ANALISIS POTENSI DAN PENGELOLAAN PERIKANAN DALAM PERSPEKTIF KETAHANAN PANGAN DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN LAMPUNG BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU PETANI DALAM PRODUKSI DAN PENANGANAN PANGAN SEGAR DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PERCEPATAN DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN BERBASIS PANGAN LOKAL : PERSPEKTIF PEJABAT DAERAH DAN STRATEGI PENCAPAIANNYA

STATUS GIZI DAN STATUS KESEHATAN SUKU BADUY

Dokumentasi Hukum Pemkab Agam 1

Konsep E-Electronics

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

III. METODE PENELITIAN

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Direktur Rumah Umum dan Komersial RENCANA STRATEGI

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

BAGIAN KEDUA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

BAGIAN KELIMA PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN

STRATEGI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

PT FREEPORT INDONESIA: BISNIS BERETIKA?

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

[ GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

Riyatus Shalihah (1), Zainol Arifin (2), Mohammad Shoimus Sholeh (3) Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura (3)

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

BAGIAN PERTAMA KETENTUAN UMUM

PERUMUSAN STRATEGI. 6.1 Analisis Lingkungan Strategis

3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari s/d Juli 2007 di Kabupaten Jayapura dan Merauke Provinsi Papua.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

3 METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci : Pengelolaan, Terumbu karang, Berkelanjutan, KKLD, Pulau Biawak

BAGIAN KEEMPAT SISTEM ADMINISTRASI AKADEMIK

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PEMEKARAN WILAYAH DAN BEBANNYA PADA APBN

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003 7

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN OPERASIONAL KETAHANAN PANGAN DAN GIZI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

3 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

3. METODOLOGI PENELITIAN

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAGIAN KETIGA KURIKULUM DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

URAIAN PENDAPATAN , Pendapatan Asli Daerah ,00

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

VII. FORMULASI STRATEGI

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

STRATEGI PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DI KABUPATEN DONGGALA

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

: Analisa Pendapatan dan Belanja Negara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

PENDAHULUAN. maka perlu dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang sebagai sarana pokok, melalui suatu perencanaan pengembangan

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

VI. PERUMUSAN STRATEGI

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

BAB VI ARAHAN DAN STRATEGI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

ANALISIS SWOT: KONSEP & APLIKASI BAGI KOPERASI TERNAK. Bimbingan Teknis Koperasi Ternak Jombang November 2014

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

Transkripsi:

