INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

dokumen-dokumen yang mirip
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BONTANG KOTA BONTANG

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /

Indeks Pembangunan Manusia

BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG

pareparekota.bps.go.id

Katalog BPS:


BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan. Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG

PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber


Katalog :

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.


INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG

Katalog BPS : Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah Jl. N. Daulay, Pandan Telp. (0631)

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BANDUNG DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat


PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

INIJIKATDR RAKYAT. ~~QI!i. l~e~ejaht&raan. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

STATISTIK GENDER 2011

Indikator Kesejahteraan Rakyat 2014

Penduduk: Usia: Status Perkawinan: Anak Lahir Hidup:


4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA


madiunkota.bps.go.id

KATA PENGANTAR. Padang, 01 November 2016 Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Provinsi Sumatera Barat Kepala

ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009


KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA METODE BARU KABUPATEN SORONG TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Semarang, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG K e p a l a, BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG.

KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010


INDIKATOR KETENAGAKERJAAN

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Profil Gender dan Anak Sumbar 2016 KATA PENGANTAR

Profile Perempuan Indonesia

KATA PENGANTAR. iii. Alfatah Sibua, S.Ag, M.Hum. Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2015

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sehat berarti kondisi fisik dan mental yang normal tanpa gangguan, baik gangguan dari luar maupun dari dalam tubuh sendiri

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Temanggung

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI JAWA BARAT 2012

DAFTAR ISI. BAB IV Analisis isu-isu srategis Permasalahan Pembangunan Isu Strategis... 77

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013

LAMPIRAN DATA INDONESIA

Profil LANSIA Jawa tengah 2014

Katalog BPS :


Sambutan... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. iv Daftar Gambar.. iv

KATALOG BPS :

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

Keadaan Sosial Ekonomi dan Kependudukan Kota Balikpapan Tahun 2015

DAFTAR PARAMETER DASAR KEPENDUDUKAN TINGKAT NASIONAL, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR

INDIKATOR MAKRO SOSIAL KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2012

STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...


INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2014

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

,1.1,1..1.1t». <,1. efts INDIKATOR SOSIAL BUDAYA KOTA LUBUKLINGGAU

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011 Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT SUMATERA SELATAN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk merupakan bagian integral dari suatu negara. Komposisi dan

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

Bupati Kepulauan Anambas

K A T A P E N G A N T A R


Transkripsi:

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN 2012 Ukuran buku : 21 cm x 29,7 cm Jumlah halaman : 60 + ix halaman Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Penyunting : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Gambar kulit : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Diterbitkan oleh : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 i

VISI KABUPATEN PASER Menuju Masyarakat Kabupaten Paser yang Agamais, Sejahtera, dan Berbudaya MISI KABUPATEN PASER Mengembangkan ekonomi kerakyatan Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Menumbuhkembangkan kehidupan masyarakat yang berbudaya Mewujudkan Kabupaten Konservasi Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 ii

KATA PENGANTAR Untuk mendapatkan gambaran perkembangan tingkat kesejahteraan rakyat dan perkembangan keadaan sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Paser dari waktu ke waktu, maka Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Paser menerbitkan publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012. Penyajian ini juga bertujuan untuk melengkapi data statistik khususnya dibidang kesejahteraan rakyat yang diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan pengambilan kebijakan bagi pemerintah Kabupaten Paser di bidang kependudukan. Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2012 menyajikan data kuantitatif baik berupa data primer maupun sekunder yang meliputi data penduduk, pendidikan, kesehatan, angkatan kerja, perumahan dan pengeluaran rumah tangga. Namun tidak semua indikator kesejahteraan dapat disajikan karena adanya keterbatasan data dan luasnya indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan masyarakat. Kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung atau tidak langsung dalam penerbitan ini, kami ucapkan banyak terima kasih. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca demi perbaikan publikasi ini di masa yang akan datang. Besar harapan kami bahwa publikasi ini berguna bagi semua pihak. Kepala BAPPEDA Kabupaten Paser, Tanah Grogot, September 2012 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser, Drs. Muhammad Fauzy, MT Ir.Bahramsyah Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 iii

DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar.. iii Daftar Isi.. iv Daftar Tabel.. vi Daftar Grafik.. ix Bab I Pendahuluan.. 1 1.1. Umum.. 1 1.2. Maksud dan Tujuan.. 1 1.3. Ruang Lingkup.. 2 1.4. Sumber Data dan Sistematika Penulisan. 2 Bab II Konsep dan Definisi.. 4 2.1. Kependudukan.. 4 2.2. Kesehatan.. 5 2.3. Pendidikan.. 5 2.4. Ketenagakerjaan... 6 2.5. Perumahan. 7 2.6. Pengeluaran Rumah Tangga.. 8 Bab III Kependudukan.. 9 3.1. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin 9 3.2. Komposisi Penduduk dan Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio). 10 Bab IV Kesehatan dan Gizi.. 13 4.1. Sarana Kesehatan 13 4.2. Angka Harapan Hidup.. 14 4.3. Keluhan Kesehatan dan Angka Kesakitan 15 4.4. Penolong Kelahiran.. 19 4.5. Status Gizi Balita... 20 4.6. Pemberian Air Susu Ibu (ASI). 21 4.7. Imunisasi Balita. 22 Bab V Pendidikan. 24 5.1. Partisipasi Sekolah 24 Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 iv

5.2. Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan 25 5.3. Angka Melek Huruf (AMH)... 26 5.4. Angka Partisipasi Sekolah (APS)... 28 5.5. Angka Partisipasi Murni (APM).. 29 5.6. Angka Partisipasi Kasar (APK).. 30 Bab VI Ketenagakerjaan... 31 6.1. Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. 31 6.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). 32 6.3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). 32 6.4. Lapangan Usaha.. 34 6.5. Status Pekerjaan. 35 6.6. Jam Kerja... 36 6.7. Tingkat Pendidikan Pekerja... 37 Bab VII Fertilitas dan Keluarga Berencana... 39 7.1. Fertilitas... 39 7.2. Keluarga Berencana... 41 Bab VIII Perumahan dan Lingkungan.. 45 8.1. Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal... 45 8.2. Kondisi Fisik Bangunan... 46 8.2.1. Luas Lantai... 46 8.2.2. Jenis Atap... 47 8.2.3. Jenis Dinding... 48 8.3. Fasilitas Perumahan... 49 8.3.1. Sumber Penerangan... 49 8.3.2. Fasilitas Air Minum... 49 8.3.3. Fasilitas Tempat Buang Air Besar. 51 Bab IX Pengeluaran Konsumsi... 54 9.1. PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita... 54 9.2. Pengeluaran Rumah Tangga... 56 9.3. Sosial Ekonomi Lainnya... 59 Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 v

