DAFTAR PARAMETER DASAR KEPENDUDUKAN TINGKAT NASIONAL, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
|
|
- Leony Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN 1. DAFTAR PARAMETER DASAR KEPENDUDUKAN TINGKAT NASIONAL, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA No Tabel A KUANTITAS 1 Jumlah penduduk Banyaknya orang yang sudah SP (2000, SP (2000, SP (2000, BPS Sensus (10 tahunan) menetap di suatu wilayah paling sedikit 6 bulan atau kurang dari 6 bulan tetapi bermaksud untuk menetap Dianalisis menurut tren tahun, kelompok usia/ single year, gender. Tabel jumlah penduduk menjadi bahan untuk menghitung LPP, rasio seks, rasio ketergantungan, CBR, piramida penduduk. 2a. Angka Kelahiran Kasar (CBAngka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per seribu penduduk pada pertengahan tahun yang sama. SP ( 2000, SP ( 2000, SP (2000, BPS Sensus (10 tahunan) Data diperoleh dari publikasi SP (BPS) 2b. Rasio Jenis Kelamin Perbandingan jumlah penduduk lakilaki dengan jumlah penduduk perempuan, yang dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan 2c. Rasio Ketergantungan Perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tahun. SP ( 2000, SP (2000, SP (2000, BPS Sensus (10 tahunan) Dihitung mengacu pada tabel jumlah penduduk (rumus perhitungan terlampir dalam tabel) SP ( 2000, SP (2000, SP ( 2000, BPS Sensus (10 tahunan) Dihitung mengacu pada tabel jumlah penduduk (rumus perhitungan terlampir dalam tabel) 2d. Rasio Anak Wanita (CWR)Rasio antara jumlah anak di suatu tempat pada suatu waktu dengan penduduk perempuan usia tahun. Batasan usia anak dapat 5 tahun atau 10 tahun kebawah. SP ( 2000, SP (2000, SP ( 2000, BPS Sensus (10 tahunan) Dihitung mengacu pada tabel jumlah penduduk (rumus perhitungan terlampir dalam tabel) 2e. Rasio kepadatan penduduperbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa banyaknya penduduk per kilometer persegi pada tahun tertentu. SP (2000, SP (2000, SP (2000, BPS Sensus (10 tahunan) Dihitung mengacu pada tabel jumlah penduduk (rumus perhitungan terlampir dalam tabel)
2 2f. Rata-rata Usia Kawin Pertama (SMAM) Perkiraan/estimasi rata-rata umur kawin pertama berdasarkan jumlah penduduk yang tetap lajang (belum kawin). SP ( 2000, ; SP (2000, ; SP (2000, ; BPS Sensus (10 tahunan) Data diperoleh dari provinsi/kab/kota dalam angka (BPS) 2g. TFR Rata-rata jumlah anak yang SP (2000, ; SP ( 2000, ; SP (2000, ; dilahirkan seorang wanita usia subur (15-49 thn). SDKI 1997, (2002, 2007, SDKI(1997, 2002, 2007, BPS Sensus (10 tahunan), Survei (5 tahunan) Data TFR diharapkan diperoleh dari BPS provinsi dan kab/kota. Data Proxy CWR dapat digunakan apabila data TFR tidak tersedia di kabupaten/kota 2h. LPP per tahun Perubahan jumlah penduduk di suatu SP (2000, SP (2000, SP (2000, BPS Sensus (10 tahunan) Data diperoleh dari publikasi SP (BPS) wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Untuk perhitungannya dapat menggunakan nilai absolut atau persentase. 3 ASFR Angka yang menunjukkan banyaknya SP (2000, ; SP (2000, ; kelahiran per perempuan pada SDKI (1997, kelompok umur tertentu antara , 2007, SDKI (1997, 2002, 2007, tahun. SP (2000, ; BPS Sensus (10 tahunan), Survei (5 tahunan) Data ASFR diharapkan diperoleh dari BPS provinsi dan kab/kota. 4a. CPR semua metode Angka yang menunjukkan berapa SDKI( 1997, banyaknya PUS yang sedang memakai 2002, 2007, kontrasepsi pada saat wawancara dibandingkan dengan seluruh PUS., mini survey (2007- SDKI(1997, 2002, mini survey (2007-BPS(SDKI), Survei (SDKI: 5 tahunan, 2007,, mini BKKBN (mini mini survey: tahunan) survey (2007- survey) 4b. CPR metode modern Angka yang menunjukkan berapa SDKI(1997, banyaknya PUS yang sedang memakai 2002, 2007, kontrasepsi metode modern (pil,, mini suntik, kondom, implant, IUD, MOP, survey (2007- MOW) pada saat wawancara dibandingkan dengan seluruh PUS. SDKI(1997, 2002, 2007,, mini survey (2007- mini survey (2007-BPS(SDKI), Survei (SDKI: 5 tahunan, BKKBN (mini mini survey: tahunan) survey) 5 PUS (PUSMUPAR) PUSMUPAR adalah kelompok wanita SDKI ( 1997, pasangan usia subur yang berusia < , 2007, tahun dan telah mempunyai satu anak atau dua anak. SDKI ( 1997, 2002, 2007, mini survey (2007-BPS, BKKBN Survei (SDKI: 5 tahunan, mini survey: tahunan) Data PUSMUPAR diperoleh dari tabel kelompok usia wanita kawin menurut jumlah anak lahir hidup pada buku publikasi SDKI. Untuk data kab/kota diolah dari data set MS dengan fasilitasi BKKBN prov (menggunakan format tabel yang sama)
3 B KUALITAS a. Kesehatan: 6a. Angka Kematian Kasar (CDAngka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. SP ( 2000, SP (2000, SP (2000, BPS Sensus (10 tahunan) 6b. Usia Harapan Hidup Rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu; atau rata-rata jumlah tahun harapan hidup sekelompok orang yang lahir pada tahun yang sama, dengan asumsi kematian pada usia masing-masing tersebut tetap konstan di masa mendatang. SP (2000, SP (2000, SP (2000, BPS Sensus (10 tahunan) 6c. Angka Kematian Ibu (MMBanyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama kehamilan yang disebabkan karena komplikasi kehamilan, kelahiran anak, dan bukan karena sebab lain per kelahiran hidup. SP (2000, SP (2000, SP (2000, BPS Sensus (10 tahunan) 6d. Angka Kematian Bayi (IMRBanyaknya kematian bayi berusia di bawah satu tahun per kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. SP (2000, ; SDKI (2002, 2007, SP (2000, ; SDKI (2002, 2007, SP (2000, ; BPS Sensus (10 tahunan), Survei (5 tahunan) 6e. Angka Kematian Balita (U5MR) Jumlah kematian anak berumur di bawah lima tahun selama 1 tahun pada tahun tertentu per anak umur balita (termasuk kematian bayi). SP (2000, ; SDKI (2002, 2007, SP (2000, ; SDKI (2002, 2007, SP (2000, ; BPS Sensus (10 tahunan), Survei (5 tahunan) 7a. Jumlah Bumil per tahun Banyaknya wanita hamil pada 1 tahun tertentu diantara wanita usia tahun. Profil data Profil data Profil data Profil data Profil (tahunan)
4 7b. Angka Kunjungan Periksa Hamil 1 (K-1) Indikator K1 (kontak pertama pada trimester pertama) adalah kunjungan/kontak ibu hamil (15-49 th) untuk mendapat pelayanan dari tenaga. 7c. Angka Kunjungan Indikator K4 adalah kunjungan Periksa Hamil 4 (K-4) /kontak ibu hamil (15-49 th) dengan tenaga dengan syarat min 1 kali kontak pada triwulan I (usia kehamilan 0-3 bulan), min 1 kali kontak pada triwulan II (usia kehamilan 4-6 bulan), dan min 2 kali kontak pada triwulan III (usia kehamilan 7-9 bulan). 7d. Persen rumah tangga memanfaatkan pelayanan terdekat Persentase rumah tanggayang memanfaatkan unit-unit pelayanan di sekitar wilayah tempat tinggalnya, meliputi: Rumah Sakit, Puskesmas/Pustu, Praktek Dokter, Praktek Bidan, Polindes, Poskesdes dan Posyandu; terhadap total jumlah rumah tangga di suatu wilayah 7e. Persen Rumah Tangga Persentase rumah tangga yang dapat mengakses sumber air mengakses /memiliki sumber air minum minum di rumahnya yang berasal dari: saluran pipa ledeng/pam, sumur pompa, sumur gali, atau mata air yang terlindung dari sumber pencemaran minimal 10 meter, serta air tadah hujan; terhadap total seluruh rumah tangga di suatu wilayah tertentu