ANALISIS POTENSI DAN PENGELOLAAN PERIKANAN DALAM PERSPEKTIF KETAHANAN PANGAN DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN LAMPUNG BARAT (Analysis of Fisheries Pot ent ial and Management in Food Securit y Perspect ive at Coast al Zone of West Lampung Regency) Nazdan 1, Budi Set iawan 2, dan Dadang Sukandar 2 1 Program St udi Manaj emen Ket ahahan Pangan (MKP), Sekolah Pascasarj ana, IPB. 2 Depart emen Gizi Masyarakat, Fakult as Ekologi Manusia (FEMA), IPB Tel: 0251-8628304/ 8621258; Fax: 0251-8625846/ 8622276 ABSTRACT The aim of t his st udy was t o analyze t he pot ent ial resources and management of f isheries during t he periods of 2003 2007 at t he coast al zone of West Lampung. Primary and secondary dat a was analyzed using SWOT. SWOT analysis is a t echnique used t o ident if y various f act ors syst emat ically in order t o f ormulat e a management st rat egy. The result showed t hat t he t ot al score for int ernal f act or (st rengt hs-weaknesses) was 0.23 and t he t ot al score for ext ernal f act or was -0.32 (opport unit ies-t hreat s); which placed t he f isheries management at t he coast al zone of West Lampung regency in t he second quadrant posit ion. The priorit y of alt ernat ive st rat egy carried out for opt imum and sust ainable fisheries management was t o develop aquacult ure (f resh wat er and est uary), t o resolve conf lict s of int erest on nat ural resources used at t he coast al zone of West Lampung, and t o improve t he involvement of f ormal and non f ormal inst it ut ions in implement ing environment f riendly ef f ort s as well as in resolving environment al degradat ion problems. Keywords: coast al zone, SWOT, West Lampung PENDAHULUAN Ikan sebagai bahan pangan mempunyai nilai gizi t inggi dengan kandungan protein yang t ersusun dalam asam-asam amino esensial yang sangat diperlukan unt uk pert umbuhan dan kecerdasan manusia. Ikan mengandung asam lemak t idak j enuh omega-3 yang mengandung manfaat ant ara lain: merendahkan kadar kolesterol dalam darah, meningkat kan kemampuan belaj ar dan mengingat, meningkat kan kekebalan t ubuh, menurunkan angka kematian akibat penyakit j ant ung dan mencegah naiknya t ekanan darah (Karyadi dkk., 1993). Mengingat peran pent ing bahan pangan ikan t ersebut bagi kualitas sumber daya manusia di Kabupat en Lampung Barat maka diperlukan ket ersediaan ikan yang cukup unt uk dikonsumsi oleh seluruh penduduk. Oleh karena itu unt uk meningkat kan ketersediaan ikan perlu disusun st rategi pengelolaan perikanan yang memperhatikan keseimbangan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial agar dapat terhindar dari kegagalan di t ingkat pelaksanaannya sehingga pengusahaannya diharapkan dapat berkelanj ut an. Kabupat en Lampung Barat merupakan daerah yang memiliki wilayah pesisir cukup lu- as di Propinsi Lampung yang didalamnya t erdapat Sumber Daya Ikan (SDI) yang besar. Wilayah ini memiliki garis pant ai sepanj ang 221.5 km dengan pot ensi perikanan t angkap dan perikanan budidaya yang cukup pot ensial. Berdasarkan undang-undang ot onomi daerah, kabupat en ini memiliki wilayah laut seluas ± 409 km 2. Pot ensi SDI pesisir ini diharapkan memberikan manfaat dan dampak positif bagi perekonomian dan ket ahanan pangan masyarakat set empat. Dahuri (2008) menyebut kan bahwa sekt or kelautan dan perikanan pada masa mendat ang akan menj adi penggerak ut ama (prime mover) ekonomi karena besarnya pot ensi yang dimiliki. Perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat relatif belum berkembang, khususnya perikanan budidaya yang meliputi budidaya air t awar, air payau, sert a budidaya air laut. Sedangkan perikanan t angkap t elah lama dilakukan oleh masyarakat pesisir, walaupun dalam usahanya t ersebut masih menggunakan t eknologi, armada dan alat t angkap t radisional. Kegiat an pasca panen dan pengolahan hasil perikanan t elah dilakukan seiring dengan adanya produksi ikan, t et api sampai saat ini masih dalam skala kecil (rumah t angga) dengan t uj uan mencegah pembusukan 149