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2011. 10 Tabel 3.2 Persentase Penduduk Kabupaten Paser Menurut Kelompok Usia Produktif dan Angka Beban Tanggungan, Tahun 2008-2011. 11 Tabel 4.1 Jumlah Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Paser, Tahun 2006-2010. 14 Tabel 4.2 Perkembangan Angka Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Paser Tahun 2007-2011. 15 Tabel 4.3 Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut Jenis Keluhan Di Kabupaten Paser Tahun 2008-2011.. 17 Tabel 4.4 Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Jumlah Hari Sakit, Tahun 2008-2011 17 Tabel 4.5 Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan Pertama dan Terakhir Waktu Lahir Di Kabupaten Paser, Tahun 2009-2011. 20 Tabel 4.6. Status Gizi Balita Kabupaten Paser, Tahun 2006 2011 21 Tabel 4.7 Persentase Bayi yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Menyusui Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 2011.. 22 Tabel 5.1 Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas Menurut Partisipasi Sekolah Di Kabupaten Paser Tahun 2008-2011.. 25 Tabel 5.2 Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan Yang Ditamatkan Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 2011.. 26 Tabel 5.3 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Kemampuan Membaca/Menulis Di Kabupaten Paser Tahun 2009 2011.. 27 Tabel 5.4 Angka Partisipasi Sekolah menurut Usia Sekolah Di Kabupaten Paser Tahun 2008 2011. 28 Tabel 5.5. Angka Partisipasi Murni SD, SLTP, SLTA Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Paser, Tahun 2009 2011. 29 Tabel 5.6. Angka Partisipasi Kasar SD, SLTP, SLTA Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Paser, Tahun 2010 2011. 30 Tabel 6.1. Penduduk Usia Kerja ( 15 Tahun Keatas ) Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin, Tahun 2011 32 Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 vi

Tabel 6.2. Tabel 6.3. Tabel 6.4 Tabel 6.5. Tabel 6.6. Tabel 7.1 Tabel 7.2. Tabel 7.3 Tabel 7.4 Tabel 7.5. Tabel 7.6 Tabel 8.1 Tabel 8.2. Tabel 8.3 Tabel 8.4. Perkembangan Angkatan Kerja, TPAK, TPT, dan TKK Kabupaten Paser, Tahun 2007 2011.. 33 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Paser Tahun 2011. 34 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, Tahun 2011 35 Penduduk Usia 15 tahun Keatas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja seluruhnya dan Jenis Kelamin, Tahun 2011 37 Penduduk Usia 15 tahun Keatas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, Tahun 2011 38 Jumlah Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Paser, Tahun 2011.. 39 Persentase Penduduk Perempuan 10 Tahun ke Atas Menurut Status Perkawinan Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 2011. 40 Persentase Penduduk Perempuan 10 Tahun ke Atas Yang Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 2011. 41 Penduduk Perempuan umur 15-49 Tahun Menurut Kelompok Umur dan Status Perkawinan, Tahun 2011. 42 Persentase Penduduk Perempuan Umur 15-49 Tahun Berstatus Kawin Menurut Sedang/Tidaknya Menggunakan alat KB Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 2011. 43 Persentase Perempuan umur 15-49 Tahun Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB Yang Sedang Digunakan Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 2011. 44 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 2011. 46 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Rumah Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 2011... 47 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas Di Kabupaten Paser, Tahun 2008-2011.. 48 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 2011.. 48 Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 vii

Tabel 8.5. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Di Kabupaten Paser Tahun 2008 2011.... 49 Tabel 8.6. Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan Fasilitas Air Minum Di Kabupaten Paser, Tahun 2009 2011... 50 Tabel 8.7. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Di Kabupaten Paser Tahun 2008 2011.... 51 Tabel 8.8. Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Buang Air Besar Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 2011.. 52 Tabel 8.9. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset Yang Diginakan Di Kabupaten Paser, Tahun 2009 2011.. 52 Tabel 8.10. Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja Di Kabupaten Paser, Tahun 2009 2011... 53 Tabel 9.1. PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita Kabupaten Paser, Tahun 2006 2011 (Jutaan Rupiah)... 55 Tabel 9.2. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Pengeluaran per Kapita Sebulan Di Kabupaten Paser, Tahun 2009 2011... 57 Tabel 9.3. Komposisi pengeluaran Rumah Tangga Menurut Sub Kelompok Makanan dan Bukan Makanan di Kabupaten Paser, Tahun 2009 2011..... 58 Tabel 9.4. Persentase Rumah Tangga Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Gratis Selama 6 Bulan Terakhir Menurut Jenis Kartu Yang Digunakan Di Kabupaten Paser,Tahun 2008 2011 59 Tabel 9.5. Persentase Rumahtangga Yang Membeli Beras Murah/Raskin Selama 3 Bulan Referensi Menurut Jumlah Beras Yang Dibeli Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 2011. 60 Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 viii

DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 3.1 Piramida Penduduk Kabupaten Paser, Tahun 2011.. 12 Grafik 4.1. Perkembangan Angka Keluhan Kesehatan dan Angka Kesakitan Penduduk di Kabupaten Paser, Tahun 2009 2011.. 16 Grafik 4.2. Persentase Penduduk Yang mengalami Keluhan Kesehatan dan Usaha Mengobati Sendiri Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Paser, Tahun 2008 2011..... 18 Grafik 4.3. Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Usaha Mengobati Sendiri Menurut Jenis Obat/ Cara Pengobatan Yang Digunakan di Kabupaten Paser, Tahun 2009 2011... 19 Grafik 4.4. Persentase Balita Yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Jenis Imunisasi di Kabupaten Paser, Tahun 2010 2011.. 23 Grafik 5.1. Persentase Penduduk 10 Tahun keatas Menurut Angka Melek Huruf dan Buta Huruf di Kabupaten Paser, Tahun 2008 2011.. 27 Grafik 9.1. Perkembangan Pendapatan Perkapita Kabupaten Paser, Tahun 2006-2011 (Jutaan Rupiah).... 56 Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 ix

1. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Tujuan pembangunan pada hakekatnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karenanya upaya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat haruslah dibarengi dengan usaha untuk meletakkan landasan yang kuat agar pembangunan di tahap-tahap berikutnya dapat lebih terarah dan berhasil guna. Upaya tersebut tentunya tidak akan dapat memberikan hasil yang maksimal tanpa didukung data yang benar dan baik guna mengevaluasi hasil-hasil pembangunan. Data benar adalah data yang diperoleh dengan mengikuti metode dan memenuhi konsep-definisi yang telah dirumuskan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Data baik atau data berkualitas baik adalah data yang akurat, tepat waktu dan relevan, tegasnya data tersebut harus mencerminkan hal-hal yang sebenarnya mengenai gejala-gejala (fenomena) yang tengah terjadi. Indikator Kesejahteraan Rakyat (INKESRA) Kabupaten Paser Tahun 2012 merupakan wahana yang dapat membantu memberikan berbagai data output dan input kesejahteraan rakyat yang ada di masyarakat sebagai hasil dari berbagai proses pembangunan. Muatan dalam INKESRA ini masih bersifat makro, hal ini dikarenakan dimensi cakupan dari kesejahteraan rakyat sangatlah luas. 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan publikasi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesejahteraan rakyat di wilayah Kabupaten Paser ditinjau dari 7 aspek yakni kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, fertilitas dan keluarga berencana, perumahan dan lingkungan serta pola konsumsi dan pengeluaran rumah tangga. Tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan gambaran dan bahan masukan serta evaluasi bagi pemerintah daerah dalam mengevaluasi dan merencanakan pembangunan yang telah dan akan dilaksanakan selanjutnya. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 1

