LAPORAN KERJA PRAKTEK BAB III LANDASAN TORI. kedua manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

Kesimpulan dan Saran BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB II LANDASAN TEORI

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY ,2) ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh. Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT X

Mempelajari Manajemen Pemeliharaan Mesin Filling Betadine Pada PT Mahakam Beta Farma. Disusun Oleh : Fazri Akbar ( )

1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melancaran suatu proses produksi, perusahaan perlu melakukan

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

Cindy Puspita Sari / 4ID01

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Nama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

LAPORAN KERJA PRAKTEK BAB I PENDAHULUAN. hasil produksi semaksimal mungkin dengan segala peralatan yang ada pada perusahaan

PREVENTIVE MAINTENANCE

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB 3 LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

Analisis Produktivitas Perawatan Mesin dengan Metode TPM (Total Productive Maintenance) Pada Mesin Mixing Section

Trainer Agri Group Tier-2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan yang terjadi di pasar menjadi semakin ketat, terlebih lagi pada

3. BAB III LANDASAN TEORI

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

BAB II LANDASAN TEORI

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Kebijakan Perawatan. Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB III JENIS JENIS PERAWATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA KEGIATAN PERAWATAN MESIN INJECTION MOLD MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) PADA PT ICHIKOH INDONESIA

Universitas Widyatama

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

Pembagian Tugas & Tanggung Jawab. Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TORI 3.1 Pengertian Manajemen Produksi Pengertian manajemen produksi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu pertama manajemen sebagai suatu proses kedua manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dan ketiga manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu. Pengertian manajemen produksi menurut Sofjan Assauri (2004:17) adalah proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi 3.2 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam perusahaan yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti halnya produksi. Hal ini karena apabila kita mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya kita selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Dalam usaha untuk terus dapat menggunakan peralatan atau fasilitas tersebut agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pengecekan, meminyaki, dan perbaikan atas kerusakan-kerusakan yang ada. Andri handriyansah 24

Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat dalam suatu perusahaan kurang diperhatikannya bidang pemeliharaan atau maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan yang penting dari kegiatan baru diingat setelah mesin-mesin yang dimiliki rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan pemeliharaan harus dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi kemacetan-kemacetan yang disebabkan oleh mesin atau fasilitas produksi. Setelah kita membicarakan mengenai peranan pemeliharaan, maka perlulah kita ketahui apa yang dimaksud dengan pemeliharaan tersebut. Menurut Sofjan Assauri (2004:124) pengertian pemeliharaan atau maintenance adalah : Sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dari definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemeliharaan tersebut meliputi kegiatan untuk memelihara, merawat dan memperbaiki kerusakan pada peralatan sebagai salah satu cara untuk meminimalisasi biaya operasi dan produksi Jadi dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka peralatan pabrik dapat dipergunakan untuk produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mengalami kerusakan selama peralatan tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. Sehingga dapatlah diharapkan proses produksi dapat berjalan lancar dan terjamin, karena kemungkinan-kemungkinan kemacetan disebabkan tidak baiknya beberapa peralatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Fungsi dari pemeliharaan menurut Sopjan Assauri (2004:127) mempunyai tujuan, sebagai berikut : Andri handriyansah 25

1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi 2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu 3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai investasi tersebut. 4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya. 5. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah. 3.3 Jenis-jenis Pemeliharaan Menurut Sopjan Assauri (2004:128) jenis dari sistem pemeliharaan dibagi menjadi : 1. Pemeliharaan tidak terencana : Disebut Break Down Maintenance, yaitu menunggu sampai terjadi kerusakan baru dilakukan pemeliharaan atau perbaikan. 2. Pemeliharaan Terencana : Dikenal dengan Preventive Maintenance serta Corrective Maintenance yang mengacu pada jadwal atau waktu secara periodik yang ketat dan Predictive Maintenance yaitu kegiatan pemeliharaan yang mengacu pada kondisi dari peralatan yang ada. Andri handriyansah 26

3. Productive Maintenance Seluruh kegiatan yang terencana ini dituangkan dalam suatu program pemeliharaan yang lebih luas dan mulai memasuki aspek-aspek lini dibagian-bagian produksi dan operasi. 4. Total Productive Maintenance Dengan adanya kata total maka lebih dikembangkan lagi mencakup seluruh aspek perusahaan dengan : a. Total dalam partisipasi b. Total dalam effektivitas c. Total dalam sistem pemeliharaan Pemeliharaan atas peralatan maupun fasilitas produksi pada suatu perusahaan umumnya dilakukan oleh suatu bagian yang khusus yang umumnya dipanggil dengan istilah bagian teknik atau maintenance departement. Kegiatan pemeliharaan di dalam perusahaan pabrik umumnya hanya meliputi pemeliharaan terencana, yaitu sebagai berikut : 1. Preventive Maintenance Menurut Sofjan Assauri (2004:123) yang dimaksud dengan preventive maintenance adalah: Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi Dengan demikian semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat. Sehingga dapatlah dimungkinkan pembuatan suatu rencana dan skedul pemeliharaan dan perawatan Andri handriyansah 27

yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih tepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif didalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan critical unit. Sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk dalam golongan critical unit apabila : a. Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan keselamatan atau kesehatan pekerja. b. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan. c. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas tersebut cukup besar atau mahal. Dalam prakteknya preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas : Routine Maintenance dan Periodic Maintenance Menurut Sofjan Assauri (2004:125) Routine Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari Sebagai contoh dari kegiatan routine maintenance adalah pembersihan fasilitas, pelumasan (lubrication), serta pengecekan isi bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming up) dari mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari. Sedangkan periodic maintenance menurut Sofjan Assauri (2004:126) adalah : Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu minggu sekali, lalu meningkat setiap satu bulan sekali dan akhirnya setiap satu tahun sekali Andri handriyansah 28

2. Corrective Maintenance Pengertian corrective maintenance menurut Sofjan Assauri (2004:126) adalah kegiatan pemeliharaan atau perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga berfungsi dengan baik. Kegiatan corrective maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi. Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannya preventive maintenance ataupun telah dilakukan preventive maintenance tetapi sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas tersebut rusak. 3.4 Kegiatan-Kegiatan Pemeliharaan Menurut Sofjan Assauri (2004:129) ada lima tugas atau kegiatan pemeliharaan yaitu : 3.4.1 Inspeksi (Inspection) Kegiatan inspeksi merupakan kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai rencana serta pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalamai kerusakan dan membuat laporan-laporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut. 3.4.2 Kegiatan Teknik (Engineering) Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli dan kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari bangunan dan peralatan pabrik. Andri handriyansah 29

3.4.3 Kegiatan Produksi (Production) Kegiatan produksi ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan kegiatan service dan perminyakan (lubrication). Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pabrik dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana, dan untuk ini diperlukan usahausaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan. 3.4.4 Kegiatan Administrasi (Clerical Work) Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatanpencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen atau sparepart yang dibutuhkan, progress report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilakukannnya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut dan komponen atau sparepart yang tersedia dibagian pemeliharaan. Jadi dalam kegiatan pencatatan ini termasuk penyusunan planning dan schedulling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus diperiksa, diminyaki dan direparasi. 3.4.5 Pemeliharaan Bangunan (Housekeeping) Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. Jadi kegiatan ini meliputi pembersihan gedung, halaman dan kegiatan pemeliharaan lainnya yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance Andri handriyansah 30

3.4 Mesin dan Peralatan Penemuan mesin dan peralatan mesin adalah sebagian dari peradaban manusia dalam usahanya meningkatkan produktivitas dan memperbanyak produksi baik variasi maupun jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi dengan adanya mesin-mesin sangat membantu manusia dalam melakukan proses produksi suatu barang, sehingga barang-barang dapat dihasilkan dalam jangka waktu yang lebih pendek, jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik. Yang dimaksud dengan mesin menurut Sofjan Assauri ( 2004 : 103) adalah suatu peralatan yang digerakan oleh suatu tenaga atau kekuatan yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian produk-produk tertentu. Didalam peralatan mesin juga ada yang dikenal dengan tools, yaitu setiap instrumen atau perkakas yang kecil sekali yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk. Sebagai contoh dari tools adalah gergaji, palu, test pen, kikir, dan sebagainya. Tools sebenarnya juga merupakan instrumen dari suatu mesin. Menurut Sofjan Assauri (2004:104) mesin dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu : a. Mesin-mesin yang bersifat umum atau serba guna (general purpose machines) Mesin ini merupakan suatu mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis produk atau bagian dari produk. b. Mesin-mesin yang bersifat khusus (Special purpose machines) Mesin jenis ini merupakan mesin yang direncanakan dan dibuat untuk mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama. Andri handriyansah 31

3.5 Pengertian efektifitas mesin Menurut Warjito (2002:2) pengertian efektifitas mesin adalah ukuran nilai tambah yang diberikan oleh alat atau mesin pada saat kegiatan proses produksi Ada dua hal yang dapat memaksimalkan efektifitas mesin yaitu : a. Kuantitatif : meningkatkan ketersediaan alat (availability) dan memperbaiki produktivitas b. Kualitatif : mengurangi jumlah produk cacat, menjaga dan meningkatkan mutu 3.5.1 Mengukur Efektifitas mesin Selanjutnya, menurut Warjito (2002:6) ada tiga hal yang dapat mengukur efektifitas dari mesin yaitu : a. Availability ditingkatkan dengan mengurangi kerugian karena breakdown, setup, dan adjustment b. Performance rate ditingkatkan dengan mengurangi kerugian karena kecepatan rendah, idling dan minor stoppages c. Quality rate ditingkatkan dengan mengurangi cacat produk dan kerugian karena start up. 3.5.2 Kerugian efektifitas mesin Menurut Warjito (2002 : 4) efektifitas mesin selain memberikan keuntungan juga memberikan kerugian pada perusahaan. Kerugian-kerugian yang ditimbulkan dari efektifitas mesin tersebut adalah sebagai berikut : Andri handriyansah 32

a) Shutdown losses, yaitu kerugian waktu karena produksi dihentikan, untuk memberikan waktu untuk melaksanakan pemeliharaan shutdown terencana atau melakukan inspeksi periodik. b) Production Adjusment losses, yaitu kerugian waktu karena penyesuai produksi yang disebabkan oleh berubahnya pasokan dan permintaan produk c) Equipment failure losses, yaitu kerugian waktu saat pabrik berhenti karena tibatiba alat atau mesin rusak d) Process failure losses, yaitu waktu yang hilang ketika pabrik dihentikan karena sebab-sebab diluar kondisi mesin seperti kesalahan operasi, atau perubahan sifat fisik dan kimia bahan yang diolah. e) Normal production losses, yaitu kerugian kapasitas yang terjadi selama produksi normal pada saat starup, cooldown, dan changeover f) Abnormal production losses, yaitu kerugian kapasitas yang terjadi saat pabrik bekerja kurang baik sebagai akibat mal fungsi atau kondisi tidak normal lainnya. g) Quality defect losses, yaitu kerugian waktu untuk memproduksi barang reject, bahan terbuang, kerugian financial karena produk downgrading Reprocessinglosses,yaitukerugianyangterjadikarenaharusmengerjakankembalidirej ectagardapatditerima 3.5 Proses Produksi PT. Ultra prima abadi adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, adapun produk yang dihasilkan adalah produk kesehatan mulut, minuman suplemen, makanan ringan dan plastic. Pada penelitian ini, penulis hanya meneliti di PT. Ultra Prima Abadi yang memproduksi produk kesehatan mulut, yaitu divisi sikat gigi. Andri handriyansah 33

Proses pembuatan sikat gigi tersebut meliputi 3 tahapan proses produksi, yaitu : 1. Injection Bagian Injection terdiri dari 2 proses utama, yaitu Mixing dan Injection (pencetakan handle sikat gigi). Proses Mixing dimulai dengan proses penyiapan bahan yang akan dipakai. Kemudian dilihat apakah bahan tersebut adalah SAN (Styrene Acrylonitrite), yang adalah bahan baku utama untuk pembuatan handle sikat gigi single material. Jika iya, maka bahan tersebut perlu melalui proses pemanasan atau pengeringan terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk menghilangkan segala kandungan air yang mungkin ada di dalam SAN tersebut. Proses pemanasan atau pengeringan dilakukan menggunakan Dryer Hopper dengan suhu ± 65 o - 80 o C selama ± 2 3 jam. Jika bahan yang akan digunakan bukan merupakan SAN, melainkan PP (Polyprophylene) dan Rubber (karet), yang adalah bahan baku utama untuk pembuatan handle sikat gigi double material, maka bahan tidak perlu dipanaskan, melainkan langsung dicampur. Proses mixing bahan dilakukan menggunakan mixer, dimana bahan baku utama (SAN, atau PP dan Rubber) dicampur dengan bahan additive dan pewarna. Bahan pewarna yang digunakan bisa berupa serbuk ataupun granule. Setelah dicampur, bahan langsung digunakan untuk proses yang berikutnya yaitu proses Injection. Bahan dimasukkan ke dalam mesin, dicetak menggunakan mold, dan setelah jadi disortir, apakah produk yang dihasilkan sesuai standar. Jika iya, kemudian produk diperiksa oleh bagian QC. Tetapi jika tidak, produk dianggap BS dan dihancurkan dengan mesin crusher. Setelah hancur kemudian produk yang bentuknya sudah menyerupai bahan kembali (Co-product) digunakan kembali untuk campuran bahan baku proses Injection. Setelah melalui proses QC, jika produk dinyatakan OK maka produk disimpan sebagai WIP Handle, untuk kemudian dilakukan proses selanjutnya. Tetapi jika tidak OK, Andri handriyansah 34

ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan. Yang pertama bisa dilakukan konsesi yaitu produk dianggap masih cukup baik sehingga akhirnya diterima kembali sebagai WIP handle.bisa juga dilakukan retur (dikembalikan) jika produk tersebut adalah hasil dari subkontrak. Alternatif lain adalah melakukan sortir kembali untuk kemudian dipisahkan antara produk yang benar-benar tidak dapat diterima lagi dengan produk yang masih bisa diterima. Pilihan terakhir jika produk benar-benar tidak dapat diterima lagi adalah melakukan proses crusher. 2. Filling - Cutting Bagian Filling Cutting terdiri dari 2 bagian utama, proses Filling yaitu proses pengisian bulu sikat ke dalam lubang sikat pada handle, serta proses Cutting di mana bulu sikat dipotong dan diratakan, kemudian dipoles agar ujungnya berbentuk bulat (rounded), dengan tujuan agar tidak merusak gusi. WIP handle disusun di mesin Filling untuk diisi dengan bulu lalu dilakukan proses QC. Jika OK, maka dilanjutkan dengan proses Cutting. Setelah melalui proses Cutting, kembali dilakukan proses QC. Jika OK, kembali dilanjutkan. Proses selanjutnya adalah sortir yang dilakukan oleh operator Cutting. Jika produk dianggap baik, dilakukan set warna. Jika tidak, maka dilakukan Re-Sortir (sortir ulang). Hasil Re-Sortir yang berupa produk dengan bulu kotor atau penyok diperbaiki dengan pencelupan ke dalam air panas dan pembersihan ulang. Hasil dari Re-Sortir yang dianggap baik kemudian dilakukan set warna. Tetapi jika tidak maka dilakukan proses penggal, dimana kepala sikat dipotong lalu dibuang, sementara gagang sikat di-crusher untuk digunakan kembali sebagai campuran bahan baku. Jika produk dianggap baik maka menjadi WIP Cutting, dan dilanjutkan dengan proses packing. Andri handriyansah 35

3.Sealing Packing Pertama-tama dilakukan proses sealing, dimana produk sikat gigi di-pack secara satuan menggunakan mesin sealing. Setelah itu dilakukan proses QC, diperiksa apakah sealnya cukup kuat, sudah menempel dengan benar, atau produknya sendiri benar-benar bisa dianggap baik. Jika OK, maka dilanjutkan ke proses lusinan, di mana packing-packing satuan dimasukkan dalam MDS (Master Dus Satuan) yang berisi 12 pieces produk. Setelah itu MDS tersebut dimasukkan dalam carton box. Lalu kembali dilakukan proses QC. Jika produk dianggap sudah OK, maka produk tersebut sudah menjadi produk akhir, dan siap untuk dikirimkan ke gudang barang jadi. 3.7. Lubrication / Grease Yang Di Gunakan Dalam pelaksanaan pemeliharaan mesin injection khususnya mengenai pelumasan atau lubrication agar tidak merusak komponen atau bagian bagian mesin, maka dalam pelaksanaan pemeliharaan pelumasan mesin injection menggunakan grease dan oli hidrolik sesuai dengan spesifikasi yang diijinkan pabrik produsen mesin injection tersebut. Ada pun grease dan oli tersebut dapat dilihat dalam table di bawah ini: Mesin Type Grease Oli Hidrolik Jsw 01 J-450-ED AGIP MU EP 1 AGIP OSO 46 Jsw 02 J-450-ED AGIP MU EP 1 AGIP OSO 46 Jsw 03 J-450-E-II AGIP MU EP 0 AGIP OSO 46 Jsw 04 J-450-E-II AGIP MU EP 0 AGIP OSO 46 Engel 05 ES-700H330L250H-2F AGIP MU EP 1 AGIP OSO 68 Jsw 06 J-220-ED AGIP MU EP 1 AGIP OSO 46 Jsw 07 J-220-ED AGIP MU EP 1 AGIP OSO 46 Nissei 08 FS210550ASE AGIP MU EP 1 AGIP OSO 46 Andri handriyansah 36

Nissei 09 FS210550ASE AGIP MU EP 1 AGIP OSO 46 Jsw 10 J-200-SB AGIP MU EP 2 AGIP OSO 68 Jsw 11 J-200-SB AGIP MU EP 2 AGIP OSO 68 Jsw 12 J-200-SB AGIP MU EP 2 AGIP OSO 68 Jsw 13 J-450-E-II AGIP MU EP 0 AGIP OSO 46 3.8. Manajemen Pemeliharaan Di PT Ultra Prima Abadi Pemeliharaan mesin injection di PT Ultra Prima Abadi di bagi menjadi 3 yaitu: 1.Pemeliharan bulanan Pemeliharaan bulan meliputi pembersihan mesin, pelumasan bagian bagian mesin, penggantian hose / selang cooling,dll 2. Pemeliharaan Tahunan Pemeliharaan tahunan dilakukan pada waktu libur bersama, pemeliharaan itu meliputi ; pembersihan seluruh dbagian mesin, pelumasan, dan penggantian selang cooling, dan penggantian oli hidrolik. 3. Over Houl Over houl dilakukan setiap lima tahun sekali, over houl ini meliputi penggantian bushing link toggle, penggantia AS toggle, dan penggantian seal silinder clamping unit. Andri handriyansah 37