5 7f. Persen Rumah Tangga Persentase rumah tanggayang memiliki tempat pembuangan tinja/ BAB memiliki tempat pembuangan tinja/bab milik sendiri atau bersama dengan jenis closet tipe "Latrine" yang menggunakan tangki septik atau sarana pembuangan air limbah (SPAL) terhadap total seluruh rumah tangga di suatu wilayah tertentu 7g. Persen penduduk yang menderita diare dalam sebulan terakhir Persentase penduduk yang menyatakan pernah didiagnosis diare oleh tenaga dalam dalam sebulan terakhir sebelum survey, ditandai dengan frekuensi BAB >3 kali sehari dengan bentuk kotoran lembek/ cair; terhadap total seluruh penduduk di suatu wilayah tertentu. Profil Data Kesehatan (2007, Profil Data Kesehatan (2007, 7h. Imunisasi Persentase balita yang telah mendapatkan imunisasi lengkap (1 kali imunisasi BCG, 3 kali imunisasi DPT, 3 kali imunisasi Polio, dan 1 kali imunisasi campak). 7i. Jumlah kasus HIV/ AIDS Jumlah penduduk berdasarkan Profil kelompok umur dan jenis kelamin di provinsi suatu wilayah dalam setahun, yang diidentifikasi berstatus HIV positif berdasarkan tes serologi darah, dan yang telah berkembang menjadi AIDS yang menunjukkan tanda penyakit penyerta. Profil Data provinsi Profil Data provinsi Profil (tahunan)
6 b. Pendidikan: 8a. Rata-Rata Lama Sekolah Jumlah tahun belajar yang telah (MYS)(menurut gender, diselesaikan penduduk usia 15 tahun desa/kota) ke atas dalam pendidikan formal (tidak termasuk tahun yang mengulang). BPS Sensus (10 tahunan), SurveSUSENAS modul pendidikan yang 8b. Angka Partisipasi Murni SD (gender, desa/kota) Angka pertisipasi murni sekolah dasar adalah perbandingan antara murid sekolah dasar (SD), usia 7-12 tahun termasuk Madrasah Ibtidaiyah (MI), dengan penduduk usia 7-12 tahun, dinyatakan dalam persentase. BPS SUSENAS modul pendidikan yang Angka Partisipasi Murni APM di SMP adalah perbandingan SMP (gender, desa/kota) antara murid SMP usia tahun termasuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan penduduk usia tahun, dinyatakan dalam persentase BPS SUSENAS modul pendidikan yang Angka Partisipasi Murni SMA (gender, desa/kota) APM di SMA adalah perbandingan antara murid SMA usia tahun termasuk Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan penduduk usia tahun, dinyatakan dalam persentase BPS SUSENAS modul pendidikan yang Angka Partisipasi Murni Perguruan Tinggi (gender, desa/kota) APM di Perguruan Tinggi adalah perbandingan antara murid Perguruan Tinggi usia 19 tahun keatas termasuk Program D1, D2, D3, S1, S2, S3 dengan penduduk usia tahun, dinyatakan dalam persentase BPS SUSENAS modul pendidikan yang
7 8c. Angka Melek Huruf Presentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari terhadap seluruh penduduk usia 15 tahun keatas. BPS SUSENAS modul pendidikan yang. Angka Melek Huruf = Angka Buta Huruf c. Ekonomi: 9a. Pertumbuhan ekonomi/laju pertumbuhan ekonomi Perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat, yang diukur dengan kenaikan per kapita, dinyatakan dalam persen. 2005, 2008, 2005, 2008, BPS survei (3 tahunan) SUSENAS modul konsumsi, pengeluaran dan 2005, 2008, pendapatan rumah tangga yang 9b. Pendapatan per kapita Besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu wilayah (dalam 2005, 2008, Rupiah atau USD) dan hasil pembagian pendapatan suatu wilayah terhadap jumlah penduduk di wilayah tersebut, disebut pula produk domestik bruto (PDB) per kapita 2005, 2008, 2005, 2008, BPS survei (3 tahunan) SUSENAS modul konsumsi, pengeluaran dan pendapatan rumah tangga yang 9c. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Jumlah nilai tambah bruto (dalam jutaan rupiah) yang dihasilkan dari seluruh unit usaha ekonomi, yang dihitung berdasarkan atas dasar harga konstan, yang bertujuan mengukur pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun 2005, 2008, 2005, 2008, BPS survei (3 tahunan) SUSENAS modul konsumsi, pengeluaran dan 2005, 2008, pendapatan rumah tangga yang 9d. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Persentase penduduk yang bekerja SAKERNAS terhadap seluruh penduduk usia kerja (2007, 2008, (15-64 tahun). 2009, 2010, SAKERNAS(2007, 2010, SAKERNAS (2007, 2010, BPS survei (semesteran) SAKERNAS dilaksanakan 2 kali dalam setahun, yaitu pada bulan februari dan agustus.