(kerusakan), meningkat kan nilai t ambah, unt uk mengant isipasi saat kelebihan produksi di musim ikan, sert a sebagai bent uk memanfaat - kan hasil t angkap sampingan (by cat ch). Pot ensi perikanan yang ada di wilayah pesisir seharusnya dikelola secara baik dengan memperhatikan aspek ekonomi, lingkungan dan sosial sehingga dapat dimanfaat kan secara berkelanj ut an. Eksploitasi perikanan t angkap yang t idak ramah lingkungan (illegal f ishing) dan pengembangan t ambak yang berakibat dest rukt if harus diantisipasi agar kerusakan seperti yang t erj adi di berbagai daerah di Indonesia t idak t erj adi atau paling t idak dapat dikurangi di Kabupat en Lampung Barat. Dengan berlakunya Undang-undang (UU) No. 6 tahun 1991 t ent ang Pembentukan Kabupat en Lampung Barat dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 t ent ang Pemerint ahan Daerah t elah memberikan keleluasaan bagi pemerint ah daerah Kabupat en Lampung Barat dalam mengelola sumberdaya perikanan (SDP) yang dimiliki, t ermasuk pengelolaan SDP di wilayah pesisir. Pemberian ot onomi dapat mempersingkat rent ang kendali pembangunan, t ermasuk dalam rangka pengembangan perikanan wilayah pesisir dan laut. Keleluasaan pengelolaan sumber daya pesisir dan laut t ersebut diperkirakan akan mendorong semakin int ensifnya pemanfaat an SDI dan lingkungannya guna meningkat kan pendapatan daerah, pencipt aan lapangan kerj a, peningkat an pendapat an masyarakat, peningkat an devisa ekspor daerah sert a pembangunan dalam rangka ket ahanan pangan di wilayah Kabupat en Lampung Barat pada umumnya. Pemasalahan yang dit emui berkaitan dengan pengelolaan perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat mencakup aspek t eknis, kapital, sumberdaya manusia (SDM) dan manaj emen. Hal t ersebut ant ara lain t ercermin dari: belum dikuasainya t eknologi, masih kurangnya modal, rendahnya SDM, indikasi t angkap lebih pada wilayah t epi (bat as 2 mil), pasca panen kurang baik, harga ikan yang berflukt uasi yang cenderung merugikan nelayan, konflik penggunaan lahan, alat dan armada penangkapan t idak memadai serta masalah ket ersediaan benih ikan dan pakan unt uk budi daya (Diskanla, 2006). Tuj uan penelit ian ini adalah unt uk: 1) Menganalisis pot ensi sumberdaya perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat, 2) Menganalisis pengelolaan perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat periode t a- hun 2003-2007, dan 3) Merumuskan rekomendasi st rat egi dan rencana aksi pengelolaan per- ikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat dalam perspektif ket ahanan pangan. Hasil penelit ian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan masukan dan informasi bagi perencana dan pengambil keput usan dalam rangka pengelolaan perikanan wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat, sert a diharapkan pula dapat menj adi salah sat u referensi dalam kaj i- an pengelolaan perikanan dan pengembangan keilmuan yang t erkait dengan ket ahanan pangan. METODE PENELITIAN Desain dan Tempat Penelitian Pendekat an dalam penelit ian ini menggunakan metode deskript if. Dan dilakukan di Wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat yang meliputi 8 (delapan) kecamat an pesisir. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaj a (purposive) dengan alasan: (1) Wilayah pesisir merupakan basis perikanan t angkap dan penyumbang produksi perikanan terbesar di Kabupat en Lampung Barat. (2) Wilayah pesisir memiliki banyak pot ensi Sumber Daya Perikanan (SDP) non penangkapan yang belum dimanfaat kan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Dat a yang dikumpulkan berupa dat a primer dan sekunder. Dat a primer diperoleh dengan observasi dan wawancara dengan pelaku usaha di bidang perikanan, dan data sekunder diperoleh dari pihak t erkait berupa laporan, hasil penelit ian, perat uran, dan dokumen yang menunj ang (Tabel 1). Analisis Pengelolaan Perikanan di Wilayah Pesisir Analisis pengelolaan perikanan di wilayah Kabupat en Lampung Barat dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT. Analisis SWOT disebut j uga analisis sit uasi yang digolongkan ke dalam fakt or lingkungan int ernal (kekuat an dan kelemahan) at au sering dikatakan dampak secara langsung dan fakt or lingkungan ekst ernal (peluang dan ancaman) at au sering dikatakan dampak secara t idak langsung. Kedua fakt or t ersebut memberikan dampak posit if yang berasal dari peluang dan kekuat an sert a dampak negat if yang berasal dari ancaman dan kelemahan. Mat riks SWOT menggambarkan secara j elas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuat an dan kelemahan yang dimiliki (Tabel 2). Unt uk menent ukan st rat egi pengem bangan perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat ini dilakukan dengan analisis 150

