|
|
- Ridwan Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3 INDIKATOR KESEJAHTERAAN WANITA 2014 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah Halaman : xiv + 31 halaman Naskah : BPS Kabupaten Rote Ndao Penyunting : BPS Kabupaten Rote Ndao Gambar Kulit : BPS Kabupaten Rote Ndao Diterbitkan Oleh : BPS Kabupaten Rote Ndao Dicetak oleh : Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
4 KATA PENGANTAR Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 merupakan publikasi edisi kedua yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Rote Ndao. Data yang disajikan dalam publikasi ini terutama berasal dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dan data dari instansi terkait. Publikasi ini dimaksudkan secara deskriptif untuk melihat keadaan sosial wanita di Kabupaten Rote Ndao. Informasi yang berwawasan gender bukan dimaksudkan untuk melihat perbedaan antara pria dan wanita, tetapi hanya sebagai pembanding. Hasil publikasi ini diharapkan dapat dipakai sebagai input yang berarti dalam perencanaan maupun evaluasi hasil pembangunan khususnya di bidang sosial wanita. Disadari pula bahwa publikasi ini belum sepenuhnya memuaskan karena terbatasnya bidang yang dicakup serta belum adanya ukuran kuantitatif yang baku dalam bidang sosial wanita. Untuk itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat Kami harapkan guna perbaikan isi publikasi ini di masa mendatang. Akhirnya, Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya publikasi ini. Baa, November 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Rote Ndao Ir. Suprih Handayani NIP Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page i
5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI.... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR PENJELASAN TEKNIS. 1. Pendahuluan 1 2. Kependudukan Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Distribusi dan Kepadatan Penduduk Penduduk Menurut Kelompok Umur Status Perkawinan Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jenis Kegiatan Utama Status Pekerjaan Utama Lapangan Pekerjaan Utama dan Pendidikan Pekerja 16 iii v vi vii x Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page iii
6 4. Pendidikan Tingkat Buta Huruf Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kesehatan dan Keluarga Berencana Kesehatan Wanita dan Balita Keluarga Berencana Formasi Keluarga Umur Perkawinan Pertama dan Anak yang Pernah Dilahirkan 29 Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page iv
7 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Tabel 2.2. Tabel 2.3. Tabel 4.1. Tabel 4.2. Tabel 5.1. Tabel 5.2. Tabel 5.2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun Distribusi Penduduk dan Kepadatannya per km 2 Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Kemampuan Membaca dan Menulis di Kabupaten Rote Ndao Tahun Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun Persentase Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir di Kabupaten Rote Ndao Tahun Persentase Lamanya Balita Diberi ASI Menurut di Kabupaten Rote Ndao Tahun Persentase Wanita Berumur Tahun yang Berstatus Kawin menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan di Kabuapaten Rote Ndao Tahun Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page v
8 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 3.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Grafik 3.2 Tingkat Kesempatan Kerja Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Grafik 3.3 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Grafik 3.5 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun Grafik Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun Grafik Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun Grafik Persentase Balita Berusia 2-4 Tahun menurut Pernah/Tidak Pernah Disusui dan Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao tahun Grafik Persentase Balita yang Pernah Diimunisasi Menurut Jenis Imunisasi di Kabupaten Rote Ndao tahun Grafik 6.1 Rata-rata Anak yang Pernah Dilahirkan Hidup dan Anak Masih Hidup per Wanita Berusia 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin di Kabupaten Rote Ndao Tahun Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page vi
9 Daftar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar 5.2 Gambar 6.1 Persentase Penduduk Laki-laki Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Perkawinan di Kabupaten Rote Ndao Tahun Persentase Penduduk Perempuan Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Perkawinan di Kabupaten Rote Ndao Tahun Persentase Penduduk Laki- Laki Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Rote Ndao Tahun Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Rote Ndao Tahun Persentase Wanita Berumur Tahun Menurut yang Berstatus Kawin Pernah Tidaknya Menggunakan Alat KB dikabupaten Rote Ndao Tahun Persentase Penduduk Wanita Pernah Kawin Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Umur Perkawinan Pertama(Tahun) di Kabupaten Rote Ndao tahun Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page vii
10 PENJELASAN TEKNIS A. UMUM Perkotaan (urban) adalah suatu karakteristik sosio ekonomi dari unit wilayah administratif terendah. Suatu wilayah dikatakan sebagai perkotaan jika memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, lapangan kegiatan ekonomi utama, dan ketersediaan fasilitas perkotaan. Dengan demikian daerah perkotaan tidak identik dengan kota, walaupun pada umumnya hampir semua desa/kelurahan di kota termasuk daerah perkotaan. Desa perkotaan biasanya disebut kelurahan dan dikepalai oleh lurah. Secara operasional penentuan daerah perkotaan dibuat dengan sistem skoring tertentu untuk berbagai macam ciri dan fasilitas/variabel perkotaan. B. KEPENDUDUKAN 1. Belum kawin, ialah mereka yang belum pernah melakukan perkawinan sah secara hukum (adat, agama, negara, dan sebagainya). 2. Kawin, ialah mereka yang berstatus kawin pada saat pencacahan baik tinggal bersama atau terpisah. Termasuk juga yang hidup bersama dan oleh masyarakat lingkungannya dianggap suami isteri. Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page x
