EVALUASI KEHILANGAN AIR (WATER LOSSES) PDAM TIRTANADI PADANGSIDIMPUAN DI KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KEHILANGAN AIR PADA WILAYAH PELAYANAN PDAM ( TIRTA NAULI ) SIBOLGA Zuhendri Tanjung 1, Ahmad Perwira Mulia 2

EVALUASI KEHILANGAN AIR (WATER LOSSES) PDAM TIRTANADI PADANGSIDIMPUAN DI KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN NIKMAD ARSAD SIREGAR

PENURUNAN AIR TAK BEREKENING (Non Revenue Water) Ir. BUDI SUTJAHJO MT Anggota BPP SPAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara)

KAJIAN KEHILANGAN AIR PADA WILAYAH PELAYANAN PDAM (TIRTA NAULI) SIBOLGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEHILANGAN AIR FISIK PDAM TIRTANADI SUNGGAL PADA WILAYAH PELAYANAN KOMPLEKS GRAHA SUNGGAL EGIA PUTRI KARINA SEMBIRING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan air bersih atau air PDAM sering di sebut sebagai Non-Revenue-Water

meter, kesalahan pencatatan angka meter, pemakaian yang tidak tercatat misalnya untuk pengurasan dan pemadam kebakaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Metodologi Penelitian

Renaldy Immanuel¹ dan Ivan Indrawan² ABSTRAK

Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan

Deteksi Letak Kebocoran Pipa Berdasarkan Analisis Debit Air Menggunakan Teknologi Sensor Flowmeter Berbasis TCP/IP

PENGELOLAAN SISTEM PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PDAM DUA SUDARA KOTA BITUNG UNTUK MELANJUTKAN PELAYANAN

EVALUASI KINERJA TEKNIS PDAM TIRTA KEPRI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

Studi Kehandalan Meter Air Reliability Study of Water Meter

ANALISA PERHITUNGAN DEBIT DAN KEHILANGAN TINGGI TEKANAN (HEAD LOSS) PADA SISTEM JARINGAN PIPA DAERAH LAYANAN PDAM TIRTANADI CABANG SUNGGAL

Rekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air

STUDI PROSPEK PENINGKATAN PENDAPATAN PDAM DENGAN OPTIMALISASI AIR TERJUAL PADA PELANGGAN KELOMPOK RUMAH TANGGA (Studi Kasus : PDAM Kota Cianjur)

Perencanaan pengembangan SPAM

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kinerja yang baik. Pengelolaan kinerja karyawan yang baik akan

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PREDIKSI KUANTITAS AIR BERSIH PDAM TIRTA LAWU UNIT KECAMATAN KARANGANYAR PADA TAHUN 2026 TUGAS AKHIR

MONITORING TERHADAP KOMPONEN SAMBUNGAN RUMAH SEBAGAI SATU UPAYA PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR DI PDAM KOTA MALANG

ANALISA JARINGAN DISTRIBUSI AIR PDAM GIRI TIRTA SARI (STUDI KASUS PERUMAHAN GRIYA BULUSULUR PERMAI WONOGIRI)

OLEH: Loufzarahma Tritama Nazar NRP DOSEN PEMBIMBING: Ir. Eddy Setiadi Soedjono, Dipl.SE.,M.Sc., Ph.D

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

ANALISIS KEHILANGAN AIR PADA PIPA JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO

Kata kunci: Pengembangan sistem distribusi, prediksi kebutuhan, efisiensi

PENGARUH PENAMBAHAN DEBIT KEBUTUHAN PADA ZONA PELAYANAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA MEULABOH

BAB I PENDAHULUAN. dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan

ANALISA SISTEM PEMIPAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN DAN KEBUTUHANNYA PADA TAHUN 2064 ABSTRAK

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Disamping kebutuhan manusia untuk mengonsumsi air sehari hari, air juga

Kata kunci: Evaluasi, Sistem Distribusi Air Bersih, Penurunan Tingkat Kehilangan Air

PENYUSUNAN NERACA AIR SEBAGAI FUNGSI KONTROL LAJU KEHILANGAN AIR PDAM (STUDI KASUS PDAM KOTA SEMARANG)

PREDIKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH UNTUK LIMA BELAS TAHUN YANG AKAN DATANG DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

ANALISIS SISTEM JARINGAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU KECAMATAN BUNGA RAYA KABUPATEN SIAK Zara Suriza 1), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2)

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA BANGKA

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

BAB I PENDAHULUAN. sama untuk rnemproduksi dan merebut pasar di masyarakat.

KAJIAN KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT KOTA LUBUK BASUNG DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN AIR BERSIH

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT

BAB I PENDAHULUAN. seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut

Analisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 937 TAHUN 2009 TENTANG

EVALUASI SISTEM MANAJEMEN RESERVOIR PDAM TIRTAULI DI KELURUHAN TONG MARIMBUN KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN KOTA PEMATANGSIANTAR

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG ABSTRAK

STUDI KEHILANGAN AIR PADA JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRICT METER AREA DI KAWASAN SEPAKAT KALIDONI PALEMBANG LAPORAN AKHIR

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN STABILITAS PIPA PDAM TIRTANADI SUNGGAL PADA KELURAHAN SUNGGAL KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Kata Kunci : IPA Penet, Daerah Layanan, Jaringan Distribusi Utama, Suplesi dan software WaterNet

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai

ANALISA PERHITUNGAN DEBIT DAN KEHILANGAN TINGGI TEKANAN (HEAD LOSS) PADA SISTEM JARINGAN PIPA DAERAH LAYANAN PDAM TIRTANADI CABANG SUNGGAL TUGAS AKHIR

PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM TIRTA DHARMA KOTA MALANG CONTROL OF WATER LOSS DISTRIBUTION NETWORK

Studi Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa Purwosari Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal Jawa Tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Yogi S, dan M. Ikhsan. Standar Pelayanan Publik di Daerah

BAB I PENDAHULUAN. keharusan dan menyangkut hajat hidup orang banyak, maka. diperlukan suatu badan atau organisasi yang professional yang dapat

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan suatu kebutuhan vital bagi setiap orang. Arti penting air

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. salah satu peusahaan BUMD yang bergerak di bidang pelayanan air bersih.

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG

Winardi Dwi Nugraha 1

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Untuk mengetahui volume air

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tidak merata berpengaruh terhadap mekanisme pemerintahan negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Evaluasi Pajak Pengambilan dan Pemanfataan Air Permukaan

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

EVALUASI KEBUTUHAN AIR BERSIH TAHUN 2026 DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TUGAS AKHIR

Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN RESERVOIR PDAM TIRTANADI CABANG PADANGSIDIMPUAN

Data dan Pembahasan. Tabel V.1 Perbandingan Nilai Kehilangan Air PDAM Kota Bandung Tahun 2004, 2005 dan 2006

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

BAB III. METODE PENELITIAN

ANALISA FISIS PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SIAK PEKANBARU. Imam W Sinaga*, Riad Syech, Usman Malik

PENGUJIAN PROPERTIS KAYU KELAPA DENGAN KONDISI KADAR AIR YANG BERBEDA-BEDA

EVALUASI PENGALIRAN AIR PADA JARINGAN PIPA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KOTA MENGWI KABUPATEN BADUNG

ANALISIS DAN PERENCANAAN PAH SEBAGAI SUMBER AIR BAKU ALTERNATIF (Studi Kasus: Perumahan Nilagraha Pabelan Surakarta)

ANALISA KINERJA DAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PDAM KOTA UNGARAN KABUPATEN SEMARANG. Bambang Setiabudi *), Suharyanto **), Syafrudin ***).

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Transkripsi:

EVALUASI KEHILANGAN AIR (WATER LOSSES) PDAM TIRTANADI PADANGSIDIMPUAN DI KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN Nikmad Arsad Siregar, Ahmad Perwira Mulia 2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. Kampus USU Medan Email: arsadballers@yahoo.co.id 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. Kampus USU Medan Email: a.perwira@usu.ac.id ABSTRAK Kebutuhan air bersih masyarakat semakin hari semakin meningkat sedangkan kapasitas produksi sumber air bersih cenderung relatif menurun maka hal yang relevan untuk dilakukan adalah meminimalkan tingkat kehilangan air dengan program pengendalian non revenued water (NRW). NRW dapat didefinisikan sebagai air yang dapat diukur dan diketahui besarnya namun tidak dapat direkeningkan atau tidak dapat menjadi penghasilan, tetapi dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya NRW adalah metode infrastructure leakage index (ILI). Tingkat kehilangan air dihitung persentasenya berdasarkan selisih antara jumlah air yang didistribusikan (m 3 ) dengan jumlah air yang tercatat dalam rekening, sedangkan neraca air dihitung berdasarkan jumlah debit air yang masuk, konsumsi bermeter berekening, ketidakakuratan meter pelanggan, kehilangan air dan kehilangan fisik. Dari dua besaran di atas nilai ILI dihitung dengan menggunakan Tabel Matriks Target yang disusun oleh badan regulator pelayanan air minum DKI Jakarta. Hasil analisa menunjukkan bahwa tingkat kehilangan air di PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan sebesar 27.56 atau sebesar 2%,- /tahun dengan kerugian dalam rupiah sebesar Rp 26.494.704,- /tahun. Nilai ILI,2 dengan tekanan rata-rata,97 atm termasuk dalam golongan B. Nilai tersebut berdasarkan Tabel Matriks Target berada pada range 4-8 yang berarti terjadi nilai kebocoran 00-200 l/sambungan/hari. Kata kunci : kehilangan, air, Non Revenued Water. ABSTRACT The need for clean water is increasingly rising while production capacity of clean water sources tend to be relatively decreased then the relevant things to do is to minimize the rate of water loss control program Non Revenued Water (NRW). NRW can be defined as water that can be measured and a known amount of be accounted but can not or may not be income, but it can be justified. The one of the methodologies that can be used to determine the amount (NRW) is a method of infrastructure leakage index (ILI). Rate of water loss percentages are calculated based on the difference between the amount of water distributed (m 3 ) of water with the amount recorded in the accounts, while the water balance is calculated based on the amount of incoming water flow, consumption meter-revenue, customer meter inaccuracies, water loss and physical loss. Both of two magnitudes in the ILI value is calculated by using Table Matrix Target. The analysis shows that the rate of water loss in Tirtanadi Padangsidimpuan of 27.56 m3/year or 2% per year with losses in the rupiah at Rp 26.494.704, - / year. ILI value of,2 with an average pressure of,97 atm is included in group B. The values are based on a matrix table in the range 4-8 which means there is a leak then obtained values of 00-200 l / connection / day. Keywords: loss, water, Non Revenued Water.

PENDAHULUAN Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan alam. Salah satu sumber daya alam yang sering dimanfaatkan manusia adalah air. Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat maka manusia membutuhkan air dalam kuantitas dan kualitas yang meningkat pula dalam menopang kehidupannya. Kota Padangsidimpuan yang mempunyai penduduk sebanyak 93.322 jiwa, Hanya sekitar 2.07 pelanggan. Aktivitas PDAM mulai dari mengumpulkan, sampai mendistribusikan air ke setiap pelanggan secara berkesinambungan (BPS Kota Padangsidimpuan 202). Kehilangan air dapat dilihat dari dua sisi: dari sisi kehilangan itu sendiri dan dari sisi jika tidak kehilangan. Pemahaman dua dimensi ini memberikan kita gambaran bahwa kehilangan air merupakan wanprestasi dari suatu proses pelayanan air secara keseluruhan. Ini penilaian dari sisi kehilangan air. Sementara dari sisi jika tidak kehilangan memberikan nilai bahwa ada hak publik yang diambil yang seharusnya ada (DPU 2009:II/22). Agar pelayanan air PDAM ke masyarakat tidak terganggu dan dapat mencapai standart pelayanan maka harus memperhatikan aspek-aspek yang sangat berpengaruh yaitu kualitas, kontinuitas, dan kuantitas (K3). Untuk itu pengelola air minum di Indonesia mulai mencari suatu metodologi yang tepat digunakan untuk indikasi kehilangan air (Joko, 200). Dalam penerapannya sesuai sistem dan prosedur yang ada, penulis berharap selama penulisan tugas akhir ini dapat menyerap ilmu pengetahuan baik itu dari PDAM maupun dari seluruh Dosen yang akhirnya pada saatnya dapat untuk diterapkan di PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan sehingga beberapa permasalahan yang kerap timbul tentang kehilangan air dapat teratasi dengan baik sesuai yang diharapkan untuk lebih meningkatkan pendapatan Perusahaan. Pengukuran tekanan dengan menggunakan Manometer. Dimana, manometer diletakkan pada awal, pertengahan dan ujung pipa distribusi untuk setiap jam selama 24 jam. Kemudian dari hasil survei ini akan diambil tekanan rata-rata agar dapat mengetahui tingkat kebocoran yang terjadi sesuai dengan Tabel Matriks Target. Debit di dapatkan dari Jumlah air yang didistribusikan sesuai dengan pembacaan pada meter induk. Akurasi water meter dilakukan dengan mengakurasi seluruh water meter pelanggan di Jln Melati Padangsidimpuan Selatan yaitu sebanyak 68 sambungan rumah tangga, penghitungan water meter dengan menggunakan gelas ukur yaitu pertama yang harus kita sediakan yaitu gelas ukur 000 ml. keran air pada rumah tangga dan meteran pelanggan, selanjutnya kita mengisi air keran ke dalam gelas ukur sampai penuh dan apabila angka yang ditunjukan pada meter pelanggan kurang dari 000 ml sedangkan jumlah air yang dikeluarkan dalam gelas ukur 000 ml, maka PDAM mengalami kerugian. kita dapat menghitung persen/besarnya kehilangan air, dihitung berdasarkan rumus (Tornton, 2008): D K H x 00 % () D di mana H = kehilangan(%), D = jumlah air yang didistribusikan (m3), K = jumlah air yang tercatat dalam rekening tagihan (m3). NRW dapat didefinisikan sebagai air yang hilang dapat diukur dan diketahui besarnya namun tidak dapat direkeningkan atau tidak dapat menjadi penghasilan, tetapi dapat dipertanggung jawabkan (Yayasan Pendidikan Tirta Dharma (YPTD),2006). menghitung NRW dengan menggunakan ILI yaitu : ILI = CAPL/MAAPL (2) di mana ILI = Infrastructure Leakage Index, CAPL = (Current Annual Physical Losses), MAAPL = (Minimum Achhievable Annual Physical Losses) Menghitung MAAPL dengan menggunakan rumus empiris standar : MAAPL (L/hari) = (8 x LM + 0.8 x NC + 25 x LP) x P (3)

di mana MAAPL = (Minimum Achhievable Annual Physical Losses), LM = Panjang pipa induk (km), NC = Jumlah sambungan rumah, LP = Panjang pipa dinas dari batas persil ke meter pelanggan dikalikan dengan jumlah SR (km), P = Tekanan rata-rata (m) METODOLOGI PENELITIAN Gambar Menjelaskan secara skematik lingkup dan tahapan penelitan Metodelogi penelitian di jelaskan sebagai berikut: Gambar. Metodologi penelitian PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Pola pemakaian air dicari dengan mengukur debit yang masuk kedaerah pelayanan untuk setiap jam selama 24 jam dengan menggunakan alat ukur yang dinamakan meter induk yang dipasang pada pipa distribusi yang ditempatkan sebelum masuk daerah pelayanan dapat di lihat pada Tabel. Tabel Data pola pemakaian air Padangsidimpuan No Jam Stand Meter.00 432,2 Pemakaian m 3 /jam Debit Rata- Rata m 3 /jam.00-2.00 443,9,7 2,796

No Jam Stand Meter Pemakaian m 3 /jam Debit Rata- Rata m 3 /jam 2 2.00-3.00 456,8 2,9 2,796 3 3.00-4.00 468,2,4 2,796 4 4.00-5.00 479,3, 2,796 5 5.00-6.00 49,8 2,5 2,796 6 6.00-7.00 4204,7 2,9 2,796 7 7.00-8.00 427,8 3, 2,796 8 8.00-9.00 4232,5 4,7 2,796 9 9.00-20.00 4246,8 4,3 2,796 0 20.00-2.00 4259,6 2,8 2,796 2.00-22.00 427,,5 2,796 2 22.00-23.00 4282,7,6 2,796 3 23.00-24.00 4293, 0,4 2,796 4 00.00-0.00 4304,,0 2,796 5 0.00-02.00 435,9,8 2,796 6 02.00-03.00 4326,5 0,6 2,796 7 03.00-04.00 4336,7 0,2 2,796 8 04.00-05.00 4348,8 2, 2,796 9 05.00-06.00 436,7 2,9 2,796 20 06.00-07.00 4375,3 3,6 2,796 2 07.00-08.00 4380,2 4,9 2,796 22 08.00-09.00 4394 3,8 2,796 23 09.00-0.00 4406,5 2,5 2,796 24 0.00-.00 448,3,8 2,796 Adapun contoh perhitungannya: Perhitungan pemakaian air dalam jam dengan perbandingan pembacaan water meter : = = 443,9 m 3 /jam 432,2m 3 /jam =,7 m 3 /jam Perhitungan Q rata-rata: 307 Q = 2,79 m 3 /jam

Pengukuran tekanan dengan menggunakan Manometer setiap jam selama 24 jam dapat dilihat dari Tabel 2. Tabel 2 Data tekanan pada PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan Jam Tekanan di Awal (atm) Tekanan di Tengah (atm) Tekanan di Ujung (atm).00 2.00 2.7.3,40 2.00 3.00 2.6.2 0,30 3.00 4.00 2.6.2 0,25 4.00 5.00 2.6.2 0,5 5.00 6.00 2.9 2.2 0,5 6.00 7.00 2.2 2.2.25 7.00 8.00 3.6 2.4 0,40 8.00 9.00 3.4 2.5 0.25 9.00 20.00 3.7 3.0 0.5 20.00 2.00 3.7 3.3 0,25 2.00 22.00 3.7 3. 0.52 22.00 23.00 3.75 3.,22 23.00 24.00 4.2 3.3.80 00.00 0.00 4.2 3.2.8 0.00 02.00 4.2 3.2 2.0 02.00 03.00 4.0 3.0 0.8 03.00 04.00 3.7 2.8 0.75 04.00 05.00 2.9 2.3 0.80 05.00 06.00.9.7 0.5 06.00 07.00 2.3 2.0 0.20 07.00 08.00 2.7 2.3 0.0 08.00 09.00 3.0 2.4 0.4 09.00 0.00 3.6 2.9 0.7 0.00 -.00 3. 2.4 0.7 Jumlah 77,25 49, 6.49 Rata-rata 3,2 2,04 0.68 Total rata-rata.97 Jumlah air yang didistribusikan sesuai dengan pembacaan pada meter induk yang dilakukan setiap bulannya dapat dilihat di Tabel 3. Bulan Januari Februari Maret April Mei Tabel 3 Debit air yang PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan Selatan Stand Awal (m 3 /bulan) Stand Akhir (m 3 /bulan) 4.77 4.76 Pemakaian (m 3 /bulan) 7.072 4.76 3.700 6.88 3.700 3.873 8.290 3.873 3.899 8.079 3.899 4.47 8.733

Juni 4.47 4.935 2.493 Juli 4.935 4.975 22.968 Agustus 4.975 4.876 2.60 September 4.876 3.973 20.529 Oktober 3.873 3.730 6.072 November 3.730 3.973 7.98 Desember 3.973 4.836 9.390 TOTAL Rata Rata 228.972 9.08 m 3 /bulan Data akurasi meter di Jln Melati Padangsidimpuan Selatan dapat dilihat pada Tabel 4. No Tabel 4 Data akurasi meter Padangsidimpuan Selatan No sambungan Meter pelanggan (liter Gelas ukur Selisih (liter).4.0302.00 0 2.4.0302.002 0 3.4.0302.003 0 (liter) 4.4.0302.004 0,95 0.05 5.4.0302.005 0 6.4.0302.006 0 7.4.0302.007 0 8.4.0302.008 0 9.4.0302.009 0,95 0,05 0.4.0302.00 0,95 0,05.4.0302.0 0 2.4.0302.02 0 3.4.0302.03 0 4.4.0302.04 0 5.4.0302.05 0,8 0,2 6.4.0302.06 0 7.4.0302.07 0 8.4.0302.08 0 9.4.0302.09 0

No No sambungan Meter pelanggan (liter Gelas ukur Selisih (liter) 20.4.0302.020 0 2.4.0302.02 0 (liter) 22.4.0302.022 0,95 0,05 23.4.0302.023 0,9 0, 24.4.0302.024 0 25.4.0302.025 0 26.4.0302.026 0 27.4.0302.027 0 28.4.0302.028 0,77 0,77 0,23 29.4.0302.029 0 9.4.0302.09 0,95 0,05 92.4.0302.092 0,87 0,3 93.4.0302.093 0,8 0,2 94.4.0302.094 0 95.4.0302.095 0 96.4.0302.096 0 97.4.0302.097 0.9 0. 98.4.0302.098 0.9 0. 99.4.0302.099 0.98 0.02 00.4.0302.00 0 0.4.0302.0 0 02.4.0302.02 0 03.4.0302.03 0 04.4.0302.04 0.9 0. 05.4.0302.05 0.85 0.5 06.4.0302.06 0 07.4.0302.07 0 08.4.0302.08 0.9 0. 09.4.0302.09 0.8 0.2 0.4.0302.0 0.4.0302. 0 2.4.0302.2 0

No No sambungan Meter pelanggan (liter Gelas ukur Selisih (liter) (liter) 3.4.0302.3 0.9 0. 4.4.0302.4 0.9 0. 5.4.0302.5 0 6.4.0302.6 0.98 0.02 7.4.0302.7 0.95 0.05 8.4.0302.8 0 9.4.0302.9 0 20.4.0302.20 0 2.4.0302.2 0.95 0.05 22.4.0302.22 0 23.4.0302.23 0 24.4.0302.24 0 25.4.0302.25 0 58.4.0302.58 0 59.4.0302.59 0 60.4.0302.60 0 6.4.0302.6 0 62.4.0302.62 0 63.4.0302.63 0.80 0.20 64.4.0302.64 0 65.4.0302.65 0 66.4.0302.66 0 67.4.0302.67 0 68.4.0302.68 0 Ƹ = 6,4 Data distribusi air di Padangsidimpuan dapat di lihat dari Tabel 5. Jumlah air yang didistribusikan (m 3 /bln) Tabel 5 Data distribusi air Jumlah air yang tercatat dalam rekening tagihan (m 3 /bln) 9.08 6.788

Dengan mengacu pada Table diatas, kita dapat menghitung persen/besarnya kehilangan air, dihitung berdasarkan rumus: x 00 % Diketahui : D = 9.08 m 3 /bln x 2 bln = 228.972 K = 6.788 m 3 /bln x 2 bln = 20.456 Maka,H = 228.972 23.456 x 00% = 2 % 228.972 Kebocoran dalam m 3 = 2 % x 228.972 m 3 = 27.476 = 2.289m3/bulan = 76,3 m 3 /hari Menghitung nilai persen kehilangan air dari meter pelanggan = = = 3,65 % Debit rata-rata yang masuk sebesar 9.08 m 3. Dari persen kehilangan air di meter pelanggan dan jumlah debit yang masuk, maka didapat kehilangan dari meter air sebesar: Debit rata-rata per bulan= 3,65% x 9.08 m 3 /bln = 696,4 m 3 /bln = 8.356 Perhitungan kehilangan air dalam rupiah total harga air yang terjual adalah = Rp 8.44.728 m 3 /bulan Dimana diketahui total air yang terjual adalah 5.938 m 3 /bulan Diketahui : Tarif = Rp 8.44.728 m 3 /bulan = Rp 220.976.736,- Air Terjual = 6.788 m 3 /bln = 20.456 Kebocoran = 2 % x 20.456 m 3 = 24.74 Didapat harga tarif rata-rata : Maka, total kehilangan air dalam rupiah adalah : Kehilangan air dalam rupiah = 24.74 x Rp.096,-/m 3 = Rp 26.494.704,- = Rp 2.207.892,- m 3 /bulan = Rp 73.596,- m 3 /hari Perhitungan neraca air - Debit yang masuk Januari Desember = 9.08 m 3 /bulan = 228.972 - Konsumsi bermeter berekening = 6.788 m 3 /bulan = 20.456 - Ketidak akuratan meter pelanggan = 696,4 m 3 /bulan = 8.356 - Kehilangan Air = debit yang masuk konsumsi resmi = 228.972 20.456 = 27.56 - Kehilangan fisik = kehilangan air kehilangan non teknis = 27.56 8.356 = 9.60

Penghitungan neraca air dapat di lihat pada tabel 6. Tabel 6 Perhitungan Neraca Air Konsumsi Resmi Berekening (4) = 20.456 Konsumsi Bermeter Berekening (8) = 20.456 Konsumsi Tak Bermeter Berekening (9) = estimasi meter pelanggan rusak Air Berekening (ABR) (7) = 20.456 Volume Suplai Input ke dalam Sistem () 228.972 Konsumsi Resmi (2) = 20.456 Kehilangan Air (3) = 27.56 Konsumsi Resmi Tak Berekening (5) Kehilangan non Teknis / Komersial (6) = 8.356 Konsumsi Bermeter Tak Berekening (0) = pemakaian pada instansi tertentu Konsumsi Tak Bermeter Tak Berekening () = penggunaan air oleh pemadam kebakaran dan pencucian pipa Konsumsi Tak Resmi (2) = pemakaian illegal Ketidakakuratan Meter Pelanggan dan Kesalahan Penanganan Data (3) = 8.356 Kebocoran pada Pipa Transmisi dan Pipa Induk 0.804 (4) Air Tak Berekening (NRW) (8) = 27.56 Kehilangan Fisik / Teknis (7) = 9.60 Kebocoran dan Limpahan pada Tanki Reservoar (5) Kebocoran pada Pipa Dinas hingga Meter Pelanggan (6) 9.60 m3/tahun x 0 % =.96

NEGARA BERKEM BANG NEGARA MAJU menghitung NRW dengan menggunakan ILI : Panjang pipa induk (LM) = 3.772 m Jumlah sambungan rumah(nc) Tekanan rata-rata (P) =,97 atm = 3,772 km = 68 SR = 9,7 m Panjang rata-rata pipa dinas (LP) = 8 m = 0,008 km CAPL (l/tahun) = Kehilangan fisik saat ini = 9.60 m3/tahun = 9.60.000 l/tahun Dengan nilai LP = 0,008 x 68 SR =.344 km, maka : MAAPL (l/hari) = (8 x LM + 0,8 x NC + 25 x LP) x P ILI = CAPL / MAAPL = [(8 x 3,772) + (0,8 x 68) + (25 x.344)] x 9,7 = 4.647,52 l/hari = 39.44,536 l/bulan =.696.20,88 l/tahun = 9.60.000 /.696.20,88 =,2 Untuk Matriks Target dapat di lihat pada Tabel 7. KATEGORI KINERJA TEKNIK ILI Tabel 7 Matriks Target KEBOCORAN (ltr/sambungan/hari) SISTEM DENGAN TEKANAN : 0m 20m 30m 40m 50m A -2 < 50 < 75 < 00 < 25 B 2 4 50 00 75-50 00 200 25 250 C 4 8 00-200 50-300 200 400 250-500 D > 8 > 200 > 300 > 400 > 500 A 2 4 < 50 <00 < 50 < 200 < 250 B 4 8 50 00 00 200 50-300 200 400 250 500 C 8 6 00-200 200 400 300-600 400 800 500 000 D > 6 > 200 > 400 > 600 > 800 > 000 KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil tinjauan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka disimpulkan sebagai berikut : Berdasarkan data lapangan yang diperoleh dari Jln Melati Padangsidimpuan Selatan, dengan membandingkan debit yang masuk ke sistem selama enam bulan dengan Daftar Rekening Ditagih (DRD) di dapat nilai NRW (Non-Revenue-Water) sebesar 27.56 m3/tahun atau sebesar 2% per tahun. 2..Dengan kehilangan air sebesar 2 % per tahunnya, maka pihak PDAM Tirtauli mengalami kerugian sebesar Rp 26.494.704,- = Rp 2.207.892,- m 3 /bulan = Rp 73.596,- m 3 /hari 3. Dilihat dari neraca air sebelum program pengendalian NRW, nilai Infrastructure Leakage Index (ILI) di dapat,2 dan tekanan,97 atm termasuk dalam golongan B dan nilai tersebut berada pada range 4 8 maka didapat nilai kebocoran 00-200 l/sambungan/hari.

4. Neraca air sebelum program pengendalian NRW menunjukkan bahwa kebocoran yang terbesar adalah kebocoran pada pipa distribusi yaitu sebesar 0.804 m3/tahun dan kebocoran pada pipa dinas hingga ke meter pelanggan sebesar 9.60 sehingga total kebocoran fisik adalah 27.56. 5. Penyebab terjadinya kehilangan air berdasarkan peninjauan di lapangan yaitu pada jaringan distribusi dan meter pelanggan yang tidak akurat sebanyak 57 meter pelanggan dari 68 meter pelanggan yang diakurasi. Saran. PDAM seharusnya mengevaluasi dan memeriksa jumlah tagihan air per bulan yang terlalu kecil (dibawah 0 m3/bulan) untuk mengevaluasi kemungkinan adanya sambungan liar (illegal connection). 2. Untuk mengatasi kecurigaan atau kecurangan dari pihak pembaca meter seharusnya dibuat sistem rolling atau setiap bulan bergantian bagi si pembaca meter tersebut. 3. PDAM perlu membentuk tim yang aktif mencari titik-titik kebocoran, 4. Petugas harus cepat tanggap dengan laporan pipa bocor yang dilaporkan oleh pelanggan dengan mempercepat pelaksanaan perbaikan. 5. PDAM sudah dapat melakukan penggantian meter pelanggan yang telah rusak agar pembacaan meter pelanggan dapat lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA Anwar, S. 2009. Pengelolaan Sumber Daya Air. Mediatama Saptakarya. Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 2009. Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Unit Distribusi, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2005. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Prasarana Air Minum Sederhana, Jakarta. Dharmasetawan, M. 2004. Sistem Perpipaan Distribusi Air Minum. Ekamitra Engineering, Jakarta.. Joko, T. 200. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Graha Ilmu, Yogjakarta. Kementerian Pekerjaan Umum. 2009. Pedoman Penurunan Air Tak Berekening (ATR), Jakarta. Soemitro, H.W. 996. Mekanika Fluida dan Hidraulika Edisi Kedua (Si Metrik). Erlangga. Jakarta. Suyatman, Sugiharto, K., dan Rosalina, N.. 985. Hidrolika Saluran Terbuka. Erlangga. Jakarta. Tachyan, E. P. dan Pangaribuan, Y.P. 2009. Hidrolika Teknik Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta. Triatmadja, R. 2009. Hidraulika Sistem Jaringan Perpipaan Air Minum. Beta Offset Yogyakarta. Yogyakarta. Triatmodjo, B. 993. Hidraulika II. Erlangga. Jakarta. Tornton dkk. 2008. Penurunan Kehilangan Air, Semarang. Yayasan Pendidikan Tirta Dharma. 2003. Modul Pelatihan Konstruksi, Operasi, Pemeliharaan Jaringan Distribusi Skala Kecil, Magelang. Yayasan Pendidikan Tirta Dharma. 2006. Modul D.32 Kehilangan Air Fisik, Magelang.