1. Pendahuluan 1.3. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penyusunan INKESRA adalah kondisi kesejahteraan rakyat yang ada di wilayah Kabupaten Paser. Kesejahteraan rakyat mengandung makna yang cukup luas, sedemikian luasnya pengertian kesejahteraan sehingga data statistik ekonomi konvensional seperti pendapatan per kapita belum memadai untuk memberikan gambaran tentang kesejahteraan yang dimaksud. Dalam pengertian yang sangat luas, tidak mungkin untuk menyajikan data statistik yang mampu mengukur tingkat kesejahteraan penduduk secara rinci. Karenanya, indikator yang disajikan dalam publikasi ini hanya mencakup aspek - aspek kesejahteraan yang dapat terukur (measurable welfare) saja. Oleh karena itu statistik tentang sosial merupakan komponen utama dalam penyusunan indikator kesejahteraan rakyat. 1.4. Sumber Data dan Sistematika Penulisan Data yang digunakan dalam publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 ini, adalah hasil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2009 (angka revisi), 2010 dan 2011 Kabupaten Paser, kemudian data Sensus Penduduk 2010 dan data Produk Domestik Regional Bruto 2011 Kabupaten Paser. Khusus untuk data ketenagakerjaan menggunakan hasil dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2011 Kabupaten Paser. Serta ditunjang data sekunder dari Dinas Kesehatan Kabupaten Paser. Penyajian Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 diuraikan dalam sembilan bab yang meliputi : Bab I Bab II Pendahuluan Merupakan uraian umum, maksud dan tujuan, ruang lingkup, sumber data dan sistematika penyajian. Konsep dan Definisi Merupakan penjelasan dan penjabaran beberapa istilah-istilah yang digunakan dalam publikasi ini. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 2

1. Pendahuluan Bab III Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII Bab IX Kependudukan Menyajikan indikator kependudukan yang meliputi, jumlah penduduk, rasio jenis kelamin, komposisi penduduk serta angka ketergantungan (depedency ratio). Kesehatan dan Gizi Membahas mengenai penolong kelahiran, status gizi balita, lama pemberian ASI dan imunisasi balita. Pendidikan Berisi indikator pendidikan yang meliputi partisipasi sekolah, pendidikan yang ditamatkan, angka melek huruf, APS dan APM. Ketenagakerjaan Membahas mengenai angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, TPAK, TPT, lapangan usaha, status pekerjaan, jam kerja, dan tingkat pendidikan pekerja. Fertilitas dan Keluarga Berencana Merupakan uraian mengenai jumlah penduduk menurut status perkawinan dan penggunaan kontrasepsi (KB). Perumahan dan Lingkungan Mencakup status penguasaan bangunan tempat tinggal, kondisi fisik bangunan, luas lantai, jenis atap, jenis dinding dan fasilitas perumahan. Pengeluaran Konsumsi Menyajikan tentang PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita, Pengeluaran Rumah Tangga, Sosial Ekonomi Lainnya. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 3

2. Konsep dan Definisi BAB II KONSEP DAN DEFINISI 2.1. Kependudukan Penduduk adalah setiap orang, baik warga negara Republik Indonesia maupun warga negara asing yang berdomisili di dalam wilayah Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Rasio Jenis Kelamin (RJK) merupakan perbandingan antara penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan, dan bila nilai RJK penduduk di suatu wilayah di atas 100 maka menunjukkan bahwa proporsi penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan penduduk perempuan. Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun. Penduduk usia belum produktif adalah penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun. Penduduk usia tidak produktif adalah penduduk yang berusia 65 tahun atau lebih. Kelahiran adalah anak lahir hidup, yaitu anak yang pada waktu dilahirkan menunjukan tanda-tanda kehidupan (seperti jantung berdenyut, bernapas, menangis, dan sebagainya), walaupun mungkin hanya beberapa saat saja. Anak masih hidup adalah semua anak yang dilahirkan dan pada saat pencacahan masih hidup, baik yang tinggal bersama ibunya maupun tinggal di tempat lain. Kematian adalah suatu peristiwa atau keadaan hilangnya tanda-tanda kehidupan dari seseorang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan yang menambah dan kekuatan yang mengurangi banyaknya penduduk. Kekuatan yang menambah banyaknya penduduk adalah kelahiran dan migrasi masuk (penduduk datang) sedangkan kekuatan yang mengurangi banyaknya penduduk adalah kematian dan migrasi keluar (penduduk pergi). Laju pertumbuhan alamiah adalah laju pertumbuhan yang hanya dipengaruhi faktor kelahiran dan faktor kematian. Laju pertumbuhan sosial hanya dipengaruhi oleh migrasi. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 4

2. Konsep dan Definisi Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain baik melewati batas politis negara maupun batas administrasi atau batas bagian dalam suatu negara dengan tujuan menetap. Dalam konsep yang digunakan BPS, seseorang dianggap migran jika telah tinggal selama enam bulan berturut-turut atau kurang dari enam bulan tetapi dengan tujuan akan menetap. Wanita usia subur adalah wanita yang berada pada masa mampu melahirkan atau masa reproduksi (15-49 tahun). Peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat pencacahan masih aktif mengikuti program KB (memakai alat kontrasepsi). Akseptor adalah pasangan usia subur yang menggunakan salah satu alat kontrasepsi. Metode kontrasepsi adalah cara/alat yang dipakai untuk mencegah kehamilan. 2.2. Kesehatan Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang merasa terganggu oleh kondisi kesehatan, kejiwaan, kecelakaan dan hal lain termasuk yang menderita penyakit kronis tetapi telah sembuh. Sakit adalah apabila seseorang menderita penyakit kronis atau mempunyai keluhan/gangguan kesehatan lain yang menyebabkan kegiatannya terganggu. Cara pengobatan adalah perlakuan/cara yang ditempuh seseorang bila menderita suatu penyakit, seperti pergi ke dokter praktek, rumah sakit, puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya atau diobati sendiri. 2.3. Pendidikan Dapat membaca dan menulis adalah mereka yang dapat membaca dan menulis surat/kalimat sederhana dengan sesuatu huruf. Orang buta yang dapat membaca dan menulis huruf braille dan orang cacat yang sebelumnya dapat membaca dan menulis kemudian karena cacatnya tidak dapat membaca dan menulis, digolongkan dapat membaca dan menulis. Sedangkan orang yang hanya dapat membaca saja tetapi tidak dapat menulis, dianggap tidak dapat membaca dan menulis (buta huruf). Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 5

