METODE-METODE PEMBELAJARAN KLINIK OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST,M M.KEB

dokumen-dokumen yang mirip
LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb

PENDEKATAN PENGUASAAN PEMBELAJARAN. OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODIK KHUSUS PEMBELAJARAN KEBIDANAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

METODE BIMBINGAN KLINIK

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI CLINICAL INSTRUCTUR DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran

DRAF PEDOMAN AUDIT KEPERAWATAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal yang penting dalam pendidikan kedokteran. adalah keterlibatan langsung mahasiswa ke dalam situasi

PEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum

KETRAMPILAN MENGAJAR (Set Induction & Closure) (A. Suherman)

SILABUS PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA PROGRAM A 2011

PANDUAN PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI (PKPP) PROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI MAYORING PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti

yang dihadapi saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. i. Memberikan tugas kepada peserta didik dalam bentuk laporan kegiatan sekaligus

Pengertian Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu, khususnya profesi (konselor, guru, relawan, rohaniawan) dalam membantu & mendampingi klien

Pertemuan 5. Nova Yanti Maleha, SE., MSi

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

Dalam penanganan pasien perlu memperhatikan dua aspek: raga dan jiwa atau jasmani dan rohani

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan atau Ners yang

KOMUNIKASI MANAJEMEN. Oleh : Elisabeth Herwanti

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Metode Penugasan. Sumijatun Maret 2008

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAYANAN KESEHATAN HIPPII MPUSAT DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN IPCN

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K ) RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes

METODIK KHUSUS SILABUS. KOORDINATOR ZAENAL ARIFIN. S.Kep.Ns.M.Kes

MODUL KETERAMPILAN PENULISAN LEMBAR KONSULTASI PASIEN (menjawab konsul)

Dede Gantini, SST, M.Keb

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. pelatihan dengan strategi mastery learning. Setelah melakukan tindakan melalui

METODE PENDIDIKAN KESEHATAN. Disampaikan oleh : Nurul Aini, S.Kep.Ns. M.Kep.

KETERAMPILAN PEMIMPIN KELOMPOK S I T I R O H M A H N U R H A Y A T I

KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE NAKES RS. JANTUNG BINAWALUYA 2016

Konsep dan Metoda Bimbingan Klinik Keperawatan

PEER TEACHING BERBASIS LESSON STUDY. Strategi Praktek Pembelajaran. Oleh ASMUNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah. Umpan balik yang diberikan kepada siswa didik merupakan salah satu hal

10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bagian akhir disertasi ini mengemukakan dua hal, yakni kesimpulan hasil

Teaching and Midwifery Care Model

PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI PUSKESMAS

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam

BAB I PENDAHULUAN. akademik pada kasus-kasus nyata di klinik. Peserta didik juga diharapkan

Adhyatman Prabowo, M.Psi

PEDOMAN TUTORIAL A. TUGAS PESERTA DISKUSI KELOMPOK (TUTORIAL)

IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Peluang Pemanfaatan Teknologi. Rukmono Siswishanto Unit Diklat RSUP Dr. Sardjito

Konsep pokok penelitian tindakan/action research terdiri dari empat komponen, yaitu: (1)

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

TUJUAN. Sesi ini berfokus pada kegiatan rumah sakit untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien melalui penggunaan data untuk mengelola risiko

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR & MEDIA PEMBELAJARAN PENJAS OLEH : TIM PENATAR SBM

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi

LAMPIRAN I. Instrumen Penelitian. Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki,

Konseling Kelompok. Pertemuan ke-13

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1

Universitas Sumatera Utara

Modul 4 SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640)

PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN. R. Nety Rustikayanti

Draft Naskah Akademik Pengembangan Staf Dosen Pendidik Klinis Menggunakan Metode e-learning. Perkembangan jumlah institusi pendidikan kedokteran,

SMART PHARMACY ADVANCING PHARMACY PRACTICE AND EDUCATION IN INDONESIA KUTA - BALI, APRIL 2018 TRAIN-THE-TRAINER WORKSHOP

15 Gangguan Perilaku Pada Anak: Temper Tantrum

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Kecemasa n. Oleh : Hapsah

Tujuan Legeslasi: 1.Memperthankan kualitas pelayanan 2.Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profesionalime

Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit

KURIKULUM PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

Evaluasi pelatihan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

M. M. Ubaidillah Ubaidillah.wordpress.com

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

Sebagai pengalaman baru

Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta

Sesi 5 Memahami Renstra dan Business Plan untuk Lembaga Penelitian. Fasilitator: Laksono Trisnantoro Putu Eka Andayani Yos Hendra

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ialah

Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan dapat : Menjelaskan pengertian KIP&K dlm pelayanan kes Menjelaskan perbedaan KIP&K dg jenis komunikasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