11 3. Cerai mati, ialah mereka yang suami/isterinya telah meninggal dunia dan belum kawin lagi. 4. Cerai hidup, ialah mereka yang telah hidup terpisah sebagai suami isteri karena bercerai, termasuk mereka yang mengaku cerai walau belum sah secara hukum. 5. Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara banyaknya laki-laki dengan banyaknya wanita (biasanya dikalikan 100). C. KETENAGAKERJAAN 1. Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. 2. Bekerja, ialah bila melakukan kegiatan/pekerjaan paling sedikit 1 jam selama seminggu dengan maksud memperoleh pendapatan atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pekerja keluarga yang tidak dibayar termasuk kelompok penduduk yang bekerja sepanjang memenuhi persyaratan di atas. 3. Angkatan kerja, adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau mencari pekerjaan. 4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), ialah persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. 5. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK), adalah persentase angkatan kerja yang bekerja terhadap angkatan kerja. 6. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), ialah persentase angkatan kerja yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page xi
12 pekerjaan, dan mereka yang telah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja terhadap angkatan kerja seluruhnya. D. PENDIDIKAN 1. Dapat membaca dan menulis. Seseorang dikatakan dapat membaca dan menulis jika ia dapat membaca dan menulis surat/kalimat sederhana dengan suatu huruf. Orang cacat yang sebelumnya dapat membaca dan menulis, kemudian karena cacatnya tidak dapat membaca dan menulis digolongkan dapat membaca dan menulis. 2. Tidak punya ijasah/tidak/belum pernah bersekolah adalah mereka yang tidak/belum pernah bersekolah, termasuk mereka yang tamat/belum tamat sekolah taman kanak-kanak dan tidak melanjutkan ke SD. 3. Masih bersekolah adalah mereka yang sedang mengikuti pendidikan di pendidikan formal dan nonformal tingkat dasar, menengah, atau tinggi. 4. Tamat bersekolah adalah mereka yang telah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah dengan mendapat tanda tamat/ijasah. E. KESEHATAN/KELUARGA BERENCANA 1. Metode kontrasepsi adalah cara/alat pencegah kehamilan. 2. Peserta keluarga berencana adalah orang yang mempraktekkan salah satu metode kontrasepsi. Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page xii
13 F. FORMASI KELUARGA Kepala rumah tangga adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala dalam rumah tangga tersebut. Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page xiii
14 PENDAHULUAN
15 PENDAHULUAN Pada dasarnya tolak ukur dari berperan tidaknya wanita dalam pembangunan tidak hanya dilihat dari kontribusinya dalam bidang ekonomi. Secara normatif, pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan wanita yang tidak mempunyai nilai pasar, namun sangat penting fungsinya dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan orang lain untuk berproduksi dan menghasilkan pendapatan. Gejala ini tidak dapat diabaikan sebagai sumbangan yang berarti dalam pembangunan. Untuk menilai sejauh mana potensi dan peran wanita, diperlukan data yang berwawasan gender yang dapat merefleksikan kondisi wanita itu sendiri. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) menerbitkan publikasi Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao Sebagai instansi penyedia data, BPS belum seluruhnya mengolah data untuk keperluan di atas. Sejauh ini hanya beberapa survei dengan pendekatan rumah tangga khususnya Susenas yang telah diolah dan datanya sebagian besar ditampilkan dalam publikasi ini. Beberapa informasi baru yang berasal dari instansi/lembaga sektoral terkait juga ditambahkan, antara lain keterlibatan wanita dalam politik dan budaya. Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page 1
16 Ada beberapa dimensi sosial yang dirasa penting untuk dimasukkan dalam publikasi ini, yaitu : 1. Kependudukan, 4. Kesehatan dan Keluarga Berencana, 2. Ketenagakerjaan, 5. Formasi Keluarga, 3. Pendidikan, 6. Kriminalitas. Indikator yang disajikan berbentuk deskriptif dengan menggunakan ukuran statistik yang lazim digunakan seperti persentase dan rasio yang kesemuanya ditujukan untuk menjelaskan fenomena yang ada. Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page 2
17 KEPENDUDUKAN
18 KEPENDUDUKAN 2.1 Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Pada tahun 2014, rasio jenis kelamin di Rote Ndao sekitar 103,27 yang berarti bahwa pada setiap 100 orang penduduk wanita terdapat sekitar 103 sampai dengan 104 orang penduduk pria. Tabel 2.1. Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 No. Desa Laki-laki Perempuan Sex Rasio 1 Rote Barat Daya ,03 2 Rote Barat Laut ,50 3 Lobalain ,45 4 Rote Tengah ,11 5 Rote Selatan ,08 6 Pantai Baru ,19 7 Rote Timur ,42 8 Landu Leko ,27 9 Rote Barat ,09 10 Ndao Nuse ,94 Jumlah ,27 Sumber: Registrasi Penduduk 2014 Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page 3
19 2.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Tabel 2.2. memperlihatkan bahwa Kabupaten Rote Ndao pada tahun 2014 penduduk paling banyak menurut hasil registrasi ada di Kecamatan Lobalain dengan jumlah penduduk jiwa. Sedangkan penduduk paling kecil ada di Kecamatan Ndao Nuse yaitu Jiwa. Pada tahun 2014, dengan luas wilayah Kabupaten Rote Ndao sekitar 1.280,10 km 2 yang didiami oleh orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Rote Ndao sebanyak 103 orang per kilometer persegi. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Ndao Nuse yaitu sebesar 266 orang per kilometer persegi. Tabel 2.2. Distribusi Penduduk dan Kepadatannya per km 2 Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 Luas Kepadatan Penduduk Kecamatan Wilayah Penduduk (orang) (km2) per km2 (1) (2) (3) (4) Rote Barat Daya , Rote Barat Laut ,4 150 Lobalain ,7 180 Rote Tengah ,5 51 Rote Selatan ,38 78 Pantai Baru ,18 79 Rote Timur , Landu Leko ,06 27 Rote Barat ,28 68 Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page 4
20 Ndao Nuse , Jumlah ,1 103 Sumber: Registrasi Penduduk Penduduk Menurut Kelompok Umur Tabel 2.3. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) ,30 11, ,48 13, ,05 12, ,79 6, ,90 6, ,97 7, ,81 9, ,55 5, ,23 5, ,51 4, ,36 4, ,32 3, ,73 1, ,01 7,52 Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page 5
