujuan membayar asuransi ini adalah untuk menghindari resiko mengeluarkan biaya perbaikan kendaraan jika terjadi kecelakaan, atau dari resiko kehilangan akibat pencurian kendaraan bermotor yang bersangkutan. Biaya asuransi diwajibkan di beberapa negara, sehingga hal ini harus dimasukkan sebagai salah satu variabel dalam menghitung BOK d. Biaya overhead Biaya overhead didefinisikan sebagai biaya-biaya lainnya yang penting dari operasi kendaraan yang tidak dapat secara langsung dalam komponen biaya diatas. Contoh biaya sewa kantor, gaji pegawai non sopir dan kernet, biaya telepon, biaya listrik, dll e. Depresiasi (penyusutan) Depresiasi ialah nilai kendaraan akibat pemakaian, biasanya akan meningkat seiring dengan jarak tmpuh dan umur kendaraan (Pelensky, 197). Depresiasi diadakan dengan tujuan untuk mengembalikan modal yang diinvestasikan dalam suatu bentuk dana cadangan. Faktor yang mempengaruhi depresiasi antara lain : Kondisi dan umur kendaraan Load factor Keadaan dan kondisi permukaan jalan Untuk menentukan berapa besarnya biaya penyusutan, dapat dihitung secara matematis dengan mengunakan rumus yang disebut dengan metode garis lurus, Yaitu : HP S P n Keterangan : P = Penyusutan per periode HP = Harga perolehan kendaraan S = Nilai sisa kendaraan n = Umur ekonomis kendaraan Dari uraian komponen biaya tetap sebagaimana tersebut diatas, maka untuk menentukan Biaya Tetap (BT) per tahun dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Analisis Data 54

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) BT = P + A + PK + GPK + OH Keterangan : BT = Biaya tetap, per tahun P = Biaya penyusutan (depresiasi), per tahun A = Biaya asuransi, per tahun PK = Pajak kendaraan bermotor, per tahun GPK = Gaji pengemudi dan kernet OH = Biaya over head Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) digunakan untuk mencari nilai biaya persatuan jarak (Rp/Km) untuk moda jalan raya. Nilai BOK dihitung dengan persamaan : BOK = Biaya Tetap (BT) + Biaya Variabel (BV) Dimana : Biaya Tetap terdiri dari: Biaya asuransi kendaraan Biaya awak Biaya overhead Biaya adminstrasi kendaraan Biaya penyusutan Biaya variabel terdiri dari: Biaya penggunaan ban Biaya bbm Biaya pelumas Biaya pemeliharaan Dari hasil survei BOK didapat 2 jenis kendaraan yang biasa digunakan oleh perusahaan trucking untuk proses pengangkutan, yaitu Jenis truk Mitsubishi Fuso dan Nissan Diesel. Total jumlah kendaraan yang digunakan untuk perhitungan BOK dari 1 perusahaan truking adalah 74 truk (28 truk jenis Mitsubishi Fuso dan 46 truk jenis Nissan Diesel). Berikut nilai rata-rata BOK beserta Standar Deviasinya dari sepuluh perusahaan trucking untuk 2 jenis kendaraan. Untuk perhitungan lebih lengkap dapat dilihat di LAMPIRAN A. Tabel 5.1 Rekapitulasi BOK (Rp/truk/km) Jenis Truk Kapasitas Kontaner (Feet) BOK (Rp/truk/km) Standar Deviasi Mitsubishi Fuso 4 724.7 979.8 Nissan Diesel 2 4492.12 56.81 Tabel 5.2 Rekapitulasi BOK (Rp/MT/km) Jenis Truk Kapasitas Kontaner (Feet) BOK (Rp/MT/km) Standar Deviasi Mitsubishi Fuso 4 362.3 48.99 Nissan Diesel 2 449.21 5.68 Analisis Data 55