2. Konsep dan Definisi Penduduk usia sekolah adalah mereka yang pada usia sekolah normal sesuai dengan tingkat pendidikan, seperti penduduk usia SD adalah 7-12 tahun, penduduk usia SLTP adalah 13-15 tahun, dan penduduk usia SLTA adalah 16-18 tahun. Pendidikan Pra Sekolah, diselenggarakan selama satu sampai dua tahun bagi anak usia 5-6 tahun, yang merupakan persiapan bagi anak sebelum masuk Sekolah Dasar. Sekolah, adalah sekolah formal mulai dari pendidikan Dasar (SD dan SLTP), pendidikan Menengah (SMK atau SMU), dan pendidikan Tinggi (Akademi dan Universitas), termasuk pendidikan yang setara, tidak termasuk pendidikan non formal seperti kursus mengetik, komputer, bahasa Inggris, Seskoad, Diklatpim dan sebagainya. Tamat Sekolah, adalah mereka yang menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun sekolah swasta dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi jika mengikuti ujian akhir dan lulus dianggap tamat sekolah. Tidak/belum pernah sekolah adalah mereka yang tidak atau belum pernah sekolah termasuk yang tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak yang tidak/belum melanjutkan ke Sekolah Dasar. Masih sekolah adalah yang sedang mengikuti pendidikan di pendidikan Dasar, Menengah atau Tinggi. Tidak sekolah lagi adalah yang pernah mengikuti pendidikan Dasar, Menengah atau Tinggi, tetapi pada saat pencacahan tidak sekolah lagi. Jenjang pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki, adalah jenjang sekolah tertinggi yang pernah/sedang diduduki oleh seseorang baik sudah tamat maupun tidak/belum tamat. Penduduk yang masih bersekolah adalah yang sedang mengikuti pendidikan ditingkat pendidikan tertentu. 2.4. Ketenagakerjaan Dalam konsep ketenagakerjaan, penduduk dibagi menjadi dua golongan yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 6

2. Konsep dan Definisi Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun atau lebih yang digolongkan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang mencari pekerjaan. Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja maupun mencari pekerjaan atau penduduk usia kerja dengan kegiatan sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Mencari Pekerjaan adalah seseorang yang berusaha mendapatkan pekerjaan termasuk yang sedang menunggu jawaban lamaran. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam seminggu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan secara berturutturut dan tidak terputus. Penghasilan dan keuntungan mencakup upah/gaji termasuk semua tunjangan, bonus, dan hasil usaha berupa sewa, bunga, dan keuntungan baik berupa uang maupun barang. Hari kerja adalah waktu yang dinyatakan dalam hari yang dipergunakan oleh seseorang untuk melakukan kegiatan bekerja paling sedikit satu jam terus menerus. Jam kerja adalah Waktu yang dinyatakan dalam jam yang dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja normal adalah 35-44 jam per minggu. Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah kegiatan seseorang yang mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena sakit, cuti, mogok dan lain-lain. Termasuk juga orang yang sudah diterima bekerja tetapi selama seminggu yang lalu belum mulai bekerja. 2.5. Perumahan Luas lantai rumah yang dikuasai rumah tangga, adalah luas lantai bangunan yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari. Atap rumah, adalah penutup bagian atas suatu bangunan, sehingga yang mendiami dibawahnya terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya, untuk bangunan bertingkat atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 7

2. Konsep dan Definisi Dinding rumah, adalah batas penyekat dengan rumah tangga dan atau bangunan pihak lain atau sisi luar batas dari bangunan. Sumber penerangan rumah tangga, adalah penerangan utama yang digunakan dalam ruangan tempat tinggal sehingga dapat melakukan kegiatan. Fasilitas air minum yang dimiliki, adalah fasilitas air minum yang dimiliki (secara sendiri, bersama, umum, membeli dan lainnya) dan digunakan oleh rumah tangga. Sumber penggunaan air bersih adalah sumber air terbanyak yang digunakan rumah tangga yang berasal dari ledeng, pompa air, sumur dan mata air terlindung. 2.6. Pengeluaran Rumah Tangga Pengeluaran rumah tangga sebulan adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga selama sebulan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi makanan dan bukan makanan yang mencakup semua barang dan jasa yang di konsumsi tanpa memperhatikan asalnya tetapi terbatas hanya pada barang dan jasa untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan perkataan lain, pengeluaran untuk kebutuhan usaha atau diberikan kepada pihak lain tidak dimasukkan kedalam konsumsi rumah tangga. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 8

3. Kependudukan BAB III KEPENDUDUKAN Kependudukan merupakan faktor yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan kependudukan atau dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat dari seluruh kebijakan dan program pembangunan yang akan dilakukan. Masalah kependudukan memiliki posisi yang sangat penting bagi pembangunan daerah, sehingga data kependudukan sangat diperlukan sebagai penentu kebijakan maupun perencanaan program. Lebih luas lagi data kependudukan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang lalu dan yang sedang berjalan, bahkan dapat memperkirakan bentuk dan volume kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Pembangunan manusia dititikberatkan pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Penitikberatan pada kualitas SDM diperlukan karena penduduk yang besar hanya akan dapat merupakan aset pembangunan jika kualitasnya (dilihat dari derajat kesehatan dan atau tingkat pendidikan) cukup baik. Jumlah penduduk yang besar disadari hanya merupakan beban pembangunan jika berkualitas rendah apabila dilihat dari komposisinya secara sosial dan budaya yang sangat beragam. 3.1. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Jumlah penduduk Kabupaten Paser tahun 2011 sebesar 239.221 jiwa yang terdiri dari 128.662 laki-laki dan 110.559 perempuan sehingga menghasilkan Rasio Jenis Kelamin sebesar 116,37, yang berarti bahwa diantara 100 perempuan terdapat 116 laki-laki. Bila dirinci menurut kelompok umur, berdasarkan tabel 3.1 secara umum jumlah laki-laki lebih banyak dibanding jumlah perempuan, hal tersebut juga dapat dilihat dari nilai rasio jenis kelamin yang lebih dari 100. Sebaliknya untuk kelompok umur 20-24 dan 35-39 tahun, jumlah perempuan justru lebih banyak dari pada jumlah laki-laki. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 9

3. Kependudukan Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 2011 Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin (1) (2) (3) (4) (5) 0-4 15 974 9 827 25 801 162,55 5-9 13 683 11 856 25 539 115,41 10-14 12 948 11 942 24 890 108,42 15-19 9 571 8 160 17 731 117,29 20-24 9 788 11 329 21 117 86,40 25-29 14 157 12 903 27 060 109,72 30-34 11 750 10 548 22 298 111,40 35-39 9 877 10 662 20 539 92,64 40-44 6 867 6 853 13 720 100,20 45-49 9 438 7 155 16 593 131,91 50-54 6 201 4 410 10 611 140,61 55-59 3 253 1 495 4 748 217,59 60-64 2 204 1 824 4 028 120,83 65-69 1 246 957 2 203 130,20 70-74 869 228 1 097 381,14 75+ 836 410 1 246 203,90 Jumlah 2011 128 662 110 559 239 221 116,37 2010 122 568 107 748 230 316 113,75 2009 105 881 95 412 201 293 110,97 Sumber : Proyeksi Penduduk 2011 3.2. Komposisi Penduduk dan Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan tinggi rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk juga mencerminkan angka beban tanggungan yaitu perbandingan antara jumlah penduduk usia produktif (umur 15-64 tahun) dengan penduduk usia tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas). Besarnya Angka Beban Tanggungan ini menunjukkan beban tanggungan ekonomi penduduk usia produktif. Semakin mengecil angka beban ketergantungan akan semakin baik kondisi perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 10