21 Diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2013 Pada tabel di atas, penduduk dibedakan menurut kelompok umur produktif (15-64 tahun) dan kelompok umur tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun atau lebih). Pada tahun 2014, persentase penduduk wanita yang produktif lebih sedikit dibandingkan penduduk laki-laki. Sementara itu untuk kelompok umur 0 9 tahun oenduduk lakilaki juga mempunyai persentase yang lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan. Namun demikian struktur penduduk dengan pada kelompok umur 65+ tahun pnduduk wanita lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. 2.4 Status Perkawinan Belum banyak diteliti apakah wanita yang tidak terikat dalam status perkawinan lebih aktif berpartisipasi dalam pembangunan dibandingkan wanita yang kawin, sebab di samping kesempatan, banyak faktor lain yang memengaruhi aktifitas seseorang. Ada pendapat bahwa antara variabel umur dan status perkawinan sebetulnya ada keterkaitan dengan peranan wanita dalam angkatan kerja. Wanita yang belum terikat dalam perkawinan mempunyai pola kerja dengan waktu penuh, berkelanjutan, dan lebih stabil. Peri kehidupan wanita yang memasuki perkawinan sedikit banyak tergantung pada persepsi dan keputusan suami termasuk juga kondisi sosial ekonomi Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page 6
22 pasangannya. Gambar berikut menggambarkan penduduk Kabupaten Rote Ndao dalam status perkawinan. Gambar Persentase Penduduk Laki-laki Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Perkawinan di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 Diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2014 Gambar menunjukkan bahwa pada tahun 2014, lakilaki berusia 10 tahun ke atas yang sudah terikat dalam perkawinan sebesar 60,37 persen yang terdiri dari 54,80 persen yang masih memiliki pasangan, 1,42 persen yang cerai hidup dan 4,16 persen yang cerai hidup. Persentase pria yang belum kawin sebesar 39,63 persen. Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page 7
23 Gambar Persentase Penduduk Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Perkawinan di Kabupaten Rote Ndao 2014 Diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2013 Gambar menunjukkan bahwa hampir sebagian besar penduduk wanita di Rote Ndao berstatus menikah/pernah menikah dengan persentase sebesar 66,26 persen yang terdiri dari 56,48 persen masih kawin, 1,38 persen cerai hidup, dan 8,40 persen cerai mati. Sedangkan persentase perempuan yang belum kawin ada sebesarr 33,74 persen Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page 8
24 ANGKATAN KERJA
25 ANGKATAN KERJA Masalah ketenagakerjaan masih merupakan topik utama dalam analisis peran wanita. Hal yang masih merupakan dilema wanita dalam menjalankan peran ekonomi adalah bahwa masih adanya issue diskriminatif yang dikaitkan dengan wanita dalam angkatan kerja. Di lain pihak wanita kini dituntut untuk tidak hanya mampu menjalankan tugas reproduktif, tetapi juga produktif. Partisipasi wanita dalam angkatan kerja juga dipengaruhi faktor-faktor seperti golongan umur, tingkat pendidikan, status perkawinan, dan perkembangan kesempatan kerja/ekonomi. 3.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengindikasikan besarnya penduduk usia produktif yang aktif secara ekonomi di suatu negara atau wilayah. TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas). Indikator ini menunjukan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barangbarang dan jasa dalam suatu perekonomian. Grafik 3.1 berikut menggambarkan bahwa TPAK penduduk perempan pada tahun 2014 lebih kecil daripada TPAK penduduk Laki-laki (TPAK Perempuan = Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 9
26 65,88 dan TPAK pria = 81,22). TPAK penduduk laki-laki mengalami penurunan sampai dengan tahun Sedangkan TPAK penduduk perempuan mengalami kenaikan dari 54,35 persen ditahun 2010 menjadi 65,88 persen ditahun Grafik 3.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun Diolah dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2014 Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 10
27 3.2 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) adalah peluang seorang penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk bekerja. TKK menggambarkan kesempatan seseorang untuk terserap pada pasar kerja. Ndao Diolah dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2014 Tabel 3.2 menunjukkan bahwa pada tahun , TKK penduduk pria lebih tinggi daripada penduduk wanita. Pada tahun 2014 TKK penduduk wanita di Rote Ndao mengalami penurunan sebesar 2,44 persen, dan TKK penduduk laki-laki mengalami Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 11
28 penurunan sebesar 2,38 persen bila dibanding tahun Pada tahun 2014 TKK penduduk laki-laki sebesar 95,83 persen dan TKK penduduk wanita sebesar 94,15 persen. Secara keseluruhan pada tahun 2014 TKK di Kabupaten Rote Ndao sebesar 95,11 persen. Penduduk di Rote Ndao yang bekerja di sektor primer(pertanian) sebesar 72,03 persen sisanya sebesar 13,63 persen bekerja di sektor sekunder dan 14,33 persen bekerja di sektor tersier. 3.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan, baik dengan cara melamar langsung maupun melalui relasi atau cara lain dikategorikan sebagai penganggur terbuka. Termasuk di sini mereka yang tidak bekerja tetapi sedang menunggu jawaban atas lamarannya. Pensiunan atau orang cacat yang tidak mencari pekerjaan tidak dikategorikan sebagai penganggur terbuka. Proporsi (persentase) mereka yang mencari pekerjaan, mereka yang sedang mempersiapkan usaha, mereka yang merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, dan mereka yang telah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja terhadap angkatan kerja disebut pengangguran terbuka. Tingkat pengangguran terbuka diperoleh dari jumlah pengangguran dibagi jumlah angkatan kerja. Berdasarkan diagram 3.3 dapat dilihat bahwa Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Rote Ndao secara keseluruhan adalah 4,89 persen. Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 12
29 Grafik 3.3 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 Diolah dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Jenis Kegiatan Utama Pada gambar menunjukkan kegiatan utama sebagian besar penduduk laki-laki di Rote Ndao adalah bekerja. Penduduk laki-laki yang berusia 15 tahun ke atas yang masih sekolah sebesar 10,20 persen. Persentase penduduk laki-laki usia 15 tahun ke atas yang tidak bekerja hanya sebesar 3,54 persen, dan sebesar 0,84 persen menunjukkan penduduk laki-laki yang mengurus rumah tangga. Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 13
30 Gambar Persentase Penduduk Laki-laki Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Rote Ndao 2014 Diolah dari Survei Sosial Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2014 Pada gambar menunjukkan kegiatan utama sebagian besar penduduk wanita di Rote Ndao adalah bekerja. Persentase penduduk wanita yang bekerja masih lebih rendah bila dibanding dengan penduduk laki-laki. Penduduk wanita yang berusia 15 tahun ke atas yang masih sekolah sebesar 12,02 persen. Persentase penduduk wanita usia 15 tahun ke atas yang tidak bekerja hanya sebesar 4,49 persen, dan sebesar 17,61 persen menunjukkan penduduk wanita yang mengurus rumah tangga. Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 14