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) Tabel 5.3 Rekapitulasi BOK (Rp/TEU/km) Jenis Truk Kapasitas Kontaner (Feet) BOK (Rp/TEU/km) Standar Deviasi Mitsubishi Fuso 4 362.35 489.9 Nissan Diesel 2 4492.12 56.81 5.3 Fungsi Biaya Transportasi 5.3.1 Umum Salah satu output yang dihasilkan oleh tugas akhir ini ialah fungsi biaya transportasi untuk masing-masing alternatif, yang menggunakan truk sendiri (A) dan menggunakan truk sewa (B), sehingga dari grafik tersebut dapat diketahui perbandingan biaya untuk tiap alternatif dan dapat diketahui alternatif mana yang paling menguntungkan dan paling merugikan bagi shiper. Dalam perhitungannya biaya stuffing di pabrik tidak dimasukkan karena biaya tersebut tidak termasuk biaya yang dikeluarkan secara langsung oleh pihak shiper. 5.3.2 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A 1 (Unimoda) Pada alternatif A 1 diasumsikan shipper mempunyai truk sendiri (T s ) dan menggunakan jalur jalan raya untuk mengirimkan barang komoditasnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena itu komponen biaya yang dikenakan pada alternatif A 1 ialah : Biaya operasi kendaraan (BOK) dalam satuan Rp/truk/km Biaya pengurusan dokumen Biaya lift on lift off peti kemas di JICT Tabel 5.4 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif A 1 Ukuran Peti Kemas No Komponen Biaya 2 kaki 4 kaki 1 Biaya Operasi Kendaraan dari pabrik sampai Tanjung Priok 781.628 1.259.881 2 Tarif jalan Tol Padaleunyi 8.5 8.5 3 Tarif jalan Tol Cikampek 18.5 18.5 4 Biaya Jasa Terminal di Dermaga JICT 215.25 325.8 Total Biaya (Rp/Truk) 1.23.878 1.612.681 Biaya/MT 12.388 8.634 Biaya/TEUS 1.23.878 86.341 Biaya/MT/Km 588 463 Keterangan: - Jarak Bandung Jakarta = 174 Km - Berat muatan peti kemas 2 kaki = 1 ton - Berat muatan peti kemas 4 kaki = 2 ton Fungsi biaya Transportasi Alternatif A 1 dibagi dalam 2 jenis Kapasitas kontainer yang juga memiliki jenis truk yang berbeda. Untuk kontainer dengan ukuran 4 Feet menggunakan truk jenis Mitsubishi Fuso dan kontainer ukuran 2 Feet menggunakan truk jenis Nissan Analisis Data 56

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) Diesel. Berikut adalah grafik perbandingan Fungsi Biaya Transportasi antara kontainer ukuran 4 dengan 2. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN D. Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A1 (Zona 1) Akumulasi Biaya 2 18 16 14 12 1 8 6 4 2 2 4 6 8 1 12 14 16 18 2 Stationing 4 Feet (Fuso) 2 Feet (Nissan) Gambar 5.1 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A 1 5.3.3 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A 2 (T s KA T w ) Pada alternatif A 2 diasumsikan shipper mempunyai truk sendiri (T s ) dan menggunakan jalur kereta api melalui TPKB Gedebage untuk mengirimkan barang komoditasnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena itu komponen biaya yang dikenakan pada alternatif A 2 ialah : Biaya operasi kendaraan (BOK) Biaya pengurusan dokumen Biaya lift on lift off peti kemas di TPKB Gedebage Biaya angkutan kereta api Biaya lift on lift off di Pasoso Biaya trucking dari pasoso ke JICT Biaya lift on lift off di JICT Dengan rincian biaya sebagai berikut : Analisis Data 57

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) Tabel 5.5 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif A 2 No Komponen Biaya Ukuran Peti Kemas 2 kaki 4 kaki 1 Biaya Operasi Kendaraan dari pabrik sampai TPKB 44.921 72.47 2 Biaya Jasa Terminal di TPKB 63. 88.5 3 Biaya perpindahan Kereta Api 353.98 353.98 4 Biaya Jasa Terminal di Pasoso 89. 134. 5 6 Keterangan: Biaya perpindahan dari Pasoso ke Dermaga JICT Biaya Jasa Terminal di Dermaga JICT Total Biaya (Rp/Truk) Biaya/MT Biaya/TEUS Biaya/MT/Km 95.5 123. 215.5 325.8 861.91 1.97.687 86.19 54.884 861.91 548.843 427 272 - Jarak Bandung Jakarta (moda kereta)= 22 Km - Berat muatan peti kemas 2 kaki = 1 ton - Berat muatan peti kemas 4 kaki = 2 ton Dengan banyaknya kegiatan pengangkutan pada titik-titik perpindahan moda maka akan menambah jumlah biaya pada Fungsi Biaya Transportasi. Berikut adalah Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A 2 untuk jenis kontainer 4 Feet dan 2 Feet untuk zona 1. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN D. Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A2 (Zona 1) Akumulasi Biaya 12 1 8 6 4 2 5 1 15 2 Stationing 4 Feet (Fuso) 2 Feet (Nissan) Gambar 5.2 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A 2. 5.3.4 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B 1 (Truk Sewa) Pada alternatif B 1 diasumsikan shipper menyewa truk (T w ) dari perusahaan trucking dan menggunakan jalur jalan raya untuk mengirimkan barang komoditasnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena itu komponen biaya yang dikenakan pada alternatif B 1 ialah : Analisis Data 58