3. Kependudukan Secara umum pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) Kabupaten Paser mengalami penurunan, dimana pada tahun 2008 mencapai 55,41 persen kemudian terus mengalami penurunan selama beberapa tahun hingga pada tahun 2011 menjadi 50,98 persen. Dengan kata lain setiap 100 penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) harus menanggung sebanyak 50-51 orang penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun). Tabel 3.2. Persentase Penduduk Kabupaten Paser Menurut Kelompok Umur Produktif dan Angka Beban Tanggungan, Tahun 2008-2011 Tahun Struktur Umur 0-14 15-64 65+ Jumlah Angka Beban Tanggungan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2008 32,67 64,34 2,99 100,00 55,42 2009 31,93 65,30 2,77 100,00 53,14 2010 r) 30,84 66,22 2,94 100,00 51,01 2011 31,87 66,23 1,90 100,00 50,99 Sumber : Susenas 2011, SP2010 r) angka revisi Berdasarkan tabel 3.2 penduduk Kabupaten Paser masih tergolong penduduk muda. Hal ini dapat ditunjukkan dari proporsi penduduk di bawah 15 tahun adalah 31,87 persen, sementara pada usia 60 tahun atau lebih adalah 1,90 persen. Penduduk dikatakan muda apabila proporsi penduduk di bawah 15 tahun sebesar kira-kira 40 persen, sebaliknya dikatakan tua apabila proporsi penduduk pada usia 65 tahun atau lebih telah mencapai 10 persen atau lebih. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 11

3. Kependudukan Grafik 3.1 Piramida Penduduk Kabupaten Paser Tahun 2011 75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 15,000 10,000 5,000,0 5,000 10,000 15,000 20,000 Laki-Laki Perempuan Cara lain yang biasa digunakan untuk menggambarkan komposisi menurut umur dan jenis kelamin adalah dengan piramida penduduk. Bentuk piramida penduduk dari suatu wilayah pada tahun tertentu dapat mencerminkan dinamika kependudukan di wilayah tersebut, seperti kelahiran, kematian, dan migrasi. Suatu wilayah dengan tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi biasanya ditandai dengan bentuk piramida yang alasnya besar kemudian berangsur mengecil hingga ke puncak piramida. Sedangkan pada wilayah dengan tingkat kelahiran dan kematian yang rendah mempunyai bentuk piramida dengan alas yang tidak begitu besar dan tidak langsung mengecil hingga puncaknya. Piramida penduduk Kabupaten Paser pada tahun 2011 menunjukkan alas piramida tidak begitu besar dan tidak langsung mengecil hingga puncaknya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kelahiran dan kematian yang rendah. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 12

4. Kesehatan dan Gizi BAB IV KESEHATAN DAN GIZI Kesehatan dan gizi merupakan bagian dari indikator kesejahteraan penduduk dalam hal kualitas fisik, dalam hal ini dapat dilihat melalui angka kesakitan dan status gizi. Sementara untuk melihat gambaran tentang kemajuan upaya peningkatan dan status kesehatan masyarakat dapat melalui pemberian imunisasi, penolong persalinan bayi, ketersediaan sarana kesehatan dan jenis pengobatan yang dilakukan. Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas fisik penduduk telah dilakukan yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk dan mutu pelayanan kesehatan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kesehatan bagi seluruh penduduk baik yang tinggal di daerah perkotaan maupun perdesaan. 4.1. Sarana Kesehatan Penyediaan sarana kesehatan yang memadai merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, dan program ini terus ditingkatkan kualitas pelayanan serta keberadaannya. Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Paser ternyata cukup memadai untuk jumlah penduduk yang harus dilayani. Hal ini dapat dilihat dari jumlah puskesmas, rumah sakit, dan jumlah tenaga medis yang ada di Kabupaten Paser. Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Paser dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 terdapat satu unit rumah sakit, 17 unit puskesmas, 94 unit pusban, 17 unit puskesmas keliling, dan didukung 642 orang tenaga kesehatan. Bila dikaitkan dengan jumlah penduduk, maka sebuah puskesmas/puskesmas pembantu di wilayah Kabupaten Paser melayani kurang lebih 2.000 penduduk. Idealnya, satu puskesmas hanya melayani kurang lebih 7.000 penduduk. Jadi, di Kabupaten Paser jumlah puskesmas sudah memadai dengan jumlah penduduk. Ke depan, untuk lebih mendekatkan akses masyarakat ke sarana layanan kesehatan, akan lebih baik jika keberadaan puskesmas/puskesmas pembantu mampu menjangkau masyarakat di desa secara langsung sehingga mengurangi biaya transportasi untuk berobat. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 13

4. Kesehatan dan Gizi Tabel 4.1. Jumlah Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Paser, Tahun 2006-2010 Sarana/Tenaga Kesehatan (1) 2006 2007 2008 2009 2010 (2) (3) (4) (5) (6) Rumah Sakit 1 1 1 1 1 Puskesmas 17 17 17 17 17 Pusban 90 89 95 97 94 Puskesmas Keliling 17 16 20 27 17 Tenaga Kesehatan 497 520 518 564 642 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Paser *) Data Tahun 2011 tidak tersedia 4.2. Angka Harapan Hidup (AHH) Angka Harapan Hidup merupakan salah satu ukuran demografi yang memperlihatkan kondisi kesehatan masyarakat. Usia anak sebelum mencapai satu tahun sangat rentan dengan berbagai penyakit, sehingga resiko kematian menjadi semakin tinggi dari aspek ini, pengamatan harapan hidup dengan menggunakan alat ukur Angka Harapan Hidup menjadi cukup penting. Angka Harapan Hidup (AHH) atau Life Expecstancy (LE) menunjukkan rata-rata umur penduduk mulai lahir sampai dengan akhir hidupnya. Besarnya nilai AHH berkaitan erat dengan angka kematian bayi, dimana semakin tinggi kematian bayi nilai AHH akan menurun. Faktor yang mempengaruhi perubahan AHH dapat ditinjau dari beberapa hal seperti kondisi lingkungan dan status sosial ekonomi penduduk, ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan, status gizi dan lain-lain. Oleh karena itu AHH cukup representatif digunakan sebagai indikator dalam menilai tingkat kesejahteraan penduduk khususnya di bidang kesehatan. Semakin tinggi pencapaian angka harapan hidup di suatu daerah secara tidak langsung dapat menggambarkan semakin membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum. Berdasarkan tabel 4.2 angka harapan hidup di Kabupaten Paser dari tahun 2007 sampai 2011 terus mengalami peningkatan. Angka Harapan Hidup Kabupaten Paser tahun 2011 adalah 73,44 tahun. Dengan adanya peningkatan angka harapan hidup di Kabupaten Paser diharapkan tingkat kesejahteraan masyarakat juga ikut meningkat. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 14