31 Gambar Persentase Penduduk Wanita Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Rote Ndao 2014 Diolah dari Survei Sosial Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Status Pekerjaan Utama Pada grafik 3.5 dapat terlihat bahwa jumlah penduduk lakilaki yang status pekerjaan utamanya berusaha sendiri sebesar 20,46% dan wanita sebesar 8,36% dari total penduduk yang bekerja di kabupaten Rote Ndao. Dari grafik tersebut juga memperlihatkan bahwa pekerja bebas di sektor pertanian didominasi oleh pekerja wanita dengan persentase 2,57 persen sedangkan 1,90 persen laki-laki dari total penduduk yang bekerja di kabupaten Rote Ndao. Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 15
32 Grafik 3.5. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 Diolah dari Survei Sosial Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Lapangan Pekerjaan Utama dan Pendidikan Pekerja Perekonomian Rote Ndao sebagian besar ditopang dari sektor primer. Secara keseluruhan baik laki-laki maupun wanita, penduduk yang bekerja di sektor primer yang meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan sebesar 72,03 persen dan sisanya bergerak di sektor sekunder dan sektor tersier. Sektor primer ini didominasi oleh pekerja laki-laki yaitu sebesar 63,19 persen, sisanya 36,81 persen wanita bekerja di sektor ini. Lain halnya dengan sektor Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 16
33 primer, sektor sekunder didominasi oleh penduduk wanita. Tercatat sebesar 72,07 persen persen penduduk wanita yang bekerja pada sektor sekunder ini yang meliputi sektor pertambangan, industri pengolahan, listrik dan air minum, bangunan. Untuk sektor tersier, penduduk laki-laki memiliki persentase 19,80 lebih banyak daripada penduduk wanita. Grafik Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao 2014 Diolah dari Survei Sosial Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2014 Keterangan : Primer = Sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, Perikanan Sekunder = Sektor Pertambangan, Industri Pengolahan, Listrik & Air Minum, Bangunan Tersier = Sektor Perdagangan, Angkutan, Keuangan, Jasa Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 17
34 Grafik Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 Diolah dari Survei Sosial Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2014 Secara keseluruhan sebanyak 36,37 persen penduduk Rote Ndao yang bekerja baik di sektor primer, sekunder maupun tersier memiliki pendidikan SD. Ada sebanyak 53,50 persen penduduk lakilaki berpendidikan SD yang bekerja,sisanya sebanyak 46,50 persen penduduk wanita berpendidikan SD yang bekerja. Pekerja yang berpendidikan SMA/SMK sebesar 12,71 persen. Untuk pekerja yang berpendidikan SMA keatas secara total ada sekitar 3,32 persen saja. Penduduk yang bekerja dengan pendidikan diatas SMA/SMK itu Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 18
35 diantaranya Diploma I/II ada 0,41 persen, Diploma III ada 0,20 persen, Diploma IV/Sarjana 3,32 persen, dan S2/S3 ada 0,04 persen. Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 19
36 PENDIDIKAN
37 PENDIDIKAN Peningkatan potensi dan peran wanita akan berhasil baik apabila disertai dengan program peningkatan pendidikannya. Pendidikan berperan sebagai mekanisme utama untuk meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia. Hal tersebut merupakan syarat untuk mewujudkan potensi modal yang produktif dan berperan sebagai alat yang efektif untuk merasionalkan sikap dan menanamkan pengetahuan dan keterampilan. Berkaitan dengan hal di atas, beberapa indikator pendidikan seperti angka buta huruf, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, tingkat partisipasi sekolah akan disajikan dalam bab ini. 4.1 Tingkat Buta Huruf Tingkat buta huruf merupakan salah satu indikator yang penting untuk melihat kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Penduduk yang melek huruf merupakan syarat minimal untuk dapat berperan secara maksimal dalam membina keluarga dan menjalankan kehidupan sosial. Tabel 4.1. menggambarkan persentase penduduk yang buta huruf di Kabupaten Rote Ndao pada tahun 2014 untuk penduduk berumur Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page 20
38 10 tahun ke atas yaitu sebesar 7,30 persen. Persentase penduduk wanita yang buta huruf adalah sebesar 7,04 persen, sedangkan untuk penduduk laki-laki adalah sebesar 7,50 persen. Tabel 4.1. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Kemampuan Membaca dan Menulis di Kab.Rote Ndao Tahun 2014 Kemampuan Membaca dan Menulis Laki- Laki Perempuan Laki-laki + Perempuan Dapat membaca dan Menulis 92,45 92,96 92,70 - Huruf Latin 88,51 87,45 87,99 - Huruf Arab 3,32 3,08 3,20 - Huruf Lainnya 5,62 7,30 6,45 Buta Huruf 7,55 7,04 7,30 100,00 100,00 100,00 Diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Indikator pokok dari kualitas pendidikan formal seseorang adalah tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Tabel 4.2. menjelaskan bahwa pada tahun 2014, persentase penduduk wanita berusia 10 tahun ke atas di Kabupaten Rote Ndao yang berpendidikan maksimal tamat di jenjang pendidikan SMP atau sederajat lebih tinggi daripada persentase penduduk pria. Sedangkan yang tamat SMA/MA/Paket C ke atas adalah sebaliknya. Untuk pendidikan SMK yang ditamatkan laki-laki adalah 0,75 persen dan wanita 1,91 persen. Persentase yang tamat Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page 21
39 SD atau sederajat masing-masing sebesar 34,65 persen untuk wanita dan 31,16 persen untuk pria. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao 2014 Pendidikan yang ditamatkan Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan (1) (2) (3) (4) Tidak Mempunyai Ijazah 34,31 31,90 33,13 SD/MI/Paket A 31,16 34,65 32,87 SMP/MTs/Paket B 11,19 15,21 13,16 SMA/MA/Paket C 19,50 13,00 16,31 SMK 0,75 1,91 1,32 Diploma I/II 0,33 0,55 0,44 Akademi/Diploma III 0,76 0,32 0,54 S1/DIV+ 2,01 2,45 2,23 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2014 Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2014 Page 22
40 KESEHATAN & KELUARGA BERENCANA