Biaya sewa truk Biaya pengurusan dokumen Biaya lift on lift off peti kemas di JICT Dengan rincian biaya sebagai berikut : Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) Tabel 5.6 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif B 1 No Komponen Biaya Ukuran Peti Kemas 2 kaki 4 kaki 1 Tarif pengangkutan dari pabrik sampai Tanjung Priok 1.5. 2.. 2 Biaya Jasa Terminal di Dermaga JICT 215.25 325.8 Total Biaya (Rp/Truk) 1.715.25 2.325.8 Biaya/MT 171.525 116.29 Biaya/TEUS 1.715.25 1.162.9 Biaya/MT/Km 986 668 Keterangan: - Jarak Bandung Jakarta = 174 Km - Berat muatan peti kemas 2 kaki = 1 ton - Berat muatan peti kemas 4 kaki = 2 ton Berikut ditampilkan Grafik Fungsi biaya transportasi dari hasil rekapitulasi diatas. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN D. Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B1 Akumulasi Biaya (Rp/truk) 25 2 15 1 5 2 4 6 8 1 12 14 16 18 2 4 TEUS (Fuso) Stationing (Km) 2 TEUS (Nissan) Gambar 5.3 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B 1 5.3.5 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B 2 (T w KA T w ) Pada alternatif B 2 diasumsikan shipper menyewa truk (T w ) dari perusahaan trucking dan menggunakan jalur kereta api melalui TPKB Gedebage untuk mengirimkan barang komoditasnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena itu komponen biaya yang dikenakan pada alternatif B2 ialah : Biaya sewa truk Analisis Data 59

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) Biaya pengurusan dokumen Biaya lift on lift off peti kemas di TPKB Gedebage Biaya angkutan kereta api Biaya lift on lift off di Pasoso Biaya trucking dari pasoso ke JICT Biaya lift on lift off di JICT Dengan rincian biaya sebagai berikut : Tabel 5.7 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif B 2 No Komponen Biaya Ukuran Peti Kemas 2 kaki 4 kaki 1 Tarif pengangkutan dari pabrik sampai TPKB 375. 525. 2 Biaya Jasa Terminal di TPKB 63. 88.5 3 Biaya perpindahan Kereta Api 353.98 353.98 4 Biaya Jasa Terminal di Pasoso 89. 134. 5 6 Keterangan: Biaya perpindahan dari Pasoso ke Dermaga JICT Biaya Jasa Terminal di Dermaga JICT Total Biaya (Rp/Truk) Biaya/MT Biaya/TEUS Biaya/MT/Km 95.5 123. 215.5 325.8 1.191.98 1.55.28 119.198 77.514 1.191.98 775.14 59 384 - Jarak Bandung Jakarta (moda kereta)= 22 Km - Berat muatan peti kemas 2 kaki = 1 ton - Berat muatan peti kemas 4 kaki = 2 ton Berikut ditampilkan Grafik Fungsi biaya transportasi dari hasil rekapitulasi diatas. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN D. Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B2 (Zona 1) Akumulasi Biaya (Rp) 18 16 14 12 1 8 6 4 2 2 4 6 8 1 12 14 16 18 2 22 Stationing (Km) 4 TEUS (Fuso) 2 TEUS (Nissan) Gambar 5.4 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B 2 Analisis Data 6