8 9e. Tingkat pengangguran terbuka Persentase penduduk yang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dari jumlah angkatan kerja yang ada. SAKERNAS (2007, 2008, 2009, 2010, SAKERNAS (2007, 2010, SAKERNAS (2007, 2010, BPS survei (semesteran) SAKERNAS dilaksanakan 2 kali dalam setahun, yaitu pada bulan februari dan agustus. 9f. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan kualitas hidup manusia di suatu wilayah. BPS, BAPENAS, UNDP Laporan 9g. Indeks Pembangunan Gender Indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan kualitas hidup manusia di suatu wilayah.dengan memperhitungkan ketimpangan gender. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila nilai IPM sama dengan IPG. BPS, BAPENAS, UNDP Laporan C 10a. MOBILITAS Angka Migrasi Risen (menurut gender) Migrasi dimana tempat tinggal seseorang pada saat pencacahan berbeda dengan tempat tinggalnya lima tahun yang lalu SP 2000, 2010 SP 2000, 2010 SP 2000, 2010 BPS Sensus (10 tahunan) 10b. Angka Migrasi Seumur HiMigrasi berdasarkan tempat kelahiran, dimana seseorang dinyatakan migran seumur hidup jika prov/kab/kota tempat ia dilahirkan berbeda dengan prov/kab/kota tempat tinggalnya sekarang (pada saat pencacahan) SP 2000, 2010 SP 2000, 2010 SP 2000, 2010 BPS Sensus (10 tahunan)
9 D Rumah Tangga PEMBANGUNAN KELUARGA 11 Jumlah keluarga BKKBN registrasi Merupakan jumlah total dari jumlah Jumlah unit terkecil dalam (pendataan) keluarga pra sejahtera, jumlah keluarga masyarakat yang terdiri dari suamiistri, 2010, sejahtera tahap I, jumlah keluarga sejahtera suami, ibu dan anaknya, atau 2011, tahap II, jumlah keluarga sejahtera tahap III, ayah dan anaknya atau ibu dan dan jumlah keluarga sejahtera tahap III+ anaknya (UU RI No 52 Tahun 2009 ttg Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga) Persen Keluarga Pra- Sejahtera Perbandingan antara banyaknya keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam) indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator kebutuhan dasar keluarga (basic needs) terhadap banyaknya seluruh keluarga pada tahun tertentu 2010, 2011, BKKBN (pendataan) registrasi 6 Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I): (1) makan dua kali sehari atau lebih, (2) memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, sekolah/bekarja dan berpergian, (3) rumah memiliki atap, lantai dan dinding yang baik, (4) bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana, (5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi, (6)Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah
10 Persen keluarga Sejahtera Tahap I Perbandingan antara banyaknya keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator Keluarga Sejahtera II atau indikator kebutuhan psikologis (psychological needs) keluargaterhadap banyaknya seluruh keluarga pada tahun tertentu 2010, 2011, BKKBN (pendataan) registrasi 8 indikator Keluarga Sejahtera II: 1) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, 2) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/telur, 3) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun, 4) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah, 5) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-masing, 6) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan, 7) Seluruh anggota keluarga umur tahun bisa baca tulisan latin; 8) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat kontrasepsi.