41 KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA 5.1 Kesehatan Wanita dan Balita Dalam pembangunan di bidang kesehatan, wanita mempunyai arti penting dalam kedudukannya baik sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun sebagai ibu yang berperan meningkatkan kesejahteraan keluarga termasuk di dalamnya kesehatan, gizi balita, dan keluarga berencana. Dalam sistem sosial budaya masyarakat, pola kesehatan wanita berkaitan langsung dengan kesehatan keluarga. Kesehatan balita tidak saja dipengaruhi oleh kesehatan ibu, tetapi juga oleh faktor lain diantaranya penolong kelahiran. Secara keseluruhan, umumnya wanita di Kabupaten Rote Ndao selama empat tahun terakhir sampai pada tahun 2014 memanfaatkan jasa dukun bayi sebagai penolong persalinan (lihat Tabel 5.1.1). Jasa lain yang sedikit lebih besar dimanfaatkan adalah bidan (39,49 persen) serta famili dan lainnya (11,46 persen). Tenaga dokter sebagai penolong persalinan yang paling baik hanya sedikit dimanfaatkan (7,16 persen). Banyak hal sebagai penyebab kondisi ini antara lain kurangnya tenaga medis, kurangnya fasilitas kesehatan, dan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan masyarakat. Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 23
42 Kesehatan balita juga ditentukan oleh kesiapan wanita dalam mengasuh bayinya seperti menyusui, memeriksa kesehatan bayi dan imunisasi. Asi merupakan makanan terbaik bagi bayi. SecaraPendapat bahwa ada kecenderungan wanita sekarang enggan menyusui bayinya ternyata belum terbukti. Hal ini dijelaskan dalam Grafik dimana persentase balita wanita berusia 2-4 tahun yang pernah disusui di Kabupaten Rote Ndao pada tahun 2013 sebesar 26,26 persen dan balita laki-laki berusia 2-4 tahun sebesar 51,69 persen. ASI dengan kandungan zat-zat pentingnya akan lebih bermanfaat bagi kesehatan bayi bila diberikan dalam jangka waktu tertentu. Tabel 5.1 Persentase Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir di Kabupaten Rote Ndao Tahun Tenaga Famili Dukun Tahun Dokter Bidan Medis dan Jumlah Bersalin Lainnya Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ,64 35,08 0,17 41,86 14, ,92 32,92 0,83 46,25 17, ,67 35,73 0,31 40,82 16, ,16 39,49 0,30 41,60 11, ,22 48,53 1,30 37,65 9, Diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2014 Pemberian jenis makanan yang sehat dan sesuai bagi pertumbuhan bayi merupakan bagian dari tugas penting wanita (ibu) dalam perbaikan gizi dan kesehatan balita. Banyaknya balita berstatus gizi baik dapat menggambarkan berbagai hal diantaranya Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 24
43 keterampilan ibu dalam merawat bayinya secara benar. Studi menunjukkan bahwa memberikan ASI selama dua tahun adalah sangat penting dalam kehidupan setiap anak. Hal itu untuk meningkatkan efektivitas sistem kekebalan tubuh dan memiliki ketahanan terhadap berbagai penyakit, serta memberikan kemampuan lebih besar untuk berinovasi dan meningkatkan kecerdasan. Persentase bayi laki-laki yang disusui sampai dengan umur 24 bulan (2 Tahun) ada sebesar 15,83 persen, sedangkan bayi perempuan yang disusui sampai dengan usia 24 bulan (2 Tahun) ada 22,01 persen. Grafik Persentase Anak Usia 2 4 tahun yang Pernah Disusui Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Rote Ndao tahun 2014 Diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2014 Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 25
44 Grafik Persentase Lamanya Balita Diberi ASI Menurut di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 Lamanya diberi ASI Wilayah (Bulan) (1) (2) Perkotaan 19,81 Perdesaan 17,45 Total 17,5 Diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2014 Pada tahun 2014 rata-rata lamanya pemberian ASI ditingkat perkotaan lebih besar daripada tingkat perdesaan. Pemberian ASI di Wilayah Perkotaan rata-rata diberi ASI selama 19,81 bulan, dan di perdesaan adalah 17,45 bulan. Pada saat awal kelahiran, bayi memang akan mendapat kekebalan atau perlindungan alami dari ibunya. Kekebalan alami bayi ini di dapat saat dilakukan proses inisiasi dini. Namun, kekebalan atau perlindungan alami ini hanya bersifat sementara dan hanya berlaku terhadap suatu jenis penyakit tertentu karena ibu bayi memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut. Antibodi ini tidak akan bertahan lama, maka bayi rentan terkena berbagai penyakit, oleh karena itu disinilah fungsi imunisasi untuk meneruskan kekebalan alami kepada bayi yang telah diberikan oleh ibunya. Grafik menunjukkan balita secara umum sudah diatas 50 persen. Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 26
45 Grafik Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Jenis Imunisas di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 Diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Keluarga Berencana Program keluarga berencana yang telah dikembangkan secara luas dimaksudkan antara lain untuk menekan angka kelahiran. Di Kabupaten Rote Ndao, pada tahun 2014, dari wanita berstatus kawin usia tahun sebesar 44,97 persen sedang menggunakan alat kontrasepsi, sedangkan wanita yang tidak menggunakan KB sebesar 55,03 persen. Dari 47,55 persen wanita tersebut di atas, sebagian besar menggunakan suntik KB sebagai alat kontrasepsinya, yaitu sebesar 44,24 persen (lihat Tabel 5.2). Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 27
46 Gambar 5.2. Persentase Penduduk Wanita Berumur Tahun yang berstatus Kawin Pernah Tidaknya Menggunakan Alat KB di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 Diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2014 Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 28
47 Tabel 5.2. Persentase Wanita Berumur Tahun yang Berstatus Kawin menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2014 MOW/tubektomi MOP/vasektomi AKDR/IUD/spiral Suntikan KB Jenis KB Jumlah (1) (2) Susuk KB/norplan/implanon/alwalit Pil KB Kondom/karet KB Intervag/tisue Kondom wanita Cara tradisional 2,19 0,83 2,43 44,24 42,51 5, ,86 Diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2014 Indikator Sosial Wanita Kabupaten Rote Ndao 2013 Page 29
48
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /
Katalog BPS : 4103.5371 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G 2 0 0 5 / 2 0 0 6 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2005/2006 No. Publikasi : 5371.0612
Lebih terperinci(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber
I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan
Lebih terperinciBoleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya
INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan
Lebih terperincihttps://rotendaokab.bps.go.id
KATA PENGANTAR Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 disusun guna memenuhi kebutuhan pengguna data statistik khususnya data statistik sosial. Oleh karena itu BPS Kabupaten