5.4 Nilai Waktu Barang 5.4.1 Umum Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) Menurut Tavasszy, nilai waktu barang dipengaruhi oleh faktor nilai barang itu sendiri dan faktor penyusutan nilai barang akibat karakteristik barang itu sendiri ataupun perlakuan yang diterimanya. Nilai waktu barang merupakan faktor resiko terhadap nilai barang yang hilang, dapat disebabkan turunnya atau rusaknya nilai kegunaan barang ataupun sejumlah barang yang hilang dalam perjalanan. Nilai waktu barang dapat dicari dengan persamaan : a g v ( p z i) g g g Dimana : a g : nilai waktu produk v g : nilai produk (Rp/MT) p g : faktor kerusakan (1/t) z g : faktor resiko (1/t) i : faktor diskonto (1/t) Nilai waktu barang dapat ditentukan dari dua kondisi dasar, yaitu : 1. Jenis barang dan perlakuannya (kemasan), nilai waktu barang berbeda akibat kemasan yang dilakukan terhadap barang tersebut. General kargo tentu lebih cepat rusak dan hilang daripada barang curah, yang biasanya berupa mineral dan barang tambang 2. Moda yang dipakai (Traksi Moda), moda yang dipakai juga menentukan tingkat safety, berkaitan dengan risk factor. Moda jalan tentu mempunyai resiko yang lebih dibanding moda rel. Untuk angkutan barang berjenis general kargo nilai waktu produk dicari dengan persamaan: /96 a v ( v (1 s) T )) Rp/ MT g g g Dimana : a g : nilai waktu produk v g : nilai produk (Rp/MT) s : nilai penyusutan T : waktu perjalanan (jam) (Sumber : Tugas Akhir Alfa-Dody, 23) 5.4.2 Perhitungan Nilai Waktu Barang Pada Bab 4 telah dijabarkan waktu pelayanan untuk setiap jenis kegiatan dimana berdampak pada penambahan nilai waktu barang. Oleh karena itu jika waktu pelayanan semakin kecil maka penambahan nilai waktu barang pun akan kecil. Pada tugas akhir ini angkutan barang diasumsikan berjenis general kargo yaitu barangbarang umum dengan perlakuan yang umum mempunyai nilai barang rata-rata sebesar Rp 5../MT, mempunyai nilai penyusutan barang sebesar 1 %. Sehingga rumus yang digunakan untuk menghitung nilai waktu barang adalah : Analisis Data 61

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) a 5 96 T gk.. 5.. 1 /,1 Rp MT Untuk menghitung nilai diperlukan kecepatan rata-rata truk. Dari data-data yang didapat, diasumsikan kecepatan rata-rata di tiap ruas jalan adalah sebagai berikut : Kecepatan rata-rata di daerah perkotaan : 2 Km/jam Kecepatan rata-rata di jalan antar kota : 4 Km/jam Kecepatan rata-rata di jalan tol : 6 Km/jam Dalam perhitungan nilai waktu barang, setiap alternatif dengan jalur yang sama akan memiliki nilai waktu barang yang sama. Sehingga alternatif A 1 dengan B 1 akan memiliki nilai waktu yang sama dan alternatif A 2 dengan alternatif B 2 akan memiliki nlai waktu yang sama juga. Berikut Tabel dan grafik perbandingan nilai waktu tiap alternatif dengan asumsi lokasi pabrik berada pada zona 1. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN E. No 1 2 3 4 5 6 Tabel 5.8 Nilai waktu Alternatif A 1 & B 1 Komponen Nilai Waktu Nilai waktu perpindahan di perkotaan Nilai waktu perpindahan di Tol Panci Nilai waktu perpindahan di Jalan Nasional Nilai waktu perpindahan di Tol Cikampek Nilai waktu perpindahan di Jakarta Nilai waktu kegiatan di Dermaga Total Biaya (Rp/MT) Biaya/kontainer Ukuran Peti Kemas 2 kaki 4 kaki Keterangan: - Jarak Bandung Jakarta = 174 Km - Berat muatan peti kemas 2 kaki = 1 ton - Berat muatan peti kemas 4 kaki = 2 ton 4.114 4.114 2.12 2.12 7.814 7.814 6.855 6.855 2.743 2.743 1.6 1.6 24.543 24.543 245.43 49.86 Analisis Data 62