11 Persen keluarga Sejahtera Tahap II Perbandingan antara banyaknya keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 5 (lima) indikator Keluarga Sejahtera III (KS III), atau indikator kebutuhan pengembangan (develomental needs) dari keluargaterhadap banyaknya seluruh keluarga pada tahun tertentu 2010, 2011, BKKBN (pendregistrasi Lima indikator Keluarga Sejahtera III: (1) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama, (2) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang, (3) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi, (4) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal, (5) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet Persen keluarga Sejahtera Tahap III Perbandingan antara keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima) indikator KS III, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator aktualisasi diri (self esteem) keluarga terhadap banyaknya seluruh keluarga pada tahun tertentu BKKBN (pendataan) 2010, 2011, registrasi Dua indikator Kelarga Sejahtera III Plus: (1) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial, (2) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/ institusi masyarakat Persen keluarga Sejahtera Tahap III+ Perbandingan antara banyaknya keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, 5 (lima) indikator KS III, serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus terhadap banyaknya seluruh keluarga pada tahun tertentu 2010, 2011, BKKBN (pendataan) registrasi
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014
12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a
Lebih terperinci(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber
I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya Human Development Index (HDI), Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. Secara menyeluruh kualitas
Lebih terperinciSAMBUTAN. Jakarta, September Kepala BKKBN, Prof. dr. H. Fasli Jalal, PhD, SpGK. PROFIL KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA ii ii
SAMBUTAN Sesuai amanat Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangaan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, BKKBN mengalami pengayaan muatan program, selain menangani program Keluarga Berencana,
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67
RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU
ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU Oleh BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI MALUKU 2013 KATA
Lebih terperinciO-o-O. pamphlet. Kawi Boedisetio
O-o-O pamphlet O-o-O Pamphlet ini berisi penjelasan singkat tentang program Keluarga Asuh O-o-O yang diprakarsai oleh IDF O-o-O One on One Satu keluarga diaspora mengasuh satu keluarga kurang beruntung
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciii DATA DAN INDIKATOR GENDER di INDONESIA
ii Kata Pengantar i DAFTAR ISI Kata Pengantar...i Daftar Isi... iii Daftar Tabel...v Daftar Gambar...xi Bab I KEPENDUDUKAN... 1 Bab II INDIKATOR GENDER... 9 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development
Lebih terperinciO-o-O. pamphlet. Kawi Boedisetio
O-o-O pamphlet O-o-O Pamphlet ini berisi penjelasan singkat tentang program Keluarga Asuh O-o-O yang diprakarsai oleh IDF O-o-O One on One Satu keluarga diaspora mengasuh satu keluarga kurang beruntung
Lebih terperinciTata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga MELALUI POSDAYA
Tata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga MELALUI POSDAYA Data-Data, Tata Cara Pendataan, dan Pemetaan Keluarga Formulir-formulir yang diperlukan untuk melakukan pendataan dan pemetaan : 1.
Lebih terperinciBUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN
BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 Nomor Publikasi: 16522.11.04 Katalog BPS: 3101017.16 Naskah: Seksi Statistik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN
III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah
Lebih terperinciSTATISTIK GENDER 2011
STATISTIK GENDER 211 STATISTIK GENDER 211 ISBN: 978-979 - 64-46 - 9 No. Publikasi: 421.111 Katalog BPS: 21412 Ukuran Buku: 19 cm x 11 cm Naskah: Sub Direktorat Statistik Rumah tangga Gambar Kulit: Sub
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative tinggi. Esensi tugas program
Lebih terperinciTabel 17.1 Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Tenaga Edukatif Negeri dan Swasta Provinsi Jawa BaratTahun 2010/2011
17. PENDIDIKAN 120 Tabel 17.1 Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Tenaga Edukatif Negeri dan Swasta Provinsi Jawa Barat 2010/2011 2010/2011 1 Di Bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan a. Jumlah
Lebih terperinciLampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran
224 LAMPIRAN 225 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian 2 3 1 4 Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran 226 Lampiran 2 Hasil uji reliabilitas
Lebih terperinciPEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013
PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 ISBN: 978-979 - 064-666 - 7 No. Publikasi: 04210.1310 Katalog BPS: 2104010 Ukuran Buku: 11 cm x 19 cm Jumlah Halaman: vii + 48 Naskah: Subdirektorat Statistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia berada di urutan ke empat dengan penduduk terbesar di dunia setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka
Lebih terperinciIkhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator
Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua
Lebih terperinciIndikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013
Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 INDIKATOR SOSIAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 Jumlah Halaman : ix + 77 halaman Naskah : BPS Kabupaten Pulau Morotai Diterbitkan Oleh : BAPPEDA Kabupaten Pulau
Lebih terperincihttps://rotendaokab.bps.go.id
KATA PENGANTAR Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 disusun guna memenuhi kebutuhan pengguna data statistik khususnya data statistik sosial. Oleh karena itu BPS Kabupaten
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /
Katalog BPS : 4103.5371 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G 2 0 0 5 / 2 0 0 6 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2005/2006 No. Publikasi : 5371.0612
Lebih terperinciMETODOLOGI. 3. Cakupan Imunisasi Lengkap, Departemen Kesehatan RI Badan Pusat Statistik RI (BPS RI)
28 METODOLOGI Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang berasal dari berbagai instansi terkait. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciKERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG
KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN
Lebih terperinciBoleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya
INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan
Lebih terperinciBADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG
KatalogBPS:4102004.18 Kerjasama BadanPerencanaanPembangunanDaerahLampung dan BadanPusatStatitistikProvinsiLampung BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI LAMPUNG 2012
Lebih terperinciAkhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.
KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas
Lebih terperinciLAMPIRAN DATA INDONESIA
LAMPIRAN DATA LAPORAN NEGARA PIHAK SESUAI PASAL 44 KONVENSI LAPORAN PERIODIK KETIGA DAN KEEMPAT NEGARA PIHAK TAHUN 2007 INDONESIA - 1 - DAFTAR TABEL DAN GRAFIK TABEL Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Golongan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan
31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan masyarakat repong damar Desa Bandarjaya di Kecamatan Bengkunat Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk merupakan masalah di suatu negara apabila tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008) menunjukkan pada tahun 2007,
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 No. Publikasi : 5371.1012 Katalog BPS : 4103.5371 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman : 122 Halaman
Lebih terperinciAnalisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia
Analisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia ==================================================================================== BAB I Pendahuluan Secara harfiah kata Demografi
Lebih terperinciPROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012
PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH
Lebih terperinciPROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012
PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008
Katalog BPS : 4103.3375 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 Kerjasama BAPPEDA KOTA PEKALONGAN Dengan BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN
Lebih terperinciKONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom tanggal upload : 28 April 2009 A. LATAR BELAKANG KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) ANGKA KELAHIRAN (TOTAL FERTILITY RATE),
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN 2012 Ukuran buku : 21 cm x 29,7 cm Jumlah halaman : 60 + ix halaman Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Penyunting : Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 : keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) merupakan bagian program pembangunan nasional di Indonesia yang sudah dimulai sejak masa awal pembangunan lima tahun (1969) yang bertujuan
Lebih terperinciIndikator Kesejahteraan Rakyat 2014
Kabupaten Pinrang 1 Kabupaten Pinrang 2 Kata Pengantar I ndikator Kesejahteraan Rakyat (Inkesra) Kabupaten Pinrang tahun 2013 memuat berbagai indikator antara lain: indikator Kependudukan, Keluarga Berencana,
Lebih terperinciANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013
ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 No. Publikasi : 62520.1404 Katalog BPS : 4102004.62 Ukuran Buku Jumlah Halaman :15 cm x 21 cm :
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN WANITA 2014 ISSN : No. Publikasi : 5314.1420 Katalog BPS : 2104003.5314 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah Halaman : xiv + 31 halaman Naskah : BPS Kabupaten Rote Ndao Penyunting :
Lebih terperinciTANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU
TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU irdsall, Kelley dan Sinding eds (2001), tokoh aliran Revisionis dalam masalah demografi membawa pemikiran adanya hubungan antara perkembangan penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah kependudukan yang masih terjadi di Indonesia. Indonesia berada di urutan keempat negara dengan jumlah
Lebih terperinciKABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK
Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT
Lebih terperinciPROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013
i PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013 ii KATA PENGANTAR Profil Kesejahteraan Rakyat Kota Palangka Raya Tahun 2013 ini adalah merupakan publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat
Lebih terperincimadiunkota.bps.go.id
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Madiun Tahun 2015 Nomor Publikasi : 35770.1610 Katalog BPS : 3101001.3577 Naskah oleh : Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit oleh : Seksi Statistik Sosial Diterbitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan. Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan merupakan Kabupaten urutan ke-13 dari 14 Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 WELFARE INDICATORS OF KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 WELFARE INDICATORS OF KALIMANTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara termasuk Indonesia. Saat ini penduduk Indonesia kurang lebih berjumlah 228 juta jiwa. Dengan pertumbuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun
Lebih terperinciData Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012
Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 merupakan publikasi perdana yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan indikator keuangan
Lebih terperinciTata Cara Pelaksanaan Pendataan & Pemetaan Keluarga melalui Posdaya. Oleh : Ir. Mintartio M.Si Ir. Yannefri Bachtiar, M.Si