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014
12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 29/05/32/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 Angkatan kerja pada Februari 2017 sebanyak 22,64 juta orang, naik sekitar 0,46 juta orang
Lebih terperinciSTATISTIK GENDER 2011
STATISTIK GENDER 211 STATISTIK GENDER 211 ISBN: 978-979 - 64-46 - 9 No. Publikasi: 421.111 Katalog BPS: 21412 Ukuran Buku: 19 cm x 11 cm Naskah: Sub Direktorat Statistik Rumah tangga Gambar Kulit: Sub
Lebih terperinciPEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013
PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 ISBN: 978-979 - 064-666 - 7 No. Publikasi: 04210.1310 Katalog BPS: 2104010 Ukuran Buku: 11 cm x 19 cm Jumlah Halaman: vii + 48 Naskah: Subdirektorat Statistik
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008
Katalog BPS : 4103.3375 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 Kerjasama BAPPEDA KOTA PEKALONGAN Dengan BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN
Lebih terperinciKeadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat
Keadaan Ketenagakerjaan No. 69/11/76/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Di Provinsi Sulawesi Barat : Tingkat Pengangguran Terbuka di Sulawesi Barat
Lebih terperinciPROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013
i PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013 ii KATA PENGANTAR Profil Kesejahteraan Rakyat Kota Palangka Raya Tahun 2013 ini adalah merupakan publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat
Lebih terperinciKetenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Katalog BPS : 2301003.34 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Statistik BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016
No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59
Lebih terperinciKABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK
Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT
Lebih terperinciNo. Katalog :
No. Katalog : 23303003.3375 No. Katalog: 2303003.3375 PROFIL KETENAGAKERJAAN KOTA PEKALONGAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN PROFIL KETENAGAKERJAAN KOTA PEKALONGAN 2014 ISSN : - Nomor Publikasi
Lebih terperinciKatalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR
Katalog BPS : 4103.7371 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR KATA PENGANTAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Makassar 2015 disusun sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67
RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciKERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG
KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN
Lebih terperincipareparekota.bps.go.id
INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE TAHUN 2015 ISSN : 2460-2450 Nomor Publikasi : 73720.1503 Katalog BPS : 4102004.7372 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 87 Naskah : Seksi Statistik Sosial BPS Kota
Lebih terperinciPublikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat
Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat gambaran umum tentang keadaan kesejahteraan di Kabupaten
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN
Lebih terperinciINIJIKATDR RAKYAT. ~~QI!i. l~e~ejaht&raan. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan
INIJIKATDR l~e~ejaht&raan RAKYAT ~~QI!i Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN 2015
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014
No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 1,97% Angkatan kerja NTT pada Februari 2014 mencapai 2.383.116 orang, bertambah
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Keadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Tenggara Agustus 2017 No. 63/11/Th. XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Provinsi Sulawesi Tenggara Keadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Tenggara Agustus 2017 Agustus
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciKatalog :
Katalog : 4102004.7372 KATA PENGANTAR Penyusunan buku Indikator Sosial Kota Parepare 2013 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tingkat kesejahteraan yang telah dicapai di Kota Parepare, dan sebagai
Lebih terperinciIndikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013
Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 INDIKATOR SOSIAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 Jumlah Halaman : ix + 77 halaman Naskah : BPS Kabupaten Pulau Morotai Diterbitkan Oleh : BAPPEDA Kabupaten Pulau
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015
No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah
Lebih terperinciNo. 03/05/81/Th.XVIII, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU 2017 Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Maluku pada Februari 2017 mencapai 769.108 orang, bertambah sebanyak 35.771 orang dibanding angkatan
Lebih terperincihttps://rotendaokab.bps.go.id
STATISTIK DAERAH KECAMATAN LANDU LEKO 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN LANDU LEKO 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1620 Katalog BPS : 1101002.5314061 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv + 9
Lebih terperincihttps://rotendaokab.bps.go.id
STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE TENGAH 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE TENGAH 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1616 Katalog BPS : 1101002.5314040 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv +
Lebih terperinciKONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015
BPS KABUPATEN SEKADAU No.06/11/6109/Th. II, 17 November 2016 KONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2015 SEBESAR 2,97 PERSEN Persentase angkatan
Lebih terperinciKata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau
Kata pengantar Publikasi Statistik Sosial Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 merupakan publikasi yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan Indeks Demokrasi Indonesia
Lebih terperinciIndikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar
KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2014 Oleh : Muhammad Fajar KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas perstatistikan di
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 No. 62/11/13/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka
Lebih terperinciIndikator Kesejahteraan Rakyat 2014