SWOT (St rengt h, Opport unit ies, Weakness dan Threat s) yaitu dilakukan dengan mengevaluasi dan mengident ifikasi faktor-faktor SWOT yang mempengaruhi pengelolaan perikanan di wilayah pesisir. Dalam pembuat an analisis SWOT agar keput usan yang diperoleh lebih t epat, maka perlu melalui t ahapan-tahapan proses sebagai berikut (Marimin, 2004); 1. Tahap evaluasi faktor eksternal dan internal. Tahap ini digunakan unt uk mengident ifikasi faktor-fakt or yang menj adi kekuat - an, kelemahan, peluang, dan ancaman dengan menganalisis dat a-dat a yang relevan dengan lingkup penelit ian. 2. Tahapan analisis (analisis SWOT), yait u pembuatan mat riks int ernal dan mat riks ekst ernal dan mat riks SWOT. Bobot (B) set iap unsur fakt or int ernal dan eksternal merupakan kunci keberhasilann pembangunan (Key Success Fakt or/ KSF) yang memiliki nilai ant ara 0 (t idak pent ing) sampai 1 (sangat pent ing). Bobot KSF t ersebut dit ent ukan dengan membandingkan deraj at kepent ingan (urgensi) setiap KSF yang sat u dengan KSF yang lain. Fakt or-faktor kunci keberhasilan t ersebut kemudian diberi peringkat/ rat ing (R) at au t ingkat an yang menandakan nilai dukungan masing-masing fakt or dalam pencapaian t uj uan, yang dimulai dengan rat ing 5 (sangat berpengaruh), 3 (berpengaruh), dan 1 (kurang berpengaruh). Bobot faktor dan rating akan menent ukan skor (BxR) at au nilai bobot dukungan t erhadap pencapaian t uj uan pengelolaan perikanan (Tabel 3). Dalam t a- hap ini penelit i membuat j ust if ikasi sendiri t erhadap nilai urgensi (NU) dan rat ing (R) DATA PRIMER Data yang dikumpulkan 1. Kebut uhan bahan bakar bensin unt uk perahu nelayan 2. Kebut uhan es unt uk pendinginan hasil t angkapan DATA SEKUNDER 1. Pot ensi wilayah 2. Pemanfaat an SDI 3. Sarana dan Prasarana Tabel 1. Jenis dan Sumber Dat a Sumber Data Nelayan di Kecamat an Pesisir Tengah dan Kecamat an Lemong Nelayan di Kecamat an Pesisir Tengah dan Pesisir Selat an Lampung Barat Dalam Angka (BPS) Laporan Renst ra Pesisir Laporan kaj ian dan penelit ian yang relevan St at ist ik Perikanan Lampung Barat (2003-2007) Lampung Barat Dalam Angka (BPS) (2005-2007) Laporan Tahunan DKP Lampung Barat (2003-2007) Laporan kaj ian dan penelit ian yang relevan Lampung Barat Dalam Angka (BPS) (2005-2007) Laporan Renst ra Pesisir Laporan kaj ian dan penelit ian yang relevan St at ist ik Perikanan Lampung Barat (2003-2007) 4. Degradasi Lingkungan Laporan kaj ian dan penelit ian yang relevan 5. Kelembagaan Laporan Pert anggungj awaban Bupat i (2003-2007) Laporan Tahunan DKP Lampung Barat (2003-2007) 6. Sumber permodalan Laporan Tahunan DKP Lampung Barat (2003-2007) 7. Pemasaran DKP Lampung Barat DKP RI SDI : Dinas Kelaut an dan Perikanan Lampung Barat : Depart emen Kelaut an dan Perikanan RI : Sumber Daya Ikan Laporan Tahunan DKP Lampung Barat (2003-2007) St at ist ik Perikanan Lampung Barat Laporan kaj ian dan penelit ian DKP RI yang relevan Tabel 2. Mat riks Analisis SWOT Internal Faktor Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weaknesses) Eksternal Faktor Peluang (Oport unit ies) St rat egi Kekuat an-peluang (SO) St rat egi Kelemahan-Peluang (WO) Ancaman (Threat s) St rat egi Kekuat an-ancaman (ST) St rat egi Kelemahan-Ancaman (WT) Rangkut i, 2006 151