Tata Cara Pelaksanaan Pendataan & Pemetaan Keluarga melalui Posdaya Oleh : Ir. Mintartio M.Si Ir. Yannefri Bachtiar, M.Si Bogor, 16 Februari 2015 Persiapan pendataan Langkah-langkah yang perlu ditempuh,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Program Keluarga Berencana (KB) Nasional yang dicanangkan sejak tahun 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Lebih terperinciPenilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP
Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Sejak tahun 2000, Indonesia telah meratifikasi Millenium Development Goals (MDGs) di bawah naungan Persatuan Bangsa- Bangsa.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam WIB). besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk dunia saat ini 7,2 milyar jiwa (menurut CIA World Factbook Tahun 2015). Indonesia menduduki urutan keempat dengan jumlah penduduk terbanyak setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, tercatat saat ini jumlah penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa (menurut sensus 2010) dan laju
Lebih terperinciBAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu
Lebih terperinciKISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN. Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian. No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir 1. Karakteristik tenaga kerja
84 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Tabel. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir. Karakteristik tenaga kerja. Nama. Alamat. Umur 4. Jenis kelamin 5. Status perkawinan
Lebih terperinciTIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010)
TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010) BAB I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan
Lebih terperinciPENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035
PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 200 SAMPAI DENGAN 2035 I. Pendahuluan Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB IV Analisis isu-isu srategis Permasalahan Pembangunan Isu Strategis... 77
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I Pendahuluan... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 6 1.4. Sistematika Penulisan... 9 1.5. Maksud
Lebih terperinci14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.
14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49% per tahun. Jika laju pertumbuhan tidak ditekan maka jumlah penduduk
Lebih terperinciGAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007)
GAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007) I. Pendahuluan Propinsi Bengkulu telah berhasil melaksanakan Program Keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun program KB dinyatakan cukup berhasil di Indonesia, namun dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan. Dari hasil penelitian diketahui
Lebih terperinciMATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009
MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009 2.6 terhadap PUS umur terhadap PUS 40-49 Umur 40-49 1 Bengkulu Selatan 2,7 3,8 2 Rejang Lebong 3,6 4,7 3 Bengkulu Utara 3,6 5,3 4
Lebih terperinciKATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017
KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 Nomor ISBN : 979-599-884-6 Nomor Publikasi : 52085.11.08 Ukuran Buku : 18.2 x 25.7cm Jumlah Halaman : 50 Halaman Naskah : Dinas Komunikais
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 juta jiwa penduduk (BPS, 2010). Di tingkat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PROGRAM KB DI PROVINSI BENGKULU ( HASIL MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS )
PERKEMBANGAN PROGRAM KB DI PROVINSI BENGKULU ( HASIL MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS 25 28) 1. Latar Belakang Perkembangan kependudukan diarahkan pada pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan kualitas
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015 No. ISBN ISBN Number : 4102004.3403 No. Publikasi Publication Number : 3403.16.066 Naskah Manuscript
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2011 WELFARE INDICATORS OF PAPUA BARAT PROVINCE 2011 ISSN : No. Publikasi/Publication Number : 91522.1205 Katalog BPS/BPS Catalogue : 4102004.9100 Ukuran
Lebih terperinciIdentifikasi dan Pengukuran Variabel Sosial Ekonomi
Identifikasi dan Pengukuran Variabel Sosial Ekonomi Agus Joko Pitoyo, S.Si., M.A. Fakultas Geografi, UGM 1 Data Sosial Ekonomi a) Kondisi Fisik Wilayah b) Kondisi Kependudukan c) Kondisi Ketenagakerjaan
Lebih terperinciProfile Perempuan Indonesia
Profile Perempuan Indonesia PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebangkitan nasional sebagai awal perjuangan perempuan yang terorganisir, ditandai dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia tingkat
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 54/11/31/Th. XVII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015 TPT DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2015 SEBESAR 7,23 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Agustus
Lebih terperinciDISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015
DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN Edisi 07 Agustus 2015 Buku saku ini dalam upaya untuk memberikan data dan informasi sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii v viii I. PENDAHULUAN 1 7 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rasional 4 1.3. Perumusan Masalah 5 1.4. Tujuan dan Manfaat Studi 5 1.4.1.