Kabupaten Pinrang 1 Kabupaten Pinrang 2 Kata Pengantar I ndikator Kesejahteraan Rakyat (Inkesra) Kabupaten Pinrang tahun 2013 memuat berbagai indikator antara lain: indikator Kependudukan, Keluarga Berencana,
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 No. Publikasi : 5371.1012 Katalog BPS : 4103.5371 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman : 122 Halaman
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No.51/11/31/Th. XIV, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS Jumlah angkatan kerja di Provinsi DKI Jakarta pada mencapai 5,37 juta orang, bertambah 224,74 ribu
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017
Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi DKI Jakarta No. 55/11/31/Th. XIX, 6 November 2017 PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Tingkat P Terbuka (TPT) sebesar 7,14
Lebih terperinciKeadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku Utara sebesar 5,33 persen. Angkatan kerja pada Agustus
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 28/05/32/Th. XVIII,4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,57 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017
KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No.29 /05/17/XI, 5 Mei 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,81 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Februari 2017 sebanyak
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
No. 53/11/14/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Riau Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN 2012 Ukuran buku : 21 cm x 29,7 cm Jumlah halaman : 60 + ix halaman Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Penyunting : Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR 1. Penyebaran Penduduk Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi oleh pemerintah pusat dan daerah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat saat ini adalah masih tingginya angka kemiskinan dan
Lebih terperinciKONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010
ISSN 2087-7633 KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010 KERJASAMA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017
No. 34/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2017 mencapai 2.469.104 orang, bertambah 86.638 orang dibanding
Lebih terperinciKATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017
KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 Nomor ISBN : 979-599-884-6 Nomor Publikasi : 52085.11.08 Ukuran Buku : 18.2 x 25.7cm Jumlah Halaman : 50 Halaman Naskah : Dinas Komunikais
Lebih terperincimadiunkota.bps.go.id
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Madiun Tahun 2015 Nomor Publikasi : 35770.1610 Katalog BPS : 3101001.3577 Naskah oleh : Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit oleh : Seksi Statistik Sosial Diterbitkan
Lebih terperinciIndikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual
Katalog BPS : 4102004.8172 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MALUKU TENGGARA Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual Tahun 2012 ISSN : 0216.4769 Katalog BPS
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016
No. 06/11/53/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,25 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2016 mencapai
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 31/05/21/Th. VI, 5 Mei 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2011 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEBESAR 7,04 PERSEN Jumlah
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016
No. 34/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2016 mencapai 2.382.466 orang, bertambah sebanyak 10.451 orang dibanding
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017
No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 30/05/82/Th XVI, 05 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 557,1 ribu orang bertambah 32,6 ribu orang dibanding
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015
No. 60/11/14/Th. XVI, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,83 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2015 mencapai
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 No. 64/11/32/Th. XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Agustus 2017 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Lebih terperincihttps://rotendaokab.bps.go.id
STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE BARAT DAYA 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE BARAT DAYA 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1613 Katalog BPS : 1101002.5314010 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman
Lebih terperincihttps://rotendaokab.bps.go.id
STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE SELATAN 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1617 Katalog BPS : 1101002.5314041 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015
No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei No. 67/11/82/Th XIV, 05 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS : Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (penduduk usia kerja) mencapai 773,18 ribu orang. Naik
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016
No.62/11/ 63/Th XX/07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,08 juta orang atau terjadi penambahan sebesar 91,13 ribu orang dibanding Agustus
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015
No. 36/05/51/Th. IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2015 mencapai 2.458.784 orang, bertambah sebanyak 142.026 orang
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA TANGERANG SELATAN 2 0 1 4 ISSN : 2089-4619 Katalog BPS : 4102004.3674 Ukuran Buku : 25 cm x 17,6 cm Jumlah Halaman : x + 76 Halaman / pages Naskah: Badan Pusat Statistik
Lebih terperincihttps://rotendaokab.bps.go.id
STATISTIK DAERAH KECAMATAN PANTAI BARU 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PANTAI BARU 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1618 Katalog BPS : 1101002.5314050 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv +
Lebih terperinciSTATISTIK KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI 2014 ISSN : 2355-2964 Katalog BPS : 2301104.51 Nomor Publikasi : 51521.1502 Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm Jumlah Halaman : xi + 75 halaman Naskah : BPS Provinsi
Lebih terperinciBAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 25/05/32/Th. XVI, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,66 PERSEN Tingkat partisipasi angkatan kerja