4. Kesehatan dan Gizi Tabel 4.2. Jumlah Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Paser, Tahun 2007-2011 Indikator Derajat Kesehatan (1) 2007 2008 2009 2010 2011 (2) (3) (4) (5) (6) Angka Harapan Hidup 72,06 72,39 72,74 73,09 73,44 Sumber : Susenas, 2007-2011 Peningkatan angka harapan hidup Kabupaten Paser ini seiring dengan besarnya perhatian pemerintah daerah terhadap layanan kesehatan masyarakat, yaitu dengan telah diterbitkannya SK Bupati tentang pembebasan retribusi pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas se-kabupaten Paser dan terus digalakkannya program desa. Fenomena tersebut di atas menunjukkan bahwa biaya peningkatan derajat kesehatan di masyarakat masih menjadi beban pemerintah sepenuhnya. Pada saat alokasi anggaran kesehatan meningkat, biasanya akan diikuti pula oleh peningkatan AHH yang signifikan. Sedangkan jika alokasi belanja publik di bidang kesehatan pada APBD menurun, dengan sendirinya akan menekan secara langsung pemenuhan kebutuhan kesehatan di masyarakat, dan berimbas pada penurunan laju peningkatan AHH pada periode berikutnya. 4.3. Keluhan Kesehatan dan Angka Kesakitan Penduduk yang sehat cenderung memiliki kualitas fisik yang baik. Dengan fisik yang baik segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari akan berjalan dengan lancar baik bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga maupun melakukan aktivitas lainnya. Salah satu indikator yang dapat menggambarkan status kesehatan penduduk adalah angka keluhan kesehatan dan angka kesakitan. Angka keluhan kesehatan diukur dengan menggunakan pendekatan penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu, sedangkan angka kesakitan merupakan persentase penduduk yang mengalami gangguan kesehatan hingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Berdasarkan data Susenas dapat dilihat bahwa selama kurun waktu tahun 2009-2011, terjadi penurunan angka keluhan kesehatan dari 36,89 persen (tahun 2009) Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 15

4. Kesehatan dan Gizi menjadi 23,10 persen (tahun 2010) kemudian ditahun 2011 menjadi 19,37 persen. Turunnya angka keluhan kesehatan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama cuaca, kebersihan lingkungan atau pola hidup masyarakat (grafik 4.1). Dari jenis keluhan kesehatan yang paling banyak dialami penduduk Kabupaten Paser pada tahun 2011 adalah sakit batuk (8,99 persen), pilek (8,24 persen), panas (4,88 persen), dan sakit kepala berulang (4,15 persen). Adapun keluhan kesehatan selain yang sudah disebutkan tadi, persentasenya tidak begitu besar untuk masing-masing keluhan kesehatan. Grafik 4.1. Perkembangan Angka Keluhan Kesehatan dan Angka Kesakitan Penduduk di Kabupaten Paser, Tahun 2009-2011 40 35 30 25 20 15 10 5 0 36.89 22.92 23.1 19.37 9.78 2009 2010 2011 8.59 Angka Keluhan Kesehatan Angka Kesakitan Selain keluhan kesehatan juga ditampilkan perkembangan angka kesakitan. Angka kesakitan merupakan persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dan menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Angka kesakitan di Kabupaten Paser pada tahun 2009 sampai tahun 2011 juga mengalami penurunan, dari sebesar 22,92 persen di tahun 2009 menjadi 8,59 persen pada tahun 2011. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 16

4. Kesehatan dan Gizi Tabel 4.3. Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut Jenis Keluhan Di Kabupaten Paser, Tahun 2008-2011 Jenis Keluhan Kesehatan (1) 2008 2009 2010 2011 (2) (3) (4) (5) Panas 6,47 12,87 6,60 4,88 Batuk 8,56 17,56 11,49 8,99 Pilek 10,57 17,01 12,35 8,24 Asma/Sesak Napas Cepat 1,35 1,73 0,92 0,95 Diare/Buang Air 0,96 3,05 1,56 0,64 Sakit Kepala Berulang 3,79 11,90 5,42 4,15 Sakit Gigi 1,21 4,15 1,85 0,75 Lainnya 5,18 6,63 3,27 4,07 Sumber : Susenas, 2008-2011 Pada tabel 4.4 disajikan persentase penduduk yang menderita sakit yaitu penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan sampai mengakibatkan terganggunya pekerjaan, sekolah, atau kegiatan sehari-hari selama sebulan yang lalu menurut jumlah hari sakit. Persentase penduduk Kabupaten Paser yang paling dominan adalah yang mengalami sakit antara 0-3 hari yaitu sekitar 70,19 persen, kemudian disusul jumlah hari sakit antara 4 7 hari sekitar 20,30 persen. Tabel 4.4. Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Jumlah Hari Sakit, Tahun 2008-2011 Jumlah Hari Sakit 2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) 0-3 49,25 66,81 55,75 70,19 4-7 40,13 27,80 36,07 20,30 8-14 3,69 3,12 5,02 2,07 15-21 4,06 1,15 0,34 1,19 22-30 2,87 1,11 2,82 6,25 Sumber : Susenas, 2008-2011 Dalam upaya untuk terapi penyembuhan bagi penduduk Kabupaten Paser tahun 2011 yang mengalami gangguan kesehatan dan berusaha mengobati sendiri Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 17

4. Kesehatan dan Gizi yaitu sebanyak 59,61 persen. Bila dilihat menurut jenis kelaminnya maka laki-laki yang mengalami keluhan kesehatan dan berusaha untuk mengobati sendiri mempunyai persentase lebih besar yaitu 60,41 persen dibanding perempuan sebesar 58,89 persen. Apabila dibandingkan dengan tahun 2008, 2009 dan 2010 maka persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan usaha mengobati sendiri mengalami penurunan, dimana sebelumnya mencapai 70,87 persen (tahun 2008) dan 69,02 persen (tahun 2009) kemudian turun lagi menjadi 64,64 persen (tahun 2010). Grafik 4.2. Persentase Penduduk Yang mengalami Keluhan Kesehatan dan Usaha Mengobati Sendiri Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Paser, Tahun 2008-2011 80 70 60 70.11 71.6570.87 70.29 67.68 69.02 65.463.8864.64 60.41 58.89 59.61 50 40 30 Laki-laki Perempuan L+P 20 10 0 2008 2009 2010 2011 Penduduk yang mengalami keluhan kesehatan biasanya berusaha dengan berbagai cara untuk mengurangi bahkan menghilangkan keluhan tersebut. Secara umum dari tahun 2009 sampai tahun 2011, penduduk Kabupaten Paser lebih memilih untuk mengobati keluhan kesehatan mereka dengan obat modern. Di mana obat/cara pengobatan ini mengalami peningkatan dari 83,36 persen (tahun 2009) menjadi 91,48 persen (tahun 2010) naik lagi menjadi 92,81 persen (tahun 2011). Obat/cara pengobatan lainnya yang juga merupakan pilihan adalah obat tradisional dan pengobatan sendiri (lainnya), akan tetapi kedua cara ini kurang begitu diminati. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 18