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 23/05/31/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 5,77 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Februari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepadatan penduduk menjadi masalah pemerintah yang menjadi problem dalam pertumbuhan penduduk. Usaha pemerintah dalam menghadapi kependudukan salah satunya adalah keluarga
Lebih terperinciKata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau
Kata pengantar Publikasi Statistik Sosial Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 merupakan publikasi yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan Indeks Demokrasi Indonesia
Lebih terperinciKatalog :
Katalog : 4102004.7372 KATA PENGANTAR Penyusunan buku Indikator Sosial Kota Parepare 2013 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tingkat kesejahteraan yang telah dicapai di Kota Parepare, dan sebagai
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciPENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008
PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008 Kerjasama Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2008 PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA
Lebih terperinciDATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA
DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA Drs. Razali Ritonga, MA (Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI) Disampaikan di Lokakarya Perkawinan Anak, Moralitas Seksual, dan Politik
Lebih terperinciSTRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016
STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016 Data dan Informasi (1) Data a. Data adalah fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar, tanda-tanda, isyarat, tulisan,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor merupakan salah satu kegiatan tahunan yang diselenggarakan BPS untuk memenuhi kebutuhan data sosial ekonomi. Data yang dihasilkan Susenas Kor
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah
5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan
Lebih terperinciKata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau
Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2013 merupakan publikasi kedua yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan indikator keuangan
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG 2 0 1 1 ISSN: 2085 6016 Katalog BPS : 4101002.3601 Ukuran Buku : 22 cm x 16,5 cm Jumlah Halaman : 96 + xiii Halaman Naskah: Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit:
Lebih terperinciPENDAHULUAN SUMBER DATA
PENDAHULUAN Masalah penduduk sangat mempengaruhi gerak pembangunan. KB merupakan salah satu program pembangunan di bidang kependudukan. Masalah kependudukan masih tetap mendapat perhatian yang besar dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi oleh pemerintah pusat dan daerah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat saat ini adalah masih tingginya angka kemiskinan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi. Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM
DAFTAR TABEL GAMBARAN UMUM Kondisi Geografis Tabel 1.1.1. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Ketinggian Tempat Di Kabupaten Subang, 6 Tabel 1.1.2. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Kemiringan Lereng Di Kabupaten
Lebih terperinciPenambahan Angkatan Kerja Baru di Provinsi Jawa Tengah
Penambahan Angkatan Kerja Baru di Provinsi Jawa Tengah Erisman, M.Si, Kabid Statistik Sosial, BPS Provinsi Jawa Tengah Data Penduduk Yang Digunakan Mulai tahun 2014 angka penduduk yang digunakan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belarkang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Pada saat ini telah banyak
Lebih terperinciStudi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation
Demografi formal Pengumpulan dan analisis statistik atas data demografi Dilakukan ahli matematika dan statistika Contoh : jika jumlah perempuan usia subur (15-49) berubah, apa pengaruhnya pada tingkat
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2010 WELFARE INDICATORS OF PAPUA BARAT PROVINCE 2010 ISSN : 2089-1652 No. Publikasi/Publication Number : 91522.1105 Katalog BPS/BPS Catalogue : 4102004.9100
Lebih terperinciPENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015
PENDATAAN TAHUN 2015 Disampaikan oleh: Direktur Pelaporan dan Statistik Drs. Sjafrul, MBA PENDATAAN TAHUN 2015 GAMBARAN UMUM HASIL PK2015 NO SUMBER DATA JUMLAH KK % 1. PROYEKSI KK 2015 70.148.171 2. TERDATA
Lebih terperinci