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016
No.75/11/52/Th. X, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,94 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2016 mencapai
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015
No. 06/11/53/Th. XV, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,83 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2015 mencapai
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016
No. 76/11/51/Th. X, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Agustus 2016 mencapai 2.463.039 orang, bertambah sebanyak 80.573 orang
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2015
No. 78/11/51/Th. IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2015 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Agustus 2015 mencapai 2.372.015 orang, bertambah sebanyak 55.257 orang
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN
No. 68 /11/17/Th IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Agustus 2015
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 67/11/32/Th. XVII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015 Agustus 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,72 PERSEN Jawa Barat mengalami penurunan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. iii. Alfatah Sibua, S.Ag, M.Hum. Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2015
KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas kehendaknya Publikasi tahunan Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2015 dapat diselesaikan dengan baik. Publikasi ini mencakup informasi
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2014
No. 06/11/53/Th. XV, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,26% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2014 mencapai 3,26
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013
No.29/05/63/Th XVII/06 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2013 sebesar 1.937.493 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,65
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BONTANG KOTA BONTANG
KATALOG BPS : 4013.6474 2012 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BONTANG KOTA BONTANG Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Bontang Badan Pusat Statistik Kota Bontang INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 AGUSTUS 2017 TINGKAT PENGANGGUR- AN TERBUKA SEBESAR 4,33 PERSEN Penduduk yang bekerja pada Agustus 2017 berkurang
Lebih terperinciDATA TERPILAH DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DATA TERPILAH DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN DISAMPAIKAN OLEH: ASISTEN DEPUTI INFORMASI GENDER DALAM PERTEMUAN KOORDINASI DAN
Lebih terperinciData Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012
Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 merupakan publikasi perdana yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan indikator keuangan
Lebih terperinciKETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
No. 36/05/19 Th XIII, 5 Mei 2015 KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Jumlah angkatan kerja Februari 2015 mencapai 691.928 orang, bertambah sebanyak 51.028 orang dibanding jumlah angkatan
Lebih terperinciKatalog BPS
Katalog BPS 1403.8271.012 Kecamatan Pulau Batang Dua Dalam Angka 2012 PULAU BATANG DUA DALAM ANGKA 2012 Nomor Katalog : 1403.8271.012 Nomor Publikasi : 8271.000 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016
No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 No. 65/11/82/Th XV, 07 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 524,5 ribu orang bertambah 10,9 ribu orang
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016
BPS PROVINSI SULAWESI BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS No. 69/11/76/Th.X, 7 November AGUSTUS : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 3,33 PERSEN Penduduk usia kerja di Sulawesi Barat
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG 2 0 1 3 ISSN: 2085-6016 Katalog BPS : 4101002.3601 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 86 + xiii Halaman Naskah: Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit:
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 28/05/16/Th. XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi
Lebih terperinciPenduduk: Usia: Status Perkawinan: Anak Lahir Hidup:
Penduduk: Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
Lebih terperinciStatistik Daerah Kabupaten Bintan
Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN PESISIR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1421 Katalog BPS : 1101001.2102.063 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 64/11/32/Th.XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,89 PERSEN Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan
Lebih terperinciSTATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015
No. 16/07/33/16/Th.I, 16 Juli 2017 STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 Pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif yaitu berumur 16-30 tahun. Jumlah pemuda di Kabupaten Blora adalah 167.881 jiwa atau
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016
No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2016 mencapai 5,6 juta orang, naik sekitar 253 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017
No.08/05/62/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017 Februari 2017 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,13 persen angkatan kerja
Lebih terperinciKETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
No. 76/11/19/Th.XIV, 7 November 2016 KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Jumlah angkatan kerja Agustus 2016 mencapai 705.173 orang, bertambah sebanyak 17.525 orang dibandingkan jumlah angkatan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 66/11/16/Th. XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN Jumlah angkatan kerja di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan. Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan merupakan Kabupaten urutan ke-13 dari 14 Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No 81/11/64/Th. XVIII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Utara pada Agustus 2015 tercatat sebanyak
Lebih terperinciKeadaan Ketenagakerjaan Bali Agustus 2017
Berita Resmi Statistik Bulan November Provinsi Bali No. 75/11/51/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Keadaan Ketenagakerjaan Bali Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Bali mencapai
Lebih terperinci