4. Kesehatan dan Gizi Grafik 4.3. Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Usaha Mengobati Sendiri Menurut Jenis Obat/Cara Pengobatan Yang Digunakan di Kabupaten Paser, Tahun 2009-2011 100 80 83.36 91.48 92.81 60 40 20 0 26.9 21.58 14.01 5.91 5.48 2009 2010 2011 0.32 Tradisional Modern Lainnya 4.4. Penolong Kelahiran Data penolong kelahiran bayi dapat dijadikan salah satu indikator kesehatan terutama dalam hubungannya dengan tingkat kesehatan ibu dan anak serta pelayanan kesehatan secara umum. Keberadaan tenaga medis seperti dokter dan bidan yang ditunjang dengan sarana/peralatan yang memadai, akan sangat menolong pada saat proses kelahiran. Dokter dan bidan mempunyai pengetahuan yang memadai dalam proses kelahiran terutama pada saat di mana kelahiran mempunyai resiko kematian yang tinggi terhadap ibu dan anak. Sehingga diharapkan tingkat kematian ibu dan anak pada saat proses kelahiran dapat terus menurun. Seiring dengan pesatnya informasi, kesadaran masyarakat akan resiko persalinan pada ibu dan anak semakin meningkat. Berdasarkan data hasil Susenas tahun 2011 menunjukkan bahwa sebesar 81,49 persen proses kelahiran pertama di Kabupaten lebih banyak ditolong oleh tenaga medis, seperti dokter (21,09 persen) dan bidan (60,40 persen). Begitu pula dengan proses kelahiran terakhir yakni sebesar 82,83 persen dengan dokter sebesar 20,13 persen dan bidan sebesar 62,70 persen. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2010 yang sebesar 71, 25 persen untuk penolong kelahiran pertama dan 74,37 persen untuk penolong kelahiran terakhir. Hal yang menjadi perhatian adalah ternyata masih ada persalinan yang ditolong oleh dukun. Pada tahun 2011 masih ada sebanyak 17,47 persen proses kelahiran Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 19

4. Kesehatan dan Gizi pertama yang dibantu oleh dukun dan 16,14 persen untuk proses kelahiran terakhir, tetapi angka ini lebih rendah dari tahun 2010 yang sebesar 26,41 persen untuk kelahiran pertama dan 23,65 persen untuk kelahiran terakhir. Masih adanya masyarakat yang melakukan proses persalinan dengan dibantu oleh tenaga non medis dimungkinkan karena faktor budaya/kebiasaan masyarakat setempat, atau kurangnya akses menuju informasi bagaimana proses kelahiran yang aman dan akses pada fasilitas kesehatan yang ada. Tabel 4.5. Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan Pertama dan Terakhir Waktu Lahir Di Kabupaten Paser, Tahun 2009-2011 Penolong Kelahiran (1) 2009 2010 2011 Pertama Terakhir Pertama Terakhir Pertama Terakhir (2) (3) (4) (5) (6) (7) Dokter 13,54 17,03 12,67 13,03 21,09 20,13 Bidan 51,35 58,20 58,58 61,28 60,40 62,70 Tenaga Paramedis Lain 0,00 0,37 1,04 2,03 0,00 0,00 Dukun Bersalin 26,91 20,30 26,41 23,65 17,47 16,14 Famili/Keluarga 8,21 4,10 1,30 0,00 1,03 1,03 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Susenas, 2009-2011 4.5. Status Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator mengenai jumlah balita yang mengalami kekurangan gizi. Pada tahun 2011 di Kabupaten Paser terdapat 26 648 balita usia 1 sampai 4 tahun. Dari balita yang ada tersebut, 350 balita mengalami Kekurangan Energi Protein Total dan 66 balita mengalami Kekurangan Energi Protein Nyata. Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumya, angka ini mengalami penurunan drastis. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 20

4. Kesehatan dan Gizi Tabel 4.6. Status Gizi Balita Kabupaten Paser, Tahun 2006-2011 Tahun Jumlah Balita (1-4 tahun) Jumlah Balita Ditimbang Jumlah Balita Dengan KEP Total % KEP Nyata % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2011 26 648 10 416 350 3,36 66 0,63 2010 25 706 17 015 1 096 6,44 140 0,82 2009* - - - - - - 2008 25 387 5 178 894 17,27 177 3,42 2007* - - - - - - 2006 22 771 7 488 1 049 14,01 182 2,43 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, 2011 *) Data tidak tersedia 4.6. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Pemberian air susu ibu (ASI) merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi berumur 6 bulan ke bawah, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Selain itu bayi yang diberi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Pada umur 6-12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60 persen kebutuhan gizi bayi. Pemberian ASI pada anak-anak di Kabupaten Paser cukup tinggi, diketahui bahwa bayi yang disusui kurang dari 12 bulan hanya sebesar 27,33 persen, selebihnya bayi disusui hingga di atas 12 bulan. Pemberian ASI yang ideal adalah sampai anak berumur 24 bulan. Meskipun pemberian ASI setelah umur diatas 1 tahun hanya memenuhi 30 persen dari kebutuhan gizinya, namun pemberian ASI pada umur di atas 1 tahun masih dianjurkan karena masih bermanfaat bagi pertumbuhan anak. Di Kabupaten Paser, sebanyak 72,67 persen anak masih mendapatkan ASI pada umur 12-24 bulan. Tingkat kesadaran akan pentingnya ASI bagi anak harus terus di sampaikan kepada masyarakat di tengah gencarnya promosi akan susu formula. Terutama pemberian informasi kepada ibu-ibu yang kegiatan utamanya bekerja, karena di tengah Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 21

4. Kesehatan dan Gizi kesibukannya, ibu-ibu pekerja tersebut cenderung mempercayakan kebutuhan gizi anaknya dengan susu formula. Tabel 4.7. Persentase Bayi Yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Menyusui Di Kabupaten Paser, Tahun 2008-2011 Lama Menyusui (Bulan) 2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) 0-5 10,48 17,13 5,55 12,86 6-11 11,52 14,70 13,71 14,47 12-17 20,89 15,33 23,03 21,98 18-23 18,18 16,51 18,38 14,19 24+ 38,92 36,33 39,34 36,50 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Susenas, 2008-2011 4.6. Imunisasi Balita Imunisasi sangat penting dilakukan pada balita karena pada umur tersebut mereka masih sangat rentan terhadap penyakit. Imunisasi atau vaksinasi adalah memasukkan kuman atau racun penyakit tertentu yang sudah dilemahkan (vaksin) ke dalam tubuh dengan cara disuntik atau diminum (diteteskan dalam mulut), dengan maksud untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut. Dengan imunisasi yang lengkap dan makanan yang bergizi diharapkan akan terbentuk generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Dari hasil Susenas 2011 tercatat bahwa bahwa rata-rata balita yang ada di Kabupaten Paser sebagian besar pernah mendapatkan pelayanan imunisasi. Persentase balita yang pernah mendapat imunisasi BCG sebesar 91,61 persen, imunisasi DPT sebesar 90,50 persen, imunisasi polio sebesar 90,41 persen, imunisasi Campak/morbili sebesar 81,78 persen, dan imunisasi hepatitis B sebesar 89,69 persen (grafik 4.4). Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 22