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) No 1 2 3 4 5 6 Keterangan: Tabel 5.9 Nilai waktu Alternatif A 2 & B 2 Ukuran Peti Kemas Komponen Nilai Waktu 2 kaki 4 kaki Nilai waktu perpindahan dari pabrik ke TPKB 2.743 2.743 Nilai waktu kegiatan di TPKB 9.642 9.642 Nilai waktu perpindahan Kereta Api 3.9 3.9 Nilai waktu kegiatan di Pasoso 457 457 Nilai waktu perpindahan dari Pasoso ke Dermaga JICT 1.372 1.372 Nilai waktu kegiatan di Dermaga JICT 1.6 1.6 Total Biaya (Rp/MT) 45.311 45.311 Biaya/kontainer 453.15 96.211 - Jarak Bandung Jakarta (moda kereta)= 22 Km - Berat muatan peti kemas 2 kaki = 1 ton - Berat muatan peti kemas 4 kaki = 2 ton Perbandingan Nilai Waktu 5 Nilai Waktu 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 Stationing (Km) Alternatif A2 & B2 Alternatif A1 & B1 Gambar 5.5 Grafik Perbandingan Nilai Waktu 5.5 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan 5.5.1 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan (Biaya) Perbandingan Biaya untuk masing-masing alternatif tanpa nilai waktu dapat dilihat pada Gambar 5.6 untuk peti kemas ukuran 4 Feet dan Gambar 5.7 untuk peti kemas ukuran 2 Feet. Analisis Data 63

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) Perbandingan Biaya Transportasi (4 Feet) 25 Biaya (Rp) 2 15 1 5 5 1 15 2 Stationing (km) Alternatif A1 Alternatif A2 Alternatif B1 Alternatif B2 Gambar 5.6 Perbandingan Biaya Transportasi Ukuran 4 Kaki Perbandingan Biaya Transportasi (2 Feet) Biaya (Rp) 2 15 1 5 5 1 15 2 Stationing (Km) Alternatif A1 Alternatif A2 Alternatif B1 Alternatif B2 Gambar 5.7 Perbandingan Biaya Transportasi Ukuran 2 Kaki 5.5.2 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan (Nilai Waktu Dan Biaya) Fungsi biaya transportasi gabungan merupakan hasil akumulasi antara kuantitas biaya yang dikeluarkan dengan nilai waktu yang terpakai selama barang tersebut mengalami proses perpindahan dari pabrik sampai Dermaga Tanjung Priok. Gambaran total biaya gabungan dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut. Analisis Data 64

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) Tabel 5.1 Rekapitulasi Komponen Biaya Gabungan Total Biaya (Rp/Kontainer) Alternatif Peti kemas 2 Kaki Peti kemas 4 kaki Alternatif A 1 (unimoda) Alternatif A 2 (Ts-KA-Tw) Alternatif B 1 (Truk Sewa) Alternatif B 2 (Tw-KA-Tw) 1.269.38 2.13.541 1.315.7 2.3.898 1.96.68 2.816.66 1.645.85 2.456.491 Dari Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa Alternatif A 2 untuk ukuran 4 kaki memiliki nilai total paling kecil dan Alternatif B 1 memiliki nilai total yang paling besar. Tetapi untuk ukuran 2 kaki, Alternatif A 1 yang memiliki nilai total terkecil dan Alternatif B 1 memiliki nilai terbesar. Berikut akan ditampilkan 2 grafik perbandingan fungsi biaya transportasi tiap alternatif yang dibedakan dalam ukuran peti kemas, yaitu ukuran 4 kaki dan 2 kaki. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN F. Fungsi Biaya Transportasi Ukuran 2 Kaki Total Cost (Rp/kontainer) 25 2 15 1 5 2 4 6 8 1 12 14 16 18 2 22 Stationing (Km) Alternatif A1 Alternatif A2 Alternatif B1 Alternatif B2 Gambar 5.8 Grafik Biaya Gabungan Peti Kemas Ukuran 2 kaki Analisis Data 65

Laporan Tugas Akhir (SI-4Z1) Fungsi Biaya Transportasi Ukuran 4 Kaki Total Cost (Rp/kontainer) 3 25 2 15 1 5 2 4 6 8 1 12 14 16 18 2 22 Stationing (Km) Alternatif A1 Alternatif A2 Alternatif B1 Alternatif B2 Gambar 5.9 Grafik biaya Gabungan Peti Kemas Ukuran 4 kaki Analisis Data 66