BAB VI PENUTUP. 1. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Barisan dan Deret dengan. penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PASIEN STANDAR KEDOKTERAN WILAYAH I KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

PROGRAM KERJA SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KOMITE MEDIK RUMAH SAKIT BUNDA SIDOARJO TAHUN 2015

PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN. Sumijatun

PERSIAPAN BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN TERKAIT UU KEPERAWATAN DALAM STANDAR AKREDITASI RS VERSI 2012

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

Transkripsi:

METODE-METODE PEMBELAJARAN KLINIK OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST,M M.KEB

METODE-METODE PRE/POST CONFERENCE BEDSIDE TEACHING COACHING PRESEPTORING DAN MENTORING SUPERVISI PRAKTEK KLINIK BIMBINGAN KLINIK

PRE CONFERENCE Pre conference (pertemuan pra praktek klinik) adalah pertemuan pembimbing lahan praktik klinik dengan mahasiswa setiap hari ketika akan dimulainya shift praktik. Pertemuan pre conference membicarakan antara lain ; Tujuan pembelajaran untuk hari yang bersangkutan Setiap perubahan jadwal yang mungkin perlu Peran dan tanggung jawab mahasiswa untuk hari yang bersangkutan Tugas-tugas khusus yang harus diselesaikan pd hari-hari yang bersangkutan Topik untuk pertemuan pasca pelatihan klinik Pertanyaan-pertanyaan yg berkaitan dg kegiatan pd hari-hari yg bersangkutan atau dari hari sebelumnya.

POST CONFERENCE Post conference (pertemuan pasca praktek klinik) adalah pertemuan pembimbing lahan praktik klinik dengan mahasiswa setiap hari ketika shift praktik berakhir. Adapun pertemuan post conference membicarakan ; Kaji ulang tujuan pembelajaran utk hari yg bersangkutan & evaluasi kemajuan menjelang penyelesaian Presentasikam kasus-kasus yang disaksikan pada hari yg bersangkutan, khususnya kasuskasus yang menarik, luar biasa atau sulit Jawablah pertanyaan-pertanyaan mengenai situasi & klien/informasi di dlm buku acuan Buatkan rencana untuk sesi selanjutnya, sambil membuat perubahan dlm jadual bila perlu Laksanakan praktek tambahan dengan menggunakan model jika diperlukan Kaji ulang & diskusikan studi kasus, role-play, atau tugas-tugas yg sudah dipersiapkan sebelumnya.

Tahapan Umpan balik, meliputi : Mahasiswa harus terlebih dahulu mengidentifikasi kelebihan pribadi dan bidangbidang dimana ia merasa perlu peningkatan Selanjutnya pembimbing memberikan umpan balik spesifik yg bersifat menjelaskan, mencakup saran-saran yang bukan hanya mengena apa, tetapi bagaimana cara untuk meningkatkan Akhirnya mahasiswa dan pembimbing harus sepkat tentang apa yang akan menjadi fokus sesi praktikum termasuk bagaimana cara berinteraksi bersama klien Umpan balik positif selama prosedur harus memperhatikan; jaga umpan balik terkendali dan rendah hati, terlalu banyak memuji mungkin bisa membuat klien bertanya-tanya, disampaikan dengan ekspresi wajah serta nada suara dan bukan kata-kata, tetap sangat efektif.

Umpan balik korektif selama prosedur harus memperhatikan : Penglihatan atau isyarat bisa sama efektifnya dengan kata-kata dan lebih tidak mencemaskan bagi klien Saran-saran sederhana untuk mempermudah prosedur bisa diberikan dg cara yg tenang dan langsung Untuk membantu seseorang mahasiswa menghindari kesalahan, pembimbing bisa dengan tenang mengajukan pertanyaan sederhana langsung mengenai prosedur tersebut Bersiaplah untuk mengintervensi dan mengambil alih prosedur tersebut dengan segera (tanpa pemberitahuan jauh sebelumnya) Pendekatan yang terbaik terhadap pemberian umpan balik korektif ialah mengurangi perlunya umpan balik korektif itu dengan jalan melakukan sesi praktek yang efektif.

BEDSIDE TEACHING Bedside teaching adalah suatu metode pembelajaran klinis yang melibatkan pasien, mahasiswa dan pembimbing klinis yang dilakukan dalam konteks klinis. Metode ini bertujuan untuk memberikan pengalaman klinis pada konteks nyata (real setting) dan mahasiswa dapat belajar dari pengalaman tersebut dan dari umpan balik dari pembimbing klinik dan pasien. Metode ini dirasakan yang paling efektif dibanding pembelajaran di kelas dalam melatih keterampilan klinis mahasiswa, seperti berkomunikasi dengan pasien (history taking), melakukan pemeriksaan fisik, observasi dan menerapkan etika klinis, profesionalisme dan mengembangkan kemampuan nalar klinis (clinical reasoning).

Bedside teaching terdiri atas tiga tahap : 1. Tahap persiapan : Mahasiswa dan pembimbing mendiskusikan tujuan belajar yang ingin dicapai. Pembimbing memastikan bahwa mahasiswa paham atas apa yang akan dihadapi pada saat interaksi dengan pasien dan bagaimana mengoptimalkan kesempatan itu untuk mencapai tujuan belajar.

2. Tahap pengalaman : Pasien hadir bersama mahasiswa dan pembimbing. Pasien mendapat penjelasan tentang aktivitas pembelajaran dan memberikan persetujuan. Tahap pengalaman dapat berupa demonstrasi atau observasi

Demonstrasi : Pembimbing klinik mendemonstrasikan suatu interaksi dg pasien (anamnesis, pemeriksaan fisik, manajemen pasien dan aspek komunikasi lainnya). Mahasiswa belajar dari demonstrasi tersebut dan dapat dilibatkan dalam diskusi dengan pasien. Demonstrasi direkomendasikan pada saat mahasiswa mempelajari keterampilan baru atau pada fase-fase awal pembelajaran. Pembimbing klinis berperan sebagai role model.

Observasi : Mahasiswa mendemonstrasikan suatu interaksi dengan pasien (anamnesis, pemeriksaan fisik, manajemen pasien dan aspek komunikasi lainnya). Pembimbing mengamati kinerja mahasiswa dan memberikan umpan balik. Observasi direkomendasikan pada saat fase belajar yang lebih lanjut. Pembimbing klinik berperan sebagai fasilitator. Diskusi antara pembimbing dan mahasiswa pada tahap pengalaman harus mempertimbangkan kepentingan dan kenyamanan pasien. Oleh karena itu, umpan balik diberikan pada saat dibutuhkan, misalnya pembimbing melakukan koreksi cara palpasi. Pasien juga dapat diminta untuk memberikan umpan balik, misalnya pada aspek komunikasi.

3. Tahap refleksi : Mahasiswa dan pembimbing mendiskusikan pencapaian tujuan belajar. Mahasiswa mendapatkan umpan balik, mendiskusikan hal-hal yang belum dipahami, memperkuat pengetahuan klinis dan clinical reasoning, serta merumuskan tujuan belajar untuk bedside teaching atau aktivitas pembelajaran lain selanjutnya. Untuk menjaga kenyamanan pasien sebaiknya tahap ini dilakukan di tempat lain tanpa keberadaan pasien.

COACHING Coaching adalah keterampilan klinik diciptakan melalui sebuah proses. Proses meliputi 3 fase yang saling berhubungan erat; Demonstrasi keterampilan klinik oleh pembimbing klinik Praktek keterampilan oleh mahasiswa dibawah pengawasan pembimbing klinik, pertama dengan model kemudian dengan klien Evaluasi kompetensi keterampilan oleh mahasiswa lain

PRESEPTORING DAN MENTORING di dalamnya termasuk; reflective learning, bedsite teaching, coaching.

SUPERVISI PRAKTEK KLINIK Supervisi (pengawasan) dapat dilakukan oleh pembimbing insitusi. Supervisi meliputi kompetensi dan keterampilan yang telah dicapai, proses bimbingan yang efektif, kedisiplinan mahasiswa.

BIMBINGAN KLINIK Pembimbing klinik harus selalu bersama mahasiswa pd waktu mereka bekerja dg klien Mahasiswa harus mengerti apa yg mereka lakukan secara independen dan apa yg memerlukan pengawasan dari pembimbing Mahasiswa harus dibuat bertanggung jawab utk memastikan bahwa mereka diawasi bila perlu Kegiatan-kegiatan tambahan yg tdk memerlukan pengawasan langsung akan memberi kesempatan bagi mahasiswa utk terlibat aktif dlm pembelajaran ketika tdk dg klien Staf klinik juga dpt bertindak sbgpengawas jika pembimbing yg ditunjuk yakin akan kemampuan keterampilan klinik mereka serta kemampuannya utk memberikan umpan balik yg sesuai

Jika banyak tempat klinik yang dipakai selama praktek, seorang instruktur klinik harus ditugaskan untuk masing-masing tempat Informasi mngenai mahasiswa harus dibagi dengan staf klinik Staf klinik harus didorong untuk melakukan evaluasi awal atas keterampilan awal mahasiswa sebelum mengijinkan bekerja dengan klien Staf klinik harus menyadari umpan balik yang ingin diterima oleh pembimbing dari mereka mengenai mahasiswa Tanggung jawab terakhir untuk pengawasan dan penilaian mahasiswa tetap ada pada pembimbing klinik/instruktur klinik

TERIMA KASIH