PENERAPAN POHON PADA KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

dokumen-dokumen yang mirip
RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN BAB II

Aplikasi Pohon pada Pohon Binatang (Animal Tree)

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 12. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 12.1

SOAL DAN PEMBAHASAN Jawaban: C Jawaban: A Jawaban: E

BAB II KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata

Ingatlah. (a) (b) (c) (d)

MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Biologi PENGELOMPOKAN MAKHLUK HIDUP. Persiapan UN SMP A. Ciri-Ciri Makhluk Hidup. Tujuan Pembelajaran

Penggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana

LEMBAR KERJA SISWA TIPE A

KINDOM ANIMALIA. Drs. Refli., MSc. Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua Juli 2013

TOPIK II KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Simetri. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/29/2016. Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

FILUM ARTHROPODA NAMA KELOMPOK 13 : APRILIA WIDIATAMA ERNI ASLINDA RINA SUSANTI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

HAND OUT Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup Penyusun: Topik Hidayat dkk.

LEMBAR KERJA SISWA KINGDOM ANIMALIA 2015

Penerapan Tree dalam Klasifikasi dan Determinasi Makhluk Hidup

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 12. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUPLATIHAN SOAL BAB 12

Makhluk Hidup di Dalam Pohon

Kode Mata Kuliah : BI402 Program Studi : Pendidikan Biologi Jenjang : S 1

9/28/2016 BIOSISTEMATIKA HEWAN. Simetri. Kingdom animalia (Dunia hewan)

P o h o n. Definisi. Oleh: Panca Mudji Rahardjo. Pohon. Adalah graf tak berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB II KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Amfibi mempunyai ciri ciri sebagai berikut :

Pokok Bahasan (PB)/ Sub Pokok Bahasan (SPB) 5. Annelida a.struktur tubuh Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea

Dimas Dwi Kurniawan KELAS X SMA NEGERI 1 CIBEBER

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

ANIMALIA. STANDAR KOMPETENSI: Memahami manfaat keanekaragaman hayati

BAB III KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015

Uraian Kegiatan Perkuliahan. Standar Kompetensi. No. Kompetensi Dasar Materi Perkuliahan Metode Perkuliahan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA BAB 2 KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP. Dr. RAMLAWATI, M. Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M.Pd.

Penerapan strategi runut-balik dalam penyelesaian permainan puzzle geser

BAB I PENDAHULUAN. binatang atau fauna) adalah makhluk hidup yang paling beragam di planet.

biologi SET 24 ANIMALIA 4 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM VERTEBRATA a. Kelas Cyclostomata (Agnatha) b.

ZOOLOGI INVERTEBRATA (BI402) 3 SKS. OLEH: TIM ZOOLOGI INVERTEBRATA (Nono Sutarno, Ammi Syulasmi, Rini Solihat)

SILABUS. Indikator Teknis

BAB KEANEKARAGAMAN HAYATI EKOLOGI DAN LINGKUNGAN

Ditulis pada Jumat, 20 November :15 WIB oleh fatima dalam katergori Biology tag

Penerapan Pohon dan Himpunan dalam Klasifikasi Bahasa

SOAL ULANGAN HARIAN IPA BAB 1, 2 dan 3

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biologi

IPA SD Kelas IV 1

Pemanfaatan Pohon Biner dalam Pencarian Nama Pengguna pada Situs Jejaring Sosial

KEANEKARAGAMAN HAYATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan tanaman pinus. Pinus yang memiliki klasifikasi berupa : Species : Pinus merkusii (van Steenis, et al., 1972).

Pohon (Tree) Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2012/2013

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2

Penerapan Pohon Keputusan pada Pemilihan Rencana Studi Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

c. transformasi d. transduksi e. pembelahan koloni 6. Perhatikan gambar berikut.

MAKALAH KELOMPOK. Keanekaragaman Makhluk Hidup. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah IPA1. Dosen Pengampu: Setyo Eko Atmojo, M. Pd.

Penerapan Pohon dengan Algoritma Branch and Bound dalam Menyelesaikan N-Queen Problem

Materi. Memahami keanekaragaman makhluk hidup

Pohon. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Program Studi Teknik Informatika ITB. Rinaldi M/IF2120 Matdis 1

DEFINISI. Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit. pohon pohon bukan pohon bukan pohon 2

I. PENDAHULUAN. 1.1 Permainan Rush Hour

Termilogi Pada Pohon Berakar 10 Pohon Berakar Terurut

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebanyakan orang sudah mengenal tanaman jarak karena tanaman ini

KINGDOM ANIMALIA. Sebelum belajar kita berdoa dulu yuuuk kawan Berdoa di mulai..

Pohon dan Aplikasinya dalam Bagan Silsilah Keturunan

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

TAKSONOMI VERTEBRATA

UJIAN NASIONAL PANDUAN MATERI SMA DAN MA B I O L O G I PROGRAM STUDI IPA TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS

MODUL MATA PELAJARAN IPA

SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi

Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang.

Definisi. Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit. pohon pohon bukan pohon bukan pohon

KINGDOM PLANTAE/TUMBUHAN ANIMALIA/HEWAN

Penggunaan Pohon Biner Sebagai Struktur Data untuk Pencarian

TERAPAN POHON BINER 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

TUGAS MAKALAH INDIVIDUAL. Mata Kuliah : Matematika Diskrit / IF2153 Nama : Dwitiyo Abhirama NIM :

KISI-KISI SOAL PILIHAN GANDA MATERI IPA BAB 1, 2, DAN 3. Materi Indicator soal Nomor Kelas/ ci smt 1. Menghargai dan. B menghayati.

A. Klasifikasi Makhluk hidup

GEOLOGI SEJARAH RANGKUMAN SKALA WAKTU GEOLOGI. Oleh: MOHAMAD IKBAL GANI NIM Dosen Pengampu: RONAL HUTAGALUNG, S.T, M.

biologi SET 23 ANIMALIA 3 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri b. Klasifikasi

Penerapan Pohon Biner dalam Proses Pengamanan Peer to Peer

Variasi Pohon Pencarian Biner Seimbang

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK FAKULTAS TARBIYAH

Aplikasi Pohon dalam Pengambilan Keputusan oleh Sebuah Perusahaan

Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Penerapan Graf dan Pohon pada Klasifikasi Aplikasi di Play Store

5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata >>> Vertebrata

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KARSINOLOGI (BIO323) Mempelajari Kelompok Hewan anggota Crustacea

Penerapan Pohon Keputusan pada Penerimaan Karyawan

CHORDATA BIO 1 A. CHORDATA B. SUB-FILUM CHORDATA

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Transkripsi:

PENERAPAN POHON PADA KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP Maureen Linda Caroline (13508049) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung Jalan Ganesha no 10 Bandung e-mail: lynn-atsuki@students.itb.ac.id ABSTRAK Pohon merupak an salah satu bab dalam pelajaran struktur diskrit. Dalam kehidupan banyak yang memakai aplikasi pohon. Salah satunya adalah dalam bidang ilmu biologi mengenai klasifikasi makhluk hidup. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai penerapan pohon dalam klasifikasi makhluk hidup. Berdasarkan data yang terbaru, makhluk hidup terbagi menjadi beberapa kingdom. dari pembagian ini, dapat dibentuk pohonnya. Pohon yang dipakai adalah pohon berakar. Kata kunci: pohon, struktur diskrit, klasifikasi makhluk hidup, pohon berakar. 1. PENDAHULUAN Pohon adalah graf berarah dengan beberapa syarat tertentu. Ada banyak macam pohon. Salah satunya adalah pohon berarah. Dalam pohon berarah ada tingkatan. Manusia hidup tidak sendiri. Masih ada makhluk hidup lainnya yang ada bersama dengan manusia. Makhluk hidup diklasifikasikan kedalam beberapa kingdom. Urutan pengklasifikasian makhluk hidup adalah salah satu aplikasi dari pohon berakar. 2. DASAR TEORI 2.1 Pohon 2.1.1 Definisi dan sifat pohon Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Gambar 2.1. Contoh pohon dan bukan pohon Sifat-sifat pohon: Misalkan G = (V,E) adalah graf tak-berarah sederhana dan jumlah simpulnya n buah, maka semua pernyataan di bawah ini adalah ekivalen 1. G adalah pohon 2. Setiap pasang simpul dalam G terhubung dengan lintasan tunggal 3. G terhubung dan memiliki m-n-1 buah sisi 4. G tidak mengandung sirkur dan memiliki m-n-1 buah sisi 5. G tidak mengandung sirkuit dan penambahan satu sisi pada graf akan membuat hanya satu sirkuit 6. G terhubung dan semua sisinya adalah jembatan Teorema ini juga sering dikatakan sebagai definisi lain dari pohon. 2.1.2 Pohon berakar Pohon berakar adalah pohon yang satu buah simpulnya diperlakukan sebagai akar dan sisi-sisinya di beri arah sehingga menjadi graf berarah. Akar mempunyai derajat-masuk sama dengan nol dan simpul-simpul lainnya berderajat masuk sama dengan satu. Simpul yang mempunyai derajat keluar sama dengan nol disebut daun atau simpul terminal. Impul yang mempunyai derajat -keluar tidak sama dengan nol disebut simpul dalam. Atau simpul cabang. Sebagai perjanjian, arah sisi didalam pohon dapat dibuang karena setiap simpul di pohon harus dicapai dari akar, maka lintasan di dalam pohon berakar selalu dari atas ke bawah.

a a b b d d c c e e f g f g h i j h i j pohon berakar sebagai perjanjian, arah panah pada sisi dibuang Gambar 2.2. Pohon berakar dan perjanjiannya derajat c adalah 0. Jadi, derajat yang dimaksudkan disini adalah derajat-keluar. Derajat maksimum dari semua simpul merupakan derajat pohon itu sendiri. g. Daun (leaf) Simpul yang berderajat nol (atau tidak mempunyai anak) disebut daun. Simpul h, i, j,f, c, l, dan m adalah daun. h. Simpul dalam (internal nodes) Simpul yang mempunyai anak di sebut simpul dalam. Simpul b, d, e, g, dan k adalah simpul dalam. i. Aras (level) atau tingkat 2.1.3 Terminologi pada pohon berakar Gambar 2.5. Aras dari suatu pohon berakar Gambar 2.3 Pohon berakar Kebanyakan terminologi pohon diadopsi dari terminologi botani dan silsilah keluarga. a. Anak (child atau children) dan orangtua (parent) b, c, dan d adalah anak-anak simpul a, dan a adalah orangtua dari anak-anak itu. b. Lintasan (path) Lintasan dari a ke j adalah a, b, e, j. Panjang lintasan dari a ke j adalah 3. c. Keturunan (descendant) dan leluhur (ancestor) h adalah keturunan b, dan b adalah leluhur h. d. Saudara kandung (sibling) f adalah saudara kandung e, tetapi g bukan saudara kandung e, karena orangtua mereka berbeda. e. Upapohon (subtree) j. Tinggi (height) atau kedalaman (depth) Aras maksimum dari suatu pohon disebut tinggi atau kedalaman pohon tersebut. Pohon diatas mempunyai tinggi 4. 3. Klasifikasi Makluk Hidup Setiap makhluk hidup memiliki nama latin yang berbeda-beda. Juga digolongkan dengan sifat atau ciri tertentu. 3.1.1 Tingkatan takson Urutan takson mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah adalah Gambar 2.4. Upapohon f. Derajat (degree) Derajat sebuah simpul adalah jumlah upapohon (atau jumlah anak) pada simpul tersebut. Derajat a adalah 3, dan derajat b adalah 2. Derajat d adalah 1 dan Gambar 3.1. Urutan takson mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi a. Kingdom (kerajaan)

Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi yang beranggotakan semua makhluk hidup. Semua makhluk hidup digolongkan kedalam enam kingdom yaitu eucbacteria, archaebacteria, protista, fungi, plantae, dan animalia. Setiap indiv idu memiliki nama spesiesnya masingmasing. Tidak ada nama spesies yang sama satu dengan yang lainnya. Nama spesies ini terbagi menjadi dua kata. Kata yang pertama, huruf awalnya ditulis dengan menggunakan huruf besar. Kata pertama ini merupakan marga dari jenis tersebut. Kata keduanya merupakan namanya. Tapi kedua kata ini tidak dapat dipisahkan dalam hal nama spesies. Gambar 3.1. Pembagian dunia kehidupan yang terbaru menjadi enam kingdom b. Phylum/Divisio (filum/divisi) Dengan memperhatikan perbedaan yang ada, setiap kingdom dapat dibedakan menjadi dua atau lebih kelompok besar, yang jumlah anggotanya lebih kecil dari kingdom. Kelompok tersebut pada hewan dikenal degnan filum, sedangkan pada tumbuhan dikenal dengan divisi. Pengelompokan ini didasarkan kepada ciri-ciri umum yang dimilikinya. Misalnya, dunia tumbuhan dibedakan menjadi filum Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta. c. Class (kelas) Setiap filum atau divisi dapat dibagi lagi kedalam kelompok-kelompok lebih kecil. Dasar pengelompokannya menggunakan ciri atau sifat yang masih umum. Misalnya, filum Arthopoda dibedakan menjadi beberapa kelas, yaitu Myriapoda, Crustacea, Insecta, dan Arachnida. d. Order (ordo/bangsa) Setiap kelas dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok dengan anggota lebih kecil. Dasar pengelompokannya adalah sifat atau ciri yang lebih khusus dari ciri yang dipergunakan sebagai dasar pengelompokan tingkat kelas. Misalnya subkelas Monocotyledonae, dikelompokkan kedalam beberapa ordo, seperti Poales, Zingiberales, dan lain-lain. e. Family (familia/suku) Dengan berdasarkan ciri atau sifatnya yang lebih khusus, setiap ordo dapat dibedakan menjadi beberapa familia. Diantara anggota familia tersebut perbedaannya semakin kecil. Misalnya ordo Myratales, dibedakan menjadi beberapa familia, diantaranya adalah Myrtaceae f. Genus (marga) Setiap familia dapat dibedakan menjadi kelompok lebih kecil, disebut genus. Diantara anggota-anggota genus itu semakin memiliki persamaan ciri yang besar. Sebagai contoh, familia Poaceae, dapat dibedakan menjadi beberapa genus, seperti Zea, Oryza, dan lain-lain. g. Species (jenis) Gambar 3.3. Gambaran pohon secara umum dalam klasifikasi makhluk hidup 3.1.2 Archaebacteria Archaebacteria diduga sebagai organisme paling tua. Organis me ini memiliki susunan tubuh yang sederhana. Karena merupakan organisme yang sederhana, maka Archaebacteria hanya terbagi menjadi 3 jenis, yaitu Archaebacteria ekstrem termofil, Archebacteria ekstrem halofil, dan Archaebacteria metanogen. Archaebacteria ini dapat ditemukan dilingkungan ekstrim. Bila berdasarkan penjelasan diatas dimasukkan kedalam pohon, maka pohon yang terbentuk adalah Gambar 3.4. Pohon kingdom Archaebacteria 3.1.3 Eubacteria Bakteri berasal dari kata bakterion (Yunani) yang berarti batang kecil. Tapi pada kenyataannya tidak semua bakteri berbentuk batang kecil seperti pertama kali ditemukan. Sama seperti Archaebacteria, Eubacteria ini juga merupakan orgnanisme yang sederhana. Tubuhnya hanya tersusun dari satu sel. Bila berdasarkan penjelasan diatas dimasukkan kedalam pohon, maka pohon yang terbentuk adalah

Gambar 3.5. Pohon kingdom Eubacteria 3.1.4 Fungi Tubuh jamur bersel banyak, dinding selnya tersusun atas zat kitin. Sel jamur tidak mempunyai pigmen fotosintesis, sehingga bersifat heterotrof. Ada yang secara heterotrof dan saprofit. Kingdom Fungi dibagi menjadi empat divisi yaitu Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina, dan Deuteromycotina. Bila berdasarkan penjelasan diatas dimasukkan kedalam pohon, maka pohon yang terbentuk adalah 3. Divisi Phaeophyta atau alga pirang/coklat adalah kelompok alga yang memiliki pigmen fikosantin yang dominan. Contohnya Sargassum dan Turbinaria 4. Divisi Rhodophyta atau alga merah adalah kelompok alga yang memiliki pigmen fikoeritrin yang dominan disamping fikosianin dan kloroplas. Contohnya Gelidium dan Euchema Kelompok Protista mirip fungi adalah jamur lendir dan beberapa jenis jamur bersel satu lainnya. Organisme ini tidak memiliki kloroplas sehingga tidak mampu menyintesis zat makanan sendiri. Bila berdasarkan penjelasan diatas dimasukkan kedalam pohon, maka pohon yang terbentuk adalah Gambar 3.7. Pohon kingdom Protista Pada gambar pohon diatas hanya sebagian dari pohon yang seharusnya. Pohon diatas hanya kingdom, divisi dan subdivisi. Gambar 3.6. Pohon kingdom Fungi 3.1.5 Protista Protista terdiri atas organisme yang mirip hewan, tumbuhan, dan jamur. Protista di bagi menjadi tiga, yaitu protozoa (protista mirip hewan), alga (protista mirip tumbuhan), dan myxomycotina dan oomycotina (protista mirip fungi) Kata protozoa berasal dari Yunani, yaitu Protos artinya pertama dan zoon berarti hewan. Protozoa dibagi menjadi empat filum. Rhizopoda (Sarcodina) yaitu protozoa yang mempunyai alat gerak berupa kaki akar, kaki semu, atau pseudopodium, contohny Amoeba. Yang kedua Flagellata (Mastigophora) yaitu protozoa yang mempunyai alat gerak berupa bulu cambuk atau flagellum, contohnya Trypanosoma. Yang ketiga adalah Cilliata (Ciliophora), yaitu protozoa yang mempunyai alat gerak berupa bulu getar atau cilia, contohnya Paramaecium. Dan yang keempat adalah Sporozoa atau hewan berspora (hewan ini tidak mempunyai alat gerak, contonya Plasmodiun dan Monocystis). Tubuh alga disebut talus, karena belum dapat dibedakan antara bagian akar, batang dan daun. Berdasarkan pigmennya yang domain, alga dibedakan menjadi empat divisi yaitu 1. Divisi Chlorophyta atau alga hijau adalah kelompok alga yang memiliki pigmen hijau dominan. Contohnya adalah Spirogyra. 2. Divisi Chrysophyta atau alga keemasan adalah kelompok alga yang memiliki pigmen karotin yang dominan. Contohnya Navicula dan Ochromonas. 3.1.6 Plantae Kingdom Plantae dibagi menjadi empat divisi yaitu sebagai berikut 1. Divisi Tallophyta adalah tumbuhan yang memiliki thalus termasuk diantaranya adalah golongan jamur, bakteri, dan ganggang. 2. Divisi Bryophyta (lumut) Divisi ini dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas Musci atau Bryopsida (lumut daun) dan kelas Hepaticeae atau Hepaticopsida (lumut hati) 3. Divisi Pteridophyta (tumbuhan paku) Divisi ini dibagi menjadi empat subdivisi yaitu Psilophyta, Lycophyta, Sphenophyta, dan Pterophyta 4. Divisi Spermatophyta (tumbuhan biji) Divisi ini dibagi menjadi dua subdivisi yaitu subdivisi Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan subdivisi Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Untuk yang subdivisi Angiospermae dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas Dicotyledoneae (dikotil) dan kelas Monocotyledoneae (monokotil). Kelas Dicotyledoneae dibagi lagi menjadi tiga subkelas yaitu subkelas Monochlamidae atau Apetalae, subkelas Dialypetalae dan subkelas Sympetalae.

Bila berdasarkan penjelasan diatas dimasukkan kedalam pohon, maka pohon yang terbentuk adalah Gambar 3.7. Pohon kingdom Plantae Pada gambar pohon diatas, hanya mencakup hingga subkelas karena bila ditambah hingga spesies, maka akan sangat banyak sekali. Karena spesies dari kingdom Plantae sudah sangat banyak. 3.1.7 Animalia Animalia dibagi menjadi sembilan Filum yaitu sebagai berikut. 1. Filum Porifera Porifera adalah hewan multiseluler yang berderajat rendah. Kata Porifera berasal daribahasa Latin phorus yang berarti lubang kecil dan ferre yang berarti membawa. Jadi, kata Porifera berarti hewan yang mempunyai tubuh berpori. Berdasarkan sifat spikulanya, Porifera dapat dibedakan menjadi empat kelas yaitu Calcarea, Hexactinellida, Demospongiae dan Scelerospongiae. 2. Filum Coelentrata Coelentrata berasal dari bahasa Yunani, koillos berarti rongga/lorong dan enteron berarti usus. Jadi, kata Coelentrata berarti hewan yang memilikirongga usus. Coelentrata dibagi menjadi beberapa kelas yaitu kelas Hydrozoa, kelas Scyphozoa, dan kelas Anthozoa 3. Filum Platynelminthes Platynelminthes merupakan kelompok cacing yang struktur tubuhnya paling sederhana. Platynelminthes dibagi menjadi tiga kelas yaitu Turbellaria (cacing berbulu getar), Trematoda (cacing isap) dan Cestoda (cacing pita). 4. Filum Nemathelminthes Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani yaitu nematos yang berarti benang dan helminthes yang berarti cacing. Nemathelminthes sering disebut cacing gilig karena bentuk tubuhnya yang bulat panjang, tidak memiliki ruas-ruas dan tertutup kutikula. 5. Filum Annelida Annelida berasal dari bahasa Yunani yaitu annelus yang berarti cincin. Jadi, kata Annelida dapat diartikan sebagai cacing yang tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai cincin atau gelang. Annelida terbagi dalam tiga kelas, yaitu Oligochaeta (cacing berbulu sedikit, contohnya cacing tanah), Polychaeta (cacing berbulu banyak, contohnya cacing wawo), dan Hidrudinea (golongan lontah dan pacet). 6. Filum Mollusca Kata Mollusca berasal dari bahasa Latin mallis yang berarti lunak. Jadi, Mollusca dapat diartikan sebagai hewan bertubuh lunak. Tubuh lunak tersebut tidak bersegmen-segmen dan terbungkus oleh mantel. Ada beberapa jenis dari hewan ini, tubuhnya terlindung oleh cangkang dari zat kapur yang keras. Berdasarkan bentuk dan kedudukan kaki, serta ada tidakya cangkang, Mollusca dibedakan menjadi lima kelas, yaitu a. Bivalvia yaitu golongan kerang b. Gastropoda yaitu golongan siput c. Cephalopoda yaitu golongan cumi-cumi d. Scaphopoda yaitu si cangkang gading e. Polyplacophora yaitu golongan kiton 7. Filum Arthropoda Arthropoda berasal dari bahasa Yunani arthron yang berarti ruas / sendi dan podos yang berarti kaki. Jadi, kata Arthropoda berarti hewan berkaki beruas -ruas atau berbuku-buku. Arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu a. Crustacea atau golongan udang-udangan Crustacea berasal dari bahasa Latin crusta, yaitu pembungkus keras. Kelas ini meliputi kelompok udang-udangan dan kepiting. Tubuhnya terlindung kulit keras yang sekaligus merupakan rangka luarnya. Crustacea dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Entomostraca dan Malakostraca. Entomostraca merupakan udang-udangan tingkat rendah. Entramostraca meliputi beberapa subkelas yaitu Branchiopoda, Copepoda, Ostracoda, Branchiura, dan Cirripedia. Malakostraca merupakan Crustacea tigkat tinggi dan bagian yang terbesar dari kelas Crustacea. Malakostraca meliputi beberapa ordo, diantaranya adalah Isopoda, Stomatopoda, dan Dekapoda. b. Insecta atau golongan serangga Kelas insecta merupakan Arthropoda yang mempunyai anggota spesies yang paling besar, dan daerah distribusinya paling luas. c. Arachnida atau golongan laba-laba Kata Arachnida berasal dari bahasa latin arachne yaitu laba-laba. Kelas ini meliputi laba-laba, kalajengking, caplak (tungau), dan sebagainya. Kelas Arachnida meliputi 3 ordo yaitu Arachnoidea, Acarina, dan Scorpionida. d. Myriapoda atau golongan hewan berkaki seribu

Myriapoda dipisahkan menjadi dua subkelas yaitu Chilopoda (folongan lipan) dan Diplopoda (golongan hewan berkaki seribu). 8. Filum Echinodermata Echinodermata berasal dari bahasa Yunani echinos yang berarti duri dan derma yang berarti kulit. Jadi, echinodermata adalah hewan yang kulitnya banyak ditumbuhi duri, sehingga disebut hewan berkulit duri. Filum Echinodermata dibagi menjadi lima kelas, yaitu Asteroidea (bintang laut), Echinoidea, Ophiuroidea (bintang ular laut), Holothuroidea (teripang), dan Crinoidea. 9. Filum Chordata Chordata di bagi menjadi empat subfilum, yaitu a. Hemichordata Hemichordata ini merupakan anggota Chordata yang paling rendah derajatnya. b. Urochordata atau Tunicata c. Cephalocordata d. Vertebrata Vertebrata merupakan subfilum Chordata yang berderajat yang paling tinggi. Subfilum Vertebrata ini dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu sebagai berikut. I. Agantha atau ikan tak berahang II. Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan III. Osterichthyes atau ikan bertulang sejati Osteichthyes dapat dibedakan menjadi beberapa ordo, di antaranya adalah Ganoidea, Dipnoi, dan Teleostei. IV. Amphibia atau golongan katak Amphibia dapat dibedakan menjadi beberapa ordo, namun sampai sekarang yang masih ada tinggal tiga ordo, yaitu Apoda (Gymnophyona), Urodella (Caudata), dan Anura. V. Reptilia atau hewan melata Reptilia dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu Squamata (golongan reptilia bersisik), Testudinata (golongan kura-kura), Crocodilia (golongan buaya), dan Rhynchocephala meliputi semua reptilia primitif tapi ordo ini sekarang sudah punah. VI. Aves atau golongan unggas/burung Pengklasifikasian aves biasanya didasarkana pada bentuk paruh, ukuran paruh, dan ukuran cakar. Aves dibedakan menjadi banyak ordo, antara lain Casuariformes, Columbiforme s, Falconiformes, Psittaciformes, Galliformes, Passeriformes, dan lain-lain. VII. Mamalia atau hewan menyusui Mamalia mempunyai anggota lebih kurang 4500 species, terbagi dalam 18 ordo. Berikut ini adalah beberapa contohnya. a. Monotremata b. Marsupialia atau hewam berkantung, contohnya kangguru, koala, dan oposum. c. Insectivora atau hewan pemakan serangga, contohnya landak dan celerut. d. Chiroptera atau mamalia bersayap, contohnya kelelawar, dan kalong. e. Rodentia atau binatang mengerat, contohnya marmut dan tupai. f. Lagomorpha atau hewan golongan kelinci. g. Cetaea atau golongan paus. h. Sirenia meliputi hewan sebangsa duyung, menyerupai paus dan bersifat herbifora dengan sirip ekor pipih dan melebar. i. Carnivora meliputi bangsa mamalia pemakan daging, contohnya singa, harimau, kucing, beruang dan serigala. j. Proboscidea meliputi hewan berbelalai, contohnya gajah. k. Perissodactyla meliputi mamalia berkuku gasal, contohna kuda, keledai, dan badak. l. Artiodactyla meliputi mamalia berkuku genap, contohnya kerbau, sapi, dan domba m. Primata dianggap sebagai bangsa mamalia yang berderajat paling tinggi, contohnya kera, tarsius, simpanse, orang uran, gorila, dan manusia Bila berdasarkan penjelasan diatas dimasukkan kedalam pohon, maka pohon yang terbentuk adalah

Gambar 3.8. Pohon kingdom Animalia Gambar pohon diatas hanya mencapai ordo. Tidak dilanjutkan hingga species karena untuk kingdom Animalia, speciesnya sudah sangat banyak. IV. KESIMPULAN Teori pohon diterapkan dalam banyak hal. Dalam ilmu Biologipun teori pohon digunakan, salah satunya adalah dalam pengklasifikasian makhluk hidup. Pemodelan

dengan menggunakan pohon ini memudahkan yang membaca mengerti mengenai klasifikasi makhluk hidup. Data yang terbaru menyatakan bahwa ada enam kingdom. Tetapi karena Eubacteria dan Erchaebacteria merupakan organisme yang sederhana, maka pengaplikasiannya dalam pohon sangat sederhana tidak seperti kingdom Plantae dan kingdom Animalia. REFERENSI [1] http://en.wikipedia.org/wiki/animal, diakses tanggal 7 Desember 2009. [2] http://id.wikipedia.org/wiki/klasifikasi_ilmiah, diakses tanggal 7 Desember 2009. [3] http://id.wikipedia.org/wiki/berkas:biological _classification _L_Pengo.svg, diakses tanggal 7 Desember 2009. [4] Hidayati, Sri dan Slamet Prawirohartono, Sains Biologi 1 SMA, 2007, Jakarta: Bumi Aksara. [5] Munir, Rinaldi, Diktat Kuliah Matematika Diskrit, Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, 2003.