dari setiap KSF berdasarkan data dan kondisi akt ual di lapangan yang berpengaruh t erhadap pencapaian pengelolaan perikanan yang optimal dan berkelanj ut an. Selanj ut nya dari penghit ungan selisih skor dalam setiap fakt or SWOT diperoleh t ot al skor faktor int ernal dan skor fakt or ekst ernal yang digunakan unt uk mengetahui posisi strat egi pengelolaan perikanan di wilayah pesisir ada pada posisi kuadran t ert ent u dalam kuadran st rat egi SWOT. 3. Tahapan pengambilan keput usan (penent u- an alt ernat if st rat egi). Dalam t ahap pengambilan keput usan mat rik SWOT ini dilakukan dengan meruj uk kembali t erhadap KSF yang memiliki bobot yang paling berpengaruh t erhadap pencapaian t uj uan. St rat egi pada mat riks hasil SWOT dihasilkan dari penggunaan unsur-unsur kekuat an unt uk mendapat kan peluang (SO), penggunaan peluang yang ada unt uk menghadapi ancaman (ST), pengurangan kelemahan dengan memanfaat kan peluang yang ada (WO) dan pengurangan kelemahan unt uk menghadapi ancaman yang akan datang (WT). St rat egi yang dihasilkan t erdiri dari beberapa alt ernat if st rat egi yang dibuat difokuskan kepada kuadran posisi pengelolaan t erlebih dahulu. Selanj ut nya unt uk menent ukan prioritas st rat egi dilakukan analisis ket erkait an set iap alt ernat if st rat egi dengan 5 unsur pent ing yang akt ual dimiliki pelaksana st rat egi unt uk mewuj udkan alt ernat if st rat egi yang bersangkut an. Kelima unsur t ersebut adalah a) sumber daya manusia, b) met ode pelaksanaan, c) sarana dan prasarana, d) anggaran/ dana, dan e) organisasi/ kelembagaan. Hubungan ket erkait an ant ara alt ernat if strat egi dengan setiap unsur pent ing t ersebut di beri nilai sesuai dengan kondisi sebenarnya sebagai berikut : nilai 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup t inggi, 4 = tinggi, dan nilai 5 = sangat t inggi. Jumlah nilai unsur pent ing dari set iap alternat if strat egi t ersebut merupakan skor yang akan menent ukan peringkat atau prioritas dari set iap alt ernat if st rat egi (Tabel 4). Namun demikian, st rat egi masih bersifat normat if, oleh karena it u dalam penelit ian ini st rat egi yang dihasilkan dari analisis SWOT diuraikan dalam bent uk rencana aksi berupa program atau kegiatan sebagai implement asi dari alt ernat if st rat egi yang direkomendasikan HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Sumberdaya Pangan Berdasarkan hasil analisa pot ensi perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat, diketahui wilayah pesisir ini memiliki Sumber Daya Ikan (SDI) yang cukup besar unt uk dit ingkat kan pengelolaannya. Wilayah pesisir ini memiliki pot ensi perikanan tangkap di laut lest ari sebesar 15 696.56 t on/ t ahun dengan t ingkat pemanfaatan rat a-rat a 52% set iap t a- hunnya. Perikanan budidaya di wilayah pesisir memiliki potensi lahan 334.5 ha unt uk budi daya kolam air t awar dengan t ingkat pemanfaat an lahan 12.43%, dan 6 500 ha pot ensi lahan budi daya air payau (t ambak) yang baru dimanfaat kan sebesar 0.62%. Sement ara it u pot ensi lahan budi daya di perairan umum (sungai dan rawa) sebesar 419 ha hingga kini belum dimanfaat kan. Keragaan produksi perikanan di Kabupat en Lampung Barat pada t ahun 2007 adalah 9 755.90 t on yang masih didominasi oleh perikanan tangkap sebesar 9 116.5 t on, dan dari perikanan budidaya 639.4 t on. Dengan demikian perikanan budidaya hanya memberikan kont ribusi yang kecil (6.5%) dari t ot al produksi perikanan di Kabupaten Lampung Barat. Kont ribusi produksi perikanan di wilayah pesisir diket ahui mencapai 90.78% dari t ot al produksi perikanan di Kabupaten Lampung Barat. Berdasarkan St at istik Perikanan Kabupat en Lampung Barat t ahun 2007, diest imasi produksi perikanan (t angkap dan budi daya) dapat memenuhi kebut uhan kon-sumsi prot ein ikan sebesar 7.66 gr/ kap/ hari, atau baru mencapai 85% dari j umlah prot ein ikan yang dianj urkan unt uk dikonsumsi (9 gr/ kap/ hari, WNPG 2004). Tingkat konsumsi prot ein ikan t ersebut t ernyat a lebih rendah 10% dari t ingkat konsumsi prot ein ikan nasional (8.4 gr/ kap/ hari, DKP RI, 2008) walaupun Kabupat en Lampung Barat memiliki potensi sumberdaya ikan di wilayah pesisir yang cukup besar. Hal ini menunj ukkan bahwa pengelolaan perikanan di Kabupat en Lampung Barat masih belum opt imal sehingga diperlukan strat egi yang tepat unt uk mengopt imalkan pengelolaan perikanan di wilayah pesisir t ersebut dalam perspekt if ketahanan pangan. Analisis pengelolaan perikanan di wilayah pesisir Dari tabel evaluasi faktor int ernal dan ekst ernal (Tabel 3) diperoleh hasil penilaian fakt or int ernal dengan mempertimbangkan aspek kekuat an dan kelemahan sert a fakt or 152

ekst ernal dengan mempert imbangkan aspek peluang dan ancaman dengan skor sebagai berikut : 1. Skor kekuat an (S) adalah 1.74 sedangkan skor kelemahan (W) adalah 1.51 sehingga bila S W yang merupakan sumbu X adalah 0.23 2. Skor peluang (O) adalah sebesar 1.21 sedangkan skor ancaman (T) adalah 1.53 sehingga bila O T yang merupakan sumbu Y adalah -0.32. Kemudian koodinat sumbu X (S - W) dan sumbu Y (O - T) dit et apkan pada diagram analisis SWOT sehingga dapat diket ahui st rat egi pengelolaan perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat (Gambar 1) berada pada kuadran II yang art inya adalah mendukung st rat egi diversif ikasi (St rat egi ST), yait u suat u st rat egi yang memaksimalkan at au mengut a- makan unsur kekuat an unt uk mengatasi ancaman yang ada (Gambar 1). Berdasarkan priorit asnya bert urut -t urut st rat egi pada kuadran ke II t ersebut dapat dit unj ukkan pada Tabel 4 yait u: Priorit as-1) pengembangan budidaya perikanan air t awar dan payau (ST1), Priorit as-2) Menyelesaikan konflik kepent ingan dalam pemanfaatan SDA (ST3) dan, Priorit as-3) meningkat kan peran kelembagaan formal dan non formal dalam menerapkan usaha yang ramah lingkungan dan penanggulangan degradasi lingkungan (ST2). Arahan st rat egi t ersebut di at as masing-masing dapat diimplement asikan melalui program dan kegiat an. St rat egi ST1 dapat diimplement asikan melalui progam dan kegiat an; pengembangan budi daya kolam di Kecamat an Karya Penggawa dan Pesisir Tengah, sert a mengembangkan budi daya t ambak di Kecamat an Bengkunat. Tabel 3. Mat rik evaluasi fakt or ekst ernal dan int ernal Bobot Rating Skor Uraian Faktor Internal dan Eksternal (%) (R) (BxR) STRENGTH (S)/ KEKUATAN 1. Pot ensi dan keragaman SD Perikanan 14.29 5 0.71 2. Adanya kelembagaan formal yang mendukung 12.09 4 0.48 3. Adanya kelembagaan Informal yang mendukung 1.10 2 0.02 4. Adanya Rumah Tangga Perikanan 4.40 3 0.13 5. Legislasi dan regulasi perikanan dan kelaut an 5.49 3 0.16 6. Lingkungan SDI yang relat if belum t ercemar 5.49 2 0.11 7. Adanya Kawasan Lindung dan Konservasi 5.49 2 0.11 WEAKNESSES (W)/ KELEMAHAN 1. Pengembangan perikanan belum opt imal dan t erpadu 7.69 4 0.31 2. rendahnya sarana dan prasarana perikanan 5.49 3 0.16 3. Rendahnya kuant it as dan kualit as SDM 10.99 3 0.33 4. Lemahnya kemit raan, koordinasi dan komunikasi ant ar lembaga 7.69 2 0.15 5. Rendahnya pengawasan dan penegakan hukum 6.59 3 0.20 6. Rendahnya Invest asi, akses modal, dan t erbat asnya APBD 8.79 3 0.26 7. Rendahnya pemasaran dan akses pasar 4.40 2 0.09 Tot al skor fakt or kekuat an - kelemahan 0.23 OPPORTUNITIES (O)/ PELUANG 1. Adanya program kegiat an perikanan pusat 6.67 4 0.27 2. Berkembangnya paradigma nasional t ent ang budidaya perikanan 11.11 2 0.22 3. Adanya peningkat an pendidikan masyarakat 6.67 2 0.13 4. Jumlah penduduk Indonesia yang besar 1.11 1 0.01 5. Adanya perkembangan t eknologi perikanan 8.89 3 0.27 6. Berkembangnya paradigma t ent ang konservasi 10.00 2 0.20 7. Tingginya pot ensi pasar nasional dan int ernasional 5.56 2 0.11 THREATS (T)/ ANCAMAN 1. Illegal f ishing dan illegal logging 13.33 5 0.67 2. Adanya fenomena penurunan populasi ikan di laut 5.56 2 0.11 3. Degradasi lingkungan SDI 8.89 3 0.27 4. Adanya fenomena Pemanasan Global 2.22 2 0.04 5. Tingginya pot ensi bencana alam 2.22 2 0.04 6. Adanya konflik kepent ingan pemanfaat an SDA 13.33 2 0.27 7. Terbat asnya pasokan energi 4.44 3 0.13 Tot al skor fakt or peluang - ancaman -0.32 153

PELUANG (Opportunity)/O KELEMAHAN (Weakness)/W KEKUATAN (Strength)/S ANCAMAN (Threat)/T Gambar 1. Kuadran St rat egi Pengelolaan Perikanan di Wilayah Pesisir Kabupat en Lampung Barat STRATEGI (S-T) Tabel 4. St rat egi Pengelolaan Perikanan Wilayah Pesisir STRATEGI KETERKAITAN a b c d e ST1 Pengembangan budidaya perikanan (air t awar dan payau) 3 4 4 2 4 17 1 ST2 ST3 Meningkat kan peran kelembagaan formal dan non formal dalam menerapkan usaha yang ramah lingkungan dan penanggulangan degradasi lingkungan Menyelesaikan konflik kepent ingan dalam pemanfaat an SDA Skor Ranking 3 3 2 2 2 12 3 2 3 3 2 3 13 2 Ket erangan Nilai Ket erangan Nilai a = Sumber daya manusia 1 = Sangat rendah d = Dana 4 = Tinggi b = Met ode 2 = Rendah e = Organisasi 5 = Sangat t inggi c = Sarana dan prasarana 3 = Cukup t inggi St rat egi ST2 dapat diimplement asikan dengan progam at au kegiatan; peningkat an pengawasan dan penegakan hukum, kaj ian biofisik dan lebar sempadan pant ai di wilayah pesisir, penet apan perat uran daerah t ent ang sempadan pant ai/ sungai dan j alur penangkapan ikan. Sement ara it u arahan st rat egi ST3 dapat diimplement asikan melalui program dan kegiatan; pembent ukan Forum Mit ra Bahari di Kabupat en Lampung Barat, sert a peningkat an kemampuan aparat ur dan fasilit as kelembagaan yang t erkait. KESIMPULAN Wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat memiliki pot ensi sumberdaya perikanan yang besar dan beragam sebagai modal berharga bagi pengembangan perikanan dan pencapaian ket ahanan pangan, namun demikian pe- ngelolaannya belum opt imal dan berkelanj ut - an yang dit andai ant ara lain: t ingkat pemanfaat an pot ensi perikanan tangkap di laut baru mencapai 55.7% dari pot ensi lest arinya, masih adanya akt ivit as illegal f ishing, sert a belum berkembangnya kegiat an perikanan budidaya dan pengolahan ikan di wilayah pesisir. Kerusakan lingkungan dan menurunnya kualit as habit at sumber daya ikan yang masih berlangsung seperti abrasi pant ai serta rusaknya ekosist em t erumbu karang dan veget asi pant ai t urut menj adi bukt i belum lest arinya pengelolaan perikanan yang dilakukan. Pada tahun 2007, produksi perikanan yang berasal dari wilayah pesisir memberikan kont ribusi sebesar 90.78% dari t ot al produksi perikanan di Kabupat en Lampung Barat. Seluruh produksi perikanan di Kabupaten Lampung Barat tersebut memiliki pot ensi penyediaan prot ein ikan unt uk di konsumsi penduduk 154

sebesar 7.66 gr/ kapit a/ t ahun, at au 85% dari j umlah prot ein ikan yang dianj urkan dikonsumsi (9 gr/ kap/ hari, WNPG, 2004). Unt uk it u, dalam rangka pengelolaan perikanan yang opt imal dan berkelanj ut an dan pemenuhan kebut uhan prot ein ikan bagi masyarakat diperlukan st rat egi yang t epat. Berdasarkan hasil analisis SWOT posisi pengelolaan perikanan di pesisir Lampung Barat ada pada kuadran ke II yang berarti mendukung dilakukannya st rat egi diversif ikasi yait u st rat egi yang memanfaat kan kekuat an unt uk menghadapi ancaman. St rat e- gi t ersebut dapat dij abarkan menj adi 3 (t iga) arahan st rat egi berdasarkan priorit asnya yait u: Priorit as-1) Pengembangan budidaya perikanan air tawar dan payau (ST1), Priorit as-2) Menyelesaikan konflik kepent ingan dalam pemanfaat an SDA (ST3), Priorit as-3) Meningkatkan peran kelembagaan formal dan non formal dalam menerapkan usaha yang ramah lingkungan dan penanggulangan degradasi lingkungan (ST2). Unt uk mengimplement asikan arahan st rat egi t ersebut di at as maka disusunlah rencana aksi dalam bent uk program dan kegiat an. DAFTAR PUSTAKA Dahuri R. 2008. Pendayagunaan Sumber Daya Kelaut an Kesej aht eraan unt uk Rakyat (Kumpulan Pemikiran Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS). LISPI, Jakart a. [Diskanla] Dinas Perikanan dan Kelaut an. 2006. Laporan Tahunan St at ist ik Perikanan Tangkap Kabupat en Lampung Barat Tahun 2006. Dinas Perikanan dan Kelaut an Lampung Barat, Liwa. [DKP] Depart emen Kelaut an dan Perikanan. 2008. Konsumsi Ikan Nasional Terus Meningkat. Sit us Depart emen Kelaut an dan Perikanan Republik Indonesia. 2008. www.dkp.gov.id. [10 Nopember 2008] Karyadi, Susilowat i, & Sudirman H. 1993. Pot ensi Gizi Hasil Laut unt uk Menghadapi Masalah Gizi Ganda. Risalah Widyakarya Pangan dan Gizi. LIPI, Jakart a. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi; Pengambilan Keputusan Krit eria Maj emuk. Grasindo, Jakart a. Rangkut i. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis-Reorientasi konsep perencanaan strat egis unt uk menghadapai abad 21. Gramedia Pust aka Ut ama, Jakart a. 155