4. Kesehatan dan Gizi Grafik 4.4. Persentase Balita Yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Jenis Imunisasi di Kabupaten Paser, Tahun 2010-2011 100 90 99.55 98.66 99.1 91.61 90.5 90.41 90.45 81.78 95.06 89.68 80 70 60 50 40 30 20 10 0 BCG DPT Polio Campak/ morbili Hepatitis B Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 23

5. Pendidikan BAB V PENDIDIKAN 5.1. Partisipasi Sekolah Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ditempuh melalui pelaksanaan berbagai program pendidikan dan keterampilan. Mereka yang mempunyai pendapatan tinggi memiliki kemungkinan/peluang lebih besar untuk memperoleh pendidikan yang tinggi. Sebaliknya, mereka yang mempunyai pendapatan rendah, kecil kemungkinannya untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Dengan demikian dari sudut sosial ekonomi, tingkat pendidikan seseorang merefleksikan tingkat kesejahteraannya. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, semakin baik kualitas sumber daya manusianya. Pada dasarnya pendidikan yang diupayakan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja tetapi juga masyarakat dan keluarga. Banyaknya penduduk yang mendapatkan pendidikan di sekolah merupakan indikator tersedianya tenaga terdidik atau sumber daya manusia terdidik yang tersedia saat ini. Besaran ini ditunjukkan oleh angka partisipasi sekolah penduduk yang berusia 10 tahun ke atas yang berasal dari hasil Susenas, diantaranya menyajikan persentase partisipasi bersekolah yang dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: penduduk yang tidak/belum pernah sekolah, masih sekolah, dan tidak bersekolah lagi. Pada tahun 2011 penduduk di Kabupaten Paser yang tidak/belum pernah sekolah mengalami penurunan bila dibanding dengan tahun 2010 dari 6,69 persen menjadi sekitar 4,15 persen dengan rincian 3,07 persen untuk laki-laki dan 5,36 persen untuk perempuan. Dari angka ini kita dapat melihat bahwa untuk perempuan persentasenya lebih besar daripada laki-laki, hal ini menunjukkan bahwa kesempatan anak perempuan untuk mengenyam pendidikan lebih kecil daripada anak laki-laki. Hal ini tentu terjadi karena sudah merupakan kebiasaan untuk mengutamakan pendidikan anak laki-laki daripada anak perempuan. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 24

5. Pendidikan Selanjutnya persentase penduduk yang masih sekolah di Kabupaten Paser untuk usia 10 tahun keatas sebesar 19,31 persen, yaitu 19,57 persen untuk laki-laki dan 19,03 persen untuk perempuan. Kemudian persentase penduduk yang tidak bersekolah lagi sebesar 76,53 persen, dengan rincian 77,37 persen untuk laki-laki dan 75,60 persen untuk perempuan. Tabel 5.1. Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas Menurut Partisipasi Sekolah Di Kabupaten Paser, Tahun 2008-2011 Partisipasi Sekolah 2008 2009 2010 2011 Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Tidak/Belum Pernah Sekolah 4,73 5,37 6,69 3,07 5,36 4,15 Masih Sekolah 19,56 21,29 18,39 19,57 19,03 19,31 Tidak Bersekolah lagi 75,71 73,34 74,93 77,37 75,60 76,53 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Susenas 2008-2011 5.2. Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Indikator lain yang juga dapat digunakan untuk menggambarkan kemajuan di bidang pendidikan adalah persentase penduduk yang menamatkan sekolah pada jenjang tertentu. Dari Tabel 5.2 menunjukkan bahwa selama empat tahun terakhir penduduk 10 tahun keatas di Kabupaten Paser sebagian besar masih berpendidikan tamat SD. Pada tahun 2011 penduduk Kabupaten Paser yang berumur 10 tahun keatas bila dilihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan, maka yang tamat SD/MI/Sederajat sebesar 32,20 persen, tamat SLTP Umum/Kejuruan/Sederajat sebesar 18,13 persen, tamat SLTA Umum/Kejuruan/Sederajat 19,13 persen dan tamat Diploma/Sarjana sebesar 6,66 persen. Serta masih ada penduduk 10 tahun keatas di Kabupaten Paser yang tidak/belum sekolah/belum punya ijazah SD sebesar 23,88 persen. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 25

5. Pendidikan Tabel 5.2. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan Yang Ditamatkan Di Kabupaten Paser, Tahun 2008-2011 Jenjang Pendidikan Yang Ditamatkan 2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) Tidak/ belum pernah sekolah/ tidak/ belum tamat SD 26,93 23,68 17,30 23,88 Tamat SD/Sederajat 32,14 33,99 36,20 32,20 Tamat SLTP Umum/Kejuruan/Sederajat Tamat SLTA Umum/Kejuruan/Sederajat 21,17 19,42 22,50 18,13 17,34 18,02 17,50 19,13 Diploma/Sarjana 2,41 4,89 6,50 6,66 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Susenas 2008-2011 5.3. Angka Melek Huruf (AMH) Salah satu kebutuhan dasar penduduk untuk berkomunikasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Dimana hal ini merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan penduduk dalam proses bermasyarakat, sehingga penduduk dapat berperan lebih aktif dalam pembangunan ekonomi yang berkesinambungan. Angka Melek Huruf diperoleh dengan membagi banyaknya penduduk usia 10 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis dengan seluruh penduduk usia 10 tahun keatas. Indikator ini menggambarkan mutu sumber daya manusia yang diukur dalam aspek pendidikan. Semakin tinggi nilai indikator ini semakin tinggi mutu sumber daya manusia suatu masyarakat. Selama kurun waktu empat tahun terakhir, penduduk usia 10 tahun keatas yang melek huruf di Kabupaten Paser mengalami peningkatan menjadi 96,83 persen. Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 26

5. Pendidikan Grafik 5.1. Persentase Penduduk 10 Tahun keatas Menurut Angka Melek Huruf dan Buta Huruf di Kabupaten Paser, Tahun 2008-2011 2011 3.17 96.83 2010 3.86 96.14 2009 3.62 96.38 2008 5.54 94.46 0 20 40 60 80 100 Buta Huruf Melek Huruf Tabel 5.3. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Kemampuan Membaca/Menulis Di Kabupaten Paser Tahun 2009-2011 Kemampuan Membaca/Menulis 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) Huruf Latin 60,45 61,97 45,93 Huruf Arab 0,50 2,18 0,85 Huruf Lainnya 0,12 0,06 0,04 Huruf Latin dan Arab 25,04 26,00 49,36 Huruf Latin, Arab dan Lainnya 6,31 4,72 0,26 Huruf Latin dan Lainnya 3,87 1,21 0,39 Huruf Arab dan Lainnya 0,08 0,00 0,00 Tidak bisa 3,62 3,86 3,17 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : Susenas 2009-